Pembangunan sistem layanan file sharing materi pembelajaran di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karawang
SKRIPSI
Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana
AHMAD ZAELANI ABDILAH 10110163
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
2015
(2)
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya, shalawat serta salam ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW yang memberikan syafaat kepada kita semua. Ata petunjuk-Nya semua tahapan
penelitian dalam “PEMBANGUNAN SISTEM LAYANAN FILE SHARING
MATERI PEMBELAJARAN DI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KARAWANG” berjalan dengan lancar dan sesuai dengan dengan waktu yang diharapkan. Penelitian ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat untuk kelulusan program strata 1 di teknik infromatika Universitas Komputer Indonesia.
Lewat kata pengantar ini disampaikan pula ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beberapa pihak yang telah membantu dalam penelitian ini baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung, sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik. Berikut ini adalah beberapa pihak yang iktu terlibat dalam penelitian ini:
1. Allah S.W.T atas petunjuk dan izin-Nya penelitian ini bisa diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam juga terlimpahkan kepada baginda Nabi Muhammad S.A.W yang memberi syafaat kepada kita semua.
2. Keluarga tercinta yang selalu mendukung baik secara moral maupun materil. Bapak (Iyos) yang selalu memberi pandangan yang luas akan hidup ini, mamah (Yani Nuraini) yang selalu mengajari untuk selalu tabah. Adik tercinta (Tomi) yang selalu ingin tahu bagaimana luasnya dunia ini. Om cecep yang selalu menemani perjuangan ini dan widya sepupu terbaik yang selalu mau berbagi waktu untuk membantuku.
3. Bapak Adam Mukharil Bachtiar, S.Kom., M.T selaku dosen pembimbing yang telah bersedia untuk membimbing dan memberikan pengarahan pada pengerjaan tugas akhir ini. Beliau sudah seperti orang tua kedua selama berada di lingkungan kampus, yang selalu mengingatkan ketika salah dan yang memberikan pengetahuan yang baik.
(3)
iv
4. Bapak Ir. Taryana Suryana, M.kom. sebagai dosen reviewer dari penelitian ini dan juga telah memberikan masukan yang sangat bermanfaat bagi penelitian ini.
5. Bapak Andri Heryandi, S.T.,M.T. yang telah bersedia menjadi penguji 3 pada saat sidang dan juga telah memberikan saran yang bermanfaat pada penelitian ini.
6. Bapak Irfan Maliki, S.T.,M.T. sebagai dosen wali selama masa perkuliahan yang dengan baik mau menerima keluh kesah mahasiswanya.
7. Teman-teman seperjuangan bimbingan bapak Adam Mukharil Bachtiar, Rijal Fauzi, wydiyanto, Ahmad Hartaji, Ahmad Sopian, Usep Setiadi, Andri Kusmana dan Marheni Setyowati yang telah berjuang bersama untuk menyelesaikan Skripsi ini.
8. Teman-teman yang selalu ada baik saat senang maupun susah zeven magnifieke, Aditia Rakhmat, Aldy Ginanjar, Rijal Fauzi, Rida Sukmara, Sugianto dan Wydiyanto, juga teman-teman IF-4 2010 yang bersama-sama menjalani pahit manisnya kuliah.
9. Beserta pihak-pihak lain yang tidak bisa dituliskan satu persatu yang telah memberikan bantuannya dalam penelitian ini.
Mohon maaf atas segala kekurangan yang ada dalam penelitian ini, baik secara isi, pengetikan maupun hal lain yang ada di penelitian ini, karena penelitian ini masih jauh dari sempurna. Akhir kata, semoga penelitian ini bisa berguna bagi pihak yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai sistem layanan file sharing.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Bandung, Februari 2015
Peneliti
(4)
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR SIMBOL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB IPENDAHULUAN ... 1
I.1. Latar Belakang Masalah ... 1
I.2. Perumusan Masalah ... 2
I.3. Maksud dan Tujuan ... 2
I.4. Batasan Masalah ... 3
I.5. Metodologi Penelitian ... 3
I.5.1. Metode Pengumpulan Data ... 3
I.5.2. Metode Pembangunan Perangkat Lunak ... 4
I.6. Sistematika Penulisan ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
II.1.Tinjauan Tempat Penelitian... 7
II.1.1. Sejarah Singkat Tempat Penelitian ... 7
II.1.2. Visi dan Misi Disdikpora Kabupaten Karawang... 8
II.1.3. Struktur Organisasi Disdikpora Kabupaten Karawang ... 8
(5)
vi
II.2.Landasan Teori ... 14
II.2.1. E-Learning ... 14
II.2.2. Layanan File Sharing ... 15
II.2.3. Sharable Content Object Reference Model ... 16
II.2.4. Amazon Web Service ... 17
II.2.5. Aplication Programming Interface ... 19
II.2.6. Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek ... 19
II.2.7. Unified Modeling Language ... 21
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 23
III.1. Analisis Sistem ... 23
III.1.1. Analisis Masalah ... 23
III.1.2. Analisis Prosedur yang Sedang Berjalan ... 23
III.1.3. Analisis Aturan Bisnis ... 26
III.1.4. Analisis Arsiterktur Sistem ... 27
III.1.5. Analisis File Sharing ... 28
III.1.6. Analisis Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak ... 39
III.1.7. Analisis Kebutuhan Non Fungsional ... 41
III.1.8. Analisis Kebutuhan Fungsional ... 44
III.2. Perancangan Sistem ... 75
III.2.1 Perancangan Data ... 75
III.2.2 Perancangan Arsitektur Menu ... 80
III.2.3 Perancangan Antarmuka ... 82
III.2.4 Perancangan Method ... 92
III.2.5 Jaringan Semantik ... 97
(6)
vii
IV.1Implementasi Sistem ... 99
IV.1.1 Lingkungan Implementasi ... 99
IV.1.2 Implementasi Data... 100
IV.1.3 Implementasi Antarmuka ... 103
IV.2Pengujian Sistem ... 104
IV.2.1 Rencana Pengujian ... 104
IV.2.2 Skenario Pengujian ... 104
IV.2.3 Hasil Pengujian ... 106
IV.2.4 Evaluasi Pengujian ... 110
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 111
V.1.Kesimpulan ... 111
V.2.Saran ... 111
(7)
113
1945.
[2] “PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS),” [Online].
Available: http://bos.kemdikbud.go.id/home/about. [Diakses 23 Agustus 2014].
[3] “Data Pokok SMK,” [Online]. Available: http://datapokok.ditpsmk.net/. [Diakses 23 Agustus 2014].
[4] “DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA
KAB.KARAWANG 2013,” 2013. [Online]. Available:
http://www.karawangkab.go.id/dokumen/dinas-dikpora. [Diakses 23 Agustus 2014].
[5] I. Sommerville, Software Engineering Ninth Edition, Addison-Wesley, 2011.
[6] H. Park, R. I. Ratzin dan M. van der Schaar, “Peer-to-Peer Networks
Protocols, Cooperation and Competition”.
[7] ADLNET, “The SCORM Content Aggregation Model,” ADLNET, 2001. [8] A. W. Service, Getting Started with AWS, Amazon Inc., 2014.
[9] A. W. Services, Amazon Elastic Compute Cloud: User Guide for Linux, Amazon Web Services, Inc., 2014.
[10] A. W. Services, Amazon Simple Storage Service: Developer Guide, Amazon, Inc., 2014.
[11] kemendikbud, “Buku Sekolah Elektronik,” [Online]. Available: http://bse.kemdikbud.go.id/buku/kurikulum2013. [Diakses 31 Agustus 2014].
(8)
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia sudah sangat pesat dan juga penggunaan media pengajaran dalam kegiatan pendidikan sudah sangat beragam, mulai dari penggunaan slide sampai dengan video tutorial untuk menyampaikan bahan ajar. Semua perkembangan itu tidak lepas dari peranan pemerintah yang telah menganggarkan 20% dari anggaran belanja negara untuk dunia pendidikan [1]. Pemerintah memberikan keringanan biaya pendidikan dengan program BOS
(Bantuan Operasional Sekolah) kepada setiap sekolah baik yang status sekolah negeri maupun swasta[2]. Berdasarkan hasil wawancara, penggunaan media yang beragam dalam penyampaian bahan ajar sudah mulai diterapkan di Sekolah, namun hal itu tidak disertai dengan pengembangan sarana dan prasarana yang digunakan untuk mendistribusikan bahan ajar yang berupa slide, e-book, atau video tutorial [3].
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kabupaten Karawang adalah pelaksana otonomi daerah dalam bidang pendidikan, hal tersebut berdasarkan peraturan daerah kabupaten Karawang nomor 9 tahun 2011 tentang sekretariat daerah [4]. Berdasarkan data yang terdapat pada Tabel I-1, di kabupaten Karawang terdapat 144 lembaga pendidikan menengah atas, baik negeri maupun swasta. Dari 87 Sekolah Menengah Kejuruan yang terdaftar di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga sudah banyak yang menggunakan media e-learning. Namun hal ini menimbulkan masalah baru, salah satunya adalah tidak semua sekolah memiliki fasilitas hosting yang memadai untuk menyimpan semua berkas materi pembelajaran yang ada. Jika seorang pengajar di sekolah mengunggah materi sebesar 10MB (Mega Byte), maka kalau ada 40 pengajar di sekolah tersebut bisa dibayangkan berapa besar ruang penyimpanan yang dibutuhkan untuk menyimpan semua materi pembelajaran yang diunggah para pengajar tersebut. Hal tersebut menjadi salah satu masalah yang dihadapi sekolah, karena biaya yang dibutuhkan
(9)
untuk menyewa fasilitas hosting dengan kapasitas yang cukup besar tidaklah murah.
Tabel I-1 Jumlah Sekolah di Data Pokok Dinas [4]
Jenis Sekolah Jumlah Sekolah
Negeri Swasta Total
SMA 21 18 39
MA 4 14 18
SMK 18 69 87
Berdasarkan studi literatur dan wawancara yang telah dilakukan, maka dibutuhkan sebuah sistem yang bisa melayani penyimpanan dan pendistribusian bahan ajar untuk seluruh sekolah di kabupaten Karawang yang bisa digunakan oleh setiap sekolah di kabupaten Karawang. Selain sebagai media penyimpanan, sistem juga harus bisa digunakan oleh sistem yang telah ada di sekolah dengan penerapan standar yang sama untuk setiap sekolah. Dengan Pembangunan sistem ini diharapkan dapat membuat kualitas pendidikan di negeri ini menjadi lebih baik khususnya di kabupaten Karawang.
I.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan dari latar belakang yang sudah dipaparkan terdapat beberapa permasalahan yang dirumuskan ke dalam satu rumusan masalah adalah bagaimana membuat media yang dapat menyimpan dan mendistribusikan materi pembelajaran yang bisa digunakan di setiap sekolah di kabupaten Karawang.
