PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI: Penelitian Survei terhadap Guru Geografi SMA Negeri di Kota Bandung.

(1)

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC

APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

(Penelitian Survei terhadap Guru Geografi SMA Negeri di Kota Bandung)

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Geografi

Disusun oleh: FITHRI NURU AYUNI

1201486

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pemahaman Guru terhadap Pendekatan

Saintifik (Scientific Approach) dalam

Pembelajaran Geografi

Oleh: Fithri Nuru Ayuni

S.Pd Universitas Pendidikan Indonesia, 2011

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) Pendidikan Geografi

© Fithri Nuru Ayuni 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Fithri Nuru Ayuni (1201486)

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing: Pembimbing I

Prof. Dr. Hj. Enok Maryani, M.S NIP. 19600121 198503 2 001

Pembimbing II

Dr. Ahmad Yani, M.Si NIP. 19670812 199702 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Geografi

Prof. Dr. Ir. Dede Rohmat, M.T NIP. 19640603 198903 1 001


(4)

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Fithri Nuru Ayuni (1201486)

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I

Prof. Dr. Hj. Enok Maryani, M.S NIP. 19600121 198503 2 001

Pembimbing II

Dr. Ahmad Yani, M.Si NIP. 19670812 199702 1 001

Penguji I

Prof. Dr. R. Gurniwan Kamil P, M.Si NIP. 19610323 198603 1 002

Penguji II

Dr. H. Mamat Ruhimat, M.Pd NIP. 19610501 198601 1 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Sekolah Pascasarjana UPI

Prof. Dr. Ir. Dede Rohmat, M.T NIP. 19640603 198903 1 001


(5)

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Oleh: Fithri Nuru Ayuni (1201486)

ABSTRAK

Pendekatan scientific terdiri dari langkah-langkah mengamati, menanya, menalar, mengeksperimen, dan mengkomunikasikan. Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan scientific akan berjalan dengan baik apabila seorang guru telah memahami apa itu pendekatan scientific. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana pemahaman guru terhadap pendekatan scientific dalam pembelajaran geografi? (2) Bagaimana respon guru terhadap kebijakan penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran? (3) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemahaman guru terhadap pendekatan scientific?. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru geografi SMAN di Kota Bandung yang berjumlah 55 orang. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling dengan metode sampel jenuh. Jadi, seluruh populasi dalam penelitian ini dijadikan sampel penelitian. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan observasi, angket, studi literatur, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan perhitungan persentase, uji korelasi Theta (θ), dan uji korelasi Spearman (rs). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemahaman guru terhadap pendekatan scientific sebagian besar tergolong sedang sampai tinggi. Sedangkan, sisanya tergolong pada tingkat pemahaman rendah. Tingkat pemahaman yang cukup tinggi tersebut sebagian besar dipengaruhi oleh pengalaman guru selama mengajar, mengingat langkah-langkah pendekatan scientific sudah sering dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, kemampuan dan pengetahuan guru dalam memanfaatkan dan mengoptimalkan informasi yang sangat baik pun mempengaruhi pemahaman guru mengenai pendekatan scientific, baik informasi melalui internet, sosialisasi, dan lain-lain. Selain pemahaman, respon guru terhadap penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran pun mendapat respon yang sangat positif dari para guru. Pemahaman dan respon yang sangat baik tersebut, dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu tingkat pendidikan, latar belakang keilmuan, lama dan beban mengajar, keikutsertaan dalam pelatihan, penguasaan metode dan media, intensitas membaca, dan etos kerja guru. Faktor-faktor tersebut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pemahaman guru mengenai pendekatan scientific dalam pembelajaran dengan kekuatan hubungan yang cukup tinggi.


(6)

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SCIENTIFIC APPROACH TO UNDERSTANDING TEACHER LEARNING IN GEOGRAPHY

By: Fithri Nuru Ayuni (1201486)

ABSTRACT

Scientific approach consists of the steps watching, asking, reasoning, experiment, and communicate. Learning activities with a scientific approach might work well if a teacher has to understand what the scientific approach. The problems of this study were (1) How do teachers understanding of the scientific approach to the study of geography? (2) What is the response of teachers to the implementation of the policy scientific approach to learning? (3) Factors that influence teachers' understanding of the scientific approach?. This study uses survey research. The population in this study were all SMAN geography teacher in Bandung, amounting to 55 people. The samples in this study using non-probability sampling method saturated samples. Thus, the entire population in this study the research sample. The data collection techniques used observation, questionnaires, literature study, and study documentation. Analysis using the percentage calculation,

correlation Theta (θ), and the Spearman correlation test (rs). The results showed that the level of teachers' understanding of the scientific approach is largely classified as moderate to high. Meanwhile, the rest belong to the low level of understanding. High enough level of understanding is largely influenced by the experience of the teacher during teaching, given the scientific approach measures have often done in the learning activities. In addition, the ability and knowledge of teachers in utilizing and optimizing the excellent information also affects teachers' understanding of the scientific approach, good information through the internet, socializing, and others. In addition to understanding, the teacher's response to the application of a scientific approach to learning also received a very positive response from teachers. Understanding and the excellent response, is influenced by several factors, including education level, educational background, old and teaching load, participation in training, mastery of methods and media, the intensity reading, and teachers work ethic. These factors have a significant influence on teachers' understanding of the scientific approach to learning with the strength of the relationship is high enough.


