7. Bedhaya Ketawang juga dapat dihubungkan dengan perbintangan. Kita perhatikan kata-kata yang dicantumkan dalam hafalan nyanyian peshindennya.
Di antaranya ada yang berbunyi:
Anglawat akeh rabine Susuhunan, nde, Anglawat kathah garwane Susuhunan, nde,
SOSOTYA gelaring mega, Susuhunan kadi LINTANG kuasane.
Dalam bahasa Indonesia; Dalam perlawatan Susuhun banyak menikah,
Dalam perlawatan Susuhun banyak permaisurinya, Permata yang bertebaran di langit yang membentang, Susuhun yang
berkuasa, bak bintang..
B. Batik
Sejarah pembatikan di indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan Majapahit, Demak, Pajang, Mataram, Kartasura, Surakarta dan Yogyakarta.
Kemudian kebudayaan batik ini mempengaruhi kesultanan Banten, Cirebon. Tak ketinggalan daerah luar Jawa pun seperti Madura, Bali, Flores, Makasar, Banjar,
Lampung, Palembang, hingga Aceh turut memperkembangkannya. Kesenian batik merupakan kesenian lukis yang digoreskan di atas kain untuk
pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya
untuk pakaian raja dan keluarga serta pengikutnya. Oleh karena banyak dari
pengikut raja yang tinggal di luar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka ke luar kraton dan dikerjakan di rumahnya masing-masing.
Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVII atau awal abad ke-
XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah usai perang dunia kesatu atau sekitar tahun
1920. Batik merupakan pakaian tradisional Indonesia. Saat ini, batik telah mendapat
pengakuan dari UNESCO sebagai warisan budaya dunia. Dr. Anindito Prasetyo, M.Sc, 2010 : 6.
Terdapat dua pengertian tentang batik yaitu. Batik adalah salah satu cara pembuatan bahaqn pakaian. Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal. Yang
pertama adalah tehnik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur internasional, teknik ini
dikenal sebagai
wax-resist dyeing
. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tesebut
termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan batik. Indonesia, sebagai keseluruhan tehnik, teknologi, serta pengembangan motif dan
budaya yang terkait, oleh UNESCO telah di tetapkan sebagai warisan kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendewi,
Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity
sejak 2 Oktober 2009. Tradisi batik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga
kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu.
Beberapa motif batik dapat menunjukan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tradisional hanya dipakai oleh keluarga keraton
Yogyakarta dan Surakarta. Batik juga pertama kali dikenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto,
yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB. Batik dipakai juga untuk membungkus seluruh tubuh oleh penari Tari Bedhaya Ketawang di keraton
jawa. Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing.
Awalnya, Batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap
berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada ahirnya para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa yang
juga mempopulerkan corak
Phoenix
. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungan yang sebelumnya tidak
dikenal seperti bunga tulip dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah gedung atau kereta kuda, termasuk warna-warna kesukaan mereka seperti biru.
Batik tradisional tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki
perlambangan masing-masing.
Jenis jenis batik dalam
Kamus Seni Budaya
antara lain adalah: 1.
Batik tulis yaitu batik yang dibuat dengan tehnik menggambar motif di atas kain menggunakan canting. Batik tulis mempunyai keunggulan nilai seni
dibandingkan dengan batik yang lain. 2.
Batik cap yaitu batik yang dibuat dengan menggunakan tehnik cap stempel, biasanya dibuat dari tembaga dan dibubuhi malam cairan lilin panas.
3. Batik lukis yaitu batik yang dibuat dengan tehnik melukiskan langsung di atas
kain. Alat yang digunakan dan motif yang dibuat pun lebih bebas. 4.
Batik sablon yaitu batik yang dibuat dengan menggunakan klise
hand printing
. Motif batik yang sudah dibuat klise lalu dicetak. 5.
Batik printing yaitu batik yang dibuat dengan tehnik
printing
atau menggunakan alat mesin. Tehnik pembuatannya mirip dengan batik sablon.
