BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Evaluasi Perbaikan Kualitas Menggunakan Metode Seven Tools Dan Fault Tree Analysis (FTA) Di PT. Perkebunana Nusantara II Batang Serangan
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Kebun Batang Serangan dibuka pada tahun 1910 yang dikelola olehpemerintahan Belanda dengan nama perusahaan NV.BDM (Breningde Deli Maatscappinjen). Pada tahun 1958 pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mengambil alih perusahaan tersebut dan diberi nama PPN Baru (Pusat Perkebunan Negara Baru). Peralihan dan pergantian nama perusahaan Kebun Batang Serangan dapat disampaikan sebagai berikut: 1.
Pada tahun 1910 NV. Berenigde Deli Maatscappijen (NV.BDN) 2. Pada tahun 1950 menjadi Pusat Perkebunan Negara Baru (PPN Baru) 3. Pada tahun 1961 menjadi Pusat Perkebunan Negara (PPN) Sumut-II 4. Pada tahun 1963 menjadi Pusat Perkebunan Negara (PPN) Karet-II 5. Pada tahun 1969 menjadi Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) Karet-II 6. Pada tahun 1976 menjadi PT. Perkebunan-II (Persero) 7. Pada tahun 1996 menjadi PT.Perkebunan Nusantara-II (Persero)
Kebun Batang Serangan merupakan salah satu unit kebun PT. Perkebunan Nusantara di bawah Distrik Rayon Utara yang berkedudukan di Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat dengan luas areal HGU 3.057,58 Ha, yang
2.2. Visi, Misi dan Nilai Budaya
2.2.1. Visi Perusahaan
Visi perusahaan PT. Perkebunan Nusantara II Batang Serangan adalah ”Dari perusahaan perkebunan menjadi perusahaan multi usaha berdaya saing tinggi”
Misi perusahaan PT. Perkebunan Nusantara II Batang Serangan adalah “Mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya dan usaha, memberikan kontribusi optimal, menjaga kelestarian dan penambahan nilai”
2.2.3. Nilai Budaya
Nilai budaya perusahaan PT. Perkebunan Nusantara II Batang Serangan adalah “Professional, kesetaraan, kemakmuran, kejujuran, integritas dan kerja sama”
2.3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi PT. Perkebunan Nusantara II Batang Serangan adalah struktur organisasi fungsional dan lini yaitu wewenang dari pimpinan dilimpahkan kepada unit-unit (satuan-satuan) organisasi yang ada dibawahnya dalam bidang-
Keterangan : : Lini -------------- : Fungsional
Gambar 2.2. Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara II Batang Serangan2.4. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja
12 Mandor Bengkel 1 orang
Ketentuan jam kerja di PT. Perkebunan Nusantara II Batang Serangan
2.4.2. Jam Kerja
Total 25 orang
21 Pengolahan Limbah 1 orang
20 Mandor Mesin 1 orang
19 Krani Asap 1 orang
18 Krani AFD Teknik/Pabrik 1 orang
17 Mandor Sortasi 1 orang
16 Mandor Giling 1 orang
15 Mandor Emplasement 1 orang
14 Mandor Sipil 1 orang
13 Mandor Transportasi 1 orang
2.4.1. Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah karyawan pimpinan PT. Perkebunan Nusantara II Batang Serangan dapat dilihat pada Tabel 2.1
10 Mandor I 5 orang
9 Ass. Admin 1 orang
8 Ass. Teknik/Pabrik 1 orang
7 Ass. Tanaman AFD V 1 orang
6 Ass. Tanaman AFD IV 1 orang
5 Ass. Tanaman AFD III 1 orang
4 Ass. Tanaman AFD II 1 orang
3 Ass. Tanaman AFD I 1 orang
2 Kepala Dinas Tanaman 1 orang
1 Manajer Kebun 1 orang
Batang Serangan
Tabel 2.1. Jumlah Karyawan Pimpinan PT. Perkebunan Nusantara II11 Mandor Teknik/Pabrik 1 orang Senin-Jumat Waktu kerja : 07.00-16.00 WIB Waktu istirahat : 12.00-13.00 WIB Sabtu Waktu kerja : 07.00-14.00 WIB Waktu istirahat : 11.00-13.00 WIB
Waktu kerja karyawan produksi Untuk karyawan produksi terbagi atas 3 shift (Senin-Minggu) yaitu: Shift I : 07.00-15.00 WIB Shift II : 15.00-23.00 WIB Shift II : 23.00-07.00 WIB
2.5. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. Perkebunan Nusantara II Batang Serangan merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan karet dengan menghasilkan produk
Ribbed smoke sheet yaitu untuk jenis RSS I, RSS III dan Cutting
2.6. Lokasi Perusahaan
PT. Perkebunan Nusantara II Batang Serangan berlokasi di di Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat dengan luas areal HGU 3.057,58 Ha.
