Fluktuasi Produksi Telur Cacing dan Fekunditas Cacing Haemonchus contortus (Rudolphi, 1803) pada Domba Lokal
FLUKTUASI
CAC
UKSI TELUR.CAC1
EKUNDITAS
Oleh
NAN1 HENDRAYANI
B01496105
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2000
RNGKASAN
Nani Hendrayani. B01496105. Fluktuasi Produksi Telnr dan Pekunditas
Cacing Hnentonclt~~scontortus (Rudolphi, 1803) pada Domba Lokal.
Pembimbing drh. Fadjar Satrijs, M.Sc, Ph.D dan drh Yusuf Ridwan, MS.
Penelitian telah dilakukan untuk mengetahui fluktuasi produksi telur cacing
dan fekunditas cacing Haemo?~chuscontortus pada domba lokal. Hewan percobaan
yang digunakan adalah domba jantan lokal sebanyak 4 ekor yang berumur antara 6
sampai 8 bulan dengan berat badan berkisar 12-18 kg. Hewan percobaan
dibebascacingkan dengan diberi obat cacing Ivermectin, kemudian diinfeksi dengan
10.000 larva infektif Haemonchus contortus. Larva infektif yang digunakan untuk
menginfeksi hewan percobaan disiapkan dari pupukan tinja hewan donor. Larva hasil
pemupukan dipanen dengan menggunakan metoda Baerman, kemudian disimpan
dalam aquades pada suhu 4 - 5 ' ~sampai pada saat digunakan. Dosis infeksi dihitung
menjelang infeksi dengan cara menghitung larva yang memiliki motilitas yang cukup
tinggi, kemudian larva dimasukkan dalam kapsul gelatin.
Sampel tinja diambil pada minggu ke-5 selama tujuh hari sebelum nekropsi
untuk pemeriksaan jumlah ttgt. Pengambilan sampel tinja tiga hari sebelum nekropsi
dilakukan tiga kali sehari untuk pemeriksaan ttgt yaitu pada pagi (06.00-07.00). siang
(12.00-13.00) dan sore hari (17.00-18.00). Selain itu dilakukan pengambilan dan
penimbangan total tinja yang dikeluarkan domba pada pagi (06.00) dan sore (18.00).
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan ttgt kumulatif Pada akhir minggu ke-5 setelah
infeksi hewan dipotong dan jumlah Lq serta cacing dewasa yang ada di abomasum
dihitung.
Fekunditas cacing H. contortus dihitung dengan perkalian antara rata-rata
berat tinja dalam satu hari dengan rata-rata jumlah ttgt campuran dibagi dengan ratarata jumlah cacing betina dewasa yang dihitung setelah pemotongan.
Rataan jumlah ttgt tertinggi terdapat pada kelompok pengambilan pagi (3 196)
diikuti sore (2802) dan paling rendah kelompok pengambilan siang (2663), namun
perbedaan ini secara statistik tidak nyata. Dengan analisis regresi terdapat korelasi
yang positif antara jumlah cacing betina dewasa dengan ttgt kumulatif dan antara
jumlah cacing betina dewasa dengan produksi telur (output). Fekunditas cacing H.
contortzrs diperoleh 4658,25 telurlcacing betina dewasal hari dengan perbandingan
cacing betina dan cacing jantan yaitu 1,08 : 1.
FLUKTUASI PRODUKSI TELUR CACING DAN FEKUNDITAS
CACING Hnemoncl~zlscontortzls (Rudolphi, 1803)
PADA DOMBA LOKAL
Skripsi ini
Diajukan sebagai salall satti syarat
Untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan
Pada Fakultas Kedokteran Hewan
Institut Pertanian Bogor
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2000
Judul :
Fluktuasi
Produksi
Telur
Cacing
dan
Fekunditas
Cacing
Haemonchus contortus (Rudolphi, 1803) pada Domba Lokal
Nama :
Nani Hendrayani
NRP :
B01496105
Telah diperiksa dan disetujui oleh :
Doseu Pembimbing :
Pembimbing II
Pembimbing I
drh. Yusuf Ridwan. M.Si
NIP : 132 042 529
n IFKH-IPB
Tanggal Pengesahan :
'14 SEP 2008
Penulis dilahirkan di Bandung, pada tanggal 7 Mei 1978 sebagai anak pertama
dari dua bersaudara dari keluarga Bapak Odang Hidayat dan Ibunda St. Komariyah.
