Tinjauan Atas Sistem Pengendalian Interal Penerimaan Kas Pada Konveksi Pras 119 Bandung
Hajmi Meilisa Shaleha Universitas Komputer Indonesia
ABSTRAK
Penelitian yang dilakukan oleh penulis ini dilakukan pada Konveksi Pras 119 Bandung. Fenomena yang terjadi ialah adanya rangkap jabatan pada bagian kas yang baik penerimaan dan pengeluaran kasnya dilakukan oleh orang yang sama sehingga pemegang kas sering kewalahan dan menyebabkan kesalahan pencatatan nominal penerimaan dan pengeluaran kasnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem pengendalian internal penerimaan kas, masalah yang terjadi dalam menjalankan sistem pengendalian internal penerimaan kas serta cara mengatasi masalah yang dilakukan oleh Konveksi Pras 119 Bandung. Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, metode deskriptif yaitu penulis tidak mengubah, menambah atau mengadakan manipulasi terhadap objek, hanya melihat lalu memaparkannya dalam bentuk laporan penelitian.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis menjelaskan bahwa sistem pengendalian internal penerimaan kas pada Konveksi Pras 119 dengan tujuan untuk mengamankan harta sudah cukup baik tetapi akan lebih baik lagi jika pemegang kas diserahkan pada orang yang berbeda agar meminimalisir kesalahan pencatatan nominal dan masalah lainnya ketika pemilik usaha selaku pemegang kas satu-satunya sedang tidak dapat berada di toko, maka akan menyebabkan tidak adanya pemegang kas. Kelebihan dari laporan penelitian ini di banding dengan laporan sebelumnya yaitu pada pembahasan, penulis langsung memaparkan hasil penelitian sesuai dengan yang tercantum pada rumusan masalah.
(2)
ABSTRACT
Research conducted by the author was carried out on the Pras 119 Convection Bandung. The phenomena that occur is the double post both on cash receipts and cash expenditures by the same person so that holders of cash are often overwhelmed and cause recording errors of nominal cash receipts and disbursements. The purpose of this study was to determine the system of internal control of cash receipts, problems that occur in running the internal control system of cash receipts and how to fix the problem conducted by Pras 119 Convection Bandung. The method used by the author in this research is descriptive method, descriptive method is authors do not alter, add to or held manipulation of the object, just look at last expose it in the form of research reports.
Results of research conducted by the authors explain that the internal control system on a cash receipts Convection Pras 119 for the purpose of securing the property is quite good but would be better if the cashier handed over to different people in order to minimize recording errors and other problems when the nominal business owners as the sole holder of the cash was not able to be in the store, it will lead to the absence of the account holder.
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan kegiatan usaha yang perlu
diberdayakan sebagai bagian integral ekonomi rakyat yang mempunyai kedudukan, peran dan potensi strategis untuk mewujudkan struktur perekonomian nasional yang makin seimbang, berkembang dan berkeadilan. UMKM perlu diselenggarakan secara menyeluruh, optimal dan berkesinambungan melalui pengembangan iklim yang kondusif, pemberian kesempatan berusaha, dukungan, perlindungan dan pengembangan usaha seluas-luasnya, sehingga mampu
meningkatkan kedudukan, peran dan potensi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan dan peningkatan pendapatan rakyat, penciptaan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan. (Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2008 tentang UMKM).
Menurut Mulyadi (2013:163) Suatu perusahaan menerapkan sistem pengendalian internal sebagai penunjang dalam
menjalankan usahanya. Sistem tersebut disesuaikan dengan keadaan dan kondisi masing-masing perusahaan karena jenis dan bentuk perusahaan yang berbeda-beda.
Pras 119 merupakan bentuk UMKM dalam bidang industri konveksi
yang kegiatannya memproduksi jaket, T-shirt, sweater, spanduk dan masih banyak lagi. Pras 119 merupakan UMKM yang sistem pengendalian internalnya masih harus ditingkatkan lagi karena sesuai dengan yang dicantumkan pada Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM bahwa UMKM mempunyai kedudukan, peran dan potensi strategis untuk mewujudkan struktur
perekonomian nasional yang makin seimbang, berkembang dan berkeadilan. Pemerintah juga memberikan kesempatan berusaha,
dukungan, perlindungan dan pengembangan usaha seluas-luasnya, sehingga mampu meningkatkan kedudukan, peran dan potensi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Maka, salah satu cara agar usaha konveksi pras 119 ini dapat berkembang lebih baik lagi
dibutuhkan peningkatan sistem pengendalian internal penerimaan kas nya.
(3)
terdapat masalah pada pengendalian internal penerimaan kas, seperti terdapatnya tugas penerimaan, pengeluaran dan pencatatan kas dibebankan pada 1 orang. Meskipun
pemegang kas tersebut adalah pemilik usaha itu sendiri tetapi untuk penerimaan dan pengeluaran kas akan lebih baik lagi jika di bebankan pada orang yang berbeda.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai sistem Pengendalian internal pada konveksi pras 119 dengan judul “TINJAUAN
ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PENERIMAAN KAS PADA KONVEKSI PRAS
119 BANDUNG”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penelitian yang akan dilakukan penulis terkait dengan sistem pengendalian internal penerimaan kas pada Konveksi Pras 119 adalah adanya rangkap jabatan pada penerimaan dan pengeluaran kas.
1.3 Rumusan Masalah
Perumusan masalah adalah untuk mengidentifikasi persoalan yang diteliti secara jelas dan untuk mencari jawaban persoalan yang ingin dipecahkan. Arti penting dari perumusan masalah adalah sebagai pedoman bagi tujuan dan manfaat penelitian dalam rangka mencaapai hasil laporan yang sesuai dengan ketentuan. Berdasarkan hal tersebut, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah:
1. Bagaimana sistem pengendalian internal penerimaan kas pada konveksi Pras 119. 2. Apa saja masalah yang terjadi dalam
sistem pengendalian internal penerimaan kas pada Konveksi Pras 119.
Bagaimana cara mengatasi masalah yang dihadapi dalam menjalankan sistem
pengendalian internal penerimaan kas pada konveksi Pras 119.
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.4.1 Maksud Penelitian
dengan sistem pengendalian internal penerimaan kas pada konveksi Pras 119 yang hasilnya digunakan oleh penulis untuk menyusun Tugas Akhir.
1.4.2 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui sistem pengendalian internal penerimaan kas pada konveksi Pras 119.
2. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi dalam menjalankan sistem pengendalian internal penerimaan kas pada konveksi Pras 119.
Untuk mengetahui cara mengatasi masalah yang dihadapi dalam menjalankan sistem pengendalian internal penerimaan kas pada konveksi Pras 119.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro Kecil dan
Menengah
Dalam perekonomian Indonesia Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Kelompok ini terbukti tahan terhadap berbagai goncangan krisis ekonomi. Maka sudah menjadi keharusan pungutan kelompok usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) telah di atur dalam hukum berdasarkan Undang-Undang.
