Dekomposisi Serasah Daun Mangrove Rhizophora apiculata di Desa Bagan Asahan Kecamatan Tanjungbalai Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara
63
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
64
Lampiran 1. Alat dan Bahan Penelitian
Kantung Serasah
Timbangan Analitik
GPS
Refraktometer
pH Meter
Oven
Universitas Sumatera Utara
65
Lampiran 1. Lanjutan
Thermometer
Meteran
Benang Nylon
Toolbox
Tali Rafia
Jarum Jahit
Universitas Sumatera Utara
66
Botol Winkler
Erlenmeyer
Jarum Suntik
Gunting
Kamera Digital
Kantong Plastik
Universitas Sumatera Utara
67
Lampiran 1. Lanjutan
Alat Tulis
Serasah Daun Mangrove R. apiculata
KOH-KI, Amilum, H2SO4, MNSO4
Na2S2O3
Aquadest
Tissue
Amplop
Universitas Sumatera Utara
68
Lampiran 2. Prosedur Penelitian
a
b
Pengambilan Serasah Daun Mangrove
R. apiculata
c
Kantung Berisi Serasah Seberat 50 g
diikat di Lantai Hutan Pohon
e
Serasah Dikeringkan Diatas Koran
Ditimbang Seberat 50 g
d
Kantung Serasah Diambil Setiap
Periode Pangamatan
f
Sampel Serasah Diovenkan
Universitas Sumatera Utara
69
Lampiran 3. Pengukuran Fisika dan Kimia Perairan
Pengukuran Suhu
Pengukuran Salinitas
Pengukuran pH
Hasil Pengamatan Salinitas
Pengambilan Sampel Air untuk DO
Universitas Sumatera Utara
70
Lampiran 4. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Oksigen Terlarut
(DO)
Sampel Air
1 ml MnSO4
1 ml KOH-KI
Dikocok
Didiamkan
Sampel dengan endapan
putih/coklat
1 ml H2SO4
Dikocok
Didiamkan
Larutan Sampel Bewarna Cokelat
Diambil sebanyak 100 ml
Ditetesi Na2S2O3 0,0125 N
Sampel Berwarna Kuning Pucat
Ditambahkan 5 tetes amilum
Sampel Berwarna Biru
Ditetesi Na2S2O3 0,0125 N
Sampel Bening
Dihitung volume Na2S2O3
yang terpakai (=DO akhir)
Hasil
Universitas Sumatera Utara
71
Lampiran 5. Pengukuran Oksigen Terlarut
a.
b.
Pengambilan Sampel Air untuk DO
c.
Dimasukkan 1 ml MnSO4
d.
Dimasukkan 1 ml KOH-KI
e.
Didiamkan (Sampel dengan Endapan
Putih/Cokelat)
Dikocok
f.
Dimasukkan 1 ml H2SO4
Universitas Sumatera Utara
72
Lampiran 1. Lanjutan
g.
Dikocok
i.
h.
Didiamkan (Sampel Bewarna Cokelat)
j.
Diambil sebanyak 100 ml
k.
Sampel Berwarna Kuning Pucat
Ditetesi Na2S2O3 0,0125 N
l.
Ditambahkan 5 tetes Amilum
Universitas Sumatera Utara
73
Lampiran 1. Lanjutan
m.
n.
Sampel Berwarna Biru
Ditetesi Na2S2O3 0,0125 N
o.
