Nilai-Nilai Didaktis Dalam Syair Tunjuk Ajar Melayu Karya Tenas Effendy

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Karya sastrapada umumnya merupakan hasil karya fundamental dan nilai

seni pada peradaban, ia memiliki dua aspek penting bagi pembacanya.Yang
pertama aspek hiburan yang dapat memberikan kenyamanan dan kenikmatan atau
relaxasi bagi pembaca serta menghilangkan rasa gundah, lelah dan jenuh. Kedua
untuk menyampaikan pesan yang berharga bagi pembaca. Melalui karya
sastra,kita dapat mengambil manfaat dan ilmu yang berhubungan dengan
kehidupan (Tantawi, 2014:15). Pesan berharga yang mengandung nilai pendidikan
dan peradaban tersebut dapat ditemui di dalam berbagai karya sastra.
Salahsatunya adalah karya sastra yang berbentuksyair seperti syairtunjuk ajar
karangan Tenas Effendy.
Syair berasal dari bahasa Arab yaitu ‘syi’r’dan “shi’r yang berarti puisi
atau sajak. Dalam kesusastraan Arab syi’r ialah salah satu bentuk puisi yang telah
muncul sejak pra-Islam dan berkembang menjadi satu bentuk puisi yang populer
dikalangan orang Arab sejak jaman sebelum dan sesudah kedatangan Islam
(karim, 2015:36)

Tenas Effendy adalah seorang budayawan dan sastrawan Melayu Riau
beliau secara aktif menekuni seluk beluk budaya Melayu. khasnya budaya Melayu
Riau. Minatnya yang sedemikian besar untuk mengangkat dan mengexploirasi
serta mengekalkan nilai-nilai luhur budaya mendorongnya untuk menulis dan
merekam keberagaman budaya Melayu dan dituangkannya dalam bentuk
1

ungkapan, pantun dan syair. Tenas Effendy menguasai makna filosofis yang
terkandung dalam benda-benda budaya dipelajarinya secara non formal sejak ia
kecil, ketertarikan Tenas terhadap budaya Melayu tidak terlepas dari latar
belakang keluarganya yang mencintai adat istiadat Melayu. Tenas Effendy
memiliki sebuah lembaga untuk menggumpulkan kekayaan khazanah kebudayaan
Melayu yang begitu melimpah, sejak kecil ia mempunyai minat yang besar untuk
memahami kemudian menulis tentang kebudayaan Melayu seperti pantun-pantun,
petatah-petitih, ungkapan, syair, gurindam dan segala hal yang berkaitan dengan
budaya Melayu. Buku Tenas Effendy inilah yang penulis jadikan acuan dan bahan
dalam penulisan skripsi ini. Hampir70-an buku hasil karangannya mempunyai
nilai sastra yang tinggi. Tenas juga merupakan salah seorang tokoh adat yang
sering dilibatkan untuk menyusun kebijakan yang dijalankan pemerintahan
setempat


1

Syairtunjuk ajarMelayu hasil karya Tenas Effendy dijadikan pembelajaran
bagi anak-anak Melayu dan masyarakat lainnya yang diungkapkan melalui
syairnya, tergambarkan pada syair yangbersifat malu di dalam buku Tunjuk
ajarMelayu karangan Tenas Effendy halaman 215 bait pertama dan kedua:
1. Wahai ananda buah hati ibu,
Pegang olehmu sifat malu
Jagalah mulut jangan terlalu
Jagalah hati jangan cemburu

2. Wahai ananda dengarlah pesan,
Sifat malu jangan ditinggalkan
1

Wikipedia, 2016. Tenas Effendy. Diakses dari https://id.m.wikipedia.org/Tenas_effendypada
tanggal 20 April 2016 pukul: 11:46

