STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KARET DI PT.PERKEBUNAN NUSANTARA XII (PERSERO) KEBUN KENDENGLEMBU KABUPATEN BANYUWANGI.

STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KARET DI PT.
PERKEBUNAN NUSANTARA XII (PERSERO) KEBUN
KENDENGLEMBU KABUPATEN BANYUWANGI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Program Studi Agribisnis

Oleh :
YUDHA PRAMANA BUDI
NPM : 1024010013
Kepada
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2014

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI

STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KARET DI PT PERKEBUNAN
NUSANTARA XII (PERSERO) KEBUN KENDENGLEMBU
KABUPATEN BANYUWANGI
Disusun Oleh :
YUDHA PRAMANA BUDI
NPM : 1024010013
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Fakultas Pertanian Jurusan Agribisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
pada tanggal ..............................
Pembimbing :
1. Pembimbing Utama :

Tim Penguji :
1. Ketua

Ir. Effi Damaijati, MS
2. Pembimbing Pendamping :

Ir. Effi Damaijati, MS

2. Sekretaris

Ir. Sri Widayanti, MP

Ir. Sri Widayanti, MP
3. Anggota

Dr. Ir. Eko Nurhadi, MS
4. Anggota

Dr. Ir. Sumartono, SU
Mengetahui :
DEKAN
FAKULTAS PERTANIAN

KETUA PROGRAM STUDI
AGRIBISNIS

Dr. Ir. Sukendah, MSc
NIP : 19631031 198903 2001


Dr. Ir. Eko Nurhadi, MS
NIP : 19570214 198703 1001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SURAT PERNYATAAN

Berdasarkan Undang - Undang No.19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
dan Permendiknas No 17 tahun 2010, Pasal 1 Ayat 1 tentang plagiarisme
Maka, saya sebagai Penulis Skripsi dengan judul :
STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KARET DI PT. PERKEBUNAN
NUSANTARA

XII

(PERSERO)

KEBUN


KENDENGLEMBU

KABUPATEN

BANYUWANGI
menyatakan bahwa Skripsi tersebut diatas bebas dari plagiarisme.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar - benarnya.

Surabaya, 25 Juli 2014
Yang Membuat Pernyataan,

YUDHA PRAMANA BUDI
1024010013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR


Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul berjudul “Strategi Peningkatan
Produktivitas Karet di PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) Kebun
Kendenglembu” .

Penulis menyadari bahwa segala keberhasilan dan

kesuksesan tidak terlepas dari sang khaliq dan juga tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar besarnya kepada : Ir. Effi Damaijati, MS selaku dosen pembimbing utama dan Ir.
Sri Widayanti, MP selaku dosen pembimbing pendamping yang telah banyak
memberikan pengarahan, motivasi, masukan serta meluangkan waktu dan
tenaganya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan untuk membimbing penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada :
1.

Dr. Ir. Sukendah, MSc selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.


2.

Dr. Ir. Eko Nurhadi, MS selaku Ketua Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3.

Drs. Anis Febriantomo selaku Manager PTPN XII (persero) Kebun
Kendenglembu.

4.

Seluruh keluarga besarku terutama Kedua Orang tuaku, Om Hari, Tante Tin,
Om Aly,

yang telah banyak memberikan dukungan do’a, semangat dan

kasih sayang yang tak terhingga.
5.


Puput yang selalu memberikan dukungan dan waktunya untuk membantu
menyelesaikan skripsi ini.

6.

Semua teman – temanku Agb ‘10 yang aku banggakan, serta semua pihak
terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Penulis menyadari penyusunan skripsi ini, masih jauh dari sempurna dan
masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan
kepada pembaca, kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan
dan

kesempurnaan proposal penelitian

skripsi


ini. Akhir kata, penulis

mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
para pembaca umumnya.

Surabaya, 25 Juli 2014

Penulis

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI.. ................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vii
I. PENDAHULUAN........ .............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang Penelitian ............................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ....................................................................... 3
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 5
1.3.1. Tujuan ................................................................................... 5
1.3.2 Manfaat ................................................................................. 5
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 7
2.1. Penelitian Terdahulu ....................................................................... 7
2.2. Prospek Komoditas Karet................................................................ 10
2.3. Strategi Produksi ............................................................................. 14
2.3.1. Pengertian Strategi ................................................................ 14
2.3.2. Jenis - Jenis Strategi .............................................................. 18
2.3.3. Pengertian Strategi Produksi.................................................. 20
2.4. Produktivitas ................................................................................... 22
2.5. Analisis SWOT ................................................................................ 24
2.5.1. Analisis SWOT ....................................................................... 24
2.5.2. Formulasi Strategi .................................................................. 28
2.5.3. Analisis Lingkungan ............................................................... 30
2.5.4. Implementasi Strategi ............................................................ 35

2.5.5. Evaluasi dan Pengendalian Strategi....................................... 37
2.5.6. Analisis Matrik IFAS dan IFAS ............................................... 38
2.5.7. Kerangka Pemikiran ............................................................... 38
III. METODE PENELITIAN ............................................................................ 41
3.1. Lokasi dan Obyek Penelitian ......................................................... 41
3.2. Penentuan Responden.................................................................... 41
3.3. Pengumpulan Data ......................................................................... 41
3.4. Macam Data.................................................................................... 42

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.5. Definisi dan Pengukuran Variabel ................................................... 43
3.6. Analisis Data ................................................................................... 44
3.6.1. Martiks IFAS (Internal Strategic Factors Analisys Summary)
dan EFAS (Eksternal Strategis Factors Analisys Summary) .. 44
3.6.2. Matrik SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)...... 47
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 50
4.1. Sejarah Perusahaan ...................................................................... 50