I.3. Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah membangun sebuah media yang dapat membantu penyimpanan dan pendsitribusian materi pelajaran yang berupa file digital dari setiap sekolah dalam lingkup Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kabupaten Karawang.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah memberikan pihak sekolah media penyimpanan yang dapat digunakan untuk menyimpan materi pembelajaran dari sekolah dan dapat memudahkan distribusi dari materi pembelajaran tersebut.
(10)
3
I.4. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data yang digunakan untuk bahan dasar pembangunan media berasal dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, sedangkan data yang berupa materi pelajaran dalam bentuk file digital berasal dari para pengajar di sekolah di kabupaten Karawang.
2. Perangkat lunak memiliki sisi administrasi untuk mengatur data pengguna dan data materi pelajaran
3. Perangkat lunak ditujukan untuk lembaga pendidikan menengah atas (SMA dan SMK)
4. Sharing materi pembelajaran menggunakan beberapa metadata dari standar SCORM
5. Pendekatan analisis yang digunakan dalam pembangunan perangkat lunak menggunakan pendekatan OOAD (Object Oriented Analysis and Design)
I.5. Metodologi Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam penelitian kali ini menggunakan dua metodologi, yaitu metode pengumpulan data, metode pembangunan perangkat lunak.
I.5.1.Metode Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data yang akan digunakan dengan tiga cara, yaitu:
1. Studi Literatur
Studi literatur merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengkaji dari literatur, paper, jurnal dan bacaan yang ada kaitannya dengan masalah pada penelitian ini.
(11)
2. Observasi
Oberservasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara penelitian dan peninjauan langsung. Dimana observasi ini dilakukan di dinas pendidikan, pemuda dan olahraga kabupaten karawang
3. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara langsung dengan narasumber yang ada kaitannya dengan topik penelitian ini.
I.5.2.Metode Pembangunan Perangkat Lunak
Dalam pembangunan aplikasi ini menggunakan model waterfall sebagai tahapan pengembangan perangkat lunak ini [5]. Adapun tahapan proses tersebut adalah sebagai berikut:
1. Requirements analysis and definition
Tahap requirements analysis and definition adalah tahap pengumpulan data dan kebutuhan apa saja yang harus ada di perangkat lunak file sharing materi pembelajaran. Data yang dikumpulkan berasal dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga dan juga para pengajar di sekolah-sekolah.
2. System and software design
Tahap System and software design adalah tahap mendesain perangkat lunak
file sharing materi pembelajaran berdasarkan kebutuhan dan data yang dikumpulkan pada tahap sebelumnya.
3. Implementation and unit testing
Tahap Implementation and unit testing merupakan hasil dari tahap desain yang dibentuk ke dalam baris kode-kode program berdasarkan bahasa pemrograman yang telah di tentukan sebelumnya. Program yang telah dibuat kemudian diuji.
4. Integration and system testing
Tahap Integration and system testing adalah tahap penyatuan unit-unit program menjadi sebuah kesatuan sistem yang kemudian diuji secara keseluruhan.
(12)
5
5. Operation and maintenance
Tahap Operation and maintenance adalah tahap pengoprasian program di lingkungannya dan melakukan pemeliharaan, seperti koreksi error yang sebelumnya tidak diketahui pada tahapan sistem testing, selain daripada itu tahapan ini juge digunakan untuk mengadaptasi terhadap kebutuhan yang baru diketahui dari kedaan lingkungan sebenarnya. Untuk lebih jelasnya tentang alur dari model
waterfall bisa dilihat padaGambar I-1.
Gambar I-1 Model Waterfall Menurut Sommerville [5]
I.6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini disusun agar penulisan laporan penelitian tersusun sesuai dengan yang diharapkan, maka akan disusun sistematika penulisan sebagai berikut:
(13)
BAB I PENDAHULUAN
Bab I menguraikan latar belakang permasalahan, mencoba mengidentifikasi inti permasalahan yang sedang di hadapi, kegunaan penelitian, pembatasan masalah, metode penelitian dan sistematika penulisan dari penelitian file sharing
materi pembelajaran.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab II menguraikan bahan-bahan kajian, konsep dasar, dan teori dari para ahli yang berkaitan dengan penelitian. Meninjau permasalahan dan hal-hal yang berguna dari penelitian-penelitian dan sintesis tentang file sharing kemudian menggunakannya sebagai acuan pemecahan masalah pada penelitian ini.
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab III menguraikan hasil dari analisis dari objek penelitian dari file sharing
untuk mengetahui masalah apa yang sedang terjadi dan mencoba untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan menggunakan perangkat dan pemodelan.
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM
Bab IV menguraikan tentang perancangan solusi beserta implementasinya dari masalah-masalah yang telah dianalisis. Pada bagian ini juga akan ditentukan bagaimana sistem dirancang, dibangun, diuji dan disesuaikan dengan hasil penelitian
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab V menguraikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian beserta saran untuk pengembangan selanjutnya.
(14)
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Tinjauan Tempat Penelitian
Pada bagian ini dijelaskan mengenai sejarah singkat DISDIKPORA kabupaten Karawang, visi dan misi dan struktur organisasi dari DISDIKPORA Kabupaten Karawang.
II.1.1. Sejarah Singkat Tempat Penelitian
Secara umum, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kabupaten Karawang merupakan unsur pelaksana otonomi daerah dalam bidang pendidikan. Tugas pokok dari dari Disdikpora untuk membantu Bupati dalam melaksanakan sebagian kewenangan daerah dalam bidang pendidikan, pemuda dan olahraga.
Berdasarkan peraturan daerah kabupaten Karawang Nomor 9 tahun 2011 tentang sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga teknis daerah, kecamatan dan kelurahan, untuk melaksanakan tugas tersebut Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Mempunya fungsi:
1. Pengaturan dan pengurusan kegiatan teknis operasional di bidang pendidikan meliputi pendidikan nonformal dan informal, pendidikan menengah, pendidikan dasar, serta pemuda dan olahraga bersarkan kebijakan Bupati 2. Pelaksanaan pengembangan program pemerintah daerah dibidang
pendidikan, pemuda dan olahraga.
3. Pelaksanaan pelayanan di bidang pendidikan, pemuda dan olahraga.
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kabupaten Karawang mempunyai tugas pokok yang luas dan kompleks. Secara umum tugas pokok tersebut adalah membantu Bupati dalam melaksanakan kewenangan daerah di bidang pendidikan.
Rincian uraian tugas pokok dan fungsi masing-masing jabatan dan unit kerja dalam lingkup Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kabupaten Karawang berdasarkan peraturan Bupati Karawang nomor 7 tahun 2012 tentang rincian tugas,
(15)
fungsi dan tata kerja Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kabupaten Karawang.
II.1.2. Visi dan Misi Disdikpora Kabupaten Karawang
Berikut ini adalah visi dan misi dari Disdikpora kabupaten Karawang 1. Visi
Terwujudnya masyarakat kabupaten Karawang yang cerdas, terampil, berbudi pekerti luhur dan kompetitif berdasarkan iman dan taqwa. 2. Misi
a. Meningkatkan sistem pendidikan yang berkualitas melalui penyediaan infrastuktur dan layanan teknis pendidikan yang prima b. Meningkatkan tata kelola pendidikan melalui penerapan sistem
kepemerintahan yang baik
c. Meningkatkan peran kepemudaan dan keolahragaan dalam mewujudkan masyarakat Karawang yang berjiwa sehat, sportif dan mandiri
d. Menanamkan dan melestarikan nilai-nilai moral dan budaya masyarakat Karawang yang silih asah, silih asih dan silih asuh
II.1.3. Struktur Organisasi Disdikpora Kabupaten Karawang
Berikut ini adalah struktur organisasi dari Disdikpora Kabupaten Karawang yang terdapat pada Gambar II-1
(16)
9
Gambar II-1 Struktur Organisasi Disdikpora Kabupaten Karawang
II.1.4. Deskripisi Kerja Disdikpora Kabupaten Karawang
Berikut ini adalah deskripisi kerja dari setiap bagian di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga kabupaten Karawang.
1. Kepada Dinas
Kepala dinas mempunyai tugas memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan dinas dalam melaksanakan kewenangan daerah di bidang pendidikan, pemuda dan olaraga meliputi pendidikan non formal dan informal, pendidikan menengah, pendidikan dasar serta bidang pemuda dan olahraga dan tugas pembantuan yang ditugaskan dari pemerintah kepada pemerintah daerah.
Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Kepala dinas mempunyai fungsi: a. Penyelenggaraan koordinasi pelaksanaan pengawasan di bidang pendidikan,
pemuda dan olahraga
b. Penyelenggaraan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pendidikan, pemuda dan olahraga
Untuk menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud, kepala dinas mempunyai rincian tugas:
(17)
a. Menyusun rencana / program kerja Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga berdasarkan kebutuhan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku
b. Melakukan koordinasi yang diperlukan antar bagian/dinas/instansi/lembaga terkait sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku untuk melancaran pelaksanaan tugas
c. Mengkoordinir penyusunan dan perumusan langkah-langkah strategis dan operasional dinas bersama sekretariat dan kepala bidang di lingkungan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga untuk pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
d. Merumuskan kebijaksanaan operasional dalam bidang pendidikan, pemuda dan oleh raga berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku e. Membagi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugasnya untuk dilaksanakan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
f. Memberikan bimbingan dan petunjuk kepada bawahan di bidang tugasnya agar tercapai kesesuaian dan kebenaran pelaksanaaan tugas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
g. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas bawahan agar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
h. Melakukan penilaian terhadap pelaksanaan tugas bawahan sesuai dengan hasil yang dicapai dengan mencocokan terhadap petunjuk dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai bahan pertimbangan dalam menilai peningkatan karier bawahan
i. Menyusun rencana kebijaksanaan di bidang pendidikan dalam rangka penetapan kebijaksanaan oleh Bupati
j. Melakukan evaluasi terhadap seluruh pelaksanaan kegiatan di bidang tugasnya untuk bahan perbaikan ke depan sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
k. Membuat laporan terhadap pelaksanaan kegiatan di bidang tugasnya sebagai bahan informasi dan bertanggung jawab kepada atasan
(18)
11
2. Sekretaris
Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala dinas serta mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan urusan program dan pelaporan, umum dan kepegawaian dan keuangan, serta pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan bidang tugasnya.
a. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Sekretaris mempunyai fungsi: b. Pelaksanaan pengelolaan urusan program dan pelaporan
c. Pelaksanaan pengelolaan urusan umum dan kepegawaian d. Pelaksanaan pengelolaan urusan administrasi keuangan
e. Pelaksanaan koordinasi penyusunan program dan penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu serta tugas-tugas pelayanan administrasi
Untuk menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud diatas, sekretaris mempunyai tugas:
a. Menyiapkan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan teknis operasional sebagai landasan pelaksanaan tugas
b. Melaksanakan penyusunan rencana dan program kerja tahunan dinas dan sekretariat
c. Melaksanakan pengelolaan kegiatan kesekretariatan meliputi urusan program dan pelaporan, umum dan kepegawaian serta keuangan
d. Melaksanakan koordinasi dengan bidang-bidang teknis di lingkungan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
e. Mewakili Kepala dinas, apabila Kepala dinas berhalangan dalam menjalankan tugasnya
f. Menganalisis permasalahan yang berhubungan dengan kesekretariatan dan menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah
g. Mengevaluasi kegiatan kesekretariatan dalam rangka perbaikan pelaksanaan tugas
h. Mengkoordinasikan penyusunan bidang kebijaksanaan teknis dinas i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan kepala dinas
(19)
3. Sub bagian program dan pelaporan
Sub bagian program dan pelaporan mempunyai tugas pokok untuk membantu sekretaris dalam pelaksanaan pengelolaan program dan pelaporan, dalam menyelenggarakan tugas pokok sub bagian program dan pelaporan mempunyai fungsi meliputi penyiapan bahan petunjuk teknis pengelolaan program dan pelaporan, pelaksanaan pengolahan, monitoring dan evaluasi serta dokumentasi di bidang program dan pelaporan.