Sampel Bening/Hasil (Dihitung
volume Na2S2O3 yang terpakai
=DO akhir)
Universitas Sumatera Utara
74
Lampiran 6. Laju Dekomposisi serasah R. apiculata
Bobot kering (g) dan atau sisa daun R. apiculata tiap ulangan dari hari ke- 15
sampai dengan hari ke-90
Waktu
Stasiu
Ulangan
n
0
15
30
45
60
75
90
50
26,1
20,1 17,5 14,1
9,3
2
U1
50
32,8
30,2 23,4 10,7
9,3
2,1
U2
I
50
27,8
26,3 18,3 13,5
9,2
2,6
U3
150
86,7
76,6 59,2 38,3
27,8
6,7
Total
50
28,9
25,53 19,73 12,76
9,27
2,23
Rata-rata
50
33,2
22,2
18
10,9
5,2
1,4
U1
50
20
17,6 13,2 12,2
11,8
4,4
U2
II
50
34,3
21,5 17,1 14,3
11
4,1
U3
150
87,5
61,3 48,3 37,4
28
9,9
Total
50
29,17 20,43 16,1 12,47
9,33
3,3
Rata-rata
50
34,2
26,8 19,1 18,7
10,2
7,1
U1
50
30,5
19,8 10,5 10,1
8,8
2,8
U2
III
50
39,1
24,2
15
13
8,8
3,2
U3
150 103,8
70,8 44,6 41,8
27,8
13,1
Total
50
34,6
23,6 14,86 13,93
9,27
4,37
Rata-rata
Nilai konstanta laju dekomposisi (k)
Stasiun
I
II
III
15
13,65
13,17
9,02
30
8,17
11,09
9,14
Waktu
45
60
7,64
8,4
9,18
8,6
10
7,92
75
8,34
8,09
8,34
90
13,04
11,42
10,24
Ratarata
9,87
10,25
9,11
Perhitungan Laju Dekomposisi
Xt = X0 . e – kt
Jadi : ln (Xt/X0) = -kt
Keterangan :
Xt
: Berat serasah setelah periode pengamatan ke-t
X0
: Berat serasah awal
e
: Bilangan logaritma natural (2,72)
k
: Nilai laju dekomposisi
t
: Periode pengamatan
Universitas Sumatera Utara
75
Lampiran 6. Lanjutan
Hari ke-15
= 0,041
Stasiun I
X0
= 50
Xt
= 28,9
t
= 0,041
-kt
= ln
= ln 0,51
-0,041 k = -0,57
k
=
= 13,65
Stasiun II
X0
= 50
Xt
= 29,17
t
= 0,041
-kt
= ln
= ln 0,58
-0,041 k = -0,54
k
=
= 13,17
Universitas Sumatera Utara
76
Lampiran 6. Lanjutan
Stasiun III
X0
= 50
Xt
= 34,6
t
= 0,041
-kt
= ln
= ln 0,69
-0,041 k = -0,37
k
=
= 9,02
Hari ke- 30
= 0,082
Stasiun I
X0
= 50
Xt
= 25,53
t
= 0,082
-kt
= ln
= ln 0,51
-0,082 k = -0,67
k
=
= 8,17
Universitas Sumatera Utara
77
Lampiran 6. Lanjutan
Stasiun II
X0
= 50
Xt
= 20,43
t
= 0,082
-kt
= ln
= ln 0,40
-0,082 k = -0,91
k
=
= 11,09
Stasiun III
X0
= 50
Xt
= 23,6
t
= 0,082
-kt
= ln
= ln 0,47
-0,082 k = -0,75
k
=
= 9,14
Hari ke- 45
= 0,123
Universitas Sumatera Utara
78
Lampiran 6. Lanjutan
Stasiun I
X0
= 50
Xt
= 19,73
t
= 0,123
-kt
= ln
= ln 0,39
-0,123 k = -0,94
k
=
= 7,64
Stasiun II
X0
= 50
Xt
= 16,1
t
= 0,123
-kt
= ln
= ln 0,32
-0,123 k = -1,13
k
=
= 9,18
Stasiun III
X0
= 50
Xt
= 14,87
Universitas Sumatera Utara
79
Lampiran 6. Lanjutan
t
-kt
= 0,123
= ln
= ln 0,29
-0,123 k = -1,23
k
=
= 10
Hari ke- 60
= 0,164
Stasiun I
X0
= 50
Xt
= 12,77
t
= 0,164
-kt
= ln
= ln 0,25
-0,164 k = -1,38
k
=
= 8,4
Stasiun II
X0
= 50
Xt
= 12,47
Universitas Sumatera Utara
80
Lampiran 6. Lanjutan
t
-kt
= 0,164
= ln
= ln 0,24
-0,164 k = -1,42
k
=
= 8,6
Stasiun III
X0
= 50
Xt
= 13,93
t
= 0,164
-kt
= ln
= ln 0,27
-0,164 k = -1,30
k
=
= 7,92
Hari ke- 75
= 0,205
Stasiun I
X0
= 50
Xt
= 9,27
t
= 0,205
Universitas Sumatera Utara
81
Lampiran 6. Lanjutan
-kt
= ln
= ln 0,18
-0,205 k = -1,71
k
=
= 8,34
Stasiun II
X0
= 50
Xt
= 9,33
t
= 0,205
-kt
= ln
= ln 0,19
-0,205 k = -1,66
k
=
= 8,09
Stasiun III
X0
= 50
Xt
= 9,27
t
= 0,205
-kt
= ln
= ln 0,18
-0,205 k = -1,71
Universitas Sumatera Utara
82
Lampiran 6. Lanjutan
k
=
= 8,34
Hari ke- 90
= 0,246
Stasiun I
X0
= 50
Xt
= 2,23
t
= 0,246
-kt
= ln
= ln 0,04
-0,246 k = -3,21
k
=
= 13,04
Stasiun II
X0
= 50
Xt
= 3,30
t
= 0,246
-kt
= ln
= ln 0,06
-0,246 k = -2,81
Universitas Sumatera Utara
83
Lampiran 6. Lanjutan
k
=
= 11,42
Stasiun III
X0
= 50
Xt
= 4,37
t
= 0,246
-kt
= ln
= ln 0,08
-0,246 k = -2,52
k
=
= 10,24
Universitas Sumatera Utara
84
Lampiran 7. Prosedur Penetapan Kadar C, N, dan P
Penetapan Unsur Hara Karbon (C)
