Desain Interaksi Mesin Pencatat untuk Tunanetra Menggunakan Raspberry Pi

  Vol. 2, No. 7, Juli 2018, hlm. 2477-2486 http://j-ptiik.ub.ac.id

  

Desain Interaksi Mesin Pencatat untuk Tunanetra

1 Menggunakan Raspberry Pi 2 3 Nashir Umam Hasbi , Hurriyatul Fitriyah , Mochammad Hannats Hanafi Ichsan

  Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya 1 2 3 E-mail: nashir.hasbi@gmail.com, hfitriyah@ub.ac.id, hanas.hanafi@ub.ac.id

  

Abstrak

  Mencatat adalah kebutuhan dasar bagi setiap pelajar, tidak kecuali bagi pelajar tunanetra yang mempunyai kebutuhan mencatat informasi yang diterima. Namun tunanetra mempunyai kesulitan untuk menggunakan media pencatat yang tersedia pada umumnya, dibutuhkan sebuah alat atau aplikasi khusus untuk membantu tunanetra dalam melakukan aktivitas mencatat. Oleh karena itu pada penelitian ini akan dibuat sebuah mesin pencatat yang dapat digunakan oleh tunanetra dengan desain tata letak yang mudah untuk dikenali. Desain dari mesin pencatat ini menggunakan pola mengetik 10 jari. Input karakter pada mesin pencatat menggunakan multi touch 6 tombol yang digunakan untuk membentuk kombinasi dalam membuat huruf braille. Dalam mesin pencatat ini juga terdapat fungsi spasi, enter dan hapus karakter terakhir. Proses pembuatan mesin pencatat ini akan dilakukan dalam beberapa tahap diantaranya what

  

is wanted, analysis, design, prototype dan implement/deploy. Berdasarkan hasil pengujian mesin

  pencatat ini dapat disimpulkan bahwa dari segi usabilitas yang melibatkan responden tunanetra dengan status pelajar mendapatkan rata-rata skala nilai 4 dari (skala likert 1-5), sehingga mesin pencatat ini dinilai telah memenuhi kategori learnability, flexibility dan robustness.

  Kata kunci: tunanetra, mencatat, desain interaksi.

  

Abstract

Recording is a basic requirement for every learner, not except for visually impaired students who have

the need to record information received. However, visually impaired people have difficulties to use the

commonly used recording media, it needs a special tool or application to help the visually impaired in

taking notes. Therefore, in this research will be made a recording machine that can be used by the

visually impaired with layout design that is easy to recognize. The design of this recording machine uses

a typing pattern of 10 fingers. Character input on the recording machine using multi touch 6 buttons

used to form combinations in making braille. In this recording machine there is also a space function,

enter and delete the last character. The process of making this recording machine will be done in several

stages such as what is wanted, analysis, design, prototype and implementation / deploy. Based on the

results of testing this recording machine can be concluded that in terms of usability involving blind

respondents with status of students get an average scale of value 4 of (likert scale 1-5), so that the

recorder machine is considered to meet the categories of learning ability, flexibility and robustness.

  Keywords: blind, note taking, interaction design.

  yaitu menuliskan sesuatu yang penting, seperti 1.

   PENDAHULUAN meringkas (Damayanti, 2012). Purwani

  menjelaskan bahwa mencatat adalah melakukan Mencatat adalah proses menyimpan suatu kegiatan atau mendengarkan informasi informasi yang diambil dari sumber lain. atau merekam data melalui daya tangkap, lalu

  Mencatat merupakan salah satu aktivitas yang kemudian dicatat. Tunanetra mempunyai sering dilakukan oleh pelajar. Mencatat menjadi kebutuhan untuk mencatat informasi yang kebutuhan pokok sehari-hari bagi pelajar didapatkan. Tunanetra adalah individu yang disekolah. Tidak terkecuali bagi pelajar kehilangan pengelihatan karena kedua indera penyandang tunanetra. Mencatat adalah penglihatannya tidak berfungsi seperti orang membuat tulisan yang berkaitan dengan awas (Sardegna, 2012). Tunanetra dibagi informasi yang dilihat dan didengar. Mencatat menjadi dua, yaitu buta (totally blind) dan low

  Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya

2477

  vision . Pada umumnya individu tunanetra juga memiliki hambatan dalam menerima informasi.