Menurut Undang-Undang No.20 tahun 2008 yang di maksud dengan usaha mikro, kecil dan menengah adalah sebagai berikut:
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
(4)
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
2.2 Sistem Pengendalian Internal Penerimaan Kas
Menurut Mulyadi (2013:3) Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Mardi (2011:59) Pengendalian internal merupakan suatu sistem yang meliputi struktur organisasi beserta semua mekanisme dan ukuran-ukuran yang dipatuhi bersama untuk menjaga seluruh harta kekayaan organisasi dari berbagai arah.
Dari definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian internal adalah struktur organisasi yang dijalankan dengan tujuan mengamankan seluruh harta kekayaan organisasi, mengecek keandalan data akuntansi, memajukan efisiensi dan mendorong ketaatan pada kebijakan yang telah ditetapkan.
2.2.1 Pengertian Kas
Menurut Harahap (2010:258) Kas adalah uang dan surat berharga lainnya yang dapat diuangkan setiap saat serta surat berharga lainnya yang sangat lancar yang memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Setiap saat dapat ditukar menjadi kas. 2. Tanggal jatuh tempo sangat dekat.
Kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan tingkat harga.
Menurut Raja Adri Satriawan Surya (2012:66) Kas (cash) adalah media pertukaran standar serta merupakan dasar akuntansi dan pengukuran untuk semua pos-pos lainnya.
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kas adalah harta lancar yang digunakan sebagai alat tukar dalam transaksi keuangan.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan sistem pengendalian internal penerimaan kas adalah suatu rangkaian yang meliputi struktur organisasi dan bertujuan untuk menjaga penerimaan kas perusahaan.
III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian
Menurut Husen Umar (2013:303)
objek penelitian adalah tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian, juga dimana dan kapan penelitian dilakukan, bisa juga ditambahkan dengan hal-hal jika di anggap perlu.
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa objek penelitian adalah suatu hal yang di teliti untuk mendapatkan data dengan tujuan dan manfaat terntentu. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Sistem Pengendalian Internal Penerimaan Kas pada Konveksi Pras 119 Bandung.
3.2 Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:29) metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah cara yang digunakan untuk mendapatkan data termasuk tahapan-tahapan yang dilakukan dalam proses dengan tujuan tertentu.
(5)
metode deskriptif merupakan gambaran masalah yang terjadi pada objek yang di teliti.
Menurut Sugiyono (2011:29) metode deskriptif adalah metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa melakukan anlisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan masalah dengan cara mendeskripsikannya. Dengan metode ini penulis menggunakan metode deskriptif untuk menggambarkan sistem pengendalian internal penerimaan kas pada Konveksi Pras 119 Bandung.
3.2.1 Teknik Penggumpulan Data
Dalam pengumpulan data setidaknya dilakukan berbagai cara agar data yang diperoleh komplit atau sempurna sesuai dengan yang diinginkan agar penelitian berlangsung mudah. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah dilakukan dengan beberapa cara, sebagai berikut :
1. Penelitian Lapangan(Field Research) Penelitian lapangan adalah melakukan peninjauan secara langsung untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penyusunan tugas akhir.Penelitian ini dilakukan terhadap kegiatan dari seluruh objek penelitian serta penulis melakukan pengamatan secara langsung pada Konveksi Pras 119 Bandung.
Adapun cara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah.
a. Pengamatan Langsung(Observation) Menurut Sutrisno Hadi yang di kutip oleh Sugiyono (2012:145) observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
langsung pada Konveksi Pras 119 Bandung. b. Wawancara(Interview)
Menurut Ulber Silalahi (2012:312)
wawancara merupakan percakapan yang berlangsung secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan oleh peneliti sebagai pewawancara (interviewer) dengan sejumlah orang sebagai responden atau yang diwawancara (interviewer) untuk mendapatkan sejumlah informasi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Penulis melakukan wawancara dengan pemilik usaha mengenai pengendalian internal penerimaan kas pada Konveksi Pras 119 Bandung.
c. Dokumentasi/mengumpulkan data (Documentation)
Menurut Mahi M. Hikmat (2011:83) teknik dokumentasi, yakni penelusuran dan perolehan data yang diperlukan melalui data yang telah tersedia. Merupakan cara mengumpulkan data-data yang diperoleh di Konveksi Pras 119 Bandung.
2. Penelitian Kepustakaan(Library Research) Menurut Suharsimi Arikunto (2010:45) studi pustaka adalah metode pengumpulan data dengan cara mencari informasi melalui buku-buku, koran, majalah dan literatur lainnya. Dalam hal ini pengumpulan data dilakukan dengan membaca dan mempelajari tulisan-tulisan berupa buku-buku literature dan sumber bacaan lainnya yang berkaitan dengan objek pembahasan sebagai landasan teori.
3.2.2 Sumber Data
Sebuah data memiliki informasi namun sebuah data juga harus memiliki kejelasan tentang bagaimana mengambil data tersebut dan bagaimana data tersebut di olah.
Sumber data terbagi menjadi dua bagian yaitu data primer dan data sekunder:
(6)
1. Data Primer
Merupakan data yang langsung di dapat dan dijadikan sebagai sumber dari penelitian dan pengamatan secara langsung pada objek yang diteliti atau perusahaan tempat penulis melakukan penelitian, dimana dilakukan dengan cara penelitian lapangan melalui observasi dan wawancara dengan pihak yang berkepentingan.
2. Data Sekunder
Menurut Jonathan Sarwono dan Ely Suhayati (2010:69) data sekunder adalah data yang sudah ada dan data tersebut sudah dikumpulkan sebelumnya untuk tujuan-tujuan yang tidak terlalu mendesak.
Dari penelitian ini sumber data yang digunakan oleh penulis adalah sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer sendiri diperoleh secara langsung yang dikumpulkan melalui survey lapangan dengan menggunakan teknik pengumpulan data secara langsung dari Konveksi Pras 119 Bandung, seperti data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pemilik usaha. Sedangkan sumber data sekunder yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui sumber lain yang sudah tersedia sebelum penulis melakukan penelitian. Seperti data tentang pengertian menurut para ahli tentang sistem pengendalian internal peneriman kas yang didapatkan penulis dari hasil studi pustaka.
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang penulis dapatkan dari Konveksi Pras 119 Bandung adalah data tentang sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, uraian tugas, aktivitas perusahaan dan sistem pengendalian internal penerimaan kas.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Sistem Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pada Konveksi Pras 119 Bandung
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka telah diketahui sistem pengendalian internal penerimaan kas pada konveksi Pras 119 Bandung masih tergolong sangat sederhana dan masih butuh perbaikan dalam pengendalian internal penerimaan kasnya.
