PERAN PANCASILA BAGI KEHIDUPAN BERBANGSA

(1)

PERAN PANCASILA BAGI KEHIDUPAN BERBANGSA

DAN BERNEGARA DI ERA GLOBALISASI

DISUSUN OLEH

HERI HERMAWAN (1410101006)

K1 EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI


(2)

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sebuah negara memerlukan suatu pedoman yang secara umum mengatur segala kehidupan yang ada dalam lingkup negara tersebut. Pedoman yang dimaksud sering disebut ideologi. Secara ideologi berasal dari kata idea yang artinya “gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita” dan logos yang berarti “ilmu”. Kata idea sendiri berasal dari kata bahasa Yunani eidos yang artinya “bentuk, gagasan” dan juga kata idein yang artinya “melihat”. Maka secara etimologis ideologi adalah berbicara tentang ilmu yang murni ada dan menjadi landasan atau pedoman dalam kehidupan masyarakat pada lingkup wilayah tertentu (Srijanti et al. 2009:18). Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa ideologi adalah suatu pegangan yang selalu digunakan dalam melakukan tindakan bagi seseorang dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Di Indonesia sendiri, ideologi yang dipakai adalah ideologi pancasila yang diambil dari dasar falsafah kehidupan masyarakat Indonesia. Saat globalisasi berkembang dimana globalisasi adalah suatu era yang sangat rawan adanya pergeseran budaya di seluruh negara karena kebanyakan negara seakan menjadikan negara-negara barat sebagai kiblat budaya, tidak terkecuali Indonesia. Berdasarkan fenomena tersebut secara umum setiap bangsa di dunia ini membutuhkan pedoman hidup untuk mempertahankan eksistensi dan keutuhan bangsanya. Seiring perkembangan zaman, ideologi pancasila yang dianut di Indonesia memperlebar fungsinya sebagai suatu alat untuk menyaring hal-hal baru dari dunia barat yang masuk ke Indonesia agar masyarakat bisa mengambil hal-hal positif yang dapat dimanfaatkan dan ditiru sesuai dengan inti sari ideologi pancasila itu sendiri. Perlebaran fungsi ideologi pancasila ini tidak didukung oleh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat Indonesia. Pancasila sebagai suatu ideologi sudah mulai luntur dengan adanya globalisasi. Yang lebih menghawatirkan adalah munculnya neokolonialisme yang pada hakikatnya timbul dari bangsa kita sendiri yang sibuk menjajah bangsanya sendiri. Semakin berkembangnya globalisasi maka semakin tergerus peran ideology pancasila sebagai pedoman hidup masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari segala tingkah laku masyarakat yang semakin tidak teratur dan menyimpang dari nilai-nilai pancasila yang dijadikan ideologi sebagai pedoman hidup masyarakat. Masyarakat lebih memilih meniru tren budaya negara barat yang ada dengan munculnya globalisasi.


(3)

Berdasarkan latar belakang diatas, maka makalah ini akan membahas tentang peran ideologi pancasila sebagai pedoman hidup masyarakat di era globalisasi.

2. Maksud Dan Tujuan

Maksud dan tujuan penulisan ini diharapkan pembaca dapat mengambil pedoman dari nilai-nilai pancasila dalam menghadapi era globalisasi sehingga bisa mengambil dampak positif dari globalisasi dan agar tetap bisa menjaga kepribadiaan dan jatidiri bangsa dalam kehidupan bernegara. Tidak hanya itu pembaca juga di harapkan dapat menerapkan norma-norma pancasila dalam kehidupan sehari-hari.


(4)

RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana peran ideologi pancasila sebagai pedoman hidup masyarakat di era globalisasi.

 Apa itu globalisai ?

 Apa peranan pancasila di era globalisasi ?

 Apa saja dampak positif dan negative globalisai ?


(5)

TINJAUAN PUSTAKA

Untuk mengkaji keterserapan lulusan pada lapangan kerja terdapat beberapa tulisan yang dapat digunakan untuk pijakan.

Tulisan Nabila Faza (www.academia.edu) yang menjelaskan tentang ideology pancasila dalam menghadapi globalisasi.

Tulisam Nies Denty Amrina (niece-nies.blogspot.com/p/article.html) yang menjelaskan tentang peran pancasila dalam menghadapi era globalisasi.