4.1.1. Lokasi PTPN XII (Persero) Kebun Kendenglembu ................ 50
4.1.2. Visi dan Misi PTPN XII (Persero) Kebun Kendenglembu ...... 51
4.1.3. Struktur Organisasi PTPN XII (Persero) Kebun
Kendenglembu ..................................................................... 52
4.2. Analisis Faktor Internal dan Eksternal PTPN XII (Persero) Kebun
Kendenglembu .. ............................................................................. 53
4.2.1. Analisis Faktor Internal .......................................................... 53
4.2.2. Analisis Faktor Eksternal ....................................................... 59
4.2.3. Analisis Matrik IFAS dan EFAS PTPN XII (Persero) Kebun
Kendenglembu ..................................................................... 62
4.3. Strategi Peningkatan Produktivitas Karet di PTPN XII (Persero)
Kebun Kendenglembu .. ................................................................. 71
V. Kesimpulan dan Saran ............................................................................ 75
5.1. Kesimpulan ..................................................................................... 75
5.2. Saran ............................................................................................ 77
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 80

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL

Nomor

Judul

Halaman

1.

Produktvitas Karet Kebun Kendenglembu Tahun 2006 – 2013 ............. 3

2.

Matrik EFAS (Eksternal Strategic Factors Analysis Summary) ............... 47

3.

Matrik IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) ................... 48

4.

Matrik Analisis SWOT ............................................................................ 49

5.

Faktor Strategis Internal di PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero)
Kebun Kendenglembu ........................................................................... 64

6.

Faktor Strategis Eksternal di PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero)
Kebun Kendenglembu ........................................................................... 67

7.

Matrik SWOT PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) Kebun
Kendenglembu ...................................................................................... 71

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Judul

Halaman

1. Diagram Analisis SWOT .......................................................................... 27
2. Model Lima Kekuatan Persaingan dari Porter .......................................... 34
3. Kerangka Pemikiran Operasional ............................................................ 40
4. Struktur Organisasi PTPN XII (Persero) Kebun Kendenglembu .............. 53
5. Grafik Strategi Peningkatan produktivitas karet ........................................ 72

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Judul

Halaman

1.

Kuisioner Penelitian .............................................................................. 82

2.

Pembobotan Faktor - Faktor Kekuatan ................................................. 90

3.

Pembobotan Faktor - Faktor Kelemahan ............................................... 92

4.

Pembobotan Faktor - Faktor Peluang ................................................... 94

5.

Pembobotan Faktor - Faktor Ancaman ................................................. 95

6.

Menentukan Nilai Kepentingan Faktor - Faktor Kekuatan

7.

Menentukan Rating Faktor - Faktor Kekuatan PTPN XII (Persero)
Kebun Kendenglembu ........................................................................... 98

8.

Menentukan Nilai Kepentingan Faktor - Faktor Kelemahan ................... 99

9.

Menentukan Rating Faktor - Faktor Kelemahan PTPN XII (Persero)
Kebun Kendenglembu ........................................................................... 100

................... 97

10. Menentukan Nilai Kepentingan Faktor - Faktor Peluang ....................... 101
11. Menentukan Rating Faktor - Faktor Peluang PTPN XII (Persero)
Kebun Kendenglembu ........................................................................... 102
12. Menentukan Nilai Kepentingan Faktor - Faktor Ancaman PTPN XII
(Persero) Kebun Kendenglembu ........................................................... 104
13. Menentukan Rating Faktor - Faktor Ancaman PTPN XII (Persero)
Kebun Kendenglembu ........................................................................... 104
14. Analisis SWOT di PTPN XII (Persero) Kebun Kendenglembu .............. 105
15. Surat Ijin Penelitian ............................................................................... 110
16. Dokumentasi Penenlitian ...................................................................... 111

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KARET DI PT. PERKEBUNAN
NUSANTARA XII (PERSERO) KEBUN KENDENGLEMBU KABUPATEN
BANYUWANGI.
PRODUCTIVITY IMPROVEMENT STRATEGIES RUBBER AT PT.
PERKEBUNAN NUSANTARA XII (PERSERO) KEBUN KENDENGLEMBU
KABUPATEN BANYUWANGI.
1)

2)

Yudha Pramana Budi Effi Damaijati Sri widayanti

3)

Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

ABSTRAK
Karet merupakan salah satu komoditi pertanian yang penting. Di
Indonesia karet merupakan salah satu hasil pertanian terkemuka karena banyak
menunjang perekonomian negara. Komoditas Karet memiliki prospek yang cerah
dalam perdagangan dunia sehingga mendorong PTPN XII untuk meningkatkan
produktivitas dari komoditas karet tersebut. Untuk meningkatkan produktivitas
karet tersebut maka perlu ditunjang dengan strategi dalam meningkatkan
produktivitas. Dengan ditetapkannya strategi Peningkatan Produktivitas,
perusahaan akan mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
sehingga perusahaan dapat memanfaatkan hal-hal positif dan mengantisipasi
hal-hal terburuk dalam meningkatkan produktivitas. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menganalisis faktor internal dan eksternal yang menentukan
keberhasilan dalam peningkatan produktivitas karet di PTPN XII (persero) Kebun
Kendenglembu, dan menentukan strategi yang dapat meningkatkan produktivitas
karet di PTPN XII (persero) Kebun Kendenglembu. Penelitian ini dilakukan di PT.
Perkebunan Nusantara XII (Persero) Kebun Kendenglembu Kabupaten
Banyuwangi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
kualitatif dengan alat analisis matriks IFAS dan EFAS serta metode analisis
SWOT. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Sedangkan metode penentuan sampel yang digunakan adalah
purposive sampling. Alternatif Strategi yang dapat dilakukan oleh PT. Nusantara
XII (Persero) Kebun Kendenglembu yaitu Strategi diversifikasi (S-T) yang
berorientasi pada penganekaragaman yaitu menggunakan kekuatan untuk
mengatasi ancaman. Implementasi strateginya adalah meningkatkan jumlah
produksi getah karet dan karet sit asap (ribbed smoke sheet) untuk memenuhi
permintaan ekspor karet yang semakin meningkat, memanfaatkan jumlah tenaga
kerja yang ada dan memberikan penyuluhan secara rutin tentang teknis
menyadap untuk mendapatkan produksi karet secara optimal, meningkatkan
mutu produksi getah karet dan karet sit asap untuk meningkatkan daya saing
produk karet alam, mengoptimalkan modal perusahaan yang cukup besar untuk
kebutuhan seluruh operasional komoditas karet, meningkatkan keamanan area
perkebunan terutama di daerah perbatasan.
Kata Kunci : Produktivitas, Peningkatan Produksi, Strategi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRACT
Rubber is one of the important agricultural commodities. In Indonesia, the
rubber is one of the leading agricultural products as much support the economy
of the country. Commodities Rubber has a promising future in the world trade
thus pushing the PTPN XII to increase the productivity of the rubber. To increase
the productivity of the rubber needs to be supported by strategies to increase
productivity. Increasing Productivity With the enactment of the strategy, the
company will know the strengths, weaknesses, opportunities and threats that the
company can take advantage of the positive things and anticipate the worst
things in increasing productivity.The purpose of this study is to analyze the
internal and external factors that determine the success in increasing the
productivity of rubber in PTPN XII (Persero) Kebun Kendenglembu, and
determine strategies that can improve the productivity of rubber in PTPN XII
(Persero) Kendenglembu gardens. This research was conducted at PT.
Perkebunan Nusantara XII (Persero) Kebun Kendenglembu Banyuwangi. The
method used in this study is a qualitative analysis method by means of analysis
of IFAS and EFAS matrix and SWOT analysis method. The data used in this
study consisted of primary data and secondary data. While the sampling method
used was purposive sampling. Alternative strategies that can be done by PT.
Nusantara XII (Persero) Kebun Kendenglembu the diversification strategy (ST)
which is oriented towards the diversification of the use of force to overcome the
threat. Implementation of the strategy is to increase the amount of production of
rubber and rubber latex sit smoke (ribbed smoke sheet) to meet the demand for
rubber export increased, utilizing the existing workforce and provide counseling
on a regular basis about the technical rubber tapping to get optimal production,
improve the quality of production rubber latex and rubber sit smoke to enhance
the competitiveness of natural rubber products, optimize the company's capital is
large enough for the needs of the entire operational rubber, increasing safety
plantation areas especially in border areas.
Keywords : Productivity, Increased production, Strategy.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Peneitian
Karet merupakan salah satu komoditi pertanian yang penting, baik untuk
lingkup internasional dan khususnya bagi Indonesia.

Di Indonesia karet

merupakan salah satu hasil pertanian terkemuka karena banyak menunjang
perekonomian negara.

Hasil devisa yang diperoleh dari karet cukup besar

bahkan Indonesia pernah menguasai produksi karet dunia dengan melibas
negara - negara lain dan negara asal tanaman karet sendiri. Tanaman karet
mulai dikenal di Indonesia sejak 1876. Henry A. Wickham memasukkan
beberapa biji karet ke kebun percobaan pertanian di Bogor, dan kemudian
disusul pemasukan bibit - bibit karet berikutnya tahun 1890, 1896, dan 1898.
(Anwar, 2006).
Perkebunan karet Indonesia baru di mulai di Sumatera pada tahun 1902
dan Jawa 1906. Sejak saat itulah perkebunan karet mengalami perluasan yang
cepat walaupun terjadi masa suram.

Pada tahun 1941, perkebunan besar

mencapai produksi 300.000 ton. Dewasa ini, karet merupakan bahan baku yang
mengahasilkan lebih dari 50.000 jenis barang. Dari produksi karet alam, 46%
digunakan untuk pembuatan ban dan selebihnya untuk karet busa, sepatu dan
dan beribu - ribu jenis barang lainnya. Industri perkebunan di Indonesia saat ini
mengalami perkembangan dan kemajuan yang signifikan. Banyak hasil produk
olahan perkebunan karet khususnya yang di eksport ke luar negri. Hal ini akan
berpengaruh baik terhadap perkembangan pendapatan dan devisa negara.
(Parhusip, 2008).
Indonesia merupakan negara dengan perkebunan karet terluas di dunia
dengan luas areal 3.262.291 hektar.

Bersama dua negara tetangga yaitu

Malaysia dan Thailand menjadi pemasok utama karet dunia sejak 1920-an.

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Produk karet olahan RSS (Ribbed Smoked Sheet) merupakan salah satu produk
karet alam olahan berupa lembaran – lembaran (sheet) yang populer digunakan
sebagai bahan baku terutama bermacam – macam industri karet. Permintaan
karet olahan mengalami kenaikan setiap tahun karena maraknya industri ban
dan industri pemakai karet lainnya terutama permintaan dari industri kendaraan
bermotor. Kebutuhan yang tinggi akan karet alam olahan di dunia tentunya akan
mendorong pengusahaan lahan karet dan pengolahan karet di Indonesia.
Parhusip (2008). Pemanfaatan potensi perkebunan karet dapat dilakukan
terutama di Pulau Jawa khususnya Banyuwangi yang banyak terdapat lahan
perkebunan khususnya perkebunan karet.
Perkebunan Nusantara XII (persero) Kebun Kendenglembu didirikan
berdasarkan PP nomor 17 tahun 1996, dituangkan dalam akte notaris Harun
Kamil, SH nomor 45 tanggal 11 Maret 1996 dan disahkan oleh Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dengan SK nomor C.2-8340 HT.01.01 tanggal 8
Agustus 1996. Akte perubahan Anggaran Dasar perusahaan nomor 62 tanggal
24 Mei 2000 dibuat oleh notaris Justisia Soetandio, SH dan disahkan Menteri
Hukum dan Perundang - undangan
22950 HT 01.04 tahun 2000.