Menurut AICPA (American Institute Certified Public Account) yang dikutip oleh
La Midjan (2010:58) Sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi dan segala cara serta tindakan dalam suatu perusahaan yang saling terkoordinasi dengan tujuan untuk mengamankan harta kekayaan perusahaan, menguji ketelitian akutansi, meningkatkan efisiensi operasi serta mendorong kekuatan terhadap kebijaksanaan yang telah digariskan oleh pimpinan perusahaan.
Menurut Arrens dan Loebbecke yang dikutip oleh Amir Abadi Yusuf (2010:371)
Pengendalian Internal Penerimaan Kas mempunyai beberapa tujuan yaitu oleh perusahaan (keabsahan), potongan tunai telah diotorisasi (otoritasi), kas yang diterima telah dicatat dalam jurnal penerimaan kas (kelengkapan), penerimaan kas yang dicatat telah disetor dan dicatat pada jumlah yang diterima (penerimaan), penerimaan kas diklasifikasikan dengan pantas (klasifikasi), penerimaan kas dalam waktu yang sesuai (tepat waktu) dan penerimaan kas dicatat dengan pantas dengan berkas induk dan didkhtisarkan dengan benar (posting dan pengikhtisaran).
Pada usaha Konveksi Pras 119 ini memang sudah bertujuan untuk mengamankan harta, akan tetapi cara yang digunakan tersebut tidaklah tepat karena bagian pemegang kas seperti penerimaan, pengeluaran serta pencatatan kas dibebankan kepada satu orang. Sehingga struktur organisasinya masih harus diperbaiki agar tidak terdapat lagi rangkap jabatan.
(7)
Penerimaan Kas Pada Konveksi Pras 119
Masalah yang terjadi dalam sistem pengendalian internal menurut Hery (2013:159) apabila sistem pengendalian internal tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan, maka kemungkinan besar (hampir dapat dipastikan) akan timbul yang namanya inefisiensi (pemborosan sumber daya), yang pada akhirnya tentu hal ini hanya akan membebani tingkat profitabilitas (keuntungan) perusahaan. Salah satu hal yang paling riskan dalam pengendalian internal adalah kecurangan yang dilakukan oleh karyawan (employee fraud). Kecurangan karyawan ini adalah tindakan yang disengaja dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan pribadi.
Berikut ini adalah contoh utama yang memerlukan pengendalian internal secara baik:
1. Masalah penerimaan kas: Pengendalian internal dijalankan dengan tujuan untuk memastikan bahwa kas telah diterima dengan baik/semestinya oleh perusahaan. 2. Penanganan aset tetap: Pengendalian
internal dijalankan dengan tujuan untuk memastikan bahwa aset yang dimiliki oleh perusahaan telah digunakan sebagaimana mestinya dan hanya untuk menunjang kegiatan opeasional perusahaan sehari-hari. Dalam hal ini, invetarisasi atas asset tetap perlu dilakukan agar supaya keberadaan aset tetap ini secara fisik dapat diawasi dengan mudah dan seksama.
Masalah yang timbul pada usaha konveksi Pras 119 ini seperti teori yang sudah dijelaskan diatas pada penerimaan kas memang sudah diterima dengan baik, tetapi karena pemegang kas baik dalam penerimaan maupun pengeluaran dibebankan pada satu orang maka sering terjadi kesalahan pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas karena kurangnya ketelitian dan banyaknya transaksi yang harus dicatat.
4.2.3 Cara Mengatasi Masalah yang Dihadapi Dalam Menjalankan Sistem Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pada Konveksi Pras 119 Bandung
Menurut Hery (2013:162) untuk mengatasi masalah dalam menjalankan sistem pengendalian internal salahsatunya untuk
(informasi) akuntansi, perusahaan biasanya akan menerapkan 3 prinsip pengendalian internal tertentu. Tentu saja ukuran dan luasnya pengendalian internal disesuaikan dengan besar kecilnya bisnis perusahaan, sifat/jenis bisnis perusahan, termasuk filosofi manajemen perusahaan. Masing-masing prinsip pengendalian internal akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Penetapan tanggung jawab
Sesungguhnya, karakteristik yang paling utama (paling penting) dari pengendalian internal adalah penetapan tanggung jawab ke masing-masing karyawan dapat bekerja sesuai dengan tugas-tugas tertentu (secara spesifik) yang telah dipercayakan kepadanya. Pengendalian atas pekerjaan tertentu akan menjadi lebih efektif jika hanya ada satu orang saja yang bertanggung jawab atas sebuah tugas/pekerjaan tertentu tersebut.
Sebagai contoh, salah satu cara untuk mengamankan uang kas perusahaan adalah dengan menyetor uang kas hasil kegiatan operasional perusahaan secara harian ke bank dan jika tidak sempat menyetornya maka uang kas tersebut haruslah di simpan di dalam sebuah lemari (brankas) besi/baja. Dalam hal ini, perusahaan secara spesifik harus jelas menetapkan tugas penyimpanan uang kas ke dalam brankas hanya kepada satu orang tertentu saja, dimana hanya orang inilah yang nantinya akan memiliki kode akses untuk membuka brankas tempat penyimpanan uang kas tersebut. Jadi, jika seandainya terdapat pencurian atau kehilangan uang kas maka perusahaan dapat dengan segera meminta pertanggungjawaban dari satu orang tersebut, karena hanya dialah yang memiliki kode akses untuk membuka brankas uang kas perusahaan.
2. Pemisahan Tugas
Pemisahan tugas disini maksudnya adalah pemisah fungsi atau pembagian kerja. Ada 2 bentuk yang paling umum dari penerapan prinsip pemisahan tugas ini, yaitu:
(8)
1. Pekerjaan yang berbeda seharusnya dikerjakan oleh karyawan yang berbeda pula.
2. Harus adanya pemisahan tugas antara karyawan yang menangani pekerjaan pencataan aset dengan karyawan yang menangani langsung aset secara fisik (operasional).
Sesungguhnya, rasionalisasi dari pemisah tugas adalah bahwa tugas/pekerjaan dari seorang karyawan seharusnya dapat memeberikan dasar yang memadai untuk mengevaluasi pekerjaan karyawan lainnya.
Ketika seorang karyawan bertanggungjawab atas seluruh pekerjaan, biasanya potensi munculnya kesalahan maupun kecurangan akan meningkat. Oleh sebab itu, sangatlah penting kalau pekerjaan yang berbeda seharusnya dikerjakan oleh karyawan yang berbeda pula.
