Tingkat Aspirasi Karir Siswa di Tinjau dari Jenis Kelamin, Jurusan dan Daerah Tempat Tinggal

Tingkat Aspirasi Karir Sisw Siswa di Tinjau dari Jenis Kelamin, Jurusan dan Daerah ah Tempat Tinggal

Afriyadi Sofyan, A. Muri Yusuf & f & Daharnis Universitas Negeri Padang

Abstract

The career aspirations lev level is one heavily influenced by various factors, such as as sex, major of study and placeof residenc nce. Of course, associated with the service of career guidan idance, need to be obtained a clear picture of of conditions career aspirations of students with a variety iety of factors that can be influenced. This rese research uses a quantitative approach to type descriptive com comparative. The research methods applied in d in the study was ex post facto with a sampling of data retr etrieval, research design using factorial de design 2 x 2 x 2. Data analysis results showed tha that:The level of studentscareer aspirations tions in terms of sex, major ofstudyand placeof residen enceare in high category. There are differe ifference’s between the levels of student career aspiration in in terms of sex, major ofstudy and place o e ofresidence.In general, there is no interaction between een the variables gender, major ofstudy an and place of residence in determining the level of stu f students career aspirations.

Keyword: Careeraspirations, Sex, Sex, Major Of Study, Placeof Residence

Copyright © 2013 IICE - Multika ltikarya Kons (Padang - Indonesia) dan IKI - Ikatan Konselo elor Indonesia - All Rights Reserved Indonesian Institute for Counselin ling and Education (IICE) Multikarya Kons

PENDAHULUAN

Perkembangan individu dim imana salah satu bagian di dalamnya ialah perkembanga gan arah karir menuntut individu untuk dapat mencapai p i perkembangan yang optimal; idealnya individu mesti ma mampu untuk menguasai setiap tugas dan tuntutan yang ada ada dalam tahap perkembangan. Pandia (2007 : 30) mengem emukakan bahwa aspirasi karier merupakan salah satu prose oses dalam perkembangan karir, dalam hal ini remaja harus rus mengambil keputusan akan karier yang hendak ia pilih, d , dan merencanakan jenjang karier yang nantinya akan dita itapaki. Setelah seseorang memiliki orientasi karier, ia akan kan membuat rencana lebih lanjut mengenai kariernya, y , yang berkaitan dengan keinginan untuk berprestasi dan m mencapai posisi tinggi dalam pekerjaan, inilah yang merup upakan aspirasi karier.

Selanjutnya dijabarkan oleh leh Mubarok (2012:50) bahwa aspirasi karir sangat penting g untuk menunjang masa depan/karir siswa, sebab merupa upakan suatu tuntutan dalam kehidupan. Aspirasi karir ir adalah suatu orientasi individu menuju tujuan karir yang ng diinginkan sesuai kondisi atau harapan yang diinginkan. an. Sisi lain, aspirasi karir memberikan informasi tentang kep kepentingan individu dalam upaya mencapai harapannya da dalam berkarir yang tidak terikat dengan suatu keadaan atau tau realitas.

Disisi lain aspirasi karir me mendorong mereka untuk berusaha semaksimal mungkin in dalam mempersiapkan kehidupan karirnya sehingga dap apat sukses dalam kehidupan karir nantinya.Terkait deng ngan remaja dan aspirasi karir, Macbrayne (1987:135) meng engemukakan:

Aspirations of youth have lo e long been of interest to educational researchers and pr practitioners. In exploring educational or occ occupational aspirations, researchers generally examine va variables such as sex, community size, place lace of residence, race, socioeconomic status, effect o t of time (age),

Dapat dipahami, bahwa asp aspirasi pemuda/remaja telah lama menjadi menarik bag agi peneliti dan praktisi pendidikan. Dalam mengeksplor lorasi aspirasi pendidikan atau pekerjaan, para peneliti liti umumnya memeriksa variabel seperti jenis kelamin, uk ukuran komunitas, tempat tinggal, ras, status sosial eko konomi, pengaruh waktu (umur), penentu dan pengaruh pa pada pengembangan aspirasi atau kombinasi dari semuany nya. Sudah tentu kiranya kondisi beberapa variabel di atas tas akan berbeda pada lain tempat, waktu, kondisi, budaya ya dan lainnya, sehingga dengan demikian akan memberika ikan dampak yang berbeda pula bagi setiap kelompok atau tau komunitas dan bahkan bagi individu tertentu.

Nauta, Epperson dan Kahn ( n (dalam Smulders, 2007:10) mendefinisikan aspirasi karir arir sebagai "sejauh mana orang bercita-cita untuk posisi isi kepemimpinan atau lanjutan dalam pilihan pekerjaan an mereka", karena ada perbedaan antara orang yang mem emiliki aspirasi karir di organisasi dengan orang yang me memiliki aspirasi karir di lapangan. Litzky dan Greenhaus ( s (dalam Smulders, 2007:10) memiliki definisi yang hamp mpir sama bahwa aspirasi karir menekankan pada kemajuan an ke tingkat yang lebih tinggi (yaitu tingkat manajemen se senior) dalam organisasi berbeda dengan aspirasi untuk lapa lapangan pekerjaan tertentu.

Selanjutnya, Litzky dan Gree reenhaus (dalam Smulders, 2007:10) menyatakan bahwa k a komponen aspirasi karir adalah komponen sikap dan ko komponen perilaku. Komponen sikap dapat diartikan se sebagai motivasi untuk mencapai tujuan tertentu, sedang ngkan komponen perilaku aspirasi karir terdiri dari renca ncana aktual dan strategi untuk mencapai tujuan yang diingin iinginkan.

Smulders (2007:15) menyim impulkan dari beberapa pendapat ahli (Gottfredson, Litzky ky dan Greenhaus, Nauta, Epperson dan Kahn), terdapat d t dua kandungan dalam aspirasi karir. Pertama, aspiras irasi karir mencakup dua komponen, yaitu komponen sikap ap dan komponen perilaku, di mana komponen sikap mewa wakili ide-ide dan impian (aspirasi karir idealis) dan komp mponen perilaku merupakan tindakan yang diambil untu tuk mewujudkan impian tersebut (aspirasi realistis). Kedua dua, aspirasi karir adalah suatu perkembangan yang terjad jadi pada masing-masing individu yang berbeda-beda yang ang merangsang individu untuk bekerja keras dan berded dedikasi dalam mencapai tujuan tertentu.

Berkenaan dengan faktor ya yang dapat mempengaruhi aspirasi karir, Huang (2009:33 :338) menyatakan bahwa banyak faktor yang ditemukan d dapat mempengaruhi pembentukan dan pengembangan n aspirasi karir.Sebagian besar dipengaruhi oleh latar belaka lakang ekonomi, hubungan anak dan orang tua, gaya orangtu gtua, kecemasan, tekanan atau dorongan dan ukuran keluarg arga hanyalah beberapa dari penentu aspirasi karir. Faktor- tor-faktor lain seperti jenis kelamin, etnis, jenis institusi, lin lingkungan sekolah, bidang studi (jurusan), pekerjaan n orang tua dan tingkat pendidikan, serta harapan orangtu gtua, faktor keluarga, guru, status sosialisasi, sosial ekono nomi, teman sebaya, dan siswa itu sendiri serta biaya dan m n metode pembiayaan juga ditemukan memiliki dampak pa pada aspirasi karir siswa. Selain itu, aspirasi karir ditampilk ilkan untuk mencerminkan pengaruh bias dan diskriminas asi, sikap sosial, harapan budaya dan stereotip berdasarkan j n jenis kelamin, ras dan/atau status sosial-ekonomi.

