Kritik Sanad KAJIAN KESHAHIHAN HADITS TENTANG PUASA SUNNAH SYAWAL (Analisis Sanad dan Matan) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

bin Muhammad, Abdul Aziz bin Muhammad mempunyai mutabi’ Nu’aim bin Muhammad, Nu’aim bin Muhammad mempunyai mutabi’ ad-Darimi. Jadi semua sanad selain shahabat mempunyai mutabi’, mulai dari periwayatan Muslim bin Hajjaj, at-Tirmizi, Ibnu Majah, Abu Daud dan ad-Darimi, semuanya para rawi mempunyai mutabi’. BAB 1V KRITIK HADITS TENTANG PUASA SUNAH SYAWAL

A. Kritik Sanad

Sanad dalam periwayatan hadits mempunyai kedudukan yang sangat penting, sebab itulah berita yang disampaikan atau diungkapkan oleh seseorang dikatakan sebagai hadits, Imam an-Nawawi menegaskan dari apa yang dikemukakan oleh Abdullah bin al-Mubarak, apabila sanad suatu hadits berkualitas shahih, maka hadits tersebut dapat diterima, tapi apabila tidak, maka hadits tersebut harus ditinggalkan. 77 1. Hadits Riwayat Muslim bin Hajjaj ليعامسإ نع اعيمج رلجحب نبب يوةلعو دليعس نبب ةببيتقو بويوأ نبب ىيحي انثدح نع سليق نةب دةيعس نبب دبعس ينربخأ رلفعج نب ليعامسإ انثدوح بويوأ نبب لاق : هنع هللا يضر ىوةراصنلا بنويبأ يبأ نع يوةجةرنزخنلا ثةراحلا نب تباث نةب رنمع هعبتأ موث نناضمرماص نم لاق ملسو هيلع هللا ىلص هللا لوسر نوأ هثدوح هنوأ . . رهدولا مايصك ناك للاووش نم اتوتس 78 Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub dan Qutaibah bin Said dan Ali bin Hujr semuanya dari Ismail berkata Ibnu Ayyub, Telah menceritakan kepada kami Ismail bin Jafar telah mengabarkan kepadaku Sad bin Said bin Qais dari Umar bin Tsabit bin Harits Al- Khazraji dari Abi Ayyub Al-Anshari radliallahu anhu, bahwa ia telah menceritakan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Siapa yang berpuasa Ramadlan kemudian diiringinya dengan puasa enam hari di bulan Syawwal, maka yang demikian itu seolah-olah berpuasa sepanjang masa”. Redaksi hadits yang menunjukkan sunahnya puasa syawal di atas dikutip dari kitab Shahih Muslim maka dalam hal ini Muslim berkedudukan sebagai mukharrij al-hadits seorang periwayat yang menulis riwayatnya dalam sebuah kitab. Sanad hadits riwayat Muslim menunjukan bahwa, Muslim menyandarkan riwayatnya pada periwayat 77Nawer Yuslem, Ulumul Hadits, Ciputat: PT. Mutiara Sumber Widya, 2001 hlm. 352 78 Muslim bin Hajjaj al-Qusairi an-Naisaburiy, Shahih Muslim, Bairut: Dar al-Hadits al- Qahirah, 1997, Juz II, hlm. 256 sebelumnya, yakni Yahya bin Ayub. Riwayat yang disandari oleh Muslim dalam ilmu hadits disebut sebagai sanad pertama. Dengan demikian sanad terakhir adalah Abi Ayub al-Anshari, yakni periwayat pertama, karena dia sebagai shahabat Rasulullah yang berstatus sebagai saksi pertama atas periwayatan hadits tentang puasa sunah syawal. a. Analisis Kebersambungan Sanad muttashil al-Sanad Sebagaimana terlihat pada teks hadits diatas, perawi hadits yang diriwayatkan oleh Muslim ada tujuh orang perawi yakni: Abi Ayyub Al-Anshari, Umar bin Tsabit bin Harits, Sad bin Said bin Qais, Ismail bin Jafar, Ali bin Hujr, Qutaibah bin Said, Yahya bin Ayyub. Untuk lebih mudahnya, berikut ini dikemukakan data masing- masing perawi dalam sanad. Nama perawi Tarikh ar-ruwat Al-jarh wa at- ta’dil At-tahammul wa al-ada’ Lahir - wafat Guru Murid  Khalid bin Zaid bin Khalib bin Tsa’laba h bin Amar bin Abdu Auf.  Wafat: 55  Kuniyah: Abi Ayub  Nasab: al- Anshari  Thabaqah: 1  Siti A’isyah  Abu Hurairah  Muawiyah bin Abi Sufyan  Zaid bin Tsabit  Umar bin Tsabit  Abdur rahman bin Ma’mar  Hasan Bashri  Umar bin Abdullah.  Abu Hatim bin Hibban nazala alaihi an-Nabi haitsu qudima al-madinah.  Ibnu Hajar: shahabi. 79  ‘an  Umar bin Tsabit  Nasab al- Anshari al-  Abi Ayu al- Anshari  A’isyah  Sa’d bin Sa’id al-  an-Nasa’i: tsiqah  Ibnu Hibban:  ‘an 79Yusuf bin Abdurrahman al-Mizzi, Tahzhib al-Kamal fi Asma’ ar-Rijal, Muasasah ar- Risalah: Bairut, 1980 Juz VIII, hlm. 67 bin al- Harits Khazraji  Thabaqah. 2  Muhammad bin Musalamah al-Anshari Anshari  Yahya bin Sa’id al- Anshari  Shafwan bin Salim. 80 tsiqah.  Ibnu Hajar: tsiqah  Sa’d bin Sa’id bin Qais bin Amar al- Anshari  Nasab: al- Anshari, al-Madani  Wafat: 141  Thabaqah 4  Umar bin Tsabit bin Harits  Yahya bin Sa’id al- Anshari  Anas bin Malik  Ali Zainal Abidin  Isma’il bin Ja’far  Abdul Aziz bin Muhamma d  Sufyan bin Uyainah  Hasan bin Shalih. 81  Muhammad bin Sa’d al- Waqdi: tsiqah qalil al-hadits  Muhammad bin Abdullah: tsiqah  Yahya bin Ma’in: dha’if  Ahmad bin Hanbal: dha’if  Ibni Mahraz: tsiqah  Ibnu Hajar: tsiqah  An-Nasa’i: dha’if  Ibnu Hiban: tsiqat  Ibnu Amar: tsiqah  Al-Ajli: tsiqah  Ahmad bin Shalih: tsiqah  Al-Hakim: tsiqah  Abu Na’im:  ‘akhbarani 80 Ibid, Juz XXI, hlm. 283-284 81Ibnu Hajar al-Asqalani, Tahzhib al- Tahzhib, Da’irah al-Ma’arif an-Nazhamiyah, al-Hindi, 1326. Juz III, hlm. 470 tsiqah  Ismail bin Jafar bin Kasir al- Anshari  Kuniyah: Abu Ishaq  Nasab: al- Anshari  Laqab: Ibni Abi Kasir  Tabaqah: 8  Wafat: 180  Sa’d bin Sa’id  Sa’id bin Muhammad  Sufyan bin Uyainah  Abdurrahman bin Husain  Malik bin Anas  Ali bin Hujr  Qutaibah bin Said  Yahya bin Ayyub  Ashim bin Ali  Muhammad bin Isma’il al-Bukhari  Muhammad bin Abdullah  an-Nasa’i: tsiqah  Ibas ad-Duriyu: tsiqah  Yahya bin Ma’in: tsiqah  Muhammad bin Sa’d: tsiqah. 82  haddatsana  Ali bin Hujr bin Iyas bin Maqatil bin Makhadi s bin Khalid  Kuniyah: Abu al-Hasan  Nasab: al- Marwazi  Laqab: al- Hafidh  Tabaqah: 9  Lahir: 145  Wafat: 244  Umur: 99  Isma’il bin Ja’far  Isma’il bin Iyas  Sa’d bin Sa’id al-Anshari  Sa’id bin Abdurrahma n  Muhammad bin Hasan  Muslim bin Hajjaj  Ahmad bin Hanbal  Muhammad bin Isma’il al- Bukhari  Ahmad bin Syu’aib An- Nasa’i  Muhammad bin Iyas at- Tirmizi  Abu Hatim ar- Razi: al- hafidh  an-Nasa’i: tsiqah  ma’mun: hafidh  Ibnu Hajar: tsiqah, hafidh  Khatib al- Bagdadi: shadiq, mutqinan, hafidh. 83  ‘an  Qutaibah bin Said bin Humail bin Tharif bin  Kuniyah: Abu Raja’  Nasab: asy- Syaqafi  Laqab: Kutaibah  Thabaqah10  Lahir: 150  Isma’il bin Ja’far  Isma’il bin Musa  Sa’id bin Sulaiman  Sufyan as-  Muslim bin Hajjaj  Muhammad bin Isma’il al-Bukhari  Yahya bin Ma’in  Ibnu Kharas: shuduq  Qutaibah: shuduq  Al-Hakim Abu Abdullah: a’immah,  ‘an 82 al-Mizzi, Tahzhib al-Kamal fi Asma’ ar-Rijal,..Juz III, hlm. 57-60 83Ibid, Juz. XX, hlm. 359 Abdullah  Wafat: 240  Umur: 90 Tsauri  Muhammad bin Abdullah  Ahmad bin Muhamma d. tsiqah  Abu Hatim ar- Razi: tsiqah  Ibnu Hajar: tsiqah  an-Nasa’i: tsiqah, shuduq. 84  Yahya bin Ayyub  Kuniyah: Abu Zakaria  Nasab: al- Fadadi  Laqab: al- Abid, Thabaqah: 10  Lahir: 157  Wafat: 234  Umur: 77  Isma’il bin Ja’far  Hamid bin Abdurrahma n  Sa’id bin Abdurrahma n  Muslim bin Hajjaj  Ahmad bin Hanbal  Hasan bin Muhamma d  Hatim bin Isma’il  Abdullah bin Muhamma d  Ahmad bin Ibrahim. 85  An-Nasa’i: rajulun shalih  Abu Ubait al- Ajri: tsiqah  Abi Daud: tsiqah  Ibnu Hibban: tsiqat  ‘an  Muslim bin Hajjaj bin Kausyaz al- Qusyairi an- Naisabur i  Kuniyah: Abu Husain  Laqab: an- Naisabur  Lahir: 202  Wafat: tanggal 2524 rajab 261  Umur: 55. 