Metode Penyarian Tinjauan Pustaka 1. Tanaman Secang Caesalpinia sappan L.

hasil kromatografi lapis tipisnya menunjukkan adanya senyawa terpenoid, flavonoid, dan antrakinon Kuswandi dkk., 2002. Fraksi etanol kayu secang menunjukkan daya antibakteri lebih baik dibandingkan fraksi air kayu secang terhadap Proteus vulgaris, Coliform, dan Diphtheroid, sedangkan fraksi eter minyak tanah dan fraksi kloroform tidak memiliki daya antibakteri Anis, 1990.

2. Metode Penyarian

Penyarian adalah penarikan zat aktif yang diinginkan dari bahan mentah obat dengan menggunakan pelarut yang telah dipilih sehingga zat yang diinginkan akan terlarut. Cara penyarian dapat dibedakan menjadi infundasi, maserasi, perkolasi, dan penyarian berkesinambungan. Secara umum penyarian akan bertambah baik apabila permukaan simplisia yang bersentuhan semakin luas Anonim, 1986. Metode penyarian yang akan digunakan tergantung dari wujud dan kandungan bahan yang akan disari. Metode dasar penyarian adalah infundasi, maserasi, perkolasi dan sokletasi. Pemilihan metode penyarian disesuaikan dengan kepentingan untuk memperoleh kandungan kimia yang diinginkan Harborne, 1996. a. Maserasi Maserasi merupakan proses penyarian yang paling sederhana dan banyak digunakan. Teknik ini biasanya digunakan jika kandungan organik yang ada dalam bahan tumbuhan tersebut cukup tinggi dan telah diketahui jenis pelarut yang dapat melarutkan senyawa yang akan diisolasi. Maserasi dilakukan dengan cara merendam bahan-bahan tumbuhan yang telah dihaluskan dalam pelarut terpilih. Disimpan dalam waktu tertentu dalam ruang yang gelap dan sesekali diaduk. Metode ini memiliki keuntungan yaitu cara pengerjaanya yang mudah, alat yang digunakan sederhana, cocok untuk bahan yang tidak tahan pemanasan namun pelarut yang digunakan cukup banyak Anonim, 1986. b. Perkolasi Perkolasi merupakan proses penyarian serbuk simplisia dengan pelarut yang cocok dengan melewatkannya tetes demi tetes pada bahan yang diekstraksi. Alat untuk perkolasi dinamakan perkolator. Dengan cara penyarian ini mengalirnya penyari melalui kolom dari atas ke bawah menuju celah untuk keluar ditarik oleh gaya berat seberat cairan dalam kolom. Pelarut yang baru dan terus- menerus memungkinkan berlangsungnya satu maserasi bertingkat Anonim, 1986. c. Soxhletasi Metode ini digunakan untuk mengekstraksi komponen kimia dari bahan tumbuhan dengan alat soxhlet. Soxhletasi merupakan prosedur yang biasa dilakukan untuk memperoleh komponen kimia dari simplisia kering Harborne, 1996. Bahan yang akan disari berada dalam sebuah kantong penyaring di dalam sebuah tabung. Tabung yang berisi kantong simplisia diletakkan diantara labu suling dan suatu pendingin balik yang dihubungkan melalui pipa pipet. Pelarut dalam labu diuapkan, uap akan naik melalui pipa samping mencapai pendingin balik, uap terkondensasi lalu turun ke tabung merendam dan melarutkan zat aktif simplisia kemudian turun kembali ke labu. Proses ini berlangsung berulang-ulang sampai hampir zat tersari seluruhnya Anonim, 1986 Soxhletasi menguntungkan karena cairan penyari yang digunakan sedikit dan cocok untuk bahan yang tahan pemanasan. Cairan penyari yang digunakan murni sehingga dapat menyari zat aktif lebih banyak Voight, 1995. d. Infundasi Infundasi atau infusa adalah proses penyarian yang digunakan untuk menyari zat aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati. Infundasi dilakukan dengan cara mencampur serbuk dengan air secukupnya dalam sebuah panci kemudian dipanaskan dalam penangas air selama 15 menit yang dihitung mulai suhu di dalam panci mencapai 90 °C sambil berkali-kali diaduk. Infusa diserkai sewaktu masih panas dengan menggunakan kain flanel. Penyarian cara ini menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh bakteri dan jamur Anonim, 1986. Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung Anonim, 1979. Pembuatan sediaan ekstrak dimaksudkan agar zat berkhasiat yang ada dalam simplisia terdapat dalam bentuk yang mempunyai kadar yang tinggi, dan hal ini memudahkan zat berkhasiat dapat diatur dosisnya Anief, 2000.

3. Bakteri a.

Dokumen yang terkait

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KAYU TANAMAN SECANG (Caesalpinia sappan Linn) TERHADAP Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kayu Tanaman Secang (Caesalpinia sappan Linn) Terhadap Bakteri Escherichia Coli ATCC 11229 Dan Staphylococcus Aureus

0 2 12

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI KLOROFORM EKSTRAK ETANOL KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Shigella dysentriae SERTA BIOAUTOGRAFINYA.

0 3 18

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI TIDAK LARUT AIR DARI EKSTRAK ETANOL KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Shigella dysentriae SERTA BIOAUTOGRAFI.

0 0 20

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOL KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.)TERHADAP Staphylcoccus aureus dan Shigella dysenteriae SERTA BIOAUTOGRAFINYA.

0 3 21

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) TERHADAP Staphylococcus Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Terhadap Staphylococcus epidermidis, Pseudomonas aeruginosa ATCC 10145, Dan Klebsiel

0 1 12

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) TERHADAP Staphylococcus Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Terhadap Staphylococcus epidermidis, Pseudomonas aeruginosa ATCC 10145, Dan Klebsiel

0 1 15

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) TERHADAP Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923, Shigella sonnei ATCC 9290, Dan Escherichia coli ATCC 25

0 1 11

BAB 1 Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923, Shigella sonnei ATCC 9290, Dan Escherichia coli ATCC 25922.

0 2 9

DAFTAR PUSTAKA Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923, Shigella sonnei ATCC 9290, Dan Escherichia coli ATCC 25922.

0 11 4

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) TERHADAP Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923, Shigella sonnei ATCC 9290, Dan Escherichia coli ATCC 25

0 1 17