Penyus
Be 2010 se
untuk output
tuhkan unit. B
produk menya
dicapa jukkan
yang te
Ni ini ber
4,39 pa ratio
I kan da
duksi menun
kan un kin ef
kinerja dingka
menun kabupa
secara dengan
ra 7–8
Tab
Sumbe
G
sunan Indika
esaran koefis ecara total 8
memperole t dalam ren
n investasi Besaran ko
ktivitas PM angkut pertu
i. Semakin k n semakin e
erjadi. ilai ICOR ka
rada diatas ada tahun 2
ICOR meru alam menen
suatu negar njukkan bah
ntuk mengha fisien. Sehin
a investasi n an dengan
njukan bahw aten Sleman
nasional. Be n ICOR prov
persen selam
bel 2. Perkem
Tahun
2007 2008
2009 2010
Rata-rata
er : BPS Prov DIY
Gambar 2. ICO
ator Ekonom
sien ICOR A 8,69; hal ini
eh penamb ntang period
fisik PMTB efisien ICO
MTB yang umbuhan ek
kecil koefisi efisien pem
abupaten Sle ICOR nasio
010. Increme upakan ukur
ntukan tingk ra. Nilai IC
hwa investa asilkan outp
ngga bisa d nasional leb
kabupaten wa daya sa
n masih lem egitu juga ji
vinsi DIY ya ma tiga terak
mbangan ICO
Y, BPS Kab.Slem
OR dan Laju Pe
mi Didi Nury
Akumulasi pe menggamb
bahan satu de tersebut
B sebanyak OR mereflek
pada akh konomi yang
ien ICOR m mbentukan m
eman sebesa onal yaitu se
ental capital o ran yang di
kat efisiensi COR yang re
si yang dib put menjadi
dikatakan b bih efisien d
Sleman. H aing investa
mah dibandin ika dibandin
ang berkisar khir, maka k
OR Kabupate
Nasional
3,81 4,14
5,39 4,39
4,43
man, dan Kemen
ertumbuhan E
yadin dan Jam eriode
barkan unit
dibu- k 8,69
ksikan hirnya
g bisa menun-
modal ar 8,69
ebesar output
iguna- i pro-
endah butuh-
sema- bahwa
diban- Hal ini
asi di ngkan
ngkan r anta-
kinerja inv
ma de
tin lai
DK pe
ba pe
ata sem
an de
da bu
kin pr
20 pe
an inv
me sa
an me
en Sleman d
nterian Keuanga
Ekonomi ADH
mzani Sodik vestasi atau
asih di atas emikian, ICO
nggi apabila in, seperti p
KI Jakarta 4 ersen pada t
Dari Gam ahwa terdap
ertumbuhan au semakin
makin rend ntara LPE d
engan tingk apat pula dij
uhan ekonom nerja invest
roses produk
b. ICOR
010 dihitung endekatan in
n modal teta vestasi yang
enghasilkan ma. Hasil p
ngka ICOR enurut sekto
dan Nasional,
ICOR Provinsi D
8,53 7,13
8,14 -
7,93
an, 2011.
HK 2000, Kabu
u nilai ICO s rata-rata p
OR provins a dibanding
provinsi Jaw 4,6 persen d
tahun 2010. bar 2
dan Ta pat korelasi
ekonomi tinggi laju p
ah ICOR. N an ICOR di
at signifikan jelaskan bah
mi yang leb tasi akan l
ksi yang lebi
Sektoral. I
g dengan me nvestasi sam
p bruto PM g dilakukan
n nilai tamb perhitungan
Kabupaten or dan subse
, ADHK 2000
DIY
upaten Sleman
R kabupate provinsi DIY
si DIY juga gkan denga
wa Timur 3, dan provinsi
abel 3 , dapat
i negatif an LPE deng
pertumbuhan Nilai koefisie
iperoleh seb nsi 5 persen
hwa pada laj bih tinggi, d
lebih efisien h efisien pul
ICOR sekto etode standa
ma dengan pe MTB dan lag
n pada tahu bah pada ta
menunjukk n Sleman
ektor.
