Kabinet Djuanda Maret 1957 – April 1959

6 9 6 9 6 9 6 9 6 9 Bab 4 Pe ristiwa-Pe ristiwa Po litik dan Eko no mi Indo ne sia Pasc a Pe ngakuan Ke daulatan

b. Kabinet Sukiman April 1951- Februari 1952

Kabinet Sukiman merupakan koalisi antara Masyumi dengan PNI. Pada masa Kabinet Sukiman muncul berbagai gangguan keamanan, misalnya DITII semakin meluas dan Republik Maluku Selatan. Kabinet ini jatuh karena kebijakan politik luar negerinya diangap condong ke Serikat. Pada tanggal 15 Januari 1952 diadakan penandatanganan Mutual Security Act MSA. Perjanjian ini berisi kerja sama keamananan dan Serikat akan memberikan bantuan ekonomi dan militer.

c. Kabinet Wilopo April 1952- Juni 1953

Kabinet Wilopo didukung oleh PNI, Masyumi, dan PSI. Prioritas utama program kerjanya adalah peningkatan kesejahteraan umum. Peristiwa penting yang terjadi semasa pemerintahannya adalah peristiwa 17 Oktober 1952 dan peristiwa Tanjung Morawa. Peristiwa 17 Oktober 1952, yaitu tuntutan rakyat yang didukung oleh Angkatan Darat yang dipimpin Nasution, agar DPR Sementara dibubarkan diganti dengan parlemen baru. Sedang Peristiwa Tanjung Morawa Sumatra Timur mencakup persoalan perkebunan asing di Tanjung Morawa yang diperebutkan dengan rakyat yang mengakibatkan beberapa petani tewas.

d. Kabinet Ali Sastroamijoyo I 31 Juli 1953-24 Juli 1955

Kabinet ini dikenal dengan Kabinet Ali Wongso Ali Sastroamijoyo dan Wongsonegoro. Prestasi yang dicapai adalah terlaksananya Konferensi di Bandung 18-24 April 1955.

e. Kabinet Burhanudin Harahap Agustus 1955 – Maret 1956

Kabinet ini dipimpin oleh Burhanudin Harahap dengan inti Masyumi. Keberhasilan yang diraih adalah menyelenggarakan pemilu pertama tahun 1955. Karena terjadi mutasi di beberapa kementerian, maka pada tanggal 3 Maret 1956 Burhanudin Harahap menyerahkan mandatnya.

f. Kabinet Ali Sastroamijoyo II Maret 1956 – Maret 1957

Program Kabinet Ali II disebut Rencana Lima Tahun. Program ini memuat masalah jangka panjang, misalnya perjuangan mengembalikan Irian Barat. Muncul semangat anti- Cina dan kekacauan di daerah-daerah sehingga menyebabkan kabinet goyah. Akhirnya pada Maret 1957, Ali Sastroamijoyo menyerahkan mandatnya.