86  Yahya bin Ayub  Ali bin Hujr  Qutaibah bin Said  Muhammad bin Isma’il al- Bukhari  Imam Ahmad bin Hambal  Muhammad Ibn Musanna 87  Abu Isa al- Tarmidhi  Ibrahim bin Muhamma d bin Sufyan  Abu Bkar Ibn Khuzaima h  Abu Amr ibn Mubarak  Abu Hamid Ahmad bin Hamdan  Ahmad bin Salim: Abu Zur’ah dab Abu Hatim mendahuluka n Muslim atas orang lain dalam bidang mengetahui hadits shahih, Muslim  haddatsana 84al-Mizzi, Tahzhib al-Kamal fi Asma’ ar-Rijal,..Juz XXIII. hlm. 523-529-530 85 Ibid, Juz XXXI, hlm. 230- 233 86Misbah A.B, Mutiara Ilmu Hadits Kediri Jatim: Mitra Pesantren, 2010, hlm. 319 al-A’masi 88 adalah seorang muhadditsin, hafiz, tsiqah yang sangat terkenal, terpercaya ulama hadits setelah al- Bukhari Hadits riwayat Muslim bersambung muttashil al-sanad antara guru dan murid, sebagaimana terlihat pada penelitian tarikh ar-ruwat di atas. Meskipun sebagian rawi tidak didapati tanggal lahir dan wafatnya, akan tetapi berdasarkan informasi pertemuan antara guru dan murid bersambung. Berikut uraianya:  Khalid bin Zaid tidak diketahui tahun kelahiran tapi dia mempunyai seorang murid Umar bin Tsabit  Umar bin Tsabit tidak diketahui kelahiran dan kewafatanya tetapi dia mempunyai seorang guru Khalid bin Zaid, dan mempunyai murid Sa’d bin Sa’id  Sa’d bin Sa’id tidak diketahui tahun kelahiranya tetapi dia mempunyai guru Umar bin Tsabit dan Isma’il bin Ja’far,  Isma’il bin Ja’far tidak diketahui tahun kelahiran tetapi dia mempunyai nama guru Sa’d bin Sa’id dan mempunyai murid Ali bin Hujr, Qutaibah bin Said, Yahya bin Ayyub sekalipun tidak didapati beberapa rawi tentang tahun kelahiran dan 87Zainul Arifin, Studi Kitab Hadits, Surabaya: al-Muna, 2010, hlm. 106-107 88Ibid. lihat dalam kitab Tahzhib al-Kamal fi Asma’ ar-Rijal,..Juz, XXVII. hlm. 504 wafatnya. Masing-masing dari rawi pernah liqa satu sama lain, dan ini menunjukan bahwa rawinya saling muttasil. b. Analisis Kualitas Rawi Berdasarkan informasi al-jarh wa at-ta’dil sebagaimana disebutkan di atas, dapat dinyatakan bahwa tidak satu pun ulama kritikus hadits yang mencela men-tarjih periwayatan dalam sanad hadits riwayat Muslim, penulis menggunakan al-jarh wa at-ta’dil Ibnu Hajar, al-jarh di dahulukan atas al-ta’dil, bisa dinyatakan bahwa, seluruh periwayatan dalam sanad Abi Ayub adalah tsiqah. Kebanyakan lafal al-jarh wa at-ta’dil yang digunakan fariatif, Ibnu Hajar mengomentari semua rawi yang ada pada sanad Muslim tsiqah, tsiqah menempati peringkat ke-tiga bagi Ibnu Hajar, pandangan ulama hadits terhadap masing-masing perawi dalam hadits riwayat Muslim, bahkan kebanyakan ulama hadits mengomentari semua perowi yang ada pada periwayatan Muslim adalah tsiqah, maka penulis menilai bahwa, sanad hadits riwayat Muslim melalui jalur Abi Ayub al-Anshari adalah berkualitas shahih. Sedangkan penelusuran melaui metode periwayatan, ditemukan bahwa yang dipergunakan dalam at-tahammul wa al-ada’ adalah ‘an. Walaupun dalam periwayatan ada yang menggunakan lafal haddatsana dan akhbarani, namun mayoritas ulama’ menilai bahwa riwayat yang menggunakan huruf ‘an adalah diterima melalui as- sama’ dengan syarat yaitu tidak terdapat tadlis, terjadi pertemuan dengan kebersambungan sanad. Sehingga dari segi sighat al-ada’, hadits riwayat Muslim dikategorikan sebagai hadits mu’an’an dengan metode at-tahammul as-sama’. c. Kesimpulan Hasil Analisis Sanad Hadits Riwayat Muslim Dari analisis kebersambungan sanad serta kualitas perawi dan metode periwayatan yang telah penulis lakukan diatas, terbukti bahwa dari masing-masing sanad serta penelitian para periwayat, dari periwayat pertama hingga akhir mukharrij al-hadits secara keseluruhan sebagai berikut: 1. Dari segi kebersambungan sanad, mulai dari Muslim mukharrij al-hadits hingga sanad terakhir, yakni Abi Ayub al-Anshari, maka sanad hadits riwayat Muslim jalur Abi Ayub al-Anshari terdapat kebersambungan sanad sehingga dikatakan muttashil. 2. Dari segi penelitian kualitas para rawi Abi Ayyub Al-Anshari, Umar bin Tsabit bin Harits, Sad bin Said bin Qais, Ismail bin Jafar, Ismail Ibnu Ayyub, Ali bin Hujr, Qutaibah bin Said, Yahya bin Ayyub dapat penulis simpulkan bahwa, kualitas semua perawi adalah tsiqah sebagaimana pandangan ulama’ hadits terhadap perawi hadits riwayat Muslim, dan semua rawi terhindar dari syazz maupun illat. Hadits yang penulis teliti masuk dalam kategori hadits shahih. 3. Dari segi metode periwayatanya terdapat sighat al-ada’ yang berbeda-beda, mulai Abi Ayub sampai Muslim. Abi Ayub, Umar bin Tsabit dan Isma’il bin Ayub menggunakan sighat al-ada’ lafal ‘an, sementara Sa’d bin Sa’id menggunakan sighat al-ada’ lafal akhbarani, sementara Isma’il bin Ja’far, Yahya bin Ayub, Qutaibah bin Sa’id dan Ali bin Hujr semuanya menggunakan sighat al-ada’ lafal haddatsana. 2. Hadits riwayat Abu Daud al-Sijistani نب دعسو ميلس نب ناوفص نع دمحم نب زيزعلا دبع انثدح يليفنلا انثدح هللا ىلص يبنلا بحاص بويأ يبأ نع يراصنلا تباث نب رمع نع ديعس , : هعبتأ مث ناضمر ماص نم لاق ملسو هيلع هللا ىلص يبنلا نع ملسو هيلع , رهدلا ماص امنأكف لاوش نم تسب . 89 Telah menceritakan kepada kami An-Nufaili, Telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Muhammad dari Shafwan bin Sulaim serta Sad bin Said, dari Umar bin Tsabit Al-Anshari, dari Abu Ayyub sahabat Nabi Shallallahu alaihi wasallam, dari Nabi Shallallahu alaihi wasallam, beliau berkata: Barangsiapa yang melakukan puasa pada Bulan Ramadhan kemudian ia ikutkan dengan puasa enam hari pada Bulan Syawal, maka seolah-olah ia berpuasa satu tahun”. 89 Abu Daud Sulaiman bin al-Sajastani, Sunan Abu Daud, Bairut: Dar al-Hadits al-Qahirah, tth, Juz II, hlm. 1051-1052 Redaksi hadits yang menunjukkan sunahnya puasa syawal di atas dikutip dari kitab Sunan Abu Daud, maka dalam hal ini, Abu Daud berkedudukan sebagai mukharrij al-hadits, seorang periwayat yang menulis riwayatnya dalam sebuah kitab. Sanad hadits riwayat Abu Daud menunjukan bahwa, Abu Daud menyandarkan riwayatnya pada periwayat sebelumnya, yakni an-Nufaili. Riwayat yang disandari oleh Abu Daud dalam ilmu hadits disebut sebagai sanad pertama. Dengan demikian sanad terakhir adalah Abi Ayub al-Anshari, yakni periwayat pertama, karena dia sebagai shahabat Rasulullah yang berstatus sebagai saksi pertama atas periwayatan hadits tentang puasa sunah syawal. a. Analisis Kebersambungan Sanad muttashil al-Sanad Sebagaimana terlihat pada teks hadits diatas, perawi hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dau ada enam orang perawi, yakni: Abi Ayyub Al-Anshari, Umar bin Tsabit bin Harits, Sad bin Said bin Qais, Shafwan bin Sulaiman, Abdul Aziz bin Muhammad dan an-Nufaili. Untuk lebih mudahnya, berikut ini dikemukakan data masing- masing perawi dalam sanad. Nama perawi Tarikh ar-ruwat Al-jarh wa at- ta’dil At- tahammul wa al-ada’ Lahir - wafat Guru Murid  Khalid bin Zaid bin Khalib bin  Wafat: 55  Kuniyah: Abi Ayub  Nasab: al- Anshari  Siti A’isyah  Abu Hurairah  Muawiyah bin Abi Sufyan  Zaid bin Tsabit  Umar bin Tsabit  Abdur rahman bin Ma’mar  Hasan Bashri  Abu Hatim bin Hibban nazala alaihi an-  ‘an Tsa’labah bin Amar bin Abdu Auf.  Thabaqah: 1  Umar bin Abdullah. Nabi haitsu qudima al- madinah.  Ibnu Hajar: shahabi. 90  Umar bin Tsabit bin al-Harits  Nasab al- Anshari al- Khazraji  Thabaqah. 2  Abi Ayu al- Anshari  A’isyah  Muhammad bin Musalamah al-Anshari  Sa’d bin Sa’id al-Anshari  Shafwan bin Salim  Yahya bin Sa’id al- Anshari  Shafwan bin Salim.  