Republik Indonesia dengan SK No. C.

Selanjutnya, Akte Notaris Nomor 62 diubah

menjadi Akte Nomor 30 Notaris Habib Adjie, SH., M.Hum tanggal 16 Agustus
2008. PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) Kebun Kendenglembu, sebagai
salah satu perusahaan yang menghasilkan barang olahan hasil perkebunan yang
telah maju dan berpengalaman serta memiliki produk - produk unggulan yang
digemari masyarakat, tentu telah memiliki standart produksi dan manajemen
yang berkualitas.
Usaha pengembangan komoditi karet di PTPN XII (Persero) sangat besar
dibandingkan dengan kebun karet lainnya didaerah Banyuwangi. Perkebunan
karet di Kabupaten Banyuwangi banyak didominasi oleh perkebunan milik

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

negara (BUMN). Pemanfaatan sumber daya lahan untuk penanaman komoditi
karet di kebun Kendenglembu tahun 2004 - 2013 menunjukkan penurunan.
Berikut ini data produktivitas karet kebun Kendenglembu tahun 2004 - 2013:
Tabel 1. Produktivitas Karet Kebun Kendenglembu Tahun 2004 - 2013
Luas areal
Target
Produksi
Target
(Ha)
(Kg)
(Kg)
(%)
2004
503,47
485.000
507.273
104,59
2005
503,47
504.000
647.693
128,49
2006
495,36
569.664
622.564
109,29
2007
467,57
640.000
615.985
96,25
2008
409,37
500.000
471.688
94,34
2009
409,37
500.000
500.180
100,04
2010
343,67
429.000
418.043
97,45
2011
295,67
390.000
244.083
62,59
2012
295,67
241.000
222.093
92,15
2013
170,25
167.000
163.082
97,65
Sumber : Data Primer PTPN XII (Persero) Kebun Kendenglembu.

Tahun

Produktivitas
(Kg/Ha)
1.007,55
1.286,45
1.256,79
1.317,41
1.152,22
1.221,82
1.216,40
825,525
751,151
957,897

Berdasarkan uraian data diatas dapat dilihat produktivitas karet di kebun
Kendenglembu mengalami penurunan karena realisasi setiap tahunnya tidak
mencapai target yang ditentukan oleh PTPN XII (Persero). Dengan terjadinya
penurunan produktivitas karet di kebun Kendenglembu maka diperlukan strategi
peningkatan produktivitas, agar perusahaan mampu mencapai target yang
ditentukan sehingga tidak mengalami kerugian.
1.2. Perumusan Masalah
Perkebunan Kendenglembu yang telah berkiprah selama kurang lebih dari
32 tahun menghasilkan produk lateks karet alam yang merupakan produk
andalan

yang

menghasilkan

keuntungan

terbesar

bagi

Perkebunan

Kendenglembu. Karena tingkat produktivitas yang paling tinggi di antara produk
olahan lainnya, yaitu sekitar 90 persen dari total produk karet olahan yang
dihasilkan oleh Perkebunan Kendenglembu. Dengan adanya kebutuhan akan
karet olahan yang semakin meningkat dari masa ke masa menyebabkan
permintaan akan karet olahan tersebut meningkat pula.

Akan tetapi pada

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

kenyataannya, produktivitas

karet perkebunan

Kendenglembu cenderung

fluktuatif selama tahun 2004 sampai 2013. Hal ini biasa terjadi pada musim
hujan yang menyebabkan penyadapan pohon agak terhambat dibandingkan
pada bulan – bulan sebelumnya.
Produktivitas karet yang tidak tetap disebabkan karena penggunaan
sumberdaya yang kurang optimal, dimana kondisi tersebut menyebabkan adanya
sumberdaya yang berlebih yang mengakibatkan perusahaan harus menanggung
sebesar biaya kelebihan tersebut, selain itu masalah penyadapan yang kurang
optimal dan penggunaan tenaga kerja yang kurang berpengalaman dapat
mempengaruhi produktivitas karet. Adanya permasalahan ini akan menimbulkan
kendala dalam memenuhi permintaan terhadap karet yang semakin meningkat
dengan bahan baku Lateks.

Selain itu pabrik tidak bisa memproduksi

pengalokasian produk karet kering untuk pembuatan RSS I dengan tepat dan
menyebabkan pabrik mengalami kekurangan bahan baku (karet kering) atau
kelebihan bahan baku.
Perusahaan dinilai tidak produktif karena tidak bisa menghasilkan produk
lateks dengan optimal dan tidak sesuai dengan target yang direncanakan
sebelumnya. Karena adanya permasalahan dalam Perkebunan Kendenglembu
maka

perlu

diadakan

strategi

peningkatan

produksi

di

perkebunan

Kendenglembu yang dapat memaksimumkan keuntungan sekaligus memenuhi
permintaan

pasar,

analisis

alokasi

penggunaan

input/sumberdaya

pada

perkebunan Kendenglembu agar dapat mencapai kondisi yang optimal.
Kendala – kendala yang masuk dalam faktor internal dan eksternal untuk
produksi lateks yaitu kendala didalam kebun dan kendala diluar kebun. Kendala
- kendala tersebut adalah : kendala lateks yang dihasilkan di kebun
Kendenglembu, kendala luas areal yang semakin sedikit, kendala penyadapan,
dan kendala musim penghujan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

PTPN XII (persero) merupakan perkebunan penghasil karet terbesar
dikabupaten Banyuwangi. Namun saat ini produktivitas karet mengalami
penurunan.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka perlu dilakukan penelitian

dengan tujuan untuk memberikan saran strategi peningkatan produktivitas.
Guna meningkatkan produktivitas karet yang saat ini mengalami penurunan.
Dari uraian diatas maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini sebagai
berikut :
1.

