Komplikasi Pengurangan oedem Tujuan

fisioterapi dan perencanaan fisioterapi, penulis menentukan intervensi yang digunakan dengan infra red dan terapi latihan. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Penurunan nyeri Penurunan tingkatan nyeri dengan skala VAS dari T1 nyeri diam 1, nyeri tekan 7, nyeri gerak 5. Sedangkan T6 nyeri diam 0, nyeri tekan 2, nyeri gerak 2.

2. Pengurangan oedem

Dilihat dari grafik didapatkan hasil penurunan oedem saat T 1 49 cm. Sedangkan pada T 6 diukur sudah 43 cm.

3. Penambahan lingkup gerak sendi

Dilihat dari grafik didapatkan hasil terjadinya penambahan LGS pada ankle sinistra dari pertama terapi T1 S : 9 – 0 – 30 , R : 5 – 0 – 20 . Menjadi T6 S = 19 – 0 – 43 dan R = 18 – 0 – 37 .

4. Penambahan kekuatan otot

Dilihat dari grafik didapatkan adanya peningkatan kekuatan otot dari pertama kali terapi dengan T 1 dorsal fleksi ankle 2, plantar fleksi 2, inversi 2, dan eversi 2. Sedangkan T 6 dorsal fleksi 5, plantar fleksi 5. Inversi 4 dan eversi 4.

B. Pembahasan

1. Penurunan nyeri

Pengurangan nyeri pada kasus fraktur cruris 13 distal sinistra didapat dari efek panas yang dihasilkan oleh infra red. Infra red yang mempunyai efek panas yang dapat memperlancar peredaran darah sehingga kebutuhan jaringan akan nutrisi dan O 2 terpenuhi dengan baik dan mengaktifkan kerja kelenjar keringat, pengaruh rangsangan panas yang dibawa ujung- ujung saraf sensoris dapat mengaktifkan kerja kelenjar keringat akan lancar sebagai tempat pembuangan zat sisa pembakaran metabolisme sehingga rasa nyeri berkurang atau hilang Sujatno, 2002.

2. Pengurangan oedema

Pemberian gerakan aktif dapat membantu kontraksi otot sehingga dapat memompa cairan tersebut keluar, memperlancar sirkulasi darah, mencegah perlengketan jaringan lunak dan membantu proses penyembuhan fraktur. Pada prinsipnya free active exercise adalah memanfaatkan sifat vena yang dipengaruhi pumping action otot sehingga dengan kontraksi kuat, otot akan menekan vena dan cairan odem dapat dibawa vena menuju proksimal serta ikut dalam peredaran darah. Sedang elevasi tungkai bertujuan untuk membantu venous return dengan memanfaatkan gaya gravitasi bumi Kisner, 1996.

Dokumen yang terkait

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST ORIF FRAKTUR CRURIS 1/3 DISTAL SINISTRA Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Post Orif Fraktur Cruris 1/3 Distal Sinistra Di RSUD Salatiga.

0 4 17

PENDAHULUAN Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Post Orif Fraktur Cruris 1/3 Distal Sinistra Di RSUD Salatiga.

1 5 4

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Post Orif Fraktur 1/3 Ulna Distal Sinistra Di RSUD Sragen.

0 5 18

PENDAHULUAN Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Post Orif Fraktur 1/3 Ulna Distal Sinistra Di RSUD Sragen.

0 3 4

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST ORIF Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Post Orif Fraktur 1/3 Ulna Distal Sinistra Di RSUD Sragen.

0 3 14

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST ORIF Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Post Orif Fraktur Femur 1/3 Distal Sinistra Di RSUD Panembahan Senopati Bantul.

1 3 16

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST ORIF Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Post Orif Fraktur Femur 1/3 Distal Sinistra Di RSUD Panembahan Senopati Bantul.

1 2 20

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST ORIF FRAKTUR TIBIA 1/3 DISTAL DEKSTRA DI RSUD SALATIGA Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Post Orif Fraktur Tibia 1/3 Distal Dekstra Di Rsud Salatiga.

0 1 18

PENDAHULUAN Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Post Orif Fraktur Tibia 1/3 Distal Dekstra Di Rsud Salatiga.

0 1 5

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST ORIF FRAKTUR TIBIA 1/3 DISTAL DEKSTRA Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Post Orif Fraktur Tibia 1/3 Distal Dekstra Di Rsud Salatiga.

0 1 17