Analisis hubungan antara dimensi sarang dan karakteristik individu orang utan (Pongo pygmaeus pygmaeus Linneaus, 1760) di Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah)

Ralchmad Sujarno K. E03495004.Analisis Hubuugan antara Dimensi Snrang dan Karakteristik
Individu Orang Utan (Pongopygmaeuspygmaeus Liuneaus, 1760) di Taman Nasional Tanjung
Puting, Kalimantau Tengah. (Dibawah bimbingan Ir. Nyoto Santoso, MS).
--

Orang utan (Po~tgopygmaeus) termasuk bangsa primata yang membangun sarangnya di kanopi
pohon dan menggunakannya untuk betistirahat dan bermain sepanjang hari. Sementara itu penelitian
tentang sarang orang utan masih jarang dilakukan. Padahal sarang merupakan komponen utama untuk
mengenal lebih jauh sahva yang masih tergolong kerabat dekat manusia.
Penelitian ini mempunyai bertujuan untuk mengetahui variasi karakteristik dan sekaligus
menentukan parameter penciri sarang orang utan Kalimantan (Pongo pygmaeus pygmaeus) yang dapat
menunjukkan perbedaan kelas umur dan jenis kelamin.
Penelitian ini memilih obyek sarang-sarang yang dibuat oleh orang utan yang hidup di areal
Penelitian Camp Leakey, TN Tanjung Puting pada berbagai kelas umur dan jenis kelamin, tetapi tidak
membedakan antara sarang orang utan semi rehabilitan dan liar. Penelitian dilakukan antara b ~ l a nApril Juni 1999. Metode yang digunakan adalah pengukuran dan pengamatan langsung terhadap sarang yang
dijumpai secara acak di lapangan. Hubungan antara karakteristik sarang dan kelas umur dianalisis dengan
dengan regresi linear berganda dan analisis non paramehtk (uji t). Hubungan antara karakteristik sarang
dan jenis kelamin hanya dianalisis secara non paramebik dengan uji Chi-Square, uji t. Uji Mann Whimey
digunakan untuk mengetahui hubungan karakteristik sarang dengan kombinasi kelas umur- jenis kelamin
orang uran, dan selanjumya dioian secara deskriprii dengan uji t. Variabel-variabel sarang yang diukur
adalab tinggi tempat bersarang (X,), tinggi dinding sarang (X2),diameter s m g (Xd, tebal alas sarang


(X4), dan keliling penyanggah sarang (Xs).
Berdasarkan hasil pengamatan, sarang orang uran sebagian besar dibangun dekat dengan sungai
Simpang Kanan karena saat itu pohon ketiau (Madhuca motleyana) yang buahnya digemari orang utan
sedang berbuah. Pohon ini banyak hlmbuh di tepi sungai dan r a w - r a w . Dengan menggunakan uji t pada
selang kepercayaan 95 % diketahui b a h w tinggi tempat bersarang (XI) berkisar antara 11 - 12,9 m, tinggi
antara 33 - 38 cm, diameter sarang (X3) antara 75 - 90 cm, tebal alas samng
dinding sarang (Xz)

K)

antara 23 - 27 cm, dan keliling penyanggah sarang (Xs) antara 18 - 22 cm. Berdasarkan analisis regresi
berganda terhadap seluruh variabel terhadap kelas umw orang utan (Y)(anak = 1, remaja = 2 dm, d e w s a
= 4)

dperoleh koefesien determinasi (R') = 0,732. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh seluruh variabel

yang diamati terhadap kelas umur pembuat sarang sebesar 72.3 %, sedangkan sisanya sebesar 27.7 %
dipengamhi oleh faktor lain. Dari hasil uji-F diperoleh nilai FG,> FUb sehingga terima HI pada selang
kepercayaan 99 %. Hal ini berarti bahwa semua variabel diiasukkan ke persamaanregesi maka akan

mempengamhi kelas umw orang utan pembuat sarang. Uji F terhadap setiap variabel menunjukkan bahwa
variabel sarang yang berhubungan dengan kelas umur orang utan adalah tinggi tempat bersarang (XI) pada

