23 perbaikan pada sarana angkutan yang ada, baik dari segi kualitas maupun
kuantitas sarana.
2.4. JALAN PERKOTAAN
Jalan perkotaan semi perkotaan mempunyai perkembangan secara permanen dan menerus sepanjang seluruh atau hampir seluruh jalan, minimal pada
satu sisi jalan, apakah berupa perkembangan lahan atau bukan. Jalan di atau dekat pusat perkotaan dengan penduduk lebih dari 100.000 selalu digolongkan dalam
kelompok jalan tersebut. Indikasi penting lebih lanjut adalah karakteristik arus lalu lintas puncak
pada pagi dan sore hari, secara umum lebih tinggi dan terdapat perubahan komposisi lalu lintas dengan presentase kendaraan pribadi dan sepeda motor yang lebih tinggi,
dan presentase truk berat yang lebih rendah dalam arus lalu lintas
2.4.1. Karakteristik Geometrik Jalan Perkotaan.
Dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia MKJI 1997, jalan perkotaan dapat dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu :
• Jalan satu arah 1-3 1 • Jalan dua lajur-dua arah 2 2
• Jalan empat lajur-dua arah 4 2 , yang dibagi menjadi : a.
Tanpa median undivided b.Dengan median divided
• Jalan enam lajur-dua arah terbagi 6 2 d Karakteristik dari masing-masing jalan tersebut di atas adalah :
1. Jalan satu arah 1–3 1 :
o Lebar jalan 7 m
24 o
Dengan kerb, terbebas paling sedikit 2 meter dari rintangan jalan. o
Tanpa median. o
Hambatan samping rendah. o
Ukuran kota 1-3 juta penduduk. o
Mengutamakan tingkat kenyamanan. o
Digunakan pada alinyemen lurus. 2.
Jalan dua lajur – dua arah 22 o
Lebar 7 m. o
Lebar efektif bahu jalan paling sedikit 2 m pada tiap sisi. o
Tanpa median. o
Pemisahan arus lalu lintas adalah 50-50. o
Hambatan samping rendah. o
Ukuran kota 1-3 juta penduduk. o
Mengutamakan tingkat kenyamanan. o
Digunakan pada alinyemen lurus. 3.
Jalan empat lajur-dua arah 42 o
Lebar jalan 14 m. o
Memakai kerb, terbebas dari rintangan jalan paling sedikit 2 m. o
Tanpa median untuk jalan yang tidak terbagi undivided , dan menggunakan median untuk jalan yang terbagi divided .
o Pemisahan arus lalu lintas adalah 50-50.
o Hambatan samping rendah.
o Ukuran kota 1-3 juta penduduk.
o Mengutamakan tingkat kenyamanan.
o Digunakan pada alinyemen lurus.
25 4.
Jalan enam-lajur dua-arah terbagi 6 2 D o
Lebar lajur 3.5 m lebar jalur lalu lintas total 21 m o
Kereb tanpa bahu o
Jarak antara kereb dan pengahalang terdekat pada trotoar ≥ 2 m. o
Median. o
Pemisahan arah lalu lintas 50-50. o
Hambatan samping rendah. o
Ukuran kota 1.0 – 3.0 juta. o
Tipe alinyemen datar. Sebuah ruas jalan didefinisikan sebagai jalan yang panjangnya antara
simpang bersinyal atau simpang tak bersinyal utama dan tidak terpengaruh karena adanya simpang tersebut, dan merupakan jalan yang mempunyai karakteristik yang
sama sepanjang jalan tersebut. Kinerja suatu ruas jalan akan tergantung pada karakteristik utama suatu jalan yaitu kapasitas, kecepatan perjalanan rata-rata dan
tingkat pelayanannya ketika dibebani lalu lintas. Hal-hal yang mempengaruhi kapasitas, kecepatan perjalanan rata-rata, dan tingkat pelayanan suatu ruas jalan
adalah : 1.
Geometri o
Tipe jalan seperti jalan tol atau bukan jalantol akan memberikan beban lalu lintas yang berbeda.
o Lebar jalan akan berpengaruh terhadap kapasitas.
o Bahu jalan kerb akan mempengaruhi kapasitas dan kecepatan arus.
o Jalan yang terpisah atau yang tidak terpisah oleh median akan
mempengaruhi kapasitas jalan. 2.
Komposisi arus
26 o
Pemisahan lalu lintas akan menghasilkan kapasitas tetinggi pada jalan dua arah, yaitu 50-50.
o Jika arus dan kapasitas lalu lintas dalam jumlah kendaraanjam, komposisi
lalu lintas akan berpengaruh terhadap kapasitas. 3.
Pengaturan lalu lintas Pengaturan kecepatan, gerakan kendaraan berat, parkir dan lain-lain akan
berpengaruh terhadap kapasitas jalan. 4.
Lingkungan o
Lingkungan dan aktifitas di sekitar jalan sering mengakibatkan konflik arus lalu lintas yang disebut dengan hambatan samping. Hambatan
samping yang mempengaruhi lalu lintas dan sering terjadi di kota-kota besar pada jalan dua arah adalah :
a. Pejalan kaki
b. Pemberhentian angkot,bus dan kendaraan bermotor lainnya di
sembarang tempat. c.
Pejalan kaki yang menyeberang tidak pada tempat-tempat penyeberangan.
d. Kendaraan yang keluar dan masuk jalan seenaknya.
e. Parkir di sepanjang badan jalan dan bahu jalan.
o Angka pertambahan kendaraan mempengaruhi kapasitas dan kecepatan
arus lalu lintas. Kinerja lalu lintas perkotaan dapat dinilai dengan menggunakan parameter lalu lintas berikut ini :
a. Kapasitas
b. Derajat kejenuhan Ds
Derajat kejenuhan merupakan rasio arus lalu lintas terhadap kapasitas.
27 c.
Kecepatan d.
Waktu tempuh
2.4.2. Kapasitas Jalan Perkotaan.