2.7. Daerah Pemasaran
Saat ini PT. Perkebunan Nusantara II Batang Serangan memasarkan produknya di dalam negeri dan luar negeri. Perusahaan yang menjadi konsumen dalam negeri PT. Perkebunan Nusantara II Batang Serangan adalah PT Industri Karet Deli. Untuk produk compo dan slab adalah PT. Wipolimex Raya dan PT.
Sentang Raya Indonesia. Produk yang akan dikirim ke luar negeri akan dibawa ke
2.8. Proses Produksi
2.8.1. Standar Mutu Bahan/Produk
Standar mutu produk berpedoman pada Standar Nasional Indonesia (SNI) 06-0001-1987. PT. Perkebunan Nusantara II Batang Serangan menghasilkan standar mutu RSS yang terdiri dari RSS I, RSS II dan Cutting. Penentuan perbedaaan kategori produk dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Standar Mutu Produk PT. Perkebunan Nusantara II
Batang Serangan
Produk Persyaratan ProdukPada sheet ini harus memenuhi persyaratan yaitu tidak ada kotoran, RSS I tidak ada gelembung-gelembung udara dan tidak ada jamur
Pada sheet ini terdapat kotoran, terdapat gelembung-gelembung RSS III udara dan cacat warna
Merupakan produk sisa yang tidak termasuk kategori produk RSS I
Cutting
dan RSS III
2.8.2. Bahan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan dalam memproduksi ribbed smoke sheet berdasarkan jenis bahannya, yaitu :
1. Bahan Baku.
Bahan baku yang digunakan adalah cairan berwarna putih yang dihasilkan pohon karet yang biasa disebut lateks.
Bahan Tambahan Bahan tambahan yang digunakan PT. Perkebunan Nusantara II Batang Serangan dalam membuat produk adalah kayu bakar, potongan sheet (cutting), cat hitam, minyak bensin dan talkpowder
3. Bahan penolong Bahan penolong yang digunakan dalam proses pengolahan baja adalah : a.
Air Dalam hal ini air berfungsi sebagai bahan pengencer sehingga komposisi lateks sesuai dengan standar atau ketentuan industri. Selain itu juga digunakan untuk mencuci peralatan, menghilangkan kotoran-kotoran yang terdapat pada koagulum serta merendam koagulum agar tidak lengket pada roll penggiling b.
Asam Semut Asam semut sebanyak 8,20 kg/ton KK dengan konsentrasi 5% yang berfungsi untuk menurunkan pH lateks antara 4,5-4,7 sehingga lateks cepat
2.8.3. Uraian Proses
Langkah-langkah dalam proses produksi lateks hingga menjadi ribbed
smoke sheet yaitu : 1.
Persiapan Alat Dalam proses pengolahan lateks harus memperhatikan kebersihan peralatan.
Pembersihan alat-alat ini dilakukan setiap hari sebelum proses pengolahan pengenceran, talang pengalir, bak koagulasi, pengaduk dan sekat. Alat-alat tersebut dibersihkan dengan sikat atau alat penggosok berupa kain.
2. Penerimaan Bahan Baku Lateks dari kebun diangkut dengan tangki dan disaring kemudian dibawa ke tempat pengolahan. Lateks dari tangki dialirkan ke bak penampung lateks yang sebelumnya disaring. Lateks dari tangki penerimaan dialirkan melalui talang dengan terlebih dahulu disaring menggunakan saringan 40 mesh agar terbebas dari kotoran. Setalah itu lateks kemudian dialirkan ke dalam bak koagulasi hingga mencapai 6000 liter lateks.
3. Pengenceran Pengenceran dilakukan dengan menambahkan air bersih dan tidak mengandung unsur logam Pengenceran dilakukan hingga kadar karet kering mencapai 12-15%. Tujuan pengenceran adalah untuk memudahkan penyaringan
4. Pembekuan Lateks dari tangki penerimaan dialirkan melalui talang dengan terlebih dahulu disaring menggunakan saringan seser 60 mesh minimal lima kali untuk membersihkan gumpalan-gumpalan halus yang terdapat pada cairan.
Pembekuan dilakukan dengan penambahan zat koagulan yaitu asam format/asam semut atau asam asetat ke dalam bak koagulasi dengan konsentrasi balik hingga merata sebanyak 7 kali. Setelah itu dipasang plat sekat (plat sisir) pada selah-selah sekat dengan tegak lurus berdiri untuk menghindari pembekuan lebih awal.
