HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN MOTIVASI KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA WANITA BAGIAN GILING ROKOK DI PT NOJORONO KUDUS

i

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN MOTIVASI
KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA
WANITA BAGIAN GILING ROKOK
DI PT NOJORONO KUDUS
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh
Febry Candra Adityana
NIM. 6450408087

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
2013

Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakltas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang

Januari 2013
Abstrak
Febry Candra Adityana
Hubungan antara Status Gizi dan Motivasi Kerja dengan Produktivitas
Tenaga Kerja Wanita Bagian Giling Rokok di PT Nojorono Kudus.
XII + 94 halaman + 13 tabel + 9 gambar + 16 lampiran
Dalam kondisi perkembangan pembangunan kearah industrialisasi dan
pesaingan pasar yang semakin ketat, sangat diperlukan tenaga kerja yang sehat dan
produktif. Tenaga kerja memiliki peranan dan kedudukan yang sangat penting
sebagai pelaku dan tujuan pembangunan karena dituntut adanya sumber daya
manusia yang berkualitas dan mempunyai produktivitas yang tinggi. Salah satu dari
faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas tinggi adalah Status Gizi dan
Motivasi Kerja. Dengan adanya Status Gizi dan Motivasi Kerja yang baik tenaga
kerja mampu meningkatkan kesejahteraan dan daya saing di era globalisasi. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk Untuk mengetahui hubungan antara Status Gizi dan
Motivasi Kerja dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Bagian Giling Rokok di
PT Nojorono Kudus.
Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross
sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja yang ada pada bagian
Giling rokok di PT Nojorono Kudus. Teknik pengambilan sampel dengan metode

Purposive sampling dan menggunakan rumus Stanlay Lemeslow sehingga
didapatkan jumlah sampel 69 pekerja sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Instrumen dalam penelitian ini adalah pengukuran Status Gizi dengan menggunakan
microtois, timbangan injak, dan pengisian kuesioner Motivasi Kerja. Analisis data
dilakukan secara univariat dan bivariat (menggunakan uji Chi-Square dengan α=
0,05).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara Status Gizi
dengan Produktivitas Kerja (p-value 0,003) serta nilai kolerasi r = 0,333 yang berarti
ada hubungan rendah dan Motivasi Kerja dengan Produktivitas Kerja (p-value 0,002)
serta nilai kolerasi r = 0,345 yang berarti ada hubungan rendah.
Saran yang diberikan kepada Pimpinan PT Nojorono Kudus adalah
hendaknya dilakukan upaya untuk memelihara dan meningkatkan status gizi kerja
dengan tidak mengganti jatah makan tambahan dengan uang sehingga program gizi
kerja dapat tercapai serta peningkatan motivasi kerja untuk memperoleh
produktivitas yang tinggi, yaitu dengan peningkatan kualitas pengawasan dan
pembayaran atau gaji serta memberikan penilaian work performance indikator secara
rutin bagi karyawan sehingga dapat meningkatkan motivasi dalam bekerja.
Kata Kunci : Status Gizi, Motivasi Kerja, Produktivitas Kerja
Kepustakaan : 29 (1994-2009)


ii

Public Health Departement
Sport Science Faculty
Semarang State University
January 2013
Abstract

Febry Candra Adityana
The relationship between Nutritional Status and Working Motivation with
Productivity the Woman Part Milled Smoking PT Nojorono Kudus.
XIII + 94 pages +13 tables + 9 figure + 16 appendices
In development progress towards industrialization and rivalry of the market
getting tougher, the healthy and productive labors are very needed. Labor has a role
and a very important positions as principals and development object as required the
presence of qualified human resources and having productivity. One of the factors
that may affect the high productivity is the nutritional status and working motivation.
The nutritional status and good working motivation of labor may able to increase
prosperity and competitiveness in the era of globalization. The purpose of this
research is to to find out the relationship between nutritional status and working

motivation with the women labor productivity in cigarette milling sector at PT
Nojorono Kudus.
The type of this research is observational analytic with cross sectional
approach. The population in this research is the entire labors who work in cigarette
milling sector at PT Nojorono Kudus. The technical sampling by using purposive
sampling method and stanlay lemeslow formula, so it can be obtained that there are
69 workers as the entire samples according to the criteria that have been settled. The
instrument of this research is the nutritional Status measurement by using microtois,
the scales of stampede, and filling the questionnaire working motivation. Data
analysis was done by univariate and bivariat (using Chi-Square with α= 0,05).
The conclusion from this study that there is a relationship between nutritional
Status and work productivity (p-value of 0.003) as well as the value of correlatioan r
= 0.333 which means that there is a low connection and working motivation with
work productivity (p-value of 0.002) as well as the value of correlatioan r = 0,345
which means that there is a low connection.
The advice might be given to the menegement of PT Nojorono Kudus is he
should do the effort to maintain and improve the nutritional status of work with an
extra meal ration does not replace with money so that the work can be accomplished
nutrition programs as well as increased motivation of working to achieve high
productivity, increased quality of surveillance and payment or salary and provide

assessment of work performance indicators routinely for employees so as to enhance
motivation in work.
Keywords
: Nutritional Status, Working Motivation, Work Productivity
Librarianship : 29 (1994-2009)

iii

PENGESAHAN
Telah disidangkan di hadapan panitia ujian skripsi Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, skripsi atas nama:
Nama

: Febry Candra Adityana

NIM

: 6450408087

Judul


: Hubungan Antara Status Gizi dan Motivasi Kerja dengan
Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Bagian Giling Rokok di PT
Nojorono Kudus

Pada hari : Senin
Tanggal : 6 Mei 2013
Panitia Ujian:
Ketua,

Sekretaris,

Drs. H. Harry Pramono, M.Si.
NIP. 19591019 198503 1 001

Irwan Budiono, S.KM., M.Kes.
NIP. 19751217 200501 1 003

Dewan Penguji


Ketua,

Evi Widowati, S.KM., M.Kes.
NIP. 19830206 200812 2 003

Anggota,
(Pembimbing Utama)

Drs. Sugiharto, M.Kes.
NIP. 19550512 198601 1 001

Anggota,
Drs. Bambang Wahyono, M.Kes.
(Pembimbing Pendamping) NIP. 19600610 198703 1 002

iv

Tanggal

MOTTO DAN PERSEMBAHAN


MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah
selesai dari urusanmu, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain dan
hanya kepada Tuhanmulah kamu berharap, (Qs Al-Insirah: 6-8)”.

PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya pesembahkan kepada:
1. Ayahnda Suyono dan Ibunda Ngatini
2. PT Nojorono Kudus.
3. Almamater Unnes.