4. Sub bagian keuangan
Sub bagian keuangan mempunyai tugas pokok pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan, dalam penyelenggaraan tugas pokok sub bagian keuangan mempunyai fungsi:
a. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan
b. Penyiapan bahan penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)
c. Pelaksanaan pengelolaan keuangan d. Pelaksanaan pengelolaan dokumentasi
e. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang keuangan 5. Bidang pendidikan formal dan informal
Bidang pendidikan formal dan informal, dipimpin oleh seorang Kepala bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala dinas serta mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan urusan seksi kesetaraan dan kursus, seksi pendidikan masyarakat. Serta pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan bidang tugasnya.
Dalam penyelenggaraan tugas pokok bidang pendidikan non formal dan informal mempunyai fungsi:
a. Penyusunan rencana program kerja tahunan bidang pendidikan formal dan in formal
b. Pelaksanaan kegiatanurusan pendidikan non formal dan informal meliputi kesetaraan dan kursus serta pendidikan masyarakat
c. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta laporan kegiatan di bidang pendidikan non formal dan informal
(20)
13
6. Bidang pendidikan menengah
Bidang pendidikan menengah, dipimpin oleh seorang Kepala bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala dinas serta mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan urusan seksi kurikulum dan kesiswaan, seksi ketenagaan, kelembagaan dan prasarana. Serta pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan bidang tugasnya.
Dalam penyelenggaraan tugas pokok bidang pendidikan menengah mempunyai fungsi:
a. Penyusunan rencana program kerja tahunan bidang pendidikan menengah b. Pelaksanaan pengelolaan kegiatan pendidikan menengah meliputi kurikulum
dan kesiswaan, keteanagaan, kelembagaan, sarana dan prasarna
c. Pelaksanaan monitoring evaluasi dan pelaporan di bidang pendidikan menengah
7. Seksi kelembagaan, ketenagaan dan prasarana
Seksi kelembagaan, ketenagaan dan prasarana mempunyai tugas pokok membantu Kepala bidang dalam mempersiapkan bahan penyusunan petunjuk teknis ketenagaan, kelembagaan, sarana dan prasarana. Dalam penyelenggaraan tugas pokok seksi kelembagaan, ketenagaan dan prasarana mempunyai fungsi:
a. Penyusunan rencana kerja dan program kerja tahunan seksi b. Pelaksanaan kegiatan dalam urusan ketenagaan dan kelembagaan
c. Pelaksanaan monitoring,evaluasi dan pelaporan di bidang ketenagaan, kelembagaan dan sarana dan prasaran
8. Seksi kurikulum dan kesiswaaan
Seksi kurikulum dan kesiswaan mempunyai tugas pokok membantu Kepala bidang dalam mempersiapkan bahan penyusunan petunjuk teknis kurikulum dan kesiswaan. Dalam penyelenggaraan tugas pokok Seksi kurikulum dan kesiswaan mempunyai fungsi:
a. Penyusunan rencana kerja dan program kerja tahunan seksi b. Pelaksanaan kegiatan dalam urusan kurikulum dan kesiswaan
c. Pelaksanaan monitoring,evaluasi dan pelaporan di bidang kurikulum dan kesiswaan
(21)
9. Seksi prasarana dan sarana
Seksi prasarana dan sarana mempunyai tugas: a. Menyusun rencana program kerja tahunan Seksi
b. Mempersiapkan pedoman dan petunjuk pelaksanaan sarana dan prasarana c. Pelaksanaan dan penyusunan petunjuk teknis sarana dan prasarana
d. Mengumpulkan dan mengolah data/informasi tentang pelaksanaan sarana dan prasarana
e. Menyebarluaskan pedoman dan petunjuk tentang sarana dan prasarana f. Menilai dan menyusun bahan evaluasi sarana dan prasarana
g. Menyusun inventaris dokumen dan pelaporan hasil evaluasi sarana ada prasarana
h. Mempersiapkan pedoman dan petunjuk teknis sarana dan prasarana
i. Mempersiapkan usul, saran dan pertimbangan bidang sarana dan prasarana j. Mempersiapkan pedoman dan petunjuk pelaksanaan bimbingan dan
penyuluhan sarana dan prasarana
k. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh atasan
II.2. Landasan Teori
Beberapa landasan teori yang digunakan adalah e-learning, layanan file sharing, SCORM, Amazon Web Service, API, Pemrograman Berorientasi Objek dan UML.
II.2.1. E-Learning
E-learning adalah sebuah pengembangan metode pembelajaran melalui internet, mulai dari pendidikan jarak jauh, belajar secara langsung dengan
teleconfrence ataupun dengan sebuah video yang di rekam sebelumnya. Pengertian
e-learning terdiri dari banyak istilah seperti pembelajaran online, belajar secara virtual, pembelajaran terdistribusi, atau belajar berbasis web. E-learning juga bisa diartikan dari elektronic learning, yaitu menggabungkan kegiatan pendidikan yang dilakukan melalui komputer individu ataupun melalui jaringan.
(22)
15
Perkembangan dari e-learning datang dari beberapa arah, termasuk dari beberapa organisasi yang menawarkan pendidikan jarak jauh baik secara individu kelompok ataupun campuran. Peningkatan e-learning tidak lepas dari perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat akhir ini.
II.2.2. Layanan File Sharing
Secara garis besar terdapat dua metode file sharing yang ada pada saat ini, diantaranya adalah:
1. Peer-to-Peer
Peer-to-peer adalah sebuah teknologi file sharing yang menghubungkan pengguna satu dengan pengguna lain lewat sebuah koneksi jaringan. Dengan teknologi Peer-to-peer pengguna dapat berbagi konten digital seperti dokumen, musik, video, buku elektronik dan lain sebagainya.
BitTorrent adalah satu layanan file sharing yang menggunakan metode Peer-to-peer. BitTorrent juga merupakan salah satu Peer-to-peer file sharing yang sangat populer, dilihat dari banyaknya pengguna yang berpartisipasi dalam berbagi file dengan menggunakan protokol BitTorrent [6].
2. File hosting service
File hosting service adalah salah satu metode file sharing yang cukup populer, selain karena kemudahan dalam penggunaan yaitu hanya dengan media web browser tanpa harus memasang perangkat lunak tambahan File hosting service juga memiliki kontrol kepada siapa saja file tersebut akan di bagikan. Pada layanan file
sharing jenis penyedia layanan File hosting service biasanya menyediakan sebuah fasilitas untuk melaporkan jika ada konten illegal atau konten pribadi kita yang di bagikan oleh user lain.
Alur kerja dari sebuah File hosting service adalah setiap pengguna mengunggah sebuah dokumen digital, baik itu musik atau file lainnya maka File hosting service akan men-generate sebuah link yang dapat digunakan oleh pengguna terebut untuk mendownload kembali file tersebut lain waktu.
Pada perkembangannya File hosting service memiliki fasilitas yang jauh lebih baik seperti file manager dan kontrol privasi untuk private file.
(23)
II.2.3. Sharable Content Object Reference Model
Sharable Content Object Reference Model (SCORM) adalah kumpulan dari satu atau banyak Sharable Content Objects (SCO). Sebuah SCO menyediakan konten belajar seperti tutorial, simulasi ataupun ujian. Sebuah SCO setidaknya harus memiliki sebuah halaman HTML yang didalamnya terdapat javascript. Ukuran dari sebuah SCO bervariasi mulai dari yang memuat satu konten sampai dengan yang memuat ratusan konten. Konten dari SCO terdiri dari dokumen HTML, gambar, audio, animasi dan video atau konten lain yang bisa diakses menggunakan sebuah browser.
Standar SCORM mendefinisikan bagaimana sebuah SCO berkomunikasi dengan Learning Management System (LMS). LMS menyediakan SCORM runtime
API untuk SCO pada saat SCO dimulai. SCORM API menyediakan fasilitas untuk menyimpan dan mengembalikan informasi yang telah tersimpan sebelumnya. Informasi yang tersimpan bisa berupa halaman yang terakhir dibaca atau hasil tes. Beberapa istilah yang ada dalam SCORM adalah sebagai berikut:
1. Asset
Aset adalah sebuah representasi elektronik dari sebuah media seperti gambar, teks, sound, halaman HTML atau media lain yang sejenis. Sebuah aset tidak berkomunikasi dengan LMS. Aset lebih seperti sebuah barang yang bisa digunakan berkali-kali, aset bisa diatur ulang atau digunakan pada media atau aplikasi lain.
2. Sharable content object
Sharable content object (SCO) adalah sebuah unit logic terkecil dari yang berisi informasi yang bisa disampaikan kepada para pengguna lewat sebuah
Learning Management System (LMS). Istilah SCO memiliki arti yang berbeda untuk desainer instruksional dan programer. Instructional Systems Designers (ISD) dan pengisi konten melihat sebuah SCO sebagai sebuah konten yang memiliki instruksi di dalamnya. Programer melihat sebuah SCO seperti aplikasi Web yang berkomunikas dengan sebuah LMS.
Dalam istilah teknik SCO adalah sebuah komponen dalam sebuah course
(24)
17
sebuah LMS. SCORM API adalah sebuah prosedur standar untuk SCO berkomunikasi dengan LMS [7].
3. Aggregation
Aggregasi adalah kumpulan dari beberapa aktivitas yang sama. Sebuah aggregasi memiliki sebuah SCO atau aggregasi lain. Sebuah aggregasi bukanlah sebuah physycal file melainkan sebuah struktur dari SCORM manifest yang memiliki aturan urutan yang diterapkan kepada sebuah SCO yang terkait.
