bin Muhammad, Abdul Aziz bin Muhammad mempunyai mutabi’ Nu’aim bin Muhammad, Nu’aim bin Muhammad mempunyai mutabi’ ad-Darimi. Jadi
semua sanad selain shahabat mempunyai mutabi’, mulai dari periwayatan Muslim bin Hajjaj, at-Tirmizi, Ibnu Majah, Abu Daud dan ad-Darimi,
semuanya para rawi mempunyai mutabi’.
BAB 1V KRITIK HADITS TENTANG PUASA SUNAH SYAWAL
A. Kritik Sanad
Sanad dalam periwayatan hadits mempunyai kedudukan yang sangat penting, sebab itulah berita yang disampaikan atau diungkapkan oleh seseorang dikatakan
sebagai hadits, Imam an-Nawawi menegaskan dari apa yang dikemukakan oleh
Abdullah bin al-Mubarak, apabila sanad suatu hadits berkualitas shahih, maka hadits tersebut dapat diterima, tapi apabila tidak, maka hadits tersebut harus
ditinggalkan.
77
1. Hadits Riwayat Muslim bin Hajjaj
ليعامسإ نع اعيمج رلجحب نبب يوةلعو دليعس نبب ةببيتقو بويوأ نبب ىيحي انثدح نع سليق نةب دةيعس نبب دبعس ينربخأ رلفعج نب ليعامسإ انثدوح بويوأ نبب لاق
: هنع هللا يضر ىوةراصنلا بنويبأ يبأ نع يوةجةرنزخنلا ثةراحلا نب تباث نةب رنمع
هعبتأ موث نناضمرماص نم لاق ملسو هيلع هللا ىلص هللا لوسر نوأ هثدوح هنوأ .
. رهدولا مايصك ناك للاووش نم اتوتس
78
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub dan Qutaibah bin Said dan Ali bin Hujr semuanya dari Ismail berkata Ibnu Ayyub, Telah
menceritakan kepada kami Ismail bin Jafar telah mengabarkan kepadaku Sad bin Said bin Qais dari Umar bin Tsabit bin Harits Al-
Khazraji dari Abi Ayyub Al-Anshari radliallahu anhu, bahwa ia telah menceritakan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
bersabda: Siapa yang berpuasa Ramadlan kemudian diiringinya dengan puasa enam hari di bulan Syawwal, maka yang demikian itu seolah-olah
berpuasa sepanjang masa”.
Redaksi hadits yang menunjukkan sunahnya puasa syawal di atas dikutip dari kitab Shahih Muslim maka dalam hal ini Muslim
berkedudukan sebagai mukharrij al-hadits seorang periwayat yang menulis riwayatnya dalam sebuah kitab. Sanad hadits riwayat Muslim
menunjukan bahwa, Muslim menyandarkan riwayatnya pada periwayat
77Nawer Yuslem, Ulumul Hadits, Ciputat: PT. Mutiara Sumber Widya, 2001 hlm. 352
78
Muslim bin Hajjaj al-Qusairi an-Naisaburiy, Shahih Muslim, Bairut: Dar al-Hadits al- Qahirah, 1997, Juz II, hlm. 256
sebelumnya, yakni Yahya bin Ayub. Riwayat yang disandari oleh Muslim dalam ilmu hadits disebut sebagai sanad pertama. Dengan demikian sanad
terakhir adalah Abi Ayub al-Anshari, yakni periwayat pertama, karena dia sebagai shahabat Rasulullah yang berstatus sebagai saksi pertama atas
periwayatan hadits tentang puasa sunah syawal. a. Analisis Kebersambungan Sanad muttashil al-Sanad
Sebagaimana terlihat pada teks hadits diatas, perawi hadits yang diriwayatkan oleh Muslim ada tujuh orang perawi yakni: Abi
Ayyub Al-Anshari, Umar bin Tsabit bin Harits, Sad bin Said bin Qais, Ismail bin Jafar, Ali bin Hujr, Qutaibah bin Said, Yahya bin Ayyub.
Untuk lebih mudahnya, berikut ini dikemukakan data masing- masing perawi dalam sanad.
Nama perawi
Tarikh ar-ruwat Al-jarh wa at-
ta’dil At-tahammul
wa al-ada’ Lahir - wafat
Guru Murid
Khalid bin
Zaid bin Khalib
bin Tsa’laba
h bin Amar
bin Abdu Auf.
Wafat: 55
Kuniyah: Abi
Ayub
Nasab: al- Anshari
Thabaqah: 1
Siti A’isyah
Abu Hurairah
Muawiyah bin
Abi Sufyan
Zaid bin Tsabit
Umar bin Tsabit
Abdur rahman
bin Ma’mar
Hasan Bashri
Umar bin
Abdullah.
Abu Hatim bin Hibban
nazala alaihi an-Nabi
haitsu qudima
al-madinah.
Ibnu Hajar:
shahabi.
79
‘an
Umar bin
Tsabit
Nasab al- Anshari al-
Abi Ayu al- Anshari
A’isyah
Sa’d bin
Sa’id al-
an-Nasa’i:
tsiqah
Ibnu Hibban:
‘an
79Yusuf bin Abdurrahman al-Mizzi, Tahzhib al-Kamal fi Asma’ ar-Rijal, Muasasah ar- Risalah: Bairut, 1980 Juz VIII, hlm. 67
bin al- Harits
Khazraji
Thabaqah. 2
Muhammad bin Musalamah
al-Anshari
Anshari
Yahya bin
Sa’id al- Anshari
Shafwan bin
Salim.
80
tsiqah.
Ibnu Hajar:
tsiqah
Sa’d bin
Sa’id bin Qais bin
Amar al- Anshari
Nasab: al-
Anshari, al-Madani
Wafat: 141
Thabaqah 4
Umar bin
Tsabit bin Harits
Yahya
bin Sa’id al-
Anshari
Anas bin Malik
Ali Zainal
Abidin
Isma’il bin Ja’far
Abdul Aziz
bin Muhamma
d
Sufyan bin Uyainah
Hasan bin
Shalih.
81
Muhammad bin
Sa’d al-
Waqdi: tsiqah qalil
al-hadits
Muhammad bin Abdullah:
tsiqah
Yahya bin
Ma’in: dha’if
Ahmad bin
Hanbal: dha’if
Ibni Mahraz:
tsiqah
Ibnu Hajar:
tsiqah
An-Nasa’i: dha’if
Ibnu Hiban:
tsiqat
Ibnu Amar:
tsiqah
Al-Ajli: tsiqah
Ahmad bin
Shalih: tsiqah
Al-Hakim:
tsiqah
Abu Na’im:
‘akhbarani
80 Ibid, Juz XXI, hlm. 283-284 81Ibnu Hajar al-Asqalani, Tahzhib al- Tahzhib, Da’irah al-Ma’arif an-Nazhamiyah, al-Hindi,
1326. Juz III, hlm. 470
tsiqah
Ismail bin Jafar bin
Kasir al- Anshari
Kuniyah: Abu
Ishaq
Nasab: al- Anshari
Laqab: Ibni
Abi Kasir
Tabaqah: 8
Wafat: 180
Sa’d bin Sa’id
Sa’id
bin Muhammad
Sufyan bin
Uyainah
Abdurrahman bin Husain
Malik bin Anas
Ali bin Hujr
Qutaibah bin Said
Yahya bin
Ayyub
Ashim bin Ali
Muhammad
bin Isma’il al-Bukhari
Muhammad
bin Abdullah
an-Nasa’i:
tsiqah
Ibas ad-Duriyu: tsiqah
Yahya
bin Ma’in: tsiqah
Muhammad bin
Sa’d: tsiqah.
82
haddatsana
Ali bin Hujr
bin Iyas bin
Maqatil bin
Makhadi s bin
Khalid
Kuniyah: Abu al-Hasan
Nasab: al-
Marwazi
Laqab: al- Hafidh
Tabaqah: 9
Lahir: 145
Wafat: 244
Umur: 99
Isma’il bin Ja’far
Isma’il bin Iyas
Sa’d bin Sa’id
al-Anshari
Sa’id bin
Abdurrahma n
Muhammad bin
Hasan
Muslim bin Hajjaj
Ahmad bin
Hanbal
Muhammad bin Isma’il
al- Bukhari
Ahmad bin
Syu’aib An-
Nasa’i
Muhammad bin Iyas
at- Tirmizi
Abu Hatim ar-
Razi: al-
hafidh
an-Nasa’i: tsiqah
ma’mun: hafidh
Ibnu
Hajar: tsiqah,
hafidh
Khatib al-
Bagdadi: shadiq,
mutqinan, hafidh.
83
‘an
Qutaibah
bin Said bin
Humail bin
Tharif bin
Kuniyah: Abu
Raja’
Nasab: asy- Syaqafi
Laqab:
Kutaibah
Thabaqah10
Lahir: 150
Isma’il bin Ja’far
Isma’il bin
Musa
Sa’id bin
Sulaiman
Sufyan as-
Muslim bin Hajjaj
Muhammad
bin Isma’il al-Bukhari
Yahya bin
Ma’in
Ibnu Kharas: shuduq
Qutaibah:
shuduq
Al-Hakim Abu Abdullah:
a’immah,
‘an
82 al-Mizzi, Tahzhib al-Kamal fi Asma’ ar-Rijal,..Juz III, hlm. 57-60 83Ibid, Juz. XX, hlm. 359
Abdullah Wafat: 240
Umur: 90 Tsauri
Muhammad
bin Abdullah
Ahmad bin
Muhamma d.
tsiqah
Abu Hatim ar- Razi: tsiqah
Ibnu
Hajar: tsiqah
an-Nasa’i:
tsiqah, shuduq.
