PENDAHULUAN Pengelolaan Lesson Study Berbasis Sekolah Di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Mutu pendidikan berbanding lurus dengan mutu pendidiknya, artinya
kualitas pendidikan merupakan dampak dari profesionalisme para pendidiknya.
Pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan. Menurut Corey (dalam
Sagala, 2011: 61), pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan
seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam
tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon
terhadap situasi tertentu. Mutu pendidikan yang baik dapat dicapai dengan guru
yang professional dengan segala kompetensi yang dimiliki.
Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam rangka
meningkatkan mutu guru diantaranya melalui pelatihan. Sayangnya usaha
pemerintah ini kurang memberikan dampak yang signifikan terhadap
peningkatan mutu guru. Ada minimal dua hal penyebab pelatihan guru tersebut
kurang berdampak pada peningkatan mutu pendidikan. Pertama, pelatihan tidak
berbasis pada permasalahan nyata di dalam kelas. Materi pelatihan yang sama
kepada semua guru tanpa mengenal daerah asal, padahal kondisi sekolah di suatu
daerah belum tentu sama dengan sekolah di daerah lain. Kedua, hasil pelatihan
hanya menjadi pengetahuan saja, tidak diterapkan pada pembelajaran di kelas

atau kalaupun diterapkan hanya sekali, dua kali selanjutnya kembali “seperti
1

2

dulu, back to basic”. Hal ini disebabkan tidak ada kegiatan monitoring pasca
pelatihan, apalagi kalau kepala sekolah tidak pernah menanyakan hasil pelatihan.
Selain itu, kepala sekolah tidak memfasilitasi forum sharing pengalaman
diantara guru-guru. Dalam rangka mengatasi kelemahan pelatihan konvensional
yang kurang menekankan pada pasca pelatihan, maka perlu dikembangkan
sistem pembinaan professional guru melalui lesson study. Melalui lesson study
dapat diketahui seberapa efektif dan efisien suatu tampilan pembelajaran.
Lesson study diperkenalkan di Indonesia melalui kegiatan piloting yang
dilaksanakan dalam proyek follow-up SISTTEMS (Strengthening in-Service
Teacher Training of Mathematics and Science Education at Junior Secondary
Level) – JICA (Japan International Cooperation Agency) di tiga perguruan
tinggi yaitu Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Universitas
Negeri Yogyakarta (UNY), dan Universitas Negeri Malang (UM). Di UM lesson
study diperkenalkan di Malang secara formal oleh JICA expert Eisoke Saito,
Ph.D pada Januari 2004, yang kemudian diikuti implementasi lesson study di

SMA Laboratorium UM. Selanjutnya program kerjasama teknis JICA
diimplementasikan di tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Sumedang, Bantul, dan
Pasuruhan mulai Mei 2006 sampai dengan September 2008 (Susilo, 2009 : viii).
Pemerintah, dalam hal ini Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti)
dan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(Dirjen PMPTK) mengakui keunggulan dari lesson study dalam mengembangkan
kompetensi dosen dan guru. Oleh karena itu, berbagai program dirancang dan

3

diupayakan agar lesson study segera tersebar ke seluruh tanah air, dosen, dan
guru. Disamping itu, lesson study adalah sebuah kegiatan yang tidak
menghabiskan banyak biaya namun memberikan manfaat yang luar biasa.
(Depdiknas, Depag, JICA, 2009 : 59).
Lesson study menyediakan suatu proses untuk berkolaborasi,
merancang pembelajaran, dan mengevaluasi kesuksesan strategi-strategi
mengajar yang telah diterapkan sebagai upaya meningkatkan proses dan
perolehan belajar peserta didik. Dalam proses lesson study tersebut, guru bekerja
sama untuk merencanakan, mengajar, dan mengamati suatu pembelajaran yang
dikembangkannya


secara

kooperatif.

