Red Army.

(1)

Universitas Kristen Maranatha | i

ABSTRAK

Red Army merupakan kesatuan tentara Soviet pada masa Perang Dunia II. Hal yang unik

dalam kesatuan ini adalah keterlibatan wanita dalam berperang dan mereka mampu menghasilkan prestasi-prestasi yang tidak kalah baik dengan pria. Hal ini sesuai dengan kehidupan masyarakat modern kini dimana emansipasi wanita telah berkembang.

Perancangan tugas akhir ini, terinspirasi oleh kesatuan tentara Soviet pada Perang Dunia II dengan judul “RED ARMY” sesuai dengan tren mode 2013 yang direalisasikan dalam siluet, teknik pembuatan, manipulating fabric, aksesoris, dan warna yang digunakan. Siluet yang digunakan menunjukan garis pinggang dengan gaya clean cut dan memadukan pola busana maskulin-feminim. Dalam upaya mendukung konsep koleksi maka dilengkapi dengan beberapa detail embroidery, atribut, dan aksesoris pendukung lainnya seperti topi, sepatu, serta kaus kaki. Warna yang digunakan disesuaikan dengan Red Army itu sendiri dan tren warna fashion 2013 yaitu warna hijau tentara sebagai warna utama dan dipadukan dengan merah serta kuning sebagai detail.

Adapun beberapa kesulitan yang ditemukan dalam produksi koleksi seperti proses pemilihan bahan, warna, dan pecah pola. Dimulai dari kesulitan mendapatkan warna hijau yang diinginkan pada material semi-wool dan ekplorasi pecah pola yang bertujuan untuk menyatukan kesan maskulin-feminim serta menghasilkan gaya clean cut. Dari kendala-kendala tersebut, digunakan beberapa penyelesaian seperti penyesuaian warna dan penggabungan pola dasar wanita dengan pola jas laki-laki.

Penerapan setiap ide berusaha menciptakan inovasi yang dirancang dengan penuh pertimbangan dan penyesuaian terhadap selera masyarakat terutama target market, yaitu wanita muda, pecinta mode, berani tampil beda, dewasa, mandiri, serta tangguh. Pada umumnya target market wanita berkarir di dunia hiburan dan menggunakan busana ini untuk acara-acara khusus dapat pada siang ataupun malam hari yang bersifat semi-formal. Dengan demikian rancangan koleksi ini merupakan hasil penggabungan hal-hal yang diselaraskan dalam sebuah karya.


(2)

Universitas Kristen Maranatha | ii

ABSTRACT

Red Army was a Soviet soldier unit in the World War II. One unique thing in this unit was the involvement of women in the war and they made some achievements which were as good as men could get. This thing is in accord with the modern society now where women emancipation has developed.

This final project is inspired by the Soviet soldier unit in the World War II with the title “RED ARMY” compatible with 2013 trend mode which is realized in silhouette, creating

technique, manipulating fabric, accessories, and colors. The silhouette which is used shows the waist line with clean cut style and fused the masculine-feminine clothing pattern. In order to advocate the concept collection, some embroidery details, attributes, and others accessories such as beret, boots and also socks is used. The colors which are used agree with the Red Army itself and 2013 fashion color trend which is olive green as the main color and is fused with red and yellow as the details.

There are some difficulties found in this collection production such as in choosing the materials, colors, and divided pattern. Started with the difficulty of getting the right green color on the semi-wool material and the divided pattern exploration which is aim to mix the masculine-feminine accent also producing the clean cut style. From those difficulties, some solutions are used such as color adjustment and the fusion of woman basic pattern and man’s suit pattern.

The application of each idea is trying to create an innovation which is design with full consideration and adaptation to appeal the society especially the market target which are young woman, fashion lover, who dare to be different, mature, independent and fierce. Generally the target market is career women in the entertainment world and wearing this attire for special semi-formal occasions in the day or in the night. Therefore, this clothing design is a product of mixing the materials into an art.