84
Yahya bin
Ayyub
Kuniyah: Abu Zakaria
Nasab: al-
Fadadi
Laqab: al- Abid,
Thabaqah: 10
Lahir: 157
Wafat: 234
Umur: 77
Isma’il bin Ja’far
Hamid bin
Abdurrahma n
Sa’id
bin Abdurrahma
n
Muslim bin Hajjaj
Ahmad bin
Hanbal
Hasan bin Muhamma
d
Hatim bin Isma’il
Abdullah bin
Muhamma d
Ahmad bin
Ibrahim.
85
An-Nasa’i:
rajulun shalih
Abu Ubait al-
Ajri: tsiqah
Abi Daud:
tsiqah
Ibnu Hibban: tsiqat
‘an
Muslim bin
Hajjaj bin
Kausyaz al-
Qusyairi an-
Naisabur i
Kuniyah: Abu
Husain
Laqab: an- Naisabur
Lahir: 202
Wafat: tanggal
2524 rajab 261
Umur: 55.
86
Yahya bin Ayub
Ali bin Hujr
Qutaibah bin Said
Muhammad bin
Isma’il al- Bukhari
Imam Ahmad
bin Hambal
Muhammad Ibn
Musanna
87
Abu Isa al-
Tarmidhi
Ibrahim bin Muhamma
d bin
Sufyan
Abu Bkar Ibn Khuzaima
h
Abu Amr ibn Mubarak
Abu Hamid
Ahmad bin Hamdan
Ahmad
bin Salim: Abu
Zur’ah dab Abu Hatim
mendahuluka n Muslim
atas orang lain dalam
bidang mengetahui
hadits shahih, Muslim
haddatsana
84al-Mizzi, Tahzhib al-Kamal fi Asma’ ar-Rijal,..Juz XXIII. hlm. 523-529-530 85 Ibid, Juz XXXI, hlm. 230- 233
86Misbah A.B, Mutiara Ilmu Hadits Kediri Jatim: Mitra Pesantren, 2010, hlm. 319
al-A’masi
88
adalah seorang
muhadditsin, hafiz, tsiqah
yang sangat terkenal,
terpercaya ulama hadits
setelah al- Bukhari
Hadits riwayat Muslim bersambung muttashil al-sanad antara guru dan murid, sebagaimana terlihat pada penelitian tarikh ar-ruwat
di atas. Meskipun sebagian rawi tidak didapati tanggal lahir dan wafatnya, akan tetapi berdasarkan informasi pertemuan antara guru
dan murid bersambung. Berikut uraianya:
Khalid bin Zaid tidak diketahui tahun kelahiran tapi dia mempunyai seorang murid Umar bin Tsabit
Umar bin Tsabit tidak diketahui kelahiran dan kewafatanya
tetapi dia mempunyai seorang guru Khalid bin Zaid, dan mempunyai murid Sa’d bin Sa’id
Sa’d bin Sa’id tidak diketahui tahun kelahiranya tetapi dia
mempunyai guru Umar bin Tsabit dan Isma’il bin Ja’far,
Isma’il bin Ja’far tidak diketahui tahun kelahiran tetapi dia mempunyai nama guru Sa’d bin Sa’id dan mempunyai murid
Ali bin Hujr, Qutaibah bin Said, Yahya bin Ayyub sekalipun tidak didapati beberapa rawi tentang tahun kelahiran dan
87Zainul Arifin, Studi Kitab Hadits, Surabaya: al-Muna, 2010, hlm. 106-107 88Ibid. lihat dalam kitab Tahzhib al-Kamal fi Asma’ ar-Rijal,..Juz, XXVII. hlm. 504
wafatnya. Masing-masing dari rawi pernah liqa satu sama lain, dan ini menunjukan bahwa rawinya saling muttasil.
b. Analisis Kualitas Rawi Berdasarkan informasi al-jarh wa at-ta’dil sebagaimana
disebutkan di atas, dapat dinyatakan bahwa tidak satu pun ulama kritikus hadits yang mencela men-tarjih periwayatan dalam sanad
hadits riwayat Muslim, penulis menggunakan al-jarh wa at-ta’dil Ibnu Hajar, al-jarh di dahulukan atas al-ta’dil, bisa dinyatakan bahwa,
seluruh periwayatan dalam sanad Abi Ayub adalah tsiqah. Kebanyakan lafal al-jarh wa at-ta’dil yang digunakan fariatif, Ibnu Hajar
mengomentari semua rawi yang ada pada sanad Muslim tsiqah, tsiqah menempati peringkat ke-tiga bagi Ibnu Hajar, pandangan ulama hadits
terhadap masing-masing perawi dalam hadits riwayat Muslim, bahkan kebanyakan ulama hadits mengomentari semua perowi yang ada pada
periwayatan Muslim adalah tsiqah, maka penulis menilai bahwa, sanad hadits riwayat Muslim melalui jalur Abi Ayub al-Anshari adalah
berkualitas shahih. Sedangkan penelusuran melaui metode periwayatan,
ditemukan bahwa yang dipergunakan dalam at-tahammul wa al-ada’ adalah ‘an. Walaupun dalam periwayatan ada yang menggunakan lafal
haddatsana dan akhbarani, namun mayoritas ulama’ menilai bahwa riwayat yang menggunakan huruf ‘an adalah diterima melalui as-
sama’ dengan syarat yaitu tidak terdapat tadlis, terjadi pertemuan dengan kebersambungan sanad. Sehingga dari segi sighat al-ada’,
hadits riwayat Muslim dikategorikan sebagai hadits mu’an’an dengan metode at-tahammul as-sama’.
c. Kesimpulan Hasil Analisis Sanad Hadits Riwayat Muslim Dari analisis kebersambungan sanad serta kualitas perawi dan
metode periwayatan yang telah penulis lakukan diatas, terbukti bahwa dari masing-masing sanad serta penelitian para periwayat, dari
periwayat pertama hingga akhir mukharrij al-hadits secara keseluruhan sebagai berikut:
1. Dari segi kebersambungan sanad, mulai dari Muslim mukharrij al-hadits hingga sanad terakhir, yakni Abi Ayub
al-Anshari, maka sanad hadits riwayat Muslim jalur Abi Ayub al-Anshari terdapat kebersambungan sanad sehingga
dikatakan muttashil. 2. Dari segi penelitian kualitas para rawi Abi Ayyub Al-Anshari,
Umar bin Tsabit bin Harits, Sad bin Said bin Qais, Ismail bin Jafar, Ismail Ibnu Ayyub, Ali bin Hujr, Qutaibah bin Said,
Yahya bin Ayyub dapat penulis simpulkan bahwa, kualitas semua perawi adalah tsiqah sebagaimana pandangan ulama’
hadits terhadap perawi hadits riwayat Muslim, dan semua
rawi terhindar dari syazz maupun illat. Hadits yang penulis teliti masuk dalam kategori hadits shahih.
3. Dari segi metode periwayatanya terdapat sighat al-ada’ yang berbeda-beda, mulai Abi Ayub sampai Muslim. Abi Ayub,
Umar bin Tsabit dan Isma’il bin Ayub menggunakan sighat al-ada’ lafal ‘an, sementara Sa’d bin Sa’id menggunakan
sighat al-ada’ lafal akhbarani, sementara Isma’il bin Ja’far, Yahya bin Ayub, Qutaibah bin Sa’id dan Ali bin Hujr
semuanya menggunakan sighat al-ada’ lafal haddatsana. 2. Hadits riwayat Abu Daud al-Sijistani
نب دعسو ميلس نب ناوفص نع دمحم نب زيزعلا دبع انثدح يليفنلا انثدح هللا ىلص يبنلا بحاص بويأ يبأ نع يراصنلا تباث نب رمع نع ديعس
, :
هعبتأ مث ناضمر ماص نم لاق ملسو هيلع هللا ىلص يبنلا نع ملسو هيلع ,
رهدلا ماص امنأكف لاوش نم تسب .
89
Telah menceritakan kepada kami An-Nufaili, Telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Muhammad dari Shafwan bin Sulaim serta Sad bin
Said, dari Umar bin Tsabit Al-Anshari, dari Abu Ayyub sahabat Nabi Shallallahu alaihi wasallam, dari Nabi Shallallahu alaihi wasallam,
beliau berkata: Barangsiapa yang melakukan puasa pada Bulan Ramadhan kemudian ia ikutkan dengan puasa enam hari pada Bulan
Syawal, maka seolah-olah ia berpuasa satu tahun”.