Faktor – faktor internal dan eksternal apa saja yang menjadi penentu
keberhasilan peningkatan produktivitas karet di PTPN XII (persero) Kebun
Kendenglembu ?

2.

Rencana strategi apa yang sebaiknya diterapkan oleh PTPN XII (persero)
Kebun Kendenglembu dalam meningkatkan produktivitas karet ?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan
1. Menganalisis faktor internal dan eksternal yang menentukan keberhasilan
dalam peningkatan produktivitas karet di PTPN XII (persero) Kebun
Kendenglembu.
2. Menentukan strategi yang dapat meningkatkan produktivitas karet di PTPN
XII (persero) Kebun Kendenglembu.
1.3.2. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Dengan diadakannya penelitian skripsi ini diharapkan dapat menumbuhkan
sikap profesional dalam memasuki dunia kerja serta dapat menerapkan
teori yang telah didapat selama proses kuliah dan memperluas wawasan
pengetahuan dalam bidang Agribisnis karet, selain itu dapat dijadikan
acuan bagi mahasiswa yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai
komoditas karet.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

2. Sebagai sarana untuk membina kerja sama yang baik antara lingkungan
akademis dengan lingkungan kerja.
dijadikan

Disisi lain, penelitian ini dapat

tambahan referensi dan pengetahuan terutama untuk peneliti

yang menitik beratkan pada kajian tentang komoditas karet. Selain itu,
laporan hasil penelitian dapat dijadikan referensi untuk kajian - kajian sains
di masa yang akan datang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian - penelitian mengenai karet sudah pernah dilakukan, seperti
dijelaskan berikut ini :
1. Sadik Ikhsan dan Artahnan Aid (2011), melakukan penelitian dengan judul
“Analisis SWOT untuk Merumuskan Strategi Pengembangan Komoditas Karet
di Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah”. Hasil perhitungan nilai total
dari faktor - faktor strategis internal dan faktor - faktor strategis eksternal, yaitu
berturut - turut sebesar 6,13 dan 5,97 menunjukkan indikasi bahwa komoditas
karet menduduki posisi strategis yang cukup kuat untuk terus dikembangkan.
Berdasarkan analisis SWOT yang dibuat beberapa strategi dapat diajukan
terkait dengan pengembangan komoditas dimaksud yaitu :
a. Peningkatan produksi melalui tindakan intensifikasi, ekstensifikasi, dan
peremajaan;
b. Dalam program peremajaan perbaikan bahan tanam agar diprioritaskan
melalui penyediaan bibit unggul karena dalam jangka panjang berpengaruh
pada produktivitas dan kualitas produk;
c. Penerapan program intensifikasi ditunjang oleh penyediaan sarana
produksi sesuai dengan keperluannya dengan jumlah, tempat, dan waktu
yang tepat, serta tindakan penyuluhan untuk mengintroduksi teknologi baru
tepat guna serta hal - hal yang terkait dengan program intensifikasi;
d. Peningkatan akses petani produsen atas lembaga dan sumber finansial
khususnya untuk membantu memberikan solusi atas kendala finansial yang
potensial terjadi pada program peremajaan serta pemeliharaan TBM;
e. Pertahankan peruntukkan lahan untuk komoditas unggulan (karet);

7
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

f. Tetap menjaga insentif harga ditingkat petani sepanjang memungkinkan
untuk menjamin pendapatan serta meningkatkan kesejahteraan petani;
g. Pemeliharaan dan pengembangan infrastruktur : jalan dan pelabuhan
(antar pulau) untuk keperluan mempertahankan serta merintis pasar atas
produk yang dihasilkan.
2. Jarek

putradi

(2012)

melakukan

penelitian

dengan

judul

“Strategi

Pengembangan Bisnis Komoditas Karet dengan Pola Kemitraan di Provinsi
Bali”. Pemerintah Provinsi Bali diberikan kebebasan untuk mengembangkan
potensi sektor perekonomian demi meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) dan daya saing di pasar global. Kemitraan tersebut dimaksudkan untuk
meningkatkan produktivitas, kualitas, efisiensi, dan daya saing komoditas
karet yang dikelola perusahaan yang bermitra.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor lingkungan internal berupa
kekuatan yang berpengaruh adalah akses pasar, permodalan dan fasilitas,
kemitraan yang dituangkan dalam nota kesepahaman, sumber daya manusia
yang berpengalaman, dan kesesuaian agroklimat. Sedang faktor lingkungan
internal berupa kelemahan yang berpengaruh adalah periode kemitraan yang
baru dimulai, pembagian keuntungan dan risiko, pembinaan kemitraan dari
pemerintah, koordinasi dengan instansi terkait, dan transfer ilmu pengetahuan
dan teknologi. Faktor lingkungan eksternal berupa peluang yang berpengaruh
adalah permintaan pasar, harga produk yang kompetitif, tekonologi budidaya
dan prosesing, keberpihakan lembaga perbankan, dan pertumbuhan ekonomi,
suku bunga dan nilai tukar.

