HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI SISWI KELAS X DI SMAN 13 BANDAR LAMPUNG

(1)

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN FAT INTAKE AND NUTRITIONAL STATUS TOWARDS MENSTRUAL CYCLE IN 10TH GRADER STUDENTS

AT SMAN 13 BANDAR LAMPUNG

by

CICI YULIANA SARI

Background : Menstrual cycle disorders in teenagers is caused by several factors such example is overweight status associated with daily fat intake. The purpose of this study was to determine the relationship between fat intake and nutritional status of the menstrual cycle.

Methods : This study was an observational study with cross sectional analytic against grader X SMAN 13 Bandar Lampung. The number of samples taken by total sampling method that is 180 respondents. The inclusion and exclusion criteria used obtained 163 respondents. The nutritional status of the respondents obtained a body mass index (BMI) to measure weight and height. Data fat intake and the menstrual cycle is known to use a 2x24 hour food recall and a questionnaire menstrual cycle. Data were analyzed by univariate and bivariate comparative test Chi Square.

Results : From this study, respondents had more fat intake by 46.6% and 53.4% of fat intake. Respondents who had a meager 5,5% nutritional status, 84% of normal nutritional status and nutritional status of 10,4% fat. Respondents who experience irregular menstrual cycles of 30.1% and which had regular menstrual cycles 69.9%. For fat intake relation to menstrual sikus obtained p = 0.003 and OR= 2.99 and nutritional status relationship to the menstrual cycle was obtained p= 0.001 and OR = 25,64

Conclusions : A significant association between fat intake to the menstrual cycle and also didapakan significant association between nutritional status of the menstrual cycle.


(2)

ABSTRAK

HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI SISWI KELAS X DI SMAN 13 BANDAR LAMPUNG

Oleh

CICI YULIANA SARI

Latar belakang : Gangguan pada siklus menstruasi pada remaja disebabkan oleh beberapa faktor contohnya adalah status gizi gemuk yang berhubungan dengan asupan lemak sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara asupan lemak dan status gizi terhadap siklus menstruasi.

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional terhadap siswi kelas X SMAN 13 Bandar Lampung. Jumlah sampel diambil dengan metode total sampling yaitu 180 orang responden. Setelah digunakan kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan 163 responden. Status gizi responden didapatkan dari indeks massa tubuh (IMT) dengan mengukur berat badan dan tinggi badan. Data asupan lemak dan siklus menstruasi diketahui dengan menggunakan food recall 2x24 jam dan kuesioner siklus menstruasi. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji komparatif Chi Square.

Hasil : Dari penelitian ini didapatkan responden mempunyai asupan lemak lebih sebesar 46,6% dan asupan lemak cukup 53,4%. Responden yang memiliki status gizi kurus 5,5%, status gizi normal 84% dan status gizi gemuk 10,4%. Responden yang mengalami siklus menstruasi tidak teratur sebesar 30,1% dan yang memiliki siklus menstruasi teratur 69,9%. Untuk hubungan asupan lemak terhadap sikus menstruasi didapatkan p= 0,003 dan OR= 2,99 dan hubungan status gizi gemuk terhadap siklus menstruasi didapatkan p= 0,001 dan OR = 25,64

Simpulan : Didapatkan hubungan yang bermakna antara asupan lemak terhadap siklus menstruasi dan juga didapakan hubungan yang bermakna antara status gizi terhadap siklus menstruasi.


(3)

HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI SISWI KELAS X DI SMAN 13 BANDAR LAMPUNG

Oleh

CICI YULIANA SARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA KEDOKTERAN

Pada

Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Sri Bhawono, Lampung Timur pada tanggal 12 Juli 1993, sebagai anak kedua dari dua bersaudara dari bapak Suparman dan ibu Sugiati.

Pada tahun 1997 penulis menempuh pendidikan Taman Kanak-kanak di PGRI 2 Sri Bhawono, Lampung Timur dan lulus pada tahun 1999. Pendidikan sekolah dasar (SD) ditempuh di SD N 02 Bandar Sri Bhawono pada tahun 1999 dan lulus pada tahun 2005. Pendidikan sekolah menengah pertama (SMP) ditempuh di SMP N 1 Bandar Sri Bhawono, Lampung Timur yang diselesaikan pada tahun 2008. Pada tahun yang sama penulis meneuskan pendidikan ke sekolah menengah atas di SMA N 1 Bandar Sri Bhawono, Lampung Timur. Pada tahun 2011, penulis berhasil menjadi mahasiswi Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung dengan jalur SNMPTN tulis.

Selama menjadi mahasiswa penulis pernah mengikuti organisasi PAKIS sebagai sekertaris devisi Pecinta Alam (PA), FSI sebagai anggota DANUS dan BEM sebagai anggota EKSTERNAL


(8)

Skripsi ini saya persembahkan

untuk,

Allah SWT

&

Kedua Orangtua dan Kakak saya

Terimakasih kepada Ayah dan Ibu yang telah

menyayangiku, mencintaiku, mendidikku dan

memberikan semua yang terbaik untukku…

Kalian adalah Malaikat yang Allah S.W.T

kirimkan untuk menjagaku hingga aku dapat

berdiri sampai saat ini… Semoga Kalian

selalu dalam lindungan Allah S.W.T dan aku

dapat berbakti pada Kalian, walaupun itu

tidak sebanding dengan apa yang kalian

berikan selama ini padaku.


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Kerangka Penelitian ... 8

1. Kerangka Teori ... 8

2. Kerangka Konsep ... 9

F. Hipotesis ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Remaja ... 10

1. Gizi remaja ... 10

2. Faktor-faktor yang berpengaruh pada gizi remaja ... 13

B. Status Gizi ... 14

1. Penilaian Status Gizi ... 14


(10)

xi

b) Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung ... 17

C. Menstruasi ... 20

1. Definisi Menstruasi ... 20

2. Aspek Endokrin Dalam Siklus Menstruasi ... 21

3. Siklus Menstruasi ... 22

4. Faktor Risiko Gangguan Menstruasi ... 26

D. Hubungan Asupan Lemak dan Status Gizi dengan Siklus Menstruasi ... 26

III. METODE PENELITIAN ... 28

A. Desain Penelitian ... 28

B. Tempat dan Waktu ... 28

C. Populasi dan Sampel ... 28

1. Populasi penelitian ... 28

2. Sampel penelitian ... 29

3. Cara pengambilan sampel ... 30

D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 30

1. Kriteria Inklusi ... 30

2. Kriteria Eksklusi ... 31

E. Variabel Penelitian ... 31

F. Definisi Operasional ... 31

G. Uji Instrumen Data ... 32

H. Metode Pengumpulan Data ... 33

I. Prosedur Penelitian ... 34

J. Pengolahan dan Analisis Data ... 35


(11)

xii

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Hasil Penelitian ... 37

B. Pembahasan... 44

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61


(12)

SANWACANA

Alhamdulillahhirobbil’alamin, puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang senantiasa mencurahkan segala nikmat dari-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat waktu. Shalawat beriring salam kepada junjungan kita, Rasullulah Muhammad SAW, semoga kita mendapat syafaatnya di hari akhir.

Skripsi dengan judul “Hubungan Asupan Makan Tinggi Lemak Dan Status Gizi Dengan Siklus Menstruasi Siswi Di SMAN 13 Bandar Lampung” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Sutyarso, M.Biomed., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung;

2. Kepada dr. Dian Isti Angraini, M.P.H., selaku Dosen Pembimbing Utama atas skripsi ini. Yang dengan sabar membimbing, memberi kritik dan saran yang membangun, atas ketersediaan waktu dan perhatian hingga selesainya skripsi ini.


(13)

3. Kepada ibu Soraya Rahmanisa, S.Si., M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Kedua atas kesediaan selalu memberikan waktu untuk bimbingan, memberi saran, dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini;

4. Kepada Dr. Dyah Wulan S.R.W, SKM., M.Kes., selaku Dosen Penguji Utama. Terimakasih atas bimbingan, waktu, ilmu, kritikan dan saran-saran yang telah diberikan;

5. Terimakasih pada siswi kelas X SMAN 13 Bandar Lampung atas kesediaannya menjadi responden dalam penelitian ini.

6. Terimakasih pada dr. Reni Zuraida, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang senantiasa memberikan pengarahan dan saran-saran dalam proses belajar ini.