89
Abu Daud Sulaiman bin al-Sajastani, Sunan Abu Daud, Bairut: Dar al-Hadits al-Qahirah, tth, Juz II, hlm. 1051-1052
Redaksi hadits yang menunjukkan sunahnya puasa syawal di atas dikutip dari kitab Sunan Abu Daud, maka dalam hal ini, Abu Daud
berkedudukan sebagai mukharrij al-hadits, seorang periwayat yang menulis riwayatnya dalam sebuah kitab. Sanad hadits riwayat Abu Daud
menunjukan bahwa, Abu Daud menyandarkan riwayatnya pada periwayat sebelumnya, yakni an-Nufaili. Riwayat yang disandari oleh Abu Daud
dalam ilmu hadits disebut sebagai sanad pertama. Dengan demikian sanad terakhir adalah Abi Ayub al-Anshari, yakni periwayat pertama, karena dia
sebagai shahabat Rasulullah yang berstatus sebagai saksi pertama atas periwayatan hadits tentang puasa sunah syawal.
a. Analisis Kebersambungan Sanad muttashil al-Sanad Sebagaimana terlihat pada teks hadits diatas, perawi hadits
yang diriwayatkan oleh Abu Dau ada enam orang perawi, yakni: Abi Ayyub Al-Anshari, Umar bin Tsabit bin Harits, Sad bin Said bin Qais,
Shafwan bin Sulaiman, Abdul Aziz bin Muhammad dan an-Nufaili. Untuk lebih mudahnya, berikut ini dikemukakan data masing-
masing perawi dalam sanad.
Nama perawi Tarikh ar-ruwat
Al-jarh wa at- ta’dil
At- tahammul
wa al-ada’ Lahir - wafat
Guru Murid
Khalid bin
Zaid bin Khalib
bin
Wafat: 55
Kuniyah: Abi Ayub
Nasab: al-
Anshari
Siti A’isyah
Abu Hurairah
Muawiyah bin Abi Sufyan
Zaid bin Tsabit
Umar bin
Tsabit
Abdur rahman
bin Ma’mar
Hasan Bashri
Abu Hatim bin Hibban
nazala alaihi an-
‘an
Tsa’labah bin Amar
bin Abdu Auf.
Thabaqah: 1
Umar
bin Abdullah.
Nabi haitsu qudima
al- madinah.
Ibnu Hajar:
shahabi.
90
Umar bin
Tsabit bin al-Harits
Nasab
al- Anshari al-
Khazraji
Thabaqah. 2
Abi Ayu al- Anshari
A’isyah
Muhammad bin
Musalamah al-Anshari
Sa’d bin Sa’id al-Anshari
Shafwan bin Salim
Yahya
bin Sa’id al-
Anshari
Shafwan bin Salim.
an-Nasa’i:
tsiqah
Ibnu Hibban: tsiqah.
91
Ibnu Hajar:
tsiqah
‘an
Sa’d bin
Sa’id bin Qais bin
Amar al- Anshari
Nasab: al-
Anshari, al- Madani
Wafat: 141
Thabaqah 4
Umar bin
Tsabit bin Harits
Yahya bin Sa’id
al-Anshari
Anas bin Malik
Ali Zainal
Abidin
Abdul Aziz bin Muhamma
d
Sufyan bin
Uyainah
Hasan bin
Shalih.
Muhammad bin Sa’d al-
Waqdi: tsiqah qalil
al-hadits
Muhammad bin
Abdullah: tsiqah
Yahya bin
Ma’in: dha’if
Ahmad bin
Hanbal: dha’if
Ibnu Hajar:
tsiqah
Ibni Mahraz: tsiqah.
92
An-Nasa’i:
‘an
90Al-Mizzi, Tahzhib al-Kamal fi Asma’ ar-Rijaj,..Juz VIII, hlm. 67 91 Ibid, Juz XXII, hlm. 283-284
92Ibnu Hajar, Tahdzib al-Tahzhib,..Juz III, hlm. 470
dha’if
Ibnu Hiban: tsiqat
Ibnu Amar:
tsiqah
Al-Ajli: tsiqah
Ahmad bin Shalih:
tsiqah
Al-Hakim: tsiqah
Abu Na’im:
tsiqah
Shafwan bin Salim
Kuniya: Abu
Abdullah, Abu al-
Harits
Thabaqah: 4
Lahir: 60 H
Wafat: 132
umur: 72
Umar bin
Tsabit bin Harits
Sulaiman bin
A’tha’
Yusuf bin Hasyim
Muhammad bin
Abdurrahma n
Abu Sulaiman
bin Abdurrahma
n.
Abdul Aziz bin Muhamma
d
Abdurrahman
bin Ishaq
Abdulah bin Muhammad
Abdullah bin
Hasan
Amar bin Harits
Muhammad bin
Isma’il.
Ibnu Sa’d: tsiqah
katsir al- hadits,
abidan
Abu Hatim: tsiqah
Ibnu Hajar:
tsiqah
Ibnu Hibban: tsiqat
Al-Ajli
Madani: rajul shalih
Ya’qub bin
Syaibah as- Sudus:
tsiqah, tsabit,
masyhur, al-ibadah
an-Nasa’i:
tsiqah.
93
‘an
93Ibnu Hajar, Tahzhib al-Tahzhib,..Juz IV, hlm. 425-246, lihat dalam Tahzhib al-Kamal,..Juz XIII, hlm. 185-186
Abdul Aziz
bin Muhamm
ad bin Ubaid bin
Abi Ubaid
Nasab: ad-
Darawardi
Kuniyahnya: Abu
Muhammad
Laqab: Ibni Abi Ubaid
Thabaqah: 5
Wafat: 186
Shafwan bin Salim
Sa’d bin Sa’id bin Qais
Abdurrahman
bin Iyas
Abdullah bin Abdurrahma
n
Abdullah bin Ustman
Muhammad bin
Ibrahim
Abdullah bin Muhamma
d
Abdurrahman
bin Yunus
Isma’il bin Ja’far
Yahya bin
Shalih
Abdurrahman bin Ubaid
94
Al-Madi
tsiqah, katsir al-
hadits
Al-Bukhari: tsiqah,
katsir al- hadits
Ibnu Hajar:
tsiqah
Ibnu Hibban: tsiqat
Abu Hatim:
tsiqah
Ahmad bin Abdullah
al-Ajali: tsiqah.
95
‘n
Abdullah bin
Muhamm ad bin Ali
bin Nufail bin Zara’
bin Ali.
Kuniyah: Abu Ja’far
Nasab: an-
Nufaili
Thabaqah: 10
Wafat: 234
Abdul Aziz bin
Muhamma d
Daud
bin Abdurrahma
n
Sufyan bin Uyainah
Sulaiman bin
Atha’
Utsman bin Abdurrahma
n
Abu Daud
Qasim
bin Abdurrahma
n
Ahmad bin Abdurrahma
n
Abdullah bin Hasan
Muhammad bin
Isma’il al- Bukhari
Ahmad bin
Hanbal
Yahya bin Ma’in:
tsiqah hujjah
Abu Ja’far:
tsiqah al- ma’mun
Abu Hatim:
tsiqah al- ma’mun
an-Nasa’i:
tsiqah
Ibnu Hibban: mutqinan
hafidh
Ibnu Qani’: shalih
haddatsana
94Al-Mizzi, Tahzhib al-Kamal fi Asma’ ar-Rijal,..Juz XVIII, hlm. 188 95 Ibnu Hajar, Tahzhib at-Tahzhib,..Juz VI, hlm. 354-355
tsiqah
Daru al
Quthni: tsiqah
alma’mun
Ibnu Hajar: tsiqah
.
96
Abu Daud
Sulaiman bin al-
Asy’ats bin Ishaq
bin Basyir bin
Syidad
Nama yang masyhur:
Abu Daud
Kuniyah: al- Sijastani
Lahir: 202
Wafat: 275
Abdullah bin Muhamma
d
Muslim bin
Hajjaj
Ahmad bin Hanbal
Abu Zakaria
Yahya bin Ma’in
Ibnu
Abi Syaibah
At-Tirmizi
An-Nasa’i
Abu Thayyib
al-Bagdadi
Abu Bakar bin Abu Daud
Isma’il bin
Muhammad ash-Shafar
Ahmad bin
Sulaiman an-Najjar.
Ibnu Qayyim
al-Jauzi: seorang
mushannif, ahlu al-
ilmu dan
seorang mukharrij,
tsiqah.
