Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Tanggung Jawab dan Hasil Belajar Siswa Kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa Tahun Pelajaran 2017/ 2018

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis, Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

  Penelitian yang akan dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan tanggung jawab dan hasil belajar siswa pada Subtema Hidup

  Bersih dan Sehat di Rumah kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa.

  Penelitian Tindakan Kelas termasuk penelitian yang reflektif. Kegiatan penelitian dimulai dari permasalahan yang rill yang dihadapi oleh guru dalam proses belajar mengajar, kemudian direfleksikan ke dalam pemecahan masalah tersebut. Kemudian masalah tersebut ditindak lanjuti dengan menggunakan tindakan-tindakan yang sudah direncanakan dan terstruktur. Oleh karena itu, Penelitian Tindakan Kelas membutuhkan kerja sama antara peneliti, guru kelas, siswa, dan staf sekolah lainnya untuk menciptakan suatu kinerja sekolah yang lebih baik.

  Menurut Basuki (2003:8) Penelitian Tindakan Kelas ialah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif, jekas disusunnya suatu perencanaan sampai dengan penelitian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.

  PTK dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional. Oleh karena itu, PTK terkait dengan persoalan praktik pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru (Ahmad, 2009: 50 - 51).

  Suharsimi Arikunto (2010: 136) menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah meningkatkan mutu pembelajaran di kelas tersebut. Dalam hal ini, kelas yang dimaksud bukan hanya ruang kelas saja, tetapi juga dalam pengertian yang lebih spesifik, yaitu sekelompok siswa dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama.

  Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bawa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru terhadap siswa dalam suatu kelas dengan cara memberikan suatu tindakan kepada siswa melalui beberapa tahapan yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar.

  3.1.2 Setting Penelitian

  Setting penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh hasil dari data yang diinginkan oleh peneliti. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SDN Panjang 02 Ambarawa. SDN Panjang 02 terletak di Kelurahan Panjang Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang. SDN Panjang 02 Ambarawa memiliki 6 ruang kelas yang terdiri dari ruang kelas 1

  • – 6, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang perpustakaan, 1 tempat parkir, dan 1 kantin sekolah.

  Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2018 sampai dengan 6 April 2018. Penelitian ini dilaksanakan di kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa. Kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa berjumlah 38 siswa, yang terdiri dari 16 siswa perempuan dan 22 siswa laki

  • – laki. Mayoritas pekerjaan orang tua siswa kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa adalah TNI dan ibu rumah tangga.

  3.1.3 Karakteristik Subjek Penelitian

  Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 2 SDN Panjang 02 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang dengan jumlah siswa sebanyak 38 siswa yang terdiri dari 16 siswa perempuan dan 22 siswa laki

  • – laki. Sebagian besar pekerjaan orang tua mereka adalah TNI dan ibu rumah tangga. Rata – rata usia siswa kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa berkisar antara 7
  • – 8 tahun. Jenjang pendidikan orang tua siswa
  • – rata tamatan SMA dan S1. Perhatian orang tua
peneliti dengan menerapkan Model Problem Based Learning (PBL). Dengan penerapan model tersebut diharapkan tanggung jawab dan hasil belajar siswa kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa dapat meningkat.

3.2 Variabel dan Definisi Operasional

  3.2.1 Variabel

  Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 38).

  Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010: 161) variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel yang digunakan peneliti dalam penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

  1) Variabel bebas (independent)

  Menurut Burhan Bungin (2011:72) variabel bebas adalah variabel yang menentukan arah atau perubahan tertentu pada variabel tergantung (terkait). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). 2)

  Variabel terkait (dependent) Menurut Burhan Bungin (2011: 72) variabel tergantung (terkait) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tanggung jawab dan hasil belajar siswa kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa.

  3.2.2 Definisi Operasional

3.2.2.1 Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

  Model Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa, dimana permasalahan merupakan media untuk belajar. Dengan adanya masalah yang diberikan oleh guru, siswa dituntut untuk memecahkan masalah tersebut secara individu maupun kelompok. Dalam proses

  3.2.2.2 Tanggung Jawab

  Tanggung jawab adalah suatu tindakan yang mencerminkan perilaku seseorang dalam menjalankan kewajibannya dengan baik. Bertanggung jawab merupakan salah satu sikap yang harus dimiliki siswa. Apabila rasa tanggung jawab tersebut sudah tertanam di dalam diri siswa dengan baik maka siswa tersebut akan menjadi mandiri. Selain itu, segala sesuatunya akan berjalan dengan baik seperti halnya dalam mengerjakan tugas, bagi siswa yang bertanggung jawab akan mengerjakan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab, jujur dalam mengerjakan dan tepat waktu. Pada saat guru menjelaskan juga akan menyimak dan menghormati guru yang sedang menjelaskan.

  Jadi, tanggung jawab merupakan karakter yang harus dimiliki oleh siswa. Dengan kita memiliki tanggung jawab maka sesuatu hal yang kita kerjakan akan berbuah hasil yang memuaskan.

  3.2.2.3 Hasil Belajar

  Hasil belajar merupakan hasil dari proses belajar yang diperoleh siswa yang berupa nilai suatu mata pelajaran tertentu yang didapat dari mengerjakan suatu materi pembelajaran. Hasil belajar tersebut dapat dijadikan salah satu tolak ukur kemampuan siswa, kemampuan kognitf afektif maupun psikomotor.