(7)

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... KATA PENGANTAR ... UCAPAN TERIMA KASIH ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ...

DAFTAR GAMBAR ... i iii iv v vii viii

BAB I PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang ... B. Rumusan Masalah ... C. Tujuan Penelitian ... D. Manfaat Penelitian ... E. Definisi Operasional ...

1 1 7 7 8 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... A. Teori Kognitif dalam Pembelajaran ... B. Pemahaman (Comprehension) ...

1. Pemahaman tentang Terjemahan ... 2. Pemahaman tentang Interpretasi ... 3. Pemahaman tentang Ekstrapolasi ... C. Pembelajaran Geografi ... D. Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran Geografi ...

1. Pendekatan Pembelajaran Scientific ... 2. Langkah-langkah Pembelajaran Scientific ... E. Hipotesis Penelitian ...

11 11 14 14 15 16 17 18 18 21 30

BAB III PROSEDUR PENELITIAN ... A. Metode Penelitian ... B. Lokasi Penelitian ... C. Populasi dan Sampel ... D. Variabel Penelitian ... E. Teknik Pengumpulan Data ... F. Validitas dan Reliabilitas ... G. Teknik Analisis Data ...

31 31 31 31 32 33 35 43


(8)

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... A. Gambaran Umum SMA Negeri Kota Bandung ... B. Uji Normalitas Data ... C. Pemahaman Guru Terhadap Pendekatan Scientific ... D. Respon Guru Terhadap Kebijakan Penerapan Pendekatan Scientific ... E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Guru Terhadap

Pendekatan Scientific ... F. Hubungan Antara Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman

Guru (X) dengan Pemahaman Terhadap Pendekatan Scientific ... G. Pembahasan ...

46 46 48 52 62 67 82 89

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... A. Simpulan ...

B. Rekomendasi ... 93 93 94

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...

96 99


(9)

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL Tabel 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 4.1 4.2 4.3 4.4

Langkah-langkah Pendekatan Scientific ... Dimensi Proses Kognitif menurut Bloom ... Keterampilan dalam Pendekatan Scientific ... Tingkatan Pertanyaan ... Hipotesis Penelitian ... Kategori Daya Pembeda ... Kategori Tingkat Kesukaran ... Hasil Validasi Instrumen Etos Kerja ...

Hasil Validasi Instrumen Pemahaman Pendekatan Scientific ... Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Instrumen Pemahaman ... Hasil Validasi Instrumen Respon Guru ... Kriteria Penilaian Skor ... Interval Nilai Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan ... Sebaran SMA Negeri Kota Bandung ... Hasil Perhitungan Uji Normalitas Variabel Pemahaman ...

Hasil Perhitungan Uji Normalitas Variabel Respon ... Perhitungan Uji Normalitas Variabel Etos Kerja ...

9 12 20 25 30 37 38 38 40 41 42 43 44 46 48 50 51


(10)

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 3.1 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10 4.11 4.12 4.13 4.14 4.15 4.16 4.17 4.18 4.19 4.20 4.21 4.22 4.23 4.24 4.25 4.26 4.27 4.28 4.29

Langkah-langkah Pembelajaran menggunakan Pendekatan Scientific ... Variabel Penelitian ... Peta Sebaran SMA Negeri Kota Bandung ... Histogram Pemahaman Pendekatan Scientific ... Histogram Respon Guru Terhadap Pendekatan Scientific ...

Histogram Etos Kerja ... Tingkat Pemahaman Guru Terhadap Pendekatan Scientific ...

Grafik Pemahaman Pendekatan Scientific pada Indikator Mengamati ... Grafik Pemahaman Pendekatan Scientific pada Indikator Menanya ... Grafik Pemahaman Pendekatan Scientific pada Indikator Menalar ... Grafik Pemahaman Pendekatan Scientific pada Indikator

Mengeksperimen ... Grafik Pemahaman Pendekatan Scientific pada Indikator

Mengkomunikasikan ... Grafik Respon Guru Terhadap Pendekatan Scientific (1) ... Grafik Respon Guru Terhadap Pendekatan Scientific (2) ... Grafik Respon Guru Terhadap Pendekatan Scientific (3) ... Grafik Respon Guru Terhadap Pendekatan Scientific (4) ...

Diagram Pendidikan Terakhir Guru Geografi ... Diagram Latar Belakang Keilmuan Guru Geografi ... Diagram Lama Mengajar ... Diagram Beban Mengajar ... Diagram Jenis Pelatihan yang diikuti ...

Diagram Frekuensi Keikutsertaan dalam Pelatihan ... Diagram Penguasaan Metode ... Diagram Penggunaan Metode dan Media ... Diagram Frekuensi Membaca Buku ... Diagram Frekuensi Mengakses Internet ... Diagram Frekuensi Mengunjungi Perpustakaan ... Diagram Frekuensi Mengunjungi Toko Buku ... Grafik Etos Kerja Guru (1) ... Grafik Etos Kerja Guru (2) ... Grafik Etos Kerja Guru (3) ...