97
haddatsana
Hadits riwayat Abu Daud bersambung muttashil al-sanad antara guru dan murid, sebagaimana terlihat pada penelitian tarikh ar-
ruwat di atas. Meskipun sebagian rawi tidak didapati tanggal lahir dan wafatnya, akan tetapi, berdasarkan informasi pertemuan antara guru
dan murid bersambung. Berikut uraianya:
Khalid bin Zaid tidak diketahui tahun kelahiran tetapi dia mempunyai seorang murid Umar bin Tsabit
Umar bin Tsabit tidak diketahui kelahiran dan kewafatanya,
tetapi dia mempunyai guru Khalid bin Zaid dan mempunyai
96Ibnu Hajar, Tahzhib al-Tahzhib,..Juz VI, hlm. 16-17-18. lihat dalam kitab Tahzhib al- Kamal, Juz XVIII, hlm. 194
97Muhammad Agus Salahudin Agus Suyadi, Ulumul Hadits, Bandung: Pustaka Setia, 2008 hlm. 240
murid Sa’d bin Sa’id dan Safwan bin Salim
Sa’d bin Sa’id tidak diketahui tahun kelahiranya tetapi dia mempunyai guru Umar bin Tsabit dan mempunyai murid
Abdul Aziz bin Muhammad
Safwan bin Salim tidak dietahui tahun kelahiran tetapi dia mempunyai guru Umar bin Tsabit dan mempunyai murid
Abdul Aziz bin Muhammad
Abdul Aziz bin Muhammad tidak diketahui tahun kelahirannya tetapi dia mempunyai guru Sa’d bin Sa’id dan
Safwan bin Salim dan mempunyai murid Abdullah bin Muhammad
Abdullah bin Muhammad tidak diketahui tahun lahirnya tetapi
dia mempunyai guru Abdul Aziz bin Muhammad dan mempunyai murid Abu Daud, sekalipun tidak didapati
beberapa rawi tentang tahun kelahiran dan wafat, tetapi masing-masing dari rawi pernah liqa satu sama lain, dan ini
menunjukan bahwa rawinya saling muttashil al-sanad. b. Analisis Kualitas Rawi
Berdasarkan informasi al-jarh wa at-ta’dil sebagaimana disebutkan diatas, penulis menggunakan al-jarh wa at-ta’dil Ibnu
Hajar, al-jarh di dahulukan atas al-ta’dil, dapat dinyatakan bahwa tidak satu pun ulama kritikus hadits yang mencela men-tarjih
periwayatan dalam sanad hadits riwayat Abu Daud. Bisa dinyatakan
bahwa, seluruh periwayatan dalam sanad Abi Ayub adalah tsiqah. Kebanyakan lafal al-jarh wa at-ta’dil yang digunakan fariatif,
Ibnu Hajar mengomentari semua rawi yang ada pada sanad Abu Daud
tsiqah, tsiqah menempati peringkat ke-tiga bagi Ibnu Hajar,
pandangan ulama hadits terhadap masing-masing perawi, dalam hadits riwayat Abu Daud. Dari sekian banyak kritikus ulama hadits menilai
bawha, para rawi adalah tsiqah, Maka penulis meniali bahwa sanad hadits riwayat Abu Daud melalui jalur Abi Ayub al-Anshari adalah
berkualitas shahih. Sedangkan penelusuran melalui metode periwayatan,
ditemukan bahwa yang dipergunakan dalam at-tahammul wa al-ada’ adalah ‘an. Walaupun dalam periwayatan ada yang menggunakan lafal
haddatsana ataupun akhbarana namun mayoritas ulama’ menilai bahwa riwayat yang menggunakan lafal ‘an adalah diterima melalui
as-sama’ dengan syarat yaitu tidak terdapat tadlis, terjadi pertemuan dengan kebersambungan sanad. Sehingga dari segi sighat al-ada’,
hadits riwayat Abu Daud dikategorikan sebagai hadits mu’an’an dengan metode at-tahammul as-sama’.
c. Kesimpulan Hasil Analisis Sanad Hadits Abu Daud Dari analisis kebersambungan sanad serta kualitas perawi dan
metode periwayatan yang telah penulis lakukan diatas, terbukti bahwa dari masing-masing sanad serta penelitian para kritikus ulama’ hadits,
dari periwayat pertama hingga akhir mukharrij al-hadits secara keseluruhan sebagai berikut:
1. Dari segi kebersambungan sanad, mulai dari Abu Daud mukharrij al-hadits hingga sanad terakhir, yakni Abi Ayub al-
Anshari, maka sanad hadits riwayat Abu Daud jalur Abi Ayub al-Anshari terdapat kebersambungan sanad sehingga dikatakan
muttashil al-sanad. 2. Dari segi penelitian kualitas para rawi Abi Ayyub Al-Anshari,
Umar bin Tsabit bin Harits, Sad bin Said bin Qais, Shafwan bin Salim, Abdul Aziz bin Muhammad, Abdullah bin
Muhammad dapat penulis simpulkan bahwa, kualitas semua perawi dalam sanad Abu Daud adalah tsiqah, sebagaimana
pandangan kritikus ulama’ hadits terhadap perawi hadits, riwayat Abu Daud, dan semua rawi terhindar dari syazz
maupun illat. Hadits yang penulis teliti masuk dalam kategori hadits shahih.
3. Dari segi metode periwayatanya terdapat sighat al-ada’ yang berbeda-beda, mulai Abi Ayub sampai Abu Daud. Abi Ayub,
Umar bin Tsabit, Shafwan bin Salim, Sa’d bin Sa’id dan Abdul Aziz bin Muhammad menggunakan sighat al-ada’ lafal ‘an,
sementara Abdullah bin Muhammad dan Abu Daud
menggunakan sighat al-ada’ lafal haddatsana. Dengan demikian hadits riwayat Abu Daud di atas masuk kategori
hadits mu’an’an dengan metode as-sama’. 3. Hadits Riwayat at-Tirmizi
: ,
: ,
نع ديعس نب دعس انثدوح لاق ةيواعم وبأ انثدوح لاق عينم نب دمحأ انثدوح :
, ماص نم ملسو هيلع هللا ىلص يبنلا لاق لاق بويأ يبأ نع تباث نب رنمع
, رهدولا مايص كلذف لاووش نم تلسب هنعبتأ موث ناضمر
.
98
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Muni berkata: telah menceritakan kepada kami Abu Muawiyah berkata: telah menceritakan
kepada kami Sad bin Said dari Umar bin Tsabit dari Abu Ayyub dia berkata, Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam bersabda:
Barangwwsiapa yang berpuasa Ramadlan yang dilanjutkan dengan puasa enam hari pada bulan Syawwal, maka hal itu sama dengan puasa
setahun penuh.
Redaksi hadits yang menunjukkan sunahnya puasa syawal di atas dikutip dari kitab Jami’ Shahih lil at-Tirmizi, maka dalam hal ini at-
Tirmizi berkedudukan sebagai mukharrij al-hadits seorang periwayat yang menulis riwayatnya dalam sebuah kitab. Sanad hadits riwayat at-
Tirmizi menunjukan bahwa, at-Tirmizi menyandarkan riwayatnya pada periwayat sebelumnya, yakni Ahmad bin Muni’. Riwayat yang disandari
oleh at-Tirmizi dalam ilmu hadits disebut sebagai sanad pertama. Dengan demikian sanad terakhir adalah Abi Ayub al-Anshari, yakni periwayat
98
Abi Isa Muhammad bin Isa bin Surah at-Tarmizi, Jami’ Shahih lil at-Tirmizi, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1991 M. 1412 H. Juz I , hlm. 538
pertama, karena dia sebagai shahabat Rasulullah yang berstatus sebagai saksi pertama atas periwayatan hadits tentang puasa syawal.
a. Analisis Kebersambungan Sanad muttashil al-Sanad Sebagaimana terlihat pada teks hadits diatas, perawi hadits
yang diriwayatkan oleh at-Tirmizi ada lima orang perawi yakni: Abi Ayyub Al-Anshari, Umar bin Tsabit bin Harits, Sad bin Said
bin Qais, Abu Mu’awiyah dan Ahmad bin Muni’. Untuk lebih mudahnya, berikut ini dikemukakan data
masing-masing perawi dalam sanad.
Nama perawi Tarikh ar-ruwat
Al-jarh wa at- ta’dil
At-tahammul wa al-ada’
Lahir - wafat Guru
Murid
Khalid bin Zaid bin
Khalib bin Tsa’labah
bin Amar bin Abdu
Auf.
Wafat: 55
Kuniyah: Abi Ayub
Nasab: al-
Anshari
Thabaqah: 1
Siti A’isyah
Abu Hurairah
Muawiyah bin Abi Sufyan
Zaid bin Tsabit
Umar bin
Tsabit
Abdur rahman
bin Ma’mar
Hasan Bashri
Umar bin
Abdullah.
Abu Hatim bin Hibban
nazala alaihi an-
Nabi haitsu
qudima al-
madinah.
Ibnu Hajar: shahabi.
99
Qala
99Al-Mizzi, Tahzhib al-Kamal fi Asma’ ar-Rijal,..Juz VIII, hlm. 67
Umar bin
Tsabit bin al-Harits
Nasab al-
Anshari al-
Khazraji
Thabaqah. 2
Abi Ayu al- Anshari
A’isyah
Muhammad bin
Musalamah al-Anshari
Sa’d bin Sa’id al-Anshari
Yahya
bin Sa’id al-
Anshari
Shafwan bin Salim.
an-Nasa’i:
tsiqah
Ibnu Hibban: tsiqah.
Zahabi: tsiqah
Ibnu Hajar:
tsiqah.
100
‘an
Sa’d bin Sa’id
bin Qais bin Amar
al-Anshari
Nasab: al- Anshari,
al-Madani
Wafat: 141
Thabaqah 4
Umar bin
Tsabit bin Harits
Yahya
bin Sa’id al-
Anshari
Anas bin Malik
Ali Zainal
Abidin
Muhammad bin Khazm
Muhammad
bin Amr
Sulaiman bin Abdullah
Abdullah bin
Ja’far.