3. Dokumentasi
Dokumentasi memberikan bukti bahwa transaksi bisnis atau peristiwa ekonomi telah terjadi. Dengan membubuhkan atau memberikan tandatangan atau inisial ke dalam dokumen, orang yang bertanggungjawab atas terjadinya sebuah transaksi atau peristiwa dapat diidentifikasi dengan mudah. Dokumentasi atas transaksi seharusya dibuat ketika transaksi terjadi. Dokumen juga seharusnya bernomor urut tercetak (preprinted & prenumbered) dan seluruh dokumen tersebut seharusnya dapat dipertanggungjawabkan. Dokumen yang bernomor urut sangat membantu untuk mencegah terjadinya pencatatan transaksi secara berganda serta juga membantu untuk mencegah terjadinya transaksi yang tidak di catat. Sedangkan dokumen yang bernomor urut tercetak dilakukan untuk menghindari terjadinya dokumen atas transaksi fiktif. Dokumen ini sebagai sumber bukti (pendukung) transaksi seharusnya dapat dengan segera diteruskan ke bagian/departemen akuntansi untuk menjamin pencatatan transaksi secara tepat waktu, akurat dan
memenuhi kriteria kehandalan catatan akuntansi. Dokumen ini mencakup berbagai macam unsur seperti faktur penjualan, surat permintaan pembelian, jurnal penjualan, termasuk kartu absen dan sebagainya.
Berdasarkan teori di atas untuk mengatasi masalah dalam menjalankan sistem pengendalian internal, ada yang sudah dijalankan oleh Konveksi Pras 119 Bandung yaitu dengan menyetorkan uang hasil usahanya ke bank agar aman dan adanya dokumentasi atau tanda bukti atas pengeluaran dan penerimaan kas nya. Tetapi untuk mengatasi masalah yang lainnya belum diterapkan pada usaha Konveksi ini seperti belum adanya pemisahan tugas yang baik karena pemegang kas pada Konveksi Pras 119 masih dibebankan kepada satu orang, serta permasalahan baru yang timbul pada usaha Konveksi Pras 119 karena adanya rangkap jabatan dalam pemegang kas, maka jika sewaktu-waktu pemilik berhalangan hadir untuk bekerja di toko tersebut maka pemilik usaha mengatasinya dengan cara menugaskan karyawannya untuk memegang kas. Apabila pelanggan yang datang memesan dalam jumlah sangat banyak sehingga uang muka yang diberikan pun cukup banyak maka pelanggan akan disarankan untuk langsung mentransfer ke rekening pemilik usaha. Jika terjadi kesalahan pencatatan dalam penerimaan maupun pengeluaran kas maka akan dihitung ulang oleh pemegang kas dengan cara melihat kembali bukti atau nota pengeluaran dan penerimaan kas nya.
V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap pelaksanaan sistem pengendalian internal penerimaan kas pada Konveksi Pras 119 Bandung, dapat disimpulkan bahwa:
1. Sistem pengendalian internal penerimaan kas pada Konveksi Pras 119 dimulai dengan pelanggan yang datang memesan produk lalu membayar uang muka sebesar 50%
(9)
kas, kemudian uang di simpan dalam brankas. Jika nominal uang yang di terima cukup banyak maka uang tersebut akan ditabungkan di Bank. Buku tabungan akan di print oleh pihak Bank sebagai tanda bukti bahwa saldo kas tabungan sudah bertambah lalu pemilik usaha akan mencatat kembali di buku catatan kas bahwa pada hari, tanggal dan tahun tersebut Ia telah menabung dan saldo tabungan pun bertambah.
2. Masalah yang timbul di dalam menjalankan sistem pengendalian internal penerimaan kas yang dilakukan oleh Konveksi Pras 119 tentunya memiliki dampak yang kurang baik, seperti sering terjadinya kesalahan pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas karena hanya satu orang yang ditugaskan untuk memegang kas, ketika pemilik usaha tidak dapat berada di toko maka menyebabkan tidak adanya yang memegang kas dan masalah penerimaan kas dari pelanggan yang tidak bertanggungjawab setelah memesan barang kemudian tidak melunasinya mengakibatkan kerugian. 3. Cara mengatasi masalah yang dihadapi dalam menjalankan sistem pengendalian internal penerimaan kas pada Konveksi Pras 119 yaitu ketika terjadi kesalahan pencatatan maka seluruh bukti-bukti penerimaan kas akan di koreksi dan di hitung kembali oleh pemegang kas agar nominalnya sesuai dengan penerimaannya, ketika pemilik usaha tidak dapat berada di toko maka pemegang kas diserahkan kepada pegawai dan untuk meminimalisir kerugian yang disebabkan oleh pelanggan yang tidak bertanggungjawab, pemilik usaha mengharuskan pelanggan yang baru pertama kali datang untuk memesan barang dengan memberikan uang muka sebesar 70% dari total harga barang yang di pesan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka penulis ingin memberikan saran untuk perusahaan yang semoga memberikan manfaat. Saran-saran yang dapat diberikan adalah:
1. Dengan tujuan mengamankan harta kekayaan perusahaan, Pemilik usaha Konveksi Pras 119 Bandung memilih untuk memegang kas nya sendiri, tetapi akan lebih baik lagi jika pemegang penerimaan dan pengeluaran kas diserahkan pada orang yang berbeda. Sehingga akan meminimalisir kesalahan pencatatan. 2. Pemilik usaha ingin sekali usahanya
terus berkembang menjadi usaha yang lebih besar lagi, maka jejaring sosial dapat digunakan sebagai media periklanan untuk Konveksi Pras 119 untuk memperkenalkan produk-produk buatannya kepada masyarakat luas. 3. Sebaiknya untuk pemegang kas
diberikan kepada orang yang kompeten atau ahli di bidangnya
DAFTAR PUSTAKA
Arrens, Alvin and James K Loebbecke. 2010.
Auditing An Integrated Approach. 8th
ed. New Jersey: Prentice Hall International Inc
Harahap, Sofyan. 2010. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta:
Bumi Aksara
Hery. 2014. Akuntansi Dasar 1 dan 2, Jakarta: Grasindo.
Husen Umar. 2013. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:
Rajawali Pers
Jonathan Sarwono, Ely Suhayati.2010. Riset Akuntansi Menggunakan SPSS .
Bandung: GrahaIlmu.
La Midjan dan Azhar Susanto. 2010.Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: PT.
(10)
Gramedia Pustaka Utama.
Mahi M. Hikmat. 2011. Metode Penelitian Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra.Yogyakarta: Graha Ilmu. Mardi.2011. Sistem Informasi Akuntansi.
Bogor. Ghalian Indonesia.
Mulyadi.2013. Sistem Akuntansi. Edisi 3. Jakarta. Salemba Empat.
Satibi, Iwan. 2011. Teknik Penulisan Skripsi, Thesis dan Disertasi. Bandung:
CEPLAS.
Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati. 2010 .
Auditing Konsep dasar dan Pedoman. Pemeriksaan Akuntan Publik: Graha Ilmu. Yogyakarta.
Raja Adri Satriawan Surya. 2012. Akuntansi Keuangan Versi IFRS. Graha Ilmu:
Yogyakarta.
Sugiyono.2011.”Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif Dan RD”: Bandung: Alfabeta 99.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek. Jakarta:
PT.Rineka Cipta.
Ulber Silalahi. 2012. Metode Penelitian Sosial.
Bandung: PT.Refika Aditama.
Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, dan Linna Ismawati.2010. Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Genesis Press.