(3)

Universitas Kristen Maranatha | iii

DAFTAR ISI

COVER

LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI

PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA DAN LAPORAN

ABSTRAK………...…..………....i

ABSTRACT………..…………..…….……ii

DAFTAR ISI……….……..………..…..iii

DAFTAR GAMBAR……….………..…………iv

DAFTAR LAMPIRAN………..……….……...…...…….vii

BAB I : PENDAHULUAN………..………..……..1

I.1. Latar Belakang………..…………...….1

I.2. Identifikasi Masalah………..………..…….2

I.3. Batasan Masalah………..…………...…..3

I.4. Tujuan Perancangan………..………...…3

I.5. Metode Perancangan………..………...4

I.6. Sistematika Penulisan………..………...6

BAB II : LANDASAN TEORI……….………..8

II.1. Teori Mode………...8

II.1.1. Definisi Mode………...8

II.1.2. Klasifikasi Mode………..…...…..8

II.1.3. Tren Mode……….……9

II.2. Teori Busana……….………9

II.2.1 Definisi Busana………..…………...9

II.2.2 Fungsi Busana………10


(4)

Universitas Kristen Maranatha | iv

II.3.1 Definisi Warna………12

II.3.2 Teori Warna Brewster……….12

II.4. Teori Tekstil………16

II.4.1 Definisi Tekstil………16

II.4.2 Semi-wool………16

II.4.3 High-twist………16

II.4.4 Velvet………...16

II.5. Teori Reka Bahan………...16

II.5.1 Definisi Reka Bahan………..16

II.5.2 Embroidery………...…...17

II.6. Teori Pola Busana………...17

II.6.1 Definisi Pola………...….17

II.6.2 Rumus Pola………...18

II.6.3 Proses Pembuatan Pola Busana………...23

II.6.4 Teknik Pecah Pola………...…29

II.7. Teori Penjahitan Busana………...…………..30

II.7.1 Proses Penjahitan Busana………...…30

II.7.2 Definisi Jahit………...….30

II.8. Teknik Double Breasted………...31

II.9. Teknik Made to Measure………...…..31

II.10. Red Army………...31

II.8.1 Sejarah Red Army………...…..31

II.8.2 Peran Wanita di Red Army………...…32

II.8.3 Gaya Busana Red Army………...……38

BAB III : DESKRIPSI OBJEK STUDI……….……….39

III.1. Deskripsi Objek……….……….39

III.2. Identifikasi Objek……….………..40

III.3. Deskripsi dan Survey Fungsi……….……….45

BAB IV : KONSEP PERANCANGAN………..……….47

IV.1. Perancangan Umum………..……….47

IV.1.1.Moodboard……….………47

IV.1.2.Konsep……….……...47

IV.1.3.Koleksi Desain……….……...48

IV.2. Perancangan Khusus……….……….50


(5)

Universitas Kristen Maranatha | v

IV.2.2.Desain II……….53

IV.2.3.Desain III………56

IV.2.4.Desain IV………59

IV.3. Perancangan Detail……….63

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN……….68

V.1. Kesimpulan………68

V.2. Saran………..68

DAFTAR PUSTAKA………69

DATA PENULIS………...……70 LAMPIRAN


(6)

Universitas Kristen Maranatha | vi

DAFTAR GAMBAR

BAB II : LANDASAN TEORI

2.1. Warna Primer………13

2.2. Warna Sekunder………...……14

2.3. Warna Tertier………...14

2.4. Warna Komplementer………..15

2.5. Warna Split Komplementer……….…15

2.6. Pola Dasar Badan Depan………...19

2.7. Pola Dasar Badan Belakang……….………...19

2.8. Pola Rok Depan………...…20

2.9. Pola Rok Belakang……….…..21

2.10. Pola Celana Depan………22

2.11. Pola Celana Belakang………...…23

2.12. Ukuran yang Diperlukan………...…25

2.13. Ukuran yang Diperlukan………...…26

2.14. Ukuran yang Diperlukan………...…27

2.15. Cara Mengambil Ukuran Celana………....…..28

2.16. Cara Memindahkan Kupnat………..………29

2.17. Gaya Busana Red Army………...…………..38

2.18. Gaya Busana Red Army……….………38

BAB III : DESKRIPSI OBJEK STUDI 3.1. Garrison Cap……….………...40

3.2. Winter Hat………40

3.3. Visor Hat………...……41

3.4. Stand-Up Collar……….…..41

3.5. Double Collar…………..….41

3.6. Epaulets………...………….42

3.7. Pull-Over Shirt……….42

3.8. Breeches………..…….42

3.9. Jack Boots………….43

3.10. Double Breasted……….……..43

3.11. Long Suit………..…….43

3.12. Sleeve Trimmings…………..44

3.13. Atribut………...……44


(7)