Muhammad bin Sa’d al-
Waqdi: tsiqah qalil
al-hadits
Muhammad bin
Abdullah: tsiqah
Ibnu Hajar:
tsiqah
Yahya bin Ma’in:
dha’if
Ahmad bin Hanbal:
dha’if
Ibni Mahraz: tsiqah.
101
An-Nasa’i:
dha’if
Ibnu Hiban: tsiqat
Ibnu Amar:
tsiqah
Al-Ajli: tsiqah
Ahmad bin Shalih:
‘an
100Ibnu Hajar, Tahzhib al-Kamal…,Juz XXI, hlm. 283-284 101 Ibnu Hajar, Tahzhib al-Tahzhib… Juz III, hlm. 470
tsiqah
Al-Hakim: tsiqah
Abu Na’im:
tsiqah
Muhammad bin Khazm
Kuniyah:
Abu Muawiya
h
Nasab: at- Tamimi,
al-Kufi
Laqab: Shahibul
al-A’mas Thabaqah.
9
Lahir: 113
Wafat: 194
Umur: 81
Sa’d bin Sa’id
Sufyan as-Sauri
Abdurrahman
bin Ishaq
Muhammad bin Sahal
Mas’ud bin
Malik
Ahmad bin Muni’
Ahmadbin
Yunus
Ahmad bin Hanbal
Ahmad bin
Sulaiman
Ahmad bin Ibrahim
Ali bin al-
Madani: tsiqah
Al-Ajli: tsiqah
Ibnu Hajar:
tsiqah
An-Nasa’i: tsiqah
Abu
Hatim: tsiqah
Ibnu Syaibah:
tsiqat
Ibiu Hibban: tsiqat.
102
haddatsana
Ahmad bin
Muni’ bin Abdurrah
man
Kuniyah: Abu
Ja’far, Abu
Abdullah
Nasab: al- Bagdadi
Thabaqah: 10
Lahir: 160
Wafat: 244
Umur: 84
Muhammad bin Khazm
Muhammad bin
Abdurrahma n
Muhammad bin
Abdullah
Muhammad bin Abdul
Wahab
Muhammad bin Ishaq
at-Tirmizi
Abdullah bin
Abdurrahma n ad-Darimi
Abdurrahman
bin Yusuf
Abdullah bin Abdurrahma
n
Muhammad bin Hasan
Shalih bin
Muhamma d
al- Bagdadi:
tsiqah
An-Nasa’i: tsiqah
Abu Hatim
Arrazi: shuduq
Abu Hkatim
bin Hiban: tsiqah
Ahmad bin
Syu’aib: tsiqah
Ibnu Hajar:
haddatsana
102Ibnu Hajar, Tahzhib al-Tahzhib… Juz IX. hlm. 137-138-140
tsiqah hafidh
Zahabi:
al- hafidh
shahib al- musnad.
Musalamah
bin Qasim al-Andalus:
tsiqah.
103
Abu
Isa Muhamma
d bin Isa bin Saurah
bin Musa bin al-
Dahhak as- Sulaimi at-
Tarmizi
Kuniyah: at- Tarmizi
Laqab: Abu
Isa
Lahir: 209
Wafat: 279
Umur: 70
Ahmad bin Muni’
Muslim bin
Hajjaj
Muhammad bin Isma’il
Qutaibah bin
Sa’id
Abu Daud
Muhammad bin Mahbub
Ahmad bin
Abdullah al- Marwazi
Ahmad bin
Yusuf an- Nafi’
Imam
al- Harawi
Ibnu Hajar al-
Asqalani: tsiqah,
dhabit,
Ibnu Hibban: tsiqat
Al-Khalili:
tsiqat mutafaq
alaih
Az-Zahabi: tsiqah.
104
haddatsana
Hadits riwayat at-Tirmizi bersambung muttashil al-sanad antara guru dan murid, sebagaimana terlihat pada penelitian tarikh ar-
ruwat di atas. Meskipun sebagian rawi tidak didapati tanggal lahir dan wafatnya, akan tetapi berdasarkan informasi pertemuan antara guru
dan murid bersambung. Berikut uraianya:
Khalid bin Zaid tidak diketahui tahun kelahiran tetapi dia mempunyai seorang murid Umar bin Tsabit
103Al-Mizzi, Tahzhib al-Kamal,..Juz I, hlm. 496-497 104 Ibid…, Juz XXVI, hlm. 253-253
Umar bin Tsabit tidak diketahui kelahiran dan kewafatanya
tetapi dia mempunyai seorang guru Khalid bin Zaid dan mempunyai murid Sa’d bin Sa’id
Sa’d bin Sa’id tidak diketahui tahun kelahiranya tetapi dia
mempunyai guru Umar bin Tsabit dan murid Muhammad bin Khazm, sekalipun tidak didapati beberapa rawi tentang tahun
kelahiran tetapi masing-masing dari rawi pernah liqa satu sama lain, dan ini menunjukan bahwa rawinya saling muttasil.
sekalipun tidak didapati beberapa rawi tentang tahun kelahiran dan wafatnya.
b. Analisis Kualitas Rawi Berdasarkan informasi al-jarh wa at-ta’dil sebagaimana
disebutkan diatas, penulis menggunakan al-jarh wa at-ta’dil Ibnu Hajar, al-jarh di dahulukan atas al-ta’dil, dapat dinyatakan bahwa
tidak satu pun ulama kritikus hadits yang mencela men-tarjih periwayatan dalam sanad hadits riwayat at-Tirmizi. Bisa
dinyatakan bahwa, seluruh periwayatan dalam sanad Abi Ayub adalah tsiqah. Kebanyakan lafal al-jarh wa at-ta’dil yang
digunakan fariatif, Ibnu Hajar mengomentari semua rawi yang ada
pada sanad at-Tirmizi tsiqah, tsiqah menempati peringkat ke-tiga
bagi Ibnu Hajar, pandangan kritikus ulama hadits terhadap masing- masing perawi dalam hadits riwayat at-Tirmizi. Maka penulis
meniali bahwa, sanad hadits riwayat at-Tirmizi melalui jalur Abi Ayub al-Anshari adalah berkualitas shahih.
Sedangkan penelusuran melaui metode periwayatan, ditemukan bahwa yang dipergunakan dalam at-tahammul wa al-
ada’ adalah lafal‘an. Walaupun dalam periwayatan ada yang menggunakan lafal haddatsana ataupun akhbaranani namun
mayoritas ulama’ hadits menilai bahwa riwayat yang menggunakan lafal ‘an adalah diterima melalui as-sama’ dengan
syarat yaitu tidak terdapat tadlis, terjadi pertemuan dengan kebersambungan sanad. Sehingga dari segi sighat al-ada’, hadits
riwayat at-Tirmizi dikategorikan sebagai hadits mu’an’an dengan metode at-tahammul as-sama’.
c. Kesimpulan Hasil Analisis Sanad Hadits at-Tirmizi Dari analisis kebersambungan sanad serta kualitas perawi
dan metode periwayatan yang telah penulis lakukan diatas, terbukti bahwa dari masing-masing sanad serta penelitian para periwayat,
dari periwayat pertama hingga akhir mukharrij al-hadits secara keseluruhan sebagai berikut:
1. Dari segi kebersambungan sanad, mulai dari at-Tirmizi mukharrij al-hadits hingga sanad terakhir yakni Abi Ayub al-
Anshari, maka sanad hadits riwayat at-Tirmizi jalur Abi Ayub
al-Anshari terdapat kebersambungan sanad sehingga dikatakan muttashil al-sanad.
2. Dari segi penelitian kualitas para rawi Abi Ayyub Al-Anshari, Umar bin Tsabit bin Harits, Sad bin Said bin Qais, Abu
Mu’awiyah, Ahmad bin Mani’ dan at-Tirmizi dapat penulis simpulkan bahwa, kualitas semua perawi adalah tsiqah
sebagaimana pandangan kritikus ulama’ hadits, terhadap perawi hadits, dan semua rawi terhindar dari syazz maupun
illat. Hadits yang penulis teliti masuk dalam kategori hadits shahih.
3. Dari segi metode periwayatanya terdapat sighat al-ada’ yang berbeda-beda, mulai dari Abi Ayub sampai at-Tirmizi. Abi
Ayub, Umar bin Tsabit, Sa’d bin Sa’id menggunakan sighat al- ada’ lafal ‘an, sementara Abu Mu’awiyah, Ahmad bin Muni’
dan at-Tirmizi menggunakan sighat al-ada’ lafal ‘haddatsana.
4. Hadits riwayat Ibnu Majah
: ,
رليمنب نب هللا دبع انثدح لاق دمحم نب يلع انثدح نع ديعس نب دعس نع
: ماص نم ملسو هيلع هللا ىلص هللا لوسر لاق لاق بنويأ يبأ نع تباث نب رنمعب
رهدولا موصك ناك لاووش نم تولسب هعبتأ موث ناضمر
.