Zaki Baridwan. 2010 . Intermediate Accounting. Edisi 8: BPFE. Yogyakarta. Zaki Baridwan.2013 .”Sistem Informasi Akuntansi”, Yogyakarta: BPEE UGM.
Damanik, Ericson. 2014. Fenomena Bisnis Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia.
Melalui
http://ondyx.blogspot.com/2014/02/fenomena-bisnis-usaha-kecil-dan.html
Sumber Undang-Undang:
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2008 tentang UMKM
(11)
10
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Usaha Mikro Kecil dan Menengah
2.1.1 Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Dalam perekonomian Indonesia Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Kelompok ini
terbukti tahan terhadap berbagai goncangan krisis ekonomi. Maka sudah menjadi
keharusan pungutan kelompok usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) telah di
atur dalam hukum berdasarkan Undang-Undang.
Menurut Undang-Undang No.20 tahun 2008 yang di maksud dengan usaha
mikro, kecil dan menengah adalah sebagai berikut:
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini.
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah
(12)
11
atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang ini.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha
besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
2.1.2 Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Berdasarkan Undang-Undang No. 20 tahun 2008 yang menjadi kriteria usaha
Mikro, Kecil dan Menengah adalah sebagai berikut:
Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah).
Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
(13)
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus
juta rupiah).
Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh
milyar rupiah).
Kriteria sebagaimana dimaksud di atas, nilai nominalnya dapat diubah sesuai dengan
perkembangan perekonomian yang diatur dengan Peraturan Presiden.
2.2
Sistem Pengendalian Internal Penerimaan Kas
Menurut
Mardi (2011:3)
Sistem berasal dari bahasa Latin (
systema)
dan
bahasa Yunani (
sustema),
artinya suatu kesatuan komponen atau elemen yang
dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah
ini sering digunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di
mana sering kali menggunakan suatu model matematika.
Menurut
Mulyadi (2013:3)
Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat
hubungannya satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk
mencapai tujuan tertentu.
(14)
13
Menurut
Zaki Baridwan (2010:182
) Sistem adalah suatu kerangka dan
prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang di susun dengan suatu skema yang
menyeluruh, untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan.
Menurut
Mardi (2011:59)
Pengendalian internal merupakan suatu sistem yang
meliputi struktur organisasi beserta semua mekanisme dan ukuran-ukuran yang
dipatuhi bersama untuk menjaga seluruh harta kekayaan organisasi dari berbagai
arah.
Menurut
American Institute of Certified Public Accountant (AICPA)
yang di kutip
oleh
Mardi (2011:59)
pengendalian internal mencakup rencana organisasi dan semua
metode serta tindakan yang telah digunakan dalam perusahaan untuk mengamankan
aktivitasnya, mengecek kecermatan dan keandalan data akuntansi, memajukan
efisiensi operasi dan mendorong ketaatan pada kebijakan yang telah ditetapkan.
Menurut
Zaki Baridwan (2013:47)
pengendalian internal meliputi organisasi dari
semua cara-cara serta alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di dalam
perusahaan
dengan
tujuan
untuk
menjaga
keamanan
harta
milik
perusahaan,memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, memajukan efisiensi
di dalam usaha dan membantu mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang
telah ditetapkan lebih dahulu.
Dari definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian
internal adalah struktur organisasi yang dijalankan dengan tujuan mengamankan
seluruh harta kekayaan organisasi, mengecek keandalan data akuntansi, memajukan
efisiensi dan mendorong ketaatan pada kebijakan yang telah ditetapkan.
2.2.1 Pengertian Kas
Menurut
Harahap (2010:258)
Kas adalah uang dan surat berharga lainnya
yang dapat diuangkan setiap saat serta surat berharga lainnya yang sangat lancar yang
memenuhi syarat sebagai berikut :
(15)
1.
Setiap saat dapat ditukar menjadi kas.
2.
Tanggal jatuh tempo sangat dekat.
Kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan tingkat harga.
Menurut
Raja Adri Satriawan Surya (2012:66)
Kas
(cash)
adalah media pertukaran
standar serta merupakan dasar akuntansi dan pengukuran untuk semua pos-pos
lainnya.
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kas adalah harta lancar
yang digunakan sebagai alat tukar dalam transaksi keuangan.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan sistem
pengendalian internal penerimaan kas adalah suatu rangkaian yang meliputi struktur
organisasi dan bertujuan untuk menjaga penerimaan kas perusahaan.
2.2.2 Proses Pengendalian Internal
Proses pengendalian internal sangat diperlukan dalam sebuah perusahaan
untuk menghindari terjadinya kecurangan-kecurangan yang terjadi dalam perusahaan.
Menurut
Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2010:107)
Pengertian Proses pengendalian internal terdapat beberapa tahapan yaitu :
1. Merencanakan dan merancang pendekatan audit.
2.
Melakukan pengujian pengendalian dan transaksi.
3. Melaksanakan prosedur analitis dan pengujian terinci atas saldo.
4. Menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit.
2.2.3 Tujuan Pengendalian Internal
Menurut
Mardi (2011:57)
Tujuan pengendalian internal yang dirumuskan
pada suatu perusahaan harus mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
(16)
15
2.
Memeriksa ketelitian dan kebenaran informasi akuntansi
3.
Meningkatkan efisiensi operasional perusahaan
4.
Membantu menjaga kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan
Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu adanya syarat tertentu yang digunakan
sebagai unsur pendukung. Adapun unsur pokok sistem pengendalian internal
adalah sebagai berikut:
1.
Struktur Organisasi, merupakan suatu kerangka pemisah tanggung jawab
secara tegas berdasarkan fungsi dan tingkatan unit yang dibentuk. Prinsip
dalam menyusun struktur organisasi, yaitu pemisahan antara setiap fungsi
yang
ada
dan
suatu
fungsi
jangan
diberi
tangung
jawab
penuhmelaksanakan semua tahapan kegiatan, hal ini bertujuan supaya
tercipta mekanismesaling mengendalikan antarfungsi secara maksimal.
2.
Sistem wewenang dan prosedur pencatatan dalam organisasi. Struktur
organisasi harus dilengkapi dengan uraian tegas yang mengatur hak dan
wewenang masing-masing tingkatan beserta seluruh jajarannya.
3.
Pelaksanaan kerja secara sehat. Tata cara kerja secara sehat merupakan
pelaksanaan yang di buat sedemikian rupa sehingga mendukung
tercapainya tujuan pengendalian internal yang ditunjukkan dalam
beberapa cara.
4.
Pegawai Berkualitas. Salah satu unsur pokok penggerak organisasi ialah
karyawan, karyawan harus berkualitas agar organisasi memiliki citra
berkualitas.secara umum, kualitas karyawan ditentukan oleh 3 aspek, yaitu
(17)
pendidikan, pengalaman dan akhlak. Tidak hanya berkualitas, tetapi
kesesuaian tanggung jawab dan pembagian tugas perlu diperhatikan.