g. Kabinet Djuanda Maret 1957 – April 1959

Kabinet Djuanda sering dikatakan sebagai Zaken Kabinet, karena para menterinya merupakan ahli dan pakar di bidangnya masing-masing. Tugas Kabinet Djuanda melanjutkan perjuangan membebaskan Irian Barat dan menghadapi keadaan ekonomi dan keuangan yang buruk. Prestasi yang diraih adalah berhasil menetapkan lebar wilayah Indonesia menjadi 12 mil laut diukur dari garis dasar yang menghubungkan titik-titik terluar dari Pulau Indonesia. Ketetapan ini dikenal sebagai Deklarasi Djuanda. Kabinet ini menjadi demisioner ketika Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka Edisi 1950-1964, 1981 2 . 2 . 2 . 2 . 2 . P P P P Pelaksanaan P elaksanaan P elaksanaan P elaksanaan P elaksanaan Pemilu T emilu T emilu T emilu T emilu Tahun 1 ahun 1 ahun 1 ahun 1 ahun 1 9 5 5 9 5 5 9 5 5 9 5 5 9 5 5 Penyelenggaraan Pemilu tahun 1955 merupakan pemilu yang pertama dilaksanakan oleh bangsa Indonesia. Pemilu diselenggarakan pada masa pemerintahan Kabinet Burhanudin Harahap. Pemilu dilaksanakan dalam dua tahap yaitu tanggal 29 Sep- tember 1955 untuk memilih anggota DPR, dan tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota Badan Konstituante Badan Pembentuk UUD. Sejak tahun 1999, pemilu dilaksana- kan dengan sistem multipartai dengan jumlah peserta 48 partai politik. Sedangkan pada pemilu tahun 2004, peserta pemilu sebanyak 24 partai politik. Jeli Jeli Jeli Jeli Jeli Jendela Info Di unduh dari : Bukupaket.com 7 0 7 0 7 0 7 0 7 0 Ilmu Pe nge tahuan So sial Ke las IX Hasil pemilu tahun 1955 menunjukkan ada empat partai yang memperoleh suara terbanyak yaitu PNI 57 wakil, Masyumi 57 wakil, NU 45 wakil, dan PKI 39 wakil. Dari segi penyelenggaraan, pemilu tahun 1955 dapat dikatakan berjalan dengan bersih dan jujur karena suara yang diberikan masyarakat mencerminkan aspirasi dan kehendak politik mereka. Akan tetapi, kampanye yang relatif terlalu lama 2,5 tahun dan bebas telah mengundang emosi politik yang amat tinggi, terutama kecintaan yang berlebihan terhadap partai. Pemilu tahun 1955 ternyata tidak mampu menciptakan stabilitas poltik seperti yang diharapkan. Bahkan muncul perpecahan antara pemerintahan pusat dengan beberapa daerah. Kondisi tersebut diperparah dengan ketidakmampuan anggota Konstituante untuk mencapai titik temu dalam menyusun UUD baru untuk mengatasi kondisi negara yang kritis. Pada tanggal 5 Juli 1959 Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit. Dekrit ini dikenal dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959. 1. Kabinet yang memerintah selama Demokrasi Liberal sangat banyak dan memiliki program kerja yang berbeda-beda. Agar kalian dapat memahami program kerja masing-masing kabinet, maka carilah buku referensi di perpustakaan. Kemudian tulislah program kerja masing-masing kabinet 2. Pada tahun 1955, bangsa Indonesia telah mengadakan pemilu yang pertama kalinya. Pemilu tersebut dikatakan paling demokratis dibanding pemilu pada masa sesudah- nya. Bagaimana pendapat kalian dengan pelaksanaan pemilu tahun 2004 kemarin jika dibandingkan dengan pemilu tahun 1955? Buatlah perbandingannya secara sederhana Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan Dampak yang Ditimbulkan Dampak yang Ditimbulkan Dampak yang Ditimbulkan Dampak yang Ditimbulkan Dampak yang Ditimbulkan D. 1 . 1 . 1 . 1 . 1 . Si t uasi Pol i t i k M enj el ang Dekri t Presi den Si t uasi Pol i t i k M enj el ang Dekri t Presi den Si t uasi Pol i t i k M enj el ang Dekri t Presi den Si t uasi Pol i t i k M enj el ang Dekri t Presi den Si t uasi Pol i t i k M enj el ang Dekri t Presi den Sistem Demokrasi Liberal ternyata membawa akibat yang kurang menguntungkan bagi stabilitas politik. Berbagai konflik muncul ke permukaan. Misalnya konflik ideologis, konflik antarkelompok dan daerah, konflik kepentingan antarpartai politik. Hal ini mendorong Presiden Soekarno untuk mengemukakan Konsepsi Presiden pada tanggal 21 Februari 1957.Berikut ini isi Konsepsi Presiden. a. Penerapan sistem Demokrasi Parlementer secara Barat