TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG ISI PESAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT “UMKM” (Studi Deskriptif Tingkat Penegtahuan Masyarakat Surabaya Tentang Iklan Layanan Masyarakat ”UMKM” di Televisi).

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN PENGANGGURAN TENTANG IKLAN LAYANAN MASYARAKAT UMKM VERSI BENGKEL (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Pengangguran di Surabaya

Tentang Iklan Layanan Masyarakat UMKM Versi Bengkel Di Televisi)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Pada FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur

Disusun Oleh :

MADE DIANA SUBEKTI

0343310478

YAYASAN KESEJAHTERAAN, PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”JAWA TIMUR

PROGRAM STUDI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

SURABAYA 2010


(2)

Judul : TINGKAT PENGETAHUAN PENGANGGURAN TENTANG IKLAN LAYANAN MASYARAKAT UMKM VERSI BENGKEL (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Pengangguran di Surabaya Tentang Iklan Layanan Masyarakat Umkm Versi Bengkel Di Televisi)

Nama :

MADE DIANA SUBEKTI

NPM :

0143010202

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Telah disetujui Pembimbing Utama 1. Penguji I

Juwito, S.Sos, MS Ir. H. Didiek Tranggono, MSi

NPT. 956 700 036 NIP. 030 203 679

Pembimbing Pendamping 2. Penguji II

Drs. Saifuddin Zuhri MSi Zaenal Abidin A, MSi, MEd

NPT. 947 000 035 NPT. 997 300 170

3. Penguji III

Juwito, S.Sos, MSi NPT. 956 700 036

4. Penguji IV

Drs. Kusnarto, Msi NIP. 030 176 735 Mengetahui

Ketua Jurusan Komunikasi

Juwito, S.Sos, MSi NPT. 956 700 036


(3)

Judul : TINGKAT PENGETAHUAN PENGANGGURAN TENTANG IKLAN LAYANAN MASYARAKAT UMKM VERSI BENGKEL (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Pengangguran di Surabaya Tentang Iklan Layanan Masyarakat Umkm Versi Bengkel Di Televisi)

Nama : MADE DIANA SUBEKTI

NPM : 0143010202

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi

Menyetujui,

Pembimbing Utama

Drs. Saifuddin Zuhri MSi NPT. 947 000 035

Mengetahui Dekan

Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi NIP. 030 175 349


(4)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunia kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan pedidikan hingga jenjang perguruan tinggi. Atas karunia-Nya pula penulis bisa menyelesaikan skripsi dengan judul “Tingkat Pengetahun Masyarakat Tentang Iklan Layanan Masyarakat “UMKM” (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Iklan Layanan Masyarakat “UMKM” di Televisi).

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Sosial Jurusan Ilmu Komunikasi, pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa ada dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Dra. Hj. Suparwati, MSi., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Juwito, S. Sos., MSi., Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur

3. Bapak Saifudin Zuhri, M.Si., Dosen Pembimbing Utama yang telah mengarahkan dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Dosen-dosen Jurusan Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberikan ilmu selama dibangku kuliah ini.


(5)

ii

5. Bapak, Ibu, terima kasih atas kesabarannya semua dukungan moril dan materiil sampai saat ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

6. Orang – orang yang selalu mendukung dalam pembuatan skripsi agar cepat selesai, terimah kasih untuk semuanya

Ahirnya penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan skripsi ini.

Surabaya, Mei 2009 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAKSI ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Landasan Teori ... 8

2.1.1. Tingkat Pengetahuan ... 8

2.1.2. Iklan ... 10

2.1.3. Implikasi Pesan Iklan ... 12

2.1.4. Media Periklanan ... 13

2.1.5. Media Televisi Sebagai Media Periklanan ... 15

2.1.6. Media Televisi ... 17

2.1.7. Teori S-O-R ... 19

2.1.8. Pengangguran ... 21


(7)

2.1.9. Sebab-Sebab Terjadinya Pengangguran ... 23

2.2. Kerangka Berpikir ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

3.1. Definisi Operasional Pengukuran Variabel ... 28

3.1.1. Definisi Operasional ... 28

3.1.2. Pengukuran Variabel ... 30

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 32

3.2.1. Populasi ... 32

3.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 33

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 34

3.4. Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36

4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 36

4.2. Penyajian Data dan Analisa Data ... 37

4.2.1. Identitas Responden ... 37

4.2.2. Penggunaan Media ... 39

4.2.2.1. Melihat Iklan “UMKM (Program P3KUM)” Di Televisi ... 39

4.2.2.2. Frekuensi Melihat Iklan “UMKM (Program P3KUM)” Di Televisi ... 40

4.2.2.3. Durasi Melihat Iklan “UMKM (Program P3KUM)” Di Televisi ... 41

4.2.2.4. Pengetahuan Pengangguran Tentang Iklan “UMKM (Program P3KUM)” Di Televisi 41


(8)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68 5.1. Kesimpulan ... 68 5.2. Saran ... 69 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 37

Tabel 4.2. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ... 37

Tabel 4.3. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 38

Tabel 4.4. Melihat Iklan “UMKM (Program P3KUM)” ... 39

Tabel 4.5. Frekuensi Melihat Iklan “UMKM (Program P3KUM)” Di Televisi ... 40

Tabel 4.6. Durasi Melihat Iklan “UMKM (Program P3KUM)” Di Televisi ... 41

Tabel 4.7. Pengetahuan Adanya Tokoh Utama Dalam Iklan Yaitu Seorang Anak Laki – Laki Yang Sedang Mencari Pekerjaan .. 42

Tabel 4.8. Pengetahuan Tentang Adanya Tokoh Utama Dalam Iklan Yaitu Seorang Laki-Laki Pengurus Koperasi Yang Memberikan Keterangan Tentang Program P3KUM ... 43

Tabel 4.9. Pengetahuan Tentang Adanya Tokoh Lainnya Yaitu Seorang Satpam Perusahaan ... 44

Tabel 4.10. Pengetahuan Bahwa Terdapat Sepeda Motor Sebagai Alat Peraga Dalam Iklan UMKM – Program P3KUM ... 45

Tabel 4.11. Pengetahuan Bahwa Terdapat Bengkel Sebagai Alat Peraga ... 46

Tabel 4.12. Pengetahuan Bahwa Terdapat Perusahaan Sebagai Latar Belakang ... 47

Tabel 4.13. Pengetahuan Bahwa Terdapat Bengkel Sebagai Latar ... 48

Tabel 4.14. Pengetahuan Bahwa Terdapat Kantor Koperasi Sebagai Latar 49


(10)

Tabel 4.15. Pengetahuan Tentang Adanya Slogan ... 50 Tabel 4.16. Pengetahuan Tentang Maksud Dari Slogan ... 51 Tabel 4.17. Pengetahuan Bahwa Terdapat Dialog Percakapan Antara

Tokoh Utama Yang Menjelaskan Program Pemerintah ... 52 Tabel 4.18. Pengetahuan Bahwa Terdapat Gambar Orang Yang

Memperbaiki Sepeda Motor ... 53 Tabel 4.19. Pengetahuan Bahwa Terdapat Gambar Orang Sedang Berada

Di Bengkel ... 54 Tabel 4.20. Pengetahuan Bahwa Terdapat Gambar Pengurus Koperasi

Sedang Memberikan Penjelasan ... 55 Tabel 4.21. Pengetahuan Bahwa Jumlah Pengangguran Di Indonesia Setiap

Tahun Meningkat ... 56 Tabel 4.22. Pengetahuan Bahwa Semakin Banyak Jumlah Pengangguran

Di Indonesia Diakibatkan Badai Krisis Ekonomi ... 57 Tabel 4.23. Pengetahuan Bahwa Saat Ini Ketersediaaan Lapangan Kerja

Semakin Menipis ... 58 Tabel 4.24. Pengetahuan Bahwa Ketersediaan Lapangan Menipis Karena

Banyak Perusahaan Yang Gulung Tikar ... 59 Tabel 4.25. Pengetahuan Bahwa Banyak Masyarakat Yang Mempunyai

Keterampilan ... 60 Tabel 4.26. Pengetahuan Bahwa Banyak Masyarakat Yang Tidak

Mempunyai Modal Untuk Membuka Suatu Usaha Guna Memanfaatkan Keahliannya ... 61


(11)

Tabel 4.27. Pengetahuan Tentang Adanya Program UMKM – Program P3KUM Dari Pemerintah ... 62 Tabel 4.28. Pengetahuan Tentang Keuntungan Menjadi Anggota

Koperasi ... 63 Tabel 4.29. Pengetahuan Bahwa Salah Satu Keuntungan Menjadi Anggota

Koperasi Adalah Memperoleh Bantuan Dana Pinjaman Untuk Membuka Usaha ... 64 Tabel 4.30. Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Kategori

Pengetahuan Iklan Layanan Masyarakat “UMKM - Program P3KUM (Program Pembiayaan Produktif Bagi Koperasi Dan Usaha Mikro)“ ... 65


(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Gambar Teori Stimulus Organism Respons ... 21 Gambar 2.2. Kerangka Pikir ... 27


(13)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Kuesioner... 70 Lampiran 2 Rekapitulasi Hasil Jawaban Responden ... 76


(14)

ABSTRAKSI

MADE D. SUBEKTI, TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG ISI PESAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT “UMKM” (Studi Deskriptif Tingkat Penegtahuan Masyarakat Surabaya Tentang Iklan Layanan Masyarakat ”UMKM” di Televisi)

Televisi merupakan media komunikasi massa dan juga media untuk beriklan. Saat ini, terdapat iklan yang sering ditayangkan di televisi yaitu iklan tentang UMKM yaitu iklan yang berisi tentang pembinaan usaha yang ditujukan untuk masyarakat menengah ke bawah, yang melatarbelakangi program UMKM tersebut adalah karena saat ini mayarakat yang tergolong dalam masyarakat menengah ke bawah mengalami kesulitan jika akan membuka suatu usaha sendiri. Menyadari pentingnya program UMKM, maka peneliti tertarik untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengetahuan masyarakat di Surabaya terhadap iklan UMKM. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang iklan UMKM di televisi.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah S-O-R ( Stimulus-Organism-Response) dengan objek materialnya yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi.

Populasi dalam penelitian ini adalah pengguran di Surabaya yang melihat iklan layanan masyarakat UMKM di televisi. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik accidental sampling. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel frekuensi hasil penyebaran kuesioner yang diisi oleh responden.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa tingkat pengetahuan pengangguran Surabaya sebagian besar berada pada kategori tinggi hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan tentang maksud dari iklan layanan masyarakat “UMKM-Program P3KUM (Program Pembiayaan Produktif Bagi Koperasi Dan Usaha Mikro)“ di televisi yang dimiliki oleh masyarakat sudah sepenuhnya mengerti, hal tersebut dikarenakan meskipun terdapat informasi yang secara tidak langsung dimunculkan dalam iklan tersebut, akan tetapi mereka dapat mengerti makna dan maksudnya yang terkandung dalam iklan tersebut, sehingga mereka dapat memperoleh kesimpulan dan jawaban dari informasi yang dibutuhkan bahwa saat ini memang masih banyak pengangguran yang ada di Indonesia, mengingat lahan pekerjaan yang ada tidak seberapa banyak dan banyaknya kelulusan mahasiswa yang mulai sibuk mencari pekerjaan untuk menunjang hidupnya.

Kata kunci: tingkat pengetahuan, iklan layanan masyarakat, isi pesan, unsur iklan, UMKM


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan iklan semakin hari semakin pesat, seiring dengan kemajuan masyarakat yang semakin kompleks dan kemajuan teknologi. Iklan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem ekonomi dan sosial masyarakat modern. Dewasa ini, iklan sudah berkembang menjadi sistem komunikasi yang sangat penting bagi masyarakat.

Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling dikenal dan paling banyak dibahas orang, hal ini kemungkinan karena daya jangkaunya yang luas. Iklan juga menjadi instrumen promosi yang sangat penting, khususnya bagi perusahaan yang memproduksi barang atau jasa yang ditujukan kepada masyarakat luas.

Berkembang pesatnya dunia periklanan di Indonesia tidak terlepas dari peranan televisi. Munculnya televisi dengan iklan televisinya berhasil menggeser posisi iklan media cetak dan radio. Setiap tayangan hiburan, informasi, film, kuis dan lain-lain tidak bisa dipisahkan dari iklan. Melalui iklan televisi ini, para produsen dan kreator iklan berharap hasil karyanya dapat diterima komunikan. Karena melalui televisi masyarakat lebih paham isi dan tujuan iklan yang ditayangkan di televisi tersebut.


(16)

Kelebihan iklan televisi adalah lebih banyak informasi yang diberikan kepada masyarakat, sehingga masyarakat lebih paham dan mengerti tentang isi iklan yang ditayangkan di televisi tersebut. Salah satu iklan televisi yang terus dimunculkan adalah iklan UMKM yaitu iklan yang berisi tentang pembinaan usaha yang ditujukan untuk masyarakat menengah ke bawah, yang melatarbelakangi program UMKM tersebut adalah karena saat ini mayarakat yang tergolong dalam masyarakat menengah ke bawah mengalami kesulitan jika akan membuka suatu usaha sendiri. Salah satu kesulitan tersebut adalah mengenai modal usaha yang belum mereka miiki, maka dari itu pemerintah menyelenggarakan program pemberian bantuan melalui progam UMKM.

Program UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) merupakan suatu subyek yang penting dalam analisa kebijakan pemerintah Indonesia, yang didasari oleh beberapa alasan (Hill, 2001). Pertama, UMKM di negara manapun memainkan suatu peran yang sangat penting di dalam pembangunan ekonomi. Mereka secara khas mempekerjakan 60% atau lebih banyak lapangan kerja industri dan menghasilkan sampai separuh output. UMKM merupakan suatu komponen penting dalam proses industrialisasi yang lebih luas. Kedua, UMKM merupakan sarana untuk mempromosikan bisnis pribumi dan oleh karena itu sebagai alat redistribusi aset secara etnik. Lebih umum lagi, ada suatu pemisahan antara standar pendekatan ahli ekonomi terhadap intervensi kebijakan, yang menekankan solusi orientasi pasar sebagai kunci pembangunan ekonomi yang cepat. Ketiga, tidak bisa diasumsikan bahwa jenis kebijakan yang sama yang


(17)

dikeluarkan untuk industri besar akan berlaku bagi UMKM. UMKM menunjukkan suatu konsentrasi aktivitas khusus dalam industri. Mereka biasanya memperlihatkan suatu konsentrasi yang lebih sedikit di sekitar pusat kota dibandingkan dengan perusahaan besar. Hanya sebagian kecil UMKM yang dimiliki oleh orang asing (atau pemerintah) dan hanya sedikit yang berorientasi ekspor, paling tidak ekspor langsung. Keempat, pengalaman internasional menyatakan bahwa sektor UMKM kondusif bagi pertumbuhan industri yang cepat dan merupakan struktur industri yang fleksibel. Taiwan sering dijadikan sebagai suatu contoh perekonomian yang dibangun atas dasar sektor UMKM yang efisien.( http://diswandi.ntbblogs.com/2009/10/02/strategi-pengembangan-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm-di-indonesia/)

Program UMKM diselenggarakan karena badai krisis ekonomi yang mulai terjadi di Indonesia pada pertengahan 1997 yang telah menerpa hampir seluruh perusahaan terbukti dengan ditutupnya beberapa perusahaan. Selain berdampak terhadap perusahaan badai krisis juga berdampak langsung pada karyawan yaitu terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sehingga menjadi pengangguran. Kebanyakan jumlah pengangguran sekarang berasal dari lulusan sekolah yang tidak mempunyai pengalaman tapi mereka ingin bekerja, tapi kebanyakan yang dibutuhkan sekarang yang mempunyai pengalaman sehingga kesempatan kerja mereka kecil atau tidak ada sehingga mereka menjadi pengangguran.

Dalam rangka mengatasi dampak yang pengangguran, Departemen Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah mengambil beberapa tindakan,


(18)

diantaranya adalah menyenggarakan program UMKM yang di sosialisasikan dalam iklan yang ditayangkan di televisi. Melalui program UMKM ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam memberikan peluang untuk membuka usaha sendiri.

UMKM mempunyai peran penting dalam pembangunan ekonomi. karena tingkat penyerapan tenaga kerjanya yang relatif tinggi dan kebutuhan modal investasinya yang kecil, UMKM bisa dengan fleksibel menyesuaikan dan menjawab kondisi pasar yang terus berubah. Hal ini membuat UMKM tidak rentan terhadap berbagai perubahan eksternal. UMKM justru mampu dengan cepat menangkap berbagai peluang, misalnya untuk melakukan produksi yang bersifat substitusi impor dan meningkatkan pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Karena itu, pengembangan UMKM dapat menunjang diversifikasi ekonomi dan percepatan perubahan struktural, yang merupakan prasyarat bagi pembangunan ekonomi jangka panjang yang stabil dan berkesinambungan. (http://siap-bos.blogspot.com/2009/05/peran-dan-permasalahan-usaha-mikro.html)

Dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi nasional ke depan serta mengurangi pengangguran dan sekaligus untuk mampu bersaing dalam pasar global dan dinamika perubahan situasi dalam negeri, maka pengembangan UMKM perlu mempertimbangkan aspek potensial yang ada. Tujuannya selain untuk menyesuaikan dengan karakteristik pengusaha dan jenis usaha di setiap daerah dan setiap sektor usaha, juga untuk memperluas kegiatan ekonomi yang


(19)

lebih merata. (http://siap-bos.blogspot.com/2009/05/peran-dan-permasalahan-usaha-mikro.html)

Menyadari pentingnya program UMKM, maka peneliti tertarik untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengetahuan masyarakat di Surabaya terhadap iklan UMKM.. Tingginya tingkat pengetahuan masyarakat, pada awalnya akan menjadi tambahan informasi yang berguna bagi masyarakat. di masa yang akan datang, masyarakat tidak takut jadi pengangguran karena ada UMKM. Tingkat pengetahuan masyarakat tentang UMKM ini akan diukur berdasarkan pengetahuan masyarakat tentang informasi-informasi yang disajikan oleh media televisi meliputi pengetahuan tentang pengertian dan tujuan iklan UMKM, bagaimana prosedur untuk mendapatkan bantuan UMKM dari pemerintah.

Sebagaimana diketahui, manusia bersifat ingin mengetahui dan mengenal segala sesuatu melalui akal pikirannya. Sehingga akal pikiran akan terus berkembang mencari sesuatu yang ingin diketahuinya melalui proses berpikir. Menurut Suriasumantri (1998) pengetahuan pada hakekatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu obyek tertentu dan merupakan khasanah kekayaan mental yang secara langsung maupun tidak langsung turut memperkaya kehidupan. Salah satu sumber pengetahuan adalah bentuk informasi yang didapat, diperoleh secara formal maupun informal. Seseorang dapat memperluas pengetahuan dan mencari cara mendapatkan informasi sebanyak mungkin. Informasi merupakan faktor paling penting dalam proses mendapat pengetahuan. Pentingnya informasi itu dijelaskan oleh Toffler (dalam Harmoko, 2006), bahwa


(20)

informasi dapat merupakan salah satu pengetahuan terpenting dalam masyarakat. Informasi dapat menyajikan fakta, mengembangkan perasaan, membentuk dan menentukan arah yang kesemuanya apabila disebarkan dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. Dengan demikian pengetahuan dapat mempengaruhi sikap individu terhadap suatu obyek tertentu dan faktor penting dalam kehidupan individu. Dalam hal ini peneliti berharap semakin tinggi tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang ”UMKM” ini maka akan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tetap berusaha meskipun krisis melanda.

Surabaya dipilih sebagai obyek penelitian karena tingkat pengangguran di Surabaya terbilang cukup tinggi. Jumlah pengangguran yang telah mendapatkan pekerjaan hingga bulan Agustus hanya sekitar 25 persen. Berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya, pengangguran di Kota Pahlawan ini sebanyak 91.158 orang. Pemerintah menargetkan pengangguran yang mendapatkan pekerjaan tahun 2007 sebesar 2.150 orang. Namun hanya terealisasi 1.357 orang bekerja di dalam negeri dan bekerja di luar negeri sebanyak 164 orang

(http://surabaya.detik.com/read/2007/08/27/144554/822185/466/jumlah-pengangguran-di-surabaya-capai-91158-orang). Data di Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Surabaya menunjukkan pengangguran di Surabaya pada 2005-2009 tercatat sekitar 93.000 orang. Itu hanya data dari mereka yang mencari kartu kuning ke kantor Disnaker. Padahal, masih banyak pencari kerja lain yang tidak mengurus kartu kuning (http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act =view&id=a2a561ffc61849e2ba1ad94624ad4e0b&jenis=c81e728d9d4c2f636f067


(21)

f89cc14862c). Sementara masyarakat dalam penelitian ini adalah pemirsa televisi yang bertempat tinggal di Surabaya dan minimal berusia 17 tahun, karena dalam usia tersebut merupakan usia seseorang telah lulus sekolah dan mulai untuk mencari pekerjaan.

1.1. Perumusan Masalah

Menyadari pentingnya masalah ini, maka peneliti menetapkan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang iklan UMKM di televisi?

1.2. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian kali ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang iklan UMKM di televisi.

1.3. Kegunaan Penelitian

Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Secara Teoritis

Hasil penelitian diharapkan bermanfaat untuk memperkaya kajian ilmu komunikasi, khususnya pengaruh media elektronik, dan lebih melengkapi khasanah ilmu pengetahuan.

b. Secara Praktis

Dapat menjadi masukan bagi masyarakat Surabaya untuk jangan takut kalau ingin punya usaha tapi tidak mepunyai modal karena pemerintah sekarang sudah membantu lewat program UMKM.


(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 2.1.1. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan dapat didefinisikan sebagai informasi yang disimpan di dalam ingatan ( Engel, 1994 : 316 ). John R. Anreson dalam Engel ( 1994 : 316 ) terdapat dua jenis pengetahuan dasar : deklaratif dan procedural. Pengetahuan deklaratif melibatkan fakta subjektif yang sudah diketahui, sementara pengetahuan procedural mengacu pada pengertian bagaimana fakta ini dapat digunakan. Fakta ini bersifat subjektif dalam pengertian fakta tersebut tidak perlu sesuai dengan realitas subjektif.

Menurut Poedjawijantna ( 2004 : 14 ) orang yang tahu disebut mempunyai pengetahuan. Jadi pengetahuan tidak lain dari hasil tahu. Pengetahuan berasal dari kata tahu, bahwa manusia itu sesuatu, rasanya tak disangkal seseorang. Manusia tahu akan dunia sekitarnya, akan dirinya sendiri, akan orang-orang lai, ia tahu akan yang baik dan buruk, yang indah dan tidak indah. Oleh karena itu dalam pengetahuan ada pengakuan sesuatu terhadap sesuatu maka adalah dua sesuatu dalam putusan, sehingga putusan selalu ada bagiannya, yaitu menjadi dasar pengakuan dan yang diakui terhadap dasar itu.