Berangkat dari beberapa fen fenomena yang terjadi di lapangan serta padangan dari p i para ahli di atas, maka dalam hal ini, peneliti melakuk ukan penelitian yang akan mengungkap tingkat aspiras irasi karir siswa, melihat bagaimana perbedaannya, serta m melihat interaksi dari kombinasi antar variabel jenis kelam min, jurusan serta daerah tempat tinggal dalam menjelaskan an kondisi tingkat aspirasi karir siswa.

METODOLOGI

Penelitian ini menggunakan an pendekatan kuantitatif jenis deskriptif komparatif. M Metode penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini a i adalah ex post facto dengan pengambilan data secarasam sampling, Penelitian akan mendeskripsikan tingkat aspirasi asi karir siswa ditinjau dari jenis kelamin yaitu jenis is kelamin laki-laki dan perempuan, dari jurusan yaitu jur jurusan ilmu pengetahuan alam (IPA) dan jurusan ilmu pen pengetahuan sosial (IPS), dan ditinjau dari tempat tinggal al yaitu di daerah pedesaan (rural) pada Kabupaten Musi usi Rawas dan di daerah perkotaan (urban) Kota Lubukling linggau, siswa kelas XI (sebelas) pada SMAN 1 Megang Sa Sakti dan SMAN 1 Kota Lubuklinggau.

Studi komparatif bertujuan m n membandingkan data yang diperoleh dari kelompok yan yang ada dalam populasi, yakni perbedaan tingkat aspirasi tin i tingkat aspirasi karir siswa ditinjau dari jenis kelamin, juru urusan dan tempat tinggal sebagaimana tersebut diatas.Ranc ncangan penelitian menggunakan desain faktorial 2x2x2, 2, guna mengungkapkan interaksi antar variabel dalam pene enelitian.

Populasi dalam penelitian in ini adalah siswa SMA kelas XI SMAN 1 Megang Sak Sakti dan SMAN 1 kota Lubuklinggau. Jumlah sampel se l sebanyak 245 orang yang dipilih dengan teknik cluster ter random sampling dan dikombinasikan dengan teknik ik propotional sampling. Instrumen yang digunakan an adalah angket yang mengungkapkan tingkat aspirasi k i karir, dimana hasil data yang diperoleh dari responden dio diolah dan dikategorikan ke dalam 5 kriteria kategori yaitu itu sangat tinggi (ST), tinggi (T), sedang (S), rendah (R), d , dan sangat rendah (SR). Data dianalisis dengan menggunak nakan teknik analisis varian (ANAVA).

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Data yang diperoleh disus isusun dalam tabel yang menggambarkan frekuensi atau ban anyaknya data responden dalam kategori yang sudah dit ditentukan, dan selanjutnya digambarkan dalam nilai perse rsentase (%), berikut hasil data yang diperoleh:

Tabel 1. Frekuensi Tingkat A at Aspirasi Karir Siswa Laki-laki (N=82) dan Perempuan uan (N=163)

Dari tabel 1 diatas, terlih terlihat bahwa sebagian besar tingkat aspirasi karir siswa wa laki-laki berada pada kategori tinggi (T), dengan j n jumlah frekuensi 53 siswa atau dapat dipersentasekan kan dengan nilai 64.6%. Selanjutnya disusul pada ka kategori sangat tinggi (ST) dengan jumlah frekuensi si 15 siswa yang dapat dipersentasekan dengan nilai ilai 18.3%. Kemudian sebagian kecil tingkat aspirasi karir rir siswa laki-laki berada pada kategori sedang (S) dan an rendah (R) yang frekuensinya hanya berjumlah 12 d dan 2 siswa atau dapat dipersentasekan dengan nilai 1 i 14.6% dan 2.44% dari seluruh responden siswa laki-laki. i.

Pada siswa perempuan te terlihat bahwa, sebagian besar tingkat aspirasi karir merek reka berada pada kategori tinggi (T) dengan jumlah frek rekuensi 108 siswa atau dapat dipersentasekan dengan nila nilai 66.3%. Selanjutnya disusul pada kategori sangat tin t tinggi (ST) dengan jumlah frekuensi 41 siswa yang dapat d at dipersentasekan dengan nilai 25.2%, pada kategori seda edang (S) frekuensinya berjumlah 14 dengan nilai presentas tase 8.59%. Pada kategori rendah (R) dan sangat rendah ( h (SR) frekuensinya nihil atau bernilai 0 dari seluruh respon onden siswa perempuan.

Tabel 2. Frekuens nsi Tingkat Aspirasi Karir Siswa IPA (N=125) dan IPS S

Dari tabel 2, terlihat bah ahwa pada siswa IPA, sebagian besar tingkat aspirasi kar karir mereka berada pada kategori tinggi (T) dengan jum jumlah frekuensi 82 siswa atau dapat dipersentasekan deng ngan nilai 65.6%, disusul pada kategori sangat tinggi (ST i (ST) dengan jumlah frekuensi 24 siswa yang dapat dipers ersentasekan dengan nilai 19.2%. pada kategori sedang g (S) frekuensinya berjumlah 18 dengan nilai presentase 1 e 14.4%, kategori rendah (R) berjumlah 1 orang siswa a dengan nilai presentase 0.8% serta kategori sangat ren endah (SR) frekuensinya berjumlah nihil atau 0 dari selu eluruh responden siswa IPA.

Dari tabel 2 terlihat bah bahwa dari jumlah keseluruhan sampel siswa IPS yang ng berjumlah 120 siswa, sebagian besar tingkat aspirasi asi karir mereka berada pada kategori tinggi (T) dengan jum jumlah frekuensi 79 siswa atau dapat dipersentasekan de dengan nilai 65.8%, disusul pada kategori sangat tingg ggi (ST) dengan jumlah frekuensi 32 siswa yang dapa pat dipersentasekan dengan nilai 26.7%, pada kategori se i sedang (S) frekuensinya berjumlah 8 dengan nilai pre presentase 6.67%, kategori rendah (R) frekuensinya berj erjumlah 1 dengan nilai presentase 0.83% serta kategor gori sangat rendah (SR) frekuensinya berjumlah nihil atau 0 0 dari seluruh responden siswa IPS.

