HUBUNGAN ANTARA ASUPAN LEMAK, ASUPAN SERAT DAN STATUS GIZI TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI REMAJA Hubungan Antara Asupan Lemak, Asupan Serat Dan Status Gizi Terhadap Siklus Menstruasi Remaja Kelas X Dan XI Di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN LEMAK, ASUPAN SERAT DAN
STATUS GIZI TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI REMAJA
KELAS X DAN XI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh:
Nabila
J310110051

PROGRAM STUDI ILMU GIZI JENJANG S1
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

HALAMAN PERSETUJUAN
ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
Judul Penelitian

: Hubungan Antara Asupan Lemak, Asupan Serat Dan Status
Gizi Terhadap Siklus Menstruasi Remaja Kelas X Dan Xi Di

Sma Muhammadiyah 1 Surakarta

Nama Mahasiswa

: Nabila

Nomor Induk Mahasiswa

: J310110051

Telah disetujui oleh Pembimbing Skripsi Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tanggal 9 April 2015 dan layak dipublikasikan.
Surakarta, 16 April 2015
Menyetujui
Pembimbing I

Pembimbing II

(Fitriana Mustikaningrum, S.Gz, M.Sc)
NIK: 2001465


(Rully Sudaryanto,S.SiT)
NIP: 197309112006041003

Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Setyaningrum Rahmawaty, A., M.Kes., Ph.D
NIK: 744
NIDN: 06-2312-7301

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN LEMAK, ASUPAN SERAT DAN
STATUS GIZI TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI REMAJA
KELAS X DAN XI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA
Nabila*
*Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammmadiyah Surakarta ;
Email : nabilamuftis@gmail.com

ABSTRACT

Introduction: Menstruation happen between 6-10 years old, usually 12 years old.
Menstruation cycle that irregular was normally when it is happen during the first twenty years
before the first menstruation. Fat intake and nutrition status corelation with changes in
hormone steroid value that factor in the proccess of setting menstruation cycle.
Objective: The purpose of this research is to know corelation between fat intake, fiber intake
and nutrition status for menstruation cycle for teenagers class X and XI at SMA
MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA.
Research method: This research used observational with crossectional approach. Sample
used was a student class X and XI at SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA that has
menstruation. Taking sample with proportional random sampling. Menstruation cycle can
obtain with questioners while fiber intake and fat used food frequency semi quantitative (ffq)
method.
Results: This research showed that more than half of the study subjects with irregular
menstrual cycles have fat intake more categories, which is 59.3 %, with p = 0.710. More
than half of the study subjects with regular menstrual cycles have good fiber intake category,
which is 60 %, with p = 0.326. And More than half of the study subjects with irregular
menstrual cycles have more nutrition status, which is 88.2 %, with p = 0.03.
Conclusion: No corelation fat intake and fiber intake with menstruation cycle at SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta. Any corelation nutrition status with menstruation cycle at SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta.

Keywords
: Fat intake, Fiber intake, Nutrition status, Menstruation cycle.
Bibliography : 51:1991-2013
PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan periode dari
pertumbuhan dan proses kematangan
manusia.
Pada
masa
ini
terjadi
kematangan seksual, hal ini akan
mempengaruhi perubahan fisik, hormonal,
kognitif, emosi dan komposisi tubuhnya
yang membutuhkan kecukupan gizi.
Kematangan seksual yang terjadi
pada anak perempuan ditandai dengan
datangnya menstruasi. Siklus menstruasi
yang tidak teratur masih normal jika terjadi
selama dua tahun pertama setelah

datangnya menstruasi (Arisman, 2010 dan
Wiknjosastro, 2009).
Asupan zat gizi dan status gizi
mempengaruhi siklus menstruasi, hal ini

berhubungan dengan perubahan kadar
hormon steroid yang merupakan faktor
dalam
proses
pengaturan
siklus
menstruasi (Suandi, 2004).
Lemak dan serat merupakan salah
satu zat gizi yang dapat mempengaruhi
siklus menstruasi.
Lemak dapat
membantu
untuk mengontrol
siklus
menstruasi, yaitu dengan meningkatkan