Pegawai yang berkualitas dapat ditentukan berdasarkan proses rekruitmen
yang dilakukan kepada mereka, apakah berbasis professional atau
berdasarkan
carity
(kedekatan teman).
Dilihat dari tujuan sistem pengendalian internal, maka kita dapat
menggolongkan sistem pengendalian internal tersebut menjadi dua macam yaitu :
1. Pengendalian internal akuntansi
Menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2010:222)
Pengendalian internal
akuntansi, meliputi rencana organisasi serta prosedur dan catatan yang relevan
dengan pengamanan aktiva, yang disusun untuk meyakinkan bahwa :
a. Transaksi dilaksanakan sesuai dengan persetujuan pimpinan .
b. Transaksi dicatat sehingga dapat dibuat ikhtisar keuangan sesuai prinsip akuntansi
yang berlaku serta menekankan pertanggung jawaban atas harta perusahaan.
c. Penguasaan atas aktiva diberikan hanya dengan persetujuan dan otorisasi pimpinan.
d. Jumlah aktiva dalam catatan dicocokan dengan aktiva yang ada pada waktu tepat
dan tindakan yang sewajarnya jika terjadi perbedaan.
2. Pengendalian internal administratif
Menurut
Mulyadi (2013:102)
Pengertian Pengendalian internal administratif
meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan
terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinnya kebijakan manajemen.
(18)
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian
Menurut
Husen Umar (2013:303)
objek penelitian adalah tentang apa dan
atau siapa yang menjadi objek penelitian, juga dimana dan kapan penelitian
dilakukan, bisa juga ditambahkan dengan hal-hal jika di anggap perlu.
Menurut
Sugiyono (2011:13)
objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang suatu hal yang
objektif, valid dan
reliable
tentang suatu hal (variabel tertentu).
Menurut
Iwan Satibi (2011:74)
objek penelitian secara umum akan memetakan atau
menggambarkan wilayah penelitian atau sasaran secara komprehensif, yang meliputi
krakteristik wilayah, sejarah perkembangan, struktur organisasi, tugas pokok dan
fungsi lain-lain sesuai dengan pemetaan wilayah penelitian yang di maksud.
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa objek penelitian
adalah suatu hal yang di teliti untuk mendapatkan data dengan tujuan dan manfaat
terntentu. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Sistem
Pengendalian Internal Penerimaan Kas pada Konveksi Pras 119 Bandung.
(19)
3.2
Metode Penelitian
Menurut
Sugiyono (2010:29)
metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Menurut
Umi Narimawati (2010:127)
metode penelitian merupakan cara yang
digunakan untuk mendapatkan data guna tujuan tertentu.
Menurut
Sujoko, Stevanus
dan
Yuliawati (2010:7)
metode penelitian adalah strategi
dalam melakukan penelitian termasuk tahapan-tahapan yang dilakukan dalam
melakukan penelitian.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode
penelitian adalah cara yang digunakan untuk mendapatkan data termasuk
tahapan-tahapan yang dilakukan dalam proses dengan tujuan tertentu.
Metode yang digunakan penulis dalam menyusun laporan tugas akhir ini
adalah metode deskriptif merupakan gambaran masalah yang terjadi pada objek yang
di teliti.
Menurut
Sugiyono (2011:29)
metode deskriptif adalah metode yang berfungsi
untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui
data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa melakukan anlisis
dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.
(20)
19
Menurut
Nawawi
yang di kutip oleh
Iwan Satibi (2011:77)
metode deskriptif
merupakan prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan
atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga,
masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak
atau sebagaimana adanya.
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif
adalah metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan masalah dengan cara
mendeskripsikannya. Dengan metode ini penulis menggunakan metode deskriptif
untuk menggambarkan sistem pengendalian internal penerimaan kas pada Konveksi
Pras 119 Bandung.
3.2.1 Teknik Penggumpulan Data
Dalam pengumpulan data setidaknya dilakukan berbagai cara agar data yang
diperoleh komplit atau sempurna sesuai dengan yang diinginkan agar penelitian
berlangsung mudah. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini
adalah dilakukan dengan beberapa cara, sebagai berikut :
1. Penelitian Lapangan
(
Field Research
)
Penelitian lapangan adalah melakukan peninjauan secara langsung untuk
memperoleh data-data yang diperlukan dalam penyusunan tugas akhir.Penelitian ini
dilakukan terhadap kegiatan dari seluruh objek penelitian serta penulis melakukan
pengamatan secara langsung pada Konveksi Pras 119 Bandung.
(21)
Adapun cara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah.
a. Pengamatan Langsung
(
Observation
)
Menurut
Sutrisno Hadi
yang di kutip oleh
Sugiyono (2012:145)
observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai
proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses
pengamatan dan ingatan.
Penelitian ini dilakukan terhadap kegiatan dari objek penelitian dengan cara
mengamati langsung pada Konveksi Pras 119 Bandung.
b. Wawancara
(
Interview
)
Menurut
Ulber Silalahi (2012:312)
wawancara merupakan percakapan yang
berlangsung secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan oleh peneliti sebagai
pewawancara
(interviewer)
dengan sejumlah orang sebagai responden atau yang
diwawancara
(interviewer)
untuk mendapatkan sejumlah informasi yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti.
Penulis melakukan wawancara dengan pemilik usaha mengenai pengendalian
internal penerimaan kas pada Konveksi Pras 119 Bandung.
c. Dokumentasi/mengumpulkan data (
Documentation
)
Menurut
Mahi M. Hikmat (2011:83)
teknik dokumentasi, yakni penelusuran
dan perolehan data yang diperlukan melalui data yang telah tersedia. Merupakan cara
mengumpulkan data-data yang diperoleh di Konveksi Pras 119 Bandung.
(22)
21
2. Penelitian Kepustakaan
(
Library Research
)
Menurut
Suharsimi Arikunto (2010:45)
studi pustaka adalah metode
pengumpulan data dengan cara mencari informasi melalui buku-buku, koran, majalah
dan literatur lainnya. Dalam hal ini pengumpulan data dilakukan dengan membaca
dan mempelajari tulisan-tulisan berupa buku-buku literature dan sumber bacaan
lainnya yang berkaitan dengan objek pembahasan sebagai landasan teori.
3.2.2 Sumber Data
Sebuah data memiliki informasi namun sebuah data juga harus memiliki
kejelasan tentang bagaimana mengambil data tersebut dan bagaimana data tersebut di
olah.
Menurut
Suharsimi Arikunto (2010:172)
sumber data yang di maksud dalam
penelitian adalah subjek dari mana data tersebut dapat diperoleh.
Sumber data terbagi menjadi dua bagian yaitu data primer dan data sekunder:
1.
Data Primer
Merupakan data yang langsung di dapat dan dijadikan sebagai sumber dari
penelitian dan pengamatan secara langsung pada objek yang diteliti atau
perusahaan tempat penulis melakukan penelitian, dimana dilakukan dengan cara
penelitian lapangan melalui observasi dan wawancara dengan pihak yang
berkepentingan.