Tabel 3. Frekuensi dan Kategori Skor or Tingkat Aspirasi Karir Siswa Pedesaan (N=118) dan dan Perkotaan (N=127)

Dari tabel 3 terlihat, bah ahwa sebagian besar tingkat aspirasi karir siswa pedesaan aan berada pada kategori tinggi (T) dengan jumlah frek rekuensi 81 siswa atau dapat dipersentasekan dengan nila ilai 68.6%, disusul pada kategori sedang (S) dengan ju jumlah frekuensi 21 siswa yang dapat dipersentasekan den dengan nilai 17.8%. Pada kategori sangat tinggi (ST) fr frekuensinya berjumlah 14 dengan nilai presentase 11.9%, .9%, kategori rendah (R) frekuensinya berjumlah 2 den dengan nilai presentase 1.69% serta kategori sangat rend endah (SR) frekuensinya berjumlah nihil atau 0 dari selu eluruh responden siswa pedesaan.

Dari tabel 3 terlihat,bahw ahwa sebagian besar tingkat aspirasi karir siswa perotaan taan berada pada kategori tinggi (T) dengan jumlah frek frekuensi 74 siswa atau dapat dipersentasekan dengan nila nilai 58.3%. Selanjutnya disusul pada kategori sangat ti t tinggi (ST) dengan jumlah frekuensi 40 siswa yang dapat d at dipersentasekan dengan nilai 31.5%. Pada kategori sed edang (S) frekuensinya berjumlah 4 siswa dengan nilai pres resentase 3.15%, kategori rendah (R) dan kategori sanga gat rendah (SR) frekuensinya berjumlah nihil atau 0 dari se i seluruh responden siswa perkotaan.

Selanjutnya, skor rata-rata rata dan persentase tingkat aspirasi karir dari keseluruhan s n siswa yang kelompokan berdasarkan jenis kelamin, juru urusan dan daerah tempat tinggal, dapat dijabarkan ke dalam lam sebuah tabel berikut:

Tabel 4. Deskripsi Data rata-rata (me mean) dan persentase (%) Tingkat Aspirasi Karir Siswa wa ditinjau dari Jenis Kelamin, Jurusan, dan Tempat Tinggal

Dari tabel 4, dapat dipah ahami bahwa tingkat aspirasi karir siswa ditinjau dari jenis enis kelamin, jurusan dan tempat tinggal semuanya bera erada pada kategori tinggi (T). Rata-rata (mean) tingkat as aspirasi karir siswa yang paling tinggi adalah siswa per erempuan jurusan IPS tinggal di daerah perkotaan dengan an skor rata-rata 237 atau dapat dipersentasekan dengan an nilai 82%, dan rata-rata (mean) tingkat aspirasi karir sis siswa yang paling rendah adalah siswa laki-laki jurusa usan IPA tinggal di daerah pedesaan, dengan skor rata rata-rata 201 atau dapat dipersentasekan dengan nilai 6 ilai 69%. Dari data tabel tersebut diatas, maka dapat dibuat uat secara berurut tingkat aspirasi karir siswa dari nilai r i rata-rata (mean) yang tertinggi sampai dengan yang teren rendah dengan posisi urut sebagai berikut:

1. Siswa perempuan jurusan I n IPS tinggal di daerah perkotaan (237)

2. Siswa laki-laki jurusan IPS PS tinggal di daerah perkotaan (231)

3. Siswa laki-laki jurusan IPA PA tinggal di daerah perkotaan (231)

4. Siswa perempuan jurusan I n IPA tinggal di daerah perkotaan (229)

5. Siswa perempuan jurusan I n IPS tinggal di daerah pedesaan (224)

6. Siswa perempuan jurusan I n IPA tinggal di daerah pedesaan (217)

7. Siswa laki-laki jurusan IPS PS tinggal di daerah pedesaan (216)

8. Siswa laki-laki jurusan IPA PA tinggal di daerah pedesaan (201).

B. Pengujian Persyaratan Analis nalisis.

Uji persyaratan analisis is yang dilakukan pada data penelitian ini meliputi uji n i normalitas data dan uji homogenitas data. Berikut dija ijabarkan hasil dari uji persyaratan analisis tersebut:

1. Uji Normalitas Data

Pengolahan data deng ngan uji Lilliefors pada batas alpha (α) 0,05.Berikutpenjaba baran hasil uji normalitas yang lakukan:

Tabel 5. Uji Normalitas D s Data Tingkat Aspirasi Karir Siswa Laki-laki dan Perem rempuan

Berdasarkan tabel 5, dapa apat diketahui bahwa skor L hitung data dari responden siswa la a laki-laki sebesar 0.0553 yang bernilai lebih kecil diban anding L tabel yang bernilai sebesar 0.0978, begitu juga data ata dari siswa perempuan yang memperlihatkan bahwa L a L hitung bernilai lebih kecil yaitu 0.0276 dibanding L tabel l yang bernilai 0.069 dan y

sesuai dengan kriteria pengujia ujian L hitung <L tabel , maka H 0 diterima yang artinya distribus usi frekuensi data tingkat aspirasi karir siswa jenis kelam lamin laki-laki dan perempuan yang kita uji adalah normal. l.

Tabel 6. Uji Normalitas litas Data Tingkat Aspirasi Karir Siswa Jurusan IPA dan dan IPS

Berdasarkan tabel 6 dapa pat diketahui bahwa skor L hitung data dari responden siswa I a IPA sebesar 0.354 yang bernilai lebih kecil dibanding ing L tabel yang bernilai sebesar 0.0792, begitu juga data ata dari siswa IPS yang memperlihatkan bahwa L hitung g bernilai lebih kecil yaitu 0.0544 dibanding L tabel yang ber bernilai 0.0808 dan sesuai dengan kriteria pengujian L hitung hitung <L tabel , maka H 0 diterima yang artinya distribusi frekue uensi data tingkat aspirasi karir siswa jurusan IPA dan IP IPS yang kita uji adalah normal.

Tabel 7. Uji Normalitas D s Data Tingkat Aspirasi Karir Siswa Pedesaan dan Perk erkotaan

Berdasarkan tabel 7 dapa pat diketahui bahwa skor L hitung data dari responden siswa p a pedesaan sebesar 0.0586 yang bernilai lebih kecil diban ibanding L tabel yang bernilai sebesar 0.0815, begitu juga data data dari siswa perkotaan yang memperlihatkan bahwa L aL hitung bernilai lebih kecil yaitu 0.0513 dibanding L tabel yang bernilai 0.0786 dan ya

sesuai dengan kriteria pengujia ujian L hitung <L tabel , maka H 0 diterima yang artinya distribus usi frekuensi data tingkat aspirasi karir siswa pedesaan d n dan perkotaan yang kita uji adalah normal.

2. Uji Homogenitas

Hasil pengujian homo mogenitas dilakukan menggunakan uji bartlettpada batas a s alpha (α) 0,05, hasil uji homogenitas dapat dilihat d at dalam tabel berikut:

Tabel 8. Uji ji Homogenitas Data Skor Tingkat Apirasi Karir

Dari tabel 8 terlihat b at bahwa, jumlah perhitungan yang digunakan dalam uji b i bartlett diperoleh b hitung nilai sebesar 8.7876, dan s n selanjutnya perhitungan b tabel dengan patokan alpha (α) 5% 5% atau 0.05 dan derajat kebebasan dengan nilai 7 d 7 diperoleh b tabel sebesar 14.067. Dengan demikian, nilai b ib hitung hitun <b tabel ,maka sesuai dengan kriteria pengujian p n pada uji bartlett dapat disimpulkan bahwa data tingkat a t aspirasi karir siswa dari semua kelompok sampel m l mempunyai varians yang sama atau homogen.