  Individu tunanetra tidak memiliki kendali yang sama terhadap lingkungan dan diri sendiri, seperti halnya yang dilakukan oleh individu awas. Keterbatasan tersebut dimungkinkan menghambat tugas-tugas perkembangannya (Delphie, 2006). Media yang banyak digunakan pelajar disekolah dalam mencatat informasi adalah buku tulis. Namun bagi pelajar tunanetra tidak bisa menggunakan buku tulis tersebut untuk mencatat tulisan, dibutuhkan alat khusus untuk membantu kebutuhan tersebut. Oleh karena itu diperlukan suatu media khusus untuk melakukan aktivitas mencatat yang dapat digunakan tanpa memerlukan kemampuan indra pengelihatan, sehingga tunanetra dapat menggunakan media tersebut dengan mudah. Tunanetra menggunakan huruf braille untuk mancatat. Huruf braille adalah suatu sistem penggunaan kode berupa titik-titik yang ditonjolkan untuk menunjukan huruf, angka dan simbol-simbol lainnya.

  Pada penelitian sebelumnya oleh muktafin, yang berjudul “Perancangan Aplikasi Media Komunikasi Penyandang Tunanetra B-touch Dengan Virtual Braille Keyboard Berbasis Android” penulis mencoba mengembangkan sebuah aplikasi berbasis Android yang digunakan sebagai media komunikasi bagi penyandang tunanetra bernama B-Touch. Selain itu, aplikasi ini juga bertujuan untuk menghasilkan suatu metode input teks yang tepat di ponsel Android untuk tunanetra dengan menggunakan enam titik (six-dot) sebagai input pada layar touchscreen android. Aplikasi B- Touch ini dibuat melalui proses planning, analysis, design, implementation dan testing. Pada pengujian aplikiasi B-Touch dilakukan dengan metode whitebox testing dan blackbox

  testing . Hasil dari pengujian sudah tidak

  ditemukan error atau kesalahan. Selain itu, dilakukan juga pengujian terhadap daya kerja aplikasi B-Touch berupa kecepatan dan tingkat akurasi input menggunakan virtual braille keyboard dan speech-to-text . Dari segi kecepatan input, didapat hasil yang menunjukan bahwa speech-to-text lebih cepat dari keyboard braille dan dari segi akurasi dilakukan pengujian dengan memasukkan kalimat menggunakan keyboard braille dan speech-to-text dan didapat hasil bahwa keyboard braille mempunyai akurasi yang lebih tinggi dari pada speech-to-text.

  Penelitian ini akan membuat desain interaksi Mesin Pencatat yang dapat digunakan untuk tunanetra. Mesin Pencatat ini menggunakan multi touch yang digunakan untuk membentuk kombinasi dalam membuat huruf braille. Sistem ini berdasarkan pada susunan enam titik (six-dot) dengan dua titik horisontal dan tiga titik vertikal (Smith, 2009). Titik-titik tersebut akan diimplementasikan pada kombinasi tombol yang dapat digunakan sebagai input pada Mesin Pencatat. Mikrokomputer pada alat ini menggunakan Raspberry Pi sebagai penghubung rangkaian kombinasi tombol input dan sebagai media untuk memprogram karakter yang di input, serta dilengkapi speaker untuk mengeluarkan audio yang dapat membantu penyadang tunanetra dalam mengetahui hasil yang diperintahkan serta volume control agar pengguna dapat mengatur volume suara sesuai kebutuhan. Karena keterbatasan ruang penyimpanan pada Raspberry Pi ini menggunakan micro SD. Penelitian ini dirancang berlandaskan disiplin ilmu pada mata kuliah Interaksi Manusia dan Komputer (IMK).