(6)

BAB IV

PEMBAHASAN

1. Fenomena Globalisasi

Globalisasi adalah fenomena dimana batasan-batasan antar negara seakan memudar karena terjadinya berbagai perkembangan di segala aspek kehidupan,khususnya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan terjadinya perkembangan berbagai aspek kehidupan khususnya di bidang iptek maka manusia dapat pergi dan berpindah ke berbagai negara dengan lebih mudah serta mendapatkan berbagai informasi yang ada dan yang terjadi di dunia. Namun fenomena globalisasi ini tidak selalu memberi dampak positif, berbagai perubahan yang terjadi akibat dari globalisasi sudah sangat terasa,baik itu di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan teknologi informasi. Berbagai dampak negatif terjadi dikarenakan manusia kurang bisa memfilter dampak dari globalisasi sehingga lebih banyak mengambil hal-hal negatif dari pada hal-hal positif yang sebenarnya bisa lebih banyak kita dapatkan dari fenomena globalisasi ini.

2. Pancasila Sebagai Pedoman Dalam Menghadapi Globalisasi

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang sudah ditentukan oleh para pendiri negara ini haruslah menjadi sebuah acuan dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara,berbagai tantangan dalam menjalankan ideologi pancasila juga tidak mampu untuk menggantikankan pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia, pancasila terus dipertahankan oleh segenap bangsa Indonesia sebagai dasar Negara, itu membuktikan bahwa pancasila merupakan ideologi yang sejati untuk bangsa Indonesia. Oleh karena itu tantangan di era globalisasi yang bisa mengancam eksistensi kepribadian bangsa, dan kini mau tak mau suka tak suka bangsa Indonesia berada di pusaran arus globalisasi dunia. Tetapi harus diingat bahwa bangsa dan negara Indonesia tak mesti kehilangan jatidiri, kendati hidup ditengah-tengah pergaulan dunia. Rakyat yang tumbuh di atas kepribadian bangsa asing mungkin saja mendatangkan kemajuan,tetapi kemajuan tersebut akan membuat rakyat tersebut menjadi asing dengan dirinya sendiri. Mereka kehilangan jatidiri yang sebenarnya sudah jelas tergambar dari nilai-nilai luhur pancasila. Dalam arus globalisasi saat ini dimana tidak ada


(7)

lagi batasan-batasan yang jelas antar setiap bangsa Indonesia, rakyat dan bangsa. Indonesia harus membuka diri. Dahulu, sesuai dengan tangan terbuka menerima masuknya pengaruh budaya hindu,islam,serta masuknya kaum barat yang akhirnya melahirkan kolonialisme. Pengalaman pahit berupa kolonialisme tentu sangat tidak menyenangkan untuk kembali terulang. Patut diingat bahwa pada zaman modern sekarang ini wajah kolonialisme dan imperialisme tidak lagi dalam bentuk fisik, tetapi dalam wujud lain seperti penguasaan politik dan ekonomi. Meski tidak berwujud fisik, tetapi penguasaan politik dan ekonomi nasional oleh pihak asing akan berdampak sama seperti penjajahan pada masa lalu, bahkan akan terasa lebih menyakitkan. Dalam pergaulan dunia yang kian global, bangsa yang menutup diri rapat-rapat dari dunia luar bisa dipastikan akan tertinggal oleh kemajuan zaman dan kemajuan bangsa-bangsa lain. Bahkan, negara sosialis seperti Uni Soviet yang terkenal anti dunia luar tidak bisa bertahan dan terpaksa membuka diri. Maka kini, konsep pembangunan modern harus membuat bangsa dan rakyat Indonesia membuka diri. Dalam upaya untuk meletakan dasar-dasar masyarakat modern, bangsa Indonesia bukan hanya menyerap masuknya modal, teknologi, ilmu pengetahuan, dan ketrampilan, tetapi juga terbawa masuk nilai-nilai sosial politik yang berasal dari kebudayaan bangsa lain. Yang terpenting adalah bagaimana bangsa dan rakyat Indonesia mampu menyaring agar hanya nilai-nilai kebudayaan yang baik dan sesuai dengan kepribadian bangsa saja yang terserap. Sebaliknya, nilai-nilai budaya yang tidak sesuai apalagi merusak tata nilai budaya nasional mesti ditolak dengan tegas. Kunci jawaban dari persoalan tersebut terletak pada Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara. Bila rakyat dan bangsa Indonesia konsisten menjaga nilai-nilai luhur bangsa, maka nilai-nilai atau budaya dari luar yang tidak baik akan tertolak dengan sendirinya. Cuma, persoalannya, dalam kondisi yang serba terbuka seperti saat ini justeru jati diri bangsa Indonesia tengah berada pada titik nadir. Bangsa dan rakyat Indonesia kini seakan-akan tidak mengenal dirinya sendiri sehingga budaya atau nilai-nilai dari luar baik yang sesuai maupun tidak sesuai terserap bulat-bulat. Nilai-nilai yang datang dari luar serta-merta dinilai bagus, sedangkan nilai-nilai luhur bangsa yang telah tertanam sejak lama dalam hati sanubari rakyat dinilai usang. Lihat saja sistem demokrasi yang kini tengah berkembang di Tanah Air yang mengarah kepada faham liberalisme. Padahal, negara Indonesia seperti ditegaskan dalam pidato Bung Karno di depan Sidang Umum PBB menganut faham demokrasi Pancasila yang berasaskan gotong royong, kekeluargaan, serta musyawarah dan mufakat.