7. Terima kasih yang tak terhingga kepada Ibunda tercinta Sugiati atas do’a yang selalu terucap, atas kasih sayang, cinta kasih yang selalu menaungiku dan dukungan yang tiada henti. Terimakasih sebanyak-banyaknya kepada Ayahanda Suparman yang telah membesarkanku, mendidikku dan selalu memberikan kasih sayang, cinta, dan dukungan yang tak ternilai. Terimakasih juga kepada kakak tercinta Ribut Budianto atas dukungan dalam menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran, dan juga nenek Kasiyem yang selalu mendukung dan memberi semangat;

8. Seluruh staf Dosen FK Universitas Lampung atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis untuk menambah wawasan yang menjadi landasan untuk mencapai cita-cita dan memotivasi baik berupa ilmu maupun semangat;


(14)

9. Seluruh staf Tata Usaha dan civitas FK Universitas Lampung yang turut membantu dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada mbak Ida, mba Kori, bapak Ma’mun dan bapak Anomali yang selalu memberi saran untuk segala pengurusan kelengkapan surat-surat;

10. Terimakasih kepada Kepala sekolah bapak Triyatmo, S.Pd., staf Tata Usaha dan seluruh Guru SMAN 13 Bandar Lampung yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian, membantu dalam memberikan jam pelajarannya agar peneliti dapat mengambil data. Dan juga tak lupa terimakasih kepada seluruh siswi kelas X SMAN 13 Bandar Lampung atas ketersediaan dalam menjadi responden penelitian.

11. Terima kasih sebanyak-banyaknya kepada teman tim skripsi Magista Vivi Anisa dan teman seperjuangan dalam meraih cita-cita, Jeanna Salima, Annisa Ratya, Putri Fitriana, Gita Augesti, Aulia Agristika, Bianti Nuraini, Putri Rinawati atas semua yang telah dilewati bersama dan selalu memberi perhatian, semangat, dukungan, motivasi, kasih sayang, kebersamaan dan kebahagiaan bagi penulis dalam proses meraih cita-cita dan menyelesaikan skripsi ini;

12. Kepada kedua Orangtua dari Magista Vivi Anisa yaitu ibu dra. Winarni dan bapak drs. Amir Supriyanto, M.Si yang selalu membantu dalam terselesainya skripsi ini.


(15)

13. Kepada ibu Sri Suprapti, S.Ip dan keluarga selaku petugas Badan Metrologi yang telah membantu dalam pembuatan sertifikat kalibrasi timbangan yang digunakan dalam penelitian.

14. Kepada Seseorang terkasih yang senantiasa memberikan kasih sayang, selalu memberikan dukungan dan semangat, selalu sabar dan setia, selalu meluangkan waktu untukku dan berusaha menjadi yang terbaik untukku selama ini;

15. Teman-teman angkatan 2011 tercinta yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Terima kasih telah memberikan motivasi, kebersamaan dan ilmu yang tak ternilai;

16. Kakak dan adik-adik tingkat (angkatan 2002–2014) yang sudah memberikan semangat kebersamaan dalam satu kedokteran;

Akhir kata, Penulis menyadari skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan baru kepada setiap orang yang membacanya. Terima kasih.

Bandar Lampung, 31 Januari 2015 m

Penulis m


(16)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Angka kecukupan Energi, Protein, lemak, karbohidrat,

serat dan air yang dianjurkan untuk orang Indonesia (Perorangan Perhari) (Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013) ... 10

Tabel 2. Kategori Tingkat Asupan Zat Gizi Lemak ... 10

Tabel 3. Kategori ambang batas IMT untuk Anak ... 14

Tabel 4. Perhitungan sampel ... 30

Tabel 5. Definisi Oprasional ... 31

Tabel 6. Karakteristik responden berdasarkan usia ... 38

Tabel 7. Distribusi frekuensi status gizi ... 38

Tabel 8. Distribusi frekuensi asupan lemak ... 39

Tabel 9. Distribusi siklus menstruasi ... 39

Tabel 10. Hubungan asupan lemak tinggi dengan siklus menstruasi ... 40

Tabel 11. Hubungan status gizi dengan siklus menstruasi ... 41

Tabel 12. Hubungan status gizi gemuk terhadap siklus menstruasi... 42


(17)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka Teori ... 8

Gambar 2. Kerangka Konsep ... 9

Gambar 3. Hormon Saat Menstruasi ... 25


(18)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Informasi Kegiatan Penelitian ... 64

Lampiran 2. Inform Consent ... 66

Lampiran 3. Kuesioner Identitas Responden ... 67

Lampiran 4. Kuesioner Siklus Menstruasi ... 68

Lampiran 5. Uji Validitas Kuesioner Siklus Menstruasi ... 69

Lampiran 6. Petunjuk Pengisian Formulir Food Recall 24 jam ... 71

Lampiran 7. Formulir Food Recall 24 Jam ... 72

Lampiran 8. Cara Pengukuran Antropometri ... 74

Lampiran 9. Etika Penelitian ... 79

Lampiran 10. Sertifikat kalibrasi timbangan ... 80

Lampiran 11. Data responden ... 81

Lampiran 12. Output Data ... 85

Lampiran 13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 Tentang Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia (perorang perhari) ... 94

Lampiran 14. Status gizi anak 5-18 tahun (Kemenkes RI, 2013) ... 95


(19)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam siklus kehidupan setiap manusia terdapat suatu masa yang disebut dengan masa remaja. Setiap anak ketika memasuki masa remaja akan mengalami perubahan fisik yang cepat, anak perempuan biasanya mengalami perubahan fisik yang lebih dahulu dibanding anak laki-laki, misalnya proses reproduksi yang erat hubungannya dengan perubahan fisik atau disebut dengan pubertas. Masa pubertas bagi anak perempuan ditandai dengan menstruasi awal (menarche) (Winkjosastro, 2007).

Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Pada masing-masing wanita mempunyai variasi dalam siklus haidnya, yang masih dalam batas normal (Prawirohardjo, 2005). Panjang siklus haid yang normal atau dianggap siklus mentsruasi yang khas ialah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama.


(20)

2

Selama masa reproduksi secara umum, siklus menstruasi teratur dan tidak mengalami banyak perubahan. Variasi panjang siklus semakin bertambah usia semakin menyempit, semakin mengecil panjang siklusnya, dan rerata panjang siklus pada usia 40-42 tahun mempunyai rentan variasi yang semakin sedikit. Pada kurun waktu 8-10 tahun sebelum menopause, didapatkan hal sebaliknya, didapatkan variasi panjang siklus menstruasi semakin melebar, semakin banyak variasinya. Pada wanita dengan indeks massa tubuh yang terlalu tinggi yaitu gemuk atau terlalu rendah yaitu kurus, rerata panjang siklus semakin meningkat (Winkjosastro, 2011).

Pada layanan kesehatan primer, gangguan menstruasi pada remaja merupakan kasus yang sering ditemukan. Pada penelitian lain, sebanyak 38% wanita yang mengalami perdarahan yang banyak pada saat menstruasi menganggapnya sebagai masalah sedangkan 71% tidak menganggapnya sebagai masalah, padahal 76% dokter yang menerima kasus tersebut menganggapnya sebagai kasus yang perlu dirujuk. Hal tersebut menunjukkan masih rendahnya kesadaran wanita terhadap masalah gangguan menstruasi (Anamika et al, 2008).

Pada tahun-tahun awal menstruasi adalah periode yang sangat rentan terhadap terjadinya gangguan dalam menstruasi. Pada 75% wanita usia remaja akhir mengalami gangguan yang terkait menstruasi seperti menstruasi yang tertunda, siklus menstruasi yang tidak teratur, nyeri dan perdarahan yang banyak saat menstruasi merupakan keluhan tersering yang menyebabkan remaja wanita datang ke dokter (Lee et al, 2006).


(21)

3

Gangguan menstruasi memerlukan evaluasi yang seksama karena gangguan menstruasi yang tidak ditangani dapat mempengaruhi kualitas hidup dan aktivitas sehari-hari. Efek gangguan menstruasi yang dilaporkan antara lain waktu istirahat yang memanjang (54%) dan menurunnya kemampuan belajar (50%) (Anamika et al, 2008).

Penelitian lain menemukan beberapa gangguan pada siklus menstruasi berupa kejadian dismenorea dengan prevalensi (89,5%), diikuti dengan ketidakteraturan siklus menstruasi sebesar (31,2%), serta perpanjangan durasi menstruasi (5,3%) (Cakir, 2007). Penelitian mengenai gangguan lain terkait menstruasi adalah prevalensi amenorea primer sebanyak 5,3%, amenorea sekunder sekunder 18,4%, oligomenorea 50%, polimenorea 10,5% dan gangguan campuran sebanyak 15,8% (Bieniasz et al, 2006).