  Menurut santosa definisi dari Interaksi Manusia dan Komputer ialah suatu disiplin ilmu yang mengkaji tentang mendesain, mengevaluasi dan menerapkan (implementasi) interaksi antara manusia dengan komputer, serta mengkaji tentang komunikasi atau interaksi diantara pengguna dengan sistem. Pada alat ini akan dilakukan skenario untuk mengetahui usabilitas dari Mesin Pencatat yaitu dengan menggunakan proses desain interaksi. Tujuan dari proses desain interaksi ini adalah sebagai proses penggambaran pembentukan alat, sehingga tujuan dari dibuatnya Mesin Pencatat ini dapat tercapai. Usabilitas adalah sebuah konsep mengenai optimasi penggunaan sistem oleh pengguna. Sebuah sistem dinilai dapat bekerja dengan baik apabila dapat digunakan secara maksimal oleh pengguna (dix, Finlay, Abowd, & Beale, 2004). Penerapan konsep Interaksi Manusia dan Komputer ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu dengan metode what is wanted, analisis, desain, implement and deploy. Desain dari Mesin Pencatat ini menggunakan proses penerapan prinsip desain interaksi. Proses desain untuk memenuhi tingkat usabilitas dari alat, karena pada penelitian ini akan diujikan desain tata letak pada Mesin Pencatat yang mudah dipelajari dan aman digunakan oleh tunanetra. Prinsip desain interaksi yaitu learnability, flexibility dan

  robustness. Kategori tersebut memenuhi kriteria

  untuk melakukan pengujian Mesin Pencatat ini dengan skema pengujian yaitu pengujian fungsionalitas alat, pengujian performa alat,

  IMPLEMENTASI

  4. Familiarity : Pada prinsip ini desain mesin ketik memiliki kesamaan dengan alat sejenis sehingga mudah dipahami. Penerapan prinsip familiarity pada alat ini terdapat pada letak dan bentuk yang digunakan sehingga pengguna dapat dengan mudah mengenali dan mengerti fungsi

  pengujian usabilitas alat, saran dari pengguna dan analisis pengujian. Maka dari permasalahan tunanetra dalam mencatat tersebut dengan skema pembuatan desain serta pengujian alat yang telah dijelaskan diatas dibuatlah penelitian dengan judul “Desain Interaksi Mesin Pencatat Untuk Tunanetra Menggunakan Raspberry Pi”.

2. PERANCANGAN DAN

  • – fungsi dari letak dan bentuk tersebut. Contohnya : letak tombol spasi berada dibawah tombol ketik dengan bentuk persegi panjang.

2.1 Desain Interaksi

  a) Learnability : Pengguna dapat mempelajari dan memanfaatkan sistem secara optimal.

  dokumen, pengguna dapat mengedit isi dokumen yang telah disimpan sebelumnya.

  Penerapan prinsip desain interaksi bertujuan untuk optimalisasi penggunaan sistem yang akan digunakan pengguna. Sistem dapat dikatakan bekerja dengan baik apabila pengguna dapat menggunakan sistem tersebut secara optimal, karena kemampuan dalam sistem dapat dimanfaatkan dengan baik dan benar (dix, et al. 2004). Untuk mencapai tingkat usabilitas yang makasimal, terdapat tiga prinsip dalam perancangannya, yaitu learnability, flexibility,

  4. Task conformance : Penerapan prinsip ini bertujuan agar sistem dapat mengeksekusi perintah sesuai task yang diberikan oleh pengguna.

  3. Responsiveness : Penerapan prinsip ini pada aalat ini bertujuan agar sistem dapat mampu menerima perintah input dari pengguna dengan stabil tanpa ada kendala.

  2. Recoverability : Penerapan prinsip ini bertujuan agar sistem dapat mengoreksi kesalahan pengguna. Pada alat ini fungsi dari tombol backspace adalah untuk menghapus karakter terakhir disertai output suara karakter yang dihapus sehingga pengguna dapat megetahui huruf yang dihapus.

  Observalibity : Pada prinsip ini terletak pada tombol yang timbul dan mudah untuk disentuh dengan tata letak konsep mengetik sepuluh jari.

  robustness antara lain: 1.

  c) Robustness : Tingkat dukungan yang diberikan agar pengguna dapat menentukan keberhasilan ataupun tujuan yang diinginkan. Prinsip yang mempengaruhi

  customizability . Pada alat ini, prinsip customizability diterapkan pada fungsi buka

  Prinsip ini terbagi menjadi 5 bagian yaitu: 1.