3.3 Prosedur Penelitian

  Prosedur penelitian adalah rencana yang disusun oleh peneliti untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. Dalam penelitian ini, rencana yang disusun oleh peneliti memiliki tujuan yaitu menerapkan Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan tanggung jawab dan hasil belajar siswa kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa. Pelaksanaan penelitian ini dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2010: 138

  • – 140) setiap siklus terdiri dari empat langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengematan dan refleksi. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut.

1. Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan dan dikenal dengan perencanaan,

  2. Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan, yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam kanca, yaitu mengenakan tindakan di kelas.

  3. Tahap 3: Pengamatan, yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat.

  Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisah dengan pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.

  4. Tahap 4: Refleksi atau pantulan, yaitu untuk kegiatan mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi.

  Istilah “refleksi” sebetulnya lebih tepat dikenakan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti dan subjek peneliti (dalam hal ini siswa yang diajar), untuk bersama

  • – sama mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.

  Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang akan dilakukan ini memiliki 2 siklus. Siklus I terdiri dari perencanaan I, pelaksanaan tindakan dan pengamatan I, kemudian refleksi I. Kemudian selanjutnya pada siklus II terdapat beberapa proses yaitu, revisi dari rancangan I dan perencanaan II, kemudian pelaksanaan tindakan dan pengamatan II dan selanjutnya refleksi II. Siklus tersebut dapat digambarkan seperti gambar di bawah ini.

  Perencanaan

  SIKLUS I Pelaksanaan +

  Refleksi Pengamatan

  Perencanaan Pelaksanaan +

  Refleksi SIKLUS II Pengamatan

  ?

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi Arikunto, 2010: 137).

  Berdasarkan siklus di atas, keempat langkah tersebut merupakan siklus atau putaran, artinya langkah ke-4 lalu kembali ke langkah ke-1 dan seterusnya. Meskipun sifatnya berbeda, langkah ke-2 dan ke-3 dilakukan secara bersamaan jika pelaksana dan pengamat berbeda. Jika pelaksana juga pengamat, mungkin pengamatan dilakukan setelah pelaksanaan, dengan cara mengingat

  • – ingatapa yang sudah terjadi.

  Banyaknya siklus yang dilaksanakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini tidak ditentukan. Siklus akan selesai jika tujuannya sudah tercapai sesuai dengan rencana yang telah dibuat dalam perencanaan.

3.3.1 Siklus I

  Rencana tindakan pada siklus I terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi. Rencana tindakan penelitian siklus I yang akan dilaksanakan di SDN Panjang 02 Ambarawa dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Tahap perencanaan

  a.

  Menentukan kelas penelitian, waktu penelitian, dan guru kolaborator.

  b.

  Menentukan KI, KD, dan indikator pembelajaran berdasarkan materi pelajaran tematik yang akan dipelajar. Peneliti merumuskan tujuan sesuai dengan KI, KD, dan indikator yang telah ditentukan.

  c.

  Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk siklus I pada Tema 7 Subtema 2 Pembelajaran 3 dan 4 dengan KI, KD, dan indikator yang telah ditentukan dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL).

  d.

  Mempersiapkan sumber dan alat peraga yang dipergunakan untuk pembelajaran.

  e.

  Menyusun lembar observasi model pembelajaran Problem Based

  Learning (PBL) untuk mengetahui aktivitas guru dan aktivitas siswa selama tindakan pembelajaran berlangsung.

  f.

  Menyusun lembar kuesioner tanggung jawab dan soal evaluasi hasil belajar siswa.

  g.

  Menyampaikan rencana kegiatan pelaksanaan pembelajaran pada guru kolaborator SDN Panjang 02 Ambarawa.

2. Pelaksanaan Tindakan

  Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Observasi tidak dapat dipisahkan dengan pelaksanan tindakan karena observassi dilakukan selama tindakan berlangsung. Kepala Sekolah berperan sebagai observer. Observer mengamati jalannya pembelajaran untuk menilai kemampuan guru dalam mengelola kelas serta aktivitas siswa dalam pembelajaran. Observer melakukan pengamatan terhadap proses pelaksanaan tindakan dengan mengisi lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi aktivitas guru, dan lembar observasi tanggung jawab siswa.

  Penelitian Tindakan Kelas ini merupakan implementasi kegiatan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang ada yaitu pelaksanaan menit. Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan Model Problem

  Based Learning (PBL) sebagai berikut: a.

  Kegiatan Pendahuluan (15 menit) 1) Guru memberi salam kepada siswa untuk membuka pembelajaran. 2) Siswa menjawab salam dari guru. 3) Guru bersama siswa berdoa bersama. 4) Guru melakukan presensi terhadap kehadiran siswa. 5) Guru bersama siswa menyanyikan lagu nasional. 6)

  Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan beberapa hal yang berkaitan dengan materi pembelajaran. 7)

  Guru menyampaikan tema, subtema, pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari pada hari ini.

  b.