105
Telah menceritakan kepada kami Ali bin Muhammad, berkata telah menceritakan kepada kami Abdulah bin Numeir dari Sad bin Said dari Umar
bin Tsabit dari Abu Ayyub berkata, Nabi shallallahu alaihi wasallam, bersabda: Barangsiapa berpuasa bulan Ramadan kemudian mengiringinya
dengan enam hari di bulan Syawal, maka yang demikian itu seperti puasa satu tahun.
Redaksi hadits yang menunjukkan sunahnya puasa syawal di atas dikutip dari kitab Sunan Ibnu Majah, maka dalam hal ini Ibnu Majah berkedudukan
sebagai mukharrij al-hadits seorang periwayat yang menulis riwayatnya dalam sebuah kitab. Sanad hadits riwayat Ibnu Majah menunjukan bahwa,
Ibnu Majah menyandarkan riwayatnya pada periwayat sebelumnya, yakni Ali bin Muhammad. Riwayat yang disandari oleh Ibnu Majah dalam ilmu
hadits disebut sebagai sanad pertama. Dengan demikian sanad terakhir adalah Abi Ayub al-Anshari, yakni periwayat pertama, karena dia sebagai
shahabat Rasulullah yang berstatus sebagai saksi pertama atas periwayatan hadits tentang puasa sunah syawal.
a. Analisis Kebersambungan Sanad muttashil al-Sanad
105
Abu Abdillah Muhammad bin Yazid al-Quzwaini, Sunan Ibnu Majah, Bairut: Dar al- Hadits al-Qahirah, 1998, Juz II, hlm. 104
Sebagaimana terlihat pada teks hadits diatas, perawi hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah ada lima orang perawi, yakni: Abi
Ayyub Al-Anshari, Umar bin Tsabit bin Harits, Sad bin Said bin, Abdullah bin Numair dan Ali bin Muhammad.
Untuk lebih mudahnya, berikut ini dikemukakan data masing- masing perawi dalam sanad.
Nama perawi
Tarikh ar-ruwat Al-jarh wa at-
ta’dil At-tahammul
wa al-ada’ Lahir - wafat
Guru Murid
Khalid bin
Zaid bin Khalib
bin Tsa’labah
bin Amar bin Abdu
Auf.
Wafat: 55
Kuniyah: Abi Ayub
Nasab: al-
Anshari
Thabaqah: 1
Siti A’isyah
Abu Hurairah
Muawiyah bin Abi Sufyan
Zaid bin Tsabit
Umar bin
Tsabit
Abdur rahman
bin Ma’mar
Hasan Bashri
Umar bin
Abdullah.
Abu Hatim bin Hibban
nazala alaihi an-
Nabi haitsu qudima
al- madinah.
Ibnu Hajar:
shahabi.
106
Qala
Umar bin
Tsabit bin al-Harits
Nasab al-
Anshari al-
Khazraji
Thabaqah. 2
Abi Ayu al- Anshari
A’isyah
Muhammad bin
Musalamah al-Anshari
Sa’d bin Sa’id al-Anshari
Yahya
bin Sa’id al-
Anshari
Shafwan bin Salim.
an-Nasa’i:
tsiqah
Ibnu Hibban: tsiqah.
Ibnu Hajar:
tsiqah
107
‘an
Sa’d bin
Sa’id bin Qais bin
Nasab: al-
Anshari, al-Madani
Umar bin
Tsabit bin Harits
Abdullah bin Numair
Muhammad bin
Muhammad
bin Sa’d al- Waqdi:
‘an
106Al-Mizzi, Tahzhib al-Kamal fi Asma’ ar-Rijal,..Juz VIII, hlm. 67 107Ibid, Juz XXI, hlm. 283-284
Amar al- Anshari
Wafat: 141
Thabaqah 4
Yahya bin Sa’id
al-Anshari
Anas bin Malik
Ali Zainal
Abidin Amr
Sulaiman bin
Abdullah
Abdullah bin Ja’far.
tsiqah qalil al-hadits
Muhammad
bin Abdullah:
tsiqah
Yahya bin Ma’in:
dha’if
Ahmad bin Hanbal:
dha’if
Ibni Mahraz: tsiqah.
Ibnu Hajar:
tsiqah
108
An-Nasa’i:
dha’if
Ibnu Hiban: tsiqat
Ibnu Amar:
tsiqah
Al-Ajli: tsiqah
Ahmad bin Shalih:
tsiqah
Al-Hakim: tsiqah
Abu Na’im:
tsiqah
Abdullah bin Numair
Nasab: al-
Mahdani, al-Kufi
Kuniyah: Abu
Sa’d bin Sa’id
Ahmad bin
Yahya
Sufyan Tsauri
Yazid bin
Ali bin
Muhamma d al-Kufi
Abdurrahman
Abu Abdullah
al-Hakim: tsiqah
Utsman bin
‘an
108Ibnu Hajar, Tahzhib al-Tahzhib,..Juz III, hlm. 470
Hisyam
Thabaqah 9
Wafat 199
Umur: 85. Abdurrahma
n
Yunus bin
Ishaq bin Shalih
Ahmad bin
Ibrahim
Sa’d bin
Sulaiman
Syihab bin Iyad Sa’d:
tsiqah qalil al-Hadits
Ibnu Idris
Yahya bin
Ma’in: tsiqah
Daru Qutni:
tsiqah.
109
Ali
bin Muhamm
ad bin Ishaq bin
Abi Syadad
Nasab: al-
Kufi
Kuniyah: Abu al-Hasan
Laqab: Ibni
Abi Syadad
Thabaqah: 10
Wafat 233
Abdullah bin Numair al-
Kufi
Abdurrahman
bin Muhammad
Sa’d bin Abdul
Aziz
Sufyan bin Uyainah
Ishaq
bin Sulaiman
Ibrahim bin
Uyainah.
110
Ibnu Majah
Hasan
bin Shalih
Hasan
bin Muhammad
Muhammad bin
Idris
Ahmad bin Muhammad
Abu Hatim ar-
Razi: tsiqah
shuduq
Ibbnu Hiban: tsiqah
Ibnu Sa’d:
tsiqah, katsir al-
hadits, shuduq
Al-Ajli:
tsiqah, shalih al-
hadits shahib as-
sunnah.
Ibnu Hajar: tsiqah
111
haddatsana
Abu
Abdillah Muhamm
ad bin Yazid ar-
Nasab: al-
Qazwini
Kuniyah: Abu Abdillah
Ibnu Majah
Ali bin
Muhamma d bin Ishaq
Abu Bakar bin
Abi Syaibah
Muhammad bin
Abu Hasan bin al-Qaththan
Sulaiman bin
Yazid
Abu Ja’far Muhammad
Abu Ya’la:
Ibnu Majah adalah
seorang ahli ilmu
haddatsana
109Al-Mizzi, Tahzhib al-Kamal,..Juz XVI, hlm. 225-228 110 Ibnu Hajar, Tahzhib al-Tahzhib,..Juz XVII, hlm. 379-380
111 Ibid, Juz VI, hlm. 57-58
Rabi’I al- Qazwini
Laqab: Ibnu
Majah
Lahir: 207 H. 824 M
Wafat: 273 H.
887 M.
112
Abdillah bin Numair
bin Isa abu Bakar
Hamid al- Abhari
Ahmad bin
Ibrahim al- Qazwini
Ibnu
Sibawaih.
113
hadits
Ibnu Kastir: Ibnu Majah
pengarang kitab sunan,
susunannya itu
menunjuka n keluasan
ilmunya dalam
bidan ushul dan furu’
Hadits riwayat Ibnu Majah bersambung ittishal al-sanad antara guru dan murid, sebagaimana terlihat pada penelitian tarikh ar-
ruwat di atas. Meskipun sebagian rawi tidak didapati tanggal lahir dan wafatnya, akan tetapi berdasarkan informasi pertemuan antara guru
dan murid bersambung. Berikut uraiannya:
Khalid bin Zaid tidak diketahui tahun kelahiran tetapi dia mempunyai seorang murid Umar bin Stabit
Umar bin Stabit tidak diketahui kelahiran dan kewafatanya
tetapi dia mempunyai seorang guru Khalid bin Zaid dan mempunyai murid Sa’d bin Sa’id
Sa’d bin Sa’id tidak diketahui tahun kelahiranya tetapi dia
mempunyai guru Umar bin Tsabit dan murid Abdullah bin Numair
112 Muhammad Agus Shalahudin,…hlm. 246 113 Misbah, Mutiara Ilmu Hadits, Jatim: Mitra Pesantren, 2010 hlm. 331-332
Abdullah bin Numair tidak dietahui tahun kelahiran tetapi dia
mempunyai nama guru Sa’d bin Sa’id dan mempunyai murid Ali bin Muhammad
Ali bin Muhammad tidak diketahui tahun kelahirannya tetapi
dia mempunyai guru Abdullah bin Numair dan mempunyai murid Ibnu Majah, sekalipun tidak didapati beberapa rawi
tentang tahuk kelahiran tetapi masing-masing dari rawi pernah liqa satu sama lain, dan ini menunjukan bahwa rawinya saling
muttasil.
b. Analisis Kualitas Rawi Berdasarkan informasi al-jarh wa at-ta’dil sebagaimana
disebutkan diatas, penulis menggunakan al-jarh wa at-ta’dil Ibnu Hajar, al-jarh di dahulukan atas al-ta’dil, dapat dinyatakan bahwa
tidak satu pun ulama kritikus hadits yang mencela men-tarjih periwayatan dalam sanad hadits riwayat Ibnu Majah, bisa dinyatakan
bahwa seluruh periwayatan dalam sanad Abi Ayub adalah tsiqah. Kebanyakan lafal al-jarh wa at-ta’dil yang digunakan fariatif,
Ibnu Hajar mengomentari semua rawi yang ada pada sanad Ibnu Majah
tsiqah, tsiqah menempati peringkat ke-tiga bagi Ibnu Hajar,
pandangan ulama kritikus hadits terhadap masing-masing perawi dalam hadits riwayat Ibnu Majah. Maka penulis meniali bahwa sanad
hadits riwayat Ibnu Majah melalui jalur Abi Ayub al-Anshari adalah berkualitas shahih.