Gangguan menstruasi merupakan indikator penting untuk menunjukan adanya gangguan sistem reproduksi yang dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai penyakit seperti kanker rahim, kanker payudara dan infertilitas (Gudmundsdottir, 2011). Beberapa faktor seperti lemak tubuh, dan obesitas dapat menyebabkan penyimpangan dalam siklus menstruasi. Penelitian telah menunjukkan bahwa 30-47% wanita obesitas memiliki siklus yang tidak teratur, meskipun kejadian infertilitas diantara wanita gemuk tidak terlalu tinggi. Infertilitas pada populasi ini tampaknya berhubungan dengan disfungsi ovulasi (Douchi et al, 2002).


(22)

4

Masalah reproduksi wanita yang berkaitan dengan usia adalah ketidakteraturan siklus menstruasi (Yamamoto, 2009). Prevalensi ketidakteraturan dari siklus menstruasi dilaporkan sebanyak 30,1% di Iran (Tehrani et al, 2011).

Peningkatan berat badan dan penambahan jaringan lemak, terutama di daerah pusat tubuh akan mengganggu keseimbangan hormon steroid seperti androgen, estrogen, dan Sex Hormone Binding Globulin (SHBG). Perubahan tingkat Sex Hormone Binding Globulin (SHBG) juga menyebabkan perubahan pelepasan androgen dan estrogen pada jaringan target (Haidari et al, 2011).

SMAN 13 Bandar Lampung sudah berdiri sejak 1996, sekolah ini berada di Jl. Padat Karya Sinar Harapan Raja Basa Jaya, Rajabasa, Bandar Lampung. Sekolah ini memiliki akreditas B. Walaupun tidak terlalu jauh dari pusat kota namun lokasi sekolah ini cukup terpencil dari jalan raya utama karena untuk mengaksesnya harus memasuki gang yang berada di jalur dua Jl. Soekarno-Hatta. Dari survei pendahuluan yang telah dilakukan, banyak pedangan yang berada di dalam maupun diluar gerbang sekolah, sebagian besar pedagan menjual aneka jajanan seperti gorengan, somay, cireng, bakso bakar yang tidak dapat dijamin kebersihan dan kandungan gizinya. Dan pola makan remaja juga cenderung tidak memperhatikan kandungan gizi dalam mengonsumsi makanan yang biasanya lebih suka makanan yang praktis


(23)

5

yang kaya akan energi dari lemak dan karbohidrat yang akan mempengaruhi status gizinya.

Selain itu juga saat remaja khususnya SMA kelas X pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi biasanya juga sangat minim dibandingkan dengan kelas XI dan XII yang sudah lebih mengerti mengenai kesehatan reproduksi karena di sekolahpun pelajaran mengenai sistem reproduksi baru diajarkan pada kelas XI. Dari survei pendahuluan yang dilakukan pada 3 dari 8 kelas X siswi SMAN 13 Bandar Lampung, didapatkan hasil sebanyak 44 siswi mengalami menstruasi tidak teratur dari jumlah siswi 68 orang. Penelitian mengenai ketidakteraturan siklus menstruasi pada siswi di SMAN 13 Bandar Lampung belum pernah dilakukan sebelumnya, oleh karena itu peneliti ingin meneliti hubungan asupan lemak dan status gizi terhadap siklus menstruasi pada siswi di SMAN 13 Bandar Lampung.

B. Rumusan Masalah

Telah diketahui jika hormon reproduksi dapat dipengaruhi oleh jumlah jaringan lemak tubuh dapat bermanifestasi dengan keadaan status gizi yang berlebih. Jaringan lemak tubuh dan status gizi yang berlebih disebabkan karena berlebihnya asupan energi yang berasal dari zar gizi makro seperti karbohidrat, protein dan lemak. Karena lemak mempunyai jumlah energi yang paling tinggi yaitu 9 kkal/gr bahan makanan dibandingakan dengan energi yang berasal dari karbohidrat dan protein yang hanya sebesar 4


(24)

6

kkal/gr bahan makanan, maka kelebihan satus gizi lebih banyak disebabkan oleh kelebihan energi lemak. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan asupan lemak dan status gizi terhadap siklus menstruasi pada siswi kelas X di SMAN 13 Bandar Lampung.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara asupan lemak dan status gizi terhadap siklus menstruasi pada siswi kelas X di SMAN 13 Bandar Lampung.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran asupan lemak, status gizi dan siklus menstruasi pada siswi kelas X di SMAN 13 Bandar Lampung

b. Mengetahui hubungan antara asupan lemak terhadap siklus menstruasi pada siswi kelas X di SMAN 13 Bandar Lampung. c. Mengetahui hubungan antara status gizi terhadap siklus menstruasi


(25)

7

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritis

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dan referensi serta pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu gizi khususnya dalam bidang gizi untuk sistem reproduksi.

2. Manfaat Aplikatif a. Bagi Peneliti

Sebagai wujud penerapan disiplin ilmu yang telah dipelajari dan menambah keterampilan dalam penulisan penelitian.

b. Institusi pendidikan

Dapat menambah informasi ilmiah dan dapat digunakan sebagai referensi atau acuan bagi penelitian serupa.


(26)

8

E. Kerangka Penelitian 1. Kerangka Teori

Gambar 2. Kerangka Teori (Supariasa, 2012 & Puspitaningtyas, 2014). Siklus Menstruasi

ovulasi Berlebih atau obesitas

Peningkatan jaringan

Peningkatan estrogen FSH tidak mencapai puncak Pertumbuhan folikel terhenti Peningkatan hormon androgen

Jumlah sel teka lebih sedikit Jumlah kolestrol lebih sedikit

Hormon steroid menurun Progsteron dan estrogen menurun

LH menurun Kurang atau underweight Faktor yang mempengaruhi status gizi :

1.Keadaan infeksi 2.Konsumsi makanan 3.Pengaruh budaya 4.Faktor sosial ekonomi 5.Produksi pangan

6.Pelayanan kesehatan dan pendidikan 7.Asupan makan (Karbohidrat, lemak,

protein)


(27)

9

Asupan Lemak

Siklus Menstruasi Status Gizi

2. Kerangka konsep

Gambar 3. Kerangka Konsep Hubungan Antara Asupan Lemak Dan Status Gizi Dengan Siklus Menstruasi

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Asupan lemak berhubungan terhadap siklus menstruasi yang tidak teratur 2. Status gizi berhubungan terhadap siklus menstruasi yang tidak teratur


(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Remaja

Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Masa remaja adalah transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Masa remaja ditandai dengan perubahan fisik, pubertas dan emosional yang kompleks serta penyesuaian yang penting untuk menjadi dewasa (Rumini & Sundari, 2004).

1. Gizi Remaja

Dalam pertumbuhannya remaja memerlukan energi dan nutrisi yang cukup untuk kegiatan sehari-hari dan proses metabolisme tubuh. Energi dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan, perkembangan, aktifitas otot, dan fungsi metabolik lainnya (menjaga suhu tubuh, menyimpan lemak tubuh) dan untuk memperbaiki kerusakan jaringan. Sumber energi makanan berasal dari karbohidrat, protein, dan lemak (Rumini & Sundari, 2004).


(29)

11

a. Karbohidrat

Merupakan sumber energi utama untuk tubuh yang berasal dari makanan. Produk makanan yang banyak mengandung karbohidrat adalah: beras, jagung, ubi, kentang. Makanan yang bersumber dari karbohidrat sebaiknya memenuhi 40-60% dari total energi (Dietary Reference Intakes for Energy, 2005).

b. Lemak

Lemak merupakan nutrisi padat yang menyediakan 9 kkal per gram diet dan merupakan sumber penghasil energi tubuh yang utama (Potter & Perry, 2006). Sumber zat tenaga yang berasal dari lemak yaitu: daging, susu, telur, kacang-kacangan dan sebagainya. Konsumsi energi dari lemak sebaiknya 25-35% dari total energi (Dietary Reference Intakes for Energy, 2005).

c. Protein

Merupakan sumber energi yang sangat penting, karena fungsinya yang vital berhubungan dengan proses kehidupan. Protein berfungsi untuk membangun dan memelihara jaringan tubuh serta mengganti sel-sel yang rusak. Setiap gram mengandung 4 kkal (Almatsier, 2004). Konsusmsi energi yang berasal dari protein sebaiknya 5-15% dari total kebutuhan energi (Dietary Reference Intakes for Energy, 2005).


(30)

12

Tabel 1. Angka kecukupan Energi, Protein, lemak, karbohidrat, serat dan air yang dianjurkan untuk orang Indonesia (Perorangan Perhari) (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor75Tahun 2013).