  Kegiatan Inti (180 menit) 1)

  Guru menampilkan gambar mengenai materi yang akan dipelajari untuk memancing rasa ingin tahu siswa. 2)

  Guru mengajukan permasalahan mengenai materi yang akan dipelajari hari ini. 3)

  Siswa diberi kesempatan untuk menjawab permasalahan yang diajukan oleh guru. 4)

  Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok secara berpasangan dengan teman sebangku. 5) Setiap kelompok mendapat permasalahan yang diberikan oleh guru. 6) Setiap kelompok mendiskusikan permasalahan yang didapat. 7) Siswa menuliskan hasil diskusinya pada lembar kerja kelompok. 8)

  Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya secara bergantian. 9)

  Siswa diberi kesempatan untuk menguji hipotesis dan menjawab kembali permasalahan yang telah diajukan oleh guru diawal pembelajaran berdasarkan konsep baru yang didapatkan.

  11) Guru membagikan soal evaluasi kepada siswa. 12) Siswa mengerjakan soal evaluasi.

  c.

  Kegiatan Penutup (15 menit) 1)

  Siswa bersama guru membuat kesimpulan atas materi yang telah dipelajari pada hari ini. 2)

  Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. 3) Siswa diberi penguatan dan umpan balik. 4)

  Guru menanamkan nilai moral kepada siswa berdasarkan kegiatan pembelajaran pada hari ini. 5) Siswa bersama guru melakukan refleksi pembelajaran pada hari ini. 6)

  Siswa bersama guru berdoa bersama untuk menutup pembelajaran pada hari ini.

  3. Pengamatan Dalam tahap ini, peneliti hanya memonitoring bagaimana proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Peneliti dapat melihat pengaruh dari tindakan yang dilakukan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan. Selain itu, peneliti juga dapat melihat kendala dari pengaruh dalam implementasi tindakan, identifikasi penyebab terkendalanya tindakan, dan persoalan lain yang kemungkinan akan timbul. Pada kegiatan pengamatan yang peneliti amati yaitu: a.

  Melakukan observasi sesuai dengan format yang telah disiapkan dengan mencatat hal

  • – hal penting yang terjadi selama proses pembelajaran.

  b.

  Kegiatan saat proses pembelajaran berlangsung.

  c.

  Tanggung jawab siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

  4. Refleksi Kegiatan refleksi dilakukan untuk memahami dan memaknai segala sesuatu yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan hasil yang diperoleh akibat tindakan yang dilakukan. Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap berikutnya. Berdasarkan data yang telah dianalisis tersebut maka peneliti dapat menyimpulkan apakah semua kegiatan telah berjalann sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Pada tahap refleksi juga dilakukan perencanaan tindak lanjut siklus II untuk perbaikan kekurangan siklus I.

3.3.2 Siklus II

  Rencana tindakan pada siklus II terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, terhadap pengamatan, dan tahap refleksi. Rencana tindakan penelitian siklus II yang dilakukan di SDN Panjang 02 Ambarawa.

  1. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a.

  Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah berdasarkan hasil refleksi dari siklus I untuk mencari pemecahan masalah agar mendapatkan hasil yang memuaskan.

  b.

  Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Tema 7 Subtema 4 Pembelajarn 3 dan 4.

  c.

  Menyiapkan materi, alat peraga dan Lembar Kerja Kelompok.

  d.

  Mempersiapkan pedoman observasi.

  e.

  Menyususn alat penilaian yaitu berupa tes tertulis yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.

  2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Observasi tidak dapat dipisahkan dengan pelaksanan tindakan karena observassi dilakukan selama tindakan berlangsung. Kepala Sekolah berperan sebagai observer. Observer mengamati jalannya pembelajaran untuk menilai kemampuan guru dalam mengelola kelas serta aktivitas siswa dalam pembelajaran. Observer melakukan pengamatan terhadap proses pelaksanaan

  Penelitian Tindakan Kelas ini merupakan implementasi kegiatan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang ada yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Model Problem Based Learning (PBL). Pelaksanaan pada siklus II setiap pertemuan dengan alokasi waktu 6 x 35 menit. Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan Model Problem

  Based Learning (PBL) sebagai berikut: a.

  Kegiatan Pendahuluan (15 menit) 1) Guru memberi salam kepada siswa untuk membuka pembelajaran. 2) Siswa menjawab salam dari guru. 3) Guru bersama siswa berdoa bersama. 4) Guru melakukan presensi terhadap kehadiran siswa. 5) Guru bersama siswa menyanyikan lagu nasional. 6)

  Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan beberapa hal yang berkaitan dengan materi pembelajaran. 7)

  Guru menyampaikan tema, subtema, pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari pada hari ini.

  b.

  Kegiatan inti (180 menit) 1)

  Guru menampilkan gambar mengenai materi yang akan dipelajari untuk memancing rasa ingin tahu siswa. 2)

  Guru mengajukan permasalahan mengenai materi yang akan dipelajari hari ini. 3)

  Siswa diberi kesempatan untuk menjawab permasalahan yang diajukan oleh guru. 4)

  Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok secara berpasangan dengan teman sebangku. 5) Setiap kelompok mendapat permasalahan yang diberikan oleh guru. 6) Setiap kelompok mendiskusikan permasalahan yang didapat. 7) Siswa menuliskan hasil diskusinya pada lembar kerja kelompok.

  9) Siswa diberi kesempatan untuk menguji hipotesis dan menjawab kembali permasalahan yang telah diajukan oleh guru diawal pembelajaran berdasarkan konsep baru yang didapatkan.

  10) Guru membimbing siswa dalam menemukan jawaban dari permasalahan.

  11) Guru membagikan soal evaluasi kepada siswa. 12) Siswa mengerjakan soal evaluasi.

  c.