4. Organization
Organisasi adalah bagian dari sebuah paket konten SCO yang tersusun atas struktur pohon. Sebuah organisasi dalam SCORM memiliki beberapa atau memiliki kumpulan konten dan aggregasi.
5. Course
Course berada dalam lingkup luar SCORM tetapi sebuah SCORM merupakan bagian dalam sebuah course yang dikelola oleh LMS. Sebuah course
biasanya mencakup kursus, materi dan penilaian menggunakan berbagai media pengiriman dan instruksi yang harus dilakukan.
6. Meta-Data
Meta-Data adalah sebuah standar yang memiliki tujuan penyediaan informasi dengan cara penyampaian yang telah ditetapkan sebelumnya. Meta-data dapat berisi informasi menganai katalog seperti deskripsi dari konten pembelajaran. Materi pembelajaran yang dideskripsikan dalam Meta-data dapat dicari secara sistematis untuk digunakan dan dipakai ulang dalam konten lain.
SCORM Meta-data menerapkan definisi elemen untuk tiga model komponen seperti asset, SCO dan content aggregation. Tiga komponen tersebut mendefinisikan bagian Meta-data dari SCORM content aggregation.
II.2.4. Amazon Web Service
Amazon web service adalah penyedia layanan cloud computing yang menyediakan layanan untuk pembangunan aplikasi hanya dalam beberapa menit
dengan metode pembayaran “bayar apa yang anda gunakan”. jika seorang
(25)
berjalan, jika server tersebut dimatikan oleh pelanggan maka tidak perlu membayar untuk itu.
Sistem pembayaran yang digunakan oleh AWS tidak memerlukan biaya pembiayaan di awal ataupun biaya perawatan lainnya, selain daripada itu layanan AWS terdapat dalam sebuah jaringan skala besar, sehingga dimungkinkan melakukan peningkatan kapasitas secara instan [8].
1. Elastic Compute Cloud
EC2 (Elastic Compute Cloud) adalah salah satu bagian dari layanan amazon
web service yang menyediakan fasilitas komputasi yang memiliki fasilitas untuk mengubah kebutuhan komputasi sesuai dengan kebutuhan yang ada dengan cara yang sangat mudah dan cepat. Fasilitas yang ditawarkan oleh EC2 memungkinkan penambahan server tanpa harus memikirkan bagaimana membeli perangkat, sehingga pengguna dapat fokus terhadap pembangunan aplikasi.
Pengguna hanya perlu melakukan konfigurasi di panel AWS konsol terhadap berapa banyak server yang di butuhkan dan sistem operasi yang digunakan, konfigurasi keamanan jaringan dan pengelolaan media penyimpanan yang di butuhkan [9].
2. Simple Storage Service
S3 (Simple Storage Service) adalah sebuah layanan penyimpanan file. Pengguna layanan ini dapat menyimpan dan mengambil data dalam jumlah kecil maupun besar. Penyimpanan dan pengambilan data dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun selama masih terkoneksi dengan jaringan internet. Layanan S3 menyediakan sebuah management file dalam bentuk web interface yang bisa digunakan untuk melakukan menyimpan, hapus ataupun mengubah file yang ada.
S3 juga menyediakan sebuah API (application programming interface) yang dapat digunakan untuk menghubungkan aplikasi lain dengan layanan S3. Format API yang digunakan oleh layanan S3 adalah REST API dan SOAP API [10].
3. Cloudfront
Cloudfront adalah sebuah layanan web yang bisa mempercepat distribusi konten dari sebuah web, seperti gambar, musik dan video. Teknologi Cloudfront
(26)
19
yang rendah, jadi konten dapat dikirim dengan peforma terbaik. Jika konten yang akan didistribusikan sudah berada di dalam rute dengan delay terendah maka konten tersebut akan langsung dikirim, tetapi jika konten tersebut berada di rute dengan delay yang tinggi, maka Cloudfront akan menggunakan layanan rute lain yang memiliki delay yang labih kecil.
II.2.5. Application Programming Interface
API (application programming interface) adalah kumpulan dari sebuah aturan, protokol, prosedur tertentu yang digunakan oleh programmer untuk berinteraksi dengan perangkat lunak lain seperti sistem operasi. API memungkinkan programmer untuk mengakses fungsi tertentu di sistem lain dengan aturan dan pengkodean tertentu.
II.2.6. Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek
Pemrograman berorientasi objek (PBO) adalah sebuah pendekatan dalam pembangunan perangkat lunak dimana dasar dari konsep ini adalah interaksi antar objek sistem yang ada dalam menyelesaikan sebuah masalah. Tujuan dari penggunakan konsep pemrograman berorientasi objek adalah untuk memecah kompleksitas dalam sebuah pembangunan perangkat lunak agar lebih mudah dikelola, seperti diketahui pemrograman prosedural memang lebih mudah, tetapi jika sudah memcapai ribuan baris kode maka sebuah kesalahan bisa saja terjadi tanpa disadari karena sangat banyaknya baris kode. Salah satu kelebihan dari pemrograman berorientasi objek adalah code reusability. Code Reusability adalah sebuah konsep yang memecah masalah yang kompleks ke dalam bagian yang lebih umum, sehingga dapat digunakan kembali untuk masalah yang memiliki kemiripan. Konsep dasar dari pemrograman berorientasi objek adalah sebagai berikut:
1. Kelas
Kelas adalah sekumpulan variable dan fungsi yang berhubungan yang di
package menjadi satu kesatuan dan diberi nama sesuai dengan fungsinya. Didalam PBO varible didalam kelas disebut dengan properti dan fungsi disebut dengan method.
(27)
Sebuah kelas bisa memiliki satu atau banyak properti. Sebuah properti biasanya memiliki sebuah method atau lebih yang berhubungan dengan properti tersebut.
2. Objek
Objek adalah instansi dari sebuah kelas. Fungsi yang bisa dilakukan oleh sebuah objek tergantung dari pada saat definisi kelas.
3. Abstraksi
Pada saat pembangunan aplikasi dengan PBO sangat penting untuk melakukan konsep abstraksi. Abstraksi berisi informasi yang berkaitan atau relevan dengan konteks dari pembuatan aplikasi. Ketika membuat sebuah aplikasi untuk penjualan akan ada hal yang sama seperti properti dari sebuah barang, sebagai contoh jika ada dua buah produk seperti buku dan DVD tutorial maka akan ada properti yang sama seperti nama produk dan harga, maka hal itulah yang dijadikan acuan untuk abstraksi data.
4. Enkapsulasi
Enkapsulasi adalah salah satu fitur penting yang ada pada PBO. Fitur enkapsulasi dalam PBO memungkinkan adanya kontrol terhadap properti dalam sebuah kelas. Jika anda akan berinteraksi dengan sebuah properti atau method maka anda harus berinteraksi dengan objek tersebut.
5. Polymorphism
Polymorphism adalah kemampuan untuk merespon sebuah aksi dengan hasil yang berbeda. Sebagai contoh jika ada dua objek seperti manusia dan domba, kedua objek tersebut memiliki method berjalan, namun setiap objek memiliki reaksi yang berbeda. Jika pemanggilan method berjalan pada objek manusia maka akan merespon berjalan dengan dua kaki, sedangkan jika pemanggilan method dari objek domba maka akan merespon berjalan dengan empat kaki.
6. Inheritance
Penggunaan inheritance pada PBO digunakan untuk mengklasifikasi hal-hal yang umum dan fungsinya. Hal ini dapat memudahkan dan lebih intuitif dan juga dapat digunakan untuk menggabungkan karakteristik umum menjadi objek orang tua dan anak yang mewarisi karakteristik dari orang tua. Sebagai contoh terdapat
(28)
21
objek karyawan yang mendeskripsikan hal umum mengenai data karyawan, sedangkan dalam perusahaan itu ada karyawan biasa dan manager. Pembuatan kelas untuk manager hanya tinggal mewariskan dari kelas karyawan. Penggunaan
inheritance dapat mempermudah, terutama dalam reusability code.
II.2.7. Unified Modeling Language
UML (Unified Modeling Language) adalah sebuah pemodelan standar yang digunakan untuk memodelkan pembangunan sistem dan perangkat lunak. Pemodelan menjadi sangat penting dalam mendesain sebuah sistem karena merupakan abstraksi dari hal sebenarnya di dunia nyata. Pemodelan membantu untuk tetap fokus pada aspek penting dalam pembuatan sebuah sistem. Pemodelan merupakan penyederhanaan dari sistem sebuah kompleks yang akan dibangun.
UML memiliki beberapa perkembangan mulai dari versi 1.0, 1.5 dan yang terakhir adalah versi 2.0. Pemodelan dengan UML biasanya digunakan untuk pembangunan perangkat lunak dengan pendekatan object-oriented. Dalam versi UML 2.0 terdapat 13 diagram yang bisa digunakan, namun dalam penelitian ini hanya menggunakan 4 diagram. Pada Tabel II-1 menjelaskan penggunaan diagram UML 2.0 yang digunakan.
Tabel II-1 Diagram UML yang digunakan
Diagram Deskripsi
Use case Menggambarkan kebutuhan sistem yang akan di bangun. Use case
menangkap kebutuhan apa saja yang harus dipenuhi.
Activity Menggambarkan proses yang akan dikerjakan sistem baik secara sekuensial ataupun pararel.
Class Menggambarkan keterhubungan antar Class yang ada pada sistem
Sequence Menggambarkan Interaksi yang terjadi pada setiap objek yang ada pada sistem
(29)
(30)
23
BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
III.1.Analisis Sistem
Analisis sistem digunakan untuk mengindentifikasi masalah yang akan timbul pada saat pembangunan sistem, hal ini berguna untuk membantu pada saat proses selanjutnya, yaitu proses perancangan sistem. Dalam analisis ini terdapat beberapa bagian di antaranya, yaitu:
1. Analisis masalah
2. Analisis prosedur yang sedang berjalan 3. Analisis aturan bisnis
4. Analisis arsitektur sistem 5. Analisis file sharing
6. Analisis kebutuhan non fungsional 7. Analisis kebutuhan fungsional
III.1.1.Analisis Masalah
Permasalahan dari penelitian ini adalah bagaimana mempermudah distribusi materi pembelajaran lalu dari pengajar kepada siswa di setiap sekolah di kabupaten Karawang, Kemudian setiap sekolah di kabupaten Karawang dapat menggunakan layanan ini.
III.1.2.Analisis Prosedur yang Sedang Berjalan
Analisis prosedur yang sedang berjalan di Disdikpora berguna untuk mengetahui sistem penyebaran materi yang ada pada Disdikpora kabupaten Karawang kepada setiap sekolah yang berada di bawah naungan Disdikpora kabupaten Karawang.
1. Alur penyebaran buku sekolah
Alur penyebaran buku yang ada di Disdikpora kabupaten Karawang bermula dari setiap sekolah mendata kebutuhan buku untuk siswa yang ada di sekolah.