Sedang faktor lingkungan eksternal berupa

ancaman yang berpengaruh adalah persaingan antar eksportir, produk karet
sintetis, pelanggaran terhadap nota kesepahaman, inflasi, dan situasi
keamanan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

Strategi pengembangan bisnis komoditas karet dengan pola kemitraan
menghasilkan alternatif strategi yaitu : peningkatan akses pasar perusahaan
yang bermitra, optimalisasi kemitraan bisnis, peningkatan penguasaan
teknologi produksi untuk meningkatkan daya saing komoditas, peningkatan
kualitas sumber daya manusia pelaku kemitraan, dan soliditas kerjasama
dengan instansi terkait.

Prioritas strategi yang dipilih dan menjadi pilihan

utama dalam pengembangan bisnis komoditas karet dengan pola kemitraan
adalah strategi peningkatan akses pasar perusahaan yang bermitra. Strategi
tersebut diharapkan dapat memperluas pasar baik melalui pembinaan pasar
yang telah ada maupun dengan pencarian pasar - pasar baru.
3. Sabarman

damanik

(2012)

melakukan

penelitian

dengan

judul

“Pengembangan Karet (Havea Brasiliensis) Berkelanjutan di Indonesia”.
Pengembangan perkebunan karet di Indonesia dipengaruhi oleh delapan
faktor strategis yang saling berkaitan dan sangat menentukan keberlanjutan
perkebunan karet.

Faktor - faktor strategis tersebut adalah : ketersediaan

teknologi, tenaga pembina, pelatihan petani, dukungan kebijakan, luas
perkebunan karet, produktivitas ,ketrampilan, dan kelembagaan ekonomi
petani. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pengembangan sekaligus
menjamin keberlanjutan pembangunan perkebunan karet di Indonesia
diperlukan dukungan dan konsistensi kebijakan pemerintah.
4. Suharman (2013) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Potensi
Pengembangan Industri Barang Jadi Karet di Sumatera Selatan”. Karet yang
dihasilkan diekspor dalam bentuk bahan mentah atau bahan setengah jadi
berupa lateks, sheet, screpe, dan crumb rubber, jika bahan tersebut diolah
menjadi barang jadi maka akan menghasilkan manfaat yang lebih besar
seperti terciptanya nilai tambah dan kesempatan kerja serta berkembangnya
perekonomian wilayah.

Strategi yang digunakan dalam penelitian ini

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

menggunakan SWOT, ISM (interpretative Structural Model) dan IDEFo. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pengembangan industri barang jadi karet di
Sumatera Selatan menghadapi berbagai kelemahan dan ancaman meliputi ;
1) penguasaan teknologi yang masih minim, 2) tingkat kepercayaan
konsumen terhadap produk yang masih rendah, 3) insentif yang masih sulit
diperoleh, 4) sulit mendapatkan bahan penolong untuk input produksi, 5)
kurang tenaga kerja terampil, 6) masuknya produk dari luar negeri, 7) bisnis
perkaretan yang didominasi jaringan bisnis luar negeri, dan 8) konversi
tanaman karet yang digantikan dengan tanaman lain. Kekuatan dan peluang
yang merupakan potensi pengembangan industri barang jadi karet di
Sumatera Selatan meliputi ; 1) tersedianya bahan baku karet alam, 2)
tersedianya tenaga kerja yang banyak, 3) peluang untuk pemasaran produk,
4) dukungan pemerintah, 5) penguasaan teknik produksi, 6) kebutuhan produk
yang terus meningkat, 7) terbukanya pasar ekspor dan substitusi impor, 8)
semakin berkembangnya jenis / ragam produk, 4) dukungan teknologi oleh
lembaga riset, dan 9) komitmen pemerintah terhadap pengembangan industri
ini.
2.2. Prospek Komoditas Karet
Komoditi perkebunan mempunyai peranan yang penting dalam program
pembangunan ekonomi Indonesia. Karet alam merupakan salah satu komoditi
perkebunan yang penting bukan hanya dari segi ekonomi tetapi juga dari segi
sosial, karena disamping sebagai sumber devisa negara tetapi juga sebagai
sumber penghasilan bagi pegawai/karyawan yang bekerja dalam lingkup
komoditas karet.
Karet alam berasal dari tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) yg
diusahakan oleh perkebunan besar dan perkebunan rakyat.

Perusahaan

perkebunan khususnya perkebunan negara dan swasta selalu dihadapkan pada

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

kenaikan biaya produksi.

Peningkatan ini disebabkan oleh kenaikan harga

barang modal dan upah karyawan. Kecenderungan kenaikan biaya produksi ini
memerlukan upaya peningkatan efisiensi penggunaan dana, baik dari jalur
produksi maupun jalur pengolahan hasil panen dan pasca panen.
Indonesia mempunyai potensi usaha yang sangat besar untuk menjadi
produsen utama karet alam dunia. Selain iklim dan lingkungan yang memenuhi
syarat bagi pertumbuhan dan perkembangan, Indonesia juga mempunyai tenaga
kerja yang relatif banyak. Areal yangg luas dan tenaga kerja yang banyak tidak
memberikan hasil yang optimum apabila tidak ditunjang dengan kemauan dan
kemampuan penerapan teknologi.
Karet sebagai bahan baku industri memerlukan sistem jaminan mutu yang
baik, biasanya penentuan mutu dilakukan berdasarkan uji produk akhir. Sistem
ini mempunyai banyak kelemahan diantaranya adalah belum dapat menjamin
hasil yang bebas kontaminasi dan konsisten. Memanfaatkan potensi usaha karet
dan mengatasi masalah dalam pengusahaan karet di Indonesia serta mengintip
adanya kecenderungan meningkatnya konsumsi karet alam dunia di masa masa mendatang dan adanya gejala membaiknya harga karet, merupakan
peluang dan tantangan Indonesia dalam meningkatkan produksi karet alamnya.
Menghadapi persaingan antar negara produsen, produk ekspor karet harus
ditingkatkan mutunya disesuaikan dengan permintaan konsumen. Persaingan
pasar global tidak terbatas pada produk yang dihasilkan, tetapi terkait aspek
proses, sumber daya manusia dan lingkungan.
Prospek perkaretan Indonesia di masa mendatang cukup cerah dimana
terdapat pertanaman karet yang luas, masih tersedianya lahan untuk
pertanaman baru serta adanya kecenderungan terus meningkatnya permintaan
dan harga karet di pasar dunia. Untuk memanfaatkan kemungkinan peluang
pasar yang tersedia dilakukan upaya antara lain : peningkatan produksi lahan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