  Sistem dianggap memenuhi standar fleksibilitas ketika sudah memenuhi konsep

  b) Flexibility : Sistem yang baik memiliki prosedur yang tidak kaku. Pengoperasian yang flexible memungkinkan pengguna berinteraksi sesuai dengan keinginannya.

  robustness . Prinsip tersebut diterpakan dalam

  proses desain pada mesin pencatat ini, yaitu :

  3. Consistency : Kemiripan dalam perilaku input atau output yang muncul dari situasi atau tugas objektif yang sama. Pada alat ini diterapkan pada bentuk 6 tombol ketik yang sama sebagai kombinasi titik pada huruf braille, kemudian letak tombol backspace dan enter yang berada di ujung tombol ketik serta tombol spasi yang berada di bawah tombol ketik dengan bentuk memanjang. Letak tombol dokumen yang berada di samping atas dengan 5 tombol yang sama.

  2. Synthesizability : Pengguna dapat memperkirakan efek dari operasi sebelumnya pada keadaaan saat ini, misalnya saat pengguna menekan tombol dokumen maka pengguna dapat megetik karakter dan ketika pengguna sudah selesai untuk mengetik maka pengguna menekan tombol dokumen yang sama untuk menutup dan menyimpan dokumen.

  Predictability : Pengguna dapat menentukan input huruf yang akan diketik dengan kombinasi 6 tombol yang akan membentuk karakter sesuai dengan kombinasi dari 6 titik huruf braille.

  5. Generalizability: Membuat bentuk desain mesin pencatat ini sama halnya bentuk desain mesin pencatat yang sudah beredar pada umumnya.

  

Gambar 1. Perancangan Fungsi Ketik

  2.2

  2.3 Perancangan Perangkat Keras Flowchart Sistem

  Agar dapat berjalan dengan lancar serta Alat mesin ketik ini adalah alat yang sesuai dengan rancangan rangkaian komponen memudahkan tunanetra dalam mencatat tulisan elektronik harus dirakit sesuai dengan kebutuhan sehari hari, alat ini mengirim perintah ke sistem. Gambar 1 merupakan gambar rangkaian Raspberry Pi kemudian akan mengeluarkan suara fungsi ketik dan Gambar 2 merupakan rangkaian sesuai hasil input dari pengguna. Alat ini dapat pada output suara pada mesin pencatat. menyimpan dengan maksimal 5 (Lima) dokumen yang tersedia. Flowchart dari mesin pencatat dapat diihat pada Gambar 3

  Berdasarkan flowchart pada gambar 3, dijelaskan pada alat ini di mulai dari mengaktifkan alat kemudian terdapat lima pilihan menu dokumen untuk membuat dokumen baru atau membuka dokumen yang telah tersimpan sebelumnya. Setelah memilih dokumen alat ini akan membaca isi dokumen dengan output suara kemudian terdapat pemberitahuan dengan output suara bahwa pengguna sudah dapat untuk menulis, lalu sistem akan masuk pada fungsi ketik. Dibawah ini adalah flowchart pada fungsi ketik.

  Gambar 2. Perancangan Fungsi Audio

  3. IMPLEMENTASI

  3.1 Implementasi Perangkat Keras

  Pada tahap implementasi rangkaian pada mesin pencatat ini terdapat 14 push button yang tersambung resistor dengan hambatan 10k yang terhubung dengan pin pada Raspberry Pi, Pemasangan kabel rangkaian tombol ke pin Raspberry Pi dapat dilihat pada Gambar 5 dibawah ini:

  Gambar 3. Flowchart Alat Gambar 5. Implementasi Rangkaian Mesin Ketik

  Pada Gambar 5 ini merupakan implementasi rangkaian mesin pencatat berdasarkan pada desain yang telah dirancang sebelumnya. Masing-masing bagian dari rangkaian sebagai berikut:

  1. Pin GPIO 2 untuk tombol braille titik 1 2.

  Pin GPIO 3 untuk tombol braille titik 2 3. Pin GPIO 4 untuk tombol braille titik 3 4. Pin GPIO 17 untuk tombol braille titik 4 5. Pin GPIO 27 untuk tombol braille titik 5 6. Pin GPIO 22 untuk tombol braille titik 6 7. Pin GPIO 14 untuk tombol spasi 8. Pin GPIO 15 untuk tombol hapus 9. Pin GPIO 18 untuk tombol enter 10.