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, berkah dan karuniaNya, sehingga skripsi yang berjudul “Hubungan antara Status Gizi dan Motivasi
Kerja dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Bagian Giling Rokok di PT
Nojorono Kudus” dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun untuk memenuhi
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Jurusan Ilmu

Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri
Semarang.
Sehubungan dengan pelaksanaan penelitian sampai penyelesaian skripsi ini,
dengan rendah hati disampaikan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, Bapak Drs. H.
Harry Pramono, M.Si, atas Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing
Skripsi.
2. Pembantu Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
Negeri Semarang, Bapak Drs. Tri Rustiadi, M.Kes., atas ijin penelitian.
3. Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang, Ibu Dr. dr. Hj. Oktia Woro K.H., M.Kes., atas
persetujuan penelitian.
4. Pembimbing I, Bapak Drs. Sugiharto, M.Kes., atas bimbingan, arahan serta
masukan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Pembimbing II, Bapak Drs. Bambang Wahyono, M.Kes., atas bimbingan, arahan
serta masukan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Kepala HRD PT. Nojorono Kudus, Bapak Dwi Widodo, atas ijin penelitian.

vi


7. Kepala Bagian SKT PT. Nojorono Kudus, Bapak D. Hardiyanto, atas

ijin

penelitian.
8. Kepala BAPPEDA Kudus, Bapak Mas’ut SH., M.Hum., atas ijin penelitian.
9. Ayahnda Suyono dan Ibunda Ngatini, atas do’a, pengorbanan dan motivasi baik
moril maupun materiil sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
10. Adikku (Deby), atas do’a, motivasi dan semangat sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
11. Teman Kos (Angga, Habib, Siget, Riza, Nizar), atas masukan dan motivasinya
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
12. Teman diskusi (Agung, Aripta, Nugroho, Andhika, Irkhas, Reza, Yoga, Chris,
Hilda, Chandra) atas kebersamaan, bantuan dan motivasinya dalam penyusunan
skripsi ini.
13. Teman Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Angkatan 2008, atas masukan serta
motivasinya dalam penyusunan skripsi ini.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas masukannya dalam
penyelesaian skripsi ini.
Semoga amal baik dari semua pihak mendapatkan pahala yang berlipat ganda

dari Allah SWT. Disadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan guna penyempurnaan karya
selanjutnya. Semoga skripsi ini bermanfaat.
Semarang,

Penyusun
vii

Mei 2013

DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ...................................................................................................................

i

ABSTRAK .............................................................................................................

ii

ABSTRACT ...........................................................................................................

iii

PERSETUJUAN ....................................................................................................

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................

v

KATA PENGANTAR ...........................................................................................

vi

DAFTAR ISI .......................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL..................................................................................................

xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................

1

1.1

Latar Belakang ...............................................................................................

1

1.2

Rumusan Masalah..........................................................................................

5

1.3

Tujuan Penelitian ...........................................................................................

5

1.4

Manfaat Penelitian .........................................................................................

5

1.5

Keaslian Penelitian .......................................................................................

6

1.6

Ruang Lingkup Penelitian .............................................................................

7

BAB II LANDASAN TEORI ..............................................................................

9

2.1

Pengertian Produktivitas Kerja ......................................................................

9

2.2

Faktor yang Berhubungan dengan Produktivitas Kerja .................................

9

2.3

Pengertian Status Gizi ................................................................................... 16
viii

2.4

Pengertian Motivasi Kerja ............................................................................. 22

2.5

Pengukuran Produktivitas .............................................................................. 29

2.6

Kerangka Teori .............................................................................................. 31

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 32
3.1

Kerangka Konsep .......................................................................................... 32

3.2

Variabel Penelitian......................................................................................... 33

3.3

Hipotesis Penelitian ....................................................................................... 33

3.4

Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel .................................. 34

3.5

Rancangan Penelitian..................................................................................... 34

3.6

Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................................... 35

3.7

Sumber Data Penelitian ................................................................................. 37

3.8

Instrumen Penelitian ...................................................................................... 37

3.9

Validitas dan Reliabilitas ............................................................................... 38

3.10 Pengambilan Data .......................................................................................... 38
3.11 Pelaksanaan Pengambilan Data ..................................................................... 39
3.12 Pengolahan dan Analisis Data ....................................................................... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................ 43
4.1

Diskripsi Data ................................................................................................ 43

4.2

Hasil Penelitian .............................................................................................. 45

BAB V PEMBAHASAN ....................................................................................... 52
5.1

Hubungan antara Status Gizi dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita
Bagian Giling Rokok di PT Nojorono Kudus................................................ 52

ix

5.2

Hubungan antara Motivasi Kerja dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita
Bagian Giling Rokok di PT Nojorono Kudus................................................ 54

5.3

Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 58

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 59
6.1

Simpulan ........................................................................................................ 59

6.2

Saran .............................................................................................................. 59

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 61
LAMPIRAN ........................................................................................................... 63

x

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.1: Keaslian Penelitian.................................................................................

6

Tabel 1.2: Perbedaan Penelitian ..............................................................................

7

Tabel 3.1: Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ........................... 34
Tabel 3.2: Pelaksanaan Kegiatan Pengambilan Data .............................................. 40
Tabel 3.3: Pedoman Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi................................ 42
Tabel 4.1: Distribusi Responden berdasarkan Usia ................................................ 44
Tabel 4.2: Distribusi Responden berdasarkan Masa Kerja ..................................... 45
Tabel 4.3: Distribusi Responden berdasarkan Status Gizi ...................................... 46
Tabel 4.4: Distribusi Responden berdasarkan Motivasi Kerja................................ 47
Tabel 4.5: Distribusi Responden berdasarkan Aspek Motivasi Kerja .................... 48
Tabel 4.6: Distribusi Responden berdasarkan Produktivitas Kerja ........................ 48
Tabel 4.7: Hubungan antara Status Gizi dengan Produktivitas Kerja ..................... 50
Tabel 4.8: Hubungan antara Motivasi Kerja dengan Produktivitas Kerja .............. 51

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1: Kerangka Teori .................................................................................. 31
Gambar 3.1: Kerangka Konsep ............................................................................... 32
Gambar 4.1: Distribusi Responden berdasarkan Usia ............................................ 44
Gambar 4.2: Distribusi Responden berdasarkan Masa Kerja ................................. 45
Gambar 4.3: Distribusi Responden berdasarkan Status Gizi .................................. 46
Gambar 4.4: Distribusi Responden berdasarkan Motivasi Kerja............................ 47
Gambar 4.5: Distribusi Responden berdasarkan Produktivitas Kerja .................... 49
Gambar 4.6: Distribusi Responden berdasarkan Hubungan antara Status Gizi
dengan Produktivitas Kerja ................................................................ 50
Gambar 4.7: Distribusi Responden berdasarkan Hubungan antara Motivasi Kerja
dengan Produktivitas Kerja ................................................................ 51