(31)
Setelah itu sekolah menyerahkan dokumen kebutuhan buku kepada dinas pendidikan. Selanjutnya Disdikpora mengumpulkan atau merekap kebutuhan buku untuk setiap sekolah, hasil dari rekap tersebut kemudian diserahkan kepada vendor atau perusahaan yang menangani pencetakan buku sekolah yang telah memenangkan tender sebelumnya. Setelah vendor menerima dokumen kebutuhan buku setiap sekolah, kemudian mereka mengirimkan buku sekolah kepada setiap sekolah di kabupaten Karawang sesuai dengan dokumen kebutuhan yang telah diterima. Setelah sekolah menerima buku, maka sekolah mengirimkan laporan penerimaan buku kepada dinas pendidikan. Alur dari penyebaran buku sekolah dapat dilihat pada Gambar III-1.
Alur Penyebaran Buku Sekolah
Sekolah Disdikpora kabupaten Vendor
ase
Pendataan kebutuhan buku
Melakukan rekap kebutuhan buku Setiap sekolah
mempersiapkan Buku Sekolah berdasarkan Data rekap kebutuhan buku
Pembuatan laporan penerimaan buku
Mengirimkan kebutuhan buku Penerimaan kebutuhan buku
Mengirmkan rekap Kebutuhan buku
Penerimaan rekap Kebutuhan buku
Mengirimkan kebutuhan buku Penerimaan kebutuhan buku
Menerima laporan buku Setiap sekolah Mengirimkan laporan penerimaan buku
(32)
25
2. Alur penyebaran Buku Sekolah Elektronik
Alur penyebaran Buku Sekolah Elektronik dimulai dari setiap sekolah mendata kebutuhan buku berdasarkan mata pelajaran yang ada di sekolah tersebut. Setelah itu sekolah mengirimkan dokumen kebutuhan kepada Disdikpora. Selanjutnya Disdikpora akan menyampaikan kebutuhan buku kepada Disdikpora provinsi. Setelah disdikpora provinsi menerima kebutuhan Buku Sekolah Elektronik, maka Disdikpora provinsi akan mengirimkan Buku Sekolah Elektronik kepada Disdikpora kabupaten/kota. Setelah mendapatkan Buku Sekolah Elektronik maka Disdikpora kabupaten akan mengirimkan Buku Sekolah Elektronik dalam media CD/DVD kepada setiap sekolah berdasarkan kebutuhan sekolah tersebut.
Flowchart dari penyebaran Buku Sekolah dapat dilihat pada Gambar III-2.
Alur penyebaran buku sekolah elektronik
Sekolah Disdikpora kabupaten Disdikpora provinsi
P
h
a
se
Pendataan kebutuhan buku Berdasarkan mata pelajaran Pengiriman kebutuhan buku
Sekolah elektronik
Penerimaan kebutuhan buku sekolah Elektronik setiap sekolah
Merekap kebutuhan Buku sekolah elektronik Pengiriman rekap kebutuhan buku sekolah
Elektronik
Penerimaan rekap kebutuhan Buku sekolah elektronik
Mempersiapkan buku sekolah Elektronik untuk setiap sekolah
Pengiriman buku sekolah elektronik Penerimaan buku sekolah elektronik
Untuk sekolah Pengiriman buku sekolah elektronik
Ke setiap sekolah Penerimaan buku sekolah
elektronik
Pembuatan laporan penerimaan Buku sekolah elektronik
Pengiriman laporan Penerimaan buku sekolah elektronik
Penerimaan laporan buku sekolah elektronik Setiap sekolah
(33)
III.1.3.Analisis Aturan Bisnis
Analisis aturan bisnis digunakan untuk menentukan aturan atau batasan yang pada sistem yang akan dibuat berdasarkan aturan yang telah ada sebelumnya dengan beberapa penyesuaian.
1. Aturan penyebaran materi buku sekolah elektronik
Buku sekolah elektronik yang digunakan disetiap sekolah di kabupaten Karawang berasal dari Disdikpora pusat yang disebarkan melalui Disdikpora kabupaten/kota. Setiap sekolah mendapatkan CD/DVD yang berisi buku sekolah elektronik berdasarkan kebutuhan buku yang telah diberikan kepada dinas pendidikan sebelumnya.
2. Aturan pendaftaran Sekolah dalam sistem
Sekolah yang akan menggunakan sistem harus sudah terdaftar di Disdikpora kabupaten Karawang dan sekolah tersebut harus memiliki NPSN (Nomor Pokok Sekolah Nasional) agar lebih mudah dalam melakukan pengelolaan dengan data yang telah ada. Jika nama sekolah tidak ada dalam daftar tetapi telah memiliki NPSN maka sekolah tersebut dapat menghubungi admin sistem untuk menambahkan data sekolah mereka dengan mengirimkan NPSN.
3. Aturan pembuatan kelas dalam sistem
Setiap sekolah dapat membuat kelas sesuai kebutuhan dengan sekolah tersebut. Setiap kelas harus mempunyai deskripsi dan tujuan dari pembuatan kelas tersebut. Setiap kelas hanya bisa memiliki satu pengajar.
4. Aturan upload materi oleh pengajar
Materi yang akan di upload harus sesuai dengan format yang telah ditentukan. Isi materi harus sesuai dengan silabus yang diberikan oleh Disdikpora dan juga harus sesuai dengan deskripsi yang ada pada kelas dimana materi tersebut di
upload.
5. Aturan penyebaran materi dalam sistem
Materi yang telah di upload dapat disebarkan atau di-download untuk digunakan oleh siswa. Siswa juga dapat mencari materi dari sekolah lain jika dibutuhkan.
(34)
27
III.1.4.Analisis Arsiterktur Sistem
Analisis Arsitektur sistem berguna untuk menggambarkan bagaimana arsitektur sistem yang akan dibangun dan juga bisa menggambarkan interaksi antar komponen arsitektur di dalamnya.
Arsitektur sistem menggambarkan interaksi antara perangkat lunak yang sedang dibangunan dengan sistem yang digunakan di sekolah. Arsitektur sistem dapat dilihat pada Gambar III-3.
Gambar III-3 Arsitektur Sistem Integrasi Dengan Web Sekolah
a. Sistem internal sekolah berkomunikasi dengan Sistem utama menggunakan API. API tersebut digunakan untuk mengambil data dari sistem utama ataupun untuk mengirim data dan berkas ke sistem utama. Sistem internal sekolah dapat berupa aplikasi web, desktop atau mobile.
b. Pengguna via sistem internal sekolah mengakses sistem utama melalui sistem internal yang ada di sekolah. Semua data berasal dari sistem utama tetapi distribusi konten melewati sistem internal sekolah.
(35)
c. Load balancer menerima permintaan dari sistem internal sekolah dan akan meneruskan permintaan tersebut pada web server x. pemilihan web server berdasarkan trafik yang masuk pada web server tersebut. Permintaan akan diteruskan kepada web server dengan trafik yang tidak terlalu tinggi.
d. Web server akan memproses permintaan yang diteruskan dari load balancer. Permintaan tersebut akan diproses berdasarkan kebutuhan pengguna. Dalam hal ini pengguna akan mengunduh sebuah berkas.
e. Web server akan mencari alamat berkas yang akan diunduh didalam Mysql server. Jika berkas ditemukan, maka alamat dari berkas tersebut akan dicek oleh web server.
f. Storage server akan memberikan respon kepada web server. Respon yang diberikan berkaitan dengan ada tidaknya berkas yang diminta.
g. Web server akan mengirimkan alamat berkas kepada sistem internal sekolah, selanjutnya pengguna sistem web dapat mengunduh berkas tersebut melalui CDN (Content Delivery Network) Server. CDN server akan mengakses berkas berdasarkan alamat yang diminta oleh pengguna sistem sekolah.
III.1.5.Analisis File Sharing
Analisis file sharing menjelaskan tentang manajemen berkas, format berkas yang bisa diunggah ke dalam sistem, standarisasi untuk setiap berkas dari sekolah, dan keamanan dari sistem yang akan dibangun itu sendiri.
1. Manajemen Berkas
Manajemen berkas berguna untuk pengelompokan berkas yang telah diunggah oleh para pengguna ke dalam sistem, selain daripada itu manajeman berkas juga berguna untuk mengurangi duplikasi berkas yang ada. Manajemen berkas juga menjelelaskan seberapa besar ukuran maksimal sebuah berkas yang bisa diunggah dan bagaimana cara mendistribusikan berkas yang telah diunggah.
a. Ukuran berkas
Setiap berkas memiliki ukuran yang berbeda-beda. Besar kecilnya ukuran sebuah berkas ditentukan oleh seberapa banyak karakter yang ada dalam berkas
(36)
29
tersebut. Ukuran sebuah dokumen umumnya lebih kecil dibandingkan dengan sebuah video. Batas maksimum untuk sebuah berkas yang dapat diunggah ke dalam sistem adalah sebesar 300 MB (Mega Byte), hal tersebut berdasarkan dari analisa terhadap beberapa Buku Sekolah elektronik dan juga beberapa video tutorial yang ada. Berdasarkan hasil analisis terhadap beberapa Buku Sekolah Elektronik, didapat hasil bahwa ukuran Buku Sekolah Elektronik berkisar antara 4MB sampai dengan 30MB dan untuk ukuran sebuah video tutorial berkisar antara 10MB sampai dengan 200MB. Dari hasil analisa tersebut didapat kesimpulan bahwa kapasitas maksimum unggah berkas yang ditetapkan dapat melayani kebutuhan para pengguna. Detail dari batas unggah berkas dapat dilihat pada Tabel III-1.
Tabel III-1 Jenis dan Ukuran Berkas
Jenis Berkas Ukuran Standar Maksimal Unggah
Dokumen 4MB sampai 30MB 300MB
Video 10MB sampai 200MB 300MB
b. File Hashing
File hashing adalah sebuah metode yang digunakan untuk mengetahui nilai
hash dari sebuah file. Setiap berkas akan menghasilkan nilai hash yang berbeda walau dokumen tersebut hanya berbeda satu karakter. File hashing memiliki banyak manfaat salah satu manfaatnya adalah menelusuri perubahan yang terjadi pada sebuah berkas, hal itu berguna jika ingin mengecek orisinilitas sebuah berkas. Selain untuk menelusuri perubahan yang ada pada berkas, file hashing juga bisa digunakan untuk mengurangi duplikasi berkas, setiap berkas yang sama persis pasti menghasilkan nilai hash yang sama pula, walau dokumen tersebut berbeda dalam nama dan waktu pembuatannya. Sebagai contoh terdapat dua buah berkas teks dengan nama dan waktu pembuatan yang berbeda tetapi memiliki isi dengan karakter yang sama, maka hash yang akan dihasilkan adalah sama.