2


Supaya terpelihara kaki berjalan
Lidahmu tidak mengabai malukan
Banyak sekali karya-karya beliau dijadikan buku. Penulis menjadikan
salah satu buku karanganya yang berjudul Tunjuk ajarMelayu: Butir-butir budaya
Melayu Riau sebagai objek penelitian.
Dalam buku karangannya, Tenas Effendy menulissyairtunjuk ajarMelayu.
Penulis memilih lima syair yang bersifat baik dan untuk mempermudahnya
penulis menamakanya sifat mahmudah. Sifat mahmudah adalah akhlak yang
terpuji yang dilahirkan oleh sifat-sifat yang baik dan segala tingkah laku yang
terpuji.Mahmudah juga bisa dinamakan fadhilah (kelebihan). Al-ghazali dan para
filsuf-filsuf Islam menggungkapkan perkataan munjiyatyang mempunyai arti
segala sesuatu kemenangan atau kejayaan. Sebagai contoh dalam berusaha
manusia dengan berlandaskan akhlak,menunjukan tingkah laku yang baik, tata
cara yang baik, tidak bermalas-malasan, tidak menunggu tapi segera mengambil
keputusan untuk memperoleh hasil yang baik pula 2
Secara bahasa arti kata baik dalam bahasa Arab disebut khair, dalam
bahasa Inggris disebut good. Dari beberapa kamus ensiklopedia penulis
memperoleh pengertian baik sebagai berikut:
a. Baik berarti sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan

b. Baik berarti keharusan dalam mengambil keputusan
c. Baik berarti sesuatu yang mempunyai nilai kebenaran atau nilai yang
diharapkan memberi keputusan

2

Maru’uf Syafi’i. Pengertian akhlak mahmudah dan akhlak mazmumah 2016. Diakses dari
Syiruputz.blogspot.co.id/2013/10/pengertian-akhlak-mahmudah-dan-akhlakmahmudah-danakhlak.html pada tanggal 31 Maret pukul 11:21.

3

d. Sesuatu yang dikatakan baik secara positif ia mendatangkan rahmat,
memberi perasaan senang atau bahagia, bagi diri sendiri dan orang
lain.
Dari pengertian baik di atas, akhlakul karimah atau sifat mahmudah adalah
tingkah laku yang terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan iman seseorang
kepada Allah. Akhlakul karimah akan melahirkan sifat-sifat yang terpuji. Orang
yang memiliki akhlak terpuji ini dapat bersosialisasi secara luas karena dapat
melahirkan sifat saling tolong menolong dan menghargai sesamanya. Akhlak yang
baik tidaklah terbatas pada teori yang muluk-muluk, melainkan implementasi atau

perbuatan manusia yang keluar dari hati. Akhlak yang baik merupakan sumber
segala aktifitas yang baik.
Berdasarkan pengertian dari sifat mahmudah itu sendiri penulis menjadi
tertarik untuk melihat sifat-sifat baik yang diajarkan orang tua-orang tua Melayu
dahulu, yang tergambarkan di dalam bahasa-bahasa indah syair, yang dalam hal
ini penulis menjadikan karya Tenas Effendy sebagai media untuk melihat sifatsifat mahmudah tersebut.
Menurut KBBI:
Tunjuk /tun.juk : menunjuk(kan), Ajar: Petunjukyang diberikan kepada
orang supaya diketahui (Dituruti).
Berdasarkan pengertian perkata di atas, menurut penulis maka tunjuk ajar
adalah rujukan atau informasi yang diberikan kepada orang lain agar dapat
diketahui atau dilaksanakan.

4

Menurut penulis juga tunjuk ajar ini memiliki kedudukan yang tinggi
karena ia berbasis ajaran agama dan kandungan isinya yang luhur. Tanpa tunjuk
ajar atau petuah amanahsebagai media ajaran yang luhur bagi kalangan orang
Melayubanyak nilai-nilai luhur yang terabaikan dan tidak tergali, banyakmanfaat
yang terbuang percuma.

Tunjuk ajarMelayu memiliki kandungan isi yang mengandung nilai-nilai
luhur agama Islam yang sesuai dengan budaya dan norma-norma sosial yang
dianut masyarakat Melayu. Dan di dalam tunjuk ajar, nilai-nilai agama menempati
posisi utama, tersembunyi berbagai ilmu. Tunjuk ajar tidak dapat diukur atau
ditakar, Tunjukajar terus berkembang sejalan dengan kemajuan masyarakat
Melayu itu sendiri. Ia tidaklah kaku dan tidak mati, tetapi terus hidup, terbuka,
dan terus mengalir. Perubahan yang terjadi dikehidupan masyarakatMelayu tidak
menyebabkan isi kandungannya ketinggalan zaman.Tunjukajar tetap relevan di
segala zaman. Dimasa sekarang tunjukajar kurang diminati, baik dikalangan
orang-orang Melayu sendiri bukan karena nilai luhurnya tidak serasi dengan
perkembangan zaman, kemajuan ilmu pengetahuan, dan perkembangan teknologi,
tetapi semata-mata karena generasi kini kurang memahami pelajaran dan makna
yang terkandung di dalamtunjuk ajar. Oleh karena itu menurut penulis, perlu
pengkajian ulang secara teoritis dan praktis tentang tunjukajar ini, agar tunjuk
ajar tetap diminati dan generasi yang akan datang tetap menggetahui dan mengerti
tentang nilai-nilai pendidikan dalamtunjuk ajar tersebut (Effendy, 2004:11)
Kajian ulang secara teoritis praktis dalam penyampaian inilah yang dapat
mendorong orang Melayu untuk lebih mengapresiasi tunjuk ajar, supaya mereka
dapat pula mewariskannya kepada generasi selanjutnya dengan baik dan benar.
5


