RESPONSIBILITY TANGGUNG JAWAB M01383

5

3. RESPONSIBILITY TANGGUNG JAWAB

Tanggung jawab adalah kata yang dalam bahasa Inggris responsibility berasal dari kata response responstanggapan dan ability kemampuan. Tanggung jawab adalah kemampuan kita merespons atau menanggapi tiap kejadian yang terjadi di dalam hidup kita. Jika kita melihat dalam perspektif iman Kristen, kejadian negatif direspons dengan nilai positif yang lebih besar, hasilnya akan menjadi positif dan menjadi pelajaran serta pengalaman yang berharga Matius 5:43-44. Tanggung jawab di sini dimengerti bukan sebagai kewajiban beban, tetapi komitmen sebagai panggilan untuk bersekutu, bersaksi dan melayani Meta, 2005. Persekutuan di sini adalah persekutuan antara Kristus sebagai Kepala dan Gereja sebagai Tubuh-Nya. Persekutuan itu harus terjalin antara anggota yang satu dengan anggota yang lain, karena persekutuan itu bersifat dinamis selalu bergerak, giat, tidak kaku, dan terbuka tidak menutup diri, tidak egois, tidak sombong. Kesaksian yang dimaksudkan disini adalah evangelisasi sebagai bentuk pembinaan bagi warga gereja supaya tetap hidup, menghayati injil dari segi perkataan maupun perbuatan, dan pekabaran Injil sebagai upaya memberitakan Injil ke dalam dunia bagi mereka yang belum percaya. Sedangkan melayani dihubungkan dengan pelayanan kasih, anggota saling membantu dalam penderitaan, saling menolong yang kuat menanggung yang lemah Roma 15: 1, melayani orang miskin Yakobus 2:5, mengunjungi anak yatim dan lain sebagainya. Albert Einstein pernah berkta The Price of Greatness is Responsibility, bahwa harga sebuah kebesaran ada pada tanggung jawab. Pernyataan tersebut mendeskripsikan dua pemahaman dalam hal tanggungjawab. Pada satu sisi, tanggungjawab menggambarkan keberhasilan seseorang dalam menjalankan suatu kegiatan yang dipercayakan. Pada sisi lain, ketika orang tersebut gagal atau membuat suatu kesalahan, maka hal itu harus diterima sebagai suatu pengalaman hidup yang membentuk kepribadian yang konsisten, konsekuen dan jentelmen. Dengan kata lain, kegagalan atau kesalahan harus diterima sebagai suatu tanggungjawab dan jangan mengelak, berdalih, apalagi mencari kambing hitam dengan melemparkan kegagalan atau kesalahan tersebut kepada orang lain. Apa yang dapat kita pelajari tentang tanggung jawab dalam hubungan dengan kehidupan Yesus? Membuat suatu keputusan yang benar, ketika Jesus harus menolak ajakan iblis untuk menyuruh menjatuhkan diri dan menjadikan 6 batu-batu menjadi roti. Keputusan yang tepat disertai argumentasi yang benar tentang suatu kehidupan yang tidak bergantung pada manusia tetapi mengandalkan hidup pada Allah dan setiap Firman yang keluar dari mulut-Nya. Jesus berpikir dan bertindak rasional, mampu bertindak tanpa bimbingan atau pengawasan, karena berdampak pada perilaku-Nya dan orang lain. Jesus dapat dipercaya atau diandalkan untuk melakukan hal-hal sendiri, karena memiliki reputasi yang sangat baik, dipercaya untuk menangung dosa dunia dan manusia yang bukan karena perbuatan-Nya. Dia tidak akan menyalahkan orang lain untuk setiap masalah, sebaliknya, Jesus memiliki karakter untuk melakukannya demi keselamatan banyak orang bahkan seisi dunia.

4. MENCIPTAKAN RASA MEMILIKI