21 33 47 49 50 52 53 54 56 57 59 61 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 75 76 77 78 79 81


(11)

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru sebagai tenaga yang profesional secara signifikan akan berpengaruh terhadap kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran, guru memiliki tugas dan peran dalam membantu siswa mengembangkan potensi yang dimilikinya. Peran guru sangat menentukan efektivitas dan efisiensi kegiatan pembelajaran. Guru dituntut untuk menciptakan situasi belajar yang kondusif agar tujuan pembelajaran tercapai. Guru memiliki banyak peran dalam pelaksanaan pembelajaran. Menurut Ningrum (2009:31), “guru memiliki peran sebagai pengajar, motivator, mediator, pengelola kelas, partisipan, dan evaluator”. Dalam menjalankan tugas dan perannya, seorang guru harus memiliki kemampuan-kemampuan tersebut. Apabila guru dapat menjalankan tugas dan perannya dengan baik, maka guru dapat dikatakan profesional. Kemampuan profesional guru sangat menentukan kualitas pembelajaran dan keberhasilan pendidikan secara keseluruhan.

Guru memegang peranan penting dalam perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena itu sangatlah penting untuk meningkatkan kreatifitas, kualitas, dan profesionalisme guru. Profesionalisme guru di Indonesia masih terbilang rendah. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Mulyasa (2012:7), sebagai berikut:

Profesionalisme guru di Indonesia masih sangat rendah, hal tersebut disebabkan karena belum adanya perubahan pola mengajar dan sistem konvensional ke sistem kompetensi, beban kerja guru yang tinggi, dan masih banyak guru yang belum melakukan penelitian tindakan kelas.

Berdasarkan wacana di atas, ternyata masih banyak guru yang belum bisa dikatakan profesional. Dalam mengatasi permasalahan tersebut, dilakukan usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas guru agar dapat dikatakan profesional, misalnya dengan melaksanakan pelatihan-pelatihan, workshop, seminar dan lain-lain. Kegiatan tersebut bersifat teoritis dan praktis, dan diharapkan dapat di


(12)

2

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

implementasikan oleh guru dalam pembelajaran di kelas, dengan cara menerapkan metode atau pendekatan baru dalam pembelajaran.

Profesional adalah seseorang yang memiliki kepandaian khusus dan keterampilan dalam pekerjaannya. Berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, istilah profesional dimaknai sebagai berikut:

Pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

Pekerjaan yang profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang ahli pada bidangnya, dalam hal ini adalah guru. Guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan, sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Guru profesional adalah guru yang terdidik dan terlatih dan memiliki banyak pengalaman. Terdidik dan terlatih disini bukan hanya dilihat dari pendidikan formal saja, tetapi juga harus menguasai berbagai strategi dan metode dalam kegiatan belajar mengajar.

Guru profesional akan terlihat dari bagaimana mereka melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik. Kusnandar (2007:46) menyatakan bahwa, “guru profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian, baik dalam materi maupun metode, juga melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya”. Selanjutnya, Mulyasa (2012:135-136) mengemukakan kompetensi profesional yang harus dimiliki guru, sebagai berikut:

Kompetensi profesional guru terdiri atas: (1) mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi, psikologis, sosiologis, dan sebagainya; (2) mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik; (3) mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya; (4) mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi; (5) mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media, dan sumber belajar yang relevan; (6) mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran; (7) mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik; dan (8) mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.


(13)

3

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa guru yang profesional adalah guru yang mampu melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik. Guru yang profesional memahami materi pembelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didiknya. Selain itu, guru profesional adalah guru yang mampu mengurutkan dan mengorganisasikan materi pembelajaran, mendayagunakan sumber belajar, dan mampu memilih dan menentukan materi pembelajaran. Hal tersebut sangatlah diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran, karena dengan karakteristik profesional tersebut, seorang guru dapat meningkatkan kemampuan dirinya bahkan kualitas pendidikan itu sendiri.

Guru profesional sejatinya memiliki latar belakang pendidikan yang relevan, baik dengan peran sebagai pendidik maupun dengan mata pelajaran yang diampunya. Guru geografi adalah mereka yang memiliki latar belakang pendidikan berasal dari lembaga pendidikan yang memiliki kewenangan menghasilkan tenaga kependidikan, khususnya pada mata pelajaran geografi. Kompetensi yang dimiliki oleh guru geografi hampir sama dengan kompetensi lainnya, namun terdapat beberapa kompetensi khusus. Daldjoeni (1991:115) mengemukakan lima kompetensi yang harus dimiliki oleh guru geografi, sebagai berikut:

Kompetensi yang harus dimiliki guru geografi, diantaranya: (1) mempunyai perhatian yang cukup banyak kepada permasalahan kemanusiaan; (2) memiliki kemampuan untuk menentukan sendiri faktor-faktor lokatif, pola-pola regional dan relasi keruangan yang terkandung oleh ataupun tersembunyi di belakang gejala sosial; (3) mampu dan menyenangi kegiatan observasi secara mandiri di lapangan; (4) memiliki kemampuan mensintesakan data yang berasal dari berbagai sumber; dan (5) mampu membedakan serta memisahkan kasualitas yang sungguh, dari hal-hal yang sifatnya kebetulan belaka.