Metode Walkley & Black
1. Ditimbang 2 g daun kering oven, dimasukkan kedalam Erlenmeyer 500 cc.
2. Ditambahkan 5 ml K2CrO7 1 N (menggunakan pipet) kemudian goncang
dengan tangan.
3. Ditambahkan 10 ml H2SO4 pekat, kemudian digoncang 3-4 menit,
diamkan selama 30 menit.
4. Ditambahkan 100 ml air uling dan 5 ml H3PO4 85%, NaF 4% 2,5 ml,
kemudian ditambahkan 5 tetes diphenylamine, digoncang sampai larutan
berwarna biru tua kehijauan kotor.
5. Dititrasi dengan Fe(NH4)2(SO4)2 0,5 N dari buret hingga berubah warna
menjadi hijau terang.
6. Dilakukan kerja lagi (tanpa daun) untuk mendapatkan volume titrasi
Fe(NH4)2(SO4)2 0,5 N untuk blanko.
Penetapan Unsur Hara Nitrogen (N)
Destruksi Basah
1. Ditimbang 0,5 g contoh daun yang telah digiling dan lolos ayakan 40
mesh, tempatkan pada tabung reaksi.
2. Ditambahkan 2,5 ml H2SO4 pekat, biarkan semalam.
3. Kemudian panaskan pada elektrotermal, mula-mula pada suhu rendah dan
kemudian naikkan sedikit demi sedikit selama ±30 menit.
4. Ditetesi dengan H2O2 5 tetes selang ±10 menit kemudian diulangi
berulang-ulang hingga cairan dalam tabung menjadi jernih.
Universitas Sumatera Utara
85
Lampiran 7. Lanjutan
5. Dinginkan, encerkan dengan H2O dan saring ke labu 50 ml. Penuhkan
sampai tanda garis 50 ml. (Cairan ini = cairan destruksi pekat untuk
analisis N).
6. Diambil 20 ml pipet cairan destruksi pekat (dari ekstraksi destruksi
basah), tempatkan ke dalam tabung destilasi dan tambahkan H2O 50 ml.
7. Ditempatkan tabung destilasi di alat destilasi N. Tambahkan NaOH 40%
±15 ml (langsung pada alat).
8. Hasil destilasi berupa amoniak ditampung pada erlenmeyer 250 cc yang
berisi 25 ml H3BO3 4% dan ditetesi indikator campuran.
9. Amoniak hasil destilasi di ukur dengan mentitrasi dengan HCl 1 N sampai
warna berubah dari hijau ke warna merah.
Penetapan Unsur Hara Fosfor (P)
1. Diambil dengan pipet 5 ml cairan dekstruksi encer dari ekstraksi
dekstruksi basah atau cairan dari ekstraksi pengabuan kering dimasukkan
kedalam tabung reaksi.
2. Ditambahkan 10 ml reagen fosfat B biarkan ± 10 menit. Kemudian ukur
transmitance (absorbance) pada spectronic dengan 600 nm.
3. Dilakukan pada larutan standar 0-2-4-6-8 dan 10 ppm P, dengan cara
mengambil dengan pipet masing-masing 5 ml dan ditambhakan 10 ml
reagen fosfat B, dan diukur pada spectronic.