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1: Kuesioner Motivasi Kerja................................................................... 63
Lampiran 2: Daftar Identitas Responden ................................................................ 66
Lampiran 3: Daftar Status Gizi Responden ........................................................... 68
Lampiran 4: Daftar Motivasi Kerja Responden ...................................................... 70
Lampiran 5: Perhitungan Interpretasi Skor Kuesioner Penelitian........................... 72
Lampiran 6: Data Produktivitas Kerja Responden.................................................. 78
Lampiran 7: Hasil Analisis Univariat ..................................................................... 81
Lampiran 8: Hasil Analisis Bivariat........................................................................ 83
Lampiran 9: Surat Keputusan Dosen Pembimbing ................................................. 86
Lampiran 10: Surat Ijin Observasi dari FIK UNNES ............................................. 87
Lampiran 11: Surat Ijin Penelitian dari FIK UNNES ............................................. 88
Lampiran 12: Surat Ijin Penelitian dari Kesbangpolinmas Kabupaten Kudus ....... 89
Lampiran 13: Surat Ijin Penelitian dari BAPEDA Kabupaten Kudus .................... 90
Lampiran 14: Surat Keterangan Diijinkan Penelitian dari BAPEDA ..................... 91
Lampiran 15: Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian .......................... 92
Lampiran 16: Dokumentasi ..................................................................................... 93

xiii

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam kondisi perkembangan pembangunan kearah industrialisasi dan
pesaingan pasar yang semakin ketat, sangat diperlukan tenaga kerja yang sehat dan
produktif. Searah dengan hal tersebut, kebijakan pembangunan dibidang kesehatan
ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh
masyarakat, termasuk masyarakat tenaga kerja. Tenaga kerja memiliki peranan dan
kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan karena
dituntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas dan mempunyai produktivitas
yang tinggi. Tenaga kerja yang demikian mampu meningkatkan kesejahteraan dan
daya saing di era globalisasi (Anies, 2005:23).
Seiring dengan majunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di
era globalisasi ini, setiap negara termasuk bangsa Indonesia menghadapi tantangan
untuk meningkatkan sumber daya manusia yang ada pada saat ini. Manusia dalam
pekerjaannya tidak merupakan mesin yang bekerja

begitu saja, tanpa perasaan,

pikiran dan kehidupan sosial. Manusia adalah suatu yang paling komplek. Manusia
memiliki rasa suka dan benci, gembira dan sedih, berani dan takut, dan lain-lain
sebagainya. Manusia mempunyai kehendak, kemampuan, angan-angan, dan cita-cita.
Manusia memiliki dorongan hidup tertentu. Selain itu, manusia mempunyai pikiran
dan pertimbangan, yang menentukan sikap dan pendiriannya dan manusia juga
mempunyai pergaulan hidup, baik di rumahnya, atau di tempat kerjanya, maupun di
masyarakat luas. Maka demilkian seorang tenaga kerja memliki perasaan, pikiran,
1

2
dan kehidupan sosial seperti itu. Faktor-faktor tersebut yang menyebabkan pengaruh
yang tidak sedikit terhadap kepada keadaan pekerja dalam pekerjaannya (Suma’mur
P.K., 1996:207).
Kesehatan dan daya kerja sangat erat hubungannya dengan tingkat gizi kerja
seseorang. Tubuh memerlukan zat dari makanan untuk pemeliharaan tubuh, yang
banyak sedikitnya keperluan ini sangat tergantung pada usia, jenis kelamin,
lingkungan dan beban yang diderita oleh seseorang. Zat makanan tersebut diperlukan
juga untuk pekerjaan dan meningkatkan sepadan dengan lebih beratnya pekerjaan.
Pekerjaan memerlukan tenaga yang sumbernya adalah makanan (Suma’mur P.K.,
1996:50).
Seseorang tenaga kerja dengan sikap mental, motivasi yang tinggi serta
disiplin dan etos kerja yang tinggi akan selalu memacu dirinya untuk bekerja lebih
produktif. Motivasi kerja adalah dorongan kehendak yang ada dalam diri tenaga
kerja untuk berperilaku meningkatkan produktivitas kerja. Motivasi ini didasarkan
atas adanya keyakinan bahwa bekerja produktif akan memberikan manfaat bagi
dirinya (A.M. Sugeng Budiono, dkk., 2003:265).
Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata
maupun fisik (barang atau jasa) dengan masuknya yang sebenarnya. Misalnya saja,
’’produktivitas adalah ukuran efisiensi produk. Suatu perbandingan antara hasil
keluaran dan masukan atau output:input. Masukan sering dibatasi dengan tenaga
kerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik bentuk dan nilai
(Muchdarsyah Sinungan, 2003:12).
Bagi perusahaan, tenaga kerja merupakan aset yang sangat menentukan
aspek keberhasilan, baik dalam rangka memperoleh keuntungan perusahaan maupun
dalam rangka kelangsungan perusahaan dan pengembangan usaha lebih lanjut. Untuk

3
itu perusahaan perlu memiliki sumber daya manusia yang mempunyai etos kerja
yang tinggi, keahlian, keterampilan, semangat dan profesionalisme yang tinggi pula.
Sehingga dapat dikatakan bahwa tenaga kerja sebagai sumber daya manusia
memegang peranan yang utama dalam proses peningkatan produktivitas kerja (A.M.
Sugeng Budiono, dkk., 2003:244).
Pendapat Suterneister menyatakan bahwa produktivitas sekitar 90%
bergantung kepada kinerja tenaga kerja, dan yang 10 % bergantung kepada
perkembangan teknologi dan bahan mentah. Selanjutnya kinerja tenaga kerja 80-90
% bergantung kepada motivasi

bekerja dan yang 10-20%

bergantung kepada

kemampuannya, motivasi tenaga kerja untuk 50% bergantung kepada kondisi sosial,
40% bergantung kepada kebutuhan dan 10% bergantung kepada kondisi fisik
(Siswanto Sastrohadiwiryo, 2003:275).
PT Nojorono adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang rokok
yang berada di Kabupaten Kudus. Perusahaan tersebut mempunyai banyak tenaga
kerja yang tersebar dalam beberapa bagian khususnya pada bagian giling dan batil.
Rata-rata mereka bekerja selama 9,5 jam dalam sehari. Semua aktivitas dimulai jam
06.00 WIB sampai dengan 15.30 WIB. Berdasarkan observasi awal pada bulan April
didapatkan hasil bahwa dari 10 responden terdapat 6 responden yang Status Gizinya
tidak memenuhi syarat, yaitu dengan menunjukkan hasil 4 responden dengan kriteria
gemuk dan 2 responden dengan kriteria kurus. Kemudian observasi kedua dilakukan
pada bulan november untuk mengetahui hasil produksi pada bulan Agustus,
September, dan Oktober 2012. Dari hasil observasi tersebut diketahui perminggunya
pada bulan Agustus minggu ke empat pekerja tidak memenuhi target 230.000 batang
rokok dari target 5.750.000 batang rokok pekerja hanya dapat menyelesaikan