produksi estrogen dalam
tubuh dan
mengatur siklus menstruasi. Sedangkan
Serat dapat membantu menurunkan
produksi estrogen yang berlebih dalam
tubuh (Kusmiran, 2012).
Faktor lain yang dapat mempengaruhi
siklus menstruasi adalah status gizi.
Berdasarkan
penelitian
yang
telah

dilakukan Adnyani (2012) di SMA PGRI 4
Denpasar,
diketahui
siswi
yang
mempunyai status gizi kurang dan status
gizi lebih kebanyakan mengalami siklus

menstruasi yang tidak teratur, sedangkan
yang mempunyai status gizi baik
kebanyakan mengalami siklus menstruasi
yang teratur.
Hasil
riset
Riskesdas
(2010)
menunjukkan bahwa siklus menstruasi
teratur pada perempuan usia 10-59 tahun
di Indonesia mencapai 68,0% sedangkan
siklus menstruasi yang tidak teratur yakni
13,7%.
Sebanyak
14,9%
remaja
perempuan yang tinggal di daerah
perkotaan di Indonesia mengalami siklus
menstruasi tidak teratur. Hasil riset di
Jawa Tengah sendiri siklus menstruasi

teratur pada perempuan usia 10-59 tahun
mencapai 70,4 % dan siklus menstruasi
yang tidak teratur adalah 13,1%.
Hasil survei pendahuluan yang telah
dilakukan di
SMA Muhammadiyah 1
Surakarta didapatkan data dari 20 siswi
kelas X dan XI yang dipilih secara acak
diperoleh hasil, yang mengalami siklus
menstruasi teratur sebanyak 15 siswi
(75%) dan cukup tingginya siswi yang
mengalami siklus menstruasi tidak teratur
sebanyak 5 siswi (25%).
Kedekatan
tempat ini dengan pusat perkotaan dan
tempat-tempat makanan siap saji mungkin
akan mempengaruhi asupan lemak dan
serat
yang
nantinya

juga
akan
berpengaruh
terhadap
siklus
menstruasinya, namun hal ini belum diteliti
sebelumnya. Berdasarkan uraian latar
belakang di atas dan dari studi
pendahuluan yang dilakukan di SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta maka perlu
dilakukan penelitian untuk mengetahui
apakah ada hubungan antara asupan
lemak, asupan serat dan status gizi
terhadap siklus menstruasi pada remaja
putri kelas X dan XI di SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan yaitu
observasional

metode
crossectional.
Sampel yang digunakan adalah remaja
putri di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
kelas X dan XI yang telah mengalami
menstruasi.
Pengambilan
data
dilaksanakan pada bulan Januari 2015
dengan jumlah sampel yaitu 62.
Pengambilan sampel dengan cara simple
random sampling.
Siklus menstruasi
diperoleh
dengan
cara
pengisian
kuesioner dan kalender siklus menstruasi
sedangkan asupan lemak dan asupan
serat menggunakan metode FFQ Semi

Quantitative.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Tabel 1. Jumlah responden berdasarkan
kelas
Kelas
Responden
X
XI
Total

Jumlah
(Siswi)
34
28
62

Presentase
(%)
54,8
45,2
100

Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan
bahwa jumlah responden penelitian
berdasarkan kelas separuh lebih adalah
siswi kelas X yaitu 34 siswi (54,8%).
Tabel 2. Jumlah responden berdasarkan
usia
Usia
Responden
15 th
16 th
17 th
Total

Jumlah
(Siswi)
33
26
3
62

Presentase
(%)
53,3
41,9
4,8
100

Berdasarkan Tabel 12 menunjukkan
bahwa jumlah responden penelitian
berdasarkan usia separuh lebih adalah
siswi yang berusia 15 tahun yaitu 33 siswi
(53,3%).