dengan teknologi intercropping, peningkatan mutu dengan sistem pengolahan
yang lebih baik dan pengembangan produk baru guna membuka peluang pasar
yang lebih luas. (Anwar, 2006)
Kebutuhan karet alam terus meningkat sejalan dengan meningkatnya
standar hidup manusia dan mobilitas manusia serta barang yang memerlukan
komponen yang terbuat dari karet seperti ban kendaraan, conveyor belt, sabuk
transmisi, sepatu dan sandal karet.

Secara fundamental harga karet alam

dipengaruhi oleh permintaan (konsumsi) dan penawaran (produksi) serta
stock/cadangan dan masing - masing faktor.
Konsumsi karet alam dunia dalam dua ekade terakhir meningkat secara
drastis, walaupun terjadi resesi ekonomi dunia.

Kurun waktu 1980 - 2005

konsumsi karet alam mengalami pertumbuhan yang menurun dan stagnan di
Eropa, dan di Jepang pada priode 1990 juga mengalami stagnan akan tetapi di
China

dan

negara

berkembang

mengalami

pertumbuhan

yang

tinggi.

(IRSG,2004).
Menurut International Rubber Study Group (IRSG) diperkirakan akan terjadi
kekurangan pasokan karet alam pada priode dua dekade ke depan. Kondisi ini
akan mempengaruhi pihak konsumen, terutama pabrik - pabrik ban mobil seperti
Bridgestone, Goodyear dan Michelin. Oleh karena itu pada tahun 2004, IRSG
melakukan studi tentang permintaan dan penawaran karet alam dan sintetik
dunia. Hasil studi menyatakan bahwa permintaan karet alam dan sintetik adalah
sebesar 31,3 juta ton pada tahun 2035 untuk industri ban dan non ban dimana
15 juta diantaranya adalah karet alam. Produksi karet alam pada tahun 2005
sebesar 8,5 juta ton. Berdasarkan studi ini diproyeksikan pertumbuhan produksi
karet Indonesia akan mencapai 3 % pertahun, sedangkan Thailand hanya 1 %
dan Malaysia 2%. (IRSG, 2004).

Pertumbuhan produksi Indonesia ini dapat

dicapai melalui peremajaan atau penanaman baru karet yang cukup luas dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

perkiraan produksi pada tahun 2020 sebesar 3,5 juta ton dan tahun 2035
sebesar 5,1 juta ton. (Anwar, 2006).
Penawaran karet dunia meningkat lebih dari tiga persen per tahun dalam
dua dekade terakhir, dimana mencapai 8,81 juta ton pada tahun 2005.
Pertumbuhan tersebut berasal dari negara produsen Thailand, Indonesia,
Malaysia, India, China dan lainnya. Sejak tahun 1991 Malaysia tidak lagi menjadi
produsen utama karet alam dunia tetapi digeser oleh Thailand, sementara
Indonesia tetap sebagai negara produsen kedua. Thailand memproduksi lebih
dari 33% karet alam dunia pada tahun 2005, sementara Indonesia dengan
pangsa produksi 26% dan Malaysia tinggal 13%.
Ekspor karet Indonesia meningkat dari 1.874.324 ton pada tahun 2004
menjadi 2.295.456 ton pada tahun 2008 dan menurun menjadi 1.991.262 pada
tahun 2009 dengan nilai US$ 3.241.533.

Kenaikan volume dan nilai ekspor

tersebut memberikan peluang yang besar untuk pengembangan karet alam
Indonesia.
Karet sintetik sebagai produk hasil industri harganya relatif lebih stabil
dibandingkan dengan karet alam.

Selain itu karet sintetik yang umumnya

diproduksi dan dikonsumsi negara industri, harganya cenderung naik sejalan
dengan harga bahan baku. Hal ini sangat berbeda dengan harga karet alam
yang berfluktuasi dan dipengaruhi oleh kondisi alam. (Anwar, 2006).
Untuk menghindari kerugian karena gejolak harga karet alam, pasar
berjangka (future trading) karet menyediakan sarana dan mekanisme lindung
nilai (hedging).

Pasar berjangka karet alam yang saat ini menjadi

panutan/pedoman dunia adalah Singapura (SICOM) dan Jepang (TECOM), serta
yang relatif baru di Thailand (AFET) dan China (SHFE). Sedangkan pasar fisik
(physical) karet alam selain di Singapura dan Jepang juga terdapat di negara
produsen seperti Malaysia dan Thailand.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

Sejak pertengahan tahun 2002 harga karet mencapai harga US$ 1,00/kg
dan tahun 2006 telah mencapai US$ 2,20/kg untuk harga SIR 20 di SICOM
Singapura. Diperkirakan harga akan stabil pada jangka panjang sampai 2020
sekitar US$ 2,00/kg. Konsumsi karet alam diperkirakan akan tumbuh sebesar
4,4 % pada tahun 2006 dan 6,2 % pada tahun 2007, sementara karet sintetik
akan tumbuh sebesar 4,7 % dan 4,6 % pada tahun 2007. Pada tahun 2007
harga karet alam diperkirakan akan bertahan sekitar US$ 2.00/kg. Sementara itu
jika invesment fund dan spekulator masuk ke pasar berjangka untuk profit taking
maka akan terjadi lonjakan harga. Damardjati (2011), memproyeksikan bahwa
harga karet menjelang akhir tahun 2011 diperkirakan relatif layak dan
dipengaruhi perkembangan perekonomian global dan market fundamental.
Harga karet alam yang membaik saat ini harus dijadikan momentum yang
mampu mendorong percepatan pembenahan dan peremajaan karet yang kurang
produktif dengan menggunakan klon - klon unggul dan perbaikan teknologi
budidaya lainnya.