Banyak penggunaan manusia itu untuk hidupnya sehari-hari. Pengetahuan terutama pengetahuan umum sangat bermanfaat bagi manusia


(23)

untuk keperluan sehari-hari. Pengetahuan yang dipergunakan orang, terutama untuk kehidupannya sehari-hari tanpa mengetahui seluk beluk yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya tidak mengetahui sebabnya demikian dan apa sebabnya harus demikian dinamakan pengetahuan biasa ( Poedjwijatna, 2004 : 23 ).

Tingkat pengetahuan disini merupakan proses pemanggilan kembali ingatan individu tentang apa yang dilihat dalam iklan. Tingkat dalam pengetahuan disini adalah variable, pengetahuan adalah konsep yang merupakan salah satu akibat dari kesadaran perubahan yang terjadi dari efek kognitif. Efek kognitif terjadi apabila terjadi perubahan dari apa yang diketahui, dipahami, atau persepsi oleh khalayak serta terkait dengan transmisi pengetahuan ( Rakhmat, 1994 : 219 ). Definisi tingakat pengetahuan mengacu pada apakah seseorang cukup intens mengetahui informasi dari suatu isu tersebut, sehingga ia dapat secara jelas mengambil sikap terhadap isu tersebut ( Eriyanto, 1999 : 239 ). Pada penelitian ini melihat sejauh mana komunikan menerima atau mengingat unsur – unsur iklan layanan masayarakat “ UMKM Program P3KUM versi bengkel “ di televisi versi bengkel “ di telivisi, yang ditangkap oleh panca indera.

Menurut Moekijat ( 1993 : 137 ), penggunaan kata-kata baik tertulis maupun lisan disebut dengan verbal. Jadi pengukuran subjek penelitian adalah skor pernyataan verbal mengenai unsur-unsur iklan yang terdapat dalam iklan layanan masyarakat Program P3KUM versi Bengkel di televisi. Indikator untuk tingkat pengetahuan adalah melalui kualitas


(24)

jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam kuisioner, dimana nantinya jawaban responden tersebut diberikan skor sehingga dapat diketahui tinggi, sedang dan rendahnya tingkat pengetahuan dalam penelitian ini adalah sejauh mana pemirsa Surabya dalam menirima atau mengingat isi pesan iklan layanan masyarakat UMKM Program P3KUM Departemen koperasi versi “ Bengkel “ di televisi, yang diukur melalui skor jawaban yang diberikan oleh pemirsa di wilayah Surabaya.

2.2.2. Iklan

Iklan adalah struktur informasi dan susunan komunikasi non personal yang biasanya dibiayai dan bersifat persuasive, tentang produk ( barang, jasa dan gagasan ) oleh sponsor yang teridentifikasi, melalui berbagai macam media ( Widyatama, 2007 : 13 ). Menurut Kasali, periklanan itu bertujuan untuk menanamkan informasi atau mengembangkan sikap atau mengharapkan suatu tindakan yang meguntungkan bagi pengiklan ( Kasali, 1992 : 51 ). Karena dari iklan, maka konsumen akan merasakan keberadaan dari produk tersebut.

Periklanan adalah bagian dari pemasaran yang membuat produk atau jasa diketahui oleh konsumen dan iklan tersebut adalah sesuatu yang tidak gratis alias harus bayar. Oleh karena itu, dalam beriklan perusahaan harus dapat mempengaruhi konsumen yang telah ada atau calon konsumen untuk membeli produk tersebut ( Tandjung, 2004 : 83 ).


(25)

Dalam beriklan kita harus menyadari tentang tindakan perilaku konsumen yang biasa disingkat dengan AIDA sebagai berikut ( Tandjung, 2004 : 84 ) :

A : Attention ( perhatian ) I : Interest ( minat ) D : Desire ( keingatan ) A : Action ( tindakan )

Jadi iklan harus dapat menarik perhatian konsumen, menciptakan minat terhadap produk atau jasa, menimbulkan keinginan untuk membeli sampai pada tingkatan untuk melakukan pembelian. Apabila suatu iklan dapat mendorong calon konsumen untuk melakukan pembelian maka dapat dikatakan bahwa iklan tersebut telah berhasil.

Adapun tujuan iklan umumnya mengandung misi komunikasi artinya suatu komunikasi yag harus dibayar untuk menarik kesadaran, mennamkan informasi, mengembangkan sikap atau mengubah sikap khalayak apabila terlebih dahulu mempengaruhi kognisi mereka.

Dari beberapa pendapat tersebut tampak bahwa iklan adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh pengiklan untuk mempengaruhi konsumen guna membeli suatu produk yang di iklankan. Iklam akan berhasil mempengaruhi / membujuk konsumen apabila dikemas dengan sepersuasif mungkin sehingga konsumen bisa mengerti dan memahami isi pesan dari iklan itu sendiri dan pada akhirnya konsumen akan menentukan sikap.


(26)

2.1.3. Iklan Layanan Masyarakat

Iklan layanan masyarakat yaitu jenis iklan yang bersifat tidak mencari keuntungan akibat dari pemasangannya kepada khalayak. Iklan Lyanan Masyarakat tidak terlalu terikat pada penataan yang ketat, perencanaan yang rumit, pemilihan media yang sesuai, sampai pada penentuan khlayak sasaran maupun pemilihan tempat dan waktu yang benar-benar pas ( Liliweri, 1992 : 32 ). Dengan demikian iklan layanan masyarakat bisa muncul sewaktu-waktu tanpa melihat adanya masyarakat ( khlayak ) tertentu yang harus menyaksikan iklan layanan masyarakat tersebut. Dengan munculnya iklan layanan masyarakat di televise ini , menurut Kuswandi ( 1996 : 124 ) terdapat tiga hal pokok yang dapat dilihat , yakni : dapat menggugah kesadaran pemirsa untuk berbuat sesuatu, isi pesannya menggunakan kata himbauan atau anjuran, dan isinya pesannya bersifat umum.

Dari pengertian diatas, maka iklan layanan masyarakat tentang bagaimana masyarakat dapat mengetahui program Departemen Koperasi yang merupakan wakil dari pemerintah yaitu iklan UMKM - Program P3KUM ( Program Pembiayaan Produktif Bagi Koperasi dan usaha Mikro ) serta keuntungan menjadi anggota koperasi. Iklan layanan masyarakat ini diharapkan dapat menggugah kesadaran masyarakat yang telah melihat Iklan layanan masyarakat tentang program P3KUM ( Program Pembiayaan Produktif Bagi Koperasi dan usaha Mikro ) serta keuntungan menjadi anggota koperasi versi bengkel agar dapat berbuat sesuatu seperti


(27)

anjuran dalam iklan tersebut yakni dapat menjadi anggota koperasi dan dengan bantuan modal dapat membuka lapangan kerja sendiri sehingga dapat menguarangi pengangguran.

2.1.4. Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat UMKM Program P3KUM Departemen Koperasi Versi Bengkel

Sebuah iklan tidak akan ada tanpa adanya pesan. Tanpa pesan, iklan tidak akan terwujud. Bila di media cetak, ia hanya ruang kosong tanpa tulisan, gamabar, atau bentuk apapun. Dalam Iklan UMKM versi bengkel yang ditanyangkan di televise berisikan tentang :

1. Meningkatnya jumlah pengagguran

Karena badai krisis ekonomi berdampak langsung pada karyawan yaitu terjadi pemutusan hubungan kerja ( PHK ) sehingga terjadi peningkatan jumlah pengangguran di Indonesia, peningkatan pengangguran ini juga disebabkan kurangnya perhatian pemerintah mengenai pemberian modal usaha bagi rakyat yang ingin membuka usaha guna mengurangi jumlah pengangguran.

2. Minimnya ketersediaan lapangan kerja

Selain banyaknya jumlah pengangguran juga semakin meningkatnya perusahaan yang gulung tikar yang mengakibatkan berkurangnya jumlah ketersediaan lapangan pekerjaan. Minimnya ketersediaan lapangan pekerjaan membuat rakyat untuk berinisiatif untuk


(28)

membangun usaha sendiri sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.

3. Keahlian yang dimiliki

Banyak masyrakat yang mempuyai keterampilan tetapi tidak memiliki modal untuk membuka suatu usha guna memanfaatkan keahliannya tesebut. Dengan keahlian dan modal yang dimiliki tersebut seseorang bisa membuka suatu usahasehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran, terutama kriminalitas.

4. Program koperasi

Melalui program UMKM yakni program P3KUM ( Program Pembiayaan Produktif Bagi Koperasi dan usaha Mikro ), pemerintah memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk membuka usaha mikro, kecil dan menengah melalui koperasi. Dengan bantuan yang diberikan oleh pemerintah melalui koperasi tersebut, masyarakat bisa membuka kesempatan untuk mambangun suatuusaha sendiri.

5. Keuntungan menjadi anggota koperasi

Banyak keuntungan yang didapat dengan menjadi anggota koperasi salah satunya memperoleh bantuan dana pinjaman untuk membuka usaha. Dengan bantuan tersebut seseorang bisa berinisiatif untuk membuka peluang usaha.


(29)

2.1.5. Unsur-Unsur Iklan

Teknik visualisasi adalah salah satu bagian dari unsure iklan, yang merupakan teknik-teknik pekerjaan yang dipadukan sedemikian rupa dengan merekayasa gambar atau produk yang ingin ditampilkan secara audio visual menjadi sebuah karya seni yang dapat mempengaruhi khalayak. Sehingga gambar dapat menarik perhatian khalayak atau pemirsa.

Unsur-unsur iklan yang dimaksud adalah bagian-bagian dalm iklan yang ditayangkan di televisi, yang terdiri dari suara ( audio), model ( talent ), peraga ( props ), latar ( setting ), gambar ( visual ) ( Menurut Effendi, 1993 : 178 ).

1. Unsur Suara ( Audio )

Unsur suara atau audio dalam iklan di televis, pada dasarnya sama dengan di radio, yaitu dengan memanfaatkan musik, lagu-lagu singkat ( jingle ), atau suara orang ( voice ). misalnya seorang model iklan menyampaikan pesan, langsung kepada khlayak melalui dialog yang terekam dalam kamera.

Salah satu cara untuk menyampaikan pesan secara tepat dan cepat adalah degan menggunakan kata-kata singkat yang menarikpada iklan layanan masyarakat UMKM program P3KUM, pada iklan tersebut suara atau voice yang menjelaskan kehidupan masyarakat ( dikampung ) yang didalamnya terdapat orang-orang yang berlalu-lalang, seperti anak-anak sekolah yang berlari-lari serta orang yang berjalan serta juga


(30)

suara sepeda motor. Selain itu juga suara model yang berbicara tentang susahnya mencari modal serta suara orang yang sepeda motornya mogok. Juga suara lelaki yng menjelaskan adanya program pemerintah dalam hal ini departemen koperasi tentang program P3KUM yang memberikan modal bagi calon anggota koperasi.

2. Model ( talent )

Salah satu unsur terpenting dalam iklan di televisi adalah model iklan, yang berperan dalam menyampaikan pesan yang dapat menarik perhatian khlayaknya. Dalam iklan layanan masyarakat UMKM versi bengkel di televisi terdapat beberapa model iklan yaitu juru parker, satpam, orang yang mencari pekerjaan, pengurus koperasi, beberapa orang yang sedang bermain kartu, anak-anak sekolah, seorang wnita yang berjalan dan beberapa orang yang mengajukan pertanyaan kepada pengurus koperasi.

3. Peraga ( props )

Peralatan-peralatan yang digunakan untuk mendukung pengiklan sebuah produk. Fungsi utama alat peraga ini harus merefleksikan karakter, kegunaan dan keuntungan produk, seperti logo, kemasan dan cara penggunaan suatu produk.