an-Nasa’i: tsiqah  Ibnu Hibban: tsiqah. 91  Ibnu Hajar: tsiqah  ‘an  Sa’d bin Sa’id bin Qais bin Amar al- Anshari  Nasab: al- Anshari, al- Madani  Wafat: 141  Thabaqah 4  Umar bin Tsabit bin Harits  Yahya bin Sa’id al-Anshari  Anas bin Malik  Ali Zainal Abidin  Abdul Aziz bin Muhamma d  Sufyan bin Uyainah  Hasan bin Shalih.  Muhammad bin Sa’d al- Waqdi: tsiqah qalil al-hadits  Muhammad bin Abdullah: tsiqah  Yahya bin Ma’in: dha’if  Ahmad bin Hanbal: dha’if  Ibnu Hajar: tsiqah  Ibni Mahraz: tsiqah. 92  An-Nasa’i:  ‘an 90Al-Mizzi, Tahzhib al-Kamal fi Asma’ ar-Rijaj,..Juz VIII, hlm. 67 91 Ibid, Juz XXII, hlm. 283-284 92Ibnu Hajar, Tahdzib al-Tahzhib,..Juz III, hlm. 470 dha’if  Ibnu Hiban: tsiqat  Ibnu Amar: tsiqah  Al-Ajli: tsiqah  Ahmad bin Shalih: tsiqah  Al-Hakim: tsiqah  Abu Na’im: tsiqah  Shafwan bin Salim  Kuniya: Abu Abdullah, Abu al- Harits  Thabaqah: 4  Lahir: 60 H  Wafat: 132  umur: 72  Umar bin Tsabit bin Harits  Sulaiman bin A’tha’  Yusuf bin Hasyim  Muhammad bin Abdurrahma n  Abu Sulaiman bin Abdurrahma n.  Abdul Aziz bin Muhamma d  Abdurrahman bin Ishaq  Abdulah bin Muhammad  Abdullah bin Hasan  Amar bin Harits  Muhammad bin Isma’il.  Ibnu Sa’d: tsiqah katsir al- hadits, abidan  Abu Hatim: tsiqah  Ibnu Hajar: tsiqah  Ibnu Hibban: tsiqat  Al-Ajli Madani: rajul shalih  Ya’qub bin Syaibah as- Sudus: tsiqah, tsabit, masyhur, al-ibadah  an-Nasa’i: tsiqah. 93  ‘an 93Ibnu Hajar, Tahzhib al-Tahzhib,..Juz IV, hlm. 425-246, lihat dalam Tahzhib al-Kamal,..Juz XIII, hlm. 185-186  Abdul Aziz bin Muhamm ad bin Ubaid bin Abi Ubaid  Nasab: ad- Darawardi  Kuniyahnya: Abu Muhammad  Laqab: Ibni Abi Ubaid  Thabaqah: 5 Wafat: 186  Shafwan bin Salim  Sa’d bin Sa’id bin Qais  Abdurrahman bin Iyas  Abdullah bin Abdurrahma n  Abdullah bin Ustman  Muhammad bin Ibrahim  Abdullah bin Muhamma d  Abdurrahman bin Yunus  Isma’il bin Ja’far  Yahya bin Shalih  Abdurrahman bin Ubaid 94  Al-Madi tsiqah, katsir al- hadits  Al-Bukhari: tsiqah, katsir al- hadits  Ibnu Hajar: tsiqah  Ibnu Hibban: tsiqat  Abu Hatim: tsiqah  Ahmad bin Abdullah al-Ajali: tsiqah. 95  ‘n  Abdullah bin Muhamm ad bin Ali bin Nufail bin Zara’ bin Ali.  Kuniyah: Abu Ja’far  Nasab: an- Nufaili  Thabaqah: 10  Wafat: 234  Abdul Aziz bin Muhamma d  Daud bin Abdurrahma n  Sufyan bin Uyainah  Sulaiman bin Atha’  Utsman bin Abdurrahma n  Abu Daud  Qasim bin Abdurrahma n  Ahmad bin Abdurrahma n  Abdullah bin Hasan  Muhammad bin Isma’il al- Bukhari  Ahmad bin Hanbal  Yahya bin Ma’in: tsiqah hujjah  Abu Ja’far: tsiqah al- ma’mun  Abu Hatim: tsiqah al- ma’mun  an-Nasa’i: tsiqah  Ibnu Hibban: mutqinan hafidh  Ibnu Qani’: shalih  haddatsana 94Al-Mizzi, Tahzhib al-Kamal fi Asma’ ar-Rijal,..Juz XVIII, hlm. 188 95 Ibnu Hajar, Tahzhib at-Tahzhib,..Juz VI, hlm. 354-355 tsiqah  Daru al Quthni: tsiqah alma’mun  Ibnu Hajar: tsiqah . 96  Abu Daud Sulaiman bin al- Asy’ats bin Ishaq bin Basyir bin Syidad  Nama yang masyhur: Abu Daud  Kuniyah: al- Sijastani  Lahir: 202  Wafat: 275  Abdullah bin Muhamma d  Muslim bin Hajjaj  Ahmad bin Hanbal  Abu Zakaria Yahya bin Ma’in  Ibnu Abi Syaibah  At-Tirmizi  An-Nasa’i  Abu Thayyib al-Bagdadi  Abu Bakar bin Abu Daud  Isma’il bin Muhammad ash-Shafar  Ahmad bin Sulaiman an-Najjar.  Ibnu Qayyim al-Jauzi: seorang mushannif, ahlu al- ilmu dan seorang mukharrij, tsiqah. 97  haddatsana Hadits riwayat Abu Daud bersambung muttashil al-sanad antara guru dan murid, sebagaimana terlihat pada penelitian tarikh ar- ruwat di atas. Meskipun sebagian rawi tidak didapati tanggal lahir dan wafatnya, akan tetapi, berdasarkan informasi pertemuan antara guru dan murid bersambung. Berikut uraianya:  Khalid bin Zaid tidak diketahui tahun kelahiran tetapi dia mempunyai seorang murid Umar bin Tsabit  Umar bin Tsabit tidak diketahui kelahiran dan kewafatanya, tetapi dia mempunyai guru Khalid bin Zaid dan mempunyai 96Ibnu Hajar, Tahzhib al-Tahzhib,..Juz VI, hlm. 16-17-18. lihat dalam kitab Tahzhib al- Kamal, Juz XVIII, hlm. 194 97Muhammad Agus Salahudin Agus Suyadi, Ulumul Hadits, Bandung: Pustaka Setia, 2008 hlm. 240 murid Sa’d bin Sa’id dan Safwan bin Salim  Sa’d bin Sa’id tidak diketahui tahun kelahiranya tetapi dia mempunyai guru Umar bin Tsabit dan mempunyai murid Abdul Aziz bin Muhammad  Safwan bin Salim tidak dietahui tahun kelahiran tetapi dia mempunyai guru Umar bin Tsabit dan mempunyai murid Abdul Aziz bin Muhammad  Abdul Aziz bin Muhammad tidak diketahui tahun kelahirannya tetapi dia mempunyai guru Sa’d bin Sa’id dan Safwan bin Salim dan mempunyai murid Abdullah bin Muhammad  Abdullah bin Muhammad tidak diketahui tahun lahirnya tetapi dia mempunyai guru Abdul Aziz bin Muhammad dan mempunyai murid Abu Daud, sekalipun tidak didapati beberapa rawi tentang tahun kelahiran dan wafat, tetapi masing-masing dari rawi pernah liqa satu sama lain, dan ini menunjukan bahwa rawinya saling muttashil al-sanad. b. Analisis Kualitas Rawi Berdasarkan informasi al-jarh wa at-ta’dil sebagaimana disebutkan diatas, penulis menggunakan al-jarh wa at-ta’dil Ibnu Hajar, al-jarh di dahulukan atas al-ta’dil, dapat dinyatakan bahwa tidak satu pun ulama kritikus hadits yang mencela men-tarjih periwayatan dalam sanad hadits riwayat Abu Daud. Bisa dinyatakan bahwa, seluruh periwayatan dalam sanad Abi Ayub adalah tsiqah. Kebanyakan lafal al-jarh wa at-ta’dil yang digunakan fariatif, Ibnu Hajar mengomentari semua rawi yang ada pada sanad Abu Daud tsiqah, tsiqah menempati peringkat ke-tiga bagi Ibnu Hajar, pandangan ulama hadits terhadap masing-masing perawi, dalam hadits riwayat Abu Daud. Dari sekian banyak kritikus ulama hadits menilai bawha, para rawi adalah tsiqah, Maka penulis meniali bahwa sanad hadits riwayat Abu Daud melalui jalur Abi Ayub al-Anshari adalah berkualitas shahih. Sedangkan penelusuran melalui metode periwayatan, ditemukan bahwa yang dipergunakan dalam at-tahammul wa al-ada’ adalah ‘an. Walaupun dalam periwayatan ada yang menggunakan lafal haddatsana ataupun akhbarana namun mayoritas ulama’ menilai bahwa riwayat yang menggunakan lafal ‘an adalah diterima melalui as-sama’ dengan syarat yaitu tidak terdapat tadlis, terjadi pertemuan dengan kebersambungan sanad. Sehingga dari segi sighat al-ada’, hadits riwayat Abu Daud dikategorikan sebagai hadits mu’an’an dengan metode at-tahammul as-sama’. c. Kesimpulan Hasil Analisis Sanad Hadits Abu Daud Dari analisis kebersambungan sanad serta kualitas perawi dan metode periwayatan yang telah penulis lakukan diatas, terbukti bahwa dari masing-masing sanad serta penelitian para kritikus ulama’ hadits, dari periwayat pertama hingga akhir mukharrij al-hadits secara keseluruhan sebagai berikut: 1. Dari segi kebersambungan sanad, mulai dari Abu Daud mukharrij al-hadits hingga sanad terakhir, yakni Abi Ayub al- Anshari, maka sanad hadits riwayat Abu Daud jalur Abi Ayub al-Anshari terdapat kebersambungan sanad sehingga dikatakan muttashil al-sanad. 