Tahun 1990 penulis lulus dari SDN Cikijing 2. Pada tahun 1993 penulis lulus
dari SMPN 1 Ujung Berung Bandung. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di
SMAN 10 Bandung dan menyelesaikannya pada tahun 1996.
Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada tahun 1996
melalui Undangan Seleksi Masuk P B (USMI) sebagai mahasiswa Fakultas
Icedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.
FLUKTUASI
CAC
UKSI TELUR.CAC1
EKUNDITAS
Oleh
NAN1 HENDRAYANI
B01496105
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2000
RNGKASAN
Nani Hendrayani. B01496105. Fluktuasi Produksi Telnr dan Pekunditas
Cacing Hnentonclt~~scontortus (Rudolphi, 1803) pada Domba Lokal.
Pembimbing drh. Fadjar Satrijs, M.Sc, Ph.D dan drh Yusuf Ridwan, MS.
Penelitian telah dilakukan untuk mengetahui fluktuasi produksi telur cacing
dan fekunditas cacing Haemo?~chuscontortus pada domba lokal. Hewan percobaan
yang digunakan adalah domba jantan lokal sebanyak 4 ekor yang berumur antara 6
sampai 8 bulan dengan berat badan berkisar 12-18 kg. Hewan percobaan
dibebascacingkan dengan diberi obat cacing Ivermectin, kemudian diinfeksi dengan
10.000 larva infektif Haemonchus contortus. Larva infektif yang digunakan untuk
menginfeksi hewan percobaan disiapkan dari pupukan tinja hewan donor. Larva hasil
pemupukan dipanen dengan menggunakan metoda Baerman, kemudian disimpan
dalam aquades pada suhu 4 - 5 ' ~sampai pada saat digunakan. Dosis infeksi dihitung
menjelang infeksi dengan cara menghitung larva yang memiliki motilitas yang cukup
tinggi, kemudian larva dimasukkan dalam kapsul gelatin.
Sampel tinja diambil pada minggu ke-5 selama tujuh hari sebelum nekropsi
untuk pemeriksaan jumlah ttgt. Pengambilan sampel tinja tiga hari sebelum nekropsi
dilakukan tiga kali sehari untuk pemeriksaan ttgt yaitu pada pagi (06.00-07.00). siang
(12.00-13.00) dan sore hari (17.00-18.00). Selain itu dilakukan pengambilan dan
penimbangan total tinja yang dikeluarkan domba pada pagi (06.00) dan sore (18.00).
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan ttgt kumulatif Pada akhir minggu ke-5 setelah
infeksi hewan dipotong dan jumlah Lq serta cacing dewasa yang ada di abomasum
dihitung.
Fekunditas cacing H. contortus dihitung dengan perkalian antara rata-rata
berat tinja dalam satu hari dengan rata-rata jumlah ttgt campuran dibagi dengan ratarata jumlah cacing betina dewasa yang dihitung setelah pemotongan.
Rataan jumlah ttgt tertinggi terdapat pada kelompok pengambilan pagi (3 196)
diikuti sore (2802) dan paling rendah kelompok pengambilan siang (2663), namun
perbedaan ini secara statistik tidak nyata. Dengan analisis regresi terdapat korelasi
yang positif antara jumlah cacing betina dewasa dengan ttgt kumulatif dan antara
jumlah cacing betina dewasa dengan produksi telur (output). Fekunditas cacing H.
contortzrs diperoleh 4658,25 telurlcacing betina dewasal hari dengan perbandingan
cacing betina dan cacing jantan yaitu 1,08 : 1.