Universitas Kristen Maranatha | vii

BAB IV : KONSEP PERANCANGAN

4.1. Moodboard………...……47

4.2. Koleksi Desain………..…49

4.3. Desain I……….….50

4.4. Flat Drawing I……….………..…51

4.5. Realisasi I……….……….…52

4.6. Desain II……….………...………53

4.7. Flat Drawing II……….………54

4.8. Realisasi II……….………...….55

4.9. Desain III……….……....……..56

4.10. Flat Drawing III………...….……57

4.11. Realisasi III………...………58

4.12. Desain IV………..59

4.13. Flat Drawing Front IV……….……60

4.14. Flat Drawing Back IV……….…..…61

4.15. Realisasi IV………..….62

4.16. Embroidery………63

4.17. Double Breasted…………...…..63

4.18. Double Collar………..…..64

4.19. Back Opening…………...…..64

4.20. Padding Unsleeve………..64

4.21. Double Pants……….65

4.22. Skirt-Pant………..65

4.23. Klep Collar………66

4.24. Half Bodyfit………...……….66


(8)

Universitas Kristen Maranatha | viii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I……….……….….1

Ukuran Dasar………..…………...…1

LAMPIRAN II………...……….………….2

Rumus Pola Dasar………...……….……….2

LAMPIRAN III………..……….………5

Pola Dasar………..……….……..5

LAMPIRAN IV………..……….………6

Pecah Pola………..…………..…….6

LAMPIRAN V………..……….14

Material………..……….14

LAMPIRAN VI……….………15

Reka Bahan……….……...……15

LAMPIRAN VII………16

Proses Pembuatan………...16

LAMPIRAN VIII………..…….22

Ilustrasi I……….…….22

Technical Drawing I………..……..23

Realisasi I……….………25

Costing I……….…….26

Ilustrasi II………27

Technical Drawing II……….28

Realisasi II………...30


(9)

Universitas Kristen Maranatha | ix

Ilustrasi III………...…33

Technical Drawing III………...….34

Realisasi III………...38

Costing III………..…39

Ilustrasi IV………..……40

Technical Drawing IV………...….41

Realisasi IV………...…..45


(10)

Universitas Kristen Maranatha | 1

BAB I

I.1.Latar Belakang

Red Army atau Soviet Army merupakan sebutan bagi tentara Uni Soviet, yaitu

sebuah negara komunis di Eropa Timur dan Asia Utara yang pernah ada dari tahun 1917 sampai tahun 1991. Bermula dari Kerajaan Rusia yang diikuti oleh revolusi Rusia pada paruh waktu 1917 dan perang sipil Rusian pada tahun 1918 – 1921, Uni Soviet dulunya adalah serikat dari beberapa negara komunis timur. Sebagai negara terbesar dan tertua yang berbasis komunis yang pernah ada, Uni Soviet menjadi model utama negara komunis pada jaman Perang Dingin; yang artinya pemerintahan dan partai politiknya dikuasai oleh partai Komunis. Dari kurung waktu 1945 hingga runtuhnya pemerintahan ini di tahun 1991, atau yang lebih dikenal dengan masa-masa Perang Dingin, Uni Soviet dan Amerika Serikat adalah dua negara adidaya yang menguasai ekonomi dunia, hubungan internasional, operasi militer, pertukaran budaya termasuk perlombaan penguasaan luar angkasa dan olah raga.

Pengangkatan konsep busana dilatari oleh keunikan Red Army yang mengikut sertakan wanita dalam berperang. Pada awalnya Stavka (Komando Tertinggi) tak mengizinkan para wanita bertempur sebagai prajurit. Mereka kebanyakan hanya diperbantukan sebagai tenaga medis atau administrasi. Namun setelah ada sejumlah tentara wanita mendaftar sebagai sniper (penembak runduk) dan berhasil mencapai prestasi seperti prajurit pria, wanita pun diizinkan bertempur seperti rekan pria mereka baik di infanteri maupun sebagai tankers (awak tank). Sebagian wanita pun bertempur di unit-unit Partisan.

Di awal perang, Voenno-Vozhduzhnye-Sily (AU Soviet) mengalami kesulitan menghadapi musuh. Marina Raskova, seorang pilot wanita populer mengusulkan satu solusi untuk membentuk resimen tempur wanita. Setelah melalui perdebatan di tingkat

Stavka, akhirnya tiga unit resimen penerbang wanita dibentuk. Resimen wanita mencetak

banyak prestasi selama perang bahkan memiliki kinerja yang rata-rata lebih baik dari resimen pria.