3. Pengujian Hipotesis.

Pengujian hipotesis dila dilakukan dengan menggunakan teknik analisa varian (AN NAVA) pada batas alpha (α) 0,05. Hasil pengujian hip hipotesis melalui analisis varian dapat dilihat dalam tabel b l berikut:

Tabel 9. Analisis Var arian (ANAVA) Data Skor Tingkat Aspirasi Karir Sisw Siswa

Catata tatan : RJK = Rerata Jumlah Kuadrat sig = Signifikansi α

= alpha

Dari hasil analisis var arian (ANAVA) dalam tabel 9 dapat diuraikan hasil uji hipo ipotesis sebagai berikut:

a. Hipotesis Efek Variabe iabel Jenis Kelamin (Laki-laki dan Perempuan)

Dari tabel 6 dapat at dipahami bahwa pada variabel jenis kelamin yaitu denga gan kategori laki-laki dan perempuan, nilai F hitung ng yang diperoleh yaitu sebesar 5.668, sedangkan F tabel pada da derajat kebebasan (db)

2 dan alpha (α) 0.05 b 5 bernilai 3.03, sehingga dapat disimpulkan bahwa F hitung hitung > F tabel ,sesuai dengan kriteria pengujian hipote ipotesis melalui analasis varian (ANAVA), maka hal tersebu ebut menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat a t aspirasi karir antara siswa laki-laki dan perempuan. Perbe rbedaan yang ada tersebut dapat dikatakan sangat at signifikan, hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikans nsi yang berada dibawah atau lebih kecil dari kete ketetapan nilai alpha 0.05, nilai signifikansinya adalah sebes esar 0.018.

b. Hipotesis Efek Variabe iabel Jurusan (IPA dan IPS)

Dari tabel 6 dapat at dipahami bahwa pada variabel jurusan, dengan dua kate ategori yaitu IPA dan IPS, nilai F hitung yang diperole roleh yaitu sebesar 6.320, sedangkan F tabel pada derajat kebe ebebasan (db) 2 dan alpha

(α) 0.05 bernilai 3.03, s , sehingga dapat disimpulkan bahwa F hitung >F tabel ,sesuai de dengan kriteria pengujian hipotesis melalui anala alasis varian (ANAVA), maka hal tersebut menunjukkan an bahwa ada perbedaan tingkat aspirasi karir a ir antara siswa IPA dan siswa IPS. Perbedaan yang ada te tersebut dapat dikatakan sangat signifikan, hal i l ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi yang diperoleh leh pada ketetapan alpha sebesar 0.05, nilai signif ignifikansinya adalah sebesar 0.013, berada dibawah atau leb lebih kecil dari ketetapan nilai alpha.

c. Hipotesis Efek Variabe iabel Daerah Tempat Tinggal (Pedesaan dan Perkotaan) n)

Dari tabel 6 dapat pat dipahami bahwa pada variabel tempat tinggal, di mana a kategori tempat tinggal yang dimaksudkan yait yaitu daerah pedesaan dan perkotaan, nilai F hitung yang d diperoleh yaitu sebesar 34.487, sedangkan F tabel tabe pada derajat kebebasan (db) 2 dan alpha (α) 0.05 bernila nilai 3.03, sehingga dapat

disimpulkan bahwa F F hit hitung > F tabel ,sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis m s melalui analasis varian (ANAVA), maka hal te l tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat aspir spirasi karir antara siswa pedesaan dan siswa per perkotaan. Perbedaan yang ada tersebut dapat dikatakan sa sangat signifikan, hal ini ditunjukkan dengan nila nilai signifikansi yang berada dibawah atau lebih kecil dar dari ketetapan nilai alpha

0.05, nilai signifikansin sinya adalah sebesar 0.000. dapat diartikan pula sangat sign ignifikan pada nilai alpha 0,01.

d. Hipotesis Efek Gabung bungan Variabel Jenis Kelamin, Jurusan dan Daerah Tem empat Tinggal.

Dari tabel 6 dapa apat dipahami bahwa pada variabel gabungan, yaitu untu untuk melihat efek jenis kelamin, jurusan dan da daerah tempat tinggal secara bersamaan, nilai F hitung yang g diperoleh yaitu sebesar 3223.670, sedangkan F F tabel pada derajat kebebasan (db) 6 dan alpha (α) 0.05 5 bernilai 2.13, sehingga dapat disimpulkan bah ahwa F hitung > F tabel ,sesuai dengan kriteria pengujian hip ipotesis melalui analasis varian (ANAVA), mak aka hal tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan tingk tingkat aspirasi karir siswa ditinjau dari jenis kelam lamin, jurusan dan tempat tinggal. Perbedaan yang ada te tersebut dapat dikatakan sangat signifikan, hal i l ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi yang berada dib dibawah atau lebih kecil dari ketetapan nilai alph lpha 0.05, di mana nilai signifikansinya adalah sebesar 0.00 000.

e. Hipotesis Tentang Inte nteraksi

Dalam menguji hip i hipotesis tentang interaksi antara jenis kelamin, jurusan dan an daerah tempat tinggal, masing-masing variabe iabel tersebut tersusun dalam beberapa kombinasi variab iabel yang dapat dijabar sebagai berikut:

1) Interaksi Antara J a Jenis Kelamin dan Jurusan

Dari hasil peng engolahan data tingkat aspirasi karir siswa yang berdasarka kan pengelompokan jenis kelamin laki-laki da i dan perempuan pada jurusan IPA dan IPS, diperoleh hasil asil perhitungan interaksi melalui analisis varia arian sebagai berikut:

Tabel 7. Interaksi Antara Jenis Kelamin dan Jurusan

Dari tabel 7 da dapat dipahami bahwa pada interaksi antara variabel jenis enis kelamin dan jurusan, nilai F hitung yang dip diperoleh yaitu sebesar 0.013, sedangkan F tabel pada deraja ajat kebebasan (db) 4 dan alpha (α) 0.05 bernila rnilai 2.41, sehingga dapat disimpulkan bahwa F hitung <F tabel tabe ,sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis sis melalui analasis varian (ANAVA), maka hal tersebut m t menunjukkan bahwa ada interaksi antara jenis enis kelamin dan jurusan dalam menentukan tingkat aspir pirasi karir siswa, namun interaksi tersebut d t dikatakan tidak signifikan, hal ini ditunjukkan dengan n nilai signifikansi yang melebihi dari keteta tetapan nilai alpha 0.05, yang mana nilai signifikansinya ya adalah sebesar 0.909, dengan demikian ke keberadaan interaksi tersebut dapat diabaikan. Sehingga da dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat intera teraksi antara jenis kelamin dan jurusan dalam menentuka kan tingkat aspirasi karir siswa.