Guru geografi yang profesional adalah guru geografi yang memiliki kelima kompetensi tersebut. Dalam kompetensi tersebut, terdapat beragam kemampuan yang dimiliki oleh guru. Apabila guru geografi tidak memilikinya, berarti guru harus mengembangkan dan meningkatkan kompetensinya, karena dengan kemampuan-kemampuan tersebut, guru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Peningkatan kompetensi bukanlah satu-satunya permasalahan yang dialami


(14)

4

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

oleh guru. Masalah lain yang dialami oleh guru geografi antara lain kurangnya pengembangan dalam kegiatan pembelajaran, pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar masih terbatas, kurang terampilnya guru dalam mengadakan kegiatan observasi, minimnya budaya membaca sehingga kurangnya informasi baru yang didapat, atau bahkan berkaitan dengan kebijakan kurikulum baru. Permasalahan yang dialami oleh guru saat ini mengenai kebijakan Kurikulum 2013 yang menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran. Tidak jarang kegagalan dalam implementasi kurikulum baru itu disebabkan oleh kurangnya pemahaman guru. Penyebab kurangnya pemahaman guru dapat disebabkan oleh proses sosialisasi kurikulum baru yang belum dilakukan secara menyeluruh, pembinaan dan pengembangan sumber daya guru belum memadai, atau bahkan kegiatan dalam MGMP Geografi tidak berjalan dengan baik.

Kenyataan ini dapat mengakibatkan pembelajaran tidak berjalan dengan baik, bahkan tujuannya pun tidak akan tercapai apabila pemahaman guru terhadap kebijakan kurikulum baru masih kurang. Pemahaman guru merupakan kemampuan seorang guru dalam mengartikan, menafsirkan, dan menerjemahkan pengetahuan yang dimilikinya. Kuswana (2012:44), mengemukakan bahwa “pemahaman sering dikaitkan dengan membaca, dalam kategori ini merupakan pengertian yang lebih luas dan berhubungan dengan komunikasi yang mencakup materi tertulis bersifat verbal”. Sedangkan menurut Uno (2010:36), “pemahaman diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya”. Dengan kata lain, pemahaman adalah sebuah kemampuan yang harus dimiliki untuk mengerti suatu objek atau subjek dalam pembelajaran.

Pemahaman merupakan tingkatan kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan. Munthe (2014:40) menyebutkan bahwa “pemahaman dapat diukur melalui menjelaskan, mendeskripsikan, membuat ulang pernyataan, menguraikan, menerangkan, mengubah, memberikan contoh, menyadur dan menerangkan”. Selain itu, pemahaman terbagi kedalam beberapa perilaku. Kuswana (2012:44-45) membagi tiga jenis perilaku pemahaman, sebagai berikut:


(15)

5

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Translasi (kemampuan menerjemahkan), yaitu kemampuan untuk mengubah simbol tertentu menjadi simbol lain tanpa perubahan makna. Simbol berupa kata-kata (verbal) diubah menjadi gambar atau bagan atau grafik. Kalau simbol ini berupa kata-kata atau kalimat tertentu, maka dapat diubah menjadi kata-kata atau kalimat lain. Pengalihan konsep yang dirumuskan dari kata-kata ke dalam grafik dapat dimasukkan dalam kategori menerjemahkan.

2) Interpretasi (kemampuan menafsirkan), yaitu kemampuan untuk menjelaskan makna yang terdapat di dalam simbol, baik simbol verbal maupun yang nonverbal. Kemampuan untuk menjelaskan konsep, atau prinsip atau teori tertentu termasuk dalam kategori ini. Seseorang dapat menginterpretasikan sesuatu konsep atau prinsip jika ia dapat menjelaskan secara rinci makna atau arti suatu konsep atau prinsip, atau dapat membandingkan, membedakan, atau mempertentangkannya dengan sesuatu yang lain.

3) Ekstrapolasi (kemampuan meramalkan), yaitu kemampuan untuk melihat kecenderungan atau arah atau kelanjutan dari suatu temuan. Kemampuan pemahaman jenis ini menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi, misalnya membuat telahan tentang kemungkinan apa yang akan berlaku. Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa pemahaman merupakan kemampuan dalam mengartikan, menafsirkan, dan menerjemahkan suatu objek atau subjek pembelajaran. Pemahaman guru disini lebih kepada pemahaman terhadap materi, pendekatan/strategi yang akan digunakan dalam pembelajaran. Seperti yang kita ketahui, bahwa guru profesional adalah guru yang ahli dalam bidangnya, yaitu guru yang mengajar sesuai dengan latar belakang keilmuannya dan mampu memahami materi pembelajaran. Sebagai guru geografi, sudah seharusnya guru memiliki pemahaman tentang pembelajaran geografi itu sendiri. Mulai dari pemahaman materi geografi, model, metode, pendekatan/strategi, serta penerapannya dalam kegiatan pembelajaran.

Pendekatan pembelajaran merupakan sudut pandang terhadap proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih umum yang di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran tertentu. Rachmawati (2013:73) menyatakan “pendekatan pembelajaran harus menciptakan suasana teaching-learning yang dapat menumbuhkan rasa tidak tahu menjadi tahu”. Pendekatan pembelajaran ada yang berpusat pada guru dan berpusat pada siswa. Salah satu pendekatan yang berpusat pada siswa adalah pendekatan scientific.


