2 1.
Pendahuluan
Proses belajar mengajar adalah suatu proses yang melibatkan guru dan siswa yang saling mendukung. Proses belajar mengajar dinyatakan berhasil jika semua
siswa mencapai nilai KKM [1]. Semakin bagus cara atau metode yang digunakan oleh guru semakin mudah siswa memahami materi. Hasil belajar yang sangat jelas
pengaruhnya adalah nilai kognitifnya. Siswa dikatakan gagal di sekolah dilihat dari hasil belajar akhir melalui tes apakah memenuhi KKM atau tidak. Faktor yang
menyebabkan siswa kesulitan belajar ada dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern [2]. Faktor intern dibagi menjadi dua yaitu faktor fisiologi kedua faktor psikologi.
Faktor ekstern terbagi menjadi dua yaitu faktor non-sosial dan sosial. Faktor sosial salah satunya adalah metode atau cara penyampaian materi. Pembelajaran yang
terjadi selama ini masih kurang melibatkan keaktifan siswa secara optimal dalam proses belajar mengajar [2].
Hasil observasi dilapangan menyatakan bahwa guru pada sekolah tersebut tidak menggunakan alat bantu mengajar. Guru masih menggunakan metode ceramah yang
hanya berpedoman pada buku paket dan LKS. Mengajar menggunakan metode ceramah materi yang diingat oleh siswa hanya sebesar 20. Metode mengajar
berbeda jika menggunakan media visual maka materi yang diingat siswa sebesar 30 [3].
Penelitian ini dilakukan guna memberikan solusi metode mengajar menggunakan media pembelajaran. Hasil akhir yang diharapkan adalah peningkatan
nilai kognitif yang maksimal pada siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa berupa nilai kognitif, dan membantu guru dalam
menyampaikan materi agar lebih menarik. Tujuan lain dari penelitian ini adalah tercapainya nilai KKM pada mata pelajaran sejarah. Penelitian ini dilakukan guna
membantu siswa untuk memahami materi yang disampaikan agar lebih menarik.
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI IPA1 dan XI IPA2 di SMA N 1 Ampel. Masalah yang dihadapi adalah beberapa meteri yang didalam buku tidak
terdapat contoh atau gambar yang jelas. Media yang digunakan dalam mengajar tidak ada. Guru hanya menggunakan metode ceramah dan berpedoman hanya pada buku
paket dan LKS saja. Pengetahuan guru akan media yang dapat menampilkan gambar sangat kurang. Dampak yang jelas pengaruhnya adalah hasil belajar siswa yang
kurang maksimal.
Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dikombinasikan dengan model pembelajaran Metode Global Ganze method . Metode ini adalah
suatu metode mengajar dimana peserta didik membaca keseluruhan materi, kemudian siswa bertanya tentang materi yang belum dipahami [4].
2. TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian terdahulu dilakukan oleh Aji, Pram Satyo dan Suparman, tentang pengaruh media pembelajaran menggunakan macromedia flash 8 pokok bahasan
internet pada mata pelajaran TIK terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPA SMA N 6 Purworejo [5]. Penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan
media
3
pembelajaran menggunakan macromedia flash dalam
pembelajaran untuk mata pelajaran TIK dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa. Sehingga dapat dikatakan
bahwa penggunaan alat bantu media pembelajaran sangat berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar [5].
Pada penelitian Neneng, dkk yang berjudul Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Mata
Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi [6]. Kesimpulan yang didapatkan adalah bahwa penerapan model pembelajaran generatif dapat meningkatkan
pemahaman siswa kususnya pada mata pelajaran TIK. Hasil penelitian juga didapatkan peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen.
Penelitian Aji dan Suparman fokus pada penggunaan media pembelajaran dengan menggunakan macromedia flash 8 sebagai media mengajar. Neneng meneliti
tentang efektifitas model pembelajaran generatif yang berpengaruh pada pemahaman siswa. Perbedaannya dengan penelitian ini adalah penelitian ini mengkombinasikan
antara media mengajar dengan model pembelajaran global Ganze method yang berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Output pada penelitian ini
adalah berupa peningkatan hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan pada kelas eksperimen.
