BAB I PENDAHULUAN - Perlindungan Hak Konsumen atas Pengguna Jasa Penerbangan Dalam Hal Kenaikan Harga Tiket yang Tinggi Ketika Musim Libur dan Keselamatan Penerbangan (Studi Pada PT. Garuda Indonesia Kantor Cabang Medan)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi adalah sarana perpindahan manusia atau barang dari satu

  tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia, hewan atau mesin. Transportasi Udara memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan aktifitas di Indonesia. Indonesia adalah sebuah negara yang terdiri lebih dari 17.508 pulau, dan pilihan untuk penggunaan transportasi udara ini merupakan cara tercepat dan paling tepat untuk berpergian dalam menuju suatu tempat. Penerbangan adalah suatu kesatuan sistem yang terdiri atas pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara, Bandar udara, Pengangkutan udara, Navigasi Penerbangan, Keselamatan dan Keamanan, Lingkungan Hidup, serta fasilitas penunjang dan fasilitas lainnya. Wilayah Udara

  1

  adalah wilayah kedaulatan udara diatas daratan dan perairain Indonesia. Pesawat terbang merupakan angkutan udara yang sangat canggih dan aman. Perjalanan pesawat terbang lebih cepat dibandingkan dengan angkutan darat atau angkutan laut. Saat ini terdapat berbagai jenis alat angkutan udara antara lain helikopter, pesawat tempur serta pesawat penumpang. Bahkan kini manusia dapat menjelajah luar angkasa dengan menggunakan pesawat luar angkasa.

  Dalam upaya mencapai tujuan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, mewujudkan wawasan Nusantara serta memantapkan Ketahanan Nasional diperlukan system 1 Abdulkadir Muhammad, 2013, Hukum Pengangkutan Niaga, PT Citra Aditya, Bandung.

  hlm 11 transportasi Nasional yang mendukung pertumbuhan ekonomi, pengembangan dan pembangunan wilayah, serta mempererat hubungan antar bangsa, dan

  2 memperkukuh kedaulatan Negara.

  Pembangunan pada hakekatnya adalah proses perubahan yang berlangsung secara terus menerus kearah tercapainya tujuan nasional. Suatu proses perubahan yang teratur dan terarah akan terwujud apabila terjalin hubungan timbal balik yang erat antara sektor ilmu pengetahuan dan teknologi, kebijakan dan hukum.

  Pentingnya transportasi udara tercermin pada semakin meningkatnya kebutuhan jasa pengangkutan udara bagi mobilitas orang serta barang di dalam negeri, dari dan ke luar negeri serta berperan sebagai pendorong dan penggerak bagi 3 pertumbuhan daerah dan pengembangan wilayah.

  Menurut Ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan , Penerbangan adalah satu kesatuan system yang terdiri atas pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara, bandar udara, pengangkutan udara , navigasi penerbangan, keselamatan dan keamanan, lingkungan hidup serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya. Wilayah udara adalah wilayah kedaulatan udara di atas wilayah daratan dan perairan di Indonesia. Pesawat Udara Sipil adalah pesawat udara yang digunakan untuk kepentingan pengangkutan udara niaga dan niaga yang mempunyai tanda pendaftaran dan tanda kebangsaan negara asing.

  Industri jasa penerbangan di Indonesia telah mengalami pertumbuhan dengan pesatnya dari tahun ke tahun. Kondisi ini secara langsung sangat berpengaruh terhadap struktur pasar yang ada. Dari data yang ada pada Direktorat 2 3 Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan Hasim Purba, 2010, Hukum Penerbangan dan Tanggungjawab Produsen Pesawat

  Udara , Pustaka Bangsa Press, Medan , hlm 1

  Jenderal Perhubungan Republik Indonesia, tercatat bahwa pada tahun ini ada 21

  4 Maskapai penerbangan yang aktif melayani konsumen di Indonesia.

  Pada masa sekarang ini harga tiket yang murah merupakan salah satu variabel yang diperhatikan masyarakat. Namun kadangkala faktor keamanan dan kenyamanan angkutan udara sering terlewatkan oleh maskapai penerbangan, padahal tingkat resiko keamanan udara seharusnya menjadi prioritas untuk diminimalkan. Airline melakukan pengurangan biaya operasi dengan maksud agar dapat dilakukan penjualan tiket dengan harga yang rendah. Kondisi ini mengindikasikan maskapai penerbangan tidak lagi memperhatikan faktor keamanan penumpang, misalya dengan mengurangi biaya perawatan armadanya.

  Tidak mustahil peristiwa kecelakaan pesawat di Indonesia terjadi karena kurangnya biaya perawatan maupun biaya penggantian terhadap suku cadang komponen pesawat. Padahal perawatan dan pemeliharaan pada pesawat merupakan suatu keharusan. Kerusakan kecil saja pada pesawat udara bisa berakibat fatal dan tentunya tidak bisa di tolerir.