2. Dari segi penelitian kualitas para rawi Abi Ayyub Al-Anshari, Umar bin Tsabit bin Harits, Sad bin Said bin Qais, Shafwan bin Salim, Abdul Aziz bin Muhammad, Abdullah bin Muhammad dapat penulis simpulkan bahwa, kualitas semua perawi dalam sanad Abu Daud adalah tsiqah, sebagaimana pandangan kritikus ulama’ hadits terhadap perawi hadits, riwayat Abu Daud, dan semua rawi terhindar dari syazz maupun illat. Hadits yang penulis teliti masuk dalam kategori hadits shahih. 3. Dari segi metode periwayatanya terdapat sighat al-ada’ yang berbeda-beda, mulai Abi Ayub sampai Abu Daud. Abi Ayub, Umar bin Tsabit, Shafwan bin Salim, Sa’d bin Sa’id dan Abdul Aziz bin Muhammad menggunakan sighat al-ada’ lafal ‘an, sementara Abdullah bin Muhammad dan Abu Daud menggunakan sighat al-ada’ lafal haddatsana. Dengan demikian hadits riwayat Abu Daud di atas masuk kategori hadits mu’an’an dengan metode as-sama’. 3. Hadits Riwayat at-Tirmizi : , : , نع ديعس نب دعس انثدوح لاق ةيواعم وبأ انثدوح لاق عينم نب دمحأ انثدوح : , ماص نم ملسو هيلع هللا ىلص يبنلا لاق لاق بويأ يبأ نع تباث نب رنمع , رهدولا مايص كلذف لاووش نم تلسب هنعبتأ موث ناضمر . 98 Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Muni berkata: telah menceritakan kepada kami Abu Muawiyah berkata: telah menceritakan kepada kami Sad bin Said dari Umar bin Tsabit dari Abu Ayyub dia berkata, Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam bersabda: Barangwwsiapa yang berpuasa Ramadlan yang dilanjutkan dengan puasa enam hari pada bulan Syawwal, maka hal itu sama dengan puasa setahun penuh. Redaksi hadits yang menunjukkan sunahnya puasa syawal di atas dikutip dari kitab Jami’ Shahih lil at-Tirmizi, maka dalam hal ini at- Tirmizi berkedudukan sebagai mukharrij al-hadits seorang periwayat yang menulis riwayatnya dalam sebuah kitab. Sanad hadits riwayat at- Tirmizi menunjukan bahwa, at-Tirmizi menyandarkan riwayatnya pada periwayat sebelumnya, yakni Ahmad bin Muni’. Riwayat yang disandari oleh at-Tirmizi dalam ilmu hadits disebut sebagai sanad pertama. Dengan demikian sanad terakhir adalah Abi Ayub al-Anshari, yakni periwayat 98 Abi Isa Muhammad bin Isa bin Surah at-Tarmizi, Jami’ Shahih lil at-Tirmizi, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1991 M. 1412 H. Juz I , hlm. 538 pertama, karena dia sebagai shahabat Rasulullah yang berstatus sebagai saksi pertama atas periwayatan hadits tentang puasa syawal. a. Analisis Kebersambungan Sanad muttashil al-Sanad Sebagaimana terlihat pada teks hadits diatas, perawi hadits yang diriwayatkan oleh at-Tirmizi ada lima orang perawi yakni: Abi Ayyub Al-Anshari, Umar bin Tsabit bin Harits, Sad bin Said bin Qais, Abu Mu’awiyah dan Ahmad bin Muni’. Untuk lebih mudahnya, berikut ini dikemukakan data masing-masing perawi dalam sanad. Nama perawi Tarikh ar-ruwat Al-jarh wa at- ta’dil At-tahammul wa al-ada’ Lahir - wafat Guru Murid  Khalid bin Zaid bin Khalib bin Tsa’labah bin Amar bin Abdu Auf.  Wafat: 55  Kuniyah: Abi Ayub  Nasab: al- Anshari  Thabaqah: 1  Siti A’isyah  Abu Hurairah  Muawiyah bin Abi Sufyan  Zaid bin Tsabit  Umar bin Tsabit  Abdur rahman bin Ma’mar  Hasan Bashri  Umar bin Abdullah.  Abu Hatim bin Hibban nazala alaihi an- Nabi haitsu qudima al- madinah.  Ibnu Hajar: shahabi. 99  Qala 99Al-Mizzi, Tahzhib al-Kamal fi Asma’ ar-Rijal,..Juz VIII, hlm. 67  Umar bin Tsabit bin al-Harits  Nasab al- Anshari al- Khazraji  Thabaqah. 2  Abi Ayu al- Anshari  A’isyah  Muhammad bin Musalamah al-Anshari  Sa’d bin Sa’id al-Anshari  Yahya bin Sa’id al- Anshari  Shafwan bin Salim.  an-Nasa’i: tsiqah  Ibnu Hibban: tsiqah.  Zahabi: tsiqah  Ibnu Hajar: tsiqah. 100  ‘an  Sa’d bin Sa’id bin Qais bin Amar al-Anshari  Nasab: al- Anshari, al-Madani  Wafat: 141  Thabaqah 4  Umar bin Tsabit bin Harits  Yahya bin Sa’id al- Anshari  Anas bin Malik  Ali Zainal Abidin  Muhammad bin Khazm  Muhammad bin Amr  Sulaiman bin Abdullah  Abdullah bin Ja’far.  Muhammad bin Sa’d al- Waqdi: tsiqah qalil al-hadits  Muhammad bin Abdullah: tsiqah  Ibnu Hajar: tsiqah  Yahya bin Ma’in: dha’if  Ahmad bin Hanbal: dha’if  Ibni Mahraz: tsiqah. 101  An-Nasa’i: dha’if  Ibnu Hiban: tsiqat  Ibnu Amar: tsiqah  Al-Ajli: tsiqah  Ahmad bin Shalih:  ‘an 100Ibnu Hajar, Tahzhib al-Kamal…,Juz XXI, hlm. 283-284 101 Ibnu Hajar, Tahzhib al-Tahzhib… Juz III, hlm. 470 tsiqah  Al-Hakim: tsiqah  Abu Na’im: tsiqah  Muhammad bin Khazm  Kuniyah: Abu Muawiya h  Nasab: at- Tamimi, al-Kufi  Laqab: Shahibul al-A’mas Thabaqah. 9  Lahir: 113  Wafat: 194  Umur: 81  Sa’d bin Sa’id  Sufyan as-Sauri  Abdurrahman bin Ishaq  Muhammad bin Sahal  Mas’ud bin Malik  Ahmad bin Muni’  Ahmadbin Yunus  Ahmad bin Hanbal  Ahmad bin Sulaiman  Ahmad bin Ibrahim  Ali bin al- Madani: tsiqah  Al-Ajli: tsiqah  Ibnu Hajar: tsiqah  An-Nasa’i: tsiqah  Abu Hatim: tsiqah  Ibnu Syaibah: tsiqat  Ibiu Hibban: tsiqat. 102  haddatsana  Ahmad bin Muni’ bin Abdurrah man  Kuniyah: Abu Ja’far, Abu Abdullah  Nasab: al- Bagdadi  Thabaqah: 10  Lahir: 160  Wafat: 244  Umur: 84  Muhammad bin Khazm  Muhammad bin Abdurrahma n  Muhammad bin Abdullah  Muhammad bin Abdul Wahab  Muhammad bin Ishaq  at-Tirmizi  Abdullah bin Abdurrahma n ad-Darimi  Abdurrahman bin Yusuf  Abdullah bin Abdurrahma n  Muhammad bin Hasan  Shalih bin Muhamma d al- Bagdadi: tsiqah  An-Nasa’i: tsiqah  Abu Hatim Arrazi: shuduq  Abu Hkatim bin Hiban: tsiqah  Ahmad bin Syu’aib: tsiqah  Ibnu Hajar:  haddatsana 102Ibnu Hajar, Tahzhib al-Tahzhib… Juz IX. hlm. 137-138-140 tsiqah hafidh  Zahabi: al- hafidh shahib al- musnad.  Musalamah bin Qasim al-Andalus: tsiqah. 103  Abu Isa Muhamma d bin Isa bin Saurah bin Musa bin al- Dahhak as- Sulaimi at- Tarmizi  Kuniyah: at- Tarmizi  Laqab: Abu Isa  Lahir: 209  Wafat: 279  Umur: 70  Ahmad bin Muni’  Muslim bin Hajjaj  Muhammad bin Isma’il  Qutaibah bin Sa’id  Abu Daud  Muhammad bin Mahbub  Ahmad bin Abdullah al- Marwazi  Ahmad bin Yusuf an- Nafi’  Imam al- Harawi  Ibnu Hajar al- Asqalani: tsiqah, dhabit,  Ibnu Hibban: tsiqat  Al-Khalili: tsiqat mutafaq alaih  Az-Zahabi: tsiqah. 104  haddatsana Hadits riwayat at-Tirmizi bersambung muttashil al-sanad antara guru dan murid, sebagaimana terlihat pada penelitian tarikh ar- ruwat di atas. Meskipun sebagian rawi tidak didapati tanggal lahir dan wafatnya, akan tetapi berdasarkan informasi pertemuan antara guru dan murid bersambung. Berikut uraianya:  Khalid bin Zaid tidak diketahui tahun kelahiran tetapi dia mempunyai seorang murid Umar bin Tsabit 103Al-Mizzi, Tahzhib al-Kamal,..Juz I, hlm. 496-497 104 Ibid…, Juz XXVI, hlm. 253-253  Umar bin Tsabit tidak diketahui kelahiran dan kewafatanya tetapi dia mempunyai seorang guru Khalid bin Zaid dan mempunyai murid Sa’d bin Sa’id  Sa’d bin Sa’id tidak diketahui tahun kelahiranya tetapi dia mempunyai guru Umar bin Tsabit dan murid Muhammad bin Khazm, sekalipun tidak didapati beberapa rawi tentang tahun kelahiran tetapi masing-masing dari rawi pernah liqa satu sama lain, dan ini menunjukan bahwa rawinya saling muttasil. sekalipun tidak didapati beberapa rawi tentang tahun kelahiran dan wafatnya. b. Analisis Kualitas Rawi Berdasarkan informasi al-jarh wa at-ta’dil sebagaimana disebutkan diatas, penulis menggunakan al-jarh wa at-ta’dil Ibnu Hajar, al-jarh di dahulukan atas al-ta’dil, dapat dinyatakan bahwa tidak satu pun ulama kritikus hadits yang mencela men-tarjih periwayatan dalam sanad hadits riwayat at-Tirmizi. Bisa