(8)

Sistem politik yang berkembang saat ini sangat gandrung dengan faham liberalisme dan semakin menjauh dari sistem politik berdasarkan Pancasila yang seharusnya dibangun dan diwujudkan rakyat dan bangsa Indonesia. Terlihat jelas betapa demokrasi diartikan sebagai kebebasan tanpa batas. Hak asasi manusia (HAM) dengan keliru diterjemahkan dengan boleh berbuat semaunya dan tak peduli apakah merugikan atau mengganggu hak orang lain. Budaya dari luar, khususnya faham liberalisme, telah merubah sudut pandang dan jati diri bangsa dan rakyat Indonesia. Pergeseran nilai dan tata hidup yang serba liberal memaksa bangsa dan rakyat Indonesia hidup dalam ketidakpastian. Akibatnya, seperti terlihat saat ini, konstelasi politik nasional serba tidak jelas. Para elite politik tampak hanya memikirkan kepentingan dirinya dan kelompoknya semata. Dalam kondisi seperti itu sekali lagi peran Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara memegang peranan penting. Pancasila akan menilai nilai-nilai mana saja yang bisa diserap untuk disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila sendiri. Dengan begitu, nilai-nilai baru yang berkembang nantinya tetap berada di atas kepribadian bangsa Indonesia. Pasalnya, setiap bangsa di dunia sangat memerlukan pandangan hidup agar mampu berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas arah dan tujuan yang hendak dicapai. Dengan pandangan hidup, suatu bangsa mempunyai pedoman dalam memandang setiap persoalan yang dihadapi serta mencari solusi dari persoalan tersebut. Dalam pandangan hidup terkandung konsep mengenai dasar kehidupan yang dicita-citakan suatu bangsa. Juga terkandung pikiran-pikiran terdalam dan gagasan suatu bangsa mengenai wujud kehidupan yang dicita-citakan. Pada akhirnya pandangan hidup bisa diterjemahkan sebagai sebuah kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki suatu bangsa yang diyakini kebenarannya serta menimbulkan tekad bagi bangsa yang bersangkutan untuk mewujudkannya. Karena itu, dalam pergaulan kehidupan berbangsa dan bernegara, bangsa Indonesia tidak bisa begitu saja mencontoh atau meniru model yang dilakukan bangsa lain, tanpa menyesuaikan dengan pandangan hidup dan kebutuhan bangsa Indonesia.

3. Dampak-dampak Globalisasi

 Dampak positif globalisasi

 Pemerintah dijalankan secara terbuka dan demokratis.

 Terbukanya pasar interrnasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara.

 Kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa


(9)

yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasinalisme kita terhadap bangsa.

 Kesejahteraan sosial karena adanya perkembangan zaman seseorang akan berusaha mensejahterakan dirinya dan keluarganya

 Dampak negatif globalisasi.

 Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran.

 Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri.

 Masyarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas dirinya sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.

 Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi.


(10)

PENUTUP

1. Kesimpulan

Jadi kesimpulan dari makalah ini adalah Negara Indonesia maupun Negara manapun tidak bisa menghindari dampak globalisasi, karena apabila suatu Negara menutup diri dari dunia luar maka kemungkinan Negara tersebut akan tertinggal jauh dari perkembangan Negara yang lainnya

2.Saran

Saran saya sebagai penulis agar para pembaca dapat mengenal tentang arti globalisasi secara mendalam, karena hal tersebut sangat mempengaruhi berbagai macam aspek tidak terkecuali pancasila yang menjadi ideology Negara kita, sebagai warga Negara yang baik kita harus menyaring berbagai macam pengaruh globalisasi, ambil sisi positif dan hindari sisi negatifnya agar perkembangan Negara Indonesia menjadi lebih baik diantara Negara-negaralainnya dibelahandunia


(11)

DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.com/

http://www.opensubscriber.com/ http://abdulghanni.blogspot.com/


(1)