4
5.520.000 batang rokok, pada bulan September minggu ke tiga pekerja tidak
memenuhi target 180.000 batang rokok dari target 5.230.000 batang rokok pekerja
hanya dapat menyelesaikan 5.050.000 batang rokok, dan yang terakhir pada bulan
Oktober minggu ke empat pekerja tidak memenuhi target 865.000 batang rokok dari
target 4.872.000 batang rokok pekerja hanya dapat menyelesaikan 4.007.000 batang
rokok. Hal ini dapat disebabkan karena banyak tenaga kerja yang tidak masuk
dikarenakan sakit, cuti atau keluar dari perusahaan yang perbulannya hampir 25%.
Sehingga berdampak pada ketidak sesuaian dengan target yang ditentukan dari pusat.
Meningkatnya produksi yang dihasilkan tidak hanya tergantung pada mesinmesin yang modern, modal yang cukup dan bahan baku yang banyak, tetapi
tergantung kepada orang yang melaksanakan pekerjaan. Tenaga kerja sebagai
pelaksana dalam kegiatan perusahaan harus diarahkan untuk mencapai tingkat
produktivitas yang optimal (A.M. Sugeng Budiono, dkk., 2003:244).
Salah satu sarana untuk meningkatkan hasil produksi yaitu dengan
memotivasi karyawan. Motivasi merupakan setiap kegiatan yang mendorong,
meningkatkan gairah dan mengajak karyawan untuk bekerja lebih efektif, serta
meningkatakan praktek yang tidak produktif, dapat merupakan bagian pokok dari
usaha meningkatkan pekerjaan yang efektif. Untuk mencapai produktivitas kerja
yang tinggi maka status gizi dan motivasi kerja harus tetap terpelihara atau bahkan
meningkat (Bambang Kussriyanto, 1999:10).
Dari latar belakang diatas menjadi alasan peneliti mengambil judul:
Hubungan antara Status Gizi dan Motivasi Kerja dengan Produktifitas Tenaga Kerja
Wanita Bagian Giling Rokok Di PT Nojorono Kudus.

5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan dalam penelitian
adalah:
“Adakah Hubungan antara Status Gizi dan Motivasi Kerja dengan
Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Bagian Giling Rokok di PT Nojorono Kudus?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara Status Gizi dan
Motivasi Kerja dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Bagian Giling Rokok di
PT Nojorono Kudus.
1.4 Manfaat penelitian
1.4.1 Untuk Tenaga kerja
Hasil penelitian diharapkan dapat berguna untuk tenaga kerja khususnya
pada peningkatan produktivitas giling rokok di PT. Nojorono Kudus.
1.4.2 Untuk Perusahaan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk mengetahui
status gizi dan motivasi kerja , serta dapat menjadi masukan bagi perusahaan dalam
rangka peningkatan produktivitas dan efisiensi

kerja serta sebagai data yang

digunakan untuk pertimbangan bagi perusahaan dalam menentukan kebijaksanaan.
1.4.3 Untuk Penulis
Manfaat bagi penulis untuk mengetahui hubungan antara antara Status gizi
dan Motivasi Kerja dengan Produktifitas Tenaga Kerja Wanita Bagian Giling Rokok
Di PT Nojorono Kudus.

6
1.5 Keaslian Penelitian
Keaslian penelitian ini diperoleh dari penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Nikmatul Fitri tahun 2006 dan Waris Ambar M tahun 2011 (Tabel 1.1).
Tabel 1.1: Keaslian Penelitian
No
Judul
Nama
Penelitian Penelitian
(1)
(2)
(3)
1.
Hubungan Nikmatul
antara
Fitri
motivasi
kerja
dengan
kinerja
perawat di
Instalasi
Inap
RSUD
Tugurejo
Semarang.

2.

Hubungan
antara
status gizi
dengan
produktivi
tas kerja
pada
tenaga
kerja
wanita
bagian
pelinting
rokok di
pabrik
Wisma
Jaya
Putera
Kab.
Demak.

Waris
Ambar M.

Tahun
Penelitian
(4)
2006

Jenis
penelitian
(5)
Cross
Sectional

Variabel
Penelitian
(6)
Variabel
Bebas:
Motivasi
kerja
Variabel
Terikat:
Produktivi
tas kerja

2005

Cross
Sectional

Variabel
Bebas:
Status
Gizi
Variabel
Terikat:
Produktivi
tas kerja.

Hasil
Penelitian
(7)
Ada
hubungan
yang
segnifikan
antara
motivasi
kerja
dengan
kinerja
perawat di
Instalasi
inap
RSUD
Tugurejo
Semarang
Ada
hubungan
antara
status gizi
dengan
produktivi
tas kerja
wanita
bagian
pelinting
rokok di
pabrik
Wisma
Jaya
Putera
Kab.
Demak

7
1.5.1

Matrik Perbedaan Penelitian
Matrik pebedaan penelitian digunakan untuk mengetahui perbedaan

penelitian yang dilakukan sekarang dengan peneliti sebelumnya (Tabel 1.2).
Tabel 1.2: Perbedaan Penelitian
No

Beda

(1)
(2)
1. Judul

2.

Tahun
dan
Tempat

3.

Variabel

Febry Candra Adityana

Nikmatul
Fitri
(3)
(4)
Hubungan antara Status Hubungan
gizi dan Motivasi Kerja antara
dengan Produktifitas
motivasi
Kerja Bagian Giling
kerja dengan
Rokok Di PT Nojorono kinerja
Kudus.
perawat di
Instalasi inap
RSUD
Tugurejo
Semarang.
Tahun 2012 PT
2006, RSUD
Nojorono Kudus.
Tugurejo
Semarang.
Variabel Bebas: Status
Gizi dan Motivasi
Kerja
Variabel Terikat:
Produktivitas Kerja.