Kelompok Umur BB (Kg) TB (Kg) Energi (Kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g) Perempuan

10-12 tahun 36 145 2000 60 67 275

13-15 tahun 46 155 2125 69 71 292

16-18 tahun 50 158 2125 59 71 292

19-29 tahun 54 159 2250 56 75 309

Sumber: Peraturan Menkes RI, 2013

Untuk mengetahui tingkat asupan energi yang berasal dari lemak dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Kategori Tingkat Asupan Zat Gizi Lemak

Kategori Presentase

Kurang < 80% AKG

Cukup 80-110 % AKG

Lebih AKG

Sumber: (Zuraida & Angraini, 2014)

Untuk mengetahui apakah asupan energi yang dikonsumsi sesuai dengan AKG maka dapet diketahui dengan menggunakan rumus :

TKE =

×

100%

Keterangan :


(31)

13

2. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Pada Gizi Remaja

Faktor yang berpengaruh pada gizi remaja adalah status individu, status ekonomi, dan status anatomi tubuh individu. Dalam status individu yaitu remaja yang sudah menikah atau belum menikah. Status ekonomi yaitu keadaan ekonomi remaja, jika status ekonomi baik maka remaja akan cenderung membeli berbagai makanan, berbeda dengan remaja yang memiliki status ekonomi yang kurang yang mungkin gizi yang dikonsumsinya cenderung kurang. Dan untuk anatomi tubuh individu adalah ukuran pelvis berhubungan dengan tinggi badan individu (Proverawati, 2011).

Menurut Supariasa (2012), faktor ekologi juga mempengaruhi status gizi seperti: Keadaan infeksi yaitu keadaan dimana individu mengalami infeksi atau sakit yang membuat penurunan nafsu makan yang akan berpengaruh pada status gizi; konsumsi makanan yaitu jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi individu berbeda-beda maka akan berpengaruh pada status gizi yang berbeda-beda pula; pengaruh budaya seperti misalnya pada suatu suku dilarang untuk memakan-makanan tertentu, hal ini tentu saja akan berpengaruh terhadap variasi makanan yang dapat mempengaruhi status gizi seseorang; faktor sosial ekonomi yang berhubungan dengan pendapatan, pekerjaan, pendidikan dan keadaan keluarga; produksi pangan yaitu berhubungan dengan penyediaan pangan dalam


(32)

14

keluarga; dan pelayanan kesehatan dan pendidikan yang berhubungan dengan ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan pendidikan.

B. Status Gizi

Status gizi adalah suatu tingkat kesehatan seseorang karena konsumsi, penyerapan (absorbsi) dan penggunaan (utilization) zat gizi makanan. Status gizi dapat digunakan untuk mengetahui keadaan gizi atau kelompok baik atau buruk (Novita, 2007).

1. Penilaian Status Gizi

Terdapat dua cara yang dapat dilakukan untuk menilai status gizi yaitu dengan cara langsung dan tidak langsung. Penilaian dengan cara langsung contohnya adalah antropometri, klinis, biokimia dan juga biofisik. Sedangkan penilaian secara tidak langsung seperti survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi (Supariasa, 2012).

a) Penilaian Status Gizi Secara Langsung

Penilaian status gizi secara langsung terdiri dari antropometri, pemerksaan klinis, pemeriksaan biokimiawi dan pemeriksaan biofisik.


(33)

15

1)Antropometri

Antropometri terdiri dari dua kata yaitu antropos dan metros. antropos yang berarti tubuh dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri merupakan ukuran dari tubuh (Isdaryanti, 2007). Tujuan yang ingin dicapai dari pengukuran antropometri adalah besarnya komposisi tubuh yang dapat dijadikan isyarat dini perubahan status gizi (Arisman,2010).

Antropometri bisa diukur dengan berbagai cara diantaranya berat badan, tinggi badan dan lingkar lengan atas, yang dapat dikombinasikan untuk membentuk indikator-indikator nilai gizi, diantaranya adalah kombinasi berat badan terhadap umur (BB/U), kombinasi tinggi badan menurut umur (TB/U) dan kombinasi berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB) (Novita, 2007).

IMT( Indeks Massa Tubuh)

Adapun rumus untuk mengetahui nilai IMT yang diukur dari berat badan dan tinggi badan adalah:

IMT :


(34)

16

Karena subyek penelitian adalah anak kelas X SMA yang rata-rata usianya di bawah 18 tahun, maka digunakan standar antropometri penilaian status gizi anak menurut Kemenkes 2010, yaitu:

Tabel 3. Kategori IMT menurut Umur (IMT/U) untuk anak umur 5-18 tahun.

Kategori IMT

Sangat Kurus <-3 SD

Kurus <-3 SD sampai dengan <-2 SD

Normal -2 SD sampai dengan 1 SD

Gemuk >1 SD sampai dengan 2 SD

Obesitas >2 SD

Sumber: KEMENKES RI, Nomor 1995/MENKES/SK/XII/2010

2) Pemeriksaan Klinis

Pemeriksaan klinis merupakan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, termasuk riwayat kesehatan. Bagian tubuh yang harus lebih diperhatikan adalah kulit, gigi, gusi, lidah, mata dan (khusus lelaki) alat kelamin.

3) Pemeriksaan Biokimia

Ada dua jenis protein, yaitu viseral dan somatik yang layak dijadikan parameter penentu status gizi. Parameter protein viseral ialah serum albumin, prealbumin, transferin, hitung


(35)

17

jumlah limfosit, dan uji antigen pada kulit. Sementara cadangan protein somatik bukan hanya dinilai secara biokimiawi, tapi juga dengan mengukur besarnya lingkaran pertengahan lengan atas (mid-arm circumference/MAC) (Arisman, 2008).

4) Pemeriksaan Biofisik

Pada penentuan status gizi secara biofisik adalah penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of nightblindness). Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap (Arisman, 2008).

b) Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung

Metode yang dapat dilakukan untuk menilai status gizi secara tidak langsung dapat dilakukan dengan survei konsumsi pangan, statistik vital dan faktor ekologi.

1) Survei Konsumsi Pangan

Survei konsumsi pangan bertujuan untuk mengetahui kebiasaan sehari-hari makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada tingkat kelompok, rumah tangga dan


(36)

18

perorangan serta faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan (Arisman, 2008).

Beberapa Metode yang digunakan untuk pengukuran konsumsi pangan berdasarkan jenis data yang diperoleh adalah:

1. Kualitatif

Biasanya untuk mengetahui frekuensi makan, frekuensi konsumsi menurut jenis bahan makanan dan menggali informasi tentang kebiasaan makan (food habit) serta cara memperoleh makanan tersebut. Metode pengukuran makanan bersifat kualitatif antara lain :

- Metode frekuensi makan (food frequency)

- Metode dietary history

- Metode telepon

- Metode pendaftaran makanan (food list)

(Arisman, 2008).

2. Metode Kuantitatif

Untuk mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi hingga dapat dihitung konsumsi zat gizi dengan menggunakan Daftar Konsumsi Bahan Makanan (DKBM) atau daftar lain yang diperlukan seperti Daftar Ukuran Rumah Tangga (URT), daftar konversi mentah-masak (DKMM) dan Daftar Penyerapan minyak.


(37)

19

Metode-metode yang digunakan secara kuantitatif adalah : - Metode Recall 24 jam

- Perkiraan makanan (estimated food records) - Penimbangan makanan (food weighing) - Metode food account

- Metode inventaris(inventory method) - Pencatatan (household food record)

(Arisman, 2008).

3. Metode Kualitatif dan Kuantitatif

Beberapa metode pengukuran bahkan dapat menghasilkan data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif, yaitu :

- Metode recall 24 jam

Dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Responden menceritakan semua yang dimakan dan diminum selama 24 jam yang lalu saat wawancara dengan petugas atau menggunakan kuesioner yang terstruktur. Data yang diperoleh cenderung bersifat kualitatif. Untuk mendapatkan data kuantitatif maka perlu ditanyakan dengan teliti dengan menggunakan ukuran URT (sendok, gelas, piring, dll).

Karena jika data hanya diambil 1 x 24 jam maka data kurang representatif, oleh karena itu recall 24 jam


(38)

20

sebaiknya dilakukan sedikitnya 2 kali dan harinya tidak berturut-turut.

- Metode riwayat makan (dietary history)

(Arisman, 2008).

2) Statistik Vital

Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis beberapa data statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi (Arisman, 2008).

3) Faktor Ekologi

Malnutrisi adalah masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia bergantung pada keadaan ekologi seperti iklim, tanah irigasi (Arisman, 2008).