  Pin GPIO 5 untuk tombol dokumen 1 11. Pin GPIO 6 untuk tombol dokumen 2 12. Pin GPIO 13 untuk tombol dokumen 3 13. Pin GPIO 19 untuk tombol dokumen 4 14. Pin GPIO 26 untuk tombol dokumen 5 15. Pin Power 3V3 untuk fungsi ketik 16. Pin GND untuk fungsi ketik

  Gambar 4. Flowchart Ketik 17.

  Pin Power 5V untuk PAM8403 18. Pin GND untuk fungsi audio

19. Speaker 20.

  Splitter untuk membagi port Speaker dan Headseat 21. PAM8403 potensio untuk mengatur volume

3.2 Implementasi Desain Mesin Pencatat

  Gambar 8. Implementasi DesainVolume

  Pada implementasi perancangan mesin ketik yaitu pemasangan desain serta menyambungkan rangkaian perangkat keras kedalam casing mesin pencatat. Implementasi perancangan mesin ketik dapat dilihat pada Gambar 6.

  Port Headset 4.

  1. Potensio untuk mengatur volume 2.

  Pada Gambar 8 merupakan implementasi mesin pencatat yang berdasarkan pada desain pengatur volume dan port headset yang berdekatan dengan potensio agar port headset dengan mudah untuk ditemukan. Masing-masing bagian sebagai berikut:

  Tombol dokumen 2 3. Tombol dokumen 3 4. Tombol dokumen 4 5. Tombol dokumen 5 6. Switch On/Off

PENGUJIAN DAN ANALISIS

  Pada Gambar 7 merupakan implementasi mesin pencatat yang berdasarkan pada desain membuat dokumen baru dan switch on/off. Hanya terdapat 5 tombol tambah dokumen dengan urutan dari kiri ke kanan dan letak yang menjauhi switch on/off. Masing-masing bagian sebagai berikut :

  Gambar 7. Implementasi Desain Dokumen

  Gambar 6. Implementasi Desain

  Pada Gambar 6 merupakan implementasi desain mesin pencatat yang berdasarkan pada desain yang telah dibangun dirangcang, desain tersebut menggunakan skenario mengetik 10 jari. Masing-masing bagian sebagai berikut : 1.

  input sesuai yang diinginkan oleh pengguna.

  Dari hasil yang didapatkan bahwa tunanetra dapat menemukan letak tombol dokumen baru dan menekannya dengan rata-rata durasi 10,42 detik. Tunanetra juga dapat memilih tombol dokumen baru dan mengetahui urutan tombol tersebut dengan benar. Tombol dapat menerima

  5 SAK Dokumen 2 12,7

  4 MFZ Dokumen 1 10,5

  3 IMW Dokumen 3 10,7

  2 WNR Dokumen 5 7,1

  1 AL Dokumen 3 11,1

  No Pengguna Dokumen yang dibuat Durasi (detik)

  Tabel 1. Hasil Pengujian dan Analisis Fungsi Membuat Dokumen Baru Pada Mesin Pencatat

  Tombol braille titik 1 2. Tombol braille titik 2 3. Tombol braille titik 3 4. Tombol braille titik 4 5. Tombol braille titik 5 6. Tombol braille titik 6 7. Tombol hapus 8. Tombol enter 9. Speaker 10.

  4.1 Pengujian Performa Alat a. Pengujian dan Analisis Fungsi Membuat Dokumen Baru Pada Mesin Pencatat

  Tombol spasi

  Bertujuan untuk mengetahui performa pengguna dalam membuat dokumen baru dan mengamati tata letak tombol untuk membuat dokumen baru serta memastikan tombol dapat terhubung atau berjalan pada Raspberry Pi.