selang kepercayaan 95%, tinggi dinding sarang (Xz) dan diameter rata-rata sarang (X3 masing-masing
pada selang kepercayaan 99 %.
Penentuan tinggi tempat bersarang berhubungan dengan faktor keamanan. Di habitat aslinya,
musuh utama orang utan adalah macan dahan (Neofelis nebulosa). Berdasarkan uji t, secara keseluruhan
sarang-sarang orang utan yang diamati berada pada ketinggian 11 - 12,9 m dari permukaan tanah. Tinggi
tempat bersarang orang utan anak lebih bervariasi (8 - 17 m) karena sebagian besar sarang dibangun hanya
sebagai sarana bermain, tidak digunakan untuk tidur di malam hari. Tmggi tempat bersarang orang utan
remaja dan dewasa berkisar antara 9 - 13 m dari permukaan tanah.
Tinggi dinding sarang berhubungan dengan faktor kenyamanan dan keamanan. Ketika beristirahat
di malam hari, orang utan berusaha melindungi dirinya dari angin malam dengan meninggikan dinding
sarang sesuai dengan ukuran tubuhnya. Berdasarkan uji t, umumnya tinggi dinding sarang orang utan
berkisar antara 33 - 38 cm pada selang kepercayaan 95 %. Dari data yang diperoleh, 87 % tinggi dinding
sarang orang utan berukuran 20 - 50 cm. Perbedaan tinggi dinding sarang hanya ditunjukkan antara sarang
an& dan sarang-sarang yang dibuat oleh orangutan remaja dan dewasa. Tinggi dinding sarang orang utan
re~najadan d e w s a tidak menunjukan perbedaaan yang signifikan karena berdasarkan uji t tinggi dinding
kedua jenis sarang ini sama-sama berkisar antara 33 - 40 cm.
Sarang orang utan terbuat dedaunan yang dianyam sedemikian mpa sehingga berbentuk oval.

Diameter rata-rata sarang bewariasi antara 21 - 146 cm. Berdasarkan uji t, disimpulkan bahwa diameter
rata-rata sarang orang utan berkisar antara 75 - 90 cm pada selang kepercayaan 95 %. Ukuran diameter
sarang terganlung pada kelas umur pembuatnya. Berdasarkan uji t. diameter rata -rata s a m g orang utan
an& berkisar antara 36 - 54 cm, remaja 68 - 77 cm, dan dewasa 105 - 123 cm. Beberapa sarang betina
dewasa berukuran lebih besar daripada jantan dewasa.

Hal ini disebabkan karena betina tersebut

menggunakan sarang bersama bayi atau anaknya yang belum siap disapih.
Tebal dan keiiling penyanggah sarang tidak berhubungan dengan kelas umur orang utan pembuat
sarang. Walaupun berdasarkan uji t, tebal dan kelililing penyanggah sarang orang utan anak menunjukkan
nilai yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan orang utan pada 2 kelas umw lainnya.
Berdasarkan uji Chi Kuadrat terhadap ke-5 variabel pengamatan, hanya variabel XI (tinggi sarang
dari permukaan tanah) yang memiliki nilai fu > x'*
Sedangkan variabel-variabel lain memiliki nilai

XI,

baik pada selang kepercayaan 95 % maupun 99%.
< x',


Dengan demikian dapat disimpulkan b a h

tinggi tempat bersarang antara orang utan jantan dan betina sesungguhnya berbeda pada selang
kepercayaan 95 %. Diduga ha1 ini disebabkan karena orang utan betina lebih rentan terhadap bahaya
dibanding jantan.

Variabel lain yang meliputi tinggi diiding sarang, diameter, tebal, dan keliling

penyanggah tidak menunjukkan pengaruh yang berarti terhadap jenis kelamin orang utan.
Berdasarkan uji Mann Whitney terhadap tinggi tempat bersarang, terlihat adanya perbedaan yang
signifikan antara sarang jantan dewasa dan sarang 4 kelompok lainnya ( anak, jantan remaja, betina remaja,

.

dan betina dewasa) Jantan dewasa umumnya membangun sarang lebih rendah daripada kelompok umur
lain (nilai z negatif).

Berdasarkan uji t, jantan dewasa umumnya membangun sarangnya pada ketinggian


5,7

- 10,9 m.

Sementara orang utan lain umumnya membanyn sarang pada ketinggian 9,s m ke atas,

kecuali jantan anak. Hal ini berhubungan dengan perilakunya yang cenderung malas dan merasa lebih
aman terhadap bahaya predator.