(16)

6

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Salah satu kebijakan dalam Kurikulum 2013 adalah menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran. Majid (2014:211), mengemukakan definisi konsep pendekatan scientific sebagai berikut:

Pendekatan scientific dalam pembelajaran adalah pendekatan yang meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta.

Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Pendekatan scientific ini bukanlah hal baru untuk diterapkan dalam proses pembelajaran. Bagi guru geografi pendekatan scientific ini sudah tidak asing lagi, terutama jika melihat langkah-langkahnya. Saminanto (2013:26-32) mengemukakan langkah-langkah pendekatan scientific sebagai berikut:

1) Mengamati; yaitu mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya.

2) Menanya; yaitu kegiatan peserta didik yang diarahkan untuk mengungkapkan apa yang ingin diketahuinya baik yang berkenaan dengan suatu objek, peristiwa, suatu proses tertentu.

3) Menalar; menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.

4) Mencoba; dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan eksperimen atau mencoba dilakukan melalui tiga tahap, yaitu, persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut.

5) Membentuk jejaring; kolaborasi esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan memaknai kerjasama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja.

Pada hakikatnya, pendekatan scientific mengarahkan agar peserta didik mampu merumuskan masalah, bukan hanya menyelesaikan masalah dengan menjawab saja. Selain itu, melatih peserta didik untuk berpikir analitis, yaitu peserta didik diajarkan untuk mengambil keputusan, bukan hanya mendengarkan


(17)

7

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan menghapal materi pelajaran semata. Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan scientific akan berjalan dengan baik apabila seorang guru telah memahami apa itu pendekatan scientific. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pemahaman guru terhadap pendekatan scientific. Adapun judul dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Pemahaman Guru Terhadap Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran Geografi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, penulis merumuskan beberapa masalah, sebagai berikut:

1. Bagaimana pemahaman guru terhadap langkah-langkah pendekatan scientific dalam pembelajaran geografi?

2. Bagaimana respon guru terhadap kebijakan penggunaan pendekatan scientific dalam pembelajaran geografi?

3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemahaman guru terhadap pendekatan scientific dalam pembelajaran geografi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan topik dan rumusan masalah diatas, penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Menganalisis pemahaman guru terhadap langkah-langkah pendekatan scientific dalam pembelajaran geografi.

2. Menganalisis respon guru terhadap kebijakan penggunaan pendekatan scientific dalam pembelajaran geografi.

3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman guru terhadap pendekatan scientific dalam pembelajaran geografi.


(18)

8

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat. Manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menggali, mengkaji, dan mengorganisasikan pembelajaran geografi melalui pendekatan scientific yang dapat membentuk kecerdasan peserta didik, meliputi kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang pendidikan terkait kebijakan penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran yang harus dipahami oleh setiap guru yang akan melaksanakannya.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peserta Didik

Penelitian ini diharapkan dapat membentuk peserta didik untuk mengenal dan memahami materi pelajaran menggunakan pendekatan scientific, yaitu dengan cara menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah dan manyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan dan mencipta.

b. Bagi Guru Geografi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk guru dalam pengembangan praktek pembelajaran dengan menggunakan pendekatan scientific. Selain itu, penelitian ini dapat menjadi acuan untuk guru dalam menerapkan pendekatan scientific pada proses pembelajaran.

c. Bagi Pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan di bidang pendidikan, khususnya dalam penerapan pendekatan scientific pada kurikulum 2013.


(19)

9

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjelasan dari variabel penelitian. Dalam penelitian ini terdiri dari pendekatan scientific dan pemahaman guru. Keduanya akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Pendekatan Scientific

Kegiatan pembelajaran pada kurikulum 2013 dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah atau scientific. Menurut Majid (2014:211), “pendekatan scientific dalam pembelajaran meliputi kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran”. Kegiatan-kegiatan tersebut yang nantinya harus dipahami oleh guru dalam penerapannya dalam pembelajaran. Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal dan memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru.

Pendekatan pembelajaran scientific terdiri dari lima langkah pembelajaran, yaitu mengamati (observing), menanya (questioning), menalar (associating), mencoba (experimenting), dan membuat jejaring (networking). Contoh kegiatan dari setiap langkah-langkah tersebut akan dijelaskan pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.1

Langkah-Langkah Pendekatan Scientific No Langkah-Langkah

Pendekatan Scientific Contoh Kegiatan

1 Mengamati (observing) Melihat, membaca, mendengar, meraba, memperhatikan tayangan.

2 Menanya (questioning) Menanya, mengungkapkan, memberi umpan balik.

3 Menalar (associating) Berpikir kritis, merumuskan, menarik kesimpulan, mendialogkan,

menghubungkan, menganalisis, membandingkan.

4 Mencoba (experimenting) Simulasi, eksperimen, demonstrasi. 5 Membuat

jejaring/meng-komunikasikan (networking)

Memperagakan, penghayatan, memaknai perilaku, mempresentasikan,

mengkomunikasikan.


(20)

10

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Pemahaman Guru

Anderson dan Krathwohl (2010:106) mengemukakan bahwa “pemahaman meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan”. Sedangkan, menurut Sanjaya (2012:126), “pemahaman bukan hanya sekedar mengingat fakta, akan tetapi berkenaan dengan kemampuan menjelaskan, menerangkan, menafsirkan atau kemampuan menangkap makna atau arti suatu konsep”. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam memahami terdapat beberapa kegiatan yaitu menginterpretasi, mengilustrasi, mengklasifikasi, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan pengetahuan atau informasi yang didapatkan.