Selanjutnya da dapat diketahui signifikansi per pasangan berdasarkan i n interaksi variabel jenis kelamin dan jurusan san melalui uji scheffepada ketetapan alpha 0.05, dengan has hasil sebagai berikut:

Tabel 8. Signifikansi Per P er Pasangan Berdasarkan Interaksi Jenis Kelamin dan J n Jurusan

Dari tabel 8 da dapat dipahami bahwa:

a) Tidak terdapat p t perbedaan tingkat aspirasi karir antara siswa laki-laki jurus rusan IPA dan siswa laki- laki jurusan IPS PS (selisih rerata = 8.73, signifikansi = 0.414 > 0.05), w , walaupun rerata tingkat aspirasi karir sis siswa laki-laki jurusan IPS lebih tinggi dibanding dengan an siswa laki-laki jurusan IPA.

b) Tidak terdapat at perbedaan tingkat aspirasi karir antara siswa laki-la i-laki jurusan IPA dan perempuan IPA

A (selisih rerata = 9.21, signifikansi = 0.235 > 0.05), m , meskipun rerata tingkat aspirasi karir sis siswa laki-laki jurusan IPA lebih tinggi dibanding den engan siswa perempuan jurusan IPA.

c) Terdapat perbed bedaan tingkat aspirasi karir antara laki-laki jurusan IPA IPA dan perempuan IPS (selisih rerata = = 15.90, signifikansi = 0.007 < 0.05), di mana rerata ting tingkat aspirasi karir siswa laki-laki jurusan an IPA lebih tinggi dibanding dengan siswa perempuan juru urusan IPS.

d) Tidak terdapat p t perbedaan tingkat aspirasi karir antara laki-laki jurusan IP IPS dan perempuan IPA (selisih rerata = = 0.48, signifikansi = 1.000 > 0.05), meskipun rerata ting ngkat aspirasi karir siswa laki-laki jurusan an IPS lebih tinggi dibanding dengan siswa perempuan juru rusan IPA.

e) Tidak terdapat p t perbedaan tingkat aspirasi karir antara laki-laki jurusan I n IPS dan perempuan IPS (selisih rerata = = 7.17, signifikansi = 0.469 > 0.05), meskipun rerata ting ngkat aspirasi karir siswa laki-laki jurusan an IPS lebih tinggi dibanding dengan siswa perempuan juru rusan IPS.

f) Tidak terdapat at perbedaan tingkat aspirasi karir antara siswa peremp mpuan jurusan IPA dan perempuan jurus rusan IPS (selisih rerata = 6.69, signifikansi = 0.344 > > 0.05), meskipun rerata tingkat aspirasi si karir siswa perempuan jurusan IPA lebih tinggi dib dibanding dengan siswa perempuan jurus rusan IPS.

2) Interaksi Antara J a Jenis Kelamin dan Daerah Tempat Tinggal

Dari hasil peng engolahan data tingkat aspirasi karir siswa yang berdasarka kan pengelompokan jenis kelamin laki-laki da dan perempuan yang tinggal didaerah pedesaan dan perk erkotaan, diperoleh hasil perhitungan interaks aksi melalui analisis varian sebagai berikut:

Tabel 9. Interaksi ksi Antara Jenis Kelamin dan Daerah Tempat Tinggal l

Dari tabel 9 d dapat dipahami bahwa interaksi antara pada variabel jen jenis kelamin dan daerah tempat tinggal, nila nilai F hitung yang diperoleh yaitu sebesar 2.842, sedangk ngkan F tabel pada derajat kebebasan (db) 4 d dan alpha (α) 0.05 bernilai 2.41, sehingga dapat disimp impulkan bahwa F hitung >

F tabel ,sesuai dengan an kriteria pengujian hipotesis melalui analasis varian n (ANAVA), maka hal tersebut menunjukk kkan bahwa ada interaksi antara jenis kelamin dan daerah rah tempat tinggal dalam menentukan tingka kat aspirasi karir siswa, namun interaksi tersebut dap apat dikatakan tidaklah

Selanjutnya da dapat diketahui signifikansi per pasangan berdasarkan i n interaksi variabel jenis kelamin dan daerah rah tempat tinggal melalui uji scheffepada ketetapan alp alpha 0.05, dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 10. Signifikansi Per Pasanga ngan Berdasarkan Interaksi Jenis Kelamin dan Daerah T h Tempat Tinggal

Dari tabel 10 d 0 dapat dipahami bahwa:

a) Terdapat perbed edaan tingkat aspirasi karir yang signifikan antara siswa a laki-laki pedesaan dan siswa laki-laki p i perkotaan (selisih rerata = 22.64, signifikansi = 0.000 < 0 < 0.05), di mana rerata tingkat aspirasi si karir siswa laki-laki perkotaan lebih tinggi dibanding g dengan siswa laki-laki pedesaan.

b) Terdapat perbed edaan tingkat aspirasi karir yang signifikan antara siswa a laki-laki pedesaan dan siswa perempuan uan pedesaan (selisih rerata = 12.31, signifikansi = 0.040 < 0 < 0.05), di mana rerata tingkat aspirasi si karir siswa perempuan pedesaan lebih tinggi dibanding ng dengan siswa laki-laki pedesaan.

c) Terdapat perbed edaan tingkat aspirasi karir yang signifikan antara siswa a laki-laki pedesaan dan siswa perempuan uan perkotaan (selisih rerata = 24.44, signifikansi = 0.000 0 < 0.05), di mana rerata tingkat aspirasi k si karir siswa perempuan perkotaan lebih tinggi dibanding ng dengan siswa laki-laki pedesaan.

d) Tidak terdapat p t perbedaan tingkat aspirasi karir yang signifikan antara sis siswa laki-laki perkotaan dan siswa perem empuan pedesaan (selisih rerata = 10.34, signifikansi = 0. 0.137 > 0.05), meskipun rerata tingkat a t aspirasi karir siswa laki-laki perkotaan lebih tinggi dib dibanding dengan siswa perempuan pede desaan.

e) Tidak terdapat p t perbedaan tingkat aspirasi karir yang signifikan antara sis siswa laki-laki perkotaan dan siswa perem rempuan perkotaan (selisih rerata = 1.79, signifikansi = i = 0.981 > 0.05), meski demikian rerata ta tingkat aspirasi karir siswa perempuan perkotaan lebih ti tinggi dibanding dengan siswa laki-laki p i perkotaan.

f) Terdapat perbed edaan tingkat aspirasi karir yang signifikan antara siswa pe perempuan pedesaan dan siswa perempua uan perkotaan (selisih rerata = 12.13, signifikansi = 0.00 .008 < 0.05), yang mana rerata tingkat as t aspirasi karir siswa perempuan perkotaan lebih tinggi dib i dibanding dengan siswa perempuan pede desaan.