Sedangkan penelusuran melaui metode periwayatan, ditemukan bahwa yang dipergunakan dalam at-tahammul wa al-ada’
adalah lafal ‘an. Walaupun dalam periwayatan ada yang menggunakan lafal haddatsana ataupun akhbarani ataupun akhbarana, namun
mayoritas ulama’ menilai bahwa riwayat yang menggunakan lafal‘an adalah diterima melalui as-sama’ dengan syarat yaitu tidak terdapat
tadlis, terjadi pertemuan dengan kebersambungan sanad. Sehingga dari segi sighat al-ada’, hadits riwayat Ibnu Majah dikategorikan
sebagai hadits mu’an’an dengan metode at-tahammul as-sama’. c. Kesimpulan Hasil Analisis Sanad Hadits Riwayat Ibnu Majah
Dari analisis kebersambungan sanad serta kualitas perawi dan metode periwayatan yang telah penulis lakukan diatas, terbukti bahwa,
dari masing-masing sanad serta penelitian para periwayat, dari periwayat pertama hingga akhir mukharrij al-hadits secara
keseluruhan sebagai berikut: 1. Dari segi kebersambungan sanad, mulai dari Ibnu Majah
mukharrij al-hadits hingga sanad terakhir yakni Abi Ayub al-Anshari, maka sanad hadits riwayat Ibnu Majah jalur
Abi Ayub al-Anshari terdapat kebersambungan sanad sehingga dikatakan muttashil al-sanad.
2. Dari segi penelitian kualitas para rawi Abi Ayyub Al- Anshari, Umar bin Tsabit bin Harits, Sad bin Said bin
Qais, Abdullah bin Numair, Ali bin Muhammad dan Ibnu Majah dapat penulis simpulkan bahwa, kualitas semua
perawi adalah tsiqah sebagaimana pandangan ulama’ hadits terhadap perawi hadits riwayat Ibnu Majah. dan semua
rawi terhindar dari syazz maupun illat. Hadits yang penulis teliti masuk dalam kategori hadits shahih.
3. Dari segi metode periwayatanya terdapat sighat al-ada’ yang berbeda-beda, mulai Abi Ayub sampai Abdullah bin
Numair menggunakan sighat al-ada’ lafal ‘an, sementara Ali bin Muhammad dan Ibnu Majah semuanya
menggunakan sighat al-ada’ lafal haddatsana. 5. Hadits Riwayat ad-Darimi
, دلعس نب دبعسو نباوفص انثدوح دمحم نب زيزعلادبع انثدوح دلاموح نبب مبيعنب انثدوح
: لاق ملسو هيلع هللا ىلص يبنلا نع بويوأ يبأ نع تلباث نةب رنمعب نع
ماص نم ,
رةهدولا مبايص كلذف لاووش نم ةتتوس هبعنبتأ موث نناضمر
.
114
114Abu Muhammad bin Abdurrahman bin Pudhail bin Bahran Ad-Darimi, Sunan Ad-Darimi, Dar al-Fikrt. tth Juz II, hlm. 21
Telah menceritakan kepada kami Nuaim bin Hammad telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Muhammad telah menceritakan kepada kami
Shafwan dan Sad bin Said dari Umar bin Tsabit dari Abu Ayyub dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda: Barangsiapa berpuasa bulan
Ramadan kemudian mengiringinya dengan enam hari di bulan Syawal, maka hal itu sama dengan puasa setahun penuh.
Redaksi hadits yang menunjukkan sunahnya puasa syawal di atas dikutip dari kitab Sunan Ad-Darimi, maka dalam hal ini, Ad-Darimi
berkedudukan sebagai mukharrij al-hadits seorang periwayat yang menulis riwayatnya dalam sebuah kitab. Sanad hadits riwayat Ad-Darimi
menunjukan bahwa, Ad-Darimi menyandarkan riwayatnya pada periwayat sebelumnya, yakni Nu’aim bin Hammad. Riwayat yang disandari oleh
Ad-Darimi dalam ilmu hadits disebut sebagai sanad pertama. Dengan demikian, sanad terakhir adalah Abi Ayub al-Anshari, yakni periwayat
pertama, karena dia sebagai shahabat Rasulullah yang berstatus sebagai saksi pertama atas periwayatan hadits tentang puasa sunah syawal.
a. Analisis Kebersambungan Sanad Ittishal al-Sanad Sebagaimana terlihat pada teks hadits di atas, perawi hadits
yang diriwayatkan oleh Ad-Darimi ada enam orang perawi yakni: Abi Ayyub Al-Anshari, Umar bin Tsabit bin Harits, Sad bin Said bin Qais,
Shafwan bin Salim, Abdul Aziz bin Muhammad dan Nu’aim bin Hammad.
Untuk lebih mudahnya, berikut ini dikemukakan data masing- masing perawi dalam sanad.
Nama perawi
Tarikh ar-ruwat Al-jarh wa at-
ta’dil At-tahammul
wa al-ada’ Lahir - wafat
Guru Murid
Khalid bin
Zaid bin Khalib
bin Tsa’labah
bin Amar bin Abdu
Auf.
Wafat: 55
Kuniyah: Abi Ayub
Nasab: al-
Anshari
Thabaqah: 1
Siti A’isyah
Abu Hurairah
Muawiyah bin Abi Sufyan
Zaid bin Tsabit
Umar bin Tsabit
Abdur rahman
bin Ma’mar
Hasan Bashri
Umar bin
Abdullah.
Abu Hatim bin Hibban
nazala alaihi an-
Nabi haitsu
qudima al-
madinah.
Ibnu Hajar: shahabi.
115
‘an
Umar bin
Tsabit bin al-Harits
Nasab
al- Anshari al-
Khazraji
Thabaqah. 2
Abi Ayu al- Anshari
A’isyah
Muhammad
bin Musalamah
al-Anshari
Sa’d bin Sa’id al-Anshari
Shafwan bin Salim.
Yahya
bin Sa’id al-
Anshari
an-Nasa’i: tsiqah
Ibnu Hibban:
tsiqah.
Ibnu Hajar: tsiqah
116
‘an
Sa’d bin
Sa’id bin Qais bin
Amar al- Anshari
Nasab: al-
Anshari, al- Madani
Wafat: 141
Thabaqah. 4
Umar bin
Tsabit bin Harits
Yahya
bin Sa’id al-
Anshari
Anas bin Malik
Ali Zainal
Abidin
Abdul Aziz bin
Muhamma d
Sufyan bin
Uyainah
Sufyan ats- tsauri
Isma’il bin
Ja’far
Muhammad bin Sa’d
al-Waqdi: tsiqah
qalil al- hadits
Muhammad
bin Abdullah:
tsiqah
Ibnu Hajar: tsiqah
Yahya bin
Ma’in:
‘an
115 Al-Mizzi, Tahzhib al-Kamal fi Asma’ ar-Rijal,..Juz VIII, hlm. 67 116 Ibid, Juz XXI, hlm. 283-284
dha’if
Ahmad bin Hanbal:
dha’if
Ibni Mahraz: tsiqah.
117
An-Nasa’i:
dha’if
Ibnu Hiban: tsiqat
Ibnu Amar:
tsiqah
Al-Ajli: tsiqah
Ahmad bin
Shalih: tsiqah
Al-Hakim:
tsiqah
Abu Na’im: tsiqah
Shafwan bin
Salim
Kuniya: Abu Abdullah,
Abu al- Harits
Thabaqah: 4
Lahir: 60 H
Wafat: 132
umur: 72
Umar bin
Tsabit bin Harits
Anas bin Malik
Hasan
al- Bashri
Daud
bin Shalih
Abdul Aziz bin
Muhamma d
Abdurrahman
bin Ishaq
Abdurrahman bin Sa’d
Muhammad
bin Muslim
Abdul Hamid bin Anas
Ibnu Sa’d:
tsiqah katsir al-
hadits, abidan
Abu Hatim:
tsiqah
Ibnu Hibban: tsiqat
Al-Ajli
Madani: rajul
‘an
117 Ibnu Hajar, Tahzhib al-Tahzhib,..juz III, hlm. 470
shalih
Ibnu Hajar: tsiqah
Ya’qub bin
Syaibah as-Sudus:
tsiqah, tsabit,
masyhur, al-ibadah
an-Nasa’i:
tsiqah.