Universitas Sumatera Utara
86
Lampiran 8. Hasil Analisis Kandungan Unsur Hara C, N, dan P pada Serasah
Daun R. apiculata
Kandungan Unsur Hara Karbon (C)
Hari Pengamatan
Stasiun
0
30
60
I
15,95
14,50
15,10
II
15,95
15,10
14,37
III
15,95
13,49
14,26
Total
47,85
43,09
43,73
Rata-rata 15,95
14,36
14,57
Kandungan Unsur Hara Nitrogen (N)
Hari Pengamatan
Stasiun
0
30
60
I
2,97
2,46
2,41
II
2,97
2,38
2,30
III
2,97
2,40
2,42
Total
8,91
7,24
7,13
Rata-rata
2,97
2,41
2,37
Kandungan Unsur Hara Fosfor (P)
Hari Pengamatan
Stasiun
0
30
60
0,02
0,02
0,02
I
0,02
0,03
0,02
II
0,02
0,02
0,01
III
0,06
0,07
0,05
Total
0,02
0,02
0,01
Rata-rata
90
16,24
15,29
15,42
46,95
15,65
90
2,69
2,57
2,75
8,01
2,67
Ratarata
15,44
15,17
14,78
45,40
15,13
Ratarata
2,63
2,55
2,63
7,82
2,60
90
Ratarata
0,02
0,02
0,01
0,05
0,01
0,02
0,02
0,01
0,05
0,01
Rasio C/N
Stasiun
I
II
III
Total
Rata-rata
Hari Pengamatan
30
60
90
5,89
6,34
5,62
6,26
6,24
5,89
6,03
5,94
5,60
18,18
18,52
17,11
6,06
6,17
5,70
Universitas Sumatera Utara
87
Lampiran 9. Makrobenthos yang Terdapat dalam Kantong Serasah Daun
R. apiculata
Makrobenthos
Stasiun
Hari
Ulangan
I
15
15
15
30
30
30
45
45
45
60
60
60
75
75
75
90
90
90
15
15
15
30
30
30
45
45
45
60
60
60
75
75
75
90
90
90
U1
U2
U3
U1
U2
U3
U1
U2
U3
U1
U2
U3
U1
U2
U3
U1
U2
U3
U1
U2
U3
U1
U2
U3
U1
U2
U3
U1
U2
U3
U1
U2
U3
U1
U2
U3
II
Lumbrineris
latreilli
1
3
1
1
1
4
1
1
1
1
1
1
1
Littoraria
intermedia
2
2
4
1
1
1
1
1
3
1
-
Cirolanidae
sp
3
5
2
3
2
1
4
2
6
5
3
3
8
4
8
18
10
11
2
3
1
2
3
3
3
1
1
9
5
5
8
4
6
13
12
12
Uca
sp.
5
2
1
1
1
1
1
1
2
2
2
1
1
1
1
3
2
1
2
1
1
-
Jumlah
Universitas Sumatera Utara
11
9
6
5
2
5
4
4
7
6
3
5
11
7
14
19
15
13
2
3
1
2
4
3
4
2
2
12
8
5
9
5
8
16
13
13
88
III
15
15
15
30
30
30
45
45
45
60
60
60
75
75
75
90
90
90
U1
U2
U3
U1
U2
U3
U1
U2
U3
U1
U2
U3
U1
U2
U3
U1
U2
U3
1
1
1
-
1
-
2
2
3
3
3
1
1
4
2
4
7
2
8
8
3
10
14
10
1
1
2
1
1
Universitas Sumatera Utara
2
2
3
3
4
1
2
5
2
4
8
2
8
9
3
10
16
11
89
Lampiran 10. Data Parameter Fisika Kimia Perairan
Stasiun
I
II
III
Kisaran
Rata-rata
I
II
III
Kisaran
Rata-rata
I
II
III
Kisaran
Rata-rata
I
II
III
Kisaran
Rata-rata
I
II
III
Kisaran
Rata-rata
I
II
III
Kisaran
Rata-rata
Hari
Ke15
30
45
60
75
90
Parameter Fisika dan Kimia Perairan
Salinitas
Suhu
DO
Ph
(0C)
(mg/l)
(‰)
31
7
6,1
3
27
5
6,5
2
28
5
6,4
2
27-31
5-7
6,1-6,5 3,0-5,0
28,67
5,67
6,33
2,33
31
16
6,4
2,6
32
15
6,5
2,6
29
14
6,5
2,2
29-32
14-16
6,4-6,5 2,2-2,6
30,67
15
6,47
2,47
32
9
7,4
3,3