3) Interaksi Antara J a Jurusan dan Daerah Tempat Tinggal

Dari hasil pen pengolahan data tingkat aspirasi karir siswa yang berdas dasarkan pengelompokan jurusan dan tinggal al didaerah pedesaan dan perkotaan, diperoleh hasil perhitu hitungan interaksi melalui analisis varian sebag bagai berikut:

Tabel 11. Intera eraksi Antara Jurusan dan Daerah Tempat Tinggal

Dari tabel 11 d 1 dapat dipahami bahwa pada interaksi antara variabel juru urusan dan daerah tempat tinggal, nilai F hitung g y yang diperoleh yaitu sebesar 1.330, sedangkan F tabel pada da derajat kebebasan (db)

4 dan alpha (α) 0.05 .05 bernilai 2.41, sehingga dapat disimpulkan bahwa F hitung hitun <F tabel ,sesuai dengan kriteria pengujian h n hipotesis melalui analasis varian (ANAVA), maka hal al tersebut menunjukkan bahwa ada interaks ksi antara jurusan dan daerah tempat tinggal. Interaksi te i tersebut dapat dikatakan sangat signifikan, ha , hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi yang berada d a dibawah atau lebih kecil dari ketetapan nila ilai alpha 0.05, nilai signifikansinya adalah sebesar 0.2 .250. Dengan demikian, keberadaan interaks ksi tersebut dapat diabaikan. Sehingga dapat disimpulkan lkan bahwa tidak terdapat interaksi antara juru rusan dan daerah tempat tinggal dalam menentukan tingkat at aspirasi karir siswa.

Selanjutnya da dapat diketahui signifikansi per pasangan berdasarkan inte interaksi variabel jurusan dan daerah tempat at tinggal melalui uji scheffepada ketetapan alpha 0.05, 05, dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 12. Signifikansi Per Pasangan an Berdasarkan Interaksi Antara Jurusan dan Daerah T h Tempat Tinggal

Dari tabel 12 d 2 dapat dipahami bahwa:

a) Terdapat perbed edaan tingkat aspirasi karir yang signifikan antara siswa jur jurusan IPA pedesaan dan siswa IPA perko rkotaan (selisih rerata = 18.38, signifikansi = 0.000 < 0.05) 05), dengan rerata tingkat aspirasi karir sisw siswa jurusan IPA perkotaan lebih tinggi dibanding dengan s n siswa IPA pedesaan.

b) Tidak terdapat at perbedaan tingkat aspirasi karir yang signifikan anta ntara siswa jurusan IPA pedesaan dan sis siswa IPS pedesaan (selisih rerata = 9.86, signifikansi = 0. 0.123 > 0.05), meskipun rerata tingkat asp aspirasi karir siswa jurusan IPS pedesaan lebih tinggi diban anding dengan siswa IPA pedesaan.

c) Terdapat perbed edaan tingkat aspirasi karir yang signifikan antara siswa jur jurusan IPA pedesaan dan siswa IPS perko kotaan (selisih rerata = 23.83, signifikansi = 0.000 < 0.05) 05), dengan rerata tingkat aspirasi karir sisw siswa jurusan IPS perkotaan lebih tinggi dibanding dengan s n siswa IPA pedesaan.

d) Tidak terdapat at perbedaan tingkat aspirasi karir yang signifikan anta ntara siswa jurusan IPA perkotaan dan si siswa IPS pedesaan (selisih rerata = 8.51, signifikansi = 0 0.208 > 0.05), meskipun rerata tingkat as aspirasi karir siswa jurusan IPA perkotaan lebih tinggi d i dibanding dengan siswa IPS pedesaan. .

e) Tidak terdapat at perbedaan tingkat aspirasi karir yang signifikan anta ntara siswa jurusan IPA perkotaan dan sis siswa IPS perkotaan (selisih rerata = 5.45, signifikansi = 0 0.591 > 0.05), meskipun rerata tingkat as t aspirasi karir siswa jurusan IPS perkotaan lebih tinggi dib dibanding dengan siswa IPA perkotaan. .

4) Interaksi Antara J a Jenis kelamin, Jurusan dan Daerah Tempat Tinggal

Dari hasil pen pengolahan data tingkat aspirasi karir siswa yang berdas dasarkan pengelompokan jurusan dan tinggal al didaerah pedesaan dan perkotaan, diperoleh hasil perhitu hitungan interaksi melalui analisis varian sebag bagai berikut:

Tabel 13. Interaksi Ant ntara Jenis Kelamin, Jurusan dan Daerah Tempat Ting inggal

Dari tabel 13 dap apat dipahami bahwa pada interaksi antara variabel juru rusan dan daerah tempat tinggal, nilai F hitung yan ang diperoleh yaitu sebesar 2.022, sedangkan F tabel pada de derajat kebebasan (db) 6 dan alpha (α) 0.05 bern rnilai 2.41, sehingga dapat disimpulkan bahwa F hitung <F tabel tabe ,sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis me melalui analasis varian (ANAVA), maka hal tersebut me menunjukkan bahwa ada interaksi antara jenis ke kelamin, jurusan dan daerah tempat tinggal dalam mempen pengaruhi tingkat aspirasi karir siswa. Namun ad adanya interaksi tersebut tidaklah signifikan, hal ini ditu ditunjukkan dengan nilai signifikansi yang meleb lebihi dari ketetapan nilai alpha 0.05, di mana nilai signifik fikansinya adalah sebesar 0.156, Dengan demikian ian, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada interaksi anta ntara jurusan. jurusan dan daerah tempat tinggal d l dalam menentukan tingkat aspirasi karir siswa.

Selanjutnya dapa pat diketahui signifikansi per pasangan berdasarkan in interaksi variabel jenis kelamin, jurusan dan da daerah tempat tinggal melalui uji scheffe dengan hasil sebag bagai berikut:

Tabel 14. Signifikansi Per Pasangan Be Berdasarkan Interaksi Antara Jenis Kelamin, Jurusan da n dan Daerah Tempat Tinggal

PEMBAHASAN

Pembahasan yang akan dija ijabarkan ini berdasarkan kepada rumusan masalah dan tu tujuan khusus penelitian yang telah dikemukakan pada bab ab I yaitu:

1. Bagaimanakah gambaran ti n tingkat aspirasi karir siswa ditinjau dari jenis kelamin lak laki-laki dan perempuan, serta bagaimana perbedaan annya

2. Bagaimanakah gambaran t n tingkat aspirasi karir siswa ditinjau dari jurusan IPA dan dan IPS, serta bagaimana perbedaannya

3. Bagaimanakah gambaran ti n tingkat aspirasi karir siswa ditinjau dari daerah tempat ting tinggal di pedesaan (rural) dan perkotaan (urban), serta erta bagaimana perbedaannya

4. Bagaimanakah gambaran ti n tingkat aspirasi karir siswa ditinjau dari jenis kelamin, juru urusan dan daerah tempat tinggal, serta bagaimana inte interaksinya

Berikut akan diuraikan pem embahasan untuk masing-masing rumusan dan tujuan y yang ditentukan dalam penelitian sebagaimana tersebut di t di atas.

