BAB II KELAS XI IPS

BAB II KELAS XI IPS
PENDUDUK
Antroposfer berasal dari kata latin antropos yang berarti manusia danspaira yang
berarti lingkungan. Jadi, antroposer artinya lingkungan bagian dari bumi yang dihuni
manusia.
Pengertian penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis
Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan mereka yang berdomisili kurang
dari 6 bulan, tetapi bertujuan untuk menetap.
Jumlah penduduk suatu negara diketahui dengan berbagai cara, yaitu dengan
sensus penduduk, registrasi, dan survei.

Macam Sensus Penduduk
a. Sensus de jure, yaitu pencacahan yang hanya dikenakan kepada setiap
orang, yang benar-benar berdiam atau bertempat tinggal di daerah negara
yang bersangkutan.
b. Sensus de facto, yaitu pencacahan yang dikenakan kepada setiap orang,
yang pada waktu diadakan sensus berada di dalam negara yang
bersangkutan.
Manfaat diadakannya sensus penduduk menurut Wardiyatmoko danBintarto sebagai
berikut.
a. Mengetahui jumlah penduduk seluruhnya.

b. Mengetahui golongan penduduk menurut jenis kelamin, umur, dan
banyaknya kesempatan kerja.
c. Mengetahui keadaan pertumbuhan penduduk.
d. Mengetahui susunan penduduk menurut mata pencaharian agar diketahui
struktur perekonomiannya.
e. Mengetahui persebaran penduduk, daerah yang terlalu padat, dan daerah
yang masih jarang penduduknya.
f. Mengetahui keadaan penduduk suatu kota dan mengetahui akibat
perpindahan.
g. Merencanakan pembangunan bidang kependudukan.

MENGHITUNG PERTUMBUHAN PENDUDUK SUATU WILAYAH
Kelahiran Atau Fertilitas/Natalitas
Ada beberapa faktor yang mendukung kelahiran (pronatalitas) dan yang
menghambat (antinatalitas).

a. Faktor-faktor Pronatalitas
Faktor-faktor pronatalitas antara lain sebagai berikut.
1) Kawin dalam usia muda atau di bawah umur,
2) Rendahnya tingkat kesehatan. Banyaknya bayi yang meninggal

menyebabkan orang tua ada kecenderungan mempunyai banyak anak.
3) Suatu anggapan: ”banyak anak banyak rezeki”. Ini sebenarnya suatu
mitos, yakni anggapan yang keliru.
4) Jaminan untuk hari tua ada yang merawat.
5) Masa-masa damai.
b. Faktor-faktor Antinatalitas
Faktor-faktor antinatalitas antara lain sebagai berikut.
1) Adanya ketentuan batas umur menikah. Di Indonesia, untuk wanita
ditetapkan minimal umur 16 tahun, sedangkan untuk laki-laki batas
minimal 19 tahun.
2) Adanya program KB
3) Adanya anggapan sebagian orang tua ‘orang tua modern’ bahwa
banyak anak menjadi beban orang tua
4) Adanya pembatasan tunjangan anak, terutama bagi pegawai negeri.
5) Masa-masa perang.

Angka Kelahiran terbagi 2:
1) Angka Kelahiran Kasar
Angka kelahiran kasar atau Crude Birth Rate (CBR) menunjukkan jumlah bayi
yang lahir setiap 1.000 penduduk dalam satu tahun.

CBR = B/P x k

Keterangan :
B = jumlah kelahiran selama satu tahun
P = jumlah penduduk pertengahan tahun
K = konstanta (1000)

Contoh:
Pada pertengahan tahun 2006, jumlah penduduk di Kecamatan X sebanyak
20.000 jiwa dan jumlah bayi yang lahir tercatat 900 anak. Berapa angka
kelahiran kasarnya?
Jawab:

CBR = 900/ 20.000x 1000
= 45 artinya pada setiap 1.000 penduduk dalam satu tahun terjadi
kelahiran sebanyak 45 bayi.

Angka kelahiran kasar digolongkan menjadi tiga, yaitu:
a) tinggi, apabila jumlah kelahiran lebih dari 30.
b) sedang, apabila jumlah kelahiran antara 20 - 30.

c) apabila jumlah kelahiran kurang dari 20.
2) Angka Keahiran Khusus = Age Spesific Birth Rate (ASBR):
menunjukkan banyaknya bayi lahir setiap 1.000 orang wanita pada usia
tertentu dalam waktu satu tahun.
ASBR = = Bx/Px x k

Keterangan :
Bx = jumlah kelahiran dari wanita pada kelompok umur tertentu
Px = jumlah wanita pada kelompok umur tertentu
K = 1000
Contoh:
Di kabupaten A terdapat wanita usia 20 - 24 sebanyak 300.000 jiwa.
Banyaknya bayi yang lahir pada tahun tersebut sebanyak 3.000 anak. Berapa
angka kelahiran khususnya?
Jawab
ASBR = 3000 / 300.000 x 1000
= 10
berarti setiap 1.000 orang wanita usia 20 - 24 tahun terdapat 10 bayi yang
lahir dalam setahun.


Angka kematian / mortalitas

Faktor yang mendukung kematian (promortalitas):
a. kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
b. kurangnya fasilitas kesehatan yang memadai
c. seringnya terjadi kecelakaan lalu lintas
d. adanya bencana alam
e. peperangan

faktor yang menghambat kematian (antimortalitas):
a. fasilitas kesehatan yang memadai
b. lingkungan yang bersih dan teratur
c. ajaran agama yang melarang bunuh diri
d. tingkat kesehatan yang tinggi

Angka Kematian (Mortalitas) terbagi 2:
1) Angka Kematian Kasar
Angka kematian kasar atau Crude Death Rate (CDR):
Menunjukkan jumlah kematian setiap 1.000 penduduk dalam setahun.


CDR = D/P x k
D = jumlah kematian selama satu tahun
P = jumlah penduduk pertengahan tahun
K = konstanta (1000)

Contoh:
Pada pertengahan tahun 2006, jumlah penduduk di Kecamatan Xsebanyak
10.000 jiwa dan jumlah penduduk yang meninggal 800 jiwa. Berapakah
angka kematian kasarnya?

Jawab:
CDR = 800/10000x 1000
= 80 artinya setiap 1.000 orang dalam 1 tahun, jumlah penduduk yang
meninggal ada 80 orang.

Angka kematian kasar terdiri atas tiga golongan, yaitu:
a)rendah, apabila jumlah mortalitasnya kurang dari 10.
b) sedang, apabila jumlah mortalitasnya antara 10 - 20.
c) tinggi, apabila jumlah mortalitasnya lebih dari 20.


2) Angka Kematian Khusus= Age Spesific Death Rate (ASBR)
menunjukkan banyaknya orang yang meninggal tiap 1.000 orang penduduk
pada usia tertentu dalam setahun.
ASDR = = Dx/Pxx k

Dx = jumlah kematian pada umur tertentu dalam setahun
Px = jumlah penduduk umur tertentu
K = 1000
Contoh:
Jumlah penduduk provinsi A yang berumur 65 - 69 tahun adalah 100.000 jiwa.
Dalam waktu satu tahun yang meninggal dunia sebanyak 20.000 jwa.
Hitunglah angka kematian khusus menurut kelompok umur di provinsi
tersebut!
Jawab
ASDR = 20.000/100.000x 1000
= 200
berumur 65 - 69 tahun,

Artinya setiap 1.000 penduduk yang


yang meninggal sebanyak 200 orang dalam
setahun.