Pemerintah telah menetapkan sasaran pengembangan

produksi karet alam Indonesia sebesar 3 – 4 juta ton/tahun pada tahun 2025.
Sasaran produksi tersebut hanya dapat dicapai apabila areal kebun karet yang
saat ini kurang produktif berhasil diremajakan dengan menggunakan klon karet
unggul secara berkesinambungan. (Maryadi, 2005)
2.3. Strategi Produksi
2.3.1 Pengertian Strategi
Definisi strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang.
Strategi

bisnis

bisa

berupa

perluasan

geografis,

diversifikasi,

akusisi,

pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi,
likuidasi dan joint venture. (David, 2004).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

Pengertian strategi adalah rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi
yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan
lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari
perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi.
(Glueck, 1989).
Secara umum Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin
puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai
penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat
dicapai. Secara khusus strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental
(senantiasa meningkat) dan terus - menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut
pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan.
Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan
bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang
baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core
competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang
dilakukan.
Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah - langkah ke
depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi,
menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta merancang
strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan customer
value terbaik.
Beberapa langkah yang perlu dilakukan perusahaan dalam merumuskan
strategi, yaitu :
1. Mengidentifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan di masa
depan dan menentukan misi perusahaan untuk mencapai visi yang dicita citakan dalam lingkungan tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

2. Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur
kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi
oleh perusahaan dalam menjalankan misinya.
3. Merumuskan faktor - faktor ukuran keberhasilan (key success factors) dari
strategi - strategi yang dirancang berdasarkan analisis sebelumnya.
4. Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai alternatif
strategi dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki dan kondisi
eksternal yang dihadapi.
5. Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek dan
jangka panjang. (Hariadi, 2005)
Dengan merujuk pada pandangan (Schendel, 1985) menjelaskan adanya
empat tingkatan strategi.

Keseluruhannya disebut Master Strategy, yaitu :

enterprise strategy, corporate strategy, business strategy dan functional strategy.
a.

Enterprise Strategy
Strategi ini berkaitan dengan respons masyarakat. Setiap organisasi

mempunyai hubungan dengan masyarakat. Masyarakat adalah kelompok yang
berada di luar organisasi yang tidak dapat dikontrol. Di dalam masyarakat yang
tidak terkendali itu, ada pemerintah dan berbagai kelompok lain seperti kelompok
penekan, kelompok politik dan kelompok sosial lainnya.

Jadi dalam strategi

enterprise terlihat relasi antara organisasi dan masyarakat luar, sejauh interaksi
itu akan dilakukan sehingga dapat menguntungkan organisasi. Strategi itu juga
menampakkan bahwa organisasi sungguh - sungguh bekerja dan berusaha
untuk memberi pelayanan yang baik terhadap tuntutan dan kebutuhan
masyarakat.
b.

Corporate Strategy
Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering disebut

Grand Strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

Pertanyaan apa yang menjadi bisnis atau urusan kita dan bagaimana kita
mengendalikan bisnis itu, tidak semata - mata untuk dijawab oleh organisasi
bisnis, tetapi juga oleh setiap organisasi pemerintahan dan organisasi nonprofit.
Apakah misi universitas yang utama? Apakah misi yayasan ini, yayasan itu,
apakah misi lembaga ini, lembaga itu? Apakah misi utama direktorat jenderal ini,
direktorat jenderal itu? Apakah misi badan ini, badan itu? Begitu seterusnya,
jawaban terhadap pertanyaan - pertanyaan itu sangat penting dan kalau keliru
dijawab bisa fatal. Misalnya, kalau jawaban terhadap misi universitas ialah terjun
kedalam dunia bisnis agar menjadi kaya maka akibatnya bisa menjadi buruk,
baik terhadap anak didiknya, terhadap pemerintah, maupun terhadap bangsa
dan negaranya. Bagaimana misi itu dijalankan juga penting. Ini memerlukan
keputusan - keputusan stratejik dan perencanaan stratejik yang selayaknya juga
disiapkan oleh setiap organisasi.
c.

Business Strategy
Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran di

tengah masyarakat. Bagaimana menempatkan organisasi di hati para penguasa,
para pengusaha, para donor dan sebagainya. Semua itu dimaksudkan untuk
dapat memperoleh keuntungan - keuntungan stratejik yang sekaligus mampu
menunjang berkembangnya organisasi ke tingkat yang lebih baik.
d.

Functional Strategy
Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang

suksesnya strategi lain. Ada tiga jenis strategi functional yaitu strategi functional
ekonomi yaitu mencakup fungsi - fungsi yang memungkinkan organisasi hidup
sebagai satu kesatuan ekonomi yang sehat, antara lain yang berkaitan dengan
keuangan, pemasaran, sumber daya, penelitian dan pengembangan. Strategi
functional manajemen, mencakup fungsi - fungsi manajemen yaitu planning,
organizing,

implementating,

controlling,

staffing,

leading,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

motivating,

18

communicating, decision making, representing, dan integrating.

Strategi isu

stratejik, fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan, baik situasi lingkungan
yang sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui atau yang s