Pertumbuhan Dan Perkembangan Beberapa Genotipe Ubikayu (Manihot Esculenta Crantz.)

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman ubikayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan sumber
karbohidrat yang mempunyai kedudukan strategis sebagai bahan baku pangan,
pakan maupun berbagai industri pangan dan non pangan. Selain untuk memenuhi
kebutuhan di dalam negeri, ubikayu juga merupakan komoditas penghasil devisa
negara melalui ekspor dalam bentuk tepung, pati maupun bentuk olahan lainnya.
Bertambahnya jumlah penduduk, berkembangnya industri peternakan dan industri
berbahan baku ubikayu mendorong permintaan ubikayu meningkat tajam. Apalagi
ke depan, dengan ditetapkannya ubikayu sebagai salah satu tanaman sumber
energi alternatif terbarukan, dapatdipastikan permintaan ubikayu akan lebih
meningkat

lagi.

FAO

menyebut

ubikayu


sebagai

tanaman

abad

21

karena beragamnya kegunaan tanaman ini yang berpotensi besar untuk
mengentaskan kemiskinan di pedesaan serta meningkatkan ekonomi nasional
(Howeler et al., 2013).
Pada tahun 2012 Indonesia mampu menghasilkan ubikayu sebesar 24,2
juta ton dengan rata-rata peningkatan per tahun sebesar 3,5%. Peningkatan
produksi ubikayu yang dirasa lebih lambat jika dibandingkan dengan peningkatan
produktivitasnya disebabkan oleh semakin turunnya luas panen tanaman ubikayu
dari tahun ke tahun dengan rata-rata penurunan per tahun sebesar 1%. Pada tahun
2012, luas panen tanaman ubikayu sebesar 1,1 juta Hektar, turun sebesar 4,6%
jika dibandingkan dengan luas panen pada tahun sebelumnya penurunan luas
panen tanaman ubi kayu disebabkan oleh alih fungsi lahan yang mengarah ke
industrialisasi atau juga disebabkan oleh kompetisi lahan dengan tanaman pangan


Universitas Sumatera Utara

lainnya (Kemendagri, 2013). Pada tahun 2014 terjadi penurunan hasil produksi
rata-rata yang tidak terlalu signifikan yaitu sebesar 139,71 ton per hektar
(BPS 2014).
Ubi kayu merupakan komoditi unggulan Provinsi Sumatera utara, pada
tahun 2011, produksi ubi kayu tertinggi dihasilkan Kabupaten Simalungun diikuti
Serdang Bedagei, Deli serdang dan Toba Samosir. Produksi ubi kayu terendah ada
di Kabupaten Karo (Gusti dan Harahap, 2012). Produksi ubikayu Sumatera Utara
tahun 2012 sebesar 1.171.520 ton, naik sebanyak 79.809 ton atau 7,31 persen
dibandingkan produksi ubikayu tahun 2011. Kenaikan produksi ubikayu
disebabkan bertambahnya luas panen sebesar 820 hektar atau naik 2,16 persen dan
peningkatan

produktivitas

sebesar

14,51


kw/ha

atau

5,04

persen

(BPS Sumut, 2013).
Permintaan ubikayu dari tahun ke tahun mengalami peningkatan,baik
untuk pemenuhan kebutuhan pangan maupun industri. Peran ubikayu dalam
bidang industri akan terus mengalami peningkatan seiring dengan adanya program
pemerintah untuk menggunakan sumber energi alternatif yang berasal dari hasil
pertanian (liquid biofuel), seperti biodiesel dan bioetanol serta diversifikasi
pangan berbasis pangan lokal.Untuk dapat mendukung program pemerintah
tersebut, maka produksi ubikayu harus ditingkatkan. Peningkatan produksi
ubikayu dapat dilakukan melalui peningkatan luas panen dan penerapan teknik
budidaya yang tepat (Sundari, 2010).
Penanaman dan pemeliharaan tanaman ubikayu relatif mudah. Tanaman

ubikayu memiliki beberapa keunggulan, antara lain mudah tumbuh dalam
lingkungan yang kurang baik atau kurang subur, tidak memerlukan persiapan

Universitas Sumatera Utara

lahan secara intensif, tahan terhadap kekeringan dan serangan OPT, dan biaya
produksi yang cukup rendah. Kementerian Pertanian sebagai instansi pembina
telah melakukan beberapa langkah pengembangan ubikayu. Namun disadari
bahwa terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi. Adapun permasalahan
pengembangan produksi dan konsumsi ubikayu antara lain: a). Pemilikan lahan
sempit, modal usaha tani dan tenaga kerja keluarga terbatas b). Siklus pertanaman
yang panjang c). Dukungan sistem pemasaran yang lemah d). Teknologi inovatif
belum optimal e). Perbenihan (Kemendagri, 2013).
Bibit ubikayu yang berkualitas merupakan modal utama dalam
meningkatkan produksi. Oleh karena itu penyediaan bibit menjadi sangat penting.
Penyediaan bibit secara lokal melalui Jabalsim dapat mengatasi kelangkaan bibit
berkualitas pada saat musim tanam. Pada kondisi persediaan bibit yang kurang,
dapat digunakan stek mini (panjang 5-6 cm, dengan 3-4 mata tunas) dengan hasil
yang tidak berbeda dibandingkan stek biasa. Pada cara ini bibit perlu disemaikan
dulu selama bulan sebelum ditanam di lapang (Litbang, 2011).