1. Gambaran Tingkat Aspir pirasi Karir Siswa Ditinjau dari Jenis Kelamin Laki-Lak aki dan Perempuan, Serta Bagaimana Perbeda bedaannya

Melihat secara detail il dari hasil analisis data pada tingkat aspirasi karir siswa la a laki-laki tampak bahwa pada indikator aspirasi kar karir nilai rata-rata tertinggi yang terungkap dibanding de dengan indikator lainnya adalah pada indikator am mbisi karir. Sesuai dengan pendapat Januoskova dan Sm Smidova (2007) (dalam Zuwana 2008:62) mengin interpretasikan bahwa anak laki-laki akan mengkombina inasikan aspirasi mereka dengan tipe profesi maskuli kulin yang dikarakterkan dengan nilai prestise yang tinggi. D i. Dengan demikian dapat dipahami bahwa siswa lak laki-laki lebih dominan atau cenderung memiliki pandang ngan tentang dunia karir yang lebih mengutamakan an atau berorientasi pada suatu pekerjaan, jabatan ataupun p posisi yang terlihat lebih baik, tinggi, elit, dan eksklu klusif.

Berkenaan dengan ura uraian diatas kiranya sesuai dengan kajian yang membahas as tentang perkembangan karir individu, Super dan J n Jordan (dalam Dillard, 1985:19-20) mengemukakan taha hap-tahap perkembangan berikut tugas dari masing- g-masing tahap perkembangan, dimana pada individu um mur 15-17 tahun disebut dengan tahap tentatif. Pilih ilihan pada masa tentatif ini mulai diusahakan untuk ke keluar dari fantasi, baik melalui diskusi, bekerja, m , maupun aktifitas lainnya. Dengan demikian, maka terka rkait dengan ambisi karir yang dimiliki oleh siswa la a laki-laki perlu kiranya bimbingan untuk mengarahkan am ambisi karir mereka agar dapat terarah dengan tepa pat dan sesuai dengan potensi yang mereka miliki sehin hingga mereka memiliki aspirasi karir yang realistis tis untuk dapat diwujudkan.

Dari beberapa penelitia elitian terkait dengan tingkat aspirasi karir yang memband ndingkan antara laki-laki dan perempuan memberik rikan kesimpulan yang berbeda-beda, namun ada kecend nderungan menempatkan laki-laki pada posisi yang ng lebih unggul. Dengan hasil temuan dalam penelitian i n ini kiranya mendukung pernyataan Pandia (2007:2 7:29) yang diungkapkan dalam penelitiannya, dimana ia m ia mengkaji tentang status identitas ego, orientasi k karier, dan aspirasi karier remaja perempuan. Ia men enyatakan bahwa faktor kebudayaan di Indonesia, sia, terutama yang menekankan aspek peran jenis kela kelamin, tenyata kurang mendorong aspirasi karier d ier dan pendidikan yang tinggi bagi perempuan, namun dari ri hasil penelitian yang ia lakukan tersebut menunju jukan bahwa subjek penelitian memiliki keinginan menc encapai posisi pemimpin dalam bidang pekerjaan ya yang kelak dipilih, dengan kata lain dapat dikatakan bahw hwa perempuan memiliki aspirasi karir yang baik. H . Hal tersebut menurutnya dimungkinkan bahwa faktor r internal, dalam hal ini perkembangan identitas e ego telah mampu mengatasi berbagai masalah yang c cenderung menghambat perempuan untuk berkemba bang.

Dari hasil analisi da data menunjukkan bahwa, dibandingkan siswa laki-laki, ki, rata-rata skor tingkat aspirasi karir siswa perem empuan sedikit lebih tinggi pada hampir semua indikator tor aspirasi karir mereka terkecuali pada indikator tor ambisi karir yang lebih besar nilai skor yang dicapa pai oleh siswa laki-laki, sehingga dapat dikatakan b n bahwa siswa laki-laki memiliki ambisi karir yang lebih b h besar dibanding dengan siswa perempuan. Sebagai gaimana yang diungkapan sebelumnya, Sesuai dengan pen pendapat Januoskova dan Smidova (2007) (dalam Zu Zuwana 2008:62) berinterpretasi bahwa anak laki-laki ak i akan mengkombinasikan aspirasi mereka dengan tipe tipe profesi maskulin yang dikarakterkan dengan nilai presti stise yang tinggi. Dengan demikian dapat dipahami b i bahwa siswa laki-laki lebih dominan atau cenderung mem miliki pandangan tentang

Dengan hasil temuan an dalam penelitian ini, kiranya mendukung pernyataan P n Pandia (2007:29) yang diungkapkan dalam peneli elitiannya, dimana ia mengkaji tentang status identitas eg ego, orientasi karier, dan aspirasi karier remaja pere erempuan. Ia menyatakan bahwa faktor kebudayaan di Ind Indonesia, terutama yang menekankan aspek peran j n jenis kelamin, tenyata kurang mendorong aspirasi karie rier dan pendidikan yang tinggi bagi perempuan, na namun dari hasil penelitian yang ia lakukan tersebut men enunjukan bahwa subjek penelitian memiliki keingin nginan mencapai posisi pemimpin dalam bidang pekerja rjaan yang kelak dipilih, dengan kata lain dapat d t dikatakan bahwa perempuan memiliki aspirasi karir ya yang baik. Hal tersebut menurutnya dimungkinkan kan bahwa faktor internal, dalam hal ini salahsatunya a adalah perkembangan identitas ego yang telah m mampu mengatasi berbagai masalah yang cenderung m menghambat perempuan untuk berkembang.

Pada akhir-akhir dek dekade ini, isu tentang kesetaraan gender telah menjadi adi suatu hal yang terus dikumandangkan di berba rbagai penjuru dunia. Dalam berbagai segi kehidupan, p , peran perempuan terus diperjuangkan posisi dan ke kedudukannya.

Dapat kita lihat, sud udah sangat banyak kisah tokoh dunia di era ini yang ng berasal dari kalangan perempuan yang telah suks ukses dengan karir yang ia jalani, misalnya saja Hillary Dia Diane Rodham Clinton - yang lebih dikenal dengan an nama Hillary Clinton. Tokoh perempuan lainnya yang te g telah terkenal misalnya Sri Mulyani Indrawati ad adalah perempuan sekaligus orang Indonesia pertama y yang menjabat sebagai direktur pelaksana Bank D Dunia. Ia yang lahir di Lampung, sukses dengan segenap ap kisah perjalanan karir yang ia rintis, dan banyak yak penghargaan yang telah ia raih. Selanjutnya misalnya lnya Ratu Atut Chosiyah, dimana ia adalah gubernur ur perempuan pertama di Indonesia.

Beberapa kisah pere erempuan-perempuan yang sukses tersebut tentu saja m menjadi inspirasi bagi perempuan lainnya dimana anapun ia berada, dengan peran media yang telah menja jangkau seluruh pelosok manapun, dan tentu saja ha hal tersebut menjadi referensi yang aktual dan faktual bag bagi mereka dan menjadi motivasi dalam diri mereka ka untuk juga meraih cita-cita yang mereka inginkan.