1. Tombol dokumen 1 2.

  Tabel 4. Hasil Pengujian Mengatur Volume

  b. dan Analisis Fungsi Pengujian Backspace No Pengguna Durasi (detik)

  1 AL 10,2

  Bertujuan untuk mengetahui pengguna dapat mengetahui posisi tombol backspace dan

  2 WNR 4,2

  dapat mengahapus karakter terakhir dengan

  3 IMW 5,4 output suara sesuai karakter yang dihapus.

  4 MFZ 24,2

  5 SAK 20,8 Tabel 2. Hasil Pengujian Hapus Karakter Karakter yang Durasi

  Dari hasil pengamatan pengujian mengatur

  No Pengguna dihapus (detik)

  volume pengguna dapat mengatahui letak

  1 AL Tes 11,7

  pengatur suara ketika pertama kali menggunakan

  2 WNR Tes 5,1

  mesin pencatat ini dan berhasil mengatur volume

  3 IMW Tes 6,8

  sesuai kebutuhan. Pengguna membutuhkan

  

4 MFZ Tes 4,4 waktu rata-rata 12,96 detik untuk menemukan

letak dari pengatur volume.

  5 SAK Tes 10,4 e.

   Pengujian dan Analisis Kerja Menutup

  Dari hasil pengamatan pengujian

  Dokumen

  menghapus karakter pengguna dapat mengetahui Bertujuan untuk mengetahui pengguna dalam letak tombol backspace dan berhasil menghapus mengingat dokumen berapa yang ditutup ketika semua karakter Tes yang dihapus dari karakter selesai mencatat. terakhir dengan durasi rata-rata 7,68 detik.

  c.

  Tabel 5. Hasil Pengujian Menutup Dokumen Pengujian dan Analisis Membuat Sebuah Kalimat SPO Pada Dokumen Dokumen yang Durasi No Pengguna ditutup (detik)

  Bertujuan untuk mengetahui durasi

  1 AL Dokumen 4 8,4

  pengguna dalam mencatat sebuah kalimat SPO dan menguji kombinasi push button yang

  2 WNR Dokumen 3 3,8

  membentuk huruf braille serta speaker apakah

  3 IMW Dokumen 3 5,5 terhubung atau berjalan pada Raspberry Pi.

  4 MFZ Dokumen 2 4,2

  5 SAK Dokumen 2 10,3 Tabel 3. Hasil Pengujian Membuat Kalimat Kalimat yang Durasi

  Dari hasil yang didapatkan setelah pengguna

  No Pengguna dicatat (detik)

  selesai menulis pada dokumen pengguna akan

  1 AL Aku membaca buku 97,8

  menutup dokumen tersebut, dibutuhkan waktu

  2 WNR Aku membaca buku 54,2

  rata-rata 6,44 detik untuk dapat mengetahui

  3 IMW Aku membaca buku 141,3

  fungsi menutup dokumen dan dokumen berapa 4 MFZ Aku membaca buku 99,6 yang telah ditutup.

  5 SAK Aku membaca buku 134,7

  Dari hasil yang didapatkan pengguna berhasil mencatat kalimat aku membaca buku dengan sukses, pengguna juga mengetahui urutan kombinasi 6 tombol yang membentuk karakter huruf braille dengan benar. Untuk membuat kalimat tersebut pengguna membutuhkan waktu dengan rata-rata 1 menit 45,52 detik.

d. Pengujian dan Analisis Fungsionalitas Mengatur Volume

  Bertujuan untuk mengetahui durasi pengguna dalam menemukan letak pengatur volume serta pengguna dapat mengontrol

  Gambar 9. Chart hasil pengujian performa alat volume dengan mudah. Berdasarkan Gambar tersebut disimpulkan bahwa tunanetra yang telah melakukan pengujian pada skenario mencatat sebuah kalimat yang mempunyai durasi paling lama akan menghasilkan durasi yang paling lama juga pada pengujian yang lainnya.