C. Menstruasi

1. Definisi Menstruasi

Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus disertai pelepasan endometrium (Winkjosastro, 2012). Tahun-tahun


(39)

21

reproduksi normal wanita ditandai dengan perubahan ritmis bulanan kecepatan sekresi hormon-hormon wanita dan juga perubahan fisik pada ovarium serta organ-organ seksual lainnya. Pola ritmis ini disebut siklus menstruasi (Guyton, 2008).

2. Aspek Endokrin Dalam Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi diperantarai oleh mekanisme neuroendokrin yang kompleks. Gonadothropin releasing hormone (GnRH) berperan terhadap pelepasan gonadotropin, follicle stimulating hormone (FSH) dan leuteinizing hormone (LH). GnRH dihasilkan di hipotalamus dan dihantarkan ke hipofisis anterior melalui sistem vaskuler periportal (Winkjosastro et al, 2007).

Siklus menstruasi normal diatur secara cermat oleh sekresi gonadotropin dari hipofisis anterior ke sirkulasi sistemik. Folikel yang matang dirangsang berkembang oleh FSH. Satu folikel membentuk

folikel de graaf. Kemudian folikel yang tersisa akan mengalami regresi. Sementara itu estrogen dihasilkan oleh sel lutein teka pada folikel. Estrogen ovarium yang utama adalah estron (E1), estradiol (E2) dan sejumlah kecil estriol (E3). Pada siklus hari ke-8 dan ke-9, kadar estrogen berhenti meningkat dan kadar LH dan FSH mulai berfluktuasi. Pada sekitar khari ke-14, kenaikan kadar LH yang tinggi dan mendadak (LH surge) memicu pecahnya folikel dan ovulasi (pelepasan ovum). Terjadi sedikit perdarahan, dan folikel yang kosong segera terisi oleh


(40)

22

darah yang menggumpal (folikel hemoragis). LH dan prolaktin merangsang luteinasi sel granulosa sehingga terbentuk korpus luteum. Sel lutein granulosa menghasilkan progesteron, yang mencapai puncaknya kira-kira hari ke-23 atau ke-24. Jika saat itu tidak terjadi fertilisasi ovum, korpus luteum mengalami regresi, kemudian kadar progesteron dan estrogen turun hingga kadar kritis pada sekitar hari ke-28 ketika terjadi perdarahan endometrium (menstruasi) (Benson, 2009).

3. Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi adalah jarak antara tanggal pertama mulainya menstruasi yang lalu dengan tanggal/ hari pertama menstruasi berikutnya, panjang siklus menstruasi yang normal adalah 21-35 hari (Winkjosastro et al, 2007).

Durasi rata-rata perdarahan menstruasi adalah 3-7 hari tetapi dapat pula bervariasi (Benson, 2009). Sedangkan menurut Winkjosastro (2007), lama menstruasi biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit, dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada setiap wanita biasanya lama menstruasi tetap. Jumlah darah yang keluar rata-rata 33,2±16 cc, jumlah darah menstruasi yang lebih dari 80 cc dianggap patologik.

Terdapat dua hasil yang bermakna dari siklus seksual wanita. Pertama, hanya satu ovum matang yang normalnya dikeluarkan dari ovarium


(41)

23

satiap bulan. Kedua, endometrium uterus dipersiapkan terlebih dahulu untuk implantasi ovum yang telah dibuahi pada saat tertentu dalam bulan tersebut (Guyton, 2008).

Produksi berulang dari estrogen dan progesteron oleh ovarium mempunyai kaitan dengan siklus endometrium pada lapisan uterus yang bekerja melalui tahapan berikut ini :

1. Fase proliferasi (fase estrogen)

Pada permulaan setiap siklus bulanan, sebagian besar endometrium telah berdeskuamasi akibat menstruasi. Sesudah menstruasi, hanya selapis sel stroma endometrium yang tertinggal, dan sel-sel epitel yang tertinggal adalah sel yang terletak dibagian lebih dalam dari kelenjar yang tersisa serta pada kripta endometrium. Di bawah pengaruh estrogen, yang disekresikan dalam jumlah lebih banyak oleh ovarium selama bagian pertama siklus ovarium. Permukaan endometrium akan mengalami epitelisasi kembali dalam waktu 4 sampai 7 hari setelah menstruasi. Selama satu minggu berikutnya, yaitu sebelum terjadi ovulasi, ketebalan endometrium sangat meningkat karena jumlah sel stoma bertambah banyak dan karena kelenjar endometrium serta pembuluh darah baru yang progresif ke dalam endometrium (Guyton, 2008).


(42)

24

2. Fase sekretorik (fase progestasional)

Selama sebagian besar separuh akhir siklus bulanan, setelah ovulasi terjadi, progesteron dan estrogen bersama-sama disekresikan dalam jumlah yang besar oleh korpus luteum. Estrogen menyebabkan sedikit proliferasi sel tambahan pada endometrium selama fase siklus ini, sedangkan progesteron menyebabkan pembengkakan yang nyata dan perkembangan sekretorik dari endometrium. Pada puncak fase sekretorik, sekitar 1 minggu setelah ovulasi, ketebalan endometrium sudah menjadi 5-6mm (Guyton, 2008).

Pada fase ini bertujuan untuk membentuk dinding endometrium yang sangat sekretorik yang mengandung sejumlah besar cairan nutrien untuk membentuk kondisi yang cocok untuk implantasi ovum yang telah dibuahi selama separuh akhir siklus bulanan (Guyton, 2008).

3. Fase menstruasi

Jika ovum tidak dibuahi, kira-kira 2 hari sebelum akhir siklus bulanan, korpus luteum di ovarium tiba-tiba berinvolusi, dan hormon-hormon ovarium (estrogen dan progesteron) menurun dengan tajam sampai kadar sekresi yang rendah. Menstruasi disebabkan oleh berkurangnya estrogen dan progesteron pada akhir siklus bulanan. Selama menstruasi normal, kira-kira 40 mililiter darah dan tambahan 35ml cairan serosa dikeluarkan. Cairan


(43)

25

menstruasi ini normalnya tidak membentuk bekuan, karena fibrinolisin dilepaskan bersama bahan nekrotik endometrium. Pada waktu 4-7 hari sesudah dimulainya menstruasi, pengeluaran darah akan berhenti, dan endometrium mengalami epitelisasi kembali (Guyton, 2008).

Gambaran dari peran hormon dan fase-fase dari menstruasi dapat dilihat pada gambar berikut ini:


(44)

26

4. Faktor Risiko Gangguan Menstruasi

Menurut Kusmiran (2011), faktor risiko yang menyebabkan gangguan menstruasi adalah berat badan, aktivitas fisik, stress, diet. Paparan lingkungan dan kondisi kerja, gangguan endokrin dan gangguan perdarahan. Menurut Varney (2007), obesitas juga dihubungkan dengan anovulasi. Obesitas juga memacu perubahan hormon pada wanita, termasuk peningkatan kadar androgen yang menimbulkan disfungsi hipotalamus.

D. Hubungan Asupan Lemak dan Status Gizi dengan Siklus Menstruasi Status gizi pada wanita baik kekurangan maupun kelebihan akan berdampak pada penurunan fungsi hipotalamus yang tidak memberikan rangsangan kepada hipofisis anterior untuk menghasilkan FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Leuteinizing hormone) (Anggraini, 2012). Kondisi kegemukan berkaitan dengan proses perubahan androgen menjadi estrogen. Hipotalamus merangsang peningkatan sekresi hormon LH serta terjadi hiperandrogenisme. Mekanisme lain adalah gangguan pematangan folikel akibat peningkatan LH dan kadar testosterone yang rendah (Suryatni, 2010).

Menurut Liu Y (2012) pada wanita yang memiliki persen lemak tubuh lebih tinggi (kategori obesitas) terjadi peningkatan produksi androstenedion yang merupakan androgen yang berfungsi prekursor


(45)

27

hormon seks. Androgen digunakan untuk memproduksi hormon estrogen dengan bantuan enzim aromatase. Di dalam tubuh proses aromatisasi androgen menjadi estrogen terjadi pada sel-sel granulosa dan jaringan lemak, maka dengan banyaknya jaringan lemak tubuh, maka akan semakin banyak pula estrogen yang terbentuk yang akan mengganggu keseimbangan hormon reproduksi di dalam tubuh pada akhirnya akan mengganggu siklus dari menstruasi. Gangguan siklus menstruasi disebabkan karena gangguan umpan balik dengan kadar estrogen yang terlalu tinggi sehingga follicle stimulating hormone (FSH) tidak mencapai puncak, maka pertumbuhan folikel terhenti sehingga tidak terjadi ovulasi .