  Transportasi udara adalah suatu sistem penerbangan yang melibatkan banyak pihak. Dalam dunia penerbangan pemenuhan (compliance) terhadap safety

  standard (standar keselamatan) yang tinggi merupakan suatu keharusan yang

  mutlak. Penerapan keselamatan penerbangan (aviation safety) perlu dilaksanakan pada semua sektor, baik pada bidang transportasi/operasi angkutan udara, kebandaraudaraan, navigasi, perawatan dan perbaikan serta pelatihan yang

  5 mengacu pada aturan International Civil Aviation Organization (ICAO). 4 Majalah Aviantara Direktorat Jenderal Perhubungan Kementerian Perhubungan Edisi ke

2 Juli 2014 hlm 23

  5 Jurnal Keamanan dan keselamatan penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta oleh K, Mar tono , Penerbitan: Transpor Juli 2003 Keselamatan merupakan prioritas utama di dalam dunia penerbangan, sehingga diperlukannya suatu standar keselamatan yang optimal dengan mengacu pada standar penerbangan yang ada.

  Keselamatan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor kondisi fisik pesawat, kondisi awak pesawat, infrastruktur serta faktor alam.

  Tetapi yang menjadi faktor utama adalah kondisi fisik pesawat. Kondisi fisik suatu pesawat tergantung dari perawatan yang dilakukan. Oleh karena itu dalam hal ini pemerintah memegang peranan penting, salah satunya dengan memperbaiki infrastruktur penerbangan seperti bangunan, struktur, lampu, landasan pacu, fasilitas komunikasi, situs web dan lain-lain. Apabila seluruh faktor tersebut dapat berjalan dengan baik maka akan tercipta keselamatan penerbangan dan memberi rasa aman kepada para penumpang serta dapat

  6 mencegah terjadinya kecelakaan penerbangan yang terjadi di Indonesia.

  Tidak dapat dimungkiri harga tiket pada musim libur sering melambung tinggi. Bisa naik hingga 3 kali lipat. Dari harga normal sebesar Rp600 ribu dapat melambung hingga Rp 1,8 juta. Hal ini sangat memberatkan konsumen pengguna jasa penerbangan, terutama yang dirasakan masyarakat kelas menengah ke bawah.

  Pemerintah harus melakukan upaya ataupun tindakan-tindakan untuk menahan laju kenaikan harga tiket ketika musim libur. Dalam mengupayakan hal tersebut, Undang -Undang Perlindungan Konsumen harus menjadi rujukan dan berperan untuk menjaga serta melindungi hak dari konsumen pengguna jasa penerbangan.

  Ketika tiba musim libur, permintaan tiket pesawat udara meningkat, sehingga maskapai penerbangan dapat sesuka hati menentukan harga tiket. Pada kondisi ini 6 Abdulkadir Muhammad, 2013, Hukum Pengangkutan Niaga, PT Citra Aditya, Bandung

  hlm. 249 konsumen yang sangat dirugikan dan hanya masyarakat kelas atas yang dapat menggunakan transpotasi udara.

  Sesuai dengan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 disebutkan untuk mewujudkan penyelenggaraan penerbangan yang tertib, teratur, selamat, aman, nyaman, dengan harga yang wajar, dan menghindari praktek persaingan usaha yang tidak sehat, maka dari itu diperlukan landasan hukum yang mengatur dan mengikat tentang kenaikan harga tiket yang wajar , agar konsumen pengguna

  7 Berdasarkan uraian di atas penulis mengetengahkan judul skripsi

  Perlindungan Hak Konsumen Atas Penggunan Jasa Penerbangan Dalam Hal Kenaikan Harga Tiket Yang Tinggi Ketika Musim Libur Dan Keselamatan Penerbangan. Dalam tulisan skripsi ini penulis mengemukakan permasalahan sebagai berikut: penyebab terjadinya kenaikan harga tiket yang tinggi oleh maskapai penerbangan ketika musim libur, Pengaturan kewenangan yang diberikan oleh pemerintah kepada maskapai penerbangan untuk menetapkan harga tiket, dan keterkaitan harga tiket dalam memenuhi pelayanan umum dan keselamatan penerbangan dalam melindungi hak konsumen penerbangan.

  Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendasarkan pada dua peraturan perundang-undangan, yaitu Undang-undang No. 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan dan Undang-undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

7 Undang-undang No. 1 tahun 2009 Tentang Penerbangan

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan judul skripsi ini yaitu mengenai “ Perlindungan Hak Konsumen Pengguna Jasa Penerbangan dalam hal Kenaikan Harga Tiket yang Tinggi ketika Musim Libur dan Keselamatan Penerbangan ”, maka perlu dikaji permasalahan yang dikemukakan dalam judul skripsi ini. Permasalahan yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut: 1.