Jantan dewasa diduga 'lebih siap' menghadapi bahaya pemangsaan

dibandigkan dengan kelompok orang utan lain.

.

Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: I). Dimensi penciri sarang untuk menduga
kelas umur orang utan adalah tinggi tempat bersarang, tinggi dinding sarang dan diameter rata-rata sarang.
Seniakin tua kelas umur satwa, maka semakin tinggi dinding sarang dan semakin panjang diameter rata-rata
sarang. Sebaliknya, semakin tua kelas umur orang utan, maka semakin rendah tempat bersarang yang
dipilih. 2). Dimensi sarang yang menunjukkan adanya perbedaan jenis kelamin orang utan pembuat satang

adalah tinggi tempat bersarang.

Umumnya orang utan betina menempatkan sarangnya lebih tinggi

dibandingkan dengan orang utan jantan. 3). Berdasarkan kelas umur, variasi tinggi tempat bersarang orang
utan anak berkisar antara 8,s - 17,l m dari permukaan tanali, remaja 11,l

- 13,4 m, dan dewasa 9,4 - 12,8
m. Tinggi dinding s a g orzllg uta? anak !? - 52 cm, x z z j z dan dewasa berkisar antara 34 - 40 cm.
Diameter rata-rata sarang orang utan anak 36 - 54 cm, remaja 68 - 77 cm, dan dewasa 105 - 123 cm.
-lebai aias sarang orang utan anak 13 - 25 cni, remaja dan dewasa 24 - 27 cm. Diameter rata-rata
penyangga sarang orang utan anak berkisar antara 11 - 23 cm, remaja dan dewasa 18 - 23 cm. 4)
Berdasarkan jenis kelamin, variasi tinggi tempat bersarang orang utan betina adalah 12,l

-

!4,2 nl dan

jantan S,9 - 12 m dari permukaan tanah. Keempat dimensi sarang lain yang tidak menunjukkan adanya
perbedaan signifikan m e n m t jenis kelamin pembuatnya (orang utan jantan atau betina), yaitu tinggi

dinding sarang berkisar antara 31 - 39 cm, diameter rata-rata sarang 72 - 96 cm: tebal alas sarang 21 - 30
cm, &an diameter rara-rata penyangga sarang 16 - 25 cm.

Dokumen yang terkait

Perilaku Sosial Induk-Anak Orangutan (Pongo abelii) di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera, Bukit Lawang, Taman Nasional Gunung Leuser

0 33 87

Korelasi Fenologi Tiang dan Pohon dengan Jumlah Sarang Orangutan (Pongo abelii) di Hutan Sekunder, Resort Sei Betung, Taman Nasional Gunung Leuser

0 31 87

analisis hubungan antara karakteristik konsumen dengan multiatribut jasa tempat persewaan internet di kecamatan sumbersari kabupaten jember

0 4 73

Analisis hubungan antara karakteristik nasabah yang menabung dengan multi atribut jasa pada PT. BPR syariah "Artha Sinar Mentari" di kecamatan Rambipuji Jember

0 4 115

Analisis hubungan kualitas antara jumlah uang beredar dengan pendapatan Nasional di Indonesia Tahun 1968-1999

0 9 70

Hubungan antara personal higiene dan karakteristik individu dengan keluhan gangguan kulit pada pemulung (Laskar Mandiri) di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Tahun 2013

4 24 137

Pengaruh karakteristik individu terhadap kepuaan kerja dan implikasinya pada kinerja karyawan di UNIKOM

0 5 1

Analisis lingkungan kerja dan karakteristik individu pengaruhnya terhadap kinerja karyawan pada PT.Kereta Api (persero) DAOP 2 bandung

8 36 168

View of Dampak Kebakaran Hutan Terhadap Sifat Fisik dan Kimia Tanah di Taman Nasional Kutai, Kalimantan Timur

0 0 12

A. Kondisi Umum Lokasi Luas dan Status Taman Nasional Gunung Leuser Resort Sei Betung - Korelasi Fenologi Pohon Dengan Jumlah Sarang Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Pada Hutan Pimer Resort Sei Betung Taman Nasional Gunung Leuser

0 0 9