Tabel 3. Jumlah responden berdasarkan
siklus menstruasi
Siklus
Menstruasi
Teratur
Tidak Teratur
Total

Jumlah
(Siswi)
28
34
62

Presentase
(%)
45,2
54,8
100

Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan
bahwa jumlah responden penelitian
berdasarkan siklus menstruasi separuh
lebih
responden
memiliki
siklus
menstruasi yang tidak teratur yaitu 34
siswi (54,8%).
Tabel 4. Jumlah responden berdasarkan
asupan lemak
Asupan
Lemak
Kurang
Baik
Lebih
Total

Jumlah
(Siswi)
14
21
27
62

Presentase
(%)
22,6
33,9
43,5
100

Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan
bahwa jumlah responden penelitian
berdasarkan
asupan
lemak
yang
terbanyak masuk kategori lebih yaitu 27
siswi (43,5%).
Tabel 5. Jumlah responden berdasarkan
asupan serat
Asupan
Serat
Kurang
Baik
Total

Jumlah
(Siswi)
52
10
62

Presentase
(%)
83,9
16,1
100

Berdasarkan Tabel 15 menunjukan
bahwa jumlah responden penelitian
berdasarkan asupan serat hampir semua
responden masuk dalam kategori kurang
yaitu 52 siswi (83,9%).
Tabel 6. Jumlah responden berdasarkan
status gizi
Status
Gizi
Kurang
Baik
Lebih
Total

Jumlah
(Siswi)
5
40
17
62

Presentase
(%)
8,1
64,5
27,4
100

Berdasarkan Tabel 16 menunjukan
bahwa jumlah responden penelitian
berdasarkan status gizi separuh lebih

responden memiliki status gizi baik yaitu
40 siswi (64,5%).
Hubungan Asupan
Siklus Menstruasi

Lemak

dengan

Tabel 7. Distribusi Siklus Menstruasi
berdasarkan Asupan Lemak
Asupan
Lemak
Kurang
Baik
Lebih

Siklus Menstruasi
Tidak
Teratur
Teratur
N
(%)
N
(%)
6 42,8 8 57,1
11 52,4 10 47,6
11 40,7 16 59,3

Jumlah
N
14
21
27

(%)
100
100
100

Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa
tidak ada hubungan antara asupan lemak
dengan siklus menstruasi remaja kelas X
dan XI di SMA Muhammadiyah 1
Surakarta. Berdasarkan 62 responden
penelitian, pada siklus menstruasi yang
teratur cenderung memiliki asupan lemak
dalam kategori baik yaitu 52,4% dan
siklus menstruasi yang tidak teratur
cenderung memiliki asupan lemak dalam
kategori lebih yaitu 59,3%. Tidak adanya
hubungan antara dua variabel ditunjukan
dari hasil perhitungan uji Chi Square
dengan
tingkat
kepercayaan
95%
diperoleh nilai p=0,710. Karena p>0,05
maka hipotesis (Ha) ditolak, sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan antara asupan lemak dengan
siklus menstruasi remaja kelas X dan XI di
SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.
Tidak adanya hubungan antara
asupan lemak dan siklus menstruasi
menurut Kusmiran (2012) selain asupan
lemak mungkin ada beberapa faktor lain
yang mempengaruhinya seperti berat
badan, faktor psikis dan aktifitas fisik.
Penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian
Kusuma
(2007)
yang
menyatakan bahwa tidak ada hubungan
antara asupan lemak dan siklus
menstruasi pada siswi SMP di Indramayu.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
sebagian besar siswi mengkonsumsi
lemak makanan tergolong lebih dari
anjuran yang direkomendasikan. Pada
penelitian ini siklus menstruasi yang tidak
teratur sebagian besar dialami oleh
responden yang mempunyai asupan

p

0,710

lemak yang lebih. Proverawati (2009)
menyatakan kelebihan lemak dapat
memberikan kontrol terhadap sekresi
hormon gonadropin kemudian jaringan
lemak akan menambah sumber estrogen
di luar hipofisis sehingga estrogen
berlebih dan mengakibatkan siklus
menstruasi menjadi tidak teratur.
Seperti yang telah dijelaskan dalam
Al-Quran bahwa asupan gizi yang
seimbang merupakan salah satu faktor
terpenting supaya asupan zat gizi dalam
tubuh
terpenuhi.
Kekurangan
atau
kelebihan zat makanan tertentu dapat
berdampak pada kesehatan tubuh secara
umum dan juga kesehatan reproduksi
seseorang (Hardisman, 2014).
Hubungan Asupan Serat berdasarkan
Siklus Menstruasi
Tabel 8. Distribusi Siklus Menstruasi
berdasarkan Asupan Serat
Asupan
Serat
Kurang
Baik

Siklus Menstruasi
Tidak
Teratur
Teratur
N
(%)
N
(%)
22 42,3 30 57,7
6 60,0
4
40,0