Salah satu metode file hashing yang sering digunakan adalah MD5
(Message-Digest algorithm 5). Metode ini menghasilkan sebuah nilai dengan panjang 128 bit (16 Byte) yang dituangkan ke dalam hexadecimal sebanyak 32 digit. Penggunaan hashing dalam pembangunan perangkat lunak ini ditujukan
(37)
untuk mengurangi duplikasi berkas yang akan diunggah dan juga untuk menjaga bahwa berkas yang diunggah tidak rusak atau corrupt. Validasi dari sisi pengguna sebelum proses unggah menghasilkan sebuah nilai hash yang selanjutnya akan diunggah bersama berkas, Sehingga jika nilai hash yang telah dikirim sudah terdapat pada basis data sistem berkas tersebut tidak akan disimpan dalam storage server. Apabila nilai hash yang dikirim tidak terdapat dalam basis data sistem maka akan dilakukan pengujian ulang terhadap berkas yang diunggah. Pengujian dilakukan dengan cara mencocokan nilai hash yang dikirim dengan nilai hash yang ada pada berkas, jika nilai hash sama maka sistem akan menyimpan berkas tersebut dan menyimpan hash dari berkas ke dalam basis data, jika hash yang diuji menghasilkan nilai berbeda maka sistem akan mengirimkan pesan kesalahan.
c. Penyimpanan Berkas
Penyimpanan berkas yang telah diunggah pengguna menggunakan server khusus yaitu storage server. Web server hanya menampung sementara berkas yang diunggah lalu selanjutnya web server akan mengirimkan berkas tersebut ke storage server. Hal ini ditujukan untuk meminimalisir kemungkinan berkas terhapus secara tidak sengaja ketika ada maintenance terhadap web server sistem. Penyimpanan berkas dalam server khusus juga ditujukan agar pencarian berkas lebih mudah, karena jika berkas disimpan dalam server yang sama dengan web server maka akan sangat sulit melakukan pencarian karena arsitektur sistem menggunakan web server lebih dari satu server.
Storage server yang digunakan dalam sistem yang akan dibangun memiliki kemampuan untuk menambah kapasitas tanpa harus menkonfigurasi ulang sistem, hal ini sangat berguna terutama jika penggunaan tempat penyimpanan tidak bisa diprediksi. Alur penyimpanan berkas dari pengguna sampai dengan storage server
(38)
31
Gambar III-4 Alur Penyimpanan Berkas
1. Pengguna mengunggah sebuah dokumen melalui web server.
2. setelah pengguna selesai mengunggah dokumen tersebut web server akan memindahkan dokumen tersebut ke dalam storage server.
3. Storage server akan menyimpan berkas yang dikirimkan oleh web server.
d. Penamaan Berkas
Setiap berkas yang telah diunggah ke server mengalami perubahan penamaan, tetapi untuk ekstensi berkas tidak mengalami perubahan. Penamaan berkas yang telah diunggah ke dalam server menggunakan nilai unik pada berkas tersebut. Sebagai contoh jika sebuah berkas yang akan diunggah ke dalam server mempunyai
nama berkas “materi.pdf” maka setelah berkas tersebut diunggah ke dalam server,
maka berkas tersebut berubah nama menjadi “cBe29_materi.pdf ”. hal itu dimaksudkan untuk mencegah berkas dengan nama yang sama saat upload akan terhapus pada level penyimpanan di storage server. Penamaan berkas tersebut berlaku untuk semua format baik itu dokumen ataupun video. Pada saat berkas diunduh oleh pengguna nama berkas tersebut akan kembali ke nama semula yaitu
dalam contoh ini adalah “materi.pdf”.
e. Distribusi Berkas
Semua berkas yang telah diunggah tentunya harus bisa didistribusikan dengan baik kepada para pengguna. Cara yang digunakan untuk mendistribusikan berkas tentunya harus bisa memenuhi kebutuhan pengguna sistem. Salah satu masalah yang akan timbul jika cara untuk mendistribusikan tidak dapat memenuhi kebutuhan pengguna yang mengunduh berkas tersebut adalah pengguna gagal
(39)
setiap kali akan mengunduh dokumen tetapi server sedang sibuk. Sistem yang akan dibangun menggunakan sistem CDN (Content Delivery Network) dalam mendistribusikan berkas kepada pengguna yang akan mengunduh berkas tersebut. Penggunaan CDN dalam distribusi berkas yang akan diunduh dapat memaksimalkan distribusi, hal itu dikarenakan sistem CDN akan menggunakan rute terpendek dari lokasi pengunduh berkas tersebut, hal tersebut dapat meningkatkan kecepatan unduh karena delay yang kecil antara server dan pengguna. Layanan CDN juga menggunakan server yang berbeda dengan server yang digunakan oleh sistem yang akan dibangun, sehingga walaupun banyak pengguna yang sedang mengunduh berkas layanan sistem utama tidak akan terganggu ataupun menurun. Arsitektur dari sistem CDN dapat dilihat pada Gambar III-5.
Gambar III-5 Arsitektur CDN Server
1. Storage server menyimpan semua berkas yang telah diunggah. Berkas tersebut dapat diakses atau diunduh oleh pengguna yang memiliki alamat berkas di dalam storage server.
2. Distribusi berkas yang akan diunduh melalui CDN server. CDN server akan meng-cache atau menyimpan sementara berkas yang akan diunduh.
3. Setelah berkas berhasil di-cache oleh server utama CDN berkas tersebut didistribusikan melalui edge server yang terdekat denga lokasi pengunduh berkas tersebut.
4. Setelah berkas yang diunduh berada di edge server yang terdekat maka pengguna yang mengunduh berkas tersebut dapat mengunduh dengan kecepatan terbaik.
(40)
33
2. Format Berkas
Setiap berkas memilki format dan atribut yang berbeda. Berbeda sistem operasi atau editor yang digunakan untuk maka berbeda pula format dan atribut berkas tersebut. Pengaturan format dan atribut berkas yang akan diunggahke dalam sistem yang akan dibangun berguna untuk mencegah adanya berkas yang tidak dikenali sistem atau berkas yang berbahaya bagi sistem yang akan dibangun. Format berkas dan atribut berkas lebih jelasnya akan dibahas pada poin selanjutnya.
a. Format Dokumen
Dokumen yang bisa diunggah ke dalam sistem dibatasi untuk kebutuhan pendidikan saja, tidak semua format dokumen dapat diunggah ke dalam sistem yang akan dibangun. Beberapa dokumen dalam bentuk terkompresi seperti .exe (executable) tidak diperbolehkan untuk diunggah ke dalam sistem, hal tersebut diterapkan guna keamanan sistem yang akan dibangun. Berdasarkan analisa terhadap beberapa kasus, dokumen tersebut rawan akan terkena virus yang dapat membahayakan komputer pengguna sistem yang akan dibangun. Daftar format dokumen yang dapat diunggah ke dalam sistem dapat dilihat pada Tabel III-2.
Tabel III-2 Format Dokumen yang Diperbolehkan
Ekstensi Berkas Keterangan
PDF Portable Document Format
DOC Microsoft Word 97-2003 Document Format
DOCX Microsoft Word Document Format
PPT Microsoft Power Point97-2003 Document Format
PPTX Microsoft Power Point Document Format
PPS Power Point Show 97-2003 PPSX Power Point Show
XLS Microsoft Excel 97-2003 Document Format
XLSX Microsoft Excel Document Format
ODT OpenOffice Writer Document Format
ODS OpenOffice Calc Document Format
ODP OpenOffice Impress Document Format
(41)
Format dokumen yang ada pada Tabel III-2 dapat bertambah sesuai kebutuhan dan perkembangan perangkat lunak pengolah dokumen yang akan datang.
b. Format Video
Seperti pada dokumen, berkas untuk video juga memiliki batasan mengenai video dengan format tertentu yang bisa diunggah ke dalam sistem. Berdasarkan analisa terhadap beberapa video tutorial yang ada maka beberapa format video tersebut sering digunakan untuk merekam sebuah video tutorial. Selain daripada itu beberapa format video memiliki kompresi yang cukup baik. Format video tersebut memiliki ukuran berkas yang cukup kecil namum dengan kualitas yang baik. Format video yang diperbolehkan diunggah ke dalam sistem dapat dilihat pada Tabel III-3.
Tabel III-3 Format Video yang Diperbolehkan
Format Video Keterangan
MP4 MPEG-4 Part 14 Video Format
MOV Quick Time Video Format
WMV Windows Media Video Format FLV Flash Video Format
SWF Shockwafe File Format
Format video yang diperbolehkan untuk diunggah ke dalam sistem dapat bertambah sesuai kebutuhan dan perkembangan teknologi video.
c. Format Arsip
Format berkas arsip digunakan untuk mengunggah berkas yang terdiri dari lebih satu berkas dijadikan satu kesatuan berkas. Format berkas arsip yang dapat diunggah kedalam sistem ini dapat dilihat pada.
Tabel III-4 Format Arsip yang Diperbolehkan
Format Video Keterangan
RAR Winrar Archive
ZIP Winzip Archive
(42)
35
d. Atribut Berkas
Setiap berkas harus memiliki atribut yang baik dan sesuai standar yang telah ditetapkan oleh sistem, hal itu dimaksudkan agar dokumen tersebut dapat dikenali dan dimanajemen dengan baik dalam lingkungan sistem. Sistem yang akan dibangun bertujuan untuk melayani distribusi berkas materi pembelajaran, sehingga atribut berkas akan sangat membantu jika seorang pengguna terutama di kalangan siswa sedang mencari sebuah materi.