Penelitian lain telah menunjukkan bahwa 30-47% wanita obesitas memiliki siklus yang tidak teratur (Douchi, 2002). Kelebihan lemak dapat memberikan kontrol terhadap sekresi hormon gonadotropin, maka jaringan lemak akan menambah sumber estrogen di luar gonad (hipofisis) (Proverawati, 2009).


(46)

III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya dilakukan hanya satu kali pada satu saat, penelitian ini mencari adanya hubungan antara variabel bebas asupan lemak dan status gizi dengan variabel terikat yaitu siklus menstruasi (Sastroasmoro, 2008).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan September 2014-Januari 2015 di SMAN 13 Bandar Lampung .

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah seluruh dari subyek penelitian. Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswi di SMAN 13 Bandar Lampung kelas X yang berjumlah 188 siswi.


(47)

29

2. Sampel Penelitian

Penelitian menggunakan rumus besar sampel untuk penelitian analitik komparatif kategorik tidak berpasangan, dengan rumus yaitu:

Keterangan : n = sampel

Zα = 5%, hipotesis dua arah sehingga deviat baku alfa= 1,96 dengan tingkat kemaknaan 95%

Zβ = deviat baku dengan kekuatan uji penelitian (power) 80% = 0,842

Q = 1-P Q1 = 1-P1 Q2 = 1-P2 P = (P1+P2)/2

P1-P2 = selisih minimal proporsi (kepustakaan)

Dengan rumus di atas dan nilai P yang diambil dari beberapa kepustakaan maka didapatkan beberapa jumlah sampel yang disajikan dalam tabel berikut:


(48)

30

Tabel 4. Perhitungan sampel

VARIABEL PROPORSI JUMLAH

SAMPEL

Hubungan Status Gizi Lebih Dengan Ketidakteraturan Siklus Menstruasi P1: 0,56 P2: 0,30 Rakhmawati (2012)

n = 53 orang

P1: 0.05 P2: 0,69

Sianipar (2009)

n = 20 orang

P1 : 0,06 P2 : 0,19 Pratiwi (2011)

n = 94 orang

Dari beberapa jumlah sampel yang didapatkan dari perhitungan proporsi dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka ditetapkan sampel sebanyak 94 orang.

3. Cara Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling, yaitu dari populasi 188 siswi didapatkan sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 163 orang responden.

D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 1. Kriteria Inklusi

 Siswi kelas X SMAN 13 Bandar Lampung

 Sudah mengalami mestruasi.


(49)

31

2. Kriteria Eksklusi

 Sedang menjalani diet tertentu

 Sedang mengonsumsi obat-obatan yang mengandung hormon.

 Mempunyai riwayat penyakit kronis

 Mempunyai penyakit reproduksi

 Menstruasi pertama < 12 bulan

E. Variabel Penelitian

Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu:

1. Variabel bebas (independent variable) yaitu asupan lemak dan status gizi siswi kelas X di SMAN 13 Bandar Lampung

2. Variabel terikat (dependent variable) yaitu siklus menstruasi siswi kelas X di SMAN 13 Bandar Lampung

F. Definisi Operasional

Tabel 5. Definisi Operasional No Nama

Variabel

Definisi Cara Ukur Hasil Ukur Skala

Pengukuran 1 Asupan

lemak Jumlah kalori yang berasal dari zat gizi lemak Kuesioner food recall

2 x 24 jam

1. Cukup jika

≤110 % (dari 25% AKG)

2. Lebih jika >110% (dari 25% AKG)

(Zuraida & Angraini, 2014)


(50)

32

2 Status Gizi (anak usia 5-18 tahun) Keadaan gizi seseorang berdasarkan indeks massa tubuh yang diukur dengan cara berat badan dalam satuan kilogram (kg) dibagi dengan tinggi badan dalam satuan meter kuadrat (m2)

Mengukur berat badan dan tinggi badan menggunakan alat ukur timbangan injak dan microtoise

1. Kurus, jika IMT <-3 SD sampai dengan <-2 SD 2. Normal, jika IMT

-2 SD sampai dengan 1 SD 3. Gemuk, jika IMT

>1 SD sampai dengan 2 SD

(Kemenkes, 2010)

Ordinal

3 Siklus Menstruasi Jarak waktu dari datangnya menstruasi hingga menstruasi berikutnya Menggunkan kuesioner yang berisikan pertanyaan terstruktur mengenai panjang jarak antara mulainya menstruasi hingga menstruasi berikutnya.

1. Normal (21-35 hari)

2. Tidak normal (Oligomenore (>35 hari) dan Polimenorea (<21 hari))

(Winkjosastro, 2012)

Ordinal

G. Uji Instrumen Data

Notoatmodjo (2012) menjelaskan bahwa kuesioner untuk dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian, memerlukan uji validitas dan reabilitas. Agar diperoleh distribusi nilai hasil pengukuran mendekati normal, maka sebaiknya jumlah responden untuk uji coba paling sedikit 20 orang.


(51)

33

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita susun tersebut mampu mengukur apa yang hendak kita ukur, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara skors (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) dengan skors total kuesioner tersebut. Apabila kuesioner tersebut telah memiliki validitas konstruk, berarti semua pertanyaan yang ada di dalam kuesioner itu mengukur konsep yang kita ukur.

Pada penelitian ini kuesioner yang terdiri dari 5 pertanyaan diberikan kepada responden sebagai sasaran uji coba. Jawaban dari pertanyaan diberikan skors 1 dan 2. Nilai jawaban ≥8 dikategorikan sebagai siklus menstruasi tidak teratur dan ≤8 sebagai siklus menstruasi teratur.

H. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data yang dipakai adalah data primer dan sekunder yaitu:

1. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh secara langsung peneliti dari subyek penelitian. Data primer dalam penelitian ini diantaranya adalah pengukuran berat badan dan tinggi badan responden untuk mengetahui IMT dan pengisian kuesioner untuk menilai asupan lemak menggunakan formulir food recall 2x24 jam dan kuesioner siklus menstruasi.


(52)

34

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari berbagai sumber yang telah ada. Data sekunder yang didapatkan berupa jumlah dan nama siswi kelas X SMAN 13 Bandar Lampung .

I. Prosedur Penelitian

Prosedur dari penelitian hubungan asupan lemak dan status gizi terhadap siklus menstrasi adalah:

Gambar 4. Diagram Alur Penelitian

Siswi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi adalah 163

Pengisian lembar persetujuan menjadi responden penelitian

Pembagian kuesioner dan pengukuran tinggi dan berat badan

Pengolahan dan analisis data

Hasil dan kesimpulan


(53)

35

J. Pengolahan dan Analisis Data a. Pengolahan Data

Setelah data dari penelitian terkumpul maka selanjutnya adalah pengolahan data dari kuesioner yang selanjutnya diperiksa kelengkapannya dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Editing, yaitu memeriksa daftar pertanyaan dan memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan.

2. Coding, yaitu memberikan kode angka (numerik) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori agar mudah dianalisis oleh peneliti. Pemberian kode ini sangatlah penting karena akan memudahkan peneliti dalam mengolah dan menganalisis data di komputer

3. Entry data, memasukan data yag dikumpulkan ke dalam database

computer menggunakan software statistik

4. Analyzing, yaitu menganalisis data yang telah diproses dalam program statistik

b. Analisis Data

1. Univariat

Analisis data untuk mengetahui gambaran masing-masing variabel yaitu asupan lemak, status gizi sebagai variabel bebas dan siklus menstruasi sebagai variabel terikat. Dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel.


(54)

36

Dilakukan terhadap dua variabel yang diduga mempunyai hubungan atau korelasi. Yang kemudian dari hasil tersebut dapat disimpulkan apakah hubungan antara dua variabel bermakna atau tidak bermakna.

Dalam penelitian ini akan digunakan analisis data univariat dan bivariat. Karena penelitian ini adalah penelitian analitik komparatif kategorik tidak berpasangan maka digunakan uji statistik chi square tapi jika syarat uji chi square tidak terpenuhi maka uji alternatif lainnya adalah uji fisher dan uji kolmogorof smirnov.

Untuk menguji kemaknaan, digunakan batas kemaknaan yaitu sebesar 5% (α = 0,05) hasil uji dikatakan ada hubungan yang bermakna jika nilai p ≤ α (p≤ 0,05). Dan hasil dikatakan tidak ada hubungan yang bermakna jika p > α (p > 0,05).

K. Etika Penelitian

Penelitian ini telah diajukan kepada komisi etik penelitian Fakultas Kedokteran dan telah mendapatkan persetujuan penelitian yang dibuktikan dengan dikeluarkannya surat keterangan lolos uji etik (Ethical-Clearance) dengan nomor surat 295/UN26/8/DT/2015 dan mendapat persetujuan dengan informed consent kepada responden penelitian.