Dalam iklan layanan masyarakat UMKM di televisi, seperti motor, gitar, bengkel, Koran, pulpen serta kartu.


(31)

4. Latar ( setting )

Latar adalah tempat atau lokasi dimana pengambilan gambar ( shotting ) ketika adegan tertentu dalam iklan berlangsung. Lokasi tersebut dipilih berdasarkan tema iklan.

Pada iklan layanan masyarakat UMKM versi bengkel di televisi mengambil lokasi di sebuah perusahaan, perkampungan, tempat bermain kartu, bengkel dan kantor koperasi.

5. Gambar ( visual )

Unsure gambar atau tampilan yang bisa dilihat pada iklan di televisi merupakan stimulus yang merangsang perhatian khlayak dalam menerima kehadiran sebuah proyek, dan diharapkan khlayak akan lebih mudah menerima dan mempersepsikan makna yang disampaikan.

2.1.6. Media televisi

Iklan bagaikan sebuah dunia magis yang dapat mengubah komoditas kedalam situasi gemerlap yang memikat dan mempesona, sebuah system yang keluar dari imajinasi dan muncul ke dalam dunia nyata melalui media. Televisi merupakan media yang paling disukai oleh pengiklan. Hal tersebut disebabkan keistimewaan televisi yang mempunyai unsure audio dan visual. Sehingga para pengiklan percaya bahwa televise mampu menambah daya tarik iklan dibanding media lain.


(32)

Televisi juga diyakini sangat berorientasi mengingatkan khlayak sasaran terhadap pesan yang disampaikan.

Televisi merupakan media dari jaringan komunikasi dengan cirri-ciri yang dimilki oleh komunikasi massa. Televisi lahir karena perkembangan teknologi semakin maju. Sebagai media massa yang muncul belakangan dibandingkan media cetak, televisi baru berperan selama tiga puluh tahun. Televisi ini sendiri lahir setelah adanya penemuan teknologi, seperti telepon, telegraf, fotografi serta rekaman suara. Terlepas dari itu, pada kenyataannya media televisi dapat dibahas secara mendalam, baik dari segi isi pesan maupun penggunaannya ( Kuswandi, 1996 : 6 ).

Bukti keefektifan televisi sebagai media beriklan disebabkan oleh beberapa kekuatanyang dimiliki media televisi, sebagaimana dinyatakan oleh Kasali ( 1992 : 121 ) sebagai berikut :

1. Efensiesi Biaya

Banyak para pemasang iklan memandang televisi sebagai media yang paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan komersial atau non komersial. Salah satu keunggulannya adalah kemampuan menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas. Jutaan orang menonton televisi secara teratur. Televisi tidak hanya menjakau khalayak sasaran yang dapat dicapai oleh media lainnya, tetapi juga khalayak yang tidak tejangkau oleh media cetak.


(33)

2. Dampak yang kuat

Keunggulan lainnya adalah kemampuan menimbulkan dampak yang kuat terhadap konsumen atau penonton, dengan tekanan pada sekaligus dua indera, yitu pengelihatan dan pendengaran. Televisi juga mampu menciptakan kelenturan bagi pekerjaan-pekerjaan kreatif dengan mengkmbinasikan gerakan, suara, kencantikan , warna, drama dan humor.

3. Pengaruh yang kuat

Televisi mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi persepsi khlayak sasaran. Sebagian besar masyarakat meluangkan waktunya di depan televisi, sebagai sumber berita, hiburan dan sarana pendidikan. Sebagai calon pembeli lebih percaya pada perusahaan yang mengiklankan produknya di televisidari pada tidak sama sekali, sebab hal itu merupakan cerminan dari bonafiditas.

Dari beberapa pendapat di atas tampak bahwa televisi merupakan media komunikasi iklan yang efektif dan efesien. Hal ini dilihat dari beberapa factor misalnya efensiensi biaya, dampak yang dihasilkan dari iklan sangat kuat dan juga pengaruh yang dihasilkan dari media televisi juga sangat kuat. Hal ini yang membuat para pengiklan berbondong-bondong menggunakan televisi sebagai saran pengiklanan, dan juga perkembangan teknologi yang sangat cepat membuat iklan melewati televisi lebih menarik.


(34)

2.1.7. Teori SOR

Teori yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah teori S – O – R ( Stimuli – organism – Respons ). Menurut teori ini, efek yang di timbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian pesan dan reaksi komunikan. Unsure-unsur dalam model ini adlah :

1. Pesan ( Stimuli ), merupakan pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan. Pesan yang disampaikan tersebut dapat berupa lambing atau tanda

2. Kominkan ( Organism ), merupakan keadaan komunikan disaat menerima pesan. Pesan yang disampaikan oleh komunikator diterima sebagai informasi, dan komunikan akan memperhatikan informasi yang disampaikan komunikator. Perhatian disini diartikan bahwa komunikan akan memperhatikan setiap pesan yang disampaikan, melalui tanda dan lambing. Selajutnya, komunikan menciba untuk mengartikan dan memahami setipa pesan yang disampaikan oleh komunikator.

3. Efek ( Respon ), merupakan dampak daripada komunikasi. Efek dari komunikasi adalah perubahan perilaku ( Effendy, 1993 : 253 )

Efenndy ( 2000 : 254 ) mengutipakan pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap ada tiga variable


(35)

penting, yaitu : perhatian, pengertian, penerimaan. Secara sistematis digambarkan sebagai berikut

Organisme - Perhatian - Pengertian - Penerimaan

Stimulus Respons

Gambar 2.1 : Gambra Teori S – O – R

Pada gambar diatas menunjukan bahwa perubahan sikap tergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komuikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan, kemampuan komunikan mengerti tentang stimulus atau pesan ada setelah sebelumnya komunikan menerima dan mengolah pesan tersebut, selanjutnya maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.

Dalam penelitian ini, peneliti hanya melihat perubahan efek kognitif saja. Isi pesan iklan layanan masyarakat “ Program UMKM versi bengkel “ merupakan stimulus yang jika selanjutnya diterima oleh pemirsa televisi ( masyarakat warga kota Surabaya ) maka warga kota Surabaya akan dapat dengan mudah memahami apa saja yang di maksud ( penambahan pengetahuan ) pada isi iklan layanan masyarakat tersebut.


(36)

2.2. Kerangka Berpikir

Berkembang pesatnya dunia periklanan di Indonesia tidak terlepas dari peran televisi. Munculnya televisi dengan iklan televisinya berhasil menggeser posisi iklan media cetak dan radio. Kelebihan iklan televisi adalah lebih banyak informasi yang diberikan kepada masyarakat, sehingga masyarakat lebih paham dan mengerti tentang isi iklan yang ditayangkan di televisi tersebut. Salah satu iklan televisi yang terus dimunculkan adalah iklan departemen koperasi yaitu iklan UMKM program P3KUM yitu iklan yang berisi tentang pembinaan usaha yang ditujukan untuk masyarakat menengah kebawa, yang melatar belakangi program P3KUMtersebut adalah karena saat ini masyarakat yang tergolong dalam masyarakat menengah ke bawah mengalami kesulitan jika akan membuka suatu usaha. Salah satu kesulitan tersebut adalah mengenai modal usaha yang belum mereka miliki , maka dari itu pemerintah menyelenggarakan program pemberian bantuan memalui program UMKM yaitu melaui program P3KUM.

Program P3KUMdiselenggarakan karena badai krisis ekonomi yang mulai terjadi di Indonesia pada pertengahan 1997 yang telah menerpa hamper seluruh perusahaan terbukti dengan ditutupnya beberapa perusahaan. Selain berdampak terhadap perusahaan badai krisis juga berdampak langsung pada karyawan yitu terjadi Pemutusan Hubungan Kerja ( PHK ) sehingga menjadi pengangguran. Kebanyakan jumlah


(37)

pengangguran sekarang berasal dari lulusan sekolah yang tidak mempunyai pengalaman tapi mereka ingin bekerja, tapi kebanyakan yang dibutuhkan sekarang yang mempunyai pengalaman sehingga kesempatan kerja mereka kecil atau tidak ada sehingga mereka menjadi pengangguran.. Dalam rangka mengatasi dampak yang pengangguran, Departemen Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah mengambil beberapa tindakan, diantaranya adalahan menyelenggarakan program P3KUM yang disosialisasikan dalam iklan yang ditayangkan di televisi. Melalui program P3KUM diharapkan dapat membantu masyarakat dalam memberikan peluang untuk membuka usaha sendiri.

Dengan adanya tayangan Iklan Layanan Masyarakay di media televisi tersebut mengenanai program P3KUM maka diharapkan membawa dampak bagi masyarakat, yitu :

a. Dampak kognitif, yaitu kemampuan memahami seseorang atau pemeirsa untuk menyerap atau memahami iklan P3KUM melahirkan pengetahuan bagi pemirsa.

b. Dampak peniruan yitu pemirsa diharapkan pada tren actual yang ditayangkan televisi yaitu mampu membuka usaha sendiri dengan bantuan koperasi.

c. Dampak perilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang telah ditayangkan iklan layanan masyarakat di televisi yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.


(38)

Tetapi dalam penelitian ini hanya melihat efek kognitifnya saja. Hal ini didasarkan karena media massa lebih besar dan dirasa lebih dapat memberikan pengaruh pada pengetahuan atau kognisi khalayak. Maka dapat ditarik suatu indicator penelitian dalam tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang iklan layanan masyarakat “UMKM - Program P3KUM versi bengkel “ oleh Departemen Koperasi ditelevisi yaitu dari gaya atau dari model iklan, dialog yang disampaikan oleh model iklan, pesan iklan, karakter dari model iklan, alat, gambar yang digunakan, dan setting iklan. Untuk lebih jelasnya, dapat diterangkan melalui bagan dibawah ini :

Masyarakat Surabaya ( pemirsa televisi )

- Perhatian - Pengertian - Penerimaan Stimulus yang berupa isi

pesan iklan layanan masyarakat “ Program P3KUM “ Departemen Koperasi di televisi

Tingkat pengetahuan tentang iklan layanan masyarakat P3KUM versi bengkel di televisi :

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah


(39)

Gambr 2.2 : Kerangka Berpikir Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Iklan Layanan Masyarakat ” Program P3KUM versi Bengkel “ di televisi


(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui tingkat pengetahuan pengangguran tentang iklan layanan masyarakat UMKM di televisi. Pengangguran sendiri adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja yang belum bekerja atau tidak bekerja secara optimal. Untuk lebih mempermudah pengukurannya, maka definisi operasional dari tingkat pengetahuan pembaca adalah sebagai berikut :

Tingkat pengetahuan merupakan derajat atau tingkat pengetahuan dari masyarakat Surabaya sebagai pemrisa televisi dalam menerima informasi atau pesan tentang iklan layanan masyarakat UMKM, yang dinyatakan melalui pernyataan verbal setelah diberikan pertanyaan meliputi isi pesan dari iklan tersebut yang terdiri dari:

1. Meningkatnya jumlah penggangguran

Karena badai krisis ekonomi berdampak langsung pada karyawan yaitu terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sehingga menjadi pengangguran

2. Minimnya ketersediaan lapangan pekerjaan

Selain banyaknya pengangguran juga semakin meningkatnya perusahaan yang gulung tikar yang mengakibatkan berkurangnya jumlah ketersediaan lapangan pekerjaan


(41)

29

3. Keahlian yang dimiliki

Banyak masyarakat yang mempunyai keterampilan tetapi tidak memiliki modal untuk membuka suatu usaha guna memanfaatkan keahliannya tersebut

4. Program koperasi

Melalui program UMKM tersebut pemerintah memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk membuka usaha mikro, kecil dan menengah melalui koperasi

5. Keuntungan menjadi anggota koperasi

Banyak keuntungan yang didapat dengan menjadi anggota koperasi salah satunya adalah memperoleh bantuan dana pinjaman untuk membuka suatu usaha.