Pewarisantunjukajar amat diutamakan oleh orang Melayu, bahkan diwajibkan
oleh adatnya. Seperti ungkapan berikut:
Tanda orang beradat,
Mewariskan tunjukajar ia ingat
Supaya orang selamat,
Tunjukajar diingat-ingat,
Diturunkan bercepat-cepat
Diwariskan ketika ingat,
Disampaikan dimana sempat.
Cara mengajarkan dan menyampaikan tunjukajar dilakukan dengan
berbagai cara, diantaranya melalui ungkapan lisan maupun melalui contoh dan
teladan. Bahwapewarisan melalui lisan dapat dilakukan dengan mempergunakan
sastra lisan seperti pantun, syair, cerita-cerita rakyat, ungkapan pepatah, petitih,
bidal, perumpamaan, dan sebagianya. Pewarisan melalui contoh dan teladan
dilakukan dengan memberikan contoh perilaku, perangai, dan perbuatan yang
terpuji. Karena, sebelum seseorang memberikan atau mewariskan tunjukajar,
maka terlebih dahulu orang tersebut harus mengamalkan tunjukajarnya dengan
sebaik dan sesempurna mungkin, agar ia mampu memberi contoh teladan
(Effendy, 2004:15).Kesimpulannya adalah untuk mendorong setiap pribadi

menghayati dan mengamalkan kandungan isi tunjukajar. Dengan demikian, tujuan
tunjuk ajar dapat tercapai dalam membentuk manusia berkepribadian mulia,
berilmu dan bertakwa. Karena yang memberikan pengajaran tunjuk ajar menurut
orang Melayu adalah manusia bertuah, tentulah petunjuk dan pengajarannya akan
didengar dan diikuti orang. Seperti ungkapan orang Melayu yaitu “mencontoh
kepada yang nampak, meniru pada yang nyata”.
Menurut penulis orang Melayu pada umumnya sulit mempercayai
perkataan orang lain, tetapi secara umum mereka lebih meyakini bila yang

6

memberikan tunjuk ajar itu menunjukkan sikap dan perangai yang terpuji sesuai
apa yang disampaikan. Sebaliknya bila yang memberikan tunjuk ajar dengan baikbaik sedangkan perilakunya tidak baik dan perangainya tidak sesuai dengan
perkataanya, orang seperti ini akan di ejek dan dijauhi masyarakat. Orang
Melayumengatakan “bila bercakap lidah bercabang seumur hidup tidak dipercaya
orang” atau “bila bercakap bercabang lidah, pantang sekali memegang amanah”.
Untuk memahami tunjuk ajar,
Banyakkan faham serta ikhtiar
Untuk memahami tunjukajar,
Tajamkan mata banyak mendengar

Untuk memahami tunjukajar,
Tekun menyimak, kuat belajar
Untuk memahami tunjukajar,
Banyaklah ilmu perlu didengar(Effendy, 2004:26)
Bahwa

menurut

penulisusaha

memahami

tunjuk

ajarhendaklah

mempergunakan akal fikiran serta pengetahuan yang memadai, supaya
mendapatkan pengertian yang benar. Pemahaman yang keliru dapat menyesatkan
atau menyimpang dari maksud dan tujuannya. Butir-butir tunjuk ajarmenunjukan
kelekatan orang Melayu kepada agama Islam, yang tentunya berpedoman kepada