3. Keamanan
Keamanan merupakan sebuah keharusan untuk setiap sistem yang akan dibangun. Faktor keamanan menjadi faktor utama dalam sebuah sistem. Sebuah sistem yang aman akan menjamin kerahasiaan data pengguna seperti password dan data pribadi lainnya. Dalam pembangunan sistem ini keamanan ditujukan untuk membatasi siapa saja yang dapat mengunggah dokumen, proteksi password dan batasan pada akses API yang disediakan oleh sistem.
a. Password Hashing
Password hashing yang akan digunakan dalam sistem yang akan dibangun berguna untuk mengacak input password yang dimasukan oleh pengguna sebelum dimasukan ke dalam basis data. Penggunaan hashing pada password berguna untuk mencegah pembobolan sistem jika data dalam sistem basis data diretas oleh pihak yang lain yang bukan bagian dari sistem yang akan dibangun. Metode hashing yang digunakan pada password hashing berbeda dengan metode yang digunakan pada
file hashing. Pada password hashing selain algoritma hashing yang digunakan berbeda teknik dalam melakukannya berbeda pula. Dalam password hashing
terdapat beberapa tahap hashing yang dilakukan terhadap password yang dimasukan oleh pengguna sistem. Berikut ini adalah tahap dalam melakukan
password hashing:
1. Men-generate string acak menggunakan fungsi mcrypt_create_iv.
2. Menggabungkan plain password yang dimasukan user dengan string acak yang telah di-generate sebelumnya.
(43)
3. Menggunakan fungsi hash dengan algoritma SHA256 pada string yang telah digabungkan sebelumnya.
Dengan menggunakan metode yang telah dijelaskan sebelumnya akan menghasilkan sebuah hash yang cukup kuat untuk dijadikan sebuah password. Teknik password hashing yang dijelaskan sebelumnya adalah teknik salting. Teknik tersebut menambahkan karakter acak pada password yang dimasukan pengguna sebelum dilakukan hashing. Teknik salting cukup untuk memperkuat algoritma hash yang kadang bisa dibobol dengan cara brute force, dictionary attack
atau dengan rainbow table. Penggunaan algoritma hash SHA256 (Secure Hash Algorithm) juga untuk mencegah celah keamanan yang terjadi pada algoritma hash
MD5 dan SHA1. Selain untuk mencegah celah keamanan, pertimbangan lain juga adalah mengenai kecepatan.
b. API Key
API key digunakan jika pengguna sistem berupa sistem lain seperti sistem yang ada pada web sekolah atau sebuah aplikasi mobile. API key berguna untuk meminimalisir farming terhadap data yang ada pada sistem utama. Selain daripada hal itu API key juga dapat digunakan untuk memvalidasi sistem mana yang mengakses data. API key untuk setiap sistem lain yang akan mengakses haruslah unik, jadi tidak ada yang sama untuk dua sistem yang berbeda. Autentikasi terhadap akses melalui API masih menggunakan autentikasi dasar. Pada sistem yang akan dibangun tidak menggunakan teknik autentikasi seperti Oauth pada sistem API-nya. Autentikasi hanya berupa pencocokan API key dengan sistem sekolah yang mengakses, jika autentikasi berjalan sukses maka sistem akan memberikan data yang dimaksud, namun jika gagal sistem akan memberikan respon kesalahan. Pada Tabel III-5 memperlihatkan contoh API key dan alamat dari sistem lain yang bisa mengakses kepada sistem yang akan dibangun.
(44)
37
Tabel III-5 Contoh Data API Key
Nama Sekolah Alamat Domain Sistem
yang Akan Mengakses API Key
SMK Negeri 1 Karawang site.smkn1karawang.net CoNtohAPIkEy SMK Negeri 2 Karawang smkn2-krw.sch.id haNyaAPIKEy2
API key sendiri terdiri dari 12 karakter acak dari kumpulan huruf besar, huruf kecil dan angka. Penggunaan karakter acak dalam API key dimaksudkan untuk mempersulit orang dalam menebak karakter tersebut.
4. Mekanisme Sharing
Mekanisme sharing menjelaskan tatacara atau prosedur yang dijalankan ketika sistem akan saling bertukar informasi ataupun data lain. Mekanisme sharing
sendiri terdiri dari komunikasi antara dua sistem yang ada, yaitu sistem utama dan sistem yang ada disekolah. Sistem sekolah akan mengirimkan informasi berkas yang akan diunggah kedalam sistem. Informasi pertama yang dikirim adalah nilai hash dari berkas yang akan diunggah dan nama berkas itu sendiri. Setelah nilai hash dan nama berkas diterima sistem, sistem akan mengecek nilai hash tersebut apakah sudah pernah ada di basis data. Jika nilai ditemukan di basis data, maka sistem akan mengirimkan alamat berkas tersebut ke sistem sekolah yang sebelumnya mengirimkan permintaan. Jika nilai hash yang dimaksud tidak ditemukan di basis data maka sistem akan memrintahkan sistem sekolah untuk mengunggah berkas tersebut, setelah proses unggah selesai sistem akan mengirimkan alamat tempat berkas tersebut disimpan.
1. Application Programming Interface
Aplication Programming Interface adalah sebuah cara yang digunakan untuk berkomunikasi antara sistem yang akan dibangun dengan sistem yang ada di sekolah.
a. Pengecekan berkas
Pengecekan berkas adalah proses yang dilakukan agar berkas yang sama tidak diunggah dua kali ke server. Pengecekan berkas menggunakan metode file hashing
(45)
yang ada pada bahasan sebelumnya. Sistem sekolah mengirimkan nilai hash dari berkas beserta nama berkas tersebut ke sistem yang akan dibangun, kemudia sistem yang akan dibangun mengecek apakah berkas yang sama pernah diunggah sebelumnya. Jika berkas sudah pernah diunggah sebelumnya maka sistem yang akan dibangun merespon dengan format API sebagai berikut:
{
"check_hash":"sukses",
"berkas":{
"id_berkas":"id_berkas",
"nama_berkas":"nama_berkas",
"ukuran":123456,
"format":"format",
"href":"http://osindonesia.org/dw.php?id=id_berkas"
}
}
Jika berkas belum pernah diunggah sebelumnya ke sistem akan merespon dengan format API sebagai berikut:
{
"check_hash":"gagal", "hash":"0",
"pesan":"silakan unggah berkas anda" }
b. Unggah berkas
Unggah berkas adalah proses pengiriman berkas dari sistem sekolah ke sistem yang akan dibangun. Jika pada tahap pengecekan berkas yang telah dibahas
sebelumnya menghasilkan nilai “check_hash” : “gagal” maka berkash tersebut akan
diunggah ke sistem yang akan dibangun. Data yang dikirim pada saat mengunggah berkas adalah berkas itu sendiri. Jika proses unggah berhasil dan tidak terjadi kesalahan maka sistem akan memberikan respon dengan format API sebagai berikut:
(46)
39
{
"unggah_berkas":"sukses",
"berkas":{
"id_berkas":"id_berkas",
"nama_berkas":"nama_berkas",
"ukuran":123456,
"format":"format",
"href":"http://osindonesia.org/dw.php?id=id_berkas"
}
}
Jika terjadi sebuah kesalahan pada saat unggah berkas, seperti kesalahan ukuran berkas yang terlalu besar atau format berkas yang tidak didukung oleh sistem yang akan dibangun maka sistem akan memberikan respon dengan format API sebagai berikut:
{
"unggah_berkas":"gagal",
"pesan":"Pesan Kesalahan yang terjadi" }
III.1.6.Analisis Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak
Berdasarkan analisis masalah, analisis prosedur yang sedang berjalan, analisis aturan bisnis dan analisis file sharing maka didapat spesifikasi kebutuhan untuk perangkat lunak file sharing materi pembelajaran. Terdapat dua bagian penting dalam spesifikasi kebutuhan yaitu kebutuhan fungsional dan kebutuhan non fungsional. Kebutuhan fungsional dapat dilihat pada Tabel III-6:
(47)
a. Spesifikasi kebutuhan fungsional administrator dapat dilihat pada Tabel III-6.
Tabel III-6 Spesifikasi Kebutuhan Fungsional Administrator
Kode SKPL Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak
SKPL-F-1-001 Sistem menyediakan fungsionalitas login
SKPL-F-1-002 Sistem menyediakan fungsionalitas untuk menambah pengguna SKPL-F-1-003 Sistem menyediakan fungsionalitas untuk menghapus pengguna SKPL-F-1-004 Sistem menyediakan fungsionalitas untuk menambah data sekolah SKPL-F-1-005 Sistem menyediakan fungsionalitas untuk menghapus data sekolah SKPL-F-1-006 Sistem menyediakan fungsionalitas untuk melihat data sekolah SKPL-F-1-007 Sistem menyediakan fungsionalitas untuk melihat pengguna
b. Spesifikasi kebutuhan fungsional Admin Sekolah dapat dilihat pada Tabel III-7.
Tabel III-7 Spesifikasi Kebutuhan Fungsional Admin Sekolah
Kode SKPL Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak
SKPL-F-2-001 Sistem menyediakan fungsionalitas login
SKPL-F-2-002 Sistem menyediakan fungsionalitas untuk menghapus materi pembelajaran
SKPL-F-2-003 Sistem menyediakan fungsionalitas untuk merubah password
SKPL-F-2-004 Sistem menyediakan fungsionalitas untuk melihat detail sekolah masing-masing
SKPL-F-2-005 Sistem menyediakan fungsionalitas untuk mengubah data sekolah masing-masing
SKPL-F-2-006 Sistem menyediakan fungsionalitas untuk mengunduh materi pembelajaran
SKPL-F-2-007 Sistem menyediakan fungsionalitas untuk melihat daftar berkas yang diunggah
c. Spesifikasi kebutuhan fungsional siswa dapat dilihat pada Tabel III-8.
Tabel III-8 Spesifikasi Kebutuhan Fungsional Sistem Sekolah
Kode SKPL Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak
SKPL-F-3-001 Sistem menyediakan fungsionalitas untuk mengunggah materi SKPL-F-3-001 Sistem menyediakan fungsionalitas untuk mengunduh materi
Kebutuhan Non fungsional dari sistem yang akan dibangun dapat dilihat pada Tabel III-9.
(48)
41
Tabel III-9 Kebutuhan non Fungsional
Kode SKPL Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak
SKPL-NF-1-001 Sistem yang akan dibangun berbasiskan web
SKPL-NF-1-002 Sistem yang akan dibangun menggunakan server dengan teknologi
Amazon Web Service
SKPL-NF-1-003 Berkas materi pembelajaran disimpan di dalam cloud di AWS SKPL-NF-1-004 Perangkat keras yang digunakan untuk menjalankan sistem harus
sesuai kebutuhan minimal sistem
SKPL-NF-1-005 Sistem yang akan dibangun menyediakan API untuk pertukaran data dengan sistem lain
SKPL-NF-1-006 Sistem menggunakan Standar JSON untuk format pertukaran datanya
III.1.7.Analisis Kebutuhan Non Fungsional
Analisis kebutuhan non fungsional menjelaskan spesifikasi yang terperinci mengenai hal-hal yang dilakukan di dalam proses. Analisis kebutuhan non fungsional pada sistem file sharing materi pembelajaran ini terdiri dari analisis kebutuhan perangkat lunak, analisis kebutuhan perangkat keras dan analisis kebutuhan perangkat pikir.
1. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
Spefisikasi perangkat lunak yang digunakan dalam pembangunan sistem ini adalah sebagai berikut:
a. Sistem operasi windows 8.1 b. JetBrains PhpStorm 7.1.3 c. PHP 5.4.7
d. Apache HTTP server 2.4 e. Mysql server 5.5
f. Browser terbaru yang mendukung teknologi javascript dan HTML 5
2. Analisis Kebutuhan Perangkat Keras
Spesifikasi perangkat keras agar dapat menjalankan sistem ini dengan baik adalah sebagai berikut:
(49)
a. Intel Core 2 Duo 2.6Mhz
b. RAM 2Gb
c. HDD 160Gb
d. Monitor dengan resolusi 1024*768 e. Mouse
f. Keyboard g. Modem 1Mbps
3. Analisis Pengguna
Analisis kebutuhan perangkat pikir digunakan untuk menganalisa karakter daripada pengguna yang akan menggunakan perangkat lunak yang akan dibangun. Adapun karakteristik pengguna secara rinci diuraikan pada bahasan berikut ini.
a. Analisis pengguna berdasarkan tingkat kemampuan dan pengalaman dapat dilihat pada Tabel III-10.