Pemahaman guru dalam penelitian ini berkaitan dengan pemahaman terhadap pendekatan scientific dalam pembelajaran. Dalam memahami pendekatan pembelajaran scientific, pemahaman guru dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya jenjang pendidikan, latar belakang keilmuan, lama dan beban mengajar, keikutsertaan dalam pelatihan, penguasaan metode dan media, intensitas membaca, serta etos kerja guru. Selain pengetahuan, faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi pemahaman dan respon guru terhadap pendekatan scientific dalam pembelajaran.


(21)

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap guru geografi SMAN Kota Bandung tentang pemahaman pendekatan scientific dalam pembelajaran geografi, dapat ditarik beberapa simpulan, sebagai berikut:

1. Tingkat pemahaman guru terhadap pendekatan scientific dalam pembelajaran geografi tergolong dalam tingkatan sedang atau cukup. Pemahaman guru sudah cukup baik terhadap langkah pendekatan scientific mengamati, menalar, mengeksperimen, dan mengkomunikasikan. Sebagian besar guru memahami dengan baik kegiatan mengamati dan mencoba/mengeksperimen, mengingat dalam pembelajaran geografi kedua kegiatan tersebut sangat sering dilakukan. Sebaliknya, guru masih belum memahami dengan baik dalam kegiatan menanya. Padahal menanya sering dilakukan dalam pembelajaran. Kurang pahamnya guru terhadap kegiatan menanya dapat disebabkan oleh kurangnya guru memberikan kesempatan bertanya kepada peserta didik, atau bahkan peserta didik yang kurang termotivasi untuk bertanya. Selain itu, jarangnya guru mengajukan pertanyaan berdasarkan kriteria dan jenis pertanyaan berdasarkan tingkatan kognitif rendah ke tingkatan yang lebih tinggi.

2. Respon guru terkait kebijakan penggunaan pendekatan scientific dalam pembelajaran sejauh ini sangatlah positif. Sebagian besar guru menjawab setuju bahkan sangat setuju terhadap kebijakan tersebut. Guru sudah mengetahui dan memahami kelebihan dan manfaat yang akan didapatkan apabila menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran, sehingga banyak guru yang memberikan respon positif terhadap kebijakan ini. Salah satu manfaat dari pendekatan pembelajaran yang mengutamakan proses ini adalah keterlibatan peserta didik secara langsung dalam proses pengamatan


(22)

94

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sampai mengkomunikasikan hasil pengamatannya, sehingga peserta didik mampu mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah, kreatif, dan analitis. 3. Pemahaman guru terhadap pendekatan scientific dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan, latar belakang keilmuan, pengalaman mengajar, pelatihan, penguasaan metode dan media pembelajaran, intensitas membaca, dan etos kerja guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor-faktor tersebut dengan pemahaman guru terhadap pendekatan scientific. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan relevannya dengan keilmuan, maka pemahaman guru semakin baik. Lama mengajar pun sangat mempengaruhi pemahaman guru, tetapi tidak dengan beban mengajar yang diampu guru. Jenis pelatihan yang diikuti tidak terlalu mempengaruhi pemahaman guru, tetapi seringnya mengikuti pelatihan sangat mempengaruhi pemahaman guru. Semakin bervariasinya metode dan media yang digunakan dalam pembelajaran mempengaruhi pemahaman guru pula. Begitupun dengan intensitas membaca, semakin seringnya membaca, maka pemahaman pun akan semakin baik pula. Tetapi etos kerja tidak terlalu mempengaruhi pemahaman guru terhadap pemahaman guru dalam pembelajaran.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, diajukan rekomendasi bagi guru, peneliti selanjutnya dan para pengambil kebijakan, sebagai berikut:

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat indikator pendekatan scientific dalam pembelajaran geografi yang masih lemah adalah menanya. Untuk meningkatkannya, guru dituntut lebih sering mengajukan pertanyaan dan memberikan kesempatan bertanya kepada peserta didik. Dalam mengajukan pertanyaan, guru harus memperhatikan kriteria, jenis, dan kata kunci dalam menyusun pertanyaan, dimulai dari tingkatan kognitif yang rendah ke tinggi. Kemudian, pemahaman guru pada indikator pendekatan scientific lainnya seperti mengamati, menalar, mengeksperimen, dan mengkomunikasi yang sudah tergolong cukup baik perlu ditingkatkan pula agar menjadi lebih baik lagi. Usaha-usaha untuk meningkatkannya dapat dilakukan dengan cara


(23)

95

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sering melakukan kegiatan observasi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu, guru disarankan lebih sering mengajak peserta didik untuk melakukan praktikum, yang kemudian hasilnya dikomunikasikan, baik secara lisan maupun tulisan.

2. Hasil penelitian mengenai pendekatan scientific dapat dijadikan dasar/acuan bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan perangkat pembelajaran geografi berbasis scientific, yang kemudian diterapkan atau diujicobakan dalam pembelajaran untuk mengukur sejauh mana pemahaman guru dalam menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran geografi.