dinyatakan bahwa, seluruh periwayatan dalam sanad Abi Ayub adalah tsiqah. Kebanyakan lafal al-jarh wa at-ta’dil yang digunakan fariatif, Ibnu Hajar mengomentari semua rawi yang ada pada sanad at-Tirmizi tsiqah, tsiqah menempati peringkat ke-tiga bagi Ibnu Hajar, pandangan kritikus ulama hadits terhadap masing- masing perawi dalam hadits riwayat at-Tirmizi. Maka penulis meniali bahwa, sanad hadits riwayat at-Tirmizi melalui jalur Abi Ayub al-Anshari adalah berkualitas shahih. Sedangkan penelusuran melaui metode periwayatan, ditemukan bahwa yang dipergunakan dalam at-tahammul wa al- ada’ adalah lafal‘an. Walaupun dalam periwayatan ada yang menggunakan lafal haddatsana ataupun akhbaranani namun mayoritas ulama’ hadits menilai bahwa riwayat yang menggunakan lafal ‘an adalah diterima melalui as-sama’ dengan syarat yaitu tidak terdapat tadlis, terjadi pertemuan dengan kebersambungan sanad. Sehingga dari segi sighat al-ada’, hadits riwayat at-Tirmizi dikategorikan sebagai hadits mu’an’an dengan metode at-tahammul as-sama’. c. Kesimpulan Hasil Analisis Sanad Hadits at-Tirmizi Dari analisis kebersambungan sanad serta kualitas perawi dan metode periwayatan yang telah penulis lakukan diatas, terbukti bahwa dari masing-masing sanad serta penelitian para periwayat, dari periwayat pertama hingga akhir mukharrij al-hadits secara keseluruhan sebagai berikut: 1. Dari segi kebersambungan sanad, mulai dari at-Tirmizi mukharrij al-hadits hingga sanad terakhir yakni Abi Ayub al- Anshari, maka sanad hadits riwayat at-Tirmizi jalur Abi Ayub al-Anshari terdapat kebersambungan sanad sehingga dikatakan muttashil al-sanad. 2. Dari segi penelitian kualitas para rawi Abi Ayyub Al-Anshari, Umar bin Tsabit bin Harits, Sad bin Said bin Qais, Abu Mu’awiyah, Ahmad bin Mani’ dan at-Tirmizi dapat penulis simpulkan bahwa, kualitas semua perawi adalah tsiqah sebagaimana pandangan kritikus ulama’ hadits, terhadap perawi hadits, dan semua rawi terhindar dari syazz maupun illat. Hadits yang penulis teliti masuk dalam kategori hadits shahih. 3. Dari segi metode periwayatanya terdapat sighat al-ada’ yang berbeda-beda, mulai dari Abi Ayub sampai at-Tirmizi. Abi Ayub, Umar bin Tsabit, Sa’d bin Sa’id menggunakan sighat al- ada’ lafal ‘an, sementara Abu Mu’awiyah, Ahmad bin Muni’ dan at-Tirmizi menggunakan sighat al-ada’ lafal ‘haddatsana. 4. Hadits riwayat Ibnu Majah : , رليمنب نب هللا دبع انثدح لاق دمحم نب يلع انثدح نع ديعس نب دعس نع : ماص نم ملسو هيلع هللا ىلص هللا لوسر لاق لاق بنويأ يبأ نع تباث نب رنمعب رهدولا موصك ناك لاووش نم تولسب هعبتأ موث ناضمر . 105 Telah menceritakan kepada kami Ali bin Muhammad, berkata telah menceritakan kepada kami Abdulah bin Numeir dari Sad bin Said dari Umar bin Tsabit dari Abu Ayyub berkata, Nabi shallallahu alaihi wasallam, bersabda: Barangsiapa berpuasa bulan Ramadan kemudian mengiringinya dengan enam hari di bulan Syawal, maka yang demikian itu seperti puasa satu tahun. Redaksi hadits yang menunjukkan sunahnya puasa syawal di atas dikutip dari kitab Sunan Ibnu Majah, maka dalam hal ini Ibnu Majah berkedudukan sebagai mukharrij al-hadits seorang periwayat yang menulis riwayatnya dalam sebuah kitab. Sanad hadits riwayat Ibnu Majah menunjukan bahwa, Ibnu Majah menyandarkan riwayatnya pada periwayat sebelumnya, yakni Ali bin Muhammad. Riwayat yang disandari oleh Ibnu Majah dalam ilmu hadits disebut sebagai sanad pertama. Dengan demikian sanad terakhir adalah Abi Ayub al-Anshari, yakni periwayat pertama, karena dia sebagai shahabat Rasulullah yang berstatus sebagai saksi pertama atas periwayatan hadits tentang puasa sunah syawal. a. Analisis Kebersambungan Sanad muttashil al-Sanad 105 Abu Abdillah Muhammad bin Yazid al-Quzwaini, Sunan Ibnu Majah, Bairut: Dar al- Hadits al-Qahirah, 1998, Juz II, hlm. 104 Sebagaimana terlihat pada teks hadits diatas, perawi hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah ada lima orang perawi, yakni: Abi Ayyub Al-Anshari, Umar bin Tsabit bin Harits, Sad bin Said bin, Abdullah bin Numair dan Ali bin Muhammad. Untuk lebih mudahnya, berikut ini dikemukakan data masing- masing perawi dalam sanad. Nama perawi Tarikh ar-ruwat Al-jarh wa at- ta’dil At-tahammul wa al-ada’ Lahir - wafat Guru Murid  Khalid bin Zaid bin Khalib bin Tsa’labah bin Amar bin Abdu Auf.  Wafat: 55  Kuniyah: Abi Ayub  Nasab: al- Anshari  Thabaqah: 1  Siti A’isyah  Abu Hurairah  Muawiyah bin Abi Sufyan  Zaid bin Tsabit  Umar bin Tsabit  Abdur rahman bin Ma’mar  Hasan Bashri  Umar bin Abdullah.  Abu Hatim bin Hibban nazala alaihi an- Nabi haitsu qudima al- madinah.  Ibnu Hajar: shahabi. 106  Qala  Umar bin Tsabit bin al-Harits  Nasab al- Anshari al- Khazraji  Thabaqah. 2  Abi Ayu al- Anshari  A’isyah  Muhammad bin Musalamah al-Anshari  Sa’d bin Sa’id al-Anshari  Yahya bin Sa’id al- Anshari  Shafwan bin Salim.  an-Nasa’i: tsiqah  Ibnu Hibban: tsiqah.  Ibnu Hajar: tsiqah 107  ‘an  Sa’d bin Sa’id bin Qais bin  Nasab: al- Anshari, al-Madani  Umar bin Tsabit bin Harits  Abdullah bin Numair  Muhammad bin  Muhammad bin Sa’d al- Waqdi:  ‘an 106Al-Mizzi, Tahzhib al-Kamal fi Asma’ ar-Rijal,..Juz VIII, hlm. 67 107Ibid, Juz XXI, hlm. 283-284 Amar al- Anshari  Wafat: 141  Thabaqah 4  Yahya bin Sa’id al-Anshari  Anas bin Malik  Ali Zainal Abidin Amr  Sulaiman bin Abdullah  Abdullah bin Ja’far. tsiqah qalil al-hadits  Muhammad bin Abdullah: tsiqah  Yahya bin Ma’in: dha’if  Ahmad bin Hanbal: dha’if  Ibni Mahraz: tsiqah.  Ibnu Hajar: tsiqah 108  An-Nasa’i: dha’if  Ibnu Hiban: tsiqat  Ibnu Amar: tsiqah  Al-Ajli: tsiqah  Ahmad bin Shalih: tsiqah  Al-Hakim: tsiqah  Abu Na’im: tsiqah  Abdullah bin Numair  Nasab: al- Mahdani, al-Kufi  Kuniyah: Abu  Sa’d bin Sa’id  Ahmad bin Yahya  Sufyan Tsauri  Yazid bin  Ali bin Muhamma d al-Kufi  Abdurrahman  Abu Abdullah al-Hakim: tsiqah  Utsman bin  ‘an 108Ibnu Hajar, Tahzhib al-Tahzhib,..Juz III, hlm. 470 Hisyam  Thabaqah 9  Wafat 199  Umur: 85. Abdurrahma n  Yunus bin Ishaq bin Shalih  Ahmad bin Ibrahim  Sa’d bin Sulaiman  Syihab bin Iyad Sa’d: tsiqah qalil al-Hadits  Ibnu Idris  Yahya bin Ma’in: tsiqah  Daru Qutni: tsiqah. 109  Ali bin Muhamm ad bin Ishaq bin Abi Syadad  Nasab: al- Kufi  Kuniyah: Abu al-Hasan  Laqab: Ibni Abi Syadad  Thabaqah: 10 Wafat 233  Abdullah bin Numair al- Kufi  Abdurrahman bin Muhammad  Sa’d bin Abdul Aziz  Sufyan bin Uyainah  Ishaq bin Sulaiman  Ibrahim bin Uyainah. 110  Ibnu Majah  Hasan bin Shalih  Hasan bin Muhammad  Muhammad bin Idris  Ahmad bin Muhammad  Abu Hatim ar- Razi: tsiqah shuduq  Ibbnu Hiban: tsiqah  Ibnu Sa’d: tsiqah, katsir al- hadits, shuduq  Al-Ajli: tsiqah, shalih al- hadits shahib as- sunnah.  Ibnu Hajar: tsiqah 111  haddatsana  Abu Abdillah Muhamm ad bin Yazid ar-  Nasab: al- Qazwini  Kuniyah: Abu Abdillah Ibnu Majah  Ali bin Muhamma d bin Ishaq  Abu Bakar bin Abi Syaibah  Muhammad bin  Abu Hasan bin al-Qaththan  Sulaiman bin Yazid  Abu Ja’far Muhammad  Abu Ya’la: Ibnu Majah adalah seorang ahli ilmu  haddatsana 109Al-Mizzi, Tahzhib al-Kamal,..Juz XVI, hlm. 225-228 110 Ibnu Hajar, Tahzhib al-Tahzhib,..Juz XVII, hlm. 379-380 111 Ibid, Juz VI, hlm. 57-58 Rabi’I al- Qazwini  Laqab: Ibnu Majah  Lahir: 207 H. 824 M  Wafat: 273 H. 887 M. 112 Abdillah bin Numair bin Isa abu Bakar Hamid al- Abhari  Ahmad bin Ibrahim al- Qazwini  Ibnu Sibawaih. 