tidak cocok dengan kepribadian Indonesia, sehingga sistem demokrasi parlementer harus diganti dengan Demokrasi Terpimpin. Jeli Jeli Jeli Jeli Jeli Jendela Info • Demokrasi Liberal adalah demokrasi yang memberi ke- bebasan yang seluasnya kepada warga negara. Indonesia. menganut Demokrasi Liberal pada tahun 1950-1959. Pada masa ini ditandai dengan pergantian kabinet yang memerintah. • Demokrasi Terpimpin adalah demokrasi yang dipimpin oleh sila keempat Pancasila. Namun oleh Presiden Soekarno diartikan terpimpin mutlak oleh presiden penguasa. Berlaku di Indonesia pada tahun 1959-1965. Ajang Kreasi Ajang Kreasi Ajang Kreasi Ajang Kreasi Ajang Kreasi Di unduh dari : Bukupaket.com 7 1 7 1 7 1 7 1 7 1 Bab 4 Pe ristiwa-Pe ristiwa Po litik dan Eko no mi Indo ne sia Pasc a Pe ngakuan Ke daulatan 2 . 2 . 2 . 2 . 2 . Si dang Konst i t uant e M enj el ang Kel uarnya Si dang Konst i t uant e M enj el ang Kel uarnya Si dang Konst i t uant e M enj el ang Kel uarnya Si dang Konst i t uant e M enj el ang Kel uarnya Si dang Konst i t uant e M enj el ang Kel uarnya Dekri t Presi den 5 Jul i 1 9 5 9 Dekri t Presi den 5 Jul i 1 9 5 9 Dekri t Presi den 5 Jul i 1 9 5 9 Dekri t Presi den 5 Jul i 1 9 5 9 Dekri t Presi den 5 Jul i 1 9 5 9 Dari pemilu tahun 1955 terbentuk dewan konstituante. Badan ini bertugas menyusun UUD yang baru. Anggota Konstituante terbagi dalam dua kelompok yaitu kelompok Islam dan kelompok nasionalis, kedua kelompok sulit mencapai kata sepakat dalam pembahasan isi UUD. Dalam sidang sering terjadi perpecahan pendapat. Setiap wakil partai memaksakan pendapatnya. Akibatnya gagal menghasilkan UUD. Hal ini mendorong presiden menganjurkan konstituante untuk kembali menggunakan UUD 1945. Untuk me- wujudkan anjuran tersebut maka, diadakan pemungut- an suara sampai tiga kali. Akan tetapi hasilnya belum mencapai batas quorum, dua pertiga suara. Akibatnya Dewan Konstituante gagal mengambil keputusan. Untuk mengatasi masalah tersebut pada tanggal 5 Juli 1959 presiden mengeluarkan dekrit. Isi Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 yaitu: a. pembubaran Konstituante; b. berlakunya kembali UUD 1945, dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950; c. akan dibentuk MPRS dan DPAS. Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit sebagai langkah untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Keluarnya Dekrit Presiden menandai berakhirnya Demokrasi Liberal dan dimulainya Demokrasi Terpimpin. b. Membentuk Kabinet Gotong Royong yang anggotanya semua partai politik. c. Segera dibentuk Dewan Nasional. 3 . 3 . 3 . 3 . 3 . Ti ndak Lanj ut Dekri t Presi den 5 Jul i 1 9 5 9 Ti ndak Lanj ut Dekri t Presi den 5 Jul i 1 9 5 9 Ti ndak Lanj ut Dekri t Presi den 5 Jul i 1 9 5 9 Ti ndak Lanj ut Dekri t Presi den 5 Jul i 1 9 5 9 Ti ndak Lanj ut Dekri t Presi den 5 Jul i 1 9 5 9 Setelah keluarnya Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 terjadi beberapa perkembangan politik dan ketatanegaraan di Indonesia. Untuk lebih jelasnya simaklah tabel 4.3 berikut. Tabel 4.3 Kehidupan Politik Pasca Dekrit Presiden 5 Juli 1959 a. Pembentukan Kabinet Kerja, dengan programnya yang disebut Tri Program, isinya: 1 memperlengkapi sandang pangan rakyat, 2 menyelenggarakan keamanan rakyat dan negara, serta 3 melanjutkan perjuangan menentang imperialisme untuk mengembalikan Irian Barat. b. Penetapan DPR hasil pemilu 1955 menjadi DPR tanggal 23 Juli 1959. c. Pembentukan MPRS dan DPAS. Tugas MPRS adalah menetapkan GBHN. Sedangkan tugas DPAS adalah sebagai penasihat atau memberi pertimbangan pada presiden. Dekrit Presiden adalah keputusan pemerintah di bidang ketata- negaraan yang bersifat mengikat. Agar berlaku efektif, dekrit biasanya harus mendapat dukungan dari kekuatan politik, parlemen, dan militer. Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka Edisi 1955-1964, 1981 Gambar 4.2 Pembacaan Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Jeli Jeli Jeli Jeli Jeli Jendela Info Di unduh dari : Bukupaket.com 7 2 7 2 7 2 7 2 7 2 Ilmu Pe nge tahuan So sial Ke las IX 4 . 