  4.2 Pengujian Usabilitas a. Pengujian Tingkat Kegunaan Tabel 6. Hasil Tingkat Kegunaan No Hasil Modus

  5

  4

  28

  3

  5

  4

  3

  4

  29

  4

  3

  4

  4

  5

  30

  4

  5

  4

  4

  4 Berdasarkan Tabel 9 nilai modus yang

  diperoleh adalah 4 (setuju) artinya 5 pengguna menyatakan puas menggunakan mesin pencatat ini.

  e. Analisis Usabilitas

  5

  5

  diperoleh adalah 4 (setuju) artinya 5 pengguna menyatakan mesin pencatat ini berguna

  3

   Pengujian Tingkat Kepuasan Tabel 9. Hasil Tingkat Kepuasan No Hasil Modus

  24

  3

  5

  4

  3

  4

  4

  25

  5

  4

  4

  4

  4

  26

  3

  5

  4

  4

  4

  27

  Jika dilihat pada hasil gambar 6-9 Maka nilai modus dari usefulness/ kegunaan bernilai 4 atau setuju, untuk nilai modus dari tabel

  4 Berdasarkan Tabel 6 nilai modus yang

  1

  4

  4

  2

  4

  4

  3

  4

  4

  3

  3

  4

  3

  3

  5

  3

  2

  4

  4

  3

  4

  5

  4

  4

  4

  5

  7

  3

  5

  4

  8

  4

  5

  4

  5

  4

  4

  5

  5

  5

  5

  4

  6

  5

  4

  3

  5

  3

  diperoleh adalah 4 (setuju) artinya 5 pengguna menyatakan mesin pencatat ini mudah untuk dipelajari d.

b. Pengujian Tingkat Kemudahan

  4

  3

  12

  4

  4

  4

  5

  4

  13

  4

  4

  4

  4

  4

  14

  4

  4

  3

  4

  4

  15

  3

  5

  5

  4

  4

  3

  Dari data kuesioner yang telah didapat maka kita dapat menghitung presentase tingkat kegunaan, kepuasan, kemudahan untuk digunakan dan kemudahan untuk dipelajari. Berikut merupakan grafik hasil data usabilitas.

  4.3 Analisis Presentase Data

  / kemudahan mempelajari bernilai 4 atau setuju. Maka didapatkan nilai modus seluruh pertanyaan yang diajukan pada 5 pelajar tunanetra bernilai 4 atau setuju.

  learn

  untuk nilai modus dari tabel easy to use/ kemudahan penggunaan bernilai 4 atau setuju. sedangkan untuk nilai modus dari tabel easy to

  satisfaction / kepuasan bernilai 4 atau setuju, serta

  Tabel 7. Hasil Tingkat Kemudahan No Hasil Modus

  9

  3

  5

  5

  4

  4

  4

  10

  4

  5

  4

  4

  4

  11

  4

  3

  4

  17

  19

  4

  20

  c. Pengujian Mudah Untuk Dipelajari Tabel 8. Hasil Mudah Untuk Dipelajari No Hasil Modus

  diperoleh adalah 4 (setuju) artinya 5 pengguna menyatakan mesin pencatat ini mudah untuk digunakan.

  4 Berdasarkan Tabel 7 nilai modus yang

  4

  4

  5

  3

  4

  3

  3

  4

  4

  3

  18

  5

  4

  4

  4

  4

  5

  5

  16

  3

  4

  4

  3

  4 Berdasarkan Tabel 8 nilai modus yang

  3

  3

  5

  3

  23

  4

  4

  5

  4

  4

  22

  4

  5

  4

  5

  4

  21

  4

  4

  Gambar 10. Presentase Data Usabilitas

  Saran untuk penelitian lebih lanjut pada alat ini masih menggunakan library untuk output suara agar penelitian selanjutnya ditambahkan aplikasi pembaca atau screen reader. Nama dokumen pada mesin pencatat ini sesuai urutan tiap dokumen, agar kedepan terdapat fungsi untuk memberi nama dokumen. Mesin pencatat ini hanya terdapat 5 dokumen yang bisa diakses, kedepannya bagi yang ingin melanjutkan agar membuat menu tersendiri untuk membuat dokumen