Adapun unsur-unsur iklan yang terdapat dalam iklan UMKM adalah sebagai berikut :

1. Unsur Suara (Audio)

Adalah suara dari orang belakang layar yang mengisi suara pada iklan UMKM. Seperti : suara orang-orang yang ditampilkan dalam iklan tersebut. 2. Model (talent)

Adalah model atau orang dari iklan UMKM yaitu juru parkir, satpam, orang yang mencari pekerjaan, pengurus koperasi, beberapa ibu-ibu yang sedang berbelanja, seorang satpam dan beberapa orang yang mengajukan pertanyaan kepada pengurus koperasi.


(42)

30

3. Peraga (Props)

Peralatan – peralatan yang digunakan ntuk mendukung pengiklan sebuah produk. Fungsi utama alat peraga ini harus merefleksikan karakter, kegunaan dan keuntungan produk, seperti logo, kemasan dan cara penggunaan suatu produk.

Dalam iklan layanan masyarakat UMKM di televisi, seperti motor, bengkel, koran, pulpen serta kartu.

4. Latar (setting)

Latar adalah tempat atau lokasi dimana pengambilan gambar (shotting) ketika adegan tertentu dalam iklan berlangsung. Lokasi tersebut dipilih berdasarkan tema iklan.

Pada iklan layanan masyarakat UMKM versi bengkel di televisi mengambil lokasi di sebuah perusahaan, bengkel dan kantor koperasi.

5. Gambar (visual)

Unsur gambar atau tampilan yang bisa dilihat pada iklan di televisi merupakan stimulus yang merangsang perhatian khalayak dalam menerima kehadiran sebuah proyek dan diharapkan kahalayak akan lebih mudah menerima dan mempersepsikan makna yang disampaikan.

3.1.2. Pengukuran Variabel

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang iklan layanan masyarakat UMKM di media televisi diukur dengan alternatif pilihan yang dinyatakan dalam jumlah skor atas pertanyaan atau kuesioner yaitu :


(43)

31

1. Tahu skor 2 2. Tidak tahu skor 1

Maka selanjutnya diberikan batasan-batasan dalam menentukan lebar interval dari pertanyaan yang akan dijawab yaitu tinggi, sedang, dan rendah dengan menggunakan rumus :

diinginkan yang

jenjang

rendah skor te

tinggi skor ter

interval 

1. Skor terendah diperoleh melalui hasil perkalian dari pemberian skor dengan

nilai tertinggi dikalikan dengan jumlah keseluruhan item yang terdapat dalam kuesioner

2. Skor terendah diperoleh melalui hasil perkalian dari pemberian skor dengan

nilai terendah dikalikan dengan jumlah keseluruhan item yang terdapat dalam kuesioner

3. Jenjang yang diinginkan sebanyak 3, yang selanjutnya dijadikan dalam bentuk

tingkat pengetahuan yaitu tinggi, sedang, rendah. Jadi jenjang yang ditemukan disini yang digunakan untuk melihat bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang iklan layanan masyarakat ”UMKM” di televisi.

Jumlah pertanyaan yang terkait dengan tingkat penegtahuan masyarakat Surabaya tentang iklan layanan masyarakat ”UMKM” di televisi, maka dalam penelitian ini disediakan 33 pertanyaan dengan perhitungan sebagai berikut:


(44)

32 5 , 7 3 23 3 23 46 3 ) 1 23 ( (23x2)

interval  x    

Jadi batasan skor dalam lebar interval tingkat pengetahuan adalah rendah, sedang, dan tinggi yaitu :

a. Kategori penilaian rendah bila jumlah skor antara 23 - 29 b. Kategori penilaian sedang bila jumlah skor antara 30 - 37 c. Kategori penilaian tinggi bila jumlah skor antara 38 - 46

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah penduduk Surabaya yang menganggur, berKTP dan bertempat tinggal di Surabaya. Sementara masyarakat dalam penelitian ini adalah pemirsa televisi yang bertempat tinggal di Surabaya dan pada usia produktif. Populasi dalam penelitian berjumlah 91158 orang (Data BPS 2008).

3.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari masyarakat minimal berusia 17 tahun yang bertempat tinggal di kota Surabaya. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik accidental sampling

yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai


(45)

33

sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2003:60)

Jumlah sampel akan dihitung dengan menggunakan rumus Yamane yaitu sebagai berikut :

1 N(d) N n 2  Keterangan : N = Populasi

n = Jumlah sampel.

d = Presisi (derajat ketelitian 10%). 1 = angka konstan

1 (0,1) 91158 91158 n 2   2 91158(0,1) 91158

n = 99,99 ≈ 100

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang responden.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh langsung dari responden berdasarkan data primer dan data sekunder. Yang dimaksud data primer adalah data yang berupa jawaban dari kuisioner yang diberikan kepada para responden sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari buku-buku penunjang, internet dan literatur.


(46)

34

3.4. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap iklan layanan masyakarat UMKM, maka peneliti akan menggunakan tabel frekuensi untuk menggambarkan data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner yang diisi oleh responden.

Selanjutnya, data yang diperoleh dari hasil kuesioner akan diolah untuk dideskripsikan. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan terdiri dari: mengedit, mengkode, dan memasukkan data tersebut dalam tabulasi data untuk selanjutnya dianalisis secara deskriptif setiap pertanyaan yang diajukan. Data yang didapat dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan rumus :

100  

N F P

Keterangan :

P : Persentase Responden F : Frekuensi Responden N : Jumlah Responden

Dengan menggunakan rumus tersebut maka diperoleh apa yang diinginkan peneliti dengan kategori tertentu. Hasil perhitungan selanjutnya dilampirkan dalam tabel yang disebut tabulasi agar mudah diinterpretasikan.


(47)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Setelah krisis ekonomi dan pemulihan berjalan selama tujuh tahun, beberapa studi telah menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia tidak hanya mengandalkan peranan usaha besar, dan UMKM terbukti mempunyai ketahanan relatif lebih baik dibandingkan usaha dengan skala lebih besar. Tidak mengherankan bahwa baik pada masa krisis dan masa pemulihan perekonomian Indonesia saat ini, UMKM memiliki peranan yang sangat strategis dan penting ditinjau dari berbagai aspek. Pertama, jumlah industrinya yang besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi. Kedua, potensinya yang besar dalam menciptakan lebih banyak kesempatan kerja bila dibandingkan dengan investasi yang sama pada usaha dengan skala lebih besar. Ketiga, kontribusi UMKM dalam pembentukkan PDB cukup signifikan. Keempat, memiliki sumbangan kepada devisa negara dengan nilai ekspor yang cukup stabil.

Untuk mempercepat proses pemulihan ekonomi, telah diupayakan perbaikan dan pengembangan di berbagai sektor, terutama sektor UMKM (apalagi

dicanangkannya tahun 2005 sebagai tahun micro banking). Usaha ini dikerjakan bersama-sama antara pemerintah dan Bank Indonesia sebagai bank sentral. Meskipun menurut UU 23/1999 (dan dirubah dengan UU No 3/2004) BI tidak diperkenankan berperan sebagai financing agent, BI masih tetap berperan aktif sebagai konsultan, promotor dan fasilitator bagi pemberdayaan UMKM.


(48)

37

4.2. Penyajian Data dan Analisa Data 4.2.1. Identitas Responden

Identitas responden yang dimaksud adalah data-data yang diperoleh berdasarkan karakteristik responden yang meliputi : jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir dan pekerjaan, selengkapnya tertera pada tabel berikut :

Tabel 4.1.

Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin (n=100)

No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)

1 Laki – laki 73 73

2 Perempuan 27 27

Total 100 100

Sumber : Kuesioner Responden

Tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini mempunyai jenis kelamin laki – laki dengan jumlah sebanyak 73 orang atau sebesar 73% dan sisanya juga terdapat responden yang mempunyai jenis kelamin perempuan dengan jumlah sebanyak 27 orang atau sebesar 27%. Hal ini dikarenakan memang kaum laki – laki sangat susah untuk mencari pekerjaan, selain itu dengan banyaknya waktu dirumah mereka bisa menimati iklan tersebut di sela – sela kesibukannya.

Tabel 4.2.

Deskripsi Responden Berdasarkan Usia (n=100)

No Usia Jumlah Prosentase (%)

1 17 - 22 tahun 19 19

2 23 - 28 tahun 35 35

3 29 - 34 tahun 25 25

4 > 34 tahun 21 21

Total 100 100


(49)

38

Tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini adalah berusia 23 hingga 28 tahun dengan jumlah sebanyak 35 orang atau sebesar 35%. Selanjutnya juga terdapat responden yang berusia 29 hingga 34 orang dengan jumlah sebanyak 25 orang atau sebesar 25% dan sisanya adalah responden yang berusia > 34 tahun dengan jumlah sebanyak 21 orang atau sebesar 21% dan responden yang berusia 17 hingga 22 tahun dengan jumlah sebanyak 19 orang. Banyaknya responden yang berusia 23 hingga 28 tahun tersebut dapat disebabkan karena pada usia ini seseorang telah memiliki kemampuan berpikir yang lebih sempurna dan ditunjang oleh sikap pandangan yang lebih realistis terhadap lingkungannya disamping itu juga karena pada usia tersebut seorang pengangguran kebanyakan sudah mempunyai anak sehingga apa yang telah untuk mendapatkan pekerjaan sangat sulit, dan mereka juga sudah kebanyakan berada dirumah.

Tabel 4.3.

Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir (n=100)

No Pendidikan Jumlah Prosentase (%)

1 SLTP 39 39

2 SLTA 42 42

3 S1 19 19

Total 100 100

Sumber : Kuesioner Responden

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pendidikan SLTA dengan jumlah sebanyak 42 atau sebesar 42% responden, sedangkan yang memiliki pendidikan SLTP berjumlah 39 atau sebesar 39% responden kemudian responden yang memiliki pendidikan S1 sebanyak 19 atau


(50)

39

sebesar 19% responden. Banyaknya responden yang berpendidikan SLTA karena banyak masyarakat yang berjenis kelamin perempuan setelah lulus dari jenjang pendidikan SLTA mereka tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan banyak pula yang menikah sehingga menyebabkan jumlah pengangguran yang berpendidikan SLTA semakin bertambah.

4.2.2. Penggunaan Media

Media televisi menyediakan informasi dan kebutuhan manusia keseluruhan, seperti berita cuaca, informasi finansial dan sebagainya. Pemirsa akan selalu terdorong untuk mencari sesuatu yang tidak diketahui melalui media televisi.

4.2.2.1. Melihat Iklan “UMKM (Program P3KUM)” Di Televisi Tabel 4.4.

Melihat Iklan “UMKM (Program P3KUM)” (n=100)

No Jawaban Jumlah Prosentase (%)

1 Pernah 100 100

2 Tidak Pernah 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Responden

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pengetahuan pengangguran di Surabaya tentang iklan “UMKM (Program P3KUM)” di televisi secara keseluruhan responden menjawab pernah melihat iklan “UMKM (Program P3KUM)” di televisi. Dan tidak terdapat satupun yang tidak pernah melihat iklan “UMKM (Program P3KUM)” di Televisi tersebut. Hal ini dapat dikarenakan mereka melihat iklan “UMKM (Program P3KUM)” tersebut, dimana mereka yang


(51)

40

sengaja melihat disebabkan informasi tersebut mengandung pengetahuan tentang program produktif bagi koperasi dan usaha mikro, sehingga dengan melihat iklan “UMKM (Program P3KUM)” mereka bisa mengetahui bahwa dengan adanya pengetahuan tersebut mereka bisa mendapatkan pinjaman dana untuk kelangsungan usahanya yang memang sudah produktif akan etatpi masih kekurangan modal untuk memnuhi kebutuhan permintaan.