(23)
Menurut
Sugiyono (2011:137)
data primer adalah data yang di peroleh secara
langsung meliputi dokumen-dokumen perusahaan berupa sejumlah perkembangan
perusahaan, struktur organisasi dan lain-lain yang berhubungan dengan penelitian.
Menurut
Ulber Silalahi (2012:289)
data primer adalah suatu objek atau dokumen
original material mentah dari pelaku yang disebut
first-hand information
.
Menurut
Suharsimi Arikunto (2010:87)
data primer merupakan data yang
diperoleh secara langsung dari masyarakat baik yang dilakukan melalui wawancara,
observasi dan alat lainnya.
2.
Data Sekunder
Menurut
Jonathan Sarwono
dan
Ely Suhayati (2010:69)
data sekunder
adalah data yang sudah ada dan data tersebut sudah dikumpulkan sebelumnya
untuk tujuan-tujuan yang tidak terlalu mendesak
Menurut
Ulber Silalahi (2012:289)
data sekunder adalah data yang dikumpulkan
dari tangan ke dua atau dari sumber-sumber lain yang telah tersedia sebelum
penelitian dilakukan.
Menurut
Suharsimi Arikunto (2010:88)
data sekunder adalah data yang
diperoleh dari atau berasal dari bahan kepustakaan.
Dari penelitian ini sumber data yang digunakan oleh penulis adalah sumber
data primer dan sekunder. Sumber data primer sendiri diperoleh secara langsung
yang dikumpulkan melalui
survey
lapangan dengan menggunakan teknik
(24)
23
pengumpulan data secara langsung dari Konveksi Pras 119 Bandung, seperti data
yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pemilik usaha.
Sedangkan sumber data sekunder yang diperoleh secara tidak langsung atau
melalui sumber lain yang sudah tersedia sebelum penulis melakukan penelitian.
Seperti data tentang pengertian menurut para ahli tentang sistem pengendalian
internal peneriman kas yang didapatkan penulis dari hasil studi pustaka.
(25)
INTERNAL PENERIMAAN KAS PADA KONVEKSI
PRAS 119 BANDUNG
Review Of Internal Control System Of Cash Receipt
On
Pras 119
Convection Bandung
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Jenjang Studi Diploma III
Program Studi Akuntansi
Disusun Oleh :
Hajmi Meilisa Shaleha
21312017
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(26)
iv
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
ABSTRACT
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ...
i
DAFTAR ISI ...
iv
DAFTAR TABEL ...
viii
DAFTAR LAMPIRAN ...
ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian ...
1
1.2 Identifikasi Masalah ...
5
1.3 Rumusan Masalah ...
5
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ...
6
1.4.1
Maksud Penelitian ...
6
1.4.2
Tujuan Penelitian ...
6
1.5 Kegunaan Penelitian ...
7
1.5.1
Kegunaan Praktis (Kegunaan Operasional) ...
7
1.5.2
Kegunaan Akademis (Pengembangan Ilmu) ...
7
(27)
v
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah ...
10
2.1.1
Pengertian Usaha Mikro dan Kecil Menengah ...
10
2.1.2
Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah ...
11
2.2 Sistem Pengendalian Internal Penerimaan kas ...
12
2.2.1
Pengertian Kas ...
13
2.2.2
Proses Pengendalian Internal ...
14
2.2.3
Tujuan Pengendalian Internal ...
14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian ...
17
3.2 Metode Penelitian ...
18
3.2.1
Teknik Pengumpulan Data...
19
3.2.2
Sumber Data ...
21
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian...
24
4.1.1
Gambaran Umum Perusahaan Konveksi Pras 119 Bandung ....
24
4.1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Konveksi Pras 119
Bandung ...
24
4.1.1.2 Struktur Organisasi ...
26
4.1.1.3 Uraian Tugas ...
26
(28)
vi
4.1.2 Analisis Deskriptif ...
29
4.1.2.1 Sistem Pengendalian Internal Penerimaan
Kas PadaKonveksi Pras 119 Bandung ...
29
4.1.2.2 Masalah Yang Dihadapi Dalam Menjalankan Sistem
Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pada
Konveksi Pras 119 Bandung ...
30
4.1.2.3 Cara Mengatasi Masalah Yang Dihadapi Dalam
Menjalankan Sistem Pengendalian Internal
Peneriman Kas Pada Konveksi Pras 119 Bandung ...
31
4.2 Pembahasan ...
32
4.2.1
Sistem Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pada
Konveksi Pras 119 Bandung ...
32
4.2.2
Masalah yang Dihadapi Dalam Menjalankan
Sistem Pengendalian Internal Penerimaan Kas
Pada Konveksi Pras 119 Bandung...
33
4.2.3
Cara Mengatasi Masalah yang Dihadapi
Dalam Menjalankan Sistem Pengendalian
Internal Penerimaan Kas Pada Konveksi
Pras 119 Bandung ...
34
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ...
39
5.2 Saran ...
40
(29)
vii
LAMPIRAN ...
45
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...
56
(30)
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
(31)
ix
Halaman
Lampiran 1 Struktur Organisasi Konveksi Pras 119 Bandung ...
45
Lampiran 2 Flowchart Penerimaan Kas Dari Uang Muka ...
46
Lampiran 3 Flowchart Pelunasan Pembayaran...
48
Lampiran 4 Surat Permohonan mengadakan penelitian/pengumpulan
data ...
49
Lampiran 5 Surat Perizinan Penelitian/Pengumpulan Data dari Konveksi
Pras 119 Bandung ...
50
Lampiran 6 Berita Acara Bimbingan Tugas Akhir...
51
Lampiran 7 Lembar Publikasi ...
53
Lampiran 8 Lembar Bebas Perpustakaan ...
54
Lampiran 9 Lembar Pembayaran Wisuda ...
55
Lampiran 10 Tanda Bukti Penerimaan Kas pada Konveksi Pras 119 ...
56
Lampiran 11 Tanda Bukti Pelunasan Pembayaran dari Konveksi
Pras 119 ...
57
(32)
42
DAFTAR PUSTAKA
Arrens, Alvin and James K Loebbecke. 2010.
Auditing An Integrated Approach.
8
thed. New Jersey: Prentice Hall International Inc
Harahap, Sofyan. 2010.
Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan.
Jakarta:
Bumi Aksara
Hery. 2014.
Akuntansi Dasar 1 dan 2,
Jakarta: Grasindo.
Husen Umar. 2013.
Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis
. Jakarta:
Rajawali Pers
Jonathan Sarwono, Ely Suhayati.2010.
Riset Akuntansi Menggunakan SPSS .
Bandung: GrahaIlmu.
La Midjan dan Azhar Susanto. 2010.
Sistem Informasi Akuntansi
.
Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Mahi M. Hikmat. 2011.