BAB IV

PEMBAHASAN

1. Fenomena Globalisasi

Globalisasi adalah fenomena dimana batasan-batasan antar negara seakan memudar karena terjadinya berbagai perkembangan di segala aspek kehidupan,khususnya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan terjadinya perkembangan berbagai aspek kehidupan khususnya di bidang iptek maka manusia dapat pergi dan berpindah ke berbagai negara dengan lebih mudah serta mendapatkan berbagai informasi yang ada dan yang terjadi di dunia. Namun fenomena globalisasi ini tidak selalu memberi dampak positif, berbagai perubahan yang terjadi akibat dari globalisasi sudah sangat terasa,baik itu di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan teknologi informasi. Berbagai dampak negatif terjadi dikarenakan manusia kurang bisa memfilter dampak dari globalisasi sehingga lebih banyak mengambil hal-hal negatif dari pada hal-hal positif yang sebenarnya bisa lebih banyak kita dapatkan dari fenomena globalisasi ini.

2. Pancasila Sebagai Pedoman Dalam Menghadapi Globalisasi

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang sudah ditentukan oleh para pendiri negara ini haruslah menjadi sebuah acuan dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara,berbagai tantangan dalam menjalankan ideologi pancasila juga tidak mampu untuk menggantikankan pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia, pancasila terus dipertahankan oleh segenap bangsa Indonesia sebagai dasar Negara, itu membuktikan bahwa pancasila merupakan ideologi yang sejati untuk bangsa Indonesia. Oleh karena itu tantangan di era globalisasi yang bisa mengancam eksistensi kepribadian bangsa, dan kini mau tak mau suka tak suka bangsa Indonesia berada di pusaran arus globalisasi dunia. Tetapi harus diingat bahwa bangsa dan negara Indonesia tak mesti kehilangan jatidiri, kendati hidup ditengah-tengah pergaulan dunia. Rakyat yang tumbuh di atas kepribadian bangsa asing mungkin saja mendatangkan kemajuan,tetapi kemajuan tersebut akan membuat rakyat tersebut menjadi asing dengan dirinya sendiri. Mereka kehilangan jatidiri yang sebenarnya sudah jelas tergambar dari nilai-nilai luhur pancasila. Dalam arus globalisasi saat ini dimana tidak ada


(2)

lagi batasan-batasan yang jelas antar setiap bangsa Indonesia, rakyat dan bangsa. Indonesia harus membuka diri. Dahulu, sesuai dengan tangan terbuka menerima masuknya pengaruh budaya hindu,islam,serta masuknya kaum barat yang akhirnya melahirkan kolonialisme. Pengalaman pahit berupa kolonialisme tentu sangat tidak menyenangkan untuk kembali terulang. Patut diingat bahwa pada zaman modern sekarang ini wajah kolonialisme dan imperialisme tidak lagi dalam bentuk fisik, tetapi dalam wujud lain seperti penguasaan politik dan ekonomi. Meski tidak berwujud fisik, tetapi penguasaan politik dan ekonomi nasional oleh pihak asing akan berdampak sama seperti penjajahan pada masa lalu, bahkan akan terasa lebih menyakitkan. Dalam pergaulan dunia yang kian global, bangsa yang menutup diri rapat-rapat dari dunia luar bisa dipastikan akan tertinggal oleh kemajuan zaman dan kemajuan bangsa-bangsa lain. Bahkan, negara sosialis seperti Uni Soviet yang terkenal anti dunia luar tidak bisa bertahan dan terpaksa membuka diri. Maka kini, konsep pembangunan modern harus membuat bangsa dan rakyat Indonesia membuka diri. Dalam upaya untuk meletakan dasar-dasar masyarakat modern, bangsa Indonesia bukan hanya menyerap masuknya modal, teknologi, ilmu pengetahuan, dan ketrampilan, tetapi juga terbawa masuk nilai-nilai sosial politik yang berasal dari kebudayaan bangsa lain. Yang terpenting adalah bagaimana bangsa dan rakyat Indonesia mampu menyaring agar hanya nilai-nilai kebudayaan yang baik dan sesuai dengan kepribadian bangsa saja yang terserap. Sebaliknya, nilai-nilai budaya yang tidak sesuai apalagi merusak tata nilai budaya nasional mesti ditolak dengan tegas. Kunci jawaban dari persoalan tersebut terletak pada Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara. Bila rakyat dan bangsa Indonesia konsisten menjaga nilai-nilai luhur bangsa, maka nilai-nilai atau budaya dari luar yang tidak baik akan tertolak dengan sendirinya. Cuma, persoalannya, dalam kondisi yang serba terbuka seperti saat ini justeru jati diri bangsa Indonesia tengah berada pada titik nadir. Bangsa dan rakyat Indonesia kini seakan-akan tidak mengenal dirinya sendiri sehingga budaya atau nilai-nilai dari luar baik yang sesuai maupun tidak sesuai terserap bulat-bulat. Nilai-nilai yang datang dari luar serta-merta dinilai bagus, sedangkan nilai-nilai luhur bangsa yang telah tertanam sejak lama dalam hati sanubari rakyat dinilai usang. Lihat saja sistem demokrasi yang kini tengah berkembang di Tanah Air yang mengarah kepada faham liberalisme. Padahal, negara Indonesia seperti ditegaskan dalam pidato Bung Karno di depan Sidang Umum PBB menganut faham demokrasi Pancasila yang berasaskan gotong royong, kekeluargaan, serta musyawarah dan mufakat.