4.2.2.2. Frekuensi Melihat Iklan “UMKM (Program P3KUM)” Di Televisi Tabel 4.5.

Frekuensi Melihat Iklan “UMKM (Program P3KUM)” Di Televisi (n=100)

No Jawaban Jumlah Prosentase (%)

1 < 7 kali 22 22

2 7 kali 24 24

3 > 7 kali 54 54

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Responden

Sesuai dengan tabel di atas dapat diketahui bahwa banyaknya responden yang menjawab lebih dari 7 kali dalam melihat “UMKM (Program P3KUM)” di televisi tersebut dalam seminggu yakni sebanyak 54 orang atau sebesar 54%, hal ini dikarenakan menurut responden memang iklan “UMKM (Program P3KUM)” ini sangat menarik dan membawa manfaat yang baik untuk perkembangan usaha mikro di masa yang akan datang. Kemudian untuk responden yang melihat iklan “UMKM (Program P3KUM)” di televisi sebanyak 7 kali yakni sebanyak 24 orang atau sebesar 24% dan yang kurang dari 7 kali dalam seminggu yakni sebanyak 22 orang atau sebesar 22%.


(52)

41

4.2.2.3. Durasi Melihat Iklan “UMKM (Program P3KUM)” Di Televisi Tabel 4.6.

Durasi Melihat Iklan “UMKM (Program P3KUM)” Di Televisi (n=100)

No Jawaban Jumlah Prosentase (%)

1 1 s/d 6 detik 13 13

2 7 s/d 12 detik 26 26

3 13 s/d 20 detik 61 61

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Responden

Sesuai dengan tabel di atas dapat diketahui bahwa banyaknya responden yang menjawab antara 13 s/d 20 detik dalam melihat “UMKM (Program P3KUM)” di televisi tersebut yakni sebanyak 61 orang atau sebesar 61%, hal ini dikarenakan menurut responden memang iklan “UMKM (Program P3KUM)” ini ditayangkan hampir tiap hari dan banyak mengandung informasi yang mungkin sangat membantu responden. Kemudian untuk responden yang melihat iklan “UMKM (Program P3KUM)” di televisi selama 7 s/d 12 detik yakni sebanyak 26 orang atau sebesar 26% dan selama 1 s/d 6 detik yakni sebanyak 13 orang atau sebesar 13%.

4.2.2.4. Pengetahuan Pengangguran Tentang Iklan “UMKM (Program P3KUM)” Di Televisi

Berdasarkan tujuan dari penelitian ini yakni untuk mengetahui bagaimana pengetahuan pengangguran tentang iklan “UMKM (Program P3KUM)” di televisi maka akan disajikan data yang menunjukkan tingkat pengetahuan mengenai iklan “UMKM (Program P3KUM)” di televisi tersebut


(53)

42

dimana tingkat pengetahuan tersebut dibedakan menjadi 23 (dua puluh tiga) pertanyaan dengan perincian sebagai berikut :

1. Pengetahuan Adanya Tokoh Utama Dalam Iklan Yaitu Seorang Anak Laki – Laki Yang Sedang Mencari Pekerjaan

Berdasarkan kuesioner yang diajukan kepada responden diperoleh jawaban mengenai pertanyaan tersebut yang akan dijabarkan dibawah ini :

Tabel 4.7.

Pengetahuan Adanya Tokoh Utama Dalam Iklan Yaitu Seorang Anak Laki – Laki Yang Sedang Mencari Pekerjaan

(n=100)

No Kategori jawaban Frekuensi Prosentase (%)

1 Tahu 71 71,00

2 Tidak Tahu 29 29,00

Jumlah 100 100,00

Sumber : Pertanyaan no. 9

Dilihat dari frekuensi jawaban yang tertera pada tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini yakni sebanyak 71 orang atau sebesar 71% menyatakan bahwa mereka mengetahui adanya tokoh utama dalam iklan yaitu seorang anak laki – laki yang sedang mencari pekerjaan pada iklan “ UMKM ( Program P3KUM ) “ di televisi karena tayangan tersebut menyajikan beberapa model yang berakting sesuai dengan skenario guna menyampaikan pesan melalui iklan iklan “ UMKM ( Program P3KUM ) “ tersebut sehingga mereka mengambil kesimpulan bahwa anak laki - laki yang terdapat dalam iklan merupakan model iklan “ UMKM ( Program P3KUM ) “, sedangkan sebanyak 29 orang lainnya yang menyatakan tidak mengetahui tentang model dari iklan iklan “ UMKM ( Program P3KUM ) “ karena memang mereka


(54)

43

tidak memahami mengenai definisi tentang model itu sendiri sehingga mereka menganggap tidak semua dari tokoh yang terdapat dalam iklan tersebut merupakan model iklan, karena mereka memiliki pemikiran bahwa yang dikatakan model adalah seseorang yang cantik atau mempunyai kelebihan dalam bidang akting serta menjadi bintang dari sebuah iklan dan terkenal, yang mungkin pantas menjadi seorang model.

2. Pengetahuan Tentang Adanya Tokoh Utama Dalam Iklan Yaitu Seorang Laki-Laki Pengurus Koperasi Yang Memberikan Keterangan Tentang Program P3KUM

Berdasarkan kuesioner yang diajukan kepada responden diperoleh jawaban mengenai pertanyaan tersebut yang akan dijabarkan dibawah ini :

Tabel 4.8.

Pengetahuan Tentang Adanya Tokoh Utama Dalam Iklan Yaitu Seorang Laki-Laki Pengurus Koperasi Yang Memberikan

Keterangan Tentang Program P3KUM (n=100)

No Kategori jawaban Frekuensi Prosentase (%)

1 Tahu 73 73,00

2 Tidak Tahu 27 27,00

Jumlah 100 100,00

Sumber : Pertanyaan no. 10

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 73 orang atau sebesar 73% menyatakan mengetahui adanya adanya tokoh utama dalam iklan yaitu seorang laki-laki pengurus koperasi yang memberikan keterangan tentang program P3KUM yang menjadi model dalam iklan “ UMKM ( Program P3KUM ) “ di televisi, hal tersebut dikarenakan memang dengan adanya model anak laki – laki


(55)

44

sebagai pengurus koperasi menurut mereka dapat membuat orang lain ikut dalam program tersebut, dan program ini memang dibutuhkan oleh orang – orang pengangguran untuk membuat pekerjaannya sendiri, sedangkan sebanyak 27 orang atau sebesar 27% yang menyatakan tidak mengetahui adanya adanya tokoh utama dalam iklan yaitu seorang laki-laki pengurus koperasi yang memberikan keterangan tentang program P3KUM yang menjadi model dalam iklan “ UMKM ( Program P3KUM ) “ di televisi, hal ini dikarenakan menurut responden mereka tidak terlalu memperdulikan model yang ada dalam iklan tersebut akan tetapi mereka lebih melihat kepada pesan yang nantinya disampaikan oleh model yang memiliki banyak pengetahuan tersebut.

3. Pengetahuan Tentang Adanya Tokoh Lainnya Yaitu Seorang Satpam Perusahaan Yang Terdapat Pada Iklan UMKM – P3KUM

Berdasarkan kuesioner yang diajukan kepada responden diperoleh jawaban mengenai pertanyaan tersebut yang akan dijabarkan dibawah ini :

Tabel 4.9.

Pengetahuan Tentang Adanya Tokoh Lainnya Yaitu Seorang Satpam Perusahaan

(n=100)

No Kategori jawaban Frekuensi Prosentase (%)

1 Tahu 60 60,00

2 Tidak Tahu 40 40,00

Jumlah 100 100,00

Sumber : Pertanyaan no. 11

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 60 orang atau sebesar 60% menyatakan bahwa mereka mengetahui adanya adanya tokoh lainnya yaitu seorang satpam perusahaan yang terdapat pada iklan UMKM – P3KUM di


(56)

45

televisi, responden menyatakan demikian karena menurut mereka artis atau model yang digunakan dalam sebuah iklan pada dasarnya hanya bertujuan sebagai daya tarik dan tuangan ide – ide dari creative team sehingga digunakannya seorang satpam perusahaan dianggap hanya sebagai kreasi lain dari creative team untuk menciptakan iklan yang menarik dan berbeda dari iklan – iklan layanan masyarakat sejenis lainnya, dan menunjukkan bahwa memang saat ini untuk mencari pekerjaan sangatlah susah hal itupun juga harus berhadapan dengan seorang satpam dahulu sebelum masuk ke dalam sebuah perusahaan, sedangkan sebanyak 40 orang atau sebesar 40% menyatakan tidak mengetahui adanya seorang satpam perusahaan yang terdapat pada iklan UMKM – P3KUM di televisi karena mereka memang tidak pernah terlalu memperhatikan sejauh itu, sebab bagi mereka hal tersebut bukan merupakan suatu hal yang penting dan tidak terlalu menarik minat dari penonton.

4. Pengetahuan Bahwa Terdapat Sepeda Motor Sebagai Alat Peraga Dalam Iklan UMKM – Program P3KUM

Berdasarkan kuesioner yang diajukan kepada responden diperoleh jawaban mengenai pertanyaan tersebut yang akan dijabarkan dibawah ini :

Tabel 4.10.

Pengetahuan Bahwa Terdapat Sepeda Motor Sebagai Alat Peraga Dalam Iklan UMKM – Program P3KUM

(n=100)

No Kategori jawaban Frekuensi Prosentase (%)

1 Tahu 74 74,00

2 Tidak Tahu 26 26,00

Jumlah 100 100,00


(57)

46

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 74 orang atau sebesar 74% menyatakan bahwa mereka mengetahui maksud dari adanya alat peraga yang berupa sepeda motor dalam iklan UMKM – Program P3KUM di televisi maksud dengan adanya penggunaan alat peraga dalam iklan tersebut, hal ini dikarenakan menurut responden alat peraga dalam iklan tersebut hanya berusaha untuk menarik minat dari responden, serta untuk memperlihatkan keadaan lingkungan yang sesuangguhnya dari kalangan menengah kebawah. Untuk 26 orang atau sebesar 26% yang menyatakan tidak mengetahui tentang maksud dari adanya alat peraga dalam iklan UMKM – Program P3KUM di televisi karena mereka tidak pernah memikirkan apa yang menjadi alat peraga dalam iklan tersebut apakah alat peraga tersebut untuk memancing minat penonton dan seakan – akan di dalam iklan tersebut adalah dirinya, menurutnya hal itu tidak terlalu menarik minat dari responden karena memang mereka dari awal tidak pernah menyukai untuk melihat iklan tersebut secara detail.

5. Pengetahuan Bahwa Terdapat Bengkel Sebagai Alat Peraga Yang Ditampilkan Sebagai Alat Peraga Dalam Iklan UMKM – Program P3KUM

Berdasarkan kuesioner yang diajukan kepada responden diperoleh jawaban mengenai pertanyaan tersebut yang akan dijabarkan dibawah ini :

Tabel 4.11.