0 Tahun 2007
Kab.Slema
8,70 7,99
9,18 8,69
8,64
n Tahun 2006
89
en Sleman Y. Namun
terbilang an daerah
,2 persen, Riau 3,09
dijelaskan ntara laju
gan ICOR n ekonomi
en korelasi besar -0,91
n. Hal ini u pertum-
diharapkan n melalui
la. ral Tahun
ar dengan embentuk-
g 0 bahwa un t akan
ahun yang kan bahwa
bervariasi
7 - 2010
an
- 2010
Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 13, Nomor 1, April 2012: 83-95 90
Tabel 3. Matrik Korelasi LPE dan ICOR Kabupaten Sleman Tahun 2006–2010
Variabel LPE ICOR
LPE 1,000000
-0,919755 ICOR -0,919755
1,000000
Sumber: Hasil Analisis, 2011.
Beberapa kecenderungan yang dapat
diamati di antaranya: Pertama adalah Sektor Pertanian dan Sektor Perdagangan, Hotel dan
Restoran khususnya Subsektor Hotel yang memiliki nilai ICOR negatif masing-masing
-46,28 dan -4,49. Bahkan untuk Sektor Pertani- an, hanya Subsektor Perikanan saja yang memi-
liki nilai ICOR positif. Koefisien ICOR yang bernilai negatif, dapat dimaknai bahwa investa-
si yang dilakukan belumtidak efisien pada saat itu. Namun demikian, pada kasus Sektor
Pertanian ICOR negatif lebih disebabkan kare- na output yang dihasilkan relatif sangat kecil
dibandingkan dengan output tahun sebelum- nya. Pada tahun 2010, sektor ini terpengaruh
erupsi Merapi, yang menyebabkan output Tahun 2010 lebih kecil dibanding Tahun 2009.
Output menurun negatif selanjutnya menye- babkan ICOR pada Tahun 2010 negatif. Sama
halnya dengan Sektor Pertanian, Sektor Perda- gangan, Hotel dan Restoran khususnya Subsek-
tor Hotel juga sangat terpengaruh oleh erupsi merapi terutama di wilayah Kaliurang.
Kedua, yakni sektor dan subsektor yang
tercatat memiliki nilai ICOR tinggi dua digit, meliputi Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih
seluruh subsektor, Pengangkutan dan Komu- nikasi Subsektor Pengangkutan dan Sektor
Jasa-jasa Subsektor Pemerintahan Umum. Terhadap tingginya nilai ICOR, dapat dijelas-
kan bahwa secara umum sektor dan subsektor tersebut merupakan sektor pelayanan publik
yang memerlukan investasi cukup tinggi. Secara khusus ditambahkan bahwa tingginya
biaya investasi untuk armada angkutan dan jasa penunjang angkutan yang terjadi pada
tahun 2010 dan tidak secara langsung meng- hasilkan nilai tambah pada tahun yang sama,
turut memberikan kontribusi terhadap tinggi- nya nilai ICOR. Sektor Listrik dan Air Bersih
dan Sektor Pangangkutan dan Komunikasi juga memiliki karakter yang padat modal dan inves-
tasinya bersifat jangka panjang. Lebih lanjut, terhadap nilai ICOR Subsektor Pemerintahan
Umum dapat dijelaskan bahwa pengeluaran pemerintah kabupaten Sleman melalui APBD
yang dapat dikategorikan sebagai investasi adalah pengeluaran untuk modal pembangun-
an dan biaya rehabilitasi sarana dan prasarana publik. Sebagai bentuk investasi terhadap fung-
si pelayanan masyarakat dalam hal pelayanan umum, tentu saja hal ini tidak serta merta akan
menghasilkan nilai tambah. Harus disadari bahwa pengeluaran investasi pemerintah uta-
manya kepada barang publik yang notabene tidak dapat diharapkan akan terjadi penciptaan
nilai tambah dengan segera Lihat Tabel 4 dalam Lampiran
.
Ketiga, sektor dan subsektor dengan nilai
ICOR rendah efisien, yang meliputi: Sektor Pertanian Subsektor Perikanan, Sektor Per-
tambangan dan Penggalian, Sektor Industri Pengolahan, Sektor Perdagangan Hotel dan
Restoran Subsektor Perdagangan Besar dan Eceran dan Restoran, Sektor Pengangkutan
dan Komunikasi Subsektor Komunikasi, Sektor Keuangan, dan Sektor Jasa-jasa Subsek-
tor Swasta. Selain memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pembentukan PDRB, sektor
dan subsektor tersebut memiliki kinerja investasi yang baik. Sektor Industri Pengolahan
dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran cukup memiliki daya saing sebagai daya tarik
bagi masuknya investor di kabupaten Sleman.
3. Kebutuhan Investasi. Untuk memperki-