113 hadits  Ibnu Kastir: Ibnu Majah pengarang kitab sunan, susunannya itu menunjuka n keluasan ilmunya dalam bidan ushul dan furu’ Hadits riwayat Ibnu Majah bersambung ittishal al-sanad antara guru dan murid, sebagaimana terlihat pada penelitian tarikh ar- ruwat di atas. Meskipun sebagian rawi tidak didapati tanggal lahir dan wafatnya, akan tetapi berdasarkan informasi pertemuan antara guru dan murid bersambung. Berikut uraiannya:  Khalid bin Zaid tidak diketahui tahun kelahiran tetapi dia mempunyai seorang murid Umar bin Stabit  Umar bin Stabit tidak diketahui kelahiran dan kewafatanya tetapi dia mempunyai seorang guru Khalid bin Zaid dan mempunyai murid Sa’d bin Sa’id  Sa’d bin Sa’id tidak diketahui tahun kelahiranya tetapi dia mempunyai guru Umar bin Tsabit dan murid Abdullah bin Numair 112 Muhammad Agus Shalahudin,…hlm. 246 113 Misbah, Mutiara Ilmu Hadits, Jatim: Mitra Pesantren, 2010 hlm. 331-332  Abdullah bin Numair tidak dietahui tahun kelahiran tetapi dia mempunyai nama guru Sa’d bin Sa’id dan mempunyai murid Ali bin Muhammad  Ali bin Muhammad tidak diketahui tahun kelahirannya tetapi dia mempunyai guru Abdullah bin Numair dan mempunyai murid Ibnu Majah, sekalipun tidak didapati beberapa rawi tentang tahuk kelahiran tetapi masing-masing dari rawi pernah liqa satu sama lain, dan ini menunjukan bahwa rawinya saling muttasil. b. Analisis Kualitas Rawi Berdasarkan informasi al-jarh wa at-ta’dil sebagaimana disebutkan diatas, penulis menggunakan al-jarh wa at-ta’dil Ibnu Hajar, al-jarh di dahulukan atas al-ta’dil, dapat dinyatakan bahwa tidak satu pun ulama kritikus hadits yang mencela men-tarjih periwayatan dalam sanad hadits riwayat Ibnu Majah, bisa dinyatakan bahwa seluruh periwayatan dalam sanad Abi Ayub adalah tsiqah. Kebanyakan lafal al-jarh wa at-ta’dil yang digunakan fariatif, Ibnu Hajar mengomentari semua rawi yang ada pada sanad Ibnu Majah tsiqah, tsiqah menempati peringkat ke-tiga bagi Ibnu Hajar, pandangan ulama kritikus hadits terhadap masing-masing perawi dalam hadits riwayat Ibnu Majah. Maka penulis meniali bahwa sanad hadits riwayat Ibnu Majah melalui jalur Abi Ayub al-Anshari adalah berkualitas shahih. Sedangkan penelusuran melaui metode periwayatan, ditemukan bahwa yang dipergunakan dalam at-tahammul wa al-ada’ adalah lafal ‘an. Walaupun dalam periwayatan ada yang menggunakan lafal haddatsana ataupun akhbarani ataupun akhbarana, namun mayoritas ulama’ menilai bahwa riwayat yang menggunakan lafal‘an adalah diterima melalui as-sama’ dengan syarat yaitu tidak terdapat tadlis, terjadi pertemuan dengan kebersambungan sanad. Sehingga dari segi sighat al-ada’, hadits riwayat Ibnu Majah dikategorikan sebagai hadits mu’an’an dengan metode at-tahammul as-sama’. c. Kesimpulan Hasil Analisis Sanad Hadits Riwayat Ibnu Majah Dari analisis kebersambungan sanad serta kualitas perawi dan metode periwayatan yang telah penulis lakukan diatas, terbukti bahwa, dari masing-masing sanad serta penelitian para periwayat, dari periwayat pertama hingga akhir mukharrij al-hadits secara keseluruhan sebagai berikut: 1. Dari segi kebersambungan sanad, mulai dari Ibnu Majah mukharrij al-hadits hingga sanad terakhir yakni Abi Ayub al-Anshari, maka sanad hadits riwayat Ibnu Majah jalur Abi Ayub al-Anshari terdapat kebersambungan sanad sehingga dikatakan muttashil al-sanad. 2. Dari segi penelitian kualitas para rawi Abi Ayyub Al- Anshari, Umar bin Tsabit bin Harits, Sad bin Said bin Qais, Abdullah bin Numair, Ali bin Muhammad dan Ibnu Majah dapat penulis simpulkan bahwa, kualitas semua perawi adalah tsiqah sebagaimana pandangan ulama’ hadits terhadap perawi hadits riwayat Ibnu Majah. dan semua rawi terhindar dari syazz maupun illat. Hadits yang penulis teliti masuk dalam kategori hadits shahih. 3. Dari segi metode periwayatanya terdapat sighat al-ada’ yang berbeda-beda, mulai Abi Ayub sampai Abdullah bin Numair menggunakan sighat al-ada’ lafal ‘an, sementara Ali bin Muhammad dan Ibnu Majah semuanya menggunakan sighat al-ada’ lafal haddatsana. 5. Hadits Riwayat ad-Darimi , دلعس نب دبعسو نباوفص انثدوح دمحم نب زيزعلادبع انثدوح دلاموح نبب مبيعنب انثدوح : لاق ملسو هيلع هللا ىلص يبنلا نع بويوأ يبأ نع تلباث نةب رنمعب نع ماص نم , رةهدولا مبايص كلذف لاووش نم ةتتوس هبعنبتأ موث نناضمر . 114 114Abu Muhammad bin Abdurrahman bin Pudhail bin Bahran Ad-Darimi, Sunan Ad-Darimi, Dar al-Fikrt. tth Juz II, hlm. 21 Telah menceritakan kepada kami Nuaim bin Hammad telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Muhammad telah menceritakan kepada kami Shafwan dan Sad bin Said dari Umar bin Tsabit dari Abu Ayyub dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda: Barangsiapa berpuasa bulan Ramadan kemudian mengiringinya dengan enam hari di bulan Syawal, maka hal itu sama dengan puasa setahun penuh. Redaksi hadits yang menunjukkan sunahnya puasa syawal di atas dikutip dari kitab Sunan Ad-Darimi, maka dalam hal ini, Ad-Darimi berkedudukan sebagai mukharrij al-hadits seorang periwayat yang menulis riwayatnya dalam sebuah kitab. Sanad hadits riwayat Ad-Darimi menunjukan bahwa, Ad-Darimi menyandarkan riwayatnya pada periwayat sebelumnya, yakni Nu’aim bin Hammad. Riwayat yang disandari oleh Ad-Darimi dalam ilmu hadits disebut sebagai sanad pertama. Dengan demikian, sanad terakhir adalah Abi Ayub al-Anshari, yakni periwayat pertama, karena dia sebagai shahabat Rasulullah yang berstatus sebagai saksi pertama atas periwayatan hadits tentang puasa sunah syawal. a. Analisis Kebersambungan Sanad Ittishal al-Sanad Sebagaimana terlihat pada teks hadits di atas, perawi hadits yang diriwayatkan oleh Ad-Darimi ada enam orang perawi yakni: Abi Ayyub Al-Anshari, Umar bin Tsabit bin Harits, Sad bin Said bin Qais, Shafwan bin Salim, Abdul Aziz bin Muhammad dan Nu’aim bin Hammad. Untuk lebih mudahnya, berikut ini dikemukakan data masing- masing perawi dalam sanad. Nama perawi Tarikh ar-ruwat Al-jarh wa at- ta’dil At-tahammul wa al-ada’ Lahir - wafat Guru Murid  Khalid bin Zaid bin Khalib bin Tsa’labah bin Amar bin Abdu Auf.  Wafat: 55  Kuniyah: Abi Ayub  Nasab: al- Anshari  Thabaqah: 1  Siti A’isyah  Abu Hurairah  Muawiyah bin Abi Sufyan  Zaid bin Tsabit  Umar bin Tsabit  Abdur rahman bin Ma’mar  Hasan Bashri  Umar bin Abdullah.  Abu Hatim bin Hibban nazala alaihi an- Nabi haitsu qudima al- madinah.  Ibnu Hajar: shahabi. 115  ‘an  Umar bin Tsabit bin al-Harits  Nasab al- Anshari al- Khazraji  Thabaqah. 2  Abi Ayu al- Anshari  A’isyah  Muhammad bin Musalamah al-Anshari  Sa’d bin Sa’id al-Anshari  Shafwan bin Salim.  Yahya bin Sa’id al- Anshari  an-Nasa’i: tsiqah  Ibnu Hibban: tsiqah.  Ibnu Hajar: tsiqah 116  ‘an  Sa’d bin Sa’id bin Qais bin Amar al- Anshari  Nasab: al- Anshari, al- Madani  Wafat: 141  Thabaqah. 4  Umar bin Tsabit bin Harits  Yahya bin Sa’id al- Anshari  Anas bin Malik  Ali Zainal Abidin  Abdul Aziz bin Muhamma d  Sufyan bin Uyainah  Sufyan ats- tsauri  Isma’il bin Ja’far  Muhammad bin Sa’d al-Waqdi: tsiqah qalil al- hadits  Muhammad bin Abdullah: tsiqah  Ibnu Hajar: tsiqah  Yahya bin Ma’in:  ‘an 115 Al-Mizzi, Tahzhib al-Kamal fi Asma’ ar-Rijal,..Juz VIII, hlm. 67 116 Ibid, Juz XXI, hlm. 283-284 dha’if  Ahmad bin Hanbal: dha’if  Ibni Mahraz: tsiqah. 