4 . 4 . 4 . 4 . Dam pak Lahi rnya Dekri t Presi den 5 Jul i 1 9 5 9 Dam pak Lahi rnya Dekri t Presi den 5 Jul i 1 9 5 9 Dam pak Lahi rnya Dekri t Presi den 5 Jul i 1 9 5 9 Dam pak Lahi rnya Dekri t Presi den 5 Jul i 1 9 5 9 Dam pak Lahi rnya Dekri t Presi den 5 Jul i 1 9 5 9 Dekrit Presiden ternyata memiliki beberapa dampak, berikut. a. Terbentuknya lembaga-lembaga baru yang sesuai dengan tuntutan UUD 1945, misalnya MPRS dan DPAS. b. Bangsa Indonesia terhindar dari konflik yang berkepanjangan yang sangat membahayakan persatuan dan kesatuan. c. Kekuatan militer semakin aktif dan memegang peranan penting dalam percaturan politik di Indonesia. d. Presiden Soekarno menerapkan Demokrasi Terpimpin. e. Memberi kemantapan kekuasaan yang besar kepada presiden, MPR, maupun lembaga tinggi negara lainnya. d. MPRS dan DPAS juga dibentuk BPK Badan Pemeriksa Keuangan dan Mahkamah Agung MA. BPK bertugas memeriksa penggunaan uang negara oleh pemerintah, MA berperan sebagai lembaga tinggi negara. e. Pembentukan DPR-GR. Pada tahun 1960, Presiden Soekarno membubarkan DPR hasil pemilu. Alasannya adalah penolakan DPR terhadap usulan Anggaran Belanja Negara yang diajukan presiden. Selanjutnya pada tanggal 24 Juni 1960, Presiden Soekarno membentuk DPR-GR DPR Gotong Royong. f. Pembentukan Dewan Perancang Nasional Depernas dan Front Nasional. Depernas bertugas menyusun rancangan pembangunan semesta yang berpola delapan tahun. Front Nasional tugasnya mengerahkan massa. Badan ini berperan penting dalam pengganyangan Malaysia dan pembebasan Irian Barat, terutama melalui Front Nasional Pembebasan Irian Barat FNPIB. g. Penetapan GBHN. Manifesto Politik Manipol merupakan sebutan pidato Presiden Soekarno dalam peringatan hari Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1959. Pidato tersebut aslinya berjudul” Penemuan Kembali Revolusi Kita”. Oleh DPAS dalam sidangnya tanggal 23-25 September 1959, diusulkan agar Manipol ditetapkan sebagai GBHN. Manipol itu mencakup USDEK yang terdiri dari UUD 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia. Manipol dan USDEK sering disebut dengan Manipol USDEK. Dalam Tap MPRS itu juga diputuskan bahwa pidato presiden “Jalannya Revolusi Kita” dan “To Build the World a New” membangun dunia kembali Menjadi pedoman pelaksanaan Manifesto Politik. Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka Edisi 1950-1964, 1981 Salah satu tindak lanjut dari Dekrit Presiden 5 Juli 1959 adalah penetapan Manipol USDEK menjadi GBHN. Pada masa Orde Baru juga terdapat Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila P4. Dalam perjalanan sejarah, Manipol USDEK dan P4 menjadi doktrin yang harus dilaksanakan oleh rakyat. Bagaimanakah pendapat kalian mengenai penerapan kedua doktrin masa itu? Apakah kedua doktrin itu cocok diterapkan di era Reformasi sekarang? Diskusikan bersama teman-teman kalian Ajang Kreasi Ajang Kreasi Ajang Kreasi Ajang Kreasi Ajang Kreasi Di unduh dari : Bukupaket.com 7 3 7 3 7 3 7 3 7 3 Bab 4 Pe ristiwa-Pe ristiwa Po litik dan Eko no mi Indo ne sia Pasc a Pe ngakuan Ke daulatan Kehidupan Polit ik pada M asa Kehidupan Polit ik pada M asa Kehidupan Polit ik pada M asa Kehidupan Polit ik pada M asa Kehidupan Polit ik pada M asa Dem okr Dem okr Dem okr Dem okr Dem okr asi T asi T asi T asi T asi Ter er er er erpimpin pi m pi n pi m pi n pi m pi n pi m pi n E. 1 . 1 . 1 . 1 . 1 . Kondisi Politik Dalam Negeri pada Masa Demokrasi Kondisi Politik Dalam Negeri pada Masa Demokrasi Kondisi Politik Dalam Negeri pada Masa Demokrasi Kondisi Politik Dalam Negeri pada Masa Demokrasi Kondisi Politik Dalam Negeri pada Masa Demokrasi T TT T Ter er er er erpimpin pimpin pimpin pimpin pimpin Demokrasi Terpimpin yang menggantikan sistem Demokrasi Liberal, berlaku tahun 1959 – 1965. Pada masa Demokrasi Terpimpin kekuasaan presiden sangat besar sehingga cenderung ke arah otoriter. Akibatnya sering terjadi penyimpangan terhadap UUD 1945. Berikut ini beberapa penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD 1945 yang terjadi semasa Demokrasi Terpimpin. a. Pembentukan MPRS melalui Penetapan Presiden No. 21959. b. Anggota MPRS ditunjuk dan diangkat oleh presiden. c. Presiden membubarkan DPR hasil pemilu tahun 1955. d. GBHN yang bersumber pada pidato Presiden tanggal 17 Agustus 1959 yang berjudul “Penemuan Kembali Revolusi Kita” ditetapkan oleh DPA bukan oleh MPRS. e. Pengangkatan presiden seumur hidup. Dalam periode Demokrasi Terpimpin, Partai Komunis Indonesia PKI berusaha menempatkan dirinya sebagai golongan yang Pancasilais. Kekuatan politik pada Demokrasi Terpimpin terpusat di tangan Presiden Soekarno dengan TNI-AD dan PKI di sampingnya. Ajaran Nasakom Nasionalis-Agama-Komunis ciptaan Presiden Soekarno sangat menguntungkan PKI. Ajaran Nasakom menempatkan PKI sebagai unsur yang sah dalam konstelasi politik Indonesia. Dengan demikian kedudukan PKI semakin kuat PKI semakin meningkatkan kegiatannya dengan berbagai isu yang memberi citra sebagai partai yang paling manipolis dan pendukung Bung Karno yang paling setia. Selama masa Demokrasi Terpimpin, PKI terus melaksanakan program-programnya secara revolusioner. Bahkan mampu menguasai konstelasi politik. Puncak kegiatan PKI adalah melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang sah pada tanggal 30 September 1965. 2 . 2 . 2 . 2 . 2 . Politik Luar Negeri Masa Demokrasi Politik Luar Negeri Masa Demokrasi Politik Luar Negeri Masa Demokrasi Politik Luar Negeri Masa Demokrasi Politik Luar Negeri Masa Demokrasi T TT T Ter er er er erpimpin pimpin pimpin pimpin pimpin Politik luar negeri masa Demokrasi Terpimpin lebih condong ke blok Timur. Indonesia banyak melakukan kerja sama dengan negara-negara blok komunis, seperti Uni Soviet, RRC, Kamboja, maupun Menurut Bung Hatta, Demokrasi Terpimpin sebagai sebuah konsepsi mempunyai tujuan baik, tetapi cara-cara dan langkah-langkah yang hendak diambil untuk melak- sanakannya terlihat menjauhkan dari tujuan baik tersebut. Hal ini terbukti dengan beberapa tindakan Presiden Soekarno, di antaranya membubarkan DPR hasil Pemilu. Jeli Jeli Jeli Jeli Jeli Jendela Info Menurut UUD 1945, politik luar negeri yang dianut bangsa Indonesia adalah politik luar negeri bebas aktif. Bebas artinya tidak memihak terhadap dua blok yang saat itu sedang konflik yaitu blok Barat dan Blok Timur. Konsep aktif bermakna Indonesia senantiasa ikut serta aktif dan ber- partisipasi dalam mewujudkan perdamaian dunia. Jeli Jeli Jeli Jeli Jeli Jendela Info Di unduh dari : Bukupaket.com 7 4 7 4 7 4 7 4 7 4 Ilmu Pe nge tahuan So sial Ke las IX Dalam rangka konfrontasi Malay- sia, Indonesia juga mengadakan operasi militer yang diberi nama “Operasi Siaga” yang berupa penyusupan pasukan Indonesia ke wilayah musuh di Semenanjung Malaya dan Kalimantan Utara. Panglima Siaga yang ditunjuk oleh Presiden Soekarno adalah Marsekal Madya Umar Dhani. Jeli Jeli Jeli Jeli Jeli Jendela Info Vietnam. Berikut ini beberapa contoh pelaksanaan politik luar negeri masa Demokrasi Terpimpin. a. Oldefo dan Nefo Oldefo The Old Established Forces, yaitu dunia lama yang sudah mapan ekonominya, khususnya negara-negara Barat yang kapitalis. Nefo The New Emerging Forces, yaitu negara-negara baru. Indonesia menjauhkan diri dari negara-negara kapitalis blok oldefo dan menjalin kerja sama dengan negara-negara komunis blok nefo. Hal ini terlihat dengan terbentuknya Poros Jakarta – Peking Indonesia – Cina dan Poros Jakarta – Pnom Penh – Hanoi – Peking – Pyongyang Indonesia – Kamboja – Vietnam Utara - Cina – Korea Utara. b. Konfrontasi dengan Malaysia Pada tahun 1961 muncul rencana pembentukan negara Federasi Malaysia yang terdiri dari Persekutuan Tanah Melayu, Singapura, Serawak, Brunei, dan Sabah. Rencana tersebut ditentang oleh Presiden Soekarno karena dianggap sebagai proyek neokolonialisme dan dapat membahayakan revolusi Indonesia yang belum selesai. Keberatan atas pembentukan Federasi Malaysia juga muncul dari Filipina yang mengklaim daerah Sabah sebagai wilayah negaranya. Pada tanggal 9 Juli 1963 Perdana Menteri Tengku