Metode Penelitian Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan
Sastra.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Mardi.2011.
Sistem Informasi Akuntansi.
Bogor. Ghalian Indonesia.
Mulyadi.2013.
Sistem Akuntansi
. Edisi 3. Jakarta. Salemba Empat.
Satibi, Iwan. 2011.
Teknik Penulisan Skripsi, Thesis dan Disertasi
. Bandung:
CEPLAS.
(33)
43
Pemeriksaan Akuntan Publik
: Graha Ilmu. Yogyakarta.
Raja Adri Satriawan Surya. 2012.
Akuntansi Keuangan Versi IFRS.
Graha Ilmu:
Yogyakarta.
Sugiyono.2011
.”
Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan RD”
: Bandung:
Alfabeta 99.
Sugiyono. 2012.
Metode Penelitian.
Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2010.
Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek.
Jakarta:
PT.Rineka Cipta.
Ulber Silalahi. 2012.
Metode Penelitian Sosial.
Bandung: PT.Refika Aditama.
Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, dan Linna Ismawati.2010.
Penulisan Karya
Ilmiah
. Jakarta: Genesis Press.
Zaki Baridwan. 2010 .
Intermediate Accounting
. Edisi 8: BPFE. Yogyakarta.
(34)
44
Damanik, Ericson. 2014.
Fenomena Bisnis Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia.
Melalui http://ondyx.blogspot.com/2014/02/fenomena-bisnis-usaha-kecil-dan.html
Sumber Undang-Undang:
(35)
i
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat
serta karunia-NYA lah penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Tak lupa
shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, para
sahabat, keluarganya dan mudah-mudahan sampai kepada kita selaku umatnya
sampai akhir zaman. Di dalam Tugas Akhir ini penulis membahas tentang
“Tinjauan
atas Sistem Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pada Konveksi Pras 119
Bandung
”
.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Laporan Tugas Akhir ini sebagai
salah satu syarat sidang dalam menempuh jenjang studi diploma III program studi
akuntansi Universitas Komputer Indonesia Bandung. Laporan Tugas Akhir ini
berdasarkan penelitian yang dilakukan pada usaha Konveksi Pras 119 Bandung.
Penulis menyadari bahwa dalam Laporan Tugas Akhir ini jauh dari
kesempurnaan, masih banyak terdapat kekurangan baik isi maupun bahasa yang
digunakan. Hal ini dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang
penulis miliki, untuk itu penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun
dari berbagai pihak untuk bekal pembuatan Laporan lain yang lebih baik lagi.
Penulis juga ingin menyampaikan bahwa Laporan ini tidak akan terselesaikan
tanpa adanya doa, bimbingan, dorongan, nasehat serta bantuan dari berbagai pihak,
(36)
ii
oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang terlibat dalam membantu penulis sehingga Laporan Tugas Akhir
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia Bandung.
2.
Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia Bandung.
3.
Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak., Ak., CA Selaku ketua Program Studi
Akuntansi Universitas Komputer Indonesia Bandung.
4.
Adi Rachmanto, S.Kom., M.Kom selaku Dosen Wali Kelas 3AK-8.
5.
Dian Dwinita Kurniawaty, SE., M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan, saran serta masukan yang sangat bermanfaat
bagi penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
6.
Seluruh Bapak Ibu Dosen pengajar Universitas Komputer Indonesia.
7.
Seluruh Staf Sekretariat Program Studi Akuntansi Universitas Komputer
Indonesia.
8.
Bapak Sugeng Raharjo selaku Pemilik Usaha yang telah mengizinkan Penulis
untuk meneliti pada Konveksi Pras 119 Bandung mengenai sistem
pengendalian internal penerimaan kas.
(37)
iii
selalu dipanjatkan untuk kemudahan Penulis dalam menyelesaikan studi di
Universitas Komputer Indonesia Bandung.
10. Untuk kakak-kakak terimakasih untuk terus menyemangati dan memotivasi
Penulis agar menyelesaikan Studi di Universitas Komputer Indonesia.
11. Untuk teman-teman kelas 3AK8 terimakasih telah saling menyemangati satu
sama lain.
12. Serta seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata, penulis sampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak yang
terlibat dan penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
khususnya bagi penulis.
Bandung, Juli 2015
(38)
(39)
(40)
Riwayat Hidup
Nama Lengkap
: Hajmi Meilisa Shaleha
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat, Tanggal lahir
: Bandung, 23 Mei 1994
Agama
: Islam
Alamat
: Jalan Cikaso Barat II No. 19 RT. 01 RW. 04
Kel. Sukamaju Kec. Cibeunying Kidul Kota Bandung
: Hajmimeilisashaleha@yahoo.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
2000-2006
: SDN Ciujung 2 Bandung
2007-2009
: SMPN 22 Bandung
2010-2012
: SMA Kartika Siliwangi - 1 Bandung
2012-Sekarang
: Universitas Komputer Indonesia Jenjang Studi D3
(41)
(1)
ii
oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam membantu penulis sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia Bandung.
2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.
3. Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak., Ak., CA Selaku ketua Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia Bandung.
4. Adi Rachmanto, S.Kom., M.Kom selaku Dosen Wali Kelas 3AK-8.
5. Dian Dwinita Kurniawaty, SE., M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, saran serta masukan yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
6. Seluruh Bapak Ibu Dosen pengajar Universitas Komputer Indonesia.
7. Seluruh Staf Sekretariat Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.
8. Bapak Sugeng Raharjo selaku Pemilik Usaha yang telah mengizinkan Penulis untuk meneliti pada Konveksi Pras 119 Bandung mengenai sistem pengendalian internal penerimaan kas.
(2)
iii
9. Untuk Mama dan Papa terimakasih banyak atas dukungan dan doa-doa yang selalu dipanjatkan untuk kemudahan Penulis dalam menyelesaikan studi di Universitas Komputer Indonesia Bandung.
10.Untuk kakak-kakak terimakasih untuk terus menyemangati dan memotivasi Penulis agar menyelesaikan Studi di Universitas Komputer Indonesia.
11.Untuk teman-teman kelas 3AK8 terimakasih telah saling menyemangati satu sama lain.
12.Serta seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata, penulis sampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dan penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi penulis.
Bandung, Juli 2015
(3)
(4)
(5)
Riwayat Hidup
Nama Lengkap : Hajmi Meilisa Shaleha
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal lahir : Bandung, 23 Mei 1994
Agama : Islam
Alamat : Jalan Cikaso Barat II No. 19 RT. 01 RW. 04
Kel. Sukamaju Kec. Cibeunying Kidul Kota Bandung
Email : Hajmimeilisashaleha@yahoo.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
2000-2006 : SDN Ciujung 2 Bandung
2007-2009 : SMPN 22 Bandung
2010-2012 : SMA Kartika Siliwangi - 1 Bandung
2012-Sekarang : Universitas Komputer Indonesia Jenjang Studi D3
(6)