Sementara

itu,

seorang

guru

mengimplementasikan pembelajaran dalam kelas, yang lain mengamati, dan
mencatat pertanyaan dan pemahaman siswa. (Susilo, 2009).
Madrasah Aliyah Negeri Salatiga pada Maret 2011 telah mulai
mengimplementasikan Lesson study sebagai sarana peningkatan kualitas
pembelajaran. Inilah latar belakang penelitian mengapa penulis mengambil
lokasi MAN Salatiga sebagai tempat penelitian.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengambil judul

“Pengelolaan Lesson Study Berbasis Sekolah di Madrasah Aliyah Negeri
Salatiga”.

4

B. Fokus Penelitian
Setelah melakukan penjelajahan umum pada MAN Salatiga selama satu
bulan, maka situasi sosial yang ditetapkan sebagai focus penelitian adalah
“Pengelolaan Lesson Study Berbasis Sekolah di Madrasah Aliyah Negeri
Salatiga”. Fokus Penelitian ini dijabarkan dalam subfokus sebagai berikut :
1. Bagaimanakah karakteristik lesson study pada tahap plan (perencanaan)
pembelajaran ?
2. Bagaimanakah karakteristik lesson study pada tahap do (pelaksanaan)
pembelajaran ?
3. Bagaimanakah karakteristik lesson study pada tahap see (refleksi) ?
4. Bagaimanakah karakteristik implementasi lesson study berbasis sekolah di
MAN Salatiga ?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan karakteristik lesson study pada tahap plan (perencanaan)
pembelajaran.
2. Mendeskripsikan karakteristik lesson study pada tahap do (pelaksanaan)
pembelajaran
3. Mendeskripsikan karakteristik lesson study pada tahap see (refleksi)
4. Mendeskripsikan karakteristik implementasi lesson study berbasis sekolah di
MAN Salatiga.

5

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
a.

Memberikan informasi dan pengetahuan tentang pengelolaan lesson study
berbasis sekolah.

b.


Dapat menjadi kontribusi terhadap pembinaan keprofesionalan guru
melalui lesson study.

2. Secara Praktis
Dapat memberikan sumbangan terhadap peningkatan kualitas pembelajaran di
MAN Salatiga. Secara praktis diharapkan berguna:
a.

Bagi institusi
Dapat memberikan alternatif untuk penysunan program kegiatan lesson
study berbasis sekolah.

b.

Bagi peneliti lain
Dapat memberikan informasi tambahan atau pembanding bagi peneliti
lain yang masalah penelitiannya berkaitan dengan lesson study berbasis
sekolah.

E. Daftar Istilah

Agar tidak terjadi perbedaan interpretasi terhadap beberapa istilah dalam
tesis ini, maka istilah-istilah yang ada perlu didefinisikan terlebih dahulu.

6

1. Pengelolaan
Pengelolaan adalah proses mengatur agar seluruh potensi secara optimal
dalam mendukung tercapainya tujuan, yaitu perencanaan (plenning),
pengorganisasian

(organizing),

pengerahan

(aktuating),

pengawasan

(controlling). Selain itu Pengelolaan juga berarti proses melakukan kegiatan
tertentu dengan menggerakkan tenaga orang lain. Dalam pengelolaan tercakup

minimal 3 hal, yakni perencanaan, pengorganisasian dan evaluasi.
2. Pembelajaran
Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata instruction yang diartikan
sebagai suatu upaya untuk membelajarkan subyek didik. Pembelajaran
merupakan proses mengatur lingkungan agar subyek didik belajar sesuai
dengan kemampuan dan potensi yang didimilikinya. Aspek terpenting dari
pembelajaran adalah membelajarkan siswa. Bukan memberikan pelajaran
kepada siswa.
3. Lesson study
Secara bahasa Lesson study merupakan terjemahan langsung dari bahasa
jepang jugyokenkyu, yang berasal dari dua kata yaitu jugyo yang berarti lesson
atau pembelajaran, dan kenkyu yang berarti study atau pengkajian. Lesson
study diartikan sebagai pengkajian terhadap pembelajaran.
Secara istilah Lesson Study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik
melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan

7

berlandaskan pada prinsip-psrinsip kolegalitas dan mutual learning (saling
belajar) untuk membangun komunitas belajar.

4. Lesson study berbasis sekolah (LSBS) adalah lesson study yang dilaksanakan
dan dikelola oleh satu sekolah serta pesertanya semua guru pada sekolah
tersebut.