2. Gambaran Tingkat Aspir spirasi Karir Siswa Ditinjau dari Jurusan IPA dan I n IPS Serta,Bagaimana Perbedaannya

Melihat dari hasil ana nalisis data yang menunjukkan bahwa tingkat aspirasi karir rir siswa jurusan IPA dan IPS secara keseluruhan/um /umum berada pada tingkat kategori yang sama yaitu kateg tegori tinggi (T). Hal ini menunjukkan bahwa siswa wa jurusan IPA maupun jurusan IPS secara umum telah h memiliki aspirasi karir yang baik. Dengan demikia ikian maka perlu kiranya untuk memberikan bimbingan ara arah karir bagi siswa baik IPA maupun IPS secara o a optimal agar nantinya dapat tingkat aspirasi karir mere ereka dapat berkembang dengan optimal sehingga da dapat mencapai tingkat aspirasi karir yang tinggi.

Sebagaimana yang te telah dipahami, bahwa aspirasi karir merupakan sebag bagai bagian dari proses kematangan karir individu, idu, maka terkait dengan perencanaan karir merujuk pada ko konsep kematangan karir menurut Super (dalam Sha Sharf, 1992:157) dimana disampaikan bahwa kematangan ka karir adalah pengetahuan pembuatan keputusan dituj itujukan untuk melihat kemampuan siswa dalam menggun unakan pengetahuan dan pemikirannya dalam mem embuat perencanaan karir. Konsep ini didasari oleh tuntu ntutan pada siswa untuk mengetahui bagaimana m membuat keputusan karir, dengan asumsi bahwa apab pabila siswa mengetahui bagaimana orang lain mem embuat keputusan karir, maka diharapkan mereka mamp mpu membuat keputusan karir yang tepat untuk dir dirinya sendiri. Untuk itulah maka perlu untuk terus m s mendorong siswa agar melakukan perencanaan ka karir dan memiliki ide-ide karir yang optimal dalam pe perkembangan arah karir mereka.

Melihat secara detail, tail, dari hasil analisis data pada tingkat aspirasi karir sisw iswa jurusan IPS tampak bahwa siswa jurusan IPS p S pada indikator aspirasi karir nilai rata-rata tertinggi yang ng terungkap adalah pada indikator melakukan peren rencanaan karir dengan kategori tinggi (T) kemudian dis disusul pada ambisi karir yang juga dengan kategori ri tinggi (T). Mengacu dari hasil analsis tersebut maka perlu erlu kiranya bagi guru BK maupun orang tua untuk m memberikan bimbingan dan arahan agar siswa dapat mem mpertahankan akan lebih baik untuk terus melakukan kan perencanaan serta mengembangkan wawasan dan penge getahuan untuk membuat ide-ide tentang karir merek eka secara realistis.

Selanjutnyaskor rata- ta-rata terendahterdapat pada indikator merancang strateg tegi pencapaian cita-cita karir. Dengan kondisi terse rsebut maka sama halnya dengan siswa IPA, siswa IPS perlu erlu diberikan arahan dan bimbingan agar dapat mer erancang strategi pencapaian karir sebagaimana disebutka tkan diatas dan bisa juga dengan menambahkan den engan cara mengetahui persyaratan pendidikan untuk peke ekerjaan yang diinginkan; dapat merencanakan apa y a yang harus dilakukan setelah tamat sekolah; mengetahu hui cara dan kesempatan memasuki dunia kerja yang ang diinginkan; dan mampu mengatur waktu luang secara ef efektif. Disisi lain dalam hal merancang strategi p i pencapaian karir tentunya dibutuhkan pemahaman dir diri akan potensi/bakat kemampuan yang dimiliki iliki dan memiliki informasi yang cukup tentang peluang ng dan kesempatan yang sesuai dengan potensi yang ng ia miliki tersebut sehingga mampu untuk membuat kepu putusan atau menentukan arah karir yang akan jalani ni untuk kedepannya nanti.

Berdasarkan hasil tem temuan diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan n yang signifikan antara tingkat aspirasi karir siswa wa ditinjau dari jurusan IPA dan IPS. Perbedaan ini juga a terlihat jelas pada skor rata-rata dari hasil analisis lisis data, sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat aspirasi k si karir siswa jurusan IPS lebih tinggi dibanding tingk ngkat aspirasi karir siswa jurusan IPA.

Pandangan sebagian n masyarakat menyatakan bahwa siswa IPA nantinya aka kan lebih cocok menjadi pekerja teknis ataupun dila ilapangan. Tentu saja semua pandangan tersebut walaupu pun ada dan berkembang dimasyarakat namun tentun tunya pandangan tersebut tidaklah mendasar dan belum ten tentu benar, perlu kiranya peran guru BK untuk me memberikan pelayanan BK yang mampu untuk meyakink inkan siswa bahwa karir apapun akan dapat menjad jadi suatu hal yang menghantarkan pada kesuksesan asa asalkan tepat atau sesuai dengan potensi/bakat dan m n minat siswa.

Berkenaan dengan ad adanya penjurusan khususnya di SMA, diharapkan juga t a tidak menjadi hal yang memisahkan akan bakat da t dan minat, serta peluang dan kesempatan untuk berkemba bangnya kehidupan arah karir siswa. Sebagaimana na disampaikan oleh menteri pendidikan dan kebudayaan an, Nuh: “pendidikan di sekolah lebih baik tidak ak ada spesialisasi. Alasannya, fakta di lapangan untu ntuk mencari kerja atau meneruskan pendidikan ke ke jenjang berikutnya tidak ada syarat berasal dari lulus lusan IPA, IPS, maupun bahasa”(Kushaeri, 2013. http . http://download-soal.blogspot.com.).

3. Gambaran Tingkat Aspir pirasi Karir Siswa Ditinjau Dari Daerah Tempat Tingg inggal di Pedesaan (rural) dan Perkotaan (urban), Se , Serta Bagaimana Perbedaannya

Berdasarkan pada has hasilanalisis data menunjukkan bahwatingkataspirasikarirsis irsiswadari tempat tinggal di daerah pedesaanberadap dapadakategoritinggi (T), serta tingkataspirasikarirsiswa p a pedesaan skor rata-rata tertinggi terdapat pada pa padaindikatormelakukanperencanankarir,kemudian skorrata rata-rata terendahterdapat pada indikator merancang ng strategi pencapaian cita-cita karir, namun dengan nila ilai tersebut masih dapat dimasukan dalam kategori ri tinggi (T). Dengan demikian dapat dipahami bahwa kira iranya perlu upaya untuk melaksanakan bimbingan n karir disekolah secara lebih terencana, terprogram dan dan dilaksanakan dengan maksimal, hal ini sangat pe t penting karena tentunya dengan kodisi tingkat aspirasi kar arir siswa yang demikian maka akan sangat tidak b baik dan dapat berakibat buruk jika kondisi tersebut dib t dibiarkan. Melihat pada ketercapaian skor pada ind indikator tingkat aspirasi karir, maka jelaslah bahwa mestila estilah perlu diadakannya pelayanan bimbingan dan n konseling yang diharapkan memacu siswa untuk melaku lakukan usaha pencapaian cita-cita karir.