Al-Quran dan Hadist.
Di dalam butir-butir tunjukajarMelayu karya Tenas Effendy tidak hanya
terdapat bentuk syair tetapi juga ada bentuk ungkapan dan pantun. Penulis
memilih syair yangbersifat mahmudah dalam tunjuk ajarMelayu karangan Tenas
Effendy.Ada lima syair yang tergolong kepada sifat mahmudah dalam butir-butir
tunjukajar yang penulis pilih sebagai objek kajian. Dalam kajian ini penulis hanya
memfokuskan terhadap syair sifat mahmudah, yaitu:
-

Sifat Malu

7

-

Sifat Rendah Hati

-

Sifat Tahu Diri


-

Sifat Pemaaf Dan Pemurah

-

Sifat Amanah
Contoh bait pertama dari syair sifat rendah hati, yaitu:
Wahai ananda tambatan hati,
Utamakan olehmu merendahkan diri
Sombong dan angkuh engkau jauhi
Kasar langgar jangan sekali
Bait di atas memperlihatkan nasihat dari orangtua kepada anaknya untuk

tujuan kebaikan, maka dari itu syair sifat mahmudah ini termasuk kedalam syair
nasihat yang bersifat mendidik.(Effendy, 2004:313)
Syair sifat malu terdiri dari sembilan belas bait, syair sifat malu berisi
tentang pesan moral dalam mengenai sifat malu, misalnya malu berkhianat, malu
menipu dan malu yang lainya dalam pandangan orang Melayu.
Syair sifat rendah hati terdiri dari dua puluh tujuh bait, menceritakan
tentang sifat terpuji dalam budaya Melayu yakni merendahkan hati dan sifat ini
turun temurun dikekalkan dalam kehidupan sebagai jati diri orang Melayu.
Sifat tahu diri terdiri dari dua puluh bait,syair sifat tahu diri menceritakan
tentang budaya Melayu terhadap kesadaran diri pribadi tentang hakikat hidup,
tujuan hidup, akhir hidup, dan berbagai hak serta kewajiban yang harus dipenuhi.
Sifat pemaaf dan pemurah terdiri dari dua puluh lima bait dan
menceritakan tentang kehidupan sehari-hari orang Melayu dalam memelihara
kerukunan masyarakatnya dengan sifat pemaaf dan pemurah oleh sebab itu setiap

8

terjadi perbedaan pendapat antara masyarakat Melayu dan perselisihan maka akan
direndam dengan cara saling memaafkan.
Sifat amanah menceritakan tentang orang tua-orang tua Melayu dalam
mengajarkan sikap dapat dipercaya yaitu sifat amanah. Sifat ini adalah sifat yang
menunjukan tanggung jawab, jujur, dan setia. Syair sifat amanah ini terdri dari 17
bait.Dari kelima syair sifat mahmudah karya Tenas Effendy di atas, kelimanya
menggunakan bahasa Melayu.
Dari pemaparan singkat tentang syair sifat mahmudahdi atas, penulis
tertarik untuk meneliti nilai-nilai didaktis yang terdapat di dalamsyair tersebut.
Menurut penulis dengan menggunakan pendekatan didaktis ini, nilai pengajaran
dalam tunjuk ajarsyair sifat mahmudah akan terlihat. Alasan penulis melihat nilainilai didaktis dalam objek kajian, untuk memunculkan nilai-nilai pendidikanIslam
maupun pengajaran masyarakat Melayu yang agung yang tergambar jelas di
dalamtunjuk ajar, hal tersebut sangat perlu dilakukan sebagai pedoman dalam
pendidikan .
Dengan demikian, didaktik memiliki pengertian ilmu mengajar yang
memberikan prinsip-prinsip tentang cara-cara menyampaikan bahan pengajaran
yang berbasis nilai pendidikan sehingga dikuasai (Nasution, 2015:1)
Tunjuk ajar merupakan segala jenis petuah, petunjuknasihat, amanah,
pengajaran, dan contoh teladan yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat
Melayu. Menurut orang tua-tua Melayu, “Tunjuk ajarMelayu adalah segala
petuah, amanah, suri teladan, dan nasihat yang membawa manusia kejalan yang
lurus dan diridhoi Allahmerujuk kepada Kitabullah dan sunah Rasulyang