Jumlah
N
52
10

(%)
100
100

Tidak adanya hubungan antara
asupan serat dan siklus menstruasi dapat
memiliki berbagai penyebab misalnya
menurut Gaskins (2012), bisa karena
olahraga yang berlebihan, memiliki terlalu
sedikit atau terlalu banyak lemak tubuh,
disfungsi kelenjar tiroid dan faktor
hormonal. Siklus menstruasi yang tidak
teratur sebagian besar dialami oleh
responden yang mempunyai asupan serat
kurang. Dalam penelitian ini juga
menyebutkan bahwa asupan serat yang
kurang yaitu 0,05 maka hipotesis
(Ha) ditolak, sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak ada hubungan antara asupan
serat dengan siklus menstruasi remaja
kelas X dan XI di SMA Muhammadiyah 1
Surakarta.

berdasarkan

Tabel 9. Distribusi Siklus Menstruasi
berdasarkan Status Gizi
Status
Gizi

p

Gizi

Kurang
Baik
Lebih

Siklus Menstruasi
Tidak
Teratur
Teratur
N
(%)
N
(%)
1
20,0
4
80,0
25 62,5
15
37,5
2
11,8
15
88,2

Jumlah
N
5
40
17

(%)
100
100
100

Berdasarkan Tabel 19 diketahui
bahwa ada hubungan antara status gizi
dengan siklus menstruasi remaja kelas X
dan XI di SMA Muhammadiyah 1
Surakarta. Berdasarkan 62 responden,
pada siklus menstruasi yang teratur
cenderung memiliki status gizi dalam
kategori baik yaitu 62,5% dan siklus
menstruasi yang tidak teratur cenderung
memiliki status gizi dalam kategori lebih
yaitu 88,2%. Adanya hubungan antara
dua variabel ditunjukkan dari hasil
perhitungan
uji
Kolmogorov-Smirnov
karena tabel 2x3 tidak memenuhi syarat
uji Chi-Square yaitu dengan tingkat
kepercayaan 95% diperoleh nilai p=0,03.
Karena p

Dokumen yang terkait

Hubungan Status Gizi dengan Asupan Kalori pada Anak Usia 13 – 15 tahun di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah Ciputat Tahun 2015

0 6 72

Studi Awal : Gambaran Status Gizi dan Asupan Kalsium Pada Anak Sekolah Usia 13-15 Tahun

0 4 53

HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI SISWI KELAS X DI SMAN 13 BANDAR LAMPUNG

6 27 59

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN MAGNESIUM, ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN TEKANAN DARAH PADA WANITA Hubungan Antara Asupan Magnesium, Asupan Lemak Dan Status Gizi Dengan Tekanan Darah Pada Wanita Menopause Hipertensi Di RSUD Sukoharjo.

0 2 15

PUBLIKASI KARYA ILMIAH HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI Hubungan Asupan Lemak dan Status Gizi Dengan Siklus Menstruasi pada Siswi SMA N Colomadu.

0 1 13

SKRIPSI Hubungan Asupan Lemak dan Status Gizi Dengan Siklus Menstruasi pada Siswi SMA N Colomadu.

0 3 18

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN LEMAK, ASUPAN SERAT DAN STATUS GIZI TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI REMAJA KELAS X DAN XI DI Hubungan Antara Asupan Lemak, Asupan Serat Dan Status Gizi Terhadap Siklus Menstruasi Remaja Kelas X Dan XI Di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.

0 1 19

PENDAHULUAN Hubungan Antara Asupan Lemak, Asupan Serat Dan Status Gizi Terhadap Siklus Menstruasi Remaja Kelas X Dan XI Di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.

0 3 6

PERBEDAAN ASUPAN LEMAK, ASUPAN SERAT DAN KEBUGARAN JASMANI ANTARA REMAJA YANG OVERWEIGHT DAN YANG BERSTATUS GIZI Perbedaan Asupan Lemak, Asupan Serat Dan Kebugaran Jasmani Antara Remaja Yang Overweight Dan Yang Berstatus Gizi Normal Di SMP Al Islam 1 Sur

0 1 19

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI Hubungan Antara Status Gizi Dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri.

1 5 15