Tabel III-10 Pengguna Berdasarkan Kemampuan dan Pengalaman
Jenis Pengguna Kemampuan pengguna Administrator Keterampilan menggunakan
komputer
pernah mengoperasikan komputer minimal tiga bulan
Pengetahuan sistem Mempunyai pengetahuan tentang sistem pengolahan data berbasis web Pengalaman menggunakan
aplikasi
Mempunyai pengalaman dalam menggunakan aplikasi manajemen berkas berbasis web
Pendidikan Minimum perguruan tinggi Tingkat kemampuan membaca Mempunyai kemampuan membaca
tingkat sedang sampai dengan tinggi Keterampilan mengetik Memunyai keterampilan menulis atau
mengetik rata-rata yaitu 60 kata setiap menitnya.
Kemampuan berbahasa Dapat berbahasa Indonesia Admin Sekolah Keterampilan menggunakan
komputer
Pernah menggunakan komputer Pengetahuan sistem Memiliki pengetahuan untuk
menjalankan aplikasi web Pengalaman menggunakan
aplikasi
Pernah menggunakan aplikasi unggah berkas
Pendidikan Minimum perguruan tinggi Tingkat kemampuan membaca Mempunyai kemampuan membaca
(50)
43
Jenis Pengguna Kemampuan pengguna
Keterampilan mengetik Memunyai keterampilan menulis atau mengetik rata-rata yaitu 30 kata setiap menitnya.
Kemampuan berbahasa Dapat berbahasa Indonesia
b. Analisis pengguna berdasarkan karakteristik kebutuhan pengguna, tugas dan pekerjaan dapat dilihat pada Tabel III-11.
Tabel III-11 Karakteristik Berdasarkan Kebutuhan, Tugas dan Pekerjaan
Jenis Pengguna Kebutuhan/Tugas/Pekerjaan
Administrator Jenis pengguna dalam sistem
Pengelola berkas dan pengguna lain yang ada dalam sistem
Intensitas penggunaan
Pengelolaan berkas dilakukan setiap saat Kebutuhan
dalam sistem
Pengelola berkas yang diunggah dalam sistem Pelatihan Dibutuhkan pelatihan dalam mengelola berkas
yang telah diunggah Admin Sekolah Jenis pengguna
dalam sistem
Menjadi sumber pengisi materi dalam sistem Intensitas
penggunaan
Penggunaan aplikasi dapat dilakukan berdasarkan kebutuhan pengguna
Kebutuhan dalam sistem
Pengunggah berkas materi dalam sistem
c. Analisis pengguna berdasarkan karakteristik fisik dapat dilihat pada Tabel III-12.
Tabel III-12 Pengguna Berdasarkan Karakter Fisik
Jenis Pengguna Karakteristik Fisik
Administrator Umur Lebih dari 25 tahun
Handedness Dapat menggunakan kedua tangannya dengan baik
Disabilities Tidak mempunyai kelainan anggota tubuh terutama mata dan tangan
Admin Sekolah Umur Lebih dari 21 tahun
Handedness Dapat menggunakan kedua tangannya dengan baik
Disabilities Tidak mempunyai kelainan anggota tubuh terutama mata dan tangan
(51)
III.1.8.Analisis Kebutuhan Fungsional
Di dalam analisis kebutuhan fungsional ini digambarkan proses yang akan ada pada sistem yang akan dibangun. Analisis sistem yang akan dibangun menggunakan pendekatan analisis berorientasi objek yang menggunakan pemodelan UML yang terdiri dari use case diagram, activity diagram, class diagram dan sequence diagram.
1. Use Case Diagram
Use case diagram menggambarkan fungsionalitas terhadap sistem yang akan dibangun. Pada sistem yang akan dibangun saat ini terdiri dari beberapa use case
(52)
45
(53)
46
Berikut ini adalah definisi aktor yang ada pada use case diagram:
Tabel III-13 Definisi Aktor
No Aktor Deskripsi
1 Administrator Pengguna yang mempunyai fungsi untuk memanage sistem yang akan berjalan berdasarkan usecase yang ada.
2 Admin Sekolah Pengguna yang mempunya fungsi yang berkaitan dengan sekolah masing-masing
3 Sistem Sekolah Sistem yang berkomunikasi dengan sistem yang akan dibangun
3. Definisi Use Case Diagram
Bagian ini menjelaskan mengenai difinisi dari use case diagram yang ada pada sistem. Definisi use case diagram dapat dilihat pada Tabel III-14.
Tabel III-14 Definisi Use Case
No Use Case Deskripsi
1 Login Sistem menyediakan fungsionalitas untuk masuk ke dalam sistem
2 Menambah pengguna Sistem menambahkan pengguna ke dalam basis data
3 Melihat daftar pengguna Sistem menampilkan list pengguna
4 Menghapus pengguna Sistem menghapus data pengguna dari sistem 5 Melihat daftar sekolah Sistem menampilkan data list sekolah yang ada
pada sistem
6 Menambah data sekolah Sistem menambah data sekolah ke basis data 7 Mengubah data sekolah Sistem mengubah data sekolah yang sudah ada di
basis data
8 Menghapus data sekolah Sistem Menghapus data sekolah yang telah ada di dalam basis data
9 File hashing Sistem mengecek hash dari materi yang diunggah ke dalam sistem
10 Melihat daftar berkas Sistem menampilkan berkas materi yang telah diunggah ke dalam sistem
11 Hapus berkas Sistem menghapus berkas materi yang telah diunggah
12 Mengubah password Sistem dapat mengganti atau merubah password
pengguna
13 Melihat Detail Sekolah Melihat informasi dasar sekolah
14 Api auth Otentikasi Sistem API
15 Unduh berkas Mengunduh berkas 16 Unggah berkas Mengunggah berkas 17 Api keygenerator Men-generate Api key
(54)
47
4. Skenario Use Case
Skenario Use Case digunakan untuk menjelaskan interaksi aktor dengan dengan use case. Interaksi aktor dengan use case yang terjadi dari awal hingga akhir proses. Berikut ini adalah skenario use case pada sistem yang akan dibangun:
a. Skenario Use CaseLogin
Skenario use case login yang ada pada sistem digunakan ketika pengguna akan masuk ke dalam sistem utama. Skenario use case login dapat dilihat pada Tabel III-16:
Tabel III-15 Requirment SKPL-F-1-001
Requirment SKPL-F-1-001
Sistem menyediakan fungsionalitas login
Tabel III-16 Skenario use case login Use Case Name Login
Related Requirement Requirement SKPL-F-1-001 Goal in Context Melakukan login ke dalam sistem Precondition Sistem menyediakan form login
Succes End Condition Masuk ke halaman utama web Failed End Condition Menampilkan pesan kesalahan login
Primary Actors Administrator, Admin Sekolah Secondary Actors -
Trigger Pengguna menekan tombol login
Included Cases
-Mainflow Step Action
1 Pengguna memilih menu login
2 Pengguna memasukan username dan
password di form
3 Sistem akan memvalidasi data
username dan password
4 Sistem menampilkan halaman utama aplikasi
Extensions Step Branching Action
3.1 Jika data username dan password tidak valid maka sistem akan menampilkan pesan kesalahan login
b. Skenario Use Case Menambah Pengguna
Skenario use case menambah pengguna menjelaskan alur ketika sistem menerima data yang telah dimasukan pengguna ke dalam form pendaftaran lalu
(55)
case menambah pengguna yang dapat dilihat pada Tabel III-18.
Tabel III-17 Requirment SKPL-F-1-002
Requirment SKPL-F-1-002
Sistem menyediakan fungsionalitas untuk menambah pengguna
Tabel III-18 Skenario Use Case Menambah Pengguna
Use Case Name Menambah pengguna Related Requirement Requirement SKPL-F-1-002
Goal in Context Memasukan data pendaftaran pengguna ke dalam basis data Precondition Pengguna mengirimkan data pendaftaran kepada sistem
Succes End Condition Data pendaftaran pengguna berhasil disimpan ke dalam basis data Failed End Condition Menampilkan pesan kesalahan data gagal disimpan ke dalam basis
data
Primary Actors Administrator Secondary Actors -
Trigger Sistem menerima data pendaftaran Included Cases -
Mainflow Step Action
1 Sistem menerima data pendaftaran 2 Sistem memvalidasi data pendaftaran 3 Sistem menyimpan data pendaftaran
pengguna ke dalam basis data
4 Pengguna berhasil mendaftar ke dalam sistem
Extensions Step Branching Action
3.1 Jika data pendaftaran tidak valid maka sistem akan menampilkan pesan kesalahan
c. Skenario Use Case Melihat Daftar Pengguna
Skenario use case melihat daftar pengguna menjelaskan alur ketika pengguna ingin melihat daftar pengguna yang ada di sistem. Adapun skenario dari use case
melihat daftar pengguna dapat dilihat pada Tabel III-20.
Tabel III-19 Requirment SKPL-F-1-007
Requirment SKPL-F-1-007
(1)
(2)
Name : Ahmad Zaelani Abdilah
Place/ Date of Birth : Karawang / 17 March 1993
Address : Paracis RT.001/011 Tanjung Pura 41316
Gender : Male
Height/Weight : 166/110
Citizenship : Indonesia
Ethnic : Sundanese
Blood Type : -
Religion : Islam
Email : [email protected]
2010 – 2015 Indonesia Computer University (UNIKOM)
Majors : Informatic Engineering
2007 – 2010 SMK BINA KARYA 1 KARAWANG
Majors : Computer And Network Engineering
2004 – 2007 SMPN 8 KARAWANG
(3)
2012- 2015 CODELABS UNIKOM
Member
Vice (2013-2014)
2013 First Winner In Indonesia ICT Awards 2013 Interactive Digital Media for Hyjabs
Mobile Application, in Jakarta
Bandung, 2015
(4)
(5)
(6)
SURAT KETERANGAN
PERSETUJUAN PUBLIKASI
Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, Menyetujui :
“Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Royalty
Noneksklusif atas penelitian dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan”.
Karawang, 23/02/2015
Penulis, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
(Kasie Kurikulum dan Kesiswaan Dikmen)
( Ahmad Zaelani Abdilah )
NIM. 10110163 ( Drs. H. Oka Sunandi )
NIP.19580406 197803 1 003
Mengetahui, Pembimbing
Adam Mukharil Bachtiar, S.Kom., M.T. NIP.41277006024