  Apa faktor penyebab naiknya harga tiket pada musim libur ? Bagaimana pengaturan pemerintah tentang kenaikan harga tiket penerbangan ketika musim libur ?

3. Bagaimana perlindungan hak konsumen pengguna jasa penerbangan tentang

  pelayanan umum dan keselamatan penerbangan ?

C. Tujuan Penulisan

  Adapun tujuan pembahasan dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui faktor penyebab naiknya harga tiket pada musim libur.

  2. Untuk mengetahui bagaimana pengaturan pemerintah tentang kenaikan harga tiket penerbangan ketika musim libur.

  3. Untuk mengetahui bagaimana perlindungan hak konsumen pengguna jasa pe nerbangan tentang pelayanan umum dan keselamatan penerbangan.

D. Manfaat Penelitian

  Manfaat Penelitian yang dapat dikutip dari skripsi ini antara lain adalah: 1. Manfaat Teoritis

  Manfaat Teoritis dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi dan sumbangan pemikiran untuk pengembangan ilmu hukum pada umumnya.

2. Manfaat Praktis

  Manfaat Praktis dari hasil penelitian ini adalah diharapkan dapat memberikan masukan kepada penumpang pesawat udara selaku konsumen bahwasannya terdapat kesetaraan hukum antara maskapai penerbangan selaku produsen dan penumpang pesawat udara selaku konsumen.

E. Metode Penulisan

1. Jenis Penelitian

  Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah Penelitian Hukum Normatif-Empiris, yaitu penelitian yang menggabungkan data primer dan data sekunder dengan menitikberatkan pada studi lapangan.

  Dalam metode penelitian ini menggabungkan data yang diperoleh langsung dari lapangan dan dikaji dari sudut pandang undang-undang atau peraturan yang berlaku. Metode Penelitian yang dipergunakan tersebut adalah dengan melakukan penggabungan: a.

  Penelitian Hukum Normatif Penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum doktriner, juga disebut sebagai penelitian perpustakaan. Dalam penelitian ini menggunakan sumber data sekunder atau data yang diperoleh dari bahan-

  8 bahan kepustakaan.

  Data sekunder yang dimaksud adalah: 1.

  Bahan Hukum Primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat 8 terdiri dari: 1) Norma atau Kaidah Dasar yaitu Pembukaan UUD

  Suratman dan Philips Dillah, 2014, Metode Penelitian Hukum, Alfabeta Bandung, Band ung hlm 54

  1945; 2) Peraturan Dasar: mencakup diantaranya Batang Tubuh UUD 1945 dan Ketetapan MPR; 3) Peraturan Perundang-undangan; 4) Bahan hukum yang tidak dikodifikasikan , seperti Hukum adat; 5) Yurisprudensi; 6) Traktat, dan 7) Bahan hukum dari zaman penjajahan yang hingga kini masih berlaku

  2. Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti rancangan UU, hasil-hasil penelitian, hasil karya dari kalangan ahli hukum dan seterusnya.

  3. Bahan Hukum Tertier, yakni bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder; contohnya adalah kamus, ensiklopedia, koran, internet dan 9 sebagainya.

  b. Penelitian Hukum Empiris Penelitan hukum empiris adalah penilitian yang didasarkan atas data primer, yakni data yang diperoleh langsung dari masyarakat sebagai sumber pertama melalui penelitian lapangan, yang dilakukan baik melalui

  10 pengamatan (observasi), wawancara ataupun penyebaran kuesioner.

  2. Sifat penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif analitis yaitu penelitian yang mengungkapkan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan teori-

  9 Suratman dan Philips Dillah, 2014, Metode Penelitian Hukum, Alfabeta, Bandung hlm

  88 10 Ibid, hlm. 14 teori hukum yang menjadi objek penelitian. Demikian juga hukum dalam

  11 pelaksanaannya yang berkenaan dengan objek penelitian.

  3. Sumber Data Sumber data penelitian ini diperoleh dari: a.

  Data Primer, yakni diperoleh dari wawancara dengan petugas maskapa i penerbangan PT. Garuda Indonesia Kantor Cabang Medan.

  b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui: 1)

  Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat, ya kni KUH Perdata, Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang P erlindungan Konsumen, Undang-undang Nomor 1 tahun 2009 tenta ng Penerbangan.

  2) Bahan hukum sekunder, yang memberikan penjelasan mengenai ba han hukum primer, seperti: yurisprudensi, buku buku ilmiah, bahan seminar, undang-undang, majalah, internet ataupun jurnal mengen ai penerbangan atapun perlindungan konsumen dan lain lain yang a da kaitannya dengan skripsi ini.

