Perancangan Sistem ART Sri Yulianto J.P. Yessica Nataliani Anton Kurniawan Penerapan logika fuzzy pada sistem Full text

95 dimana: H i,j = nilai akhir sesudah dilakukan operasi pengambangan C i,j = nilai skala keabuan hasil pengontrasan K 1 dan K 2 = konstanta pengambangan R1 Jika Maka R2 Jika Maka R3 Jika Maka R4 Jika Maka R5 Jika Maka R6 Jika Maka Jika Maka Jika Maka R7 R8 Gambar 3 Aturan Fuzzy

3. Perancangan Sistem

Perancangan sistem dibutuhkan untuk membantu proses pengembangan dan untuk dokumentasi perangkat lunak sistem. Pada perancangan sistem ini, akan diuraikan mengenai elemen-elemen pengembangan sistem yang digunakan, yaitu Data Flow Diagram DFDDiagram Alir Data DAD yang merupakan sebuah teknik grafis yang menggambarkan aliran informasi dan transformasi yang diaplikasikan pada saat data bergerak dari input menjadi output. DFD dapat dipartisi ke dalam tingkat-tingkat yang merepresentasikan aliran informasi yang bertambah. DFD memberikan suatu mekanisme bagi pemodelan fungsional dan pemodelan aliran informasi. Pada DFD level 1 sistem deteksi tepi kanker ini, hanya terdapat satu entitas yaitu expert user dan terdapat lima proses yaitu proses grayscale, proses fuzzifikasi Penerapan Logika Fuzzy Kurniawan, dkk. 96 Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 6. No. 1, Februari 2009: 1-100 nilai selisih dan min-max, proses contrast, proses threshold, dan proses visualisasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4. EXPERT USER inputan citra Grayscale Fuzzifikasi Nilai selisih dan Min- Max Contrast Threshold hasil deteksi tepi Visualisasi 1 2 3 5 hasil fuzzifikasi hasil grayscale hasil contrast hasil threshold 4 hasil grayscale hasil contrast hasil fuzzifikasi Gambar 4 DFD Level 1 CAD Kanker Payudara Dari flowchart pada Gambar 5 dapat dijelaskan mengenai alur algoritma deteksi tepi menggunakan aturan Fuzzy seperti berikut: Sebagai inputan diperlukan sebuah citra X-Ray yang didiagnosis kanker payudara. 1. Citra asli yang digunakan merupakan citra warna yang diubah menjadi citra skala keabuan delapan bit grayscale dengan perhitungan R+G+B3. 2. Tepi dideteksi dengan membandingkan nilai keabuan sebuah titik terhadap titik tetangganya. Derajat keanggotaan tepi merupakan selisih sebuah titik dengan titik tetangganya. Dalam aplikasi ini setiap titik memiliki delapan titik tetangga yang membentuk matriks 3x3. Hasil operasi tersebut menghasilkan nilai 0-255 dengan pusat konsentrasi berada di sekitar nilai 127,5. 3. Setelah itu untuk mendeteksi tepi dipergunakan delapan aturan fuzzy sederhana. Derajat tepi setiap titik dihitung dengan mencari nilai minimum di antara tiga titik di sekitarnya yang terletak di sudut kiri atas, kiri bawah, kanan atas, kanan bawah, horizontal atas, horizontal bawah, vertikal kiri, dan vertikal kanan. Sesudah mencari nilai minimum dari tiga titik di sekitarnya, dilakukan operasi untuk mencari nilai maksimum dari kedelapan hasil yang didapatkan. Nilai ini dipakai sebagai nilai hasil fuzzifikasi. 4. Untuk memperbaiki hasil yang didapatkan dilakukan operasi pengontrasan dilakukan menurut persamaan: Ci, j = Kµ i,j - P + P 5. Setelah dikontraskan, untuk lebih memperjelas hasil yang diperoleh, dilakukan operasi pengambangan threshold. Tujuan operasi threshold ini untuk mendapatkan citra biner. Operasi threshold dilakukan menurut persamaan: H i,j =        2 1 jika , 1 2 C atau 1 C jika , K i,j C K K i,j K i,j 97 Citra X-Ray Kanker Citra diubah menjadi grayscale 8 bit R+G+B 3 Dicari selisih nilai maksimal dari setiap titik piksel tetangga Pengontrasan citra Ci, j = Kµ i,j - P + P Dicari nilai maksimal dari minimal titik piksel tetangga Threshold H i,j =        2 1 jika , 1 2 C atau 1 C jika , K i,j C K K i,j K i,j Mulai Selesai Gambar 5 Flowchart Proses CAD Kanker Payudara

4. Implementasi dan Analisa Sistem