  Kegiatan Penutup (15 menit) 1)

  Siswa bersama guru membuat kesimpulan atas materi yang telah dipelajari pada hari ini. 2)

  Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. 3) Siswa diberi penguatan dan umpan balik. 4)

  Guru menanamkan nilai moral kepada siswa berdasarkan kegiatan pembelajaran pada hari ini. 5) Siswa bersama guru melakukan refleksi pembelajaran pada hari ini. 6)

  Siswa bersama guru berdoa bersama untuk menutup pembelajaran pada hari ini.

3. Pengamatan

  Dalam tahap ini, peneliti hanya memonitoring bagaimana proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Peneliti dapat melihat pengaruhnya dari tindakan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan. Selain itu, peneliti juga dapat melihat kendala dari pengaruh dalam implementasi tindakan, identifikasi penyebab terkendalanya tindakan, dan persoalan lain yang mungkin timbul. Pada kegiatan pengamatan yang peneliti amati, yaitu: a.

  Melakukan observasi sesuai dengan format yang telah disiapkan dan mencatat hal-hal penting yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.

  b.

  Kegiatan guru saat proses pembelajaran. e.

  Memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus I.

4. Refleksi a.

  Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus II berdasarkan data/ hasil observasi yang dilakukan.

  b.

  Membahas evaluasi hasil tentang skenario pembelajaran pada siklus II.

  c.

  Membahas evaluasi tindakan siklus II.

  • – Pada siklus II ini diharapkan sudah mampu untuk mencapai indikator indikator pencapaian dalam tujuan penelitian.

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah observasi, angket, dan tes. Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1. Observasi

  Menurut Supriyati (2011: 46) observasi adalah suatu cara untuk mengumpulkan data penelitian dengan mempunyai sifatdasar naturalistik yang berlangsung dalam konteks natural, pelakunya berpartisipasi secara wajar dalam interaksi.

  Dari pengertian di atas peneliti menyimpulkan bahwa, observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung ke dalam sekolah guna mendapatkan bukti- bukti berupa aktivitas guru dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung yang dapat mendukung hasil penelitian di SDN Panjang 02 Ambarawa khususnya pada kelas 2.

2. Angket

  Menurut Sugiyono (2008: 199) angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan ataupun pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

  Dari pengertian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahawa angket untuk dijawab yang digunakan untuk mengetahui tanggung jawab siswa kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa dalam proses pembelajaran.

3. Tes

  Menurut Djemari Mardapi (2012: 108) tes merupakan salah satu bentuk instrumen pengumpulan data yang digunakan untuk melakukan pengukuran. Tujuan melakukan tes adalah untuk mengetahui pencapaian belajar atau kompetensi yang telah dicapai siswa dalam bidang tertentu. Tes juga dapat berupa pertanyaan atau latihan

  • – latihan yang digunakan untuk mengukur pengetahuan, ketrampilan, maupun kemampuan yang dimiliki seseorang.

  Tes dalam penelitian ini berupa tes evaluasi yang berbentuk soal pilihan ganda, esai, dan uraian dalam rencana pembelajaran yang dilakukan diakhir pembelajaran pada setiap siklus guna untuk mengukur keberhasilan hasil belajar siswa kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa. Mata pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adaalah menggunakan pembelajaran tematik.

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

  Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari: 1.

   Observasi

  Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung ke dalam sekolah guna mendapatkan bukti

  • – bukti berupa aktivitas guru dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung yang dapat mendukung hasil penelitian di SDN Panjang 02 Ambarawa khususnya pada kelas 2. Adapun kisi
  • – kisi yang digunakan oleh peneliti disajikan dalam tabel 3.1 sebagai berikut.
Tabel 3.1 Kisi – kisi Instrumen Observasi Tindakan Guru dalam Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning

  

Membantu siswa dalam merencanakan karya yang sesuai seperti

laporan ataupun model.

  28

  Jumlah:

  26 Memberikan umpan balik terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. 27, 28

  25 Membimbing siswa menyimpulkan pembelajaran.

  5 Membimbing siswa melakukan evaluasi terhadap penyelidikan dan proses-proses yang digunakan.

  24

  Membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap penyelidikan dan proses-proses yang digunakan.

  23 Kegiatan Akhir Menganali sis dan mengevalu asi proses pemecahan masalah.

  22 Membantu siswa untuk berbagi tugas dengan temannya.

  4 Membimbing siswa dalam menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan ataupun model.

  20, 21

  17 Membimbing siswa dalam pemecahan masalah. 18, 19 Mengemba ngkan dan penyajikan hasil karya.

  

(PBL)

Langkah Pembelajar an Sintak PBL Indikator No. Item Jumlah Item

  5 Membimbing siswa dalam pelaksanaan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan.

  15, 16

  

Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai

dengan permasalahan.

  14 Membimbi ng penyelidik an individu maupun kelompok.

  4 Membantu siswa mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

  11, 12, 13

  Membantu siswa mendefinisikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

  10 Motivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah 6, 7, 8, 9 Kegiatan Inti Mengorga nisasi siswa untuk belajar.

  10 Menjelaskan tujuan pembelajaran.

  1, 2, 3, 4, 5

  Menjelaskan persiapan yang diperlukan untuk memulai pembelajaran.