Salah satu upaya meningkatkan produktivitas ubikayu adalah dengan
menggunakan klon-klon ubikayu yang mempunyai produktivitas yang tinggi
(Aldiansyah, 2012). Di Indonesia sendiri memiliki beberapa varietas unggul
nasional yang dikeluarkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Pangan diantaranya yaitu varietas Adira-1, varietas Adira-2, varietas Adira-3,
varietas Malang-1, varietas Malang-2, varietas Malang-4, varietas Malang-6,
varietas Darul hidayah, dan lain-lain. Disamping itu ada beberapa genotipe
ubikayu yang sering ditanam oleh petani di daerah Sumatera Utara diantaranya

Universitas Sumatera Utara

yaitu genotipe Pulut, genotipe Mentega, genotipe Roti, genotipe Malaysia,
genotipe Putih dan lain-lain.
Berdasarkan penjelasan beberapa uraian di atas perlu dilakukannya
penelitian mengenai analisis pertumbuhan dan perkembangan beberapa genotipe
ubikayu.
Tujuan Penelitian
Tujuan

penelitian


ini

adalah

untuk

mengetahui

pertumbuhan

dan perkembangan dari beberapa genotipe ubi kayu.
Hipotesis
Ada perbedaan pertumbuhan dan perkembangan pada beberapa
genotipe ubikayu.
Kegunaan Penelitian
Untuk mendapatkan data penyusun skripsi sebagai salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara, dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.


TINJAUAN PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara

Botani Tanaman
Secara taksonomi ubikayu ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
kingdom : Plantae, Divisi : Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas :
Dicotyledonae, Ordo : Euphorbiales, Famili : Euphorbiaceae, Genus : Manihot,
Spesies : Manihot esculenta Crantz. (Steenis et al., 2003).
Daun ketela pohon termasuk daun tunggal. Jadi pada satu tangkai ada satu
helai, pada ketiak daun terdapat tunas. Tanaman ini termasuk tumbuhan
monokotil. Perdu yang tidak bercabang atau kadang bercabang dua, tinggi bisa
mencapai 4 m, bergetah putih dan mengandung sianida pada konsentrasi yang
berbeda-beda. Umbi akar besar, memanjang dengan kulit berwarna coklat suram.
Batang berkayu dengan tanda berkas daun yang tampak dengan jelas. Daun tungal
tersusun secara spiral, panjang tangkai daun 5-30 cm, helaian daun rata sampai
terbagi 3 - 10 sampai pangkal daunnya. Perbungaan dalam tandan di ujung batang
dengan panjang 3-10 cm. Buah bulat telur bersayap 6 dengan diameter 1-1,5 cm,
terdapat n 3 biji di dalamnya (Sharma, 1993).
Batang tanaman singkong berkayu, beruas-ruas dengan ketinggian

mencapailebih dari 3 m. Warna batang bervariasi, ketika masih muda
umumnyaberwarna hijau dan setela tua menjadi keputihan, kelabu, atau hijau
kelabu.Batang berlubang, berisi empelur berwarna putih, lunak, dengan struktur
seperti gabus (Silitonga, 2014).
Secara

morfologi,

tanaman

ubikayu

baru

akan

berbunga

pada


umur 8 – 10 bulan dan sangat tergantung genotipe dan lingkungan tumbuh
(Halsey et al., 2008). Ubikayu bersifat monoecious, yaitu bunga jantan dan betina
terdapat pada satu pohon. Beberapa variatas berbunga secara teratur dan cukup

Universitas Sumatera Utara

sering, beberapa varietas lain jarang berbunga atau bahkan tidak berbunga sama
sekali. Produksi bunga sangat penting untuk pembiakan. Tumbuhnya bunga
sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti banyaknya cahaya dan suhu.
Bunga ubikayu dihasilkan pada dahan reproduktif. Bunga jantan berkembang
dekat puncak rangkaian bunga, sedangkan bunga betina tumbuh dekat dasar
rangkaian bunga (Ekanayake et al., 1997).
Umbi yang terbentuk merupakan akar yang menggelembung dan berfungsi
sebagai tempat penampung makanan cadangan. Bentuk umbi biasanya bulat
memanjang, terdiri atas: kulit luar tipis (ari) berwarna kecokelat-coklatan (kering);
kulit dalam agak tebal berwarna keputih-putihan (basah); dan daging berwarna
putih atau kuning (tergantung varietasnya) yang mengandung sianida dengan
kadar berbeda (Suprapti, 2005).
Syarat Tumbuh
Iklim

Ubikayu merupakan tanaman tropis. Wilayah pengembangan ubikayu
berada pada 30o LU dan 30o LS. Namun demikian, untuk dapat tumbuh,
berkembang dan berproduksi, tanaman ubi kayu menghendaki persyaratan iklim
tertentu (Sundari, 2010).
Suhu yang diperlukan tiap tumbuhan berbeda-beda. Oleh karena itu, laju
respirasi pada tumbuhan yang hidup di daerah tropis, temperate, dan artik
berbeda-beda. Suhu juga berpengaruh terhadap fotosintesis. Secara umum, suhu
optimum untuk fotosintesis setara dengan suhu siang hari pada habitat asal
tumbuhan tersebut (Nirwanto, 2012).