32
3
7,7
3,5
31
3
7,8
3,0
31-32
3-9
7,4-7,8 4,7-6,8
31,67
5
7,63
3,27
30
15
6,8
2,0
29
13
7,3
3,0
30
7
7,1
2,5
29-30
7-15
6,8-7,3 2,0-4,0
29,67
11,67
7,07
2,5
31
16
7,7
2,1
30
15
7,8
3,0
31
14
7,6
2,6
30-31
14-16
7,6-7,8 2,0-3,0
30,67
15
7,7
2,57
31
11
7,8
3,1
32
10
7,9
3,0
33
11
7,8
2,1
31-33
10-11
7,8-7,9 3,0-4,0
32
10,67
7,83
2,73
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
64
Lampiran 1. Alat dan Bahan Penelitian
Kantung Serasah
Timbangan Analitik
GPS
Refraktometer
pH Meter
Oven
Universitas Sumatera Utara
65
Lampiran 1. Lanjutan
Thermometer
Meteran
Benang Nylon
Toolbox
Tali Rafia
Jarum Jahit
Universitas Sumatera Utara
66
Botol Winkler
Erlenmeyer
Jarum Suntik
Gunting
Kamera Digital
Kantong Plastik
Universitas Sumatera Utara
67
Lampiran 1. Lanjutan
Alat Tulis
Serasah Daun Mangrove R. apiculata
KOH-KI, Amilum, H2SO4, MNSO4
Na2S2O3
Aquadest
Tissue
Amplop
Universitas Sumatera Utara
68
Lampiran 2. Prosedur Penelitian
a
b
Pengambilan Serasah Daun Mangrove
R. apiculata
c
Kantung Berisi Serasah Seberat 50 g
diikat di Lantai Hutan Pohon
e
Serasah Dikeringkan Diatas Koran
Ditimbang Seberat 50 g
d
Kantung Serasah Diambil Setiap
Periode Pangamatan
f
Sampel Serasah Diovenkan
Universitas Sumatera Utara
69
Lampiran 3. Pengukuran Fisika dan Kimia Perairan
Pengukuran Suhu
Pengukuran Salinitas
Pengukuran pH
Hasil Pengamatan Salinitas
Pengambilan Sampel Air untuk DO
Universitas Sumatera Utara
70
Lampiran 4. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Oksigen Terlarut
(DO)
Sampel Air
1 ml MnSO4
1 ml KOH-KI
Dikocok
Didiamkan
Sampel dengan endapan
putih/coklat
1 ml H2SO4
Dikocok
Didiamkan
Larutan Sampel Bewarna Cokelat
Diambil sebanyak 100 ml
Ditetesi Na2S2O3 0,0125 N
Sampel Berwarna Kuning Pucat
Ditambahkan 5 tetes amilum
Sampel Berwarna Biru
Ditetesi Na2S2O3 0,0125 N
Sampel Bening
Dihitung volume Na2S2O3
yang terpakai (=DO akhir)
Hasil
Universitas Sumatera Utara
71
Lampiran 5. Pengukuran Oksigen Terlarut
a.
b.
Pengambilan Sampel Air untuk DO
c.
Dimasukkan 1 ml MnSO4
d.
Dimasukkan 1 ml KOH-KI
e.
Didiamkan (Sampel dengan Endapan
Putih/Cokelat)
Dikocok
f.
Dimasukkan 1 ml H2SO4
Universitas Sumatera Utara
72
Lampiran 1. Lanjutan
g.
Dikocok
i.
h.
Didiamkan (Sampel Bewarna Cokelat)
j.
Diambil sebanyak 100 ml
k.
Sampel Berwarna Kuning Pucat
Ditetesi Na2S2O3 0,0125 N
l.
Ditambahkan 5 tetes Amilum
Universitas Sumatera Utara
73
Lampiran 1. Lanjutan
m.
n.
Sampel Berwarna Biru
Ditetesi Na2S2O3 0,0125 N
o.