(11)

Universitas Kristen Maranatha | 2

Maka konsep Red Army terinspirasi oleh peran wanita yang tangguh dalam berperang, hal tersebut menggambarkan pada kehidupan masyarakat kini wanita harus semakin kuat dan mandiri. Era emansipasi ini hendaknya benar-benar dimaknai dengan semangat para wanita mengisi kebebasannya untuk berprestasi dalam bidang diminatinya masing-masing. Army look merupakan salah satu tren busana 2013 dengan subtema

Victory Force. Tren mode 2013 mengacu pada hal-hal virtual dengan desain yang

mewah. Demikian pula dengan subtema Victory Force yang menampilkan wanita berkarakter maskulin adventurer namun tetap menampilkan sisi feminitas.

Koleksi kali ini merupakan busana made to measure dengan clean cut yang menjadikan tampilan rapih, stylish, unik, mewah, maskulin, dan tidak berlebihan. Menggunakan material semi-wool dan high twist berwarna hijau kekuningan yang mencerminkan warna army look, dipadukan dengan velvet merah serta bordir berwarna emas sebagai detail. Setiap desain memiliki rancangan yang unik dan diperuntukkan bagi wanita dengan kisaran umur 23-28 tahun pecinta mode, berani tampil beda, dewasa, mandiri, serta tangguh. Target market pada umumnya adalah wanita yang berkarir di dunia hiburan; seperti artis, presenter, fashion stylish, penyanyi, disc jockey, ataupun lainnya. Mereka menggunakan busana tersebut untuk acara-acara khusus dapat pada siang ataupun malam hari seperti simposium, perform, pesta, ataupun acara-acara lainnya yang bersifat semi-formal.

I.2.Identifikasi Masalah

Selama ini desain busana army look telah memiliki standarisasi dalam pola pikir masyarakat sehingga seringkali didapati kurangnya eksplorasi desain.

Kendala juga ditemui bagaimana clean cut atau sesuatu yang rapih harus tampil unik dan mewah serta tidak boleh nampak berlebihan.

 Permasalahan lainnya adalah bagaimana memilih dan memadukan material agar mendapatkan siluet yang diinginkan.

 Masalah juga timbul mulai dari pembuatan pola, penjahitan, sampai dengan finishing, bagaimana seluruh hal tersebut harus dapat memenuhi kualitas serta kebutuhan konsumen.


(12)

Universitas Kristen Maranatha | 3  Penambahan aksesoris pun perlu diperhatikan sehingga setiap bagian

selaras dengan karakter busana dan tampilan akhir harus benar-benar mewujudkan konsep serta disesuaikan dengan target market.

I.3.Batasan Masalah

Dalam merumuskan masalah, agar pembahasan ini lebih efektif, efisien, terarah, dan dapat dikaji lebih mendalam maka diperlukan adanya pembatasan ruang lingkup masalah, yaitu :

 Koleksi ini akan menjawab permasalahan keterbatasan desain busana

army look.

 Eksplorasi pecah pola difokuskan pada baju wanita yang lebih maskulin namun tetap feminim.

 Material yang digunakan dipilih berdasarkan pertimbangan pembentukan siluet yang diinginkan.

 Seluruh proses produksi dan penambahan pelengkap busana disesuaikan agar selaras serta dapat memenuhi kebutuhan juga selera target market.

I.4.Tujuan Perancangan

Tujuan rancangan ini adalah merealisasikan desain koleksi busana made to

measure dengan eksplorasi gaya busana army look yang terinspirasi oleh Red Army.

Selain itu rancangan ini bertujuan untuk eksplorasi teknik pecah pola pada busana wanita dengan desain yang merupakan perpaduan antara maskulin dan feminim. Koleksi dirancang untuk memenuhi kebutuhan dan selera target market tertentu yang sesuai dengan tren mode 2013 yaitu Victory Force.

Setiap desain memiliki rancangan yang unik dan diperuntukkan bagi wanita dengan kisaran umur 23-28 tahun pecinta mode, berani tampil beda, dewasa, mandiri, serta tangguh. Target market pada umumnya adalah wanita yang berkarir di dunia entertain; seperti artis, presenter, fashion stylish, penyanyi, disc jockey, ataupun lainnya. Mereka menggunakan busana tersebut untuk acara-acara khusus dapat pada siang ataupun malam hari seperti simposium, perform, pesta, ataupun acara-acara lainnya yang bersifat semi-formal.