  Kegiatan Awal Mengorien tasi siswa terhadap masalah.

  28

Tabel 3.2 Kisi – kisi Instrumen Observasi Tindakan Siswa dalam Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning

  17 Terlibat dalam pemecahan masalah. 18, 19 Mengembangk an dan penyajikan hasil karya.

  28

  Jumlah:

  26 Melakukan umpan balik terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. 27, 28

  25 Menyimpulkan pembelajaran.

  5 Melakukan evaluasi terhadap penyelidikan dan proses-proses yang digunakan.

  24

  Melakukan refleksi terhadap penyelidikan dan proses-proses yang digunakan.

  23 Kegiatan Akhir Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

  22 Mampu berbagi tugas dengan teman yang lain.

  4 Menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan ataupun model.

  Merencanakan karya yang sesuai seperti laporan ataupun model. 20, 21

  5 Melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan.

  

(PBL)

Langkah Pembela jaran

  Mengumpulkan informasi yang sesuai dengan permasalahan. 15, 16

  14 Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok.

  4 Mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

  11, 12, 13

  Mendefinisikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

  Inti Mengorganisa si siswa untuk belajar.

  10 Termotivasi oleh guru terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah 6, 7, 8, 9 Kegiatan

  10 Memperhatikan tujuan pembelajaran.

  1, 2, 3, 4, 5

  Mempersiapkan hal yang diperlukan untuk memulai pembelajaran.

  Kegiatan Awal Mengorientasi siswa terhadap masalah.

  

Sintak PBL Indikator No. Item

Jumlah Item

  28

  Based Learning

  Indikator yang dirumuskan pada kisi

  • – kisi observasi aktivitas guru dan siswa di atas sesuai dengan standar proses dan sintak model Problem

  (PBL). Dalam observasi ini, setiap butir pernyataan memiliki dua kategori jawaban ya (1), tidak (0). (Instrumen lembar observasi guru dan siswa dapat dilihat pada lampiran 5 dan lampiran 6).

2. Angket/ Kuesioner

   jika menjawab “Ya” dan  jika menjawab “Tidak”. Sistem penilaian

  dalam penelitian ini menggunakan skala likert, untuk item favorable dimana “Ya” (1) dan “Tidak” (0), sedangkan untuk item unfavorable dimana “Ya” (0) dan “Tidak” (1). Berikut ini adalah kisi – kisi instrumen tanggung jawab siswa kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa. (Instrumen lembar kuesioner tanggung jawab dapat dilihat pada lampiran 7).

Tabel 3.3 Kisi – kisi Instrumen Tanggung Jawab Siswa Aspek Indikator No. Item Jumlah Item Favorable Unfavorable

  Tanggung jawab dalam keberhasilan sekolah.

  Membuat laporan setiap kegiatan yang dilakukan dalam bentuk lisan maupun tulisan.

  Angket adalah teknik pengumpulan data berupa pertanyaan ataupun pernyataan untuk dijawab yang digunakan untuk mengetahui tanggung jawab siswa kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini menggunakan angket tertutup yang terdiri dari 11 item favorable dan 9 item unfavorable dengan total 20 item pernyataan, dimana responden diminta untuk menjawab dengan memberikan cek list pada tabel

  5 Melakukan tugas tanpa disuruh. 6, 8, 9 7, 10

  5 Menunjukkan prakarsa untuk mengatasi masalah dalam lingkup terdekat. 14, 15 11, 12, 13

  5 Menghindarkan kecurangan dalam pelaksanaan tugas. 16, 18, 20 17, 19

  5 Tanggung jawab dalam keberhasilan kelas.

  

Pelaksanaan tugas piket secara teratur. 21, 22 23, 24, 25

  5 Peran serta aktif dalam kegiatan sekolah. 26, 28 27, 29, 30

  5 Mengajukan usul pemecahan masalah. 32, 33, 34 31, 35

  5

  2, 3, 4 1, 5

3. Tes

  Tes dalam penelitian ini berupa tes evaluasi yang berbentuk soal pilihan ganda dalam rencana pembelajaran yang dilakukan diakhir pembelajaran pada setiap siklus guna untuk mengukur keberhasilan hasil belajar siswa kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa. Mata pelajaran yang digunakan adalah menggunakan pembelajaran tematik. Yaitu pada Tema 7 Kebersamaan Subtema 2 dan Subtema 4 pada Pembelajaran 3 dan 4, dengan muatan matapelajaran Bahasa Indonesia, PPKn, dan Matematika. Berikut ini kisi-kisi instrumen soal evaluasi hasil belajar siklus I dan siklus II. (Instrumen soal evaluasi siklus I dan siklus IIdapat dilihat pada lampiran 8 dan lampiran 10).

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Soal Evaluasi Hasil Belajar Siklus I. Ranah Nomer Jumlah Kompetensi Dasar Indikator Kognitif Item Item PPKn

  3.3.1 Mengelompokkan karakteristik teman sekolah berdasarkan jenis C4

  13

  2 3.3 Mengidentifikasi kelamin. 14 jenis-jenis

  3.3.2 Menyelidiki karakteristik teman sekolah berdasarkan jenis kelamin. C3

  15 keberagaman

  16

  4 karakteristik 17 individu di 18 sekolah.

  3.3.3 Mengelompokkan karakteristik teman sekolah berdasarkan suku/ asal C4

  19

  2 daerahnya.