Sampel Bening/Hasil (Dihitung
volume Na2S2O3 yang terpakai
=DO akhir)
Universitas Sumatera Utara
74
Lampiran 6. Laju Dekomposisi serasah R. apiculata
Bobot kering (g) dan atau sisa daun R. apiculata tiap ulangan dari hari ke- 15
sampai dengan hari ke-90
Waktu
Stasiu
Ulangan
n
0
15
30
45
60
75
90
50
26,1
20,1 17,5 14,1
9,3
2
U1
50
32,8
30,2 23,4 10,7
9,3
2,1
U2
I
50
27,8
26,3 18,3 13,5
9,2
2,6
U3
150
86,7
76,6 59,2 38,3
27,8
6,7
Total
50
28,9
25,53 19,73 12,76
9,27
2,23
Rata-rata
50
33,2
22,2
18
10,9
5,2
1,4
U1
50
20
17,6 13,2 12,2
11,8
4,4
U2
II
50
34,3
21,5 17,1 14,3
11
4,1
U3
150
87,5
61,3 48,3 37,4
28
9,9
Total
50
29,17 20,43 16,1 12,47
9,33
3,3
Rata-rata
50
34,2
26,8 19,1 18,7
10,2
7,1
U1
50
30,5
19,8 10,5 10,1
8,8
2,8
U2
III
50
39,1
24,2
15
13
8,8
3,2
U3
150 103,8
70,8 44,6 41,8
27,8
13,1
Total
50
34,6
23,6 14,86 13,93
9,27
4,37
Rata-rata
Nilai konstanta laju dekomposisi (k)
Stasiun
I
II
III
15
13,65
13,17
9,02
30
8,17
11,09
9,14
Waktu
45
60
7,64
8,4
9,18
8,6
10
7,92
75
8,34
8,09
8,34
90
13,04
11,42
10,24
Ratarata
9,87
10,25
9,11
Perhitungan Laju Dekomposisi
Xt = X0 . e – kt
Jadi : ln (Xt/X0) = -kt
Keterangan :
Xt
: Berat serasah setelah periode pengamatan ke-t
X0
: Berat serasah awal
e
: Bilangan logaritma natural (2,72)
k
: Nilai laju dekomposisi
t
: Periode pengamatan
Universitas Sumatera Utara
75
Lampiran 6. Lanjutan
Hari ke-15
= 0,041
Stasiun I
X0
= 50
Xt
= 28,9
t
= 0,041
-kt
= ln
= ln 0,51
-0,041 k = -0,57
k
=
= 13,65
Stasiun II
X0
= 50
Xt
= 29,17
t
= 0,041
-kt
= ln
= ln 0,58
-0,041 k = -0,54
k
=
= 13,17
Universitas Sumatera Utara
76
Lampiran 6. Lanjutan
Stasiun III
X0
= 50
Xt
= 34,6
t
= 0,041
-kt
= ln
= ln 0,69
-0,041 k = -0,37
k
=
= 9,02
Hari ke- 30
= 0,082
Stasiun I
X0
= 50
Xt
= 25,53
t
= 0,082
-kt
= ln
= ln 0,51
-0,082 k = -0,67
k
=
= 8,17
Universitas Sumatera Utara
77
Lampiran 6. Lanjutan
Stasiun II
X0
= 50
Xt
= 20,43
t
= 0,082
-kt
= ln
= ln 0,40
-0,082 k = -0,91
k
=
= 11,09
Stasiun III
X0
= 50
Xt
= 23,6
t
= 0,082
-kt
= ln
= ln 0,47
-0,082 k = -0,75
k
=
= 9,14
Hari ke- 45
= 0,123
Universitas Sumatera Utara
78
Lampiran 6. Lanjutan
Stasiun I
X0
= 50
Xt
= 19,73
t
= 0,123
-kt
= ln
= ln 0,39
-0,123 k = -0,94
k
=
= 7,64
Stasiun II
X0
= 50
Xt
= 16,1
t
= 0,123
-kt
= ln
= ln 0,32
-0,123 k = -1,13
k
=
= 9,18
Stasiun III
X0
= 50
Xt
= 14,87
Universitas Sumatera Utara
79
Lampiran 6. Lanjutan
t
-kt
= 0,123
= ln
= ln 0,29
-0,123 k = -1,23
k
=
= 10
Hari ke- 60
= 0,164
Stasiun I
X0
= 50
Xt
= 12,77
t
= 0,164
-kt
= ln
= ln 0,25
-0,164 k = -1,38
k
=
= 8,4
Stasiun II
X0
= 50
Xt
= 12,47
Universitas Sumatera Utara
80
Lampiran 6. Lanjutan
t
-kt
= 0,164
= ln
= ln 0,24
-0,164 k = -1,42
k
=
= 8,6
Stasiun III
X0
= 50
Xt
= 13,93
t
= 0,164
-kt
= ln
= ln 0,27
-0,164 k = -1,30
k
=
= 7,92
Hari ke- 75
= 0,205
Stasiun I
X0
= 50
Xt
= 9,27
t
= 0,205
Universitas Sumatera Utara
81
Lampiran 6. Lanjutan
-kt
= ln
= ln 0,18
-0,205 k = -1,71
k
=
= 8,34
Stasiun II
X0
= 50
Xt
= 9,33
t
= 0,205
-kt
= ln
= ln 0,19
-0,205 k = -1,66
k
=
= 8,09
Stasiun III
X0
= 50
Xt
= 9,27
t
= 0,205
-kt
= ln
= ln 0,18
-0,205 k = -1,71
Universitas Sumatera Utara
82
Lampiran 6. Lanjutan
k
=
= 8,34
Hari ke- 90
= 0,246
Stasiun I
X0
= 50
Xt
= 2,23
t
= 0,246
-kt
= ln
= ln 0,04
-0,246 k = -3,21
k
=
= 13,04
Stasiun II
X0
= 50
Xt
= 3,30
t
= 0,246
-kt
= ln
= ln 0,06
-0,246 k = -2,81
Universitas Sumatera Utara
83
Lampiran 6. Lanjutan
k
=
= 11,42
Stasiun III
X0
= 50
Xt
= 4,37
t
= 0,246
-kt
= ln
= ln 0,08
-0,246 k = -2,52
k
=
= 10,24
Universitas Sumatera Utara
84
Lampiran 7. Prosedur Penetapan Kadar C, N, dan P
Penetapan Unsur Hara Karbon (C)