Universitas Sumatera Utara

Untuk dapat berproduksi optimal, ubikayu memerlukan curah hujan 150200 mm pada umur 1-3 bulan, 250-300 mm pada umur 4-7 bulan, dan 100-150
mm pada fase menjelang dan saat panen. Berdasarkan karakteristik iklim di
Indonesia dan kebutuhan air tersebut, ubikayu dapat dikembangkan di hampir
semua kawasan, baik di daerah beriklim basah maupun beriklim kering sepanjang
air tersedia sesuai dengan kebutuhan tanaman tiap fase pertumbuhan. Pada
umumnya daerah sentra produksi ubikayu memiliki tipe iklim C, D, dan E, serta
jenis lahan yang didominasi oleh tanah alkalin dan tanah masam, kurang subur,
dan peka terhadap erosi (Wargiono, et al., 2006).

Tanah
Ubikayu dapat tumbuh di berbagai jenis tanah. Pada daerah di mana
jagung dan padi tumbuh kurang baik, ubi kayu masih dapat tumbuh dengan baik
dan mampu berproduksi tinggi apabila ditanam dan dipupuk tepat pada waktunya.
Sebagian besar pertanaman ubi kayu terdapat di daerah dengan jenis tanah
Aluvial, Latosol, Podsolik dan sebagian kecil terdapat di daerah dengan jenis
tanah Mediteran, Grumusol dan Andosol. Tingkat kemasaman tanah (pH) untuk
tanaman ubi kayu minimum 5 (Sundari, 2010).
Genotipe Ubikayu
Pemuliaan pada tanaman ubikayu bertujuan untuk menciptakan varietas
ubikayu baru yang memiliki produktivitas tinggi dengan kadar pati tinggi melalui
persilangan antar bunga. Namun, dalam proses persilangan tersebut terdapat
kendala

yang

menghambat

kegiatan pemuliaan tanaman

yaitu

ketidak

ketersediaan bunga ubikayu secara serempak akibat perbedaan umur berbunga
antar genotipe ubikayu (Putri et al., 2013).

Universitas Sumatera Utara

Gen-gen tidak dapat menyebabkan berkembangnya karakter terkecuali
mereka berada pada lingkungan yang sesuai, dan sebaliknya tidak ada pengaruh
terhadap berkembangnya karakteristik dengan mengubah tingkat keadaan
lingkungan terkecuali jika gen yang diperlukan ada. Namun, harus disadari bahwa
keragaman yang diamati terhadap sifat-sifat yang terutama disebabkan oleh
perbedaan gen yang dibawa oleh individu yang berlainan dan terhadap variabilitas
didalam sifat yang lain. pertama-tama disebabkan oleh perbedaan lingkungan
dimana individu berada (Allard, 2005).
Varietas atau klon introduksi perlu diuji adapta bilitasnya pada suatu
lingkungan untuk mendapatkan genotipe unggul pada lingkungan tersebut. Pada
umumnya suatu daerah memiliki kondisi lingkungan yang berbeda terhadap
genotip. Respon genotip terhadap lingkungan ini biasanya terlihat dalam
penampilan fenotipik dari tanaman yang bersangkutan (Darliah et al., 2001).
Berdasarkan warna Petiole ada terdapat persamaan diantara jenis. Tangkai
daun dengan warna hijau terdapat pada ubi malaysia. Ubi Valencia, ubi Darul
Hidayah, dan ubi roti memiliki warna petiole yang sama, yaitu ungu kemerahan,
sedangkan yang mempunyai warna campuran yaitu ubi Adira 1, ubi Pulut dan ubi
Kalimantan.Untuk parameter warna batang atas, terdapat persamaan antara ubi
Malaysia, ubi Roti, ubi Adira 1, ubi Kalimatan, ubi Pulut, dan ubi Darul Hidayah
yaitu hijau, sedangkan ubi Valencia berwarna Hijau Kemerahan. Warna batang
bawah, terdapat persamaan antara ubi Malaysia, Ubi Darul Hidayah, ubi
Kalimantan dan ubi Pulut yaitu berwarna abu-abu. Sedangkan pada jenis ubi
Adira 1 dan ubi Roti terdapat persamaan warna yaitu gading. Hanya pada ubi
Valencia yang berwarna hijau (Fauzi, 2015).

Universitas Sumatera Utara