9

berkahnya menyelamatkan kehidupan manusia baik di dunia maupun di akhirat
atas dasar argumen rasional dan diimplementasikan di dalam hidup dan
kehidupan. Hal tersebut patut untuk dianalisa menggunakan pendekatan didaktis
dalam melihatnilai-nilai pengajaran, pendidikan Islamdan sifat-sifat baik lainya
yang bermanfaat sebagai panduan untuk membentuk karakter anak melalui karya
sastra. sehingga pemikiran dari orangtua Melayu dalam tunjuk ajarsemakin
terbukti kecemerlangan dan eksistensinya (Effendy, 2004:7)
Syair-syair karangan Tenas Effendy jika dilihatdari segi penulisan dan
bahasa yang digunakan mudah dimengerti karena disetiap bahasa dan bait-baitnya
memiliki kata-kata yang bisa dipahami secara terperinci. Selain itusyair-syair
tersebut terkandung makna di dalamnya sifat-sifat yang memberikan amanat
untuk dijadikan tujuan hidup kedepan agar lebih baik lagi dengan menggunakan
syairdi dalamtunjuk ajar. Pada setiap bait sifat tunjuk ajarmengandung makna
untuk tidak boleh menyombongkan diri. Di dalam sifat kita harus mempunyai
jiwa yang baik yang seutuhnya. Yang memang sudah ada atau memang sudah
ditanamkan oleh orangtua kepada anak-anaknya agar tidak menjadi anak yang siasia karena tidak mengetahui kandungan makna dari syairtunjuk ajar tersebut.
Penulis menjadikan tulisan Rumini sebagai acuan dalam menyelesaikan
proposal skripsi ini. Tulisan tersebut memberikan kontribusi kepada penulis dalam
pemaparan teori didaktis dan membantu penulis di dalam menganalisasyair sifat
mahmudah dengan teori didaktisdi dalam pendidikan Islam.
Penulis memilih kajian ini bahwa syair merupakan salah satu bentuk puisi
lama yang dimiliki oleh suatu masyarakat Melayu. Syair-syair ini dituangkan di

10

dalamtunjuk ajar. Kata tunjuk ajar sendiri hanya dimiliki oleh masyarakat Melayu
Riau dan belum tentu dimiliki oleh masyarakat lain pada umumnya. tunjuk ajar ini
merupakan nasihat, tetapi masyarakat Riau lebih menggenalnya dengan kata
tunjuk ajarmengandung keindahan atau keunikan yang dimiliki oleh masyarakat.
Masyarakat Riau memberikan nasihat kepada anaknya dengan kiasan melalui
tunjuk ajar. Nasihat ini bukan hanya berbentuk kata-kata ajaran, tetapi lebih
kepada memberi pelajaran kepada anaknya dengan mengungkapkan pantun,
ungkapan, pepatah-petitih dan syair. Hal unik itu yang membuat mengapa saya
mengkaji syair ini, kemudian pada zaman sekarang,syair pada umunya mengalami
pergeseran, karena sudah banyak masyarakat atau generasi muda yang sudah tidak
mengetahui seperti apa syair, apa bunyi dan apa makna yang terkandungdi
dalamnya. Sedangkan di dalamsyair itu sangat banyak manfaat dan nilai-nilai
yang terkandung yang perlu pengkajian secara khusus, untuk itulah alasan saya
mengapa penulis memilih kajian ini.
1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis paparkan di atas, maka
penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:
Nilai-nilai didaktisapakah yang terdapat dalam tunjukajar pada syair sifat
mahmudah karya Tenas Effendy?

1.3.

Tujuan Penelitian
Penelitian dengan objek kajian syairtunjukajar memiliki tujuan:
Untuk mendeskripsikan nilai-nilai didaktisdalamsyairtunjukajar sifat
mahmudah karya Tenas Effendy.
11

1.4.

Manfaat penelitian
1. Sebagai referensi kepustakaan khususnya untukgenerasi muda dan
generasi yang akan datang dengan mengetahui isi kandungan di
dalamsyair-syair sifat mamudah dalamtunjukajarMelayu karya Tenas
Effendy.
2. Menambah wawasan pembaca tentang nilai-nilai didaktis yang terkandung
di dalamnya, serta penerapannya terhadap syair sifat mahmudah.
3. Untuk memberikan wawasan baru tentang tunjukajardi dalamsyairsyairMelayu.
4. Menambah wawasan pembaca tentang tujuan pendidikan Islam
5. Sebagai rujukan bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut.

BAB II

12