Variabel
Bebas:
Motivasi
kerja
Variabel
Terikat:
Produktivitas
kerja.

Waris Ambar
Musyawaroh
(5)
Hubungan antara
status gizi dengan
produktivitas kerja
pada tenaga kerja
wanita bagian
pelinting rokok di
pabrik Wisma Jaya
Putera Kec. Mijen
Kab. Demak.
2005, Di pabrik
Wismajaya Putera
Kec. Mijen Kab.
Demak
Variabel Bebas: Status
Gizi
Variabel Terikat:
Produktivitas kerja

1.6 Ruang Lingkup Penelitian
1.6.1 Ruang lingkup Tempat
Penelitian dilakukan di PT Nojorono Jl. Jendral Sudirman No. 86-B Kudus.

8
1.6.2 Ruang Lingkup Waktu
Ruang lingkup waktu meliputi proses penyusunan proposal yang dilakukan
pada bulan Maret 2012 hingga mulai dilakukan penelitian yang dapat dilakukan pada
bulan Januari 2013.
1.6.3 Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi meliputi kajian tentang Ilmu Kesehatan Masyarakat
dalam bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Gizi Masyarakat mengenai Status
Gizi dan Motivasi Kerja terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Wanita bagian Giling
Rokok di PT Nojorono Kudus.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Produktivitas Kerja
Menurut A.M. Sugeng Budiono, dkk (2003:263) produktivitas mempunyai
beberapa pengertian. Pertama, menurut pengertian fisiologis, produktivitas
mengandung pengertian sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa
mutu kehidupan ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari
ini. Dalam suatu perusahaan atau pabrik, manajemen harus terus-menerus melakukan
perbaikan proses produksi, sistem kerja, lingkungan kerja, teknologi, dan lain-lain.
Kedua, produktivitas adalah perbandingan antara keluaran (output) dan masukan
(input).
2.2 Faktor yang Berhubungan dengan Produktivitas Kerja
2.2.1 Beban Kerja
Berupa beban fisik, mental, maupun sosial yang mempengaruhi tenaga kerja
sehingga upaya penempatan pekerja yang sesuai dengan kemampuan perlu
diperhatikan. Ketetapan penempatan tenaga kerja meliputi kecocokan, pengalaman,
mengurangi beban kerja dengan modifikasi cara kerja, atau perencanaan mesin serta
alat kerja.
Menurut Tarwaka, dkk (2004:95), faktor yang mempengaruhi beban kerja adalah
2.2.1.1 Faktor Eksternal
Faktor eksternal beban kerja adalah beban kerja yang berasal dari luar
tubuh pekerja. Aspek beban kerja eksternal sering disebut sebagai stressor. Yang
termasuk beban kerja eksternal adalah:
9

10
Pertama, tugas-tugas. Tugas ada yang bersifat fisik seperti, tata ruang kerja,
stasiun kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja dan alat bantu kerja.
Tugas juga ada yang bersifat mental seperti, kompleksitas pekerjaan dan tanggung
jawab terhadap pekerjaan.
Kedua, organisasi kerja. Organisasi kerja yang mempengaruhi beban kerja
misalnya, lamanya waktu kerja, waktu istirahat, kerja bergilir, sistem pengupahan,
kerja malam, musik kerja, tugas dan wewenang.
Ketiga, lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi
beban kerja adalah yang termasuk dalam beban tambahan akibat lingkungan kerja.
Misalnya saja lingkungan kerja fisik (penerangan, kebisingan, getaran mekanisme),
lingkungan kerja kimiawi (debu, gas pencemaran udara), lingkungan kerja biologis
(bakteri, virus dan parasit) dan lingkungan kerja psikologis (penempatan tenaga
kerja).
2.2.1.2 Faktor Internal
Faktor internal beban kerja adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu
sendiri sebagai akibat adanya reaksi dari beban kerja eksternal. Reaksi tersebut
dikenal dengan strain. Secara ringkas faktor internal meliputi:
1.

Faktor somatis, yaitu jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, kondisi kesehatan,
status gizi.

2.

Faktor psikis, yaitu motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan, kepuasan, dll.

2.2.2 Beban tambahan akibat lingkungan kerja
Sebagai tambahan kepada beban kerja yang langsung akibat pekerjaan
sebenarnya, suatu pekerjaan biasanya dilakukan dalam suatu lingkungan atau situasi,
yang berakibat beban tambahan pada jasmani dan rohani tenaga kerja (Suma’mur
P.K., 1996:49).

11
Terdapat 5 (lima) faktor penyebab beban tambahan yang dimaksud, yaitu:
(1) Faktor fisik, meliputi penerangan, suhu, udara, kelembaban, cepat rambat udara,
suara, vibrasi mekanis, radiasi dan tekanan udara; (2) Faktor kimia, yaitu gas, uap,
debu, kabut, asap, awan, cairan, dan benda padat; (3) Faktor biologi, baik dari
golongan tumbuhan atau hewan; (4) Faktor fisiologis seperti konstruksi mesin, sikap
dan cara kerja; (5) Faktor mental psikologi, yaitu suasana kerja, hubungan diantara
pekerja atau dengan pengusaha, pemilihan kerja dan lain-lain (Suma’mur P.K.,
1996:49).
2.2.3 Kapasitas Kerja
Kapasitas kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu dengan yang lainnya
hal ini dipengaruhi oleh:
2.2.3.1 Keterampilan
Semakin tinggi keterampilan kerja yang dimiliki, semakin efisien badan dan
jiwa pekerja, sehingga beban kerja menjadi relatif sedikit. Tidaklah heran apabila
angka sakit dan mangkir kerja sangat kurang pada mereka yang memiliki
keterampilan tinggi, bila mereka cukup memotivasi dan dedikasi (Suma’mur. P.K.,
1996:50). Keterampilan banyak pengaruhnya terhadap produktivitas kerja karyawan.
Keterampilan karyawan perusahaan dapat ditingkatkan melalui trening, kursus dan
lain-lain. Peningkatan percepatan keterampilan tenaga kerja diharapkan mampu
merubah struktur keterampilan tenaga kerja dalam jangka panjang menjadi struktur
bentuk “guci” dengan konsentrasi dibagian tengah untuk dapat melaksanakan
pekerjaan guna mendukung proses industrialisasi (A.M. Sugeng Budiono, dkk.,
2003:234).