(13)

Universitas Kristen Maranatha | 4

I.5.Metode Perancangan

Dalam pembuatan koleksi terdapat tahap-tahap yang mempermudah proses perancangan dan produksi. Metode yang digunakan adalah sebagai berikut :

Inspirasi dan Konsep

Tahap ini adalah awal dari seluruh perancangan koleksi yaitu perolehan inspirasi army look yang didasari oleh tren mode 2013,

Victory Force. Kemudian berdasarkan pertimbangan dari latar belakang

sejarah dan makna maka didapatkan inspirasi yang lebih spesifik yaitu

Red Army dan menjadi konsep dasar. Dalam tahap ini dihasilkan

acuan-acuan desain seperti moodboard dan colorboard. Moodboard mengandung sekumpulan gambar yang menjadi inspirasi pendukung desain, sedangkan colorboard merupakan kumpulan acuan warna yang digunakan dalam desain yaitu dark olive green, green, cherry red, dan

fine gold. Desain

Pada tahap ini desainer memulai proses desain mulai dari busana utama hingga aksesoris pendukung busana, selain itu dilakukan penentuan penggunaan bahan yang menghasilkan materialboard.

Materialboard merupakan kumpulan contoh material yang digunakan

dalam koleksi yaitu semiwool Accura by Bellini, hightwist, dan velvet. Adapun pembuatan contoh reka bahan ataupun teknik khusus lainnya yang akan digunakan dalam koleksi busana diantaranya adalah pembuatan contoh reka bahan double breast dan embroidery.

Produksi

o Busana Utama

a. Pola

Produksi busana utama diawali dengan pembuatan pola dasar wanita baik depan maupun belakang untuk baju, celana, kerah, dan lengan.


(14)

Universitas Kristen Maranatha | 5

Setelah pola dasar dibuat, selanjutnya dilakukan modifikasi dan pecah pola pada kertas minyak. Setiap pecah pola digunting dan dilakukan mannequin fitting untuk melihat kekurangan pada pola. Mannequin yang digunakan harus memiliki ukuran semirip mungkin dengan ukuran tubuh model.

a. Cutting

Tahap selanjutnya adalah memotong kain sesuai dengan pola yang sudah dibuat. Pertama-tama semua pola disematkan pada kain sesuai dengan arah serat yang diperlukan menggunakan jarum pentul. Setiap pola disusun sedemikian rupa agar penggunaan material efektif dengan menyisakan jarak antar pola untuk pemberian kampuh. Kampuh yang digunakan beragam, mulai dr 0,5cm-1,5cm; disesuaikan dengan kebutuhan. Kampuh dan pola pada kain ditandai oleh kapur jahit dan/atau rader, lalu dilakukan

cutting. Tanda kampuh dan pola selain memudahkan dalam

proses cutting juga memudahkan dalam proses jahit. b. Reka Bahan

Reka bahan yang digunakan adalah embroidery. Dilakukan sebelum proses menjahit agar lebih mudah dikerjakan, selain itu hasilnya akan tampak lebih rapih. Selain itu juga dibuat beberapa aksesoris busana sebagai pendukung konsep seperti atribut army.

c. Menjahit

Selanjutnya dilakukan proses menjahit yang menyatukan setiap bagian dari hasil pecah pola.

d. Finishing

Akhir dari proses produksi busana utama yang tidak kalah penting adalah penyelesaian seperti pemasangan kancing, pemasangan atribut, dan hal-hal lainnya.


(15)

Universitas Kristen Maranatha | 6 o Aksesoris Pendukung

Aksesoris yang diproduksi diantaranya adalah sepatu boots, topi,

handband, dan kaus kaki. Setiap aksesoris memiliki tahap produksi yang

berbeda dan diperlukan keahlian khusus, maka produksi aksesoris dipercayakan kepada tenaga ahlinya masing-masing.

Styling

Tahap ini merupakan tahap akhir dari seluruh proses produksi dan perancangan. Setiap busana dipadukan dengan aksesorisnya masing-masing sesuai dengan desain awal maka setiap set busana siap untuk digunakan oleh konsumen.

I.6.Sistematika Penulisan

Agar mempermudah pembahasan ini agar lebih jelas dan sistematis, maka dilakukan pembagian dalam sistematika penulisan yang terdiri dari beberapa bab pembahasan. Berikut urutan bab pembahasan tersebut :

BAB I. PENDAHULUAN

Dalam bab ini terdapat latar belakang pemilihan konsep Red Army, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan perancangan koleksi, metode perancangan, dan sistematika penulisan.