3. Hasil penelitian tentang pemahaman guru terhadap pendekatan scientific dapat dijadikan acuan bagi para pengambil kebijakan untuk meningkatkan pemahaman lebih baik lagi dengan memberikan pelatihan-pelatihan dan sosialisasi yang lebih intensif, mengingat tidak sedikit pula guru yang belum memahami dengan baik mengenai penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran geografi.


(1)

8

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat. Manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menggali, mengkaji, dan mengorganisasikan pembelajaran geografi melalui pendekatan scientific

yang dapat membentuk kecerdasan peserta didik, meliputi kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang pendidikan terkait kebijakan penerapan pendekatan

scientific dalam pembelajaran yang harus dipahami oleh setiap guru yang akan melaksanakannya.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peserta Didik

Penelitian ini diharapkan dapat membentuk peserta didik untuk mengenal dan memahami materi pelajaran menggunakan pendekatan

scientific, yaitu dengan cara menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah dan manyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan dan mencipta.

b. Bagi Guru Geografi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk guru dalam pengembangan praktek pembelajaran dengan menggunakan pendekatan scientific. Selain itu, penelitian ini dapat menjadi acuan untuk guru dalam menerapkan pendekatan scientific pada proses pembelajaran.

c. Bagi Pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan di bidang pendidikan, khususnya dalam penerapan pendekatan scientific pada kurikulum 2013.


(2)

E. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjelasan dari variabel penelitian. Dalam penelitian ini terdiri dari pendekatan scientific dan pemahaman guru. Keduanya akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Pendekatan Scientific

Kegiatan pembelajaran pada kurikulum 2013 dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah atau scientific. Menurut Majid (2014:211), “pendekatan scientific dalam pembelajaran meliputi kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran”. Kegiatan-kegiatan tersebut yang nantinya harus dipahami oleh guru dalam penerapannya dalam pembelajaran. Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal dan memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru.

Pendekatan pembelajaran scientific terdiri dari lima langkah pembelajaran, yaitu mengamati (observing), menanya (questioning), menalar (associating), mencoba (experimenting), dan membuat jejaring (networking). Contoh kegiatan dari setiap langkah-langkah tersebut akan dijelaskan pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.1

Langkah-Langkah Pendekatan Scientific

No Langkah-Langkah

Pendekatan Scientific Contoh Kegiatan

1 Mengamati (observing) Melihat, membaca, mendengar, meraba,

memperhatikan tayangan.

2 Menanya (questioning) Menanya, mengungkapkan, memberi

umpan balik.

3 Menalar (associating) Berpikir kritis, merumuskan, menarik

kesimpulan, mendialogkan, menghubungkan, menganalisis, membandingkan.

4 Mencoba (experimenting) Simulasi, eksperimen, demonstrasi.

5 Membuat

jejaring/meng-komunikasikan (networking)

Memperagakan, penghayatan, memaknai perilaku, mempresentasikan,

mengkomunikasikan. Sumber: Kemendikbud (2013)


(3)

10

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pemahaman Guru

Anderson dan Krathwohl (2010:106) mengemukakan bahwa “pemahaman

meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum,

menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan”. Sedangkan, menurut Sanjaya (2012:126), “pemahaman bukan hanya sekedar mengingat fakta, akan tetapi berkenaan dengan kemampuan menjelaskan, menerangkan, menafsirkan atau kemampuan menangkap makna atau arti suatu konsep”. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam memahami terdapat beberapa kegiatan yaitu menginterpretasi, mengilustrasi, mengklasifikasi, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan pengetahuan atau informasi yang didapatkan.

Pemahaman guru dalam penelitian ini berkaitan dengan pemahaman

terhadap pendekatan scientific dalam pembelajaran. Dalam memahami

pendekatan pembelajaran scientific, pemahaman guru dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya jenjang pendidikan, latar belakang keilmuan, lama dan beban mengajar, keikutsertaan dalam pelatihan, penguasaan metode dan media, intensitas membaca, serta etos kerja guru. Selain pengetahuan, faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi pemahaman dan respon guru terhadap pendekatan


(4)

Fithri Nuru Ayuni, 2014

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap guru geografi SMAN Kota Bandung tentang pemahaman pendekatan scientific dalam pembelajaran geografi, dapat ditarik beberapa simpulan, sebagai berikut:

1. Tingkat pemahaman guru terhadap pendekatan scientific dalam pembelajaran geografi tergolong dalam tingkatan sedang atau cukup. Pemahaman guru sudah cukup baik terhadap langkah pendekatan scientific mengamati, menalar, mengeksperimen, dan mengkomunikasikan. Sebagian besar guru memahami dengan baik kegiatan mengamati dan mencoba/mengeksperimen, mengingat dalam pembelajaran geografi kedua kegiatan tersebut sangat sering dilakukan. Sebaliknya, guru masih belum memahami dengan baik dalam kegiatan menanya. Padahal menanya sering dilakukan dalam pembelajaran. Kurang pahamnya guru terhadap kegiatan menanya dapat disebabkan oleh kurangnya guru memberikan kesempatan bertanya kepada peserta didik, atau bahkan peserta didik yang kurang termotivasi untuk bertanya. Selain itu, jarangnya guru mengajukan pertanyaan berdasarkan kriteria dan jenis pertanyaan berdasarkan tingkatan kognitif rendah ke tingkatan yang lebih tinggi.