  3) Bahan hukum tertier atau bahan hukum penunjang mencakup:

  a) Bahan-bahan yang memberi petunjuk maupun penjelasan terha dap hukum primer dan sekunder.

b) Bahan-bahan primer, sekunder dan tertier diluar bidang hukum

  seperti kamus, ensiklopedia, majalah, koran, makalah dan seba

  12 gainya yang berkaitan dengan permasalahan.

  11 12 Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, hlm. 106.

  Ibid

F. Keaslian Penulisan

  Sebagai suatu karya tulis ilmiah yang dibuat untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana, maka berdasarkan pengamatan serta penelusuran keperpustakaan, judul yang penulis pilih telah diperiksa dalam Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan judul tersebut dinyatakan tidak ada yang sama dan telah disetujui oleh Ketua Departemen Hukum Perdata. Sehingga penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian yang baru dan keasliannya dapat saya pertanggungjawabkan tanpa melakukan tindakan peniruan (plagiat) baik sebagian maupun seluruh dari karya orang lain.

G. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan skripsi ini meliputi:

  BAB I Pendahuluan Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penelitian, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

  BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM UNDANG-UNDANG, Berisi tentang Analisis Perlindungan Konsumen yang ada di Indonesia dan Badan yang mengawasinya. BAB III PENERBANGAN DAN TIKET DI INDONESIA Berisi tentang uraian umum mengenai penerbangan di Indonesia dan Harga Tiket.

  BAB

  IV PERLINDUNGAN HAK KONSUMEN TERHADAP PENGGUNA JASA PENERBANGAN DALAM HAL KENAIKAN HARGA TIKET YANG TINGGI KETIKA MUSIM LIBUR Berisi tentang tinjauan terhadap peristiwa naiknya harga tiket pesawat ketika musim libur yang sangat memberatkan konsumen yang ada di Indonesia. Keterkaitan Pelayanan umum dan Harga tiket juga di bahas di bab ini.

  BAB V PENUTUP (KESIMPULAN DAN SARAN) Berisi tentang kesimpulan dari keseluruhan isi karya tulis dan memberikan saran sebagai langkah untuk mengatasi permasalahan yang ada di dalamnya.

Dokumen yang terkait

BAB 11 KAJIAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu. - Potensi Masyarakat Dalam Mengelola Koperasi Pertambangan Emas di Desa Keude Krueng Sabee, Kecamatan Krueng Sabee, Kabupaten Aceh Jaya

0 0 20

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. - Potensi Masyarakat Dalam Mengelola Koperasi Pertambangan Emas di Desa Keude Krueng Sabee, Kecamatan Krueng Sabee, Kabupaten Aceh Jaya

0 0 16

Potensi Masyarakat Dalam Mengelola Koperasi Pertambangan Emas di Desa Keude Krueng Sabee, Kecamatan Krueng Sabee, Kabupaten Aceh Jaya

0 0 8

II. TINJAUAN PUSTAKA - Pemberian Terabuster Dan Fungi Mikoriza Arbuskula Pada Pembibitan Jabon (Anthocephalus Cadamba)

0 0 10

Pemberian Terabuster Dan Fungi Mikoriza Arbuskula Pada Pembibitan Jabon (Anthocephalus Cadamba)

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Ovarium - Perbedaan Dan Hubungan Ekspresi VEGF Antara Tumor Ovarium Ganas Dan Jinak

0 0 30

BAB II Pengaturan Hukum Mengenai Tindak Pidana Pencurian Dengan Pemberatan A. Pasal 362 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana - Analisis Hukum Mengenai Tindak Pidana Pencurian Dengan Pemberatan Yang Dilakukan Oleh Anak Sebagai Pelaku Kejahatan Dalam Perspektif

0 1 17

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Hukum Mengenai Tindak Pidana Pencurian Dengan Pemberatan Yang Dilakukan Oleh Anak Sebagai Pelaku Kejahatan Dalam Perspektif Kriminologi (Studi Kasus Putusan No.21/Pid.Sus-Anak/2014/PN.MDN)

0 0 29

Analisis Hukum Mengenai Tindak Pidana Pencurian Dengan Pemberatan Yang Dilakukan Oleh Anak Sebagai Pelaku Kejahatan Dalam Perspektif Kriminologi (Studi Kasus Putusan No.21/Pid.Sus-Anak/2014/PN.MDN)

0 3 9

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK PERLINDUNGAN KONSUMEN PENGGUNA JASA PENERBANGAN DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN UNDANG-UNDANG NO 1 TAHUN 2009 TENTANG PENERBANGAN - Perlindungan Hak Konsumen atas Pengguna Jasa Pene

0 0 29