Pengetahuan Bahwa Terdapat Bengkel Sebagai Alat Peraga (n=100)

No Kategori jawaban Frekuensi Prosentase (%)

1 Tahu 79 79,00

2 Tidak Tahu 21 21,00

Jumlah 100 100,00


(58)

47

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 79 orang atau sebanyak 79% menyatakan bahwa mereka mengetahui maksud dari penggunaan bengkel sebagai alat peraga dalam iklan UMKM – Program P3KUM di televisi, karena mereka menyimpulkan bahwa dengan penggunaan bengkel sebagai alat peraga menurut responden dapat membawa dampak positif bagi para pengangguran agar mereka tetap semangat untuk selalu membuka usaha untuk kepentingan orang lain agar dimasa yang akan datang tidak membawa dampak buruk bagi mereka. Sedangkan sebanyak 21 orang atau sebesar 21% responden yang menyatakan tidak mengetahui maksud dari penggunaan bengkel sebagai alat peraga dalam iklan UMKM – Program P3KUM di televisi hal tersebut dikarenakan karena menurut responden mereka tidak pernah melihat iklan tersebut secara detail tentang alat peraga yang ada dan yang digunakan, karena itu tidak penting dan menurutnya isi dari sebuah iklan yang menarik adalah kualitas dari informasi yang akan diberikan.

6. Pengetahuan Bahwa Terdapat Perusahaan Sebagai Latar Belakang Dalam Iklan UMKM – Program P3KUM

Berdasarkan kuesioner yang diajukan kepada responden diperoleh jawaban mengenai pertanyaan tersebut yang akan dijabarkan dibawah ini :

Tabel 4.12.

Pengetahuan Bahwa Terdapat Perusahaan Sebagai Latar Belakang

(n=100)

No Kategori jawaban Frekuensi Prosentase (%)

1 Tahu 76 76,00

2 Tidak Tahu 24 24,00

Jumlah 100 100,00


(59)

48

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 76 orang atau sebesar 76% menyatakan mereka mengetahui tentang adanya penggunaan perusahaan sebagai latar belakang dalam iklan UMKM – Program P3KUM di televisi, hal tersebut menurut responden perusahaan tersebut adalah tempat untuk bekerja sehingga dengan adanya latar balakang perusahaan tersebut dapat digambarkan bahwa memang sebagian orang memang ingin bekerja di sebuah perusahaan daripada haru membuat lapangan usaha sendiri dan sebanyak 24 orang atau sebesar 24% menyatakan tidak mengetahui tentang adanya penggunaan perusahaan sebagai latar belakang dalam iklan UMKM – Program P3KUM di televisi, hal tersebut dikarenakan dengan adanya tambahan latar belakang perusahaan menurut responden perusahaan tersebut tidak ada maknanya dan menurutnya iklan tersebut tidak ada ceritanya sehingga tidak menarik responden untuk selalu mengingat iklan tersebut.

7. Pengetahuan Bahwa Terdapat Bengkel Sebagai Latar Dalam Iklan UMKM – Program P3KUM

Berdasarkan kuesioner yang diajukan kepada responden diperoleh jawaban mengenai pertanyaan tersebut yang akan dijabarkan dibawah ini :

Tabel 4.13.

Pengetahuan Bahwa Terdapat Bengkel Sebagai Latar (n=100)

No Kategori jawaban Frekuensi Prosentase (%)

1 Tahu 72 72,00

2 Tidak Tahu 28 28,00

Jumlah 100 100,00


(60)

49

Tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat 72 orang atau sebesar 72% menyatakan bahwa mereka mengetahui bahwa terdapat bengkel sebagai latar dalam iklan UMKM – Program P3KUM di televisi. Kondisi diatas dapat dikarenakan dengan adanya bengkel tersebut bisa menunjukkan bahwa bengkel merupakan sebuah lapangan usaha yang menurutnya tidak terlalau membutuhkan modal banyak akan tetapi hanya membutuhkan sedikit keahlian yang mungkin sudah banyak dimiliki oleh anak laki – laki. Sedangkan sebanyak 28 orang atau sebesar 28% menyatakan tidak mengetahui tentang adanya bengkel sebagai latar dalam iklan UMKM – Program P3KUM di televisi, hal tersbut dikarenakan mereka tidak terlalu memperhatikan setiap scene yang ditampilkan oleh iklan tersebut, menurutnya penggunaan bengkel memang menurutnya tidaklah terlalu berguna, karena yang dibutuhkannya hanyalah sebuah informasi yang jelas.

8. Pengetahuan Bahwa Terdapat Kantor Koperasi Sebagai Latar Dalam Iklan UMKM – Program P3KUM

Berdasarkan kuesioner yang diajukan kepada responden diperoleh jawaban mengenai pertanyaan tersebut yang akan dijabarkan dibawah ini :

Tabel 4.14.

Pengetahuan Bahwa Terdapat Kantor Koperasi Sebagai Latar (n=100)

No Kategori jawaban Frekuensi Prosentase (%)

1 Tahu 76 76,00

2 Tidak Tahu 24 24,00

Jumlah 100 100,00

Sumber : Pertanyaan no. 16

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat sebanyak 76 orang atau sebesar 76% menyatakan bahwa mereka mengetahui terdapat kantor


(61)

50

koperasi sebagai latar dalam iklan UMKM – Program P3KUM di televisi, maksud dari penggunaan kantor koperasi tersebut memang sangat berkaitan dengan pesan yang disampaikan dalam iklan tersebut yang merupakan sebuah modal usaha yang diberikan oleh koperasi, dan dengan adanya kantor koperasi tersebut diharapkan responden bisa dengan cepat menjadi anggota koperasi dan mendapatkan modal untuk menjalankan usaha mikronya. Sedangkan sebanyak 24 orang atau 24% menyatakan tidak mengetahui tentang adanya penggunaan kantor koperasi sebagai latar dalam iklan UMKM – Program P3KUM di televisi, karena jangankan mengetahui maksudnya, bahkan penggunaan kantor koperasi tersebut tidak berkaitan dengan pesan yang nantinya menjadi perhatian dari penonton dan mereka pun mereka tidak ingin mengetahuinya.

9. Pengetahuan Tentang Adanya Slogan Dalam Iklan UMKM – Program P3KUM

Berdasarkan kuesioner yang diajukan kepada responden diperoleh jawaban mengenai pertanyaan tersebut yang akan dijabarkan dibawah ini :

Tabel 4.15.

Pengetahuan Tentang Adanya Slogan (n=100)

No Kategori jawaban Frekuensi Prosentase (%)

1 Tahu 61 61,00

2 Tidak Tahu 39 39,00

Jumlah 100 100,00

Sumber : Pertanyaan no. 17

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yakni sebanyak 61 orang atau sebesar 61% menyatakan mengetahui tentang adanya


(62)

51

slogan dalam iklan UMKM – Program P3KUM karena mereka menyaksikan iklan tersebut secara seksama dan secara berulang – ulang sehingga mereka mengetahui tentang adanya slogan dalam iklan UMKM – Program P3KUM yang menurutnya sangat berhubungan karena memang iklan yang ditampilkan memuat informasi yang berkaitan dengan koperasi. Sedangkan sebanyak 39 orang atau sebesar 39% menyatakan tidak mengetahui tentang adanya slogan dalam iklan UMKM – Program P3KUM sebab kebanyakan dari mereka tersebut tidak serius memperhatikan iklan UMKM – Program P3KUM sehingga mereka hanya dapat melihat dan mnendengarkan tanpa mengetahui apa yang dimaksud dalam iklan tersebut karena mereka lebih menanti acara yang akan ditayangkan setelah iklan tersebut.

10. Pengetahuan Tentang Maksud Dari Slogan Dalam Iklan UMKM – Program P3KUM

Berdasarkan kuesioner yang diajukan kepada responden diperoleh jawaban mengenai pertanyaan tersebut yang akan dijabarkan dibawah ini :

Tabel 4.16.

Pengetahuan Tentang Maksud Dari Slogan (n=100)

No Kategori jawaban Frekuensi Prosentase (%)

1 Tahu 81 81,00

2 Tidak Tahu 19 19,00

Jumlah 100 100,00

Sumber : Pertanyaan no. 18

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat sebanyak 81 orang atau sebesar 81% menyatakan bahwa mereka mengetahui tentang maksud dari slogan dalam iklan UMKM – Program P3KUM sebab dalam iklan tersebut


(63)

52

memang ditunjukkan untuk pengusaha mikro yang sedang membutuhkan bantuan modal, sehingga dapat dimaknai iklan ini memang mempunyai slogan untuk memberikan yang terbaik untuk pengusaha mikro dan sebanyak 19 orang atau sebesar 19% responden yang menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui tentang maksud dari slogan dalam iklan UMKM – Program P3KUM, karena memang mereka tidak memikirkan adanya slogan tersebut, yang mereka pikirkan hanyalah isi dari informasi yang diberikan karena memang sangat dibutuhkan oleh kebanyakan pengangguran untuk membuka lapangan usaha sendiri.

11. Pengetahuan Bahwa Terdapat Dialog Percakapan Antara Tokoh Utama Yang Menjelaskan Program Pemerintah Dalam Hal Ini Departemen Koperasi Dalam Iklan UMKM – Program P3KUM

Berdasarkan kuesioner yang diajukan kepada responden diperoleh jawaban mengenai pertanyaan tersebut yang akan dijabarkan dibawah ini :

Tabel 4.17.

Pengetahuan Bahwa Terdapat Dialog Percakapan Antara Tokoh Utama Yang Menjelaskan Program Pemerintah

(n=100)

No Kategori jawaban Frekuensi Prosentase (%)

1 Tahu 74 74,00

2 Tidak Tahu 26 26,00

Jumlah 100 100,00

Sumber : Pertanyaan no. 19

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat sebanyak 74 orang atau sebesar 74% menyatakan bahwa mereka mengetahui bahwa terdapat dialog percakapan antara tokoh utama yang menjelaskan program pemerintah dalam hal ini departemen koperasi dalam iklan UMKM – Program P3KUM, sebab


(64)

53

dalam iklan tersebut memang ditujukan agar masyarakat mengerti tentang informasi yang disediakan sehingga tidak telalu bingung dengan informasi yang ada dalam iklan. Kemudian sebanyak 26 orang atau sebesar 26% responden yang menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui bahwa terdapat dialog percakapan antara tokoh utama yang menjelaskan program pemerintah dalam hal ini departemen koperasi dalam iklan UMKM – Program P3KUM, karena responden dalam menyaksikan iklan UMKM – Program P3KUM hanya melihat kelebihan yang dimiliki oleh informasi tersebut tanpa menyaksikan percakapan yang digunakan karena itu tidak menambah dampak perubahan dalam minat mereka untuk mengikuti anggota koperasi tersebut.

12. Pengetahuan Bahwa Terdapat Gambar Orang Yang Memperbaiki Sepeda Motor Dalam Iklan UMKM – Program P3KUM

Berdasarkan kuesioner yang diajukan kepada responden diperoleh jawaban mengenai pertanyaan tersebut yang akan dijabarkan dibawah ini :

Tabel 4.18.

Pengetahuan Bahwa Terdapat Gambar Orang Yang Memperbaiki Sepeda Motor

(n=100)

No Kategori jawaban Frekuensi Prosentase (%)

1 Tahu 72 72,00

2 Tidak Tahu 28 28,00

Jumlah 100 100,00

Sumber : Pertanyaan no. 20

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat sebanyak 72 orang atau sebesar 72% menyatakan bahwa mereka mengetahui tentang maksud dari gambar orang yang memperbaiki sepeda motor dalam iklan UMKM – Program P3KUM, sebab dalam iklan tersebut memang berusaha untuk


(65)

54

menunjukkan bahwa bukti yang ada dewasa ini juga mendukung adanya perluasan bidang usaha yang nantinya akan digeluti oleh pengangguran yang memang sudah sangat banyak di negeri ini dan kemudian sebanyak 28 orang atau sebesar 28% responden yang menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui bahwa terdapat gambar orang yang memperbaiki sepeda motor dalam iklan UMKM – Program P3KUM, karena menurut responden dalam menyaksikan iklan UMKM – Program P3KUM tersebut latar belakang yang disajikan tidak terlalu menarik minat dari responden karena dalam iklan tersebut banyak menampilkan latar belakang bengkel yang dinilai sangat monoton.