Metode Walkley & Black
1. Ditimbang 2 g daun kering oven, dimasukkan kedalam Erlenmeyer 500 cc.
2. Ditambahkan 5 ml K2CrO7 1 N (menggunakan pipet) kemudian goncang
dengan tangan.
3. Ditambahkan 10 ml H2SO4 pekat, kemudian digoncang 3-4 menit,
diamkan selama 30 menit.
4. Ditambahkan 100 ml air uling dan 5 ml H3PO4 85%, NaF 4% 2,5 ml,
kemudian ditambahkan 5 tetes diphenylamine, digoncang sampai larutan
berwarna biru tua kehijauan kotor.
5. Dititrasi dengan Fe(NH4)2(SO4)2 0,5 N dari buret hingga berubah warna
menjadi hijau terang.
6. Dilakukan kerja lagi (tanpa daun) untuk mendapatkan volume titrasi
Fe(NH4)2(SO4)2 0,5 N untuk blanko.
Penetapan Unsur Hara Nitrogen (N)
Destruksi Basah
1. Ditimbang 0,5 g contoh daun yang telah digiling dan lolos ayakan 40
mesh, tempatkan pada tabung reaksi.
2. Ditambahkan 2,5 ml H2SO4 pekat, biarkan semalam.
3. Kemudian panaskan pada elektrotermal, mula-mula pada suhu rendah dan
kemudian naikkan sedikit demi sedikit selama ±30 menit.
4. Ditetesi dengan H2O2 5 tetes selang ±10 menit kemudian diulangi
berulang-ulang hingga cairan dalam tabung menjadi jernih.
Universitas Sumatera Utara
85
Lampiran 7. Lanjutan
5. Dinginkan, encerkan dengan H2O dan saring ke labu 50 ml. Penuhkan
sampai tanda garis 50 ml. (Cairan ini = cairan destruksi pekat untuk
analisis N).
6. Diambil 20 ml pipet cairan destruksi pekat (dari ekstraksi destruksi
basah), tempatkan ke dalam tabung destilasi dan tambahkan H2O 50 ml.
7. Ditempatkan tabung destilasi di alat destilasi N. Tambahkan NaOH 40%
±15 ml (langsung pada alat).
8. Hasil destilasi berupa amoniak ditampung pada erlenmeyer 250 cc yang
berisi 25 ml H3BO3 4% dan ditetesi indikator campuran.
9. Amoniak hasil destilasi di ukur dengan mentitrasi dengan HCl 1 N sampai
warna berubah dari hijau ke warna merah.
Penetapan Unsur Hara Fosfor (P)
1. Diambil dengan pipet 5 ml cairan dekstruksi encer dari ekstraksi
dekstruksi basah atau cairan dari ekstraksi pengabuan kering dimasukkan
kedalam tabung reaksi.
2. Ditambahkan 10 ml reagen fosfat B biarkan ± 10 menit. Kemudian ukur
transmitance (absorbance) pada spectronic dengan 600 nm.
3. Dilakukan pada larutan standar 0-2-4-6-8 dan 10 ppm P, dengan cara
mengambil dengan pipet masing-masing 5 ml dan ditambhakan 10 ml
reagen fosfat B, dan diukur pada spectronic.