  20

  3.3.4 Menentukan sikap yang baik terhadap teman yang berbeda jenis C3

  21

  2 kelamin dan daerah asal.

  22 Bahasa Indonesia

  3.9.1 Siswa mampu menemukan kata sapaan dalam dongeng dengan benar. C3

  1

3.9 Menentukan

  2

  3 kata sapaan 3 dalam

  3.9.2 Membedakan kata sapaan dan bukan kata sapaan dalam dongen C2

  4 dongeng dengan benar.

  5 secara lisan

  6

  5 dan tulis.

  7

  8

  3.9.3 Menuliskan kata sapaan dengan benar. C1

  9

  2

  10

  3.9.4 Mendefinisikan penggunaan kata sapaan dengan benar. C2

  11

  2

  12 Matematika C3

  23 3.7.1 Menentukan pecahan dengan benar.

3.7 Menjelaskan

  24

  4 pecahan 25 m

  26 C3

  27 enggunakan

  3.7.2 Menghitung pecahan yang berkaitan dengan kehidupan benda-benda 28 sehari-hari. konkret

  29 dalam 30 kehidupan 31 sehari-hari.

  32

  11

  33

  34

  35

  36

  37

Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Soal Evaluasi Hasil Belajar Siklus II. Kompetensi Dasar Indikator Ranah Kognitif Nomer Item Jumlah Item PPKn

  6

  3.7.2 Menghitung pecahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

  26

  25

  24

  23

  22

  21

  27

  C3

  3.7.1 Menentukan pecahan dengan benar.

  3.7 Menjelaskan pecahan mengguna kan benda- benda konkret dalam kehidupan sehari- hari.

  10 Matematika

  2

  9

  C3

  6

  8

  6

  38

  38 Total

  37

  36

  35

  34

  33

  28

  C1

  3.7.3 Menyatakan pecahan yang bersesuaian dengan bagian dari keseluruhan suatu benda konkrit.

  32

  31

  30

  29

  3.9.3 Menuliskan kata sapaan dengan benar. C1

  7

  3.3 Mengident ifikasi jenis-jenis keberagam an karakterist ik individu di sekolah.

  13

  16

  C3

  3.3.3 Menentukan karakteristik teman sekolah berdasarkan suku/ asal daerahnya.

  15

  14

  3

  C3

  17

  3.3.2 Mengelompokkan karakteristik teman sekolah berdasarkan kegemarannya.

  12

  2

  11

  C4

  3.3.1 Mengidentifikasi karakteristik teman sekolah berdasarkan kegemarannya.

  3

  18

  6

  2

  5

  5

  4

  C2

  3.9.2 Membedakan kata sapaan dan bukan kata sapaan dalam dongen dengan benar.

  3

  3

  3.3.4 Menentukan sikap yang baik terhadap teman yang berbeda kegemaran dan suku.

  1

  3.9.1 Menemukan kata sapaan dalam dongeng dengan benar. C3

  3.9 Menentukan kata sapaan dalam dongeng secara lisan dan tulis.

  20 Bahasa Indonesia

  2

  19

  C3

  38

3.5 Uji Instrumen Pengumpulan Data

  3.5.1 Uji Validitas

  Validitas adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item untuk mengukur apa yang seharusnya (Sujono A, 2001: 25). Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010: 211) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Sehubungan dengan pengertian validitas tersebut, validitas tentukan dengan rumus berikut ini. r hitung > r tabel  valid r hitung < r tabel  tidak valid

  Rumus untuk mencari r tabel Df = n

  • – 2 Dimana n = jumlah siswa keseluruhan.

  3.5.2 Uji Reliabilitas

  Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010: 221). Pengukuran tingkat reliabilitas instrumen soal dalam penelitian ini menggunakan

  Cronbach’s Alpha.

  Besarnya koefisien Alpha merupakan tolak ukur dari tingkat reliabilitasnya. Tahapan uji reliabilitas ini menggunakan Program SPSS (Statistical Product and service Solution).

  Seperti yang terdapat dalam buku Asesmen Pembelajaran SD yang ditulis oleh Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2012: 346) kriteria indeks reliabilitas tersaji melalui tabel 3.3 berikut ini.

Tabel 3.6 Kriteria Indeks Reliabilitas No. Indeks Kriteria

  Sangat Reliabel 1. 0,81 – 1,00 2.

   < 0,80 – 0,06 Reliabel 3. < 0,60 – 0,40 Cukup Reliabel 4. < 0,40 – 0,20 Agak Reliabel

  Kurang Reliabel 5. < 0,20

  (Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner tanggung jawab, soal evaluasi siklus I dan siklus II dengan menggunakan SPSS dapat dilihat pada lampiran 12, lampiran 13, dan lampiran 14).

3.6 Indikator Kinerja

  3.6.1 Indikator Proses

  Keberhasilan dapat dilihat dari perubahan dalam proses pembelajaran pada Tema 7 Subtema 2 dan Subtema 4 dengan menggunakan model pembeljaran Problem Based Learning (PBL) dengan urut dan sistematis serta terjadi peningkatan tanggung jawab siswa.