12
2.2.3.2 Masa kerja
Masa kerja adalah jangka waktu orang sudah bekerja dari pertama mulai
masuk hingga sekarang masih bekerja. Masa kerja dapat diartikan sebagai sepenggal
waktu yang agak lama dimana seseorang tenaga kerja masuk dalm satu wilayah
tempat usaha sampai batas waktu tertentu (Suma’mur P.K., 1996:71). Masa kerja
dapat dikategorikan menjadi:
1. Masa kerja baru: < 6 tahun
2. Masa kerja sedang: 6-10 tahun
3. Masa kerja lama: (> 10 tahun)
2.2.3.3 Kesegaran jasmani
Kesegaran jasmani dan rokhani adalah penunjang penting produktivitas
seseorang dalam kerjanya. Kesegaran tersebut dimulai sejak memasuki pekerjaan
dan terus dipelihara selama bekerja, bahkan sampai setelah berhenti bekerja.
Kesegaran jasmani dan rokhani tidak saja pencerminan kesehatan fisik dan mental,
tetapi juga gambaran keserasian penyesuaian seseorang dengan pekerjaannya yang
banyak dipengaruhi oleh kemampuan, pengalaman, pendidikan, dan pengetahuan
yang dimiliki (Suma’mur P.K., 1996:50).
2.2.3.4 Jenis Kelamin
Laki-laki dan wanita berbeda dalam kemampuan fisiknya dan kekuatan
kerja ototnya. Menurut pengalaman, ternyata biologi pada wanita tidak
mempengaruhi kemampuan fisik, melainkan lebih bersifat sosial dan cultural.
Ukuran dan daya tahan tubuh wanita berbeda dengan pria. Beberapa data
menunjukkan bahwa pekerja wanita lebih diperlukan pada suatu industri yang

13
memerlukan lebih banyak keterampilan dan ketelitian dari pada tenaga laki-laki. Jadi
secara umum wanita hanya mempunyai kekuatan fisik 2/3 dari kemampuan fisik
laki-laki, tetapi dalam hal tertentu wanita lebih teliti. Untuk kerja fisik wanita
mempunyai VO2 max 15-30% lebih rendah dari laki-laki. Kondisi tersebut
menyebabkan presentase lemak tubuh wanita lebih tinggi dari kadar Hb darah lebih
rendah dari pada laki-laki (Tarwaka, dkk., 2004:9).
2.2.3.5 Usia
Usia produktif

adalah antara 15-54 tahun. Kebanyakan kinerja fisik

mencapai puncak pada usia pertengahan dua puluhan dan kemudian menurun dengan
bertumbuhnya usia. Semakin dengan bertambahnya usia maka kemampuan jasmani
dan rohaninyapun akan berkurang secara berlahan-lahan. Aktivitas hidup juga
berkurang yang mengakibatkan semakin bertambahnya ketidakmampuan tubuh
dalam berbagai hal. Usia seseorang berbanding langsung dengan kapasitas fisik
sampai batas tertentu dan mencapai puncaknya pada usia 25 tahun. Pada usia 50-60
tahun kekuatan otot menurun sebesar 25%, kemampuan sensoris-motoris menurun
sebanyak 60%. Selanjutnya kemampuan fisik seseorang yang berusia lebih dari 60 th
tinggal mencapai 50% dari usia orang yang berusia 25 tahun (Tarwaka, dkk.,
2004:9).
2.2.3.6 Status Gizi
Manusia yang sehat dan mendapatkan makanan yang cukup, baik kualitas
maupun kuantitasnya maka akan memiliki kemampuan yang maksimal dalam
menjalani hidupnya. Kemampuan maksimal ini disebutkan kapasitas kerja orang
dewasa. Namun apabila energi yang diperoleh dari makanan tidak cukup, maka

14
orang akan bekerja dibawah kapasitas kerja seharusnya. Secara keseluruhan
kandungan energi yang rendah dalam makanan akan membawa dampak berupa
penurunan kegiatan otot, efisiensi kerja otot rendah dan lama waktu bekerja
berkurang. Dengan adanya gangguan ini maka kapasitas kerja secara keseluruhan
menjadi berkurang dan keadaan ini tentunya akan menyebabkan penurunan
produktivitas kerja (Sjahmien Moehji, 2003:11). Daya tahan tubuh seseorang
biasanya dipengaruhi dari gizi dan makanan yang didapat, dengan semua itu akan
memberikan semangat kerja tiap karyawan untuk memacu prestasi sehingga
produktivitas kerja karyawan akan tercapai. Kesehatan tenaga kerja dan produktivitas
kerja erat kaitannya dengan tingkat atau keadaan gizi. Seseorang tenaga kerja dengan
keadaan gizi yang baik akan memiliki kapasitas kerja yang lebih baik, begitu pula
sebaliknya. Tenaga kerja memerlukan makanan yang bergizi untuk pemeliharaan
tubuh, untuk perbaikan dari sel-sel dan jaringan, untuk pertumbuhan sampai masa
tertentu dan untuk melakukan kegiatan termasuk pekerjaan. Seseorang tenaga kerja
dengan keadaan gizi yang baik akan memiliki kapasitas kerja dan ketahanan tubuh
yang lebih baik, begitu pula sebaliknya pada tenaga kerja dengan keadaan gizi yang
buruk dan dengan beban kerja yang berat akan mengganggu kerja dan mempercepat
kelelahan (A.M. Sugeng Budiono, dkk., 2003:154).
2.2.3.7 Motivasi
Motivasi merupakan kekuatan atau motor pendorong kegiatan seseorang
kearah dan tujuan tertentu dan melibatkan segala kemampuan yang dimiliki untuk
mencapainya (Tarwaka, dkk., 2004:139). Maka dengan adanya pengakuan dan
prestasi yang dicapai berupa insentif, adanya kesempatan bagi karyawan untuk