118
Abdul Aziz
bin Muhamm
ad bin Ubaid bin
Abi Ubaid
Nasab: ad-
Darawardi
Kuniyahnya: Abu
Muhamma d
Laqab: Ibni
Abi Ubaid
Thabaqah: 5 Wafat: 186
Shafwan bin Salim
Sa’d bin Sa’id bin Qais
Sa’d
bin Abdurrahma
n
Abdullah bin Abdurrahma
n
Muhammad bin
Abdurrahma n
Nu’aim bin Muhamma
d
Abdurrahman
bin Yunus
Isma’il bin Ibrahim
Daud
bin Abdurrahma
n
Ishaq bin
Musa.
119
Al-Madi
tsiqah, katsir al-
hadits
Al-Bukhari: tsiqah,
katsir al- hadits
Ibnu Hibban:
tsiqat
Abu Hatim: tsiqah
Ahmad bin
Abdullah al-Ajali:
tsiqah.
120
‘haddatsana
Nu’aim bin
Hamad bin
Muawiya
Kuniyah: Abu Abdullah
Nasab: al-
Khaza’I,
Abdul Aziz bin
Muhamma d
Ad-Darimi
Shalih
bin Abdurrahma
n
Muhammad
Zakaria bin Yahya:
tsiqat
Yusuf bin
haddatsana
118Ibnu Hajar, Tahzhib al-Tahzhib,..juz IV,hlm. 425-246 lihat dalam Tahzhib al-Kamal,.. juz XIII, hlm. 185-186
119 Al-Mizzi, Tahzhib al-Kamal fi Asma’ ar-Rijal,..Juz XVIII, hlm. 188 120 Ibnu Hajar, Tahzhib al-Tahzhib,..Juz VI, hlm. 353-355
h bin Harits bin
Hamam bin
Salamah al-Maruzi
Laqab: al-Qadi
Thabaqah: 10
Wafat tahun:
228
Abdurrahman bin
Muhammad
Abdullah bin Idris
Abdurrahman
bin Muhammad
al-Kufi bin Isma’il
al-Bukhari
Ahmad bin Hanbal
Abdullah: tsiqat
Ibrahim bin
al-Jundu: tsiqah
Al-Ajli:
tsiqah
Yahya bin Ma’in:
tsiqah, shuduq,
rojulun shudiq
Ali bin Hasan
bin Hibban:
shuduq, tsiqah,
rajulun shadiq
Abu Hatim:
shuduq
Muslim bin Qasim:
shuduq
121
Ahmad bin
Hanbal: min stiqat
Ibnu Hajar al-
Asqalani: shuduq,
yakhthi’u kastir,
faqihun arifun bi
121 Ibnu Hajar, Tahzhib al-Tahzhib,..Juz X, hlm. 460-462
al-fara’id
Ahmad bin Abdullah:
Stiqah
Ahmad bin Syu’aib
an-Nasa’i:
laisa bi stiqah
122
Abdullah bin
Abdurrah man
Bahram bin
Abdush Shamad
Kuniyah: Abu
Muhamma d,
ad- Darimi
Nasab: at-
Tamimmi
Lahir: 181 H
Wafat: 255
Umur: 75
Nu’aim bin Hamad
Abu an-Nadhar
Hasyim bin Qasim
Marwan bin
Muhammad
An-Nasa’i
Abu Thayyib al-Bagdadi
Abu Bakar bin
Abi Daud
Isma’il bin Muhammad
ash-Shafar
Ahmad bin Sulaiman
an-Najjar.
Ahmad bin Hanbal:
al-imam
Muhammad bin
Basyar: penghafal
kaliber dunia ada
empat, Abu Zurah
ar-Razi, Muslim
bin Hajjaj, Muhamma
d bin
Isma’il al- Bukhari
dan Abdullah
bin Abdurrah
ma ad- Darimi
Az-Zahabi, ia
salah
haddatsana
122 Al-Mizzi, Tahzhib al-Kamal,..Juz XXII, hlm. 68
seorang penggemb
ara sejati dalam
mencari hadits dan
memiliki hafalan
yang sangat
tsiqah, hafidh
Abu Harits ar-
Razi: al- hafidh
Hadits riwayat Ad-Darimi bersambung muttashil al-sanad antara
guru dan murid, sebagaimana terlihat pada penelitian tarikh ar- ruwat di atas. Meskipun sebagian rawi tidak didapati tanggal lahir
dan wafatnya, akan tetapi berdasarkan informasi pertemuan antara guru dan murid bersambung. Berikut uraianya:
Khalid bin Zaid tidak diketahui tahun kelahiran tapi dia
mempunyai seorang murid Umar bin Tsabit
Umar bin Tsabit tidak diketahui kelahiran dan kewafatanya tapi dia mempunyai seorang guru Khalid bin Zaid dan mempunyai
murid Sa’d bin Sa’id
Sa’d bin Sa’id tidak diketahui tahun kelahiranya tapi dia
mempunyai guru Umar bin Tsabit dan mempunyai murid Nu’aim
bin Hammad
Nu’aim bin Hammad tidak dietahui tahun kelahiran tetapi dia mempunyai nama guru Sa’d bin Sa’id dan mempunyai murid
Abdul Aziz bin Muhammad
Abdul Aziz bin Muhammad tidak diketahui tahun kelahirannya tetapi dia mempunyai guru Nu’aim bin Hammad dan mempunyai
murid Ad-Darimi, sekalipun tidak didapati beberapa rawi tentang tahuk kelahiran, tetapi masing-masing dari rawi pernah liqa satu
sama lain, dan ini menunjukan bahwa rawinya saling muttasil. b. Analisis Kualitas Rawi
Berdasarkan informasi al-jarh wa at-ta’dil sebagaimana disebutkan diatas, penulis menggunakan al-jarh wa at-ta’dil Ibnu
Hajar, al-jarh di dahulukan atas al-ta’dil, dapat dinyatakan bahwa tidak satu pun ulama kritikus hadits yang mencela men-tarjih
periwayatan dalam sanad hadits riwayat Ad-Darimi. Bisa dinyatakan bahwa, seluruh periwayatan dalam sanad Abi Ayub adalah tsiqah.
Kebanyakan lafal al-jarh wa at-ta’dil yang digunakan fariatif, Ibnu Hajar mengomentari semua rawi yang ada pada sanad Ad-Darimi
tsiqah, tsiqah menempati peringkat ke-tiga bagi Ibnu Hajar,
pandangan ulama hadits terhadap masing-masing perawi dalam hadits riwayat Ad-Darimi. Maka penulis meniali bahwa sanad hadits riwayat
Ad-Darimi melalui jalur Abi Ayub al-Anshari adalah berkualitas shahih.
Sedangkan penelusuran melaui metode periwayatan, ditemukan bahwa yang dipergunakan dalam at-tahammul wa al-ada’
adalah ‘an. Walaupun dalam periwayatan ada yang menggunakan lafal haddatsana, namun mayoritas ulama’ menilai bahwa, riwayat yang
menggunakan lafal ‘an adalah diterima melalui as-sama’ dengan syarat yaitu tidak terdapat tadlis, terjadi pertemuan dengan
kebersambungan sanad. Sehingga dari segi sighat al-ada’, hadits riwayat Ad-Darimi dikategorikan sebagai hadits mu’an’an dengan
metode at-tahammul as-sama’. c. Kesimpulan Hasil Analisis Sanad Hadits Riwayat Ad-Darimi
Dari analisis kebersambungan sanad serta kualitas perawi dan metode periwayatan yang telah penulis lakukan diatas, terbukti bahwa
dari masing-masing sanad serta penelitian para periwayat, dari periwayat pertama hingga akhir mukharrij al-hadits secara
keseluruhan sebagai berikut: 1. Dari segi kebersambungan sanad, mulai dari Ad-Darimi
mukharrij al-hadits hingga sanad terakhir yakni Abi Ayub
al-Anshari, maka sanad hadits riwayat Ad-Darimi jalur Abi Ayub al-Anshari terdapat kebersambungan sanad sehingga
dikatakan muttashil al-sanad. 2. Dari segi penelitian kualitas para rawi Abi Ayyub Al-
Anshari, Umar bin Tsabit bin Harits, Sad bin Said bin Qais, Shafwan bin Salim, Abdul Aziz bin Muhammad,
Nu’aim bin Hammad dan Ad-Darimi. dapat penulis simpulkan bahwa, kualitas semua perawi adalah tsiqah,
sebagaimana pandangan ulama’ hadits terhadap perawi hadits, semua rawi terhindar dari syazz maupun illat.
Hadits yang penulis teliti masuk dalam kategori hadits shahih
3. Dari segi metode periwayatanya terdapat sighat al-ada’ yang berbeda-beda, mulai Abi Ayub sampai Ad-Darimi.
Abi Ayub, Umar bin Tsabit, Sa’d bin Sa’id dan Shafwan bin Salim menggunakan sighat al-ada’ lafal‘an, sementara,
Abdul Aziz bin Muhammad, Nu’aim bin Hammad dan Ad- Darimi menggunakan sighat al-ada’ lafal haddatsana.
B. Kritik Matan