(55)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan diatas, didapatkan kesimpulan :

1. Dari hasil penelitian didapatkan data bahwa responden rata-rata berusia 15 tahun, asupan lemak responden rata-rata dalam batas cukup yaitu 108,63%, dan untuk status gizi responden sebagian besar adalah 19,81 yang tergolong normal. Siklus menstruasi responden sebagian besar yaitu 69,9% teratur.

2. Terdapat hubungan yang bermakna antara asupan lemak yang tinggi dengan siklus menstruasi yang tidak teratur, orang dengan asupan lemak yang tinggi memiliki risiko 3 kali lebih besar untuk terjadi menstruasi tidak teratur dibandingkan dengan orang memiliki asupan lemak yang cukup.

3. Terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan siklus menstruasi yang tidak teratur, orang dengan status gizi gemuk memiliki risiko 28 kali untuk terjadi silus menstruasi yang tidak teratur dibanding dengan orang dengan status gizi normal.


(56)

59

B. Saran

1. Bagi remaja wanita diharapkan untuk menjaga asupan lemak yang dikonsumsinya, lemak sangat dibutuhkan tubuh tetapi dalam jumlah yang cukup, asupan lemak yang berlebih berisiko meningkatkan persen lemak tubuh yang akhirnya meningkatkan produksi hormon estrogen yang sehingga keseimbangan hormon tubuh terganggu dan terjadi gangguan siklus menstruasi. Selain itu juga asupan lemak yang tinggi dan status gizi yang lebih dapat berisiko untuk terjadi berbagai macam penyakit seperti hiperlipidemi, Diabetes Melitus, dan juga Jantung koroner.

2. Bagi masyarakat khususnya wanita usia reproduksi yang mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur agar segera memeriksakan diri ke dokter, karena menstruasi yang tidak teratur bisa merupakan tanda dari infertilitas (kemandulan) dan berbagai penyakit reproduksi lainnya.

3. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian serupa diharapkan dapat menambah variabel yang digunakan agar dapat diketahui apa saja penyebab gangguan siklus menstruasi contohnya seperti faktor-faktor yang menyebabkan gangguan siklus menstruasi


(57)

DAFTAR PUSTAKA

Agarwal, A., Venkat, A., 2009. Questionnaire Study on Menstrual Disorders in Adolescent Girls in Singapore. J Pediatr Adolesc Gynecol. 22(6): 365-71. Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka

Utama.

Anamika, S., Devender, T., Pragya, S., Renuka, S., 2008. Problems Related to Menstruation and Their Effect on Daily Routine Of Students Of A Medical College in Delhi, India. Asia Pac J Pub Health. 20(3):234-41.

Anggraini. 2012. Hubungan Kadar Hemoglobin dan Status Gizi dengan Pola Siklus Menstruasi pada Remaja Akhir Akademi Kebidanan Kota Semarang. (skripsi). Dinamika kebidanan.

Arisman. 2010. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC. Benson, R. 2009. Buku Saku Obstetric Ginekologi. Jakarta : EGC

Bieniasz, J., Zak, T., Laskowska, Z.A., Noczyska. A. 2006. Causes of menstrual disorder in adolescent girls – a retrospective study. Endokrynol Diabetol Chor Przemiany Materii Wieku Rozw.

Cakir M, Mungan I, Karakas T, Girisken I, Okten A., 2007. Menstrual pattern and common menstrual disorders among university students in Turkey.

Pediatrics International. 49(6):938-42.

Dahlan M.S. 2009. Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Sagung Seto.

Douchi, T., Kuwahata, R., Yamamoto, S., Oki, T., Amasuki, H., Nagata , Y., 2002. Relationship of Upper Body Obesity to Menstrual Disorders. Acta Obstet gynecol scand. 81:147-50.

Emilia. 2008. Pengembangan Alat Ukur Pengetahuan , Sikap dan Praktek Gizi Pada Remaja. (Disertasi). Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Geissler, Cathrine & Powers, Hilary., 2005. Human Nutrition and Dietetics. UK: Elsevier Chruchill Livingstone


(58)

61

Gudmundsdottir., Flanders., Augested. 2011. A Longitudinal Studi of Physical Activity and Menstrual Cycle Characteristic in Healthy Norwegian Woman-The Nord-Trondelag Health Study. Norsk

Guyton, A.C. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

Haidari, F., Akrami, A., Sarhadi, M., Mohammad, S.M. 2011. Prevalence and Severity of Primary Dysmenorrhea and its Relation to Anthropometric Parameters. 17(1): 70-7

Isdaryanti, C. 2007. Asupan Energi Protein, Status Gizi dan Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar Arjowinangun 1 Pacitan. (Skripsi). Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Kusmiran, E. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika.

Lee, L.K., Chen, P.C.Y., Lee, K.K., Kaur, J. 2006. Menstruation among adolescent girls in Malaysia: a cross-sectional school survey. Singapore Med J. 47(10):869

Nohara, M., Momoeda, M., Kubota, T., Nakabayashi, M. 2011. Menstrual cycle and Menstrual Pain Problems and Related Risk Factors Among Japanese Female Workers. Ind Health. 49(2): 228-34.

Novita. 2007. Pengaruh Status Gizi Dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Di Beberapa Kelurahan. Kecamatan Pasar minggu Jakarta selatan. (Skripsi). Fakultas Pertanian. IPB.

Paath, E.f. 2005. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013. Tentang Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia. Jakarta Pratiwi, A. 2011. Hubungan Status Gizi dengan Keteraturan Siklus Menstruasi

siswi SMA Negeri 1 Mojolaban. (Skripsi). Fakultas Kedokteran. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Prawirohardjo, S. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Proverawati A. 2009. Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Rakhmawati, A. 2013. Hubungan obesitas dengan kejadian Ganggua siklus menstruasi pada wanita dewasa muda. Journal of Nutrition College. Rumini S, Sundari S. Perkembangan Anak dan Remaja: Buku Pegangan

Sastroasmoro, S. 2008. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi ke-3. Jakarta: Sagung Seto

Sianipar, O. 2009. Prevalensi Gangguan Menstruasi dan Faktor-Faktor Yang Berhubugan pada Siswi SMU Di Kecamatan Pilo Gadung Jakarta Timur.


(59)

62

Soekirman. 2003. Fortifikasi dalam Bidang Gizi, Apa dan Mengapa. Koalisi Fortifikasi Indonesia.

Supariasa. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC

Suryatni. 2010. Buku Ajar Gizi Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC

Tehrani, F.R., Simbar, M., Abedini, M. 2011. Reproductive morbidity among Iranian women; issues often inappropriately addressed in health seeking behaviors. BMC Public Health. 11: 863.

Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC

Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. Ilmu Kebidanan ed III. Jakarta Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Yamamoto K, Okazaki A, Sakamoto Y, Funatsu M., 2009. The relationship between premenstrual symptoms, menstrual pain, irregular menstrual cycles, and psychosocial stress among Japanese college students. J Physiol Anthropol. 28(3): 129-36.

Zuraida, R & Angraini, D.I. 2014. Buku Penuntun Praktikum Gizi. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.


(1)

36

Dilakukan terhadap dua variabel yang diduga mempunyai hubungan atau korelasi. Yang kemudian dari hasil tersebut dapat disimpulkan apakah hubungan antara dua variabel bermakna atau tidak bermakna.

Dalam penelitian ini akan digunakan analisis data univariat dan bivariat. Karena penelitian ini adalah penelitian analitik komparatif kategorik tidak berpasangan maka digunakan uji statistik chi square tapi jika syarat uji chi square tidak terpenuhi maka uji alternatif lainnya adalah uji fisher dan uji kolmogorof smirnov. Untuk menguji kemaknaan, digunakan batas kemaknaan yaitu sebesar 5% (α = 0,05) hasil uji dikatakan ada hubungan yang bermakna jika nilai p ≤ α (p≤ 0,05). Dan hasil dikatakan tidak ada hubungan yang bermakna jika p > α (p > 0,05).

K. Etika Penelitian

Penelitian ini telah diajukan kepada komisi etik penelitian Fakultas Kedokteran dan telah mendapatkan persetujuan penelitian yang dibuktikan dengan dikeluarkannya surat keterangan lolos uji etik (Ethical-Clearance) dengan nomor surat 295/UN26/8/DT/2015 dan mendapat persetujuan dengan informed consent kepada responden penelitian.