BAB II. KERANGKA TEORI

Bab ini akan membahas seluruh landasan teori yang berhubungan dengan proses perancangan dan produksi, mencakup Teori Busana, Teori Mode, Teori Tekstil, Teori Warna, Teori Jahit, Teori Pola, Teori Army Look, dan Teori Made to Measure.

BAB III. DESKRIPSI OBJEK STUDI

Setiap unsur yang terkandung dalam rancangan dijabarkan dalam bab ini, diantaranya unsur desain objek lalu disertai definisi, identifikasi, dan survei lapangan dari setiap unsur.


(16)

Universitas Kristen Maranatha | 7

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

Bab ini mengandung perancangan umum yang merupakan koleksi desain, perancangan khusus yang akan menjabarkan setiap desain secara rinci, dan perancangan detail yang mencakup unsur serta produk yang dapat menunjang konsep rancangan.

BAB V. KESIMPULAN

Bagian ini memuat kesimpulan secara keseluruhan, mulai dari proses rancangan dan produksi hingga hasil akhir yang akan diterima oleh konsumen.


(17)

Universitas Kristen Maranatha | 68

BAB V

V.1. Kesimpulan

Dengan dibuatnya koleksi ini maka dapat disimpulkan bahwa setiap rancangan sesuai dengan tujuan dan terkonsep. Desain busana dengan gaya army

look ternyata dapat lebih eksploratif. Setiap kendala seperti kesulitan pecah pola

dengan gaya clean cut yang memberikan kesan maskulin-feminim dan kesulitan mendapatkan warna serta material yang sesuai dengan keinginan dapat dipecahkan. Pecah pola yang sulit menjadi mungkin ketika adanya usaha dan keuletan untuk menyelesaikannya. Pemilihan warna dan material disesuaikan dengan keadaan pasar namun tetap selaras dengan konsep dan kebutuhan. Melalui setiap kesulitan dalam proses pembelajaran ini; kinerja, kreatifitas, dan karakter dibentuk menjadi lebih baik.

V.2. Saran

Pada masa mendatang, hendaknya desain busana dalam style apapun harus lebih eskploratif lagi karena telah terbukti melalui koleksi ini bahkan gaya busana

army look yang selama ini nampak predictable dapat diolah menjadi lebih

eksploratif. Setiap kesulitan yang dihadapi dalam proses perancangan dan produksi kiranya membuat kita menjadi lebih bersemangat karena kendala-kendala tersebut dapat diselesaikan dengan keuletan dan kerja keras.


(18)

Universitas Kristen Maranatha | 69

DAFTAR PUSTAKA

Barnard, Malcolm. (2012). Fashion Statements. New York: Palgrave.

Bergstrom, Christer (2000). Black Cross/Red Star : Resurgence, January-June 1942. Sweden: Pacifica Military History.

Carlyle, Thomas. (1871). The Collected Works of Thomas Carlyle. London: Chapman and Hall.

Chaney, David. (1996). Lifestyle. London: Routledge.

Ennis, Garth. (2009). Battlefields 1. Laurel, Mt.: Dynamite Entertainment.

Fischer, Anette. (2009). Basics Fashion Design 03: Construction. Switzerland: AVA Publishing SA.

Kenez, Peter. (1977). Civil War in South Russia, 1919-1920,The Defeat of The Whites. California : University of California Press.

Marckwik, Roger D. (2012). Soviet Women on the Frontline in Second World War. London: Palgrave MacMillan.

Noe’man, Irvan A. (2012). VIRTUALUXE. Jakarta : BD+A Design.

Nugroho, Eko. (2008). Pengenalan Teori Warna. Jakarta : Andi Publisher.

Pambudy, Ninuk Mardiana. (2011). Kamus Mode Indonesia (SC). Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Sedyawati, Edi. (1994). Kosakata Bahasa Sansekerta dalam Bahasa Melayu Masa Kini. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Soekarno. (2012). Buku Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Dasar. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Streather, Adrian. (2011). Soviet Military & Paramilitary Services,Female Uniforms

1941-1991:0fficer and Enlisted Personnel. Switzerland: Veloce.

Underwood, A.L. (2002). Analisis Kimia Kuantitatif : Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga. Zaloga, Steven. (1987). Inside The Soviet Army. London: Osprey Publishing Company.