Abdul Rahman menandatangani dokumen tentang pembentukan Federasi Malay- sia. Kemudian, tanggal 16 September 1963 pemerintah Malaya memproklamasikan berdirinya Federasi Malaysia. Menghadapi tindakan Malaysia tersebut, Indonesia mengambil kebijakan konfrontasi. Pada tanggal 17 September 1963 hubungan diplomatik antara dua negara putus. Selanjutnya pada tanggal 3 Mei 1964 Presiden Soekarno mengeluarkan Dwi Komando Rakyat Dwikora, isinya: 1 perhebat ketahanan revolusi Indonesia, dan 2 bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Serawak, Sabah, dan Brunei untuk memerdekakan diri dan menggagalkan negara boneka Malaysia. Di tengah situasi konflik Indonesia - Malaysia, Malaysia dicalonkan sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Masalah ini mendapat reaksi keras dari Presiden Soekarno. Namun akhirnya Malaysia tetap terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Terpilihnya Malaysia tersebut mendorong Indonesia keluar dari PBB. Secara resmi Indonesia keluar dari PBB pada tanggal 7 Januari 1965. Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1981 Gambar 4.3 Pelaksanaan Ganefo Di unduh dari : Bukupaket.com 7 5 7 5 7 5 7 5 7 5 Bab 4 Pe ristiwa-Pe ristiwa Po litik dan Eko no mi Indo ne sia Pasc a Pe ngakuan Ke daulatan Mengapa pembentukan MPRS oleh presiden pada masa Demokrasi Terpimpin merupakan salah satu bentuk penyimpangan terhadap UUD 1945? Buatlah analisisnya secara sederhana Agar lebih jelas, kalian dapat melihat pasal-pasal pada UUD 1945 yang telah diamandemen Ajang Kreasi Ajang Kreasi Ajang Kreasi Ajang Kreasi Ajang Kreasi Pasca pengakuan kedaulatan, bangsa Indonesia mengalami permasalahan ekonomi yang sangat kompleks. Misalnya inflasi tinggi, rusaknya infrastruktur, hutang negara meningkat, defisit anggaran, rendahnya investasi, dan lain sebagainya. Langkah yang diambil pemerintah Indonesia dalam mengatasi masalah ekonomi pasca pengakuan kedaulatan, antara lain kebijakan pemotongan uang, konsep ekonomi nasional, program gerakan benteng, kebijakan Indonesianisasi, dan lain-lain. Di bidang politik, sesuai dengan isi UUDS 1950, maka Indonesia menerapkan Demokrasi Liberal dengan sistem kabinet parlementer. Akibatnya muncul banyak partai politik. Di sisi lain sistem pemerintahan tidak stabil karena sering terjadi pergantian kabinet. Beberapa kabinet yang memerintah pada masa Demokrasi Liberal antara lain Kabinet Natsir, Sukiman, Wilopo, Ali Sastroamijoyo I, Burhanudin Harahap, Ali Sastroamijoyo II, dan Djuanda. Pemilu tahun 1955 dilaksanakan dua tahap, yaitu 29 September 1955 untuk memilih anggota DPR dan tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota Konstituante. Pemilu ini ternyata tidak mampu menciptakan stabilitas politik. Konstituante yang diharapkan mampu menghasilkan UUD ternyata gagal, sehingga tanggal 5 Juli 1959 Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang membubarkan Konstituante, menyatakan kembali ke UUD 1945, dan pembentukan MPRS dan DPAS. Keluarnya Dekrit Presiden menjadi tonggak lahirnya Demokrasi Terpimpin. Pada masa Demokrasi Terpimpin terjadi beberapa penyimpangan terhadap Pancasila, dan UUD 1945 termasuk kebijakan politik luar negeri. Pembubaran DPR hasil pemilu, pengangkatan presiden seumur hidup, terbentuknya poros Jakarta-Peking, konfrontasi dengan Malaysia, sampai keluarnya Indonesia dari keanggotaan PBB merupakan sejumlah contoh dari penyimpangan tersebut. Di unduh dari : Bukupaket.com 7 6 7 6 7 6 7 6 7 6 Ilmu Pe nge tahuan So sial Ke las IX Re nungka nla h Re nungka nla h Re nungka nla h Re nungka nla h Re nungka nla h Demokrasi Liberal tidak cocok diterapkan di Indonesia karena tidak sesuai dengan jiwa bangsa Indonesia yang termaktub dalam Pancasila. Perbedaan pendapat dalam suatu forum merupakan hal yang wajar dalam negara demokrasi, namun jangan sampai hanya karena perbedaan tersebut kita menjadi terpecah belah. Berkaca dari masa lalu, setiap permasalahan hendaklah diselesaikan dengan jalan musyawarah mufakat dengan asas kekeluargaan, bukan saling menjatuhkan.