  3.6.2 Indikator Hasil

  Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini sesuai dengan judul penelitian yaitu tanggung jawab dan hasil belajar. Indikator hasil tanggung jawab diukur dengan menggunakan kuesioner sehingga dapat diketahui adanya peningkatan dari kondisi awal ke kondisi akhir. Sedangkan hasil belajar siswa diukur menggunakan soal evaluasi siklus I dan siklus II. Hasil dari setiap siklus digunakan untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa. Ketuntasan Minimal (KKM) kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa untuk muatan PPKn adalah

  75, sedangkan batas nilai KKM untuk muatan Bahasa Indonesia dan Matematika adalah 65.

3.7 Teknik Analisis Data

  Data dianalisis dengan menggunakan teknik deskripsi kuantitatif dan kualitatif. Data yang diperoleh dari hasil tes yang berbentuk pilihan ganda yaitu dan cek list dari guru dan siswa, serta hasil lembar kuesioner dari siswa yang berupa keterangan dan penjelasan.

  Kemudian data kuantitatif dan kualitatif tersebut dianalisis menggunakan deskriptif komparatif dengan membandingkan kondisi pada siklus I dan II. Dari hasil perbandingan tersebut dapat diketahui bahwa peningkatan kualitas pembelajaran yaitu proses pembelajaran dan hasil pembelajaran pada kegiatan belajar menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

  Analisis kuesioner tanggung jawab kondisi awal dan kondisi akhir dihitung dengan menggunakan PAP Tipe 1 (Masidjo, 1995:153) dengan ketentuan Sangat Bertanggung Jawab, Bertanggung Jawab, Cukup Bertanggung Jawab, Tidak Bertanggung Jawab, dan Sangat Tidak Bertanggung Jawab. Berikut ini adalah tabel rentang skor dengan PAP Tipe 1.

Tabel 3.7 Tingkat Penguasaan Kompetensi dengan PAP Tipe 1 Tingkat

  Penguasaan Kriteria Kompetensi

  90% - 100% Sangat Bertanggung Jawab (SB) 80% - 89% Bertanggung Jawab (B) 65% - 79% Cukup Bertanggung Jawab (CB) 55% - 64% Tidak Bertanggung Jawab (TB)

  < 55% Sangat Tidak Bertanggung Jawab (STB) Berdasarkan tabel 3.7 di atas digunakan untuk menentukan rentang skor tanggung jawab siswa, dengan ketentuan siswa yang dianggap bertanggung jawab adalah siswa yang mampu memenuhi kriteria minimal Cukup Bertanggung Jawab. Peneliti menghitung data kuesioner dengan mencari rata- rata setiap indikator, presentase setiap indikator, rata-rata secara keseluruhan, dan persentase secara keseluruhan. Perhitungan data tersebut dapat dilihat berdasarkan langkah-langkah berikut ini:

  • – Siswa yang tidak termasuk kriteria bertanggung jawab e.

  Berdasarkan rumus diatas maka diperoleh rentang skor setiap indikator tanggung jawab dan rentang skor tanggung jawab secara keseluruhan berikut ini.

  Tidak Bertanggung Jawab (TB) < 55% < 41,8 Sangat Tidak Bertanggung Jawab (STB)

  Cukup Bertanggung Jawab (CB) 55% - 64% 41,8

  Bertanggung Jawab (B) 65% - 79% 49,4

  Sangat Bertanggung Jawab (SB) 80% - 89% 60,8

  90% - 100% 68,4

Tabel 3.8 Rentang Skor Indikator 1 Tingkat Penguasaan Kompetensi Rentang Skor Kriteria

  Jadi skor maksimal= 76.

  Indikator 1 Indikator 1 terdiri dari 2 pernyataan dengan 28 responden, sehingga didapat skor maksimal= jumlah pernyataan x jumlah responden.

  Presentase Skor = x 100

  Menghitung presentase jumlah siswa yang minimal cukup bertanggung jawab

  Jumlah siswa yang minimal cukup bertanggung jawab (CB) = Jumlah siswa

  Jumlah siswa yang minimal cukup bertanggung jawab

  Nilai = d.

  Menghitung nilai rata-rata kemampuan bertanggung jawab

  Skor rata-rata = c.

  Menghitung skor rata-rata

  b.

1. Rentang Skor Setiap Indikator Tanggung Jawab a.

  • – 76
  • – 67,64
  • – 60,04
  • – 48,64
b.

  Indikator 2 Indikator 2 terdiri dari 4 pernyataan dengan 28 responden, sehingga didapat skor maksimal= jumlah pernyataan x jumlah responden.

  Jadi skor maksimal= 152.

Tabel 3.9 Rentang Skor Indikator 2 Tingkat Rentang Penguasaan Kriteria Skor Kompetensi

  90% - 100% 136,8 Sangat Bertanggung Jawab (SB)

  • – 152 80% - 89% 121,6 Bertanggung Jawab (B)
  • – 135,3 65% - 79% 98,8 Cukup Bertanggung Jawab
  • – 120,1 55% - 64% 83,6 Tidak Bertanggung Jawab (TB)
  • – 97,3 < 55% < 83,6 Sangat Tidak Bertanggung Jawab (STB) c.

  Indikator 3 Indikator 3 terdiri dari 4 pernyataan dengan 28 responden, sehingga didapat skor maksimal= jumlah pernyataan x jumlah responden.

  Jadi skor maksimal= 152.