117  An-Nasa’i: dha’if  Ibnu Hiban: tsiqat  Ibnu Amar: tsiqah  Al-Ajli: tsiqah  Ahmad bin Shalih: tsiqah  Al-Hakim: tsiqah  Abu Na’im: tsiqah  Shafwan bin Salim  Kuniya: Abu Abdullah, Abu al- Harits  Thabaqah: 4  Lahir: 60 H  Wafat: 132  umur: 72  Umar bin Tsabit bin Harits  Anas bin Malik  Hasan al- Bashri  Daud bin Shalih  Abdul Aziz bin Muhamma d  Abdurrahman bin Ishaq  Abdurrahman bin Sa’d  Muhammad bin Muslim  Abdul Hamid bin Anas  Ibnu Sa’d: tsiqah katsir al- hadits, abidan  Abu Hatim: tsiqah  Ibnu Hibban: tsiqat  Al-Ajli Madani: rajul  ‘an 117 Ibnu Hajar, Tahzhib al-Tahzhib,..juz III, hlm. 470 shalih  Ibnu Hajar: tsiqah  Ya’qub bin Syaibah as-Sudus: tsiqah, tsabit, masyhur, al-ibadah  an-Nasa’i: tsiqah. 118  Abdul Aziz bin Muhamm ad bin Ubaid bin Abi Ubaid  Nasab: ad- Darawardi  Kuniyahnya: Abu Muhamma d  Laqab: Ibni Abi Ubaid  Thabaqah: 5 Wafat: 186  Shafwan bin Salim  Sa’d bin Sa’id bin Qais  Sa’d bin Abdurrahma n  Abdullah bin Abdurrahma n  Muhammad bin Abdurrahma n  Nu’aim bin Muhamma d  Abdurrahman bin Yunus  Isma’il bin Ibrahim  Daud bin Abdurrahma n  Ishaq bin Musa. 119  Al-Madi tsiqah, katsir al- hadits  Al-Bukhari: tsiqah, katsir al- hadits  Ibnu Hibban: tsiqat  Abu Hatim: tsiqah  Ahmad bin Abdullah al-Ajali: tsiqah. 120  ‘haddatsana  Nu’aim bin Hamad bin Muawiya  Kuniyah: Abu Abdullah  Nasab: al- Khaza’I,  Abdul Aziz bin Muhamma d  Ad-Darimi  Shalih bin Abdurrahma n  Muhammad  Zakaria bin Yahya: tsiqat  Yusuf bin  haddatsana 118Ibnu Hajar, Tahzhib al-Tahzhib,..juz IV,hlm. 425-246 lihat dalam Tahzhib al-Kamal,.. juz XIII, hlm. 185-186 119 Al-Mizzi, Tahzhib al-Kamal fi Asma’ ar-Rijal,..Juz XVIII, hlm. 188 120 Ibnu Hajar, Tahzhib al-Tahzhib,..Juz VI, hlm. 353-355 h bin Harits bin Hamam bin Salamah al-Maruzi  Laqab: al-Qadi  Thabaqah: 10  Wafat tahun: 228  Abdurrahman bin Muhammad  Abdullah bin Idris  Abdurrahman bin Muhammad al-Kufi bin Isma’il al-Bukhari  Ahmad bin Hanbal Abdullah: tsiqat  Ibrahim bin al-Jundu: tsiqah  Al-Ajli: tsiqah  Yahya bin Ma’in: tsiqah, shuduq, rojulun shudiq  Ali bin Hasan bin Hibban: shuduq, tsiqah, rajulun shadiq  Abu Hatim: shuduq  Muslim bin Qasim: shuduq 121  Ahmad bin Hanbal: min stiqat  Ibnu Hajar al- Asqalani: shuduq, yakhthi’u kastir, faqihun arifun bi 121 Ibnu Hajar, Tahzhib al-Tahzhib,..Juz X, hlm. 460-462 al-fara’id  Ahmad bin Abdullah: Stiqah  Ahmad bin Syu’aib  an-Nasa’i: laisa bi stiqah 122  Abdullah bin Abdurrah man Bahram bin Abdush Shamad  Kuniyah: Abu Muhamma d, ad- Darimi  Nasab: at- Tamimmi  Lahir: 181 H  Wafat: 255  Umur: 75  Nu’aim bin Hamad  Abu an-Nadhar Hasyim bin Qasim  Marwan bin Muhammad  An-Nasa’i  Abu Thayyib al-Bagdadi  Abu Bakar bin Abi Daud  Isma’il bin Muhammad ash-Shafar  Ahmad bin Sulaiman an-Najjar.  Ahmad bin Hanbal: al-imam  Muhammad bin Basyar: penghafal kaliber dunia ada empat, Abu Zurah ar-Razi, Muslim bin Hajjaj, Muhamma d bin Isma’il al- Bukhari dan Abdullah bin Abdurrah ma ad- Darimi  Az-Zahabi, ia salah  haddatsana 122 Al-Mizzi, Tahzhib al-Kamal,..Juz XXII, hlm. 68 seorang penggemb ara sejati dalam mencari hadits dan memiliki hafalan yang sangat tsiqah, hafidh  Abu Harits ar- Razi: al- hafidh Hadits riwayat Ad-Darimi bersambung muttashil al-sanad antara guru dan murid, sebagaimana terlihat pada penelitian tarikh ar- ruwat di atas. Meskipun sebagian rawi tidak didapati tanggal lahir dan wafatnya, akan tetapi berdasarkan informasi pertemuan antara guru dan murid bersambung. Berikut uraianya:  Khalid bin Zaid tidak diketahui tahun kelahiran tapi dia mempunyai seorang murid Umar bin Tsabit  Umar bin Tsabit tidak diketahui kelahiran dan kewafatanya tapi dia mempunyai seorang guru Khalid bin Zaid dan mempunyai murid Sa’d bin Sa’id  Sa’d bin Sa’id tidak diketahui tahun kelahiranya tapi dia mempunyai guru Umar bin Tsabit dan mempunyai murid Nu’aim bin Hammad  Nu’aim bin Hammad tidak dietahui tahun kelahiran tetapi dia mempunyai nama guru Sa’d bin Sa’id dan mempunyai murid Abdul Aziz bin Muhammad  Abdul Aziz bin Muhammad tidak diketahui tahun kelahirannya tetapi dia mempunyai guru Nu’aim bin Hammad dan mempunyai murid Ad-Darimi, sekalipun tidak didapati beberapa rawi tentang tahuk kelahiran, tetapi masing-masing dari rawi pernah liqa satu sama lain, dan ini menunjukan bahwa rawinya saling muttasil. b. Analisis Kualitas Rawi Berdasarkan informasi al-jarh wa at-ta’dil sebagaimana disebutkan diatas, penulis menggunakan al-jarh wa at-ta’dil Ibnu Hajar, al-jarh di dahulukan atas al-ta’dil, dapat dinyatakan bahwa tidak satu pun ulama kritikus hadits yang mencela men-tarjih periwayatan dalam sanad hadits riwayat Ad-Darimi. Bisa dinyatakan bahwa, seluruh periwayatan dalam sanad Abi Ayub adalah tsiqah. Kebanyakan lafal al-jarh wa at-ta’dil yang digunakan fariatif, Ibnu Hajar mengomentari semua rawi yang ada pada sanad Ad-Darimi tsiqah, tsiqah menempati peringkat ke-tiga bagi Ibnu Hajar, pandangan ulama hadits terhadap masing-masing perawi dalam hadits riwayat Ad-Darimi. Maka penulis meniali bahwa sanad hadits riwayat Ad-Darimi melalui jalur Abi Ayub al-Anshari adalah berkualitas shahih. Sedangkan penelusuran melaui metode periwayatan, ditemukan bahwa yang dipergunakan dalam at-tahammul wa al-ada’ adalah ‘an. Walaupun dalam periwayatan ada yang menggunakan lafal haddatsana, namun mayoritas ulama’ menilai bahwa, riwayat yang menggunakan lafal ‘an adalah diterima melalui as-sama’ dengan syarat yaitu tidak terdapat tadlis, terjadi pertemuan dengan kebersambungan sanad. Sehingga dari segi sighat al-ada’, hadits riwayat Ad-Darimi dikategorikan sebagai hadits mu’an’an dengan metode at-tahammul as-sama’. c. Kesimpulan Hasil Analisis Sanad Hadits Riwayat Ad-Darimi Dari analisis kebersambungan sanad serta kualitas perawi dan metode periwayatan yang telah penulis lakukan diatas, terbukti bahwa dari masing-masing sanad serta penelitian para periwayat, dari periwayat pertama hingga akhir mukharrij al-hadits secara keseluruhan sebagai berikut: 1. Dari segi kebersambungan sanad, mulai dari Ad-Darimi mukharrij al-hadits hingga sanad terakhir yakni Abi Ayub al-Anshari, maka sanad hadits riwayat Ad-Darimi jalur Abi Ayub al-Anshari terdapat kebersambungan sanad sehingga dikatakan muttashil al-sanad. 2. Dari segi penelitian kualitas para rawi Abi Ayyub Al- Anshari, Umar bin Tsabit bin Harits, Sad bin Said bin Qais, Shafwan bin Salim, Abdul Aziz bin Muhammad, Nu’aim bin Hammad dan Ad-Darimi. dapat penulis simpulkan bahwa, kualitas semua perawi adalah tsiqah, sebagaimana pandangan ulama’ hadits terhadap perawi hadits, semua rawi terhindar dari syazz maupun illat. Hadits yang penulis teliti masuk dalam kategori hadits shahih 3. Dari segi metode periwayatanya terdapat sighat al-ada’ yang berbeda-beda, mulai Abi Ayub sampai Ad-Darimi. Abi Ayub, Umar bin Tsabit, Sa’d bin Sa’id dan Shafwan bin Salim menggunakan sighat al-ada’ lafal‘an, sementara, Abdul Aziz bin Muhammad, Nu’aim bin Hammad dan Ad- Darimi menggunakan sighat al-ada’ lafal haddatsana.