2. Respon guru terkait kebijakan penggunaan pendekatan scientific dalam pembelajaran sejauh ini sangatlah positif. Sebagian besar guru menjawab setuju bahkan sangat setuju terhadap kebijakan tersebut. Guru sudah mengetahui dan memahami kelebihan dan manfaat yang akan didapatkan apabila menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran, sehingga banyak guru yang memberikan respon positif terhadap kebijakan ini. Salah satu manfaat dari pendekatan pembelajaran yang mengutamakan proses ini adalah keterlibatan peserta didik secara langsung dalam proses pengamatan


(5)

94

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sampai mengkomunikasikan hasil pengamatannya, sehingga peserta didik mampu mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah, kreatif, dan analitis. 3. Pemahaman guru terhadap pendekatan scientific dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan, latar belakang keilmuan, pengalaman mengajar, pelatihan, penguasaan metode dan media pembelajaran, intensitas membaca, dan etos kerja guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor-faktor tersebut dengan pemahaman guru terhadap pendekatan scientific. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan relevannya dengan keilmuan, maka pemahaman guru semakin baik. Lama mengajar pun sangat mempengaruhi pemahaman guru, tetapi tidak dengan beban mengajar yang diampu guru. Jenis pelatihan yang diikuti tidak terlalu mempengaruhi pemahaman guru, tetapi seringnya mengikuti pelatihan sangat mempengaruhi pemahaman guru. Semakin bervariasinya metode dan media yang digunakan dalam pembelajaran mempengaruhi pemahaman guru pula. Begitupun dengan intensitas membaca, semakin seringnya membaca, maka pemahaman pun akan semakin baik pula. Tetapi etos kerja tidak terlalu mempengaruhi pemahaman guru terhadap pemahaman guru dalam pembelajaran.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, diajukan rekomendasi bagi guru, peneliti selanjutnya dan para pengambil kebijakan, sebagai berikut:

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat indikator pendekatan scientific

dalam pembelajaran geografi yang masih lemah adalah menanya. Untuk meningkatkannya, guru dituntut lebih sering mengajukan pertanyaan dan memberikan kesempatan bertanya kepada peserta didik. Dalam mengajukan pertanyaan, guru harus memperhatikan kriteria, jenis, dan kata kunci dalam menyusun pertanyaan, dimulai dari tingkatan kognitif yang rendah ke tinggi. Kemudian, pemahaman guru pada indikator pendekatan scientific lainnya seperti mengamati, menalar, mengeksperimen, dan mengkomunikasi yang sudah tergolong cukup baik perlu ditingkatkan pula agar menjadi lebih baik lagi. Usaha-usaha untuk meningkatkannya dapat dilakukan dengan cara


(6)

sering melakukan kegiatan observasi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu, guru disarankan lebih sering mengajak peserta didik untuk melakukan praktikum, yang kemudian hasilnya dikomunikasikan, baik secara lisan maupun tulisan.

2. Hasil penelitian mengenai pendekatan scientific dapat dijadikan dasar/acuan bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan perangkat pembelajaran geografi berbasis scientific, yang kemudian diterapkan atau diujicobakan dalam pembelajaran untuk mengukur sejauh mana pemahaman guru dalam menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran geografi.

3. Hasil penelitian tentang pemahaman guru terhadap pendekatan scientific

dapat dijadikan acuan bagi para pengambil kebijakan untuk meningkatkan pemahaman lebih baik lagi dengan memberikan pelatihan-pelatihan dan sosialisasi yang lebih intensif, mengingat tidak sedikit pula guru yang belum memahami dengan baik mengenai penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran geografi.


Dokumen yang terkait

Upaya guru dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang siklus akuntasi di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan

0 5 79

EFEKTIVITAS PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) Efektivitas Pendekatan Saintifik (Scientific Approach) Pada Pembelajaran Ekonomi Kelas VIII G Di SMP Negeri 1 Bendosari Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016.

0 4 12

EFEKTIVITAS PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) PADA PEMBELAJARAN EKONOMI KELAS VIII G DI SMP NEGERI 1 Efektivitas Pendekatan Saintifik (Scientific Approach) Pada Pembelajaran Ekonomi Kelas VIII G Di SMP Negeri 1 Bendosari Sukoharjo Tahun Ajaran 2

0 6 14

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI Implementasi Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik (Scientific Approach) Dalam Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Ips Di Sma Negeri 3 Pati Tahun Ajara

0 2 15

Artikel Publikasi: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK Implementasi Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik (Scientific Approach) Dalam Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Ips Di Sma Negeri 3 Pati Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 12

KOMPETENSI GURU DALAM PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR GEOGRAFI DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG.

1 2 24

“KESIAPAN GURU GEOGRAFI DALAM PEMBUATAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERDASARKAN KTSP DI SMA NEGERI KOTA SEMARANG”.

0 0 1

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI: Penelitian Survei terhadap Guru Geografi SMA Negeri di Kota Bandung - repository UPI T GEO 1201486 Title

1 3 4

KESULITAN GURU DALAM PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 KASUS PADA GURU SOSIOLOGI DI SMA

0 0 13

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BIOLOGI DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DI SMA NEGERI 1 ARJAWINANGUN - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 0 21