FLUKTUASI PRODUKSI TELUR CACING DAN FEKUNDITAS
CACING Hnemoncl~zlscontortzls (Rudolphi, 1803)
PADA DOMBA LOKAL
Skripsi ini
Diajukan sebagai salall satti syarat
Untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan
Pada Fakultas Kedokteran Hewan
Institut Pertanian Bogor
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2000
Judul :
Fluktuasi
Produksi
Telur
Cacing
dan
Fekunditas
Cacing
Haemonchus contortus (Rudolphi, 1803) pada Domba Lokal
Nama :
Nani Hendrayani
NRP :
B01496105
Telah diperiksa dan disetujui oleh :
Doseu Pembimbing :
Pembimbing II
Pembimbing I
drh. Yusuf Ridwan. M.Si
NIP : 132 042 529
n IFKH-IPB
Tanggal Pengesahan :
'14 SEP 2008
Penulis dilahirkan di Bandung, pada tanggal 7 Mei 1978 sebagai anak pertama
dari dua bersaudara dari keluarga Bapak Odang Hidayat dan Ibunda St. Komariyah.
Tahun 1990 penulis lulus dari SDN Cikijing 2. Pada tahun 1993 penulis lulus
dari SMPN 1 Ujung Berung Bandung. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di
SMAN 10 Bandung dan menyelesaikannya pada tahun 1996.
Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada tahun 1996
melalui Undangan Seleksi Masuk P B (USMI) sebagai mahasiswa Fakultas
Icedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.
CAC
UKSI TELUR.CAC1
EKUNDITAS
Oleh
NAN1 HENDRAYANI
B01496105
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2000
RNGKASAN
Nani Hendrayani. B01496105. Fluktuasi Produksi Telnr dan Pekunditas
Cacing Hnentonclt~~scontortus (Rudolphi, 1803) pada Domba Lokal.
Pembimbing drh. Fadjar Satrijs, M.Sc, Ph.D dan drh Yusuf Ridwan, MS.
Penelitian telah dilakukan untuk mengetahui fluktuasi produksi telur cacing
dan fekunditas cacing Haemo?~chuscontortus pada domba lokal. Hewan percobaan
yang digunakan adalah domba jantan lokal sebanyak 4 ekor yang berumur antara 6
sampai 8 bulan dengan berat badan berkisar 12-18 kg. Hewan percobaan
dibebascacingkan dengan diberi obat cacing Ivermectin, kemudian diinfeksi dengan
10.000 larva infektif Haemonchus contortus. Larva infektif yang digunakan untuk
menginfeksi hewan percobaan disiapkan dari pupukan tinja hewan donor. Larva hasil
pemupukan dipanen dengan menggunakan metoda Baerman, kemudian disimpan
dalam aquades pada suhu 4 - 5 ' ~sampai pada saat digunakan. Dosis infeksi dihitung
menjelang infeksi dengan cara menghitung larva yang memiliki motilitas yang cukup
tinggi, kemudian larva dimasukkan dalam kapsul gelatin.
Sampel tinja diambil pada minggu ke-5 selama tujuh hari sebelum nekropsi
untuk pemeriksaan jumlah ttgt. Pengambilan sampel tinja tiga hari sebelum nekropsi
dilakukan tiga kali sehari untuk pemeriksaan ttgt yaitu pada pagi (06.00-07.00). siang
(12.00-13.00) dan sore hari (17.00-18.00). Selain itu dilakukan pengambilan dan
penimbangan total tinja yang dikeluarkan domba pada pagi (06.00) dan sore (18.00).
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan ttgt kumulatif Pada akhir minggu ke-5 setelah
infeksi hewan dipotong dan jumlah Lq serta cacing dewasa yang ada di abomasum
dihitung.
Fekunditas cacing H. contortus dihitung dengan perkalian antara rata-rata
berat tinja dalam satu hari dengan rata-rata jumlah ttgt campuran dibagi dengan ratarata jumlah cacing betina dewasa yang dihitung setelah pemotongan.
Rataan jumlah ttgt tertinggi terdapat pada kelompok pengambilan pagi (3 