15
mengembangkan dirinya melalui pelatihan, dengan kondisi pekerjaan yang cukup
menyenangkan dan tempat kerja yang nyaman, didukung oleh hubungan kerja yang
harmonis serta adanya jaminan keselamatan kerja dan sistem penggajian yang baik
akan mendorong tenaga kerja untuk melakukan pekerjaannya dengan penuh
tanggung jawab. Tingginya tanggung jawab para karyawan membawa konsekuensi
yang ditunjukan dengan pencapain hasil produksi yang sesuai dengan target atau
melebihi target yang ditentukan. Seseorang karyawan dengan sikap mental, motivasi
yang tinggi serta disiplin dan etos kerja yang tinggi akan selalu memicu dirinya
untuk bekerja lebih produktif. Motivasi ini didasrkan atas adanya keyakinan bahwa
bekerja produktif akan memberikan manfaat bagi dirinya (A.M. Sugeng Budiono,
dkk., 2003:265).
2.2.3.8 Kondisi Kesehatan
Pengertian “sehat” senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik
mental dan sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan
kesehatan melainkan juga menunjukan kemampuan untuk berinteraksi dengan
lingkungan dan pekerjaan (A.M. Sugeng Budiono, dkk., 2003:97). Kesehatan dan
daya kerja sangat erat hubungannya dengan tingkat gizi seseorang. Pekerjaan
membutuhkan tenaga yang sumbernya adalah makanan. Kondisi kesehatan
merupakan penunjang penting produktivitas seseorang dalam bekerja. Kondisi
tersebut dimulai sejak memasuki pekerjaan dan terus dipelihara selama bekerja,
bahkan sampai setelah berhenti bekerja (Suma’mur P.K., 1996:203).
2.2.3.9 Kelelahan Kerja
Semua jenis pekerjaan akan menghasilkan kelelahan kerja. Kelelahan kerja
akan menurunkan kinerja dan menambah tingkat kesalahan. Sehingga dapat

16
mengganggu pencapaian produktivitas kerja yang tinggi. Kelelahan yang terus
menerus setiap hari akan berakibat keadaan kelelahan yang kronis. Perasaan lelah
tidak saja terjadi sesudah bekerja sore hari, tetapi juga selama bekerja bahkan
kadang-kadang sebelumnya (Suma’mur P.K., 1996:192).
2.3 Pengertian status gizi
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaaan zat gizi. Dibedakan menjadi status gizi buruk atau kurang, baik dan
lebih (Sunita Almatsier, 2002:3). Daya tahan tubuh seseorang biasanya dipengaruhi
dari gizi dan makanan yang didapat, dengan semua itu akan memberikan semangat
kerja tiap karyawan untuk memacu prestasi sehingga produktivitas kerja karyawan
akan tercapi. Kesehatan tenaga kerja dan produktivitas kerja erat kaitannya dengan
tingkat atau keadaan gizi.
Seseorang tenaga kerja dengan keadaan gizi yang baik akan memiliki
kapasitas kerja yang lebih baik, begitu pula sebaliknya. Tenaga kerja memerlukan
makanan yang bergizi untuk pemeliharaan tubuh, untuk perbaikan dari sel-sel dan
jaringan, untuk pertumbuhan sampai masa tertentu dan untuk melakukan kegiatan
termasuk pekerjaan. Seseorang tenaga kerja dengan keadaan gizi yang baik akan
memiliki kapasitas kerja dan ketahanan tubuh yang lebih baik, begitu pula sebaliknya
pada tenaga kerja dengan keadaan gizi yang buruk dan dengan beban kerja yang
berat akan mengganggu kerja dan mempercepat kelelahan (A.M. Sugeng Budiono,
dkk., 2003:154).
2.3.1 Kebutuhan gizi pekerja
Gizi kerja

adalah nutrisi yang di perlukan oleh para pekerja untuk

memenuhi kebutuhan sesuai jenis pekerjaannya. Sebagai suatu aspek dari ilmu-ilmu

17
gizi yang pada umumnya, maka gizi kerja ditujukan untuk kesehatan dan daya kerja
tenga kerja yang setinggi-tingginya (Suma’mur P.K., 1996:197).
Secara Umum ada 3 kegunaan makanan bagi tubuh (triguna makanan),
yakni sumber tenaga (karbohidrat, lemak, protein), sumber zat pembangun (protein
dan air) dan sumber zat pengatur diantaranya vitamin dan air (Djoko Pekik Irianto,
2007:5).
2.3.1.1 Karbohidrat
Karbohidrat merupakan bahan untuk tubuh, terdapat terutama dalam bahan
makanan berasal dari tumbuhan terutama penghasil tepung di dalam tubuh manusia
dirubah menjadi glikogen dan disimpan dalam hati dan otot-otot. Bial diperlukan,
dikeluarkan dalam darah dan jaringan sebagai glukosa. Karbohidrat berfungsi
sebagai tenaga untuk kegiatan tubuh dan pengatur suhu badan. Kelebihannya dalam
badan dirubah dan disimpan sebagai lemak (Suma’mur P.K., 1996:205).
2.3.1.2 Protein
Protein

berfungsi

dalam

pertumbuhan

dan

pemeliharaan

jaringan

menggantikan sel-sel yang mati sebagai protein struktural, selain itu protein juga
berfungsi dalam mekanisme pertahanan tubuh melawan berbagai mikroba dan zat
toksik lainya. Sebagai zat pengatur, protein mengatur proses metabolisme dalam
bentuk enzim dan hormon (Achmad Djaeni Sediaoetama, 2000:75).
2.3.1.3 Vitamin
Vitamin adalah zat organik komplek yang dibutuhkan dalam jumlah sangat
kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu harus
didatangkan dari makanan, vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan

18
dan pemeliharaan kehidupan, tiap vitamin mempunyai tugas spesifik dalam tubuh
(Sunita Almatsier, 2002:151).
2.3.1.4 Mineral
Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting
dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun
fungsi tubuh secara keseluruhan. Di samping itu mineral berperan dalam berbagai
tahap metabolisme, terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim-enzim (Sunita
Almatsier, 2002:228).
2.3.1.5 Air
Air atau cairan tubuh merupakan bagian utama tubuh, yaitu 55-60% dari
berat badan orang dewasa atau 70% dari bagian utama tubuh tanpa lemak atau lean
body mass. Kandungan air tubuh relatif berbeda antar manusia, bergantung pada
proporsi jaringan otot dan jaringan lemak (Sunita Almatsier, 2002:220).
2.3.2 Faktor yang Berhubungan dengan Kebutuhan Gizi Seseorang
Kebutuhan gizi setiap orang berbeda satu sama lainya dan sangat
bergantung pada beberapa faktor yaitu:
2.3.2 .1 Ukuran Tubuh
Semakin besar ukuran tubuh seseorang maka semakin besar pula kebutuhan
kalorinya, meskipun usia, jenis kelamin, dan aktivitas yang dilakukan sama.
2.3.2.2 Usia
Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun
keatas) merupakan msalah penting, karena selain mempunyai resiko-resiko penyakit
tertentu, juga dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Oleh karena itu pemantauan