5. Penggilingan Penggilingan dilakukan setelah proses pembekuan selesai dan menjadi koagulum. Koagulum digiling satu persatu menggunakan mesin sheeter dengan ketebalan 2,5-3 mm. Penggilingan dilakukan dengan tujuan mengeluarkan kandungan air, mengeluarkan sebagian serum, membilas, membentuk lembaran tipis dan memberi garis batikan pada lembaran. Untuk memperoleh lembaran
sheet, koagulum digiling dengan beberapa gilingan rol licin, rol belimbing dan rol
motif (batik).Koagulum yang telah digiling kemudian diangkat dan digantungkan ke lori dan dimasukkan ke dalam kamar tunggu selama satu hari. Tujuan penirisan adalah
6. Pengasapan
Lori yang dimasukkan ke kamar tunggu kemudian dikeluarkan dan dilakukan perenggangan untuk lembaran sheet yang lengket. Kemudian dimasukkan ke dalam kamr asap untuk dilakukan pengeringan. Selama proses pengasapan harus mengontrol kondisi temperatur kamar asap serta memperhatiakn kebutuhan kayu bakar sebagai bahan bakarnya. Proses pengasapan merupakan proses Lori kemudian dikeluarkan setelah mencapai hari ke enam.
Suhu yang digunakan di dalam kamar asap adalah sebagai berikut: a.
C Hari pertama, pengasapan dilakukan dengan suhu kamar sekitar 40-45 b.
C Hari kedua, pengasapan dengan suhu kamar asap mencapai 45-50 c.
C Hari ketiga, pengasapan dengan suhu kamar asap mencapai 50-55 d.
C Hari keempat, pengasapan dengan suhu kamar asap mencapai 55-60 e.
Hari kelima, pengasapan dilakukan dengan suhu kamar asap mencapai 60-
65 C 7. Sortasi
Setelah melalui proses pengasapan, lembaran sheet yang sudah matang dibawa ke bagian sortasi. Proses sortasi dilakukan secara visual berdasarkan sheet mengandung kotoran, mengandung gelembung udara dan berjamur yang mengacu pada standart yang terdapat pada SNI 06-0001-1987. Apabila ditemukan sheet
8. Pengepakan dan Pelaburan Lembaran sheet yang sudah disortasi kemudian ditimbang sebanyak 106 kg.
Setelah ditimbang kemudian dipress menggunakan mesin hidrolik dan diikat menggunakan besi sepanjang 50cm, kemudian melepaskan besi pengikat dari tumpukan sheet (bandela).
Lem perekat kemasan menggunakan campuran bensin dan minyak tanah.
sheet tidak berjamur. Bahan labur terdiri dari minyak bensin, talkpowder dan
sheet dengan komposisi 8 liter minyak bensin, 1,5 kg talkpowder dan 2,4 kg sheet
yang digunakan untuk melaburi satu ton sheet 9.
Pelabelan Ball yang telah mengalami pelapuran akan dilakukan pelabelan menggunakan cat hitam. Proses labelling yaitu memberi identitas pada ball dengan mencetak nama diatas labur. Nama label terdiri dari kode pabrik, nama kebun, nomor urut bandela yang diproduksi, nomor faktur pengiriman barang, tanggal pembuatan, standar kualitas, negara pembuatan produk serta mutu sheet. Setelah itu bandela akan dibawa ke gudang penyimpanan, dikelompokkan berdasarkan jenis mutunya
10. Pengiriman Produk Apabila pelabelan sudah selesai maka bandela siap dikirim ke pelanggan, tetapi apabila bandela yang dikirim belum cukup maka terlebih dahulu di simpan
2.9. Dampak Sosial Ekonomi Terhadap Lingkungan
Dengan berdirinya PT. Perkebunan Nusantara II Batang Serangan, banyak
keuntungan yang diperoleh masyrakat khususnya dampak sosial ekonomi terhadap lingkungan, yaitu :
1. Dengan didirikannya PT. Perkebunan Nusantara II Batang Serangan mengakibatkan lancarnya sarana angkutan dari perusahaan ke perkampungan
2. PT. Perkebunan Nusantara II Batang Serangan merangkul masyarakat di lingkungan pabrik untuk menjadi karyawan
3. PT. Perkebunan Nusantara II Batang Serangan mendirikan Poliklinik yang berada di sekitar kantor besar Batang Serangan untuk menunjang kesehatan karyawan 4. PT. Perkebunan Nusantara II Batang Serangan mendirikan fasilitas olahraga seperti lapangan bulutangkis, bola voly dan tenis meja untuk meningkatkan kesehatan karyawan