4.4 Saran Pengguna

DAFTAR PUSTAKA

5. KESIMPULAN

  Pada pengujian usabilitas yang terdiri dari kuesioner kepada 5 responden didapatkan nilai yang sering keluar adalah 4 (setuju) pada skala likert (1-5) pada setiap kategori yang terdiri dari kegunaan, kemudahan, mudah dimengerti dan kepuasan pengguna. Pada pengujian performa alat hasi keseluruhan Mesin Pencatat ini berjalan sesuai dengan skenario yang didapatkan rata-rata pengguna membutuhkan waktu 2 menit 23,02 detik untuk menjalakan semua skenario

  S. M. The encyclopedia of blindness and

  Kesimpulan pada penelitian ini sudah dibuat sebuah alat Mesin Pencatat yang dapat digunakan tunanetra berdasarkan dengan prinsip-prinsip desain interaksi. Proses pembuatan alat ini mengunakan alur perancangan dengan menggunakan proses desain alat yang terdiri daari what is wanted, skenario, task analysis dan penerapan prinsip desain interaksi. Cara kerja dari Mesin Pencatat ini langkah pertama yang perlu dilakukan yaitu dengan menghubungkan Raspberry Pi ke powerbank kemudian menekan Switch on/off untuk memilih dokumen berapa yang ingin dibuat atau diakses, setelah itu pengguna baru dapat mencatat.

  0% 0% 0% 0% 10 JARI MENGGUNAKAN 3% 0% 0% 0% 23% 18% 25% 20% 48% 67% 50% 54% 28% 15% 25% 26% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Kegunaan Kepuasan Kemudahan untuk digunakan Kemudahan untuk dipelajari Pertanyaan Sangat tidak setuju tidak setuju biasa setuju sangat setuju

  Bandung: Nuansa, 2009. Sulastri, Tuti. "ANALISIS MENGETIK CEPAT

  Smith, J. David. Sekolah Ramah Untuk Semua.

  vision impairement. New York: Facts On File, Inc., 2012.

  Bidang Bahasa Indonesia.” 21 November 2012. Santosa. Interaksi Manusia dan Komputer Teori dan Praktek. Yogyakarta: Andi, 2004. Sardegna, J., Shelly, S., Rutzen, A. R., & Steidl,

  Damayanti, Y. "Pengertian Mencatat Berdasarkan Ilmu Pendidikan." November 23, 2012.

  VIRTUAL BRAILLE KEYBOARD BERBASIS ANDROID." 2015. Purwani, P. “Pengertian Mencatat Berdasarkan

  Hasil dari tanggapan pengguna pelajar tunanetra yang telah menggunakan mesin pencatat ini dengan menguji fungsionlitas alat dapat disimpulkan bahwa dari kelima responden tersebut mengatakan bahwa dari saran positif mesin pencatat ini bermanfaat dan efisien untuk melakukan aktivitas mencatat bagi tunanetra dengan desain yang mudah untuk dipelajari dan bentuk yang sederhana sehingga mudah dibawa saat perkuliahan. Sedangkan dari saran negatif mesin pencatat ini yaitu terbatasnya jumlah dokumen yang tersedia dikarenakan pada mesin pencatat ini tidak memiliki menu pilihan dan audio yang menggunakan library dari Raspberry Pi.

  INTERFACE FOR VICTIMS USING FPGA." 2015. Muktafin, Elik Hari. "PERANCANGAN

  M.S.Heetha. "HUMAN COMPUTER

  Russell Beale. "Pearson Education Limited." In Human-computer-interaction, 861. Harlow: pearson prentice hall, 2004.

  Delphie, B. Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus . Bandung: Refika Aditama, 2006. dix, alan, Janet Finlay, Gregory D Abowd, and

  APLIKASI MEDIA KOMUNIKASI PENYANDANG TUNANETRA BTOUCH DENGAN TEKNOLOGI KOMPUTER BERBASIS APLIKASI SOFTWARE RAPIDTYPING." JURNAL LPKIA, Vol.4 No.2 , 2014. Widiyaningtyas, Triyana. “Aplikasi Media

  Pembelajaran Pengenalan Huruf Braille Berbasis Komputer.” 2011.