(1)

Universitas Kristen Maranatha | 4

I.5.Metode Perancangan

Dalam pembuatan koleksi terdapat tahap-tahap yang mempermudah proses perancangan dan produksi. Metode yang digunakan adalah sebagai berikut :

Inspirasi dan Konsep

Tahap ini adalah awal dari seluruh perancangan koleksi yaitu perolehan inspirasi army look yang didasari oleh tren mode 2013,

Victory Force. Kemudian berdasarkan pertimbangan dari latar belakang

sejarah dan makna maka didapatkan inspirasi yang lebih spesifik yaitu

Red Army dan menjadi konsep dasar. Dalam tahap ini dihasilkan

acuan-acuan desain seperti moodboard dan colorboard. Moodboard mengandung sekumpulan gambar yang menjadi inspirasi pendukung desain, sedangkan colorboard merupakan kumpulan acuan warna yang digunakan dalam desain yaitu dark olive green, green, cherry red, dan

fine gold.

Desain

Pada tahap ini desainer memulai proses desain mulai dari busana utama hingga aksesoris pendukung busana, selain itu dilakukan penentuan penggunaan bahan yang menghasilkan materialboard.

Materialboard merupakan kumpulan contoh material yang digunakan

dalam koleksi yaitu semiwool Accura by Bellini, hightwist, dan velvet. Adapun pembuatan contoh reka bahan ataupun teknik khusus lainnya yang akan digunakan dalam koleksi busana diantaranya adalah pembuatan contoh reka bahan double breast dan embroidery.

Produksi

o Busana Utama

a. Pola

Produksi busana utama diawali dengan pembuatan pola dasar wanita baik depan maupun belakang untuk baju, celana, kerah, dan lengan.


(2)

Universitas Kristen Maranatha | 5

Setelah pola dasar dibuat, selanjutnya dilakukan modifikasi dan pecah pola pada kertas minyak. Setiap pecah pola digunting dan dilakukan mannequin fitting untuk melihat kekurangan pada pola. Mannequin yang digunakan harus memiliki ukuran semirip mungkin dengan ukuran tubuh model.

a. Cutting

Tahap selanjutnya adalah memotong kain sesuai dengan pola yang sudah dibuat. Pertama-tama semua pola disematkan pada kain sesuai dengan arah serat yang diperlukan menggunakan jarum pentul. Setiap pola disusun sedemikian rupa agar penggunaan material efektif dengan menyisakan jarak antar pola untuk pemberian kampuh. Kampuh yang digunakan beragam, mulai dr 0,5cm-1,5cm; disesuaikan dengan kebutuhan. Kampuh dan pola pada kain ditandai oleh kapur jahit dan/atau rader, lalu dilakukan

cutting. Tanda kampuh dan pola selain memudahkan dalam

proses cutting juga memudahkan dalam proses jahit. b. Reka Bahan

Reka bahan yang digunakan adalah embroidery. Dilakukan sebelum proses menjahit agar lebih mudah dikerjakan, selain itu hasilnya akan tampak lebih rapih. Selain itu juga dibuat beberapa aksesoris busana sebagai pendukung konsep seperti atribut army.

c. Menjahit

Selanjutnya dilakukan proses menjahit yang menyatukan setiap bagian dari hasil pecah pola.

d. Finishing

Akhir dari proses produksi busana utama yang tidak kalah penting adalah penyelesaian seperti pemasangan kancing, pemasangan atribut, dan hal-hal lainnya.


(3)

Universitas Kristen Maranatha | 6

o Aksesoris Pendukung

Aksesoris yang diproduksi diantaranya adalah sepatu boots, topi,

handband, dan kaus kaki. Setiap aksesoris memiliki tahap produksi yang

berbeda dan diperlukan keahlian khusus, maka produksi aksesoris dipercayakan kepada tenaga ahlinya masing-masing.

Styling

Tahap ini merupakan tahap akhir dari seluruh proses produksi dan perancangan. Setiap busana dipadukan dengan aksesorisnya masing-masing sesuai dengan desain awal maka setiap set busana siap untuk digunakan oleh konsumen.

I.6.Sistematika Penulisan

Agar mempermudah pembahasan ini agar lebih jelas dan sistematis, maka dilakukan pembagian dalam sistematika penulisan yang terdiri dari beberapa bab pembahasan. Berikut urutan bab pembahasan tersebut :

BAB I. PENDAHULUAN

Dalam bab ini terdapat latar belakang pemilihan konsep Red Army, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan perancangan koleksi, metode perancangan, dan sistematika penulisan.