A. Pilihlah jawaban yang paling tepat

1. Langkah yang diambil pemerintah RIS untuk mengatasi laju inflasi yang cukup tinggi antara lain … . a. menaikkan tarif barang-barang impor b. menaikkan pajak c. mencari pinjaman baru d. melakukan pemotongan uang 2. Indonesia menyatakan kembali ke bentuk negara kesatuan pada tanggal 17 Agustus 1950. Berikut ini sebab-sebab kembalinya RIS ke bentuk negara kesatuan, kecuali … . a. bentuk RIS bertentangan dengan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 b. bentuk RIS tidak sesuai dengan kehendak rakyat c. bentuk RIS merupakan warisan dari kolonial Belanda d. bentuk pemerintah RIS terlalu rumit 3. Langkah yang harus ditempuh pemerintah dalam melaksanakan gerakan ekonomi Program Benteng antara lain ... . a. mendatangkan tenaga ahli dari luar negeri b. mewajibkan perusahaan asing memberi latihan kepada tenaga-tenaga Indonesia c. meningkatkan perdagangan ke luar negeri d. memberi pinjaman kepada para pengusaha yang bermodal lemah 4. Nasionalisasi perusahaan asing di Indonesia yang dilakukan pada masa Demokrasi Liberal justru berakibat menurunnya kapasitas produksi, sebab … . a. terjadi salah urus dalam perusahaan tersebut b. terbatasnya modal c. berbagai sarana produksi mengalami kerusakan d. kekurangan bahan mentah Di unduh dari : Bukupaket.com