(2)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan diatas, didapatkan kesimpulan :

1. Dari hasil penelitian didapatkan data bahwa responden rata-rata berusia 15 tahun, asupan lemak responden rata-rata dalam batas cukup yaitu 108,63%, dan untuk status gizi responden sebagian besar adalah 19,81 yang tergolong normal. Siklus menstruasi responden sebagian besar yaitu 69,9% teratur.

2. Terdapat hubungan yang bermakna antara asupan lemak yang tinggi dengan siklus menstruasi yang tidak teratur, orang dengan asupan lemak yang tinggi memiliki risiko 3 kali lebih besar untuk terjadi menstruasi tidak teratur dibandingkan dengan orang memiliki asupan lemak yang cukup.

3. Terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan siklus menstruasi yang tidak teratur, orang dengan status gizi gemuk memiliki risiko 28 kali untuk terjadi silus menstruasi yang tidak teratur dibanding dengan orang dengan status gizi normal.


(3)

59

B. Saran

1. Bagi remaja wanita diharapkan untuk menjaga asupan lemak yang dikonsumsinya, lemak sangat dibutuhkan tubuh tetapi dalam jumlah yang cukup, asupan lemak yang berlebih berisiko meningkatkan persen lemak tubuh yang akhirnya meningkatkan produksi hormon estrogen yang sehingga keseimbangan hormon tubuh terganggu dan terjadi gangguan siklus menstruasi. Selain itu juga asupan lemak yang tinggi dan status gizi yang lebih dapat berisiko untuk terjadi berbagai macam penyakit seperti hiperlipidemi, Diabetes Melitus, dan juga Jantung koroner.

2. Bagi masyarakat khususnya wanita usia reproduksi yang mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur agar segera memeriksakan diri ke dokter, karena menstruasi yang tidak teratur bisa merupakan tanda dari infertilitas (kemandulan) dan berbagai penyakit reproduksi lainnya.

3. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian serupa diharapkan dapat menambah variabel yang digunakan agar dapat diketahui apa saja penyebab gangguan siklus menstruasi contohnya seperti faktor-faktor yang menyebabkan gangguan siklus menstruasi


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Agarwal, A., Venkat, A., 2009. Questionnaire Study on Menstrual Disorders in Adolescent Girls in Singapore. J Pediatr Adolesc Gynecol. 22(6): 365-71. Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka

Utama.

Anamika, S., Devender, T., Pragya, S., Renuka, S., 2008. Problems Related to Menstruation and Their Effect on Daily Routine Of Students Of A Medical College in Delhi, India. Asia Pac J Pub Health. 20(3):234-41.

Anggraini. 2012. Hubungan Kadar Hemoglobin dan Status Gizi dengan Pola Siklus Menstruasi pada Remaja Akhir Akademi Kebidanan Kota Semarang. (skripsi). Dinamika kebidanan.

Arisman. 2010. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC. Benson, R. 2009. Buku Saku Obstetric Ginekologi. Jakarta : EGC

Bieniasz, J., Zak, T., Laskowska, Z.A., Noczyska. A. 2006. Causes of menstrual disorder in adolescent girls – a retrospective study. Endokrynol Diabetol Chor Przemiany Materii Wieku Rozw.

Cakir M, Mungan I, Karakas T, Girisken I, Okten A., 2007. Menstrual pattern and common menstrual disorders among university students in Turkey. Pediatrics International. 49(6):938-42.

Dahlan M.S. 2009. Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Sagung Seto.

Douchi, T., Kuwahata, R., Yamamoto, S., Oki, T., Amasuki, H., Nagata , Y., 2002. Relationship of Upper Body Obesity to Menstrual Disorders. Acta Obstet gynecol scand. 81:147-50.

Emilia. 2008. Pengembangan Alat Ukur Pengetahuan , Sikap dan Praktek Gizi Pada Remaja. (Disertasi). Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Geissler, Cathrine & Powers, Hilary., 2005. Human Nutrition and Dietetics. UK: Elsevier Chruchill Livingstone


(5)

61

Gudmundsdottir., Flanders., Augested. 2011. A Longitudinal Studi of Physical Activity and Menstrual Cycle Characteristic in Healthy Norwegian Woman-The Nord-Trondelag Health Study. Norsk

Guyton, A.C. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

Haidari, F., Akrami, A., Sarhadi, M., Mohammad, S.M. 2011. Prevalence and Severity of Primary Dysmenorrhea and its Relation to Anthropometric Parameters. 17(1): 70-7

Isdaryanti, C. 2007. Asupan Energi Protein, Status Gizi dan Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar Arjowinangun 1 Pacitan. (Skripsi). Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Kusmiran, E. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika.

Lee, L.K., Chen, P.C.Y., Lee, K.K., Kaur, J. 2006. Menstruation among adolescent girls in Malaysia: a cross-sectional school survey. Singapore Med J. 47(10):869

Nohara, M., Momoeda, M., Kubota, T., Nakabayashi, M. 2011. Menstrual cycle and Menstrual Pain Problems and Related Risk Factors Among Japanese Female Workers. Ind Health. 49(2): 228-34.

Novita. 2007. Pengaruh Status Gizi Dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Di Beberapa Kelurahan. Kecamatan Pasar minggu Jakarta selatan. (Skripsi). Fakultas Pertanian. IPB.

Paath, E.f. 2005. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013. Tentang Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia. Jakarta Pratiwi, A. 2011. Hubungan Status Gizi dengan Keteraturan Siklus Menstruasi

siswi SMA Negeri 1 Mojolaban. (Skripsi). Fakultas Kedokteran. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Prawirohardjo, S. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Proverawati A. 2009. Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Rakhmawati, A. 2013. Hubungan obesitas dengan kejadian Ganggua siklus menstruasi pada wanita dewasa muda. Journal of Nutrition College. Rumini S, Sundari S. Perkembangan Anak dan Remaja: Buku Pegangan

Sastroasmoro, S. 2008. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi ke-3. Jakarta: Sagung Seto

Sianipar, O. 2009. Prevalensi Gangguan Menstruasi dan Faktor-Faktor Yang Berhubugan pada Siswi SMU Di Kecamatan Pilo Gadung Jakarta Timur. Maj Kedoktr Indon. 59:7


(6)

Soekirman. 2003. Fortifikasi dalam Bidang Gizi, Apa dan Mengapa. Koalisi Fortifikasi Indonesia.

Supariasa. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC

Suryatni. 2010. Buku Ajar Gizi Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC

Tehrani, F.R., Simbar, M., Abedini, M. 2011. Reproductive morbidity among Iranian women; issues often inappropriately addressed in health seeking behaviors. BMC Public Health. 11: 863.

Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC

Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. Ilmu Kebidanan ed III. Jakarta Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Yamamoto K, Okazaki A, Sakamoto Y, Funatsu M., 2009. The relationship between premenstrual symptoms, menstrual pain, irregular menstrual cycles, and psychosocial stress among Japanese college students. J Physiol Anthropol. 28(3): 129-36.

Zuraida, R & Angraini, D.I. 2014. Buku Penuntun Praktikum Gizi. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN GIZI DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI SMK TRUNOJOYO JEMBER

0 6 2

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN STATUS MENARCHE DINI PADA SISWI DI SD Hubungan Antara Asupan Lemak Dan Status Gizi Dengan Status Menarche Dini Pada Siswi Di SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta.

0 3 18

PUBLIKASI KARYA ILMIAH HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI Hubungan Asupan Lemak dan Status Gizi Dengan Siklus Menstruasi pada Siswi SMA N Colomadu.

0 1 13

SKRIPSI Hubungan Asupan Lemak dan Status Gizi Dengan Siklus Menstruasi pada Siswi SMA N Colomadu.

0 3 18

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KETERATURAN SIKLUS MENSTRUASI SISWI SMA NEGERI 1 MOJOLABAN

2 9 55

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN LEMAK, ASUPAN SERAT DAN STATUS GIZI TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI REMAJA KELAS X DAN XI DI Hubungan Antara Asupan Lemak, Asupan Serat Dan Status Gizi Terhadap Siklus Menstruasi Remaja Kelas X Dan XI Di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.

0 1 19

PENDAHULUAN Hubungan Antara Asupan Lemak, Asupan Serat Dan Status Gizi Terhadap Siklus Menstruasi Remaja Kelas X Dan XI Di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.

0 3 6

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN LEMAK, ASUPAN SERAT DAN STATUS GIZI TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI REMAJA Hubungan Antara Asupan Lemak, Asupan Serat Dan Status Gizi Terhadap Siklus Menstruasi Remaja Kelas X Dan XI Di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.

0 3 8

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI Hubungan Antara Status Gizi Dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri.

1 5 15

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI KELAS VIII DAN IX DI SMP MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI KELAS VIII DAN IX DI SMP MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 19