Bahan yang digunakan untuk membuat batik diperlukan berbagai macam bahan yaitu:
1. Mori
Mori yaitu kain atau media yang akan dipakai untuk membuat batik. Selain kain mori, bahan dasar untuk kain batik juga ada yang terbuat dari kain
sutera. Berdasarkan tingkat kehalusannya, mori dibagi menjadi empat yaitu mori primisima, mori prima, mori biru, dan mori blacu.
2. Malam Lilin
Malam lilin, yaitu bahan lilin yang fungsinya untuk menutupi bagian kain yang akan diberi warna. Malam atau
wax
merupakan zat padat yang
diproduksi secara alami. Malam diperoleh dari ekskresi tumbuh-tumbuhan, berupa damar atau resin, juga dapat berasal dari sumber hewani yang berasal dari
sarang tawon atau lebah, namun ini jarang digunakan dalam pembuatan batik. 3.
Pewarna Kain Pewarna kain, yaitu bahan yang dipakai untuk memberi warna pada kain
batik. Jumlah warna tergantung dari corak atau motif batik yang akan dibuat. Bahan pewarna dalam membatik dapat dikelompokkan menjadi dua macam,
yaitu bahan pewarna alami dan bahan pewarna sintetis. Bahan pewarna alami yaitu bahan pewarna yang diambil dari alam. Misalnya dari daun, batang, buah,
dan biji tumbuh-tumbuhan. Sedangkan bahan pewarna sintetis yaitu zat-zat warna buatan berasal dari negara asing yang masuk ke Indonesia melalui
perdagangan. Zat-zat ini merupakan zat-zat campuran kimia tertentu. Dalam pembuatan batik diperlukan peralatan sebagai berikut:
1. Wajan
Yaitu alat yang dipakai untuk memasak atau mencairkan malam lilin. Wajan untuk pembuatan batik berukuran kecil. Wajan dibuat dari logam baja,
atau tanah liat. Wajan sebaiknya bertangkai supaya mudah diangkat dan diturunkan dari perapian tanpa menggunakan alat lain.
2. Alat tulis
Yaitu peralatan yang digunakan pada saat membuat desain dan pola seperti pensil, penggaris, karet penghapus, dll.
3.
Anglo
atau kompor
Yaitu tempat perapian yang dipakai untuk memanaskan wajan yang berisi lilin.
4. Taplak
Yaitu kain yang berfungsi sebagai penutup paha pada saat proses pembatikan agar tidak sakit bila tetesan malam jatuh dipangkuannya.
5. Saringan malam
Adalah alat untuk menyaring malam panas yang banyak kotorannya, sehingga malam yang ada tidak membuat
cucuk canting
tersumbat.
6. Canting
Yaitu alat yang dipakai untuk menuliskan lilin yang telah mencair, pada kain yang akan dibuat batik.
Canting
ini dapat diibaratkan sebagai pulpen untuk menggores suatu garis, dengan media goresan yaitu kain.
Canting
tradisional terbuat dari tembaga dan bambu sebagai pegangannya. Kegunaan
canting
adalah untuk menuliskan pola batik dengan cairan malam.
7. Gawangan
Yaitu alat yang dipakai untuk meletakkan kain yang akan dibatik agar orang yang membatik mudah mengerjakannya. Kain yang akan dibatik
disangkutkan dengan membentangkan pada
gawangan
.
Gawangan
dibuat dari bahan kayu atau bambu, sehingga ringan dan mudah dipindah-pindah.
8. Bandul
Adalah alat yang terbuat dari kayu atau batu yang berfungsi untuk menahan mori yang sedang dibatik agar tidak tergeser tertiup angin atau tertarik oleh
pembatik secara tidak sengaja.
9. Meja mal
Yaitu meja yang dipakai untuk membuat mal atau pola dari motif batik. 10.
Ember Yaitu sebagai alat untuk proses pencelupan kain kedalam pewarna.
11. Panci
Yaitu alat untuk proses perebusan air dalam proses akhir
polorodan
malam. 12.
Jemuran
C. Desain