Universitas Sumatera Utara
86
Lampiran 8. Hasil Analisis Kandungan Unsur Hara C, N, dan P pada Serasah
Daun R. apiculata
Kandungan Unsur Hara Karbon (C)
Hari Pengamatan
Stasiun
0
30
60
I
15,95
14,50
15,10
II
15,95
15,10
14,37
III
15,95
13,49
14,26
Total
47,85
43,09
43,73
Rata-rata 15,95
14,36
14,57
Kandungan Unsur Hara Nitrogen (N)
Hari Pengamatan
Stasiun
0
30
60
I
2,97
2,46
2,41
II
2,97
2,38
2,30
III
2,97
2,40
2,42
Total
8,91
7,24
7,13
Rata-rata
2,97
2,41
2,37
Kandungan Unsur Hara Fosfor (P)
Hari Pengamatan
Stasiun
0
30
60
0,02
0,02
0,02
I
0,02
0,03
0,02
II
0,02
0,02
0,01
III
0,06
0,07
0,05
Total
0,02
0,02
0,01
Rata-rata
90
16,24
15,29
15,42
46,95
15,65
90
2,69
2,57
2,75
8,01
2,67
Ratarata
15,44
15,17
14,78
45,40
15,13
Ratarata
2,63
2,55
2,63
7,82
2,60
90
Ratarata
0,02
0,02
0,01
0,05
0,01
0,02
0,02
0,01
0,05
0,01
Rasio C/N
Stasiun
I
II
III
Total
Rata-rata
Hari Pengamatan
30
60
90
5,89
6,34
5,62
6,26
6,24
5,89
6,03
5,94
5,60
18,18
18,52
17,11
6,06
6,17
5,70
Universitas Sumatera Utara
87
Lampiran 9. Makrobenthos yang Terdapat dalam Kantong Serasah Daun
R. apiculata
Makrobenthos
Stasiun
Hari
Ulangan
I
15
15
15
30
30
30
45
45
45
60
60
60
75
75
75
90
90
90
15
15
15
30
30
30
45
45
45
60
60
60
75
75
75
90
90
90
U1
U2
U3
U1
U2
U3
U1
U2
U3
U1
U2
U3
U1
U2
U3
U1
U2
U3
U1
U2
U3
U1
U2
U3
U1
U2
U3
U1
U2
U3
U1
U2
U3
U1
U2
U3
II
Lumbrineris
latreilli
1
3
1
1
1
4
1
1
1
1
1
1
1
Littoraria
intermedia
2
2
4
1
1
1
1
1
3
1
-
Cirolanidae
sp
3
5
2
3
2
1
4
2
6
5
3
3
8
4
8
18
10
11
2
3
1
2
3
3
3
1
1
9
5
5
8
4
6
13
12
12
Uca
sp.
5
2
1
1
1
1
1
1
2
2
2
1
1
1
1
3
2
1
2
1
1
-
Jumlah
Universitas Sumatera Utara
11
9
6
5
2
5
4
4
7
6
3
5
11
7
14
19
15
13
2
3
1
2
4
3
4
2
2
12
8
5
9
5
8
16
13
13
88
III
15
15
15
30
30
30
45
45
45
60
60
60
75
75
75
90
90
90
U1
U2
U3
U1
U2
U3
U1
U2
U3
U1
U2
U3
U1
U2
U3
U1
U2
U3
1
1
1
-
1
-
2
2
3
3
3
1
1
4
2
4
7
2
8
8
3
10
14
10
1
1
2
1
1
Universitas Sumatera Utara
2
2
3
3
4
1
2
5
2
4
8
2
8
9
3
10
16
11
89
Lampiran 10. Data Parameter Fisika Kimia Perairan
Stasiun
I
II
III
Kisaran
Rata-rata
I
II
III
Kisaran
Rata-rata
I
II
III
Kisaran
Rata-rata
I
II
III
Kisaran
Rata-rata
I
II
III
Kisaran
Rata-rata
I
II
III
Kisaran
Rata-rata
Hari
Ke15
30
45
60
75
90
Parameter Fisika dan Kimia Perairan
Salinitas
Suhu
DO
Ph
(0C)
(mg/l)
(‰)
31
7
6,1
3
27
5
6,5
2
28
5
6,4
2
27-31
5-7
6,1-6,5 3,0-5,0
28,67
5,67
6,33
2,33
31
16
6,4
2,6
32
15
6,5
2,6
29
14
6,5
2,2
29-32
14-16
6,4-6,5 2,2-2,6
30,67
15
6,47
2,47
32
9
7,4
3,3
32
3
7,7
3,5
31
3
7,8
3,0
31-32
3-9
7,4-7,8 4,7-6,8
31,67
5
7,63
3,27
30
15
6,8
2,0
29
13
7,3
3,0
30
7
7,1
2,5
29-30
7-15
6,8-7,3 2,0-4,0
29,67
11,67
7,07
2,5
31
16
7,7
2,1
30
15
7,8
3,0
31
14
7,6
2,6
30-31
14-16
7,6-7,8 2,0-3,0
30,67
15
7,7
2,57
31
11
7,8
3,1
32
10
7,9
3,0
33
11
7,8
2,1
31-33
10-11
7,8-7,9 3,0-4,0
32
10,67
7,83
2,73
Universitas Sumatera Utara