(3)

Sistem politik yang berkembang saat ini sangat gandrung dengan faham liberalisme dan semakin menjauh dari sistem politik berdasarkan Pancasila yang seharusnya dibangun dan diwujudkan rakyat dan bangsa Indonesia. Terlihat jelas betapa demokrasi diartikan sebagai kebebasan tanpa batas. Hak asasi manusia (HAM) dengan keliru diterjemahkan dengan boleh berbuat semaunya dan tak peduli apakah merugikan atau mengganggu hak orang lain. Budaya dari luar, khususnya faham liberalisme, telah merubah sudut pandang dan jati diri bangsa dan rakyat Indonesia. Pergeseran nilai dan tata hidup yang serba liberal memaksa bangsa dan rakyat Indonesia hidup dalam ketidakpastian. Akibatnya, seperti terlihat saat ini, konstelasi politik nasional serba tidak jelas. Para elite politik tampak hanya memikirkan kepentingan dirinya dan kelompoknya semata. Dalam kondisi seperti itu sekali lagi peran Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara memegang peranan penting. Pancasila akan menilai nilai-nilai mana saja yang bisa diserap untuk disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila sendiri. Dengan begitu, nilai-nilai baru yang berkembang nantinya tetap berada di atas kepribadian bangsa Indonesia. Pasalnya, setiap bangsa di dunia sangat memerlukan pandangan hidup agar mampu berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas arah dan tujuan yang hendak dicapai. Dengan pandangan hidup, suatu bangsa mempunyai pedoman dalam memandang setiap persoalan yang dihadapi serta mencari solusi dari persoalan tersebut. Dalam pandangan hidup terkandung konsep mengenai dasar kehidupan yang dicita-citakan suatu bangsa. Juga terkandung pikiran-pikiran terdalam dan gagasan suatu bangsa mengenai wujud kehidupan yang dicita-citakan. Pada akhirnya pandangan hidup bisa diterjemahkan sebagai sebuah kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki suatu bangsa yang diyakini kebenarannya serta menimbulkan tekad bagi bangsa yang bersangkutan untuk mewujudkannya. Karena itu, dalam pergaulan kehidupan berbangsa dan bernegara, bangsa Indonesia tidak bisa begitu saja mencontoh atau meniru model yang dilakukan bangsa lain, tanpa menyesuaikan dengan pandangan hidup dan kebutuhan bangsa Indonesia.

3. Dampak-dampak Globalisasi

 Dampak positif globalisasi

 Pemerintah dijalankan secara terbuka dan demokratis.

 Terbukanya pasar interrnasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara.

 Kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa


(4)

yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasinalisme kita terhadap bangsa.

 Kesejahteraan sosial karena adanya perkembangan zaman seseorang akan berusaha mensejahterakan dirinya dan keluarganya

 Dampak negatif globalisasi.

 Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran.

 Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri.

 Masyarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas dirinya sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.

 Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi.


(5)

PENUTUP

1. Kesimpulan

Jadi kesimpulan dari makalah ini adalah Negara Indonesia maupun Negara manapun tidak bisa menghindari dampak globalisasi, karena apabila suatu Negara menutup diri dari dunia luar maka kemungkinan Negara tersebut akan tertinggal jauh dari perkembangan Negara yang lainnya

2.Saran

Saran saya sebagai penulis agar para pembaca dapat mengenal tentang arti globalisasi secara mendalam, karena hal tersebut sangat mempengaruhi berbagai macam aspek tidak terkecuali pancasila yang menjadi ideology Negara kita, sebagai warga Negara yang baik kita harus menyaring berbagai macam pengaruh globalisasi, ambil sisi positif dan hindari sisi negatifnya agar perkembangan Negara Indonesia menjadi lebih baik diantara Negara-negaralainnya dibelahandunia


(6)

DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.com/

http://www.opensubscriber.com/ http://abdulghanni.blogspot.com/ http//academia.edu/