BAB II. KERANGKA TEORI

Bab ini akan membahas seluruh landasan teori yang berhubungan dengan proses perancangan dan produksi, mencakup Teori Busana, Teori Mode, Teori Tekstil, Teori Warna, Teori Jahit, Teori Pola, Teori Army Look, dan Teori Made to Measure.

BAB III. DESKRIPSI OBJEK STUDI

Setiap unsur yang terkandung dalam rancangan dijabarkan dalam bab ini, diantaranya unsur desain objek lalu disertai definisi, identifikasi, dan survei lapangan dari setiap unsur.


(4)

Universitas Kristen Maranatha | 7

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

Bab ini mengandung perancangan umum yang merupakan koleksi desain, perancangan khusus yang akan menjabarkan setiap desain secara rinci, dan perancangan detail yang mencakup unsur serta produk yang dapat menunjang konsep rancangan.

BAB V. KESIMPULAN

Bagian ini memuat kesimpulan secara keseluruhan, mulai dari proses rancangan dan produksi hingga hasil akhir yang akan diterima oleh konsumen.


(5)

Universitas Kristen Maranatha | 68

BAB V

V.1. Kesimpulan

Dengan dibuatnya koleksi ini maka dapat disimpulkan bahwa setiap rancangan sesuai dengan tujuan dan terkonsep. Desain busana dengan gaya army

look ternyata dapat lebih eksploratif. Setiap kendala seperti kesulitan pecah pola

dengan gaya clean cut yang memberikan kesan maskulin-feminim dan kesulitan mendapatkan warna serta material yang sesuai dengan keinginan dapat dipecahkan. Pecah pola yang sulit menjadi mungkin ketika adanya usaha dan keuletan untuk menyelesaikannya. Pemilihan warna dan material disesuaikan dengan keadaan pasar namun tetap selaras dengan konsep dan kebutuhan. Melalui setiap kesulitan dalam proses pembelajaran ini; kinerja, kreatifitas, dan karakter dibentuk menjadi lebih baik.

V.2. Saran

Pada masa mendatang, hendaknya desain busana dalam style apapun harus lebih eskploratif lagi karena telah terbukti melalui koleksi ini bahkan gaya busana

army look yang selama ini nampak predictable dapat diolah menjadi lebih

eksploratif. Setiap kesulitan yang dihadapi dalam proses perancangan dan produksi kiranya membuat kita menjadi lebih bersemangat karena kendala-kendala tersebut dapat diselesaikan dengan keuletan dan kerja keras.


(6)

Universitas Kristen Maranatha | 69

DAFTAR PUSTAKA

Barnard, Malcolm. (2012). Fashion Statements. New York: Palgrave.

Bergstrom, Christer (2000). Black Cross/Red Star : Resurgence, January-June 1942. Sweden: Pacifica Military History.

Carlyle, Thomas. (1871). The Collected Works of Thomas Carlyle. London: Chapman and Hall.

Chaney, David. (1996). Lifestyle. London: Routledge.

Ennis, Garth. (2009). Battlefields 1. Laurel, Mt.: Dynamite Entertainment.

Fischer, Anette. (2009). Basics Fashion Design 03: Construction. Switzerland: AVA Publishing SA.

Kenez, Peter. (1977). Civil War in South Russia, 1919-1920,The Defeat of The Whites. California : University of California Press.

Marckwik, Roger D. (2012). Soviet Women on the Frontline in Second World War. London: Palgrave MacMillan.

Noe’man, Irvan A. (2012). VIRTUALUXE. Jakarta : BD+A Design.

Nugroho, Eko. (2008). Pengenalan Teori Warna. Jakarta : Andi Publisher.

Pambudy, Ninuk Mardiana. (2011). Kamus Mode Indonesia (SC). Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Sedyawati, Edi. (1994). Kosakata Bahasa Sansekerta dalam Bahasa Melayu Masa Kini. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Soekarno. (2012). Buku Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Dasar. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Streather, Adrian. (2011). Soviet Military & Paramilitary Services,Female Uniforms

1941-1991:0fficer and Enlisted Personnel. Switzerland: Veloce.

Underwood, A.L. (2002). Analisis Kimia Kuantitatif : Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga. Zaloga, Steven. (1987). Inside The Soviet Army. London: Osprey Publishing Company.