13. Pengetahuan Bahwa Terdapat Gambar Orang Sedang Berada Di Bengkel Dalam Iklan UMKM – Program P3KUM

Berdasarkan kuesioner yang diajukan kepada responden diperoleh jawaban mengenai pertanyaan tersebut yang akan dijabarkan dibawah ini :

Tabel 4.19.

Pengetahuan Bahwa Terdapat Gambar Orang Sedang Berada Di Bengkel

(n=100)

No Kategori jawaban Frekuensi Prosentase (%)

1 Tahu 75 75,00

2 Tidak Tahu 25 25,00

Jumlah 100 100,00

Sumber : Pertanyaan no. 21

Tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat 75 orang atau sebesar 75% menyatakan bahwa mereka mengetahui bahwa terdapat gambar orang sedang berada di bengkel dalam iklan UMKM – Program P3KUM. Kondisi diatas terjadi karena gambar orang sedang berada di bengkel tersebut memang menunjukkan keadaan yang sebenarnya, yang terjadi saat adanya usaha baru yang dibuatnya,


(66)

55

sehingga kapanpun responden melihat atau menyaksikan iklan tersebut mereka dapat melihatnya dan pada akhirnya mereka akan mengikuti untuk membuat usahanya sendiri, sehingga dapat membuat responden selalu ingat untuk mengaplikasikannya di dalam kehidupannya. Sedangkan sebanyak 25 orang atau sebesar 25% menyatakan tidak mengetahui bahwa terdapat gambar orang sedang berada di bengkel dalam iklan UMKM – Program P3KUM, karena hal yang mereka sukai dari iklan tersebut adalah keaktifan dari model dalam menggunakan mempraktekkan membuat usaha yang sebenarnya dalam iklan tersebut dengan apa sehingga mereka kurang memperhatikan secara seksama tampilan dari iklan UMKM – Program P3KUM tersebut dan membuat mereka tidak mengetahui gambar orang sedang berada di bengkel tersebut.

14. Pengetahuan Bahwa Terdapat Gambar Pengurus Koperasi Sedang Memberikan Penjelasan Terntang Program Tersebut Dalam Iklan UMKM – Program P3KUM

Berdasarkan kuesioner yang diajukan kepada responden diperoleh jawaban mengenai pertanyaan tersebut yang akan dijabarkan dibawah ini :

Tabel 4.20.

Pengetahuan Bahwa Terdapat Gambar Pengurus Koperasi Sedang Memberikan Penjelasan

(n=100)

No Kategori jawaban Frekuensi Prosentase (%)

1 Tahu 73 7300

2 Tidak Tahu 27 27,00

Jumlah 100 100,00


(1)

Tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat mengenai iklan layanan masyarakat “UMKM - Program P3KUM (Program Pembiayaan Produktif Bagi Koperasi Dan Usaha Mikro)“ sebagian besar berada pada kategori tinggi dengan jumlah sebanyak 70 orang atau sebesar 70%, dan yang berada pada kategori sedang yakni dengan jumlah sebanyak 30 responden atau sebesar 30%.

Pada kategori sedang dengan jumlah 30 orang atau sebanyak 30% responden dikarenakan responden mengetahui namun tidak sepenuhnya memahami maksud dari iklan layanan masyarakat “UMKM - Program P3KUM (Program Pembiayaan Produktif Bagi Koperasi Dan Usaha Mikro)“ tersebut seperti maksud pemberian modal, serta adanya gambar bidang usaha apa nantinya yang menjadi pilihan dari para pengagguran yang ada dan lain sebagainya. Pada kategori tinggi dengan jumlah 70 orang atau sebanyak 70% responden hal tersebut dikarenakan meskipun terdapat informasi yang secara tidak langsung dimunculkan dalam iklan tersebut, akan tetapi mereka dapat mengerti makna dan maksudnya yang terkandung dalam iklan tersebut, sehingga mereka dapat memperoleh kesimpulan dan jawaban dari informasi yang dibutuhkan bahwa pihak koperasi memahami bahwa banyak bagian di Indonesia yang mengalami masalah pengaguran dan juga dihadapkan pada masalah rendahnya tingkat pendidikan yang ada dan banyaknya jumlah penduduk itu sendiri yang membutuhkan pekerjaan. Itulah sebabnya mengapa iklan layanan masyarakat


(2)

67

“UMKM - Program P3KUM (Program Pembiayaan Produktif Bagi Koperasi Dan Usaha Mikro)“ khusus dirancang untuk menjangkau orang-orang ini dengan memberikan modal usaha untuk kehidupannya membuat lapangan pekerjaan dengan cara yang menyenangkan dan memungkinkan untuk dilaksanakan dengan program ini, selain itu dengan adanya program ini diharapkan dapat mengurangi dampak pengangguran yang menyebabkan kemiskinan yang mungkin nantinya dapat membantu orang lain membuat pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya. Berdasarkan hasil analisis pembahasan sebagaimana dijabarkan pada deskrispsi tiap – tiap tabel diatas, maka dapat ditarik sebuah garis besar bahwa dengan ditampilkannya informasi dan pengetahuan mengenai iklan layanan masyarakat “UMKM - Program P3KUM (Program Pembiayaan Produktif Bagi Koperasi Dan Usaha Mikro)“ di televisi sangat membantu responden yang sebagian besar adalah penganguran di Surabaya, karena pekerjaan saat ini memegang peranan penting agar orang-orang bisa mebuat tetap bisa menghidupi keluarganya dan lebih menikmati kehidupan.


(3)

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan jawaban telah dideskripsikan sesuai dengan pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner mengenai tingkat pengetahuan pengangguran tentang iklan layanan masyarakat “UMKM - Program P3KUM (Program Pembiayaan Produktif Bagi Koperasi Dan Usaha Mikro)“ di televisi, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa tingkat pengetahuan pengangguran Surabaya sebagian besar berada pada kategori tinggi hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan tentang maksud dari iklan layanan masyarakat “UMKM - Program P3KUM (Program Pembiayaan Produktif Bagi Koperasi Dan Usaha Mikro)“ di televisi yang dimiliki oleh masyarakat sudah sepenuhnya mengerti, hal tersebut dikarenakan meskipun terdapat informasi yang secara tidak langsung dimunculkan dalam iklan tersebut, akan tetapi mereka dapat mengerti makna dan maksudnya yang terkandung dalam iklan tersebut, sehingga mereka dapat memperoleh kesimpulan dan jawaban dari informasi yang dibutuhkan bahwa saat ini memang masih banyak pengangguran yang ada di Indonesia, mengingat lahan pekerjaan yang ada tidak seberapa banyak dan banyaknya kelulusan mahasiswa yang mulai sibuk mencari pekerjaan untuk menunjang hidupnya.


(4)

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang didapat dari penelitian yang dilakukan maka penelitian dapat mengajukan beberapa saran antara lain:

Bagi Creatif team disarankan untuk lebih memperjelas iklan yang dibuatnya

dengan konsep yang simple tanpa mengurangi sisi kreativitasnya agar pesan dan maksud dari iklan yang dibuatnya tersebut lebih mengena dan mudah dimengerti oleh pemirsa mengingat khalayak yang menyaksikan dan membutuhkan informasinya terdiri dari berbagai kalangan yang tentunya memiliki wawasan dan tingkat pemikiran yang berbeda pula, sehingga iklan tersebut dapat bermanfaat untuk masyarakat di masa yang akan datang.


(5)

Andersen, Kenneth E., 1972, Introduction to Communication Theory dan

Practice, Philippines, Cumming Publ Company

Anshari, Endang Saefuddin, 1991, Ilmu Filsaft dan Agama, PT. Bina Ilmu, Surabaya.

Asante, Molefi Kete, 1989, Handbook of International and Intercultural

Communication, California, Sage Publ Inc

Bagus, Lorens, 1991, Metafisika, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.

Berger, Charles R, 1987, Handbook of Communication Science,

California, Sage Publ Inc.

Cobley, Paul, 1996, The Communication Theory Reader, London, Routledge. DeFleur, Melvin L, 1985, Understnding Mass Communication, Boston, Houghton

Mifflin Company.

Effency, Onong Uchajana, 2000, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.

Fisher, B. Aubrey, 1987, Interpersonal Communication, Pragmatics of Human Relation 2 nd ed. McGraw-Hill.

Little John, Stephen W, 1996, Theories of Human Communication, Ohio, Charles E. Merril Company.

Muhadjir, Noeng, 1998, Filsafat Ilmu Telah Sistematis Fungsional Komparatif,

Rake Sarasin, Yogyakarta

Mulayana, Deddy, 2001, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Rosdakarta, Bandung

_______________, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu

Komunikasi dan Ilmu Sosial lainnya, PT. Rosdakarya Bandung.

Poerwadarminta, WJS, 1985, Kamus Umum Bayhasa Indonesia, PN. Balai Pustaka, Jakarta.


(6)

Suriasumantri, Jujun S, 1985, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Penerbit Sinar Harapan, Jakarta

Syam, Nina Winangsih, Rekonsturksi Ilmu Komunikasi Persepektif Pohon Komunikasi dan Pergeseran Paradigma Komunikasi Pembangunan Dalam Era Globalisasi, Pidato Pengukuhan Guru Besar Dalam Ilmu Komunikasi Fakultas Ilu Komunikasi Universitas Padjadjaran pada tanggal 11 September 2002.


Dokumen yang terkait

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT SURABAYA TENTANG IKLAN LAYANAN MASYARAKAT PERINGATAN DI PERLINTASAN KERETA API (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat Peringatan Di Perlintasan Kereta Api di Tele

0 1 83

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG ISI PESAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT VERSI SME TOWER (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat Versi SME Tower di Televisi).

1 3 82

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG IKLAN LAYANAN MASYARAKAT ”TRAFFICKING” (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat di Surabaya Tentang Iklan Layanan Masyarakat ”Trafficking” di Televisi).

0 2 84

TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG ISI PESAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT PAUD DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tentang Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Di Surabaya Tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat PAUD).

0 1 76

Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat di Televisi (Studi Deskriptif Kuantitatif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya tentang Isi Pesan Iklan Jasa Raharja Versi ”Jaja Miharja” di Televisi).

0 4 91

TINGKAT PENGETAHUAN PENGANGGURAN TENTANG IKLAN LAYANAN MASYARAKAT UMKM VERSI BENGKEL (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Pengangguran di Surabaya Tentang Iklan Layanan Masyarakat UMKM Versi Bengkel Di Televisi)

0 0 21

TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG ISI PESAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT PAUD DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tentang Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Di Surabaya Tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat PAUD)

0 0 19

Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat di Televisi (Studi Deskriptif Kuantitatif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya tentang Isi Pesan Iklan Jasa Raharja Versi ”Jaja Miharja” di Televisi)

0 0 23

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG - TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG IKLAN LAYANAN MASYRAKAT ”E-KTP” di TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Iklan Layanan Masyrakat ”E-KTP” Di Televisi)

0 0 20

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG ISI PESAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT VERSI SME TOWER (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat Versi SME Tower di Televisi) SKRIPSI

0 0 23