19
keadaan tersebut harus dilakukan secara berkesinambungan. Salah satu cara adalah
dengan mempertahankan berat badan ideal.
2.3.2.3 Jenis Kelamin
Laki-laki umumnya membutuhkan relatif lebih banyak kalori dibanding
dengan wanita. Hal ini karena secara fisiologis laki-laki mempunyai lebih banyak
otot dan juga lebih aktif, sehingga secara kodrati pria diciptakan untuk tampil lebih
aktif dan kuat dari pada wanita. Pria lebih sanggup melaksanakan pekerjaan yang
lebih berat lainya seperti mengangkat karung beras di pasar atau pelabuhan.
Sedangkan kegiatan wanita pada umumnya lebih banyak membutuhkan ketrampilan
tangan.
2.3.2.4 Aktivitas pekerjaan yang dilakukan
Pekerjaan berat akan membutuhkan kalori dan protein lebih besar dari pada
mereka yang bekerja sedang dan ringan. Besarnya kebutuhan kalori tergantung
banyaknya otot yang dipergunakan untuk bekerja serta lamanya penggunaan otot
tersebut. Disamping itu protein yang digunakan juga lebih tinggi dari normal. Karena
harus mengganti jaringan baru yang lebih banyak dari pada keadaan biasa untuk
mempertahankan agar tubuh dapat bekerja secara normal.
2.3.2.5 Kondisi tubuh tertentu
Pada orang yang baru sembuh dari sakit akan membutuhkan lebih banyak
kalori dan zat gizi lainya dari pada sebelum sakit. Penambahan zat gizi tersebut
diperlukan untuk rehabilitas kembali sel tubuh yang rusak selam sakit.
2.3.2.6 Kondisi lingkungan
Pada musim hujan membutuhkan lebih banyak kalori dibanding dengan
musim panas. Demikian pula pada tempat yang dingin lebih tinggi dari pada tempat

20
pada suhu panas. Dimana tambahan kalori pada tempat dingin diperlukan untuk
mempertahan suhu tubuh (Tarwaka, dkk., 2004:72).
2.3.3 Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi tujuh penilaian
yaitu: Antropometri, Pemeriksaan Klinis, Biokimia, Biofisik, Survei Konsumsi
makanan, Statistik Fital dan Faktor Ekologi.
2.3.3.1 Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut
pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan barbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi
Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan
asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan
fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh (I
Dewa Nyoman Supariasa, 2002:19).
2.3.3.2 Pemeriksaan Klinis
Metode ini sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat, metode ini
didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan
ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jarinagn epitel seperti: kulit,
rambut, mata dan mukosa oral (I Dewa Nyoman Supariasa, 2002:19).
2.3.3.3 Pemerikasaan Biokimia
Pemeriksaan laboratorium (biokimia), dilakaukan melalui pemeriksaan
spesimen jaringan tubuh (darah, urin, tinja, hati dan otot) yang diuji secara

21
laboratoris terutama untuk mengetahui kadar hemoglobin, feritin, glukosa, dan
kolesterol. Pemerikaan biokimia bertujuan mengetahui kekurangan gizi spesifik
(Djoko Pekik Irianto, 2007:65).
2.3.3.4 Pemeriksaan Biofisik
Pemeriksaan dilakukan dengan melihat kemampuan fungsi serta perubahan
struktur jaringan. Pemerikasaan biofisik bertujuan mengetahui situasi tertentu,
misalnya pada orang yang buta senta (Djoko Pekik Irianto, 2007:66).
2.3.3.5 Survei konsusmsi makanan
Survai konsusmsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara
tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi oleh
individu.
Pengumpilan data survai konsumsi makanan dapat memberikan gambaran
tentang konsumsi berbagai makanan yang mengandung zat gizi pada masyarakat,
keluarga dan individu. Survai konsumsi makanan dapat mengidentifikasi kelebihan
dan kekurangan zat gizi (I Dewa Nyoman Supariasa, 2002:20).
2.3.3.6 Statistik vital
Pemerikasaan dilakukan dengan menganalisis data kesehatan seperti angka
kematian, angka kesakitan dan kematian akibat hal yang berhubungan dengan gizi.
Pemeriksaan ini bertujuan menemukan indikator tidak langsung status gizi
masyarakat (Djoko Pekik Irianto, 2007:66).
2.3.3.7 Faktor Ekologi
Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor
fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat
tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain-lain.

22
Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahuai
penyebab malnutrisi disuatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program
intervensi gizi. Setiap metode penilaian status gizi memiliki kelebihan dan
kelemahan. Berbagai contoh penggunaan penilaian status gizi seperti antropometri
digunakan untuk mengukur karakteristik fisik dan zat gizi seseorang (I Dewa
Nyoman Supariasa, 2002:19)
2.4 Pengertian Motivasi Kerja
Motivasi kerja adalah keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang
memberikan energi, mendorong kegiatan atau gerakan dan mengarah atau
menyalurkan perilaku kearah mencapai kebutuhan yang memberi kepua

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA TENAGA KERJA WANITA UNIT SPINNING 1 BAGIAN WINDING PT. APAC INTI CORPORA BAWEN

11 55 110

Hubungan gizi kerja dengan produktivitas Tenaga kerja wanita industri batik

1 27 78

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI, ASUPAN PROTEIN DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA TENAGA KERJA WANITA Hubungan Asupan Energi, Asupan Protein Dan Status Gizi Dengan Produktivitas Kerja Pada Tenaga Kerja Wanita Bagian Finishing 3 Pt Hanil Indonesia Ne

0 11 28

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI, ASUPAN PROTEIN DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA Hubungan Asupan Energi, Asupan Protein Dan Status Gizi Dengan Produktivitas Kerja Pada Tenaga Kerja Wanita Bagian Finishing 3 Pt Hanil Indonesia Nepen Teras Boyolali.

0 1 17

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN WEAVING DI PT. ISKANDAR Hubungan Status Gizi Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bagian Weaving di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.

0 3 16

HUBUNGAN STRESS DENGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA WANITA BAGIAN LINTING ROKOK DI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA

0 1 81

(ABSTRAK) HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN MOTIVASI KERJA DENGAN TINGKAT PRODUKTIVITAS KERJA BAGIAN PENJAHITAN DI SENTRA USAHA KONVEKSI BAROKAH DESA DEMANGAN KABUPATEN KUDUS.

0 0 3

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN MOTIVASI KERJA DENGAN TINGKAT PRODUKTIVITAS KERJA BAGIAN PENJAHITAN DI SENTRA USAHA KONVEKSI BAROKAH DESA DEMANGAN KABUPATEN KUDUS.

0 3 109

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita di PT. JAVA TOBACCO Gembongan Kartasura.

0 3 63

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita di PT. JAVA TOBACCO Gembongan Kartasura.

0 0 1