Berkembangnya multimedia pada dunia pendidikan didasari oleh pendapat mengenai pembelajaran akan berlangsung dengan baik, efektif, dan menyenangkan
jika didukung oleh mediapembelajaran yang dapat menarik minat dan perhatian siswa [7]. Kreatifitas guru dalam menggunakan alat bantu mengajar sangat penting dalam
proses belajar mengajar [8]. Kemampuan sekolah dalam menyediakan alat bantu mengajar sejarah tidak didukung dengan guru yang kreatif tidak akan berfungsi
dengan baik. Guru menganggap alat bantu mengajar adalah suatu hal yang membuat mereka repot. Anggapan yang lain guru terbiasa menggunakan metode ceramah.
Alat bantu visual memberikan pengalaman visual kepada siswa, yakni mendorong motivasi belajar, memperjelas dan mempermudah konsep
– konsep abstrak [3]. Alat-alat audio-visual adalah alat-
alat yang “ audible” artinya dapat didengar dan alat-
alat yang “visible” artinya dapat dilihat”. Alat-alat audio-visual dapat menyampaikan pengertian atau informasi dengan cara yang lebih konkrit atau
lebih nyata daripada yang dapat disampaikan oleh kata-kata yang diucapkan, dicetak atau ditulis. Orang lebih mudah dan lebih cepat belajar dengan melihat alat-alat
sensori seperti gambar, bagan, contoh barang atau model. Mempertinggi daya serap atau daya ingat siswa dalam belajar. Masuknya media dalam proses pengajaran, maka
perencanaan dan pengembangan pembelajaran dilaksanakan secara sistemik berdasarkan pada kebutuhan dan karakteristik siswa. Media mampu mengubah
perilaku belajar siswa kearah yang lebih efektif dan efisien. Semakin tinggi tingkat teknologi pendidikannya, maka akan semakin tinggi pula media yang diperlukan [9].
Mengajar adalah proses penyampaian atau penerusan pengetahuan, sudah ditinggalkan oleh banyak orang [10]. Mengajar lebih sering dimaknai sebagai
perbuatan yang kompleks. Kompleks yang dimaksud adalah penggunaan secara kreatif
sejumlah ketrampilan
untuk menyampaikan
pesan.Pengintegrasian
4 ketrampilan yang dimaksud dilandasi oleh seperangkat teori dan diarahkan oleh suatu
wawasan.Sedangkan aplikasinya secara unik dalam arti secara simultandipengaruhi oleh semua komponen belajar mengajar. Mengajar merupakan salah satu proses
mengatur, mengorganisir lingkungan sekitar sehingga menciptakan suasana yang nyaman buat belajar [11].
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk pedoman atau acuan rencana pembelajaran [12]. Metode yang sudah disusun
kemudian dijalankan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Media mengajar dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yang rendah
[13]. Metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman siswa akan materi yang disamapaikan [14]. Sehingga dapat dikatan bahwa penggunaan model pembelajaran
mempengaruhi pemahaman siswa.
Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan bergantung bagaimana
proses belajar mengajar direncanakan dan dijalankan secara professional [15]. Setiap kegiatan pembelajaran selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu guru dan siswa.Peran
yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi ini adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi.
Kemampuan siswa dapat diukur melalui hasil belajar yang dicapai, sudah memenuhi KKM [16]. Hasil belajar siswa dapat dikatakan berhasil setelah melihat
nilai rapor. Siswa dikatakan pandai jika siswa tersebut memenuhi KKM sebaliknya jika siswa belum memenuhi KKM berarti gagal. Prestasi belajar siswa berpengaruh
terhadap proses belajar mengajar berlangsung.
3. Metode Penelitian