B. Kritik Matan

Dokumen yang terkait

KAJIAN KESHAHIHAN HADITS TENTANG PUASA SUNNAH SYAWAL (Analisis Sanad dan Matan) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 6

MENGUJI AUTENTISITAS HADIS-HADIS TENTANG PENGAMALAN PUASA RAJAB(KAJIAN TERHADAP SANAD DAN MATAN) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 5

MENGUJI AUTENTISITAS HADIS-HADIS TENTANG PENGAMALAN PUASA RAJAB(KAJIAN TERHADAP SANAD DAN MATAN) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 3

MENGUJI AUTENTISITAS HADIS-HADIS TENTANG PENGAMALAN PUASA RAJAB(KAJIAN TERHADAP SANAD DAN MATAN) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 54

MENGUJI AUTENTISITAS HADIS-HADIS TENTANG PENGAMALAN PUASA RAJAB(KAJIAN TERHADAP SANAD DAN MATAN) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 22

MENGUJI AUTENTISITAS HADIS-HADIS TENTANG PENGAMALAN PUASA RAJAB(KAJIAN TERHADAP SANAD DAN MATAN) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 39

MENGUJI AUTENTISITAS HADIS-HADIS TENTANG PENGAMALAN PUASA RAJAB(KAJIAN TERHADAP SANAD DAN MATAN) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 26

MENGUJI AUTENTISITAS HADIS-HADIS TENTANG PENGAMALAN PUASA RAJAB(KAJIAN TERHADAP SANAD DAN MATAN) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3

MENGUJI AUTENTISITAS HADIS-HADIS TENTANG PENGAMALAN PUASA RAJAB(KAJIAN TERHADAP SANAD DAN MATAN) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 3

MENGUJI AUTENTISITAS HADIS-HADIS TENTANG PENGAMALAN PUASA RAJAB(KAJIAN TERHADAP SANAD DAN MATAN) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 6