Tabel 3.10 Rentang Skor Indikator 3 Tingkat Rentang Penguasaan Kriteria Skor Kompetensi

  90% - 100% 136,8 Sangat Bertanggung Jawab (SB)

  • – 152 80% - 89% 121,6 Bertanggung Jawab (B)
  • – 135,3 65% - 79% 98,8 Cukup Bertanggung Jawab >– 120,1 55% - 64% 83,6 Tidak Bertanggung Jawab (TB)
  • – 97,3 < 55% < 83,6 Sangat Tidak Bertanggung Jawab (STB)
d.

  Indikator 4 Indikator 4 terdiri dari 4 pernyataan dengan 28 responden, sehingga didapat skor maksimal= jumlah pernyataan x jumlah responden.

  Jadi skor maksimal= 152.

Tabel 3.11 Rentang Skor Indikator 4 Tingkat Rentang Penguasaan Kriteria Skor Kompetensi

  90% - 100% 136,8 Sangat Bertanggung Jawab (SB)

  • – 152 80% - 89% 121,6 Bertanggung Jawab (B)
  • – 135,3 65% - 79% 98,8 Cukup Bertanggung Jawab
  • – 120,1 55% - 64% 83,6 Tidak Bertanggung Jawab (TB)
  • – 97,3 < 55% < 83,6 Sangat Tidak Bertanggung Jawab (STB) e.

  Indikator 5 Indikator 5 terdiri dari 3 pernyataan dengan 28 responden, sehingga didapat skor maksimal= jumlah pernyataan x jumlah responden.

  Jadi skor maksimal= 114.

Tabel 3.12 Rentang Skor Indikator 5 Tingkat Rentang Penguasaan Kriteria Skor Kompetensi

  90% - 100% 102,6 Sangat Bertanggung Jawab (SB)

  • – 114 80% - 89% 91,2 Bertanggung Jawab (B)
  • – 101,5 65% - 79% 74,1 Cukup Bertanggung Jawab >– 90,6 55% - 64% 62,7 Tidak Bertanggung Jawab (TB)
  • – 72,9 < 55% < 62,7 Sangat Tidak Bertanggung Jawab (STB)
Rentang Skor Tanggung Jawab Secara Keseluruhan

  • – 152
  • – 135,3
  • – 120,1
  • – 97,3
  • – 190
  • – 169,1
  • – 150,1
  • – 121,6
responden, sehingga skor maksimal secara keseluruhan= jumlah pernyataan x jumlah responden. Jadi skor maksimal secara keseluruhan= 988.

  Indikator 7 Indikator 7 terdiri dari 5 pernyataan dengan 28 responden, sehingga didapat skor maksimal= jumlah pernyataan x jumlah responden.

  Cukup Bertanggung Jawab (CB) 55% - 64% 104,5

  Bertanggung Jawab (B) 65% - 79% 123,5

  Sangat Bertanggung Jawab (SB) 80% - 89% 152

  90% - 100% 171

Tabel 3.14 Rentang Skor Indikator 7 Tingkat Penguasaan Kompetensi Rentang Skor Kriteria

  Jadi skor maksimal= 190.

  Tidak Bertanggung Jawab (TB) < 55% < 83,6 Sangat Tidak Bertanggung Jawab (STB) g.

  f.

  Cukup Bertanggung Jawab (CB) 55% - 64% 83,6

  Bertanggung Jawab (B) 65% - 79% 98,8

  Sangat Bertanggung Jawab (SB) 80% - 89% 121,6

  90% - 100% 136,8

Tabel 3.13 Rentang Skor Indikator 6 Tingkat Penguasaan Kompetensi Rentang Skor Kriteria

  Jadi skor maksimal= 152.

  Indikator 6 Indikator 6 terdiri dari 4 pernyataan dengan 28 responden, sehingga didapat skor maksimal= jumlah pernyataan x jumlah responden.

  Tidak Bertanggung Jawab (TB) < 55% < 104,5 Sangat Tidak Bertanggung Jawab (STB) 2.

  Tabel 3. 15 Rentang Skor Secara Keseluruhan Tingkat Penguasaan Kompetensi Rentang Skor Kriteria

  90% - 100% 889,2

  Sangat Bertanggung Jawab (SB) 80% - 89% 790,4

  • – 988

  Bertanggung Jawab (B) 65% - 79% 642,2

  • – 879,3

  Cukup Bertanggung Jawab (CB) 55% - 64% 543,4

  • – 780,5

Dokumen yang terkait

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Diskripsi Penelitian Antar Siklus - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis pada Mata

0 1 32

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas 5 Sekolah Dasar Negeri 1 Banyukembar

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas 5 Sekolah Dasar Negeri 1 Banyukembar

0 33 154

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dalam Pembelajaran Tematik Siswa

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dalam Pembelajaran Tematik Siswa Kelas 4 SD Negeri Blotongan 02 Salatiga

0 0 19

3.1 Jenis dan Setting 3.1.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dalam Pembelajaran Tematik

0 0 17

4.2 Kondisi Awal - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dalam Pembelajaran Tematik Siswa Kelas 4 SD Negeri Blot

0 0 37

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dalam Pembelajaran Tematik Siswa Kelas 4 SD Negeri Blotongan 02 Salatiga

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dalam Pembelajaran Tematik Siswa Kelas 4 SD Negeri Blotongan 02 Salatiga

0 1 81

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Tanggung Jawab dan Hasil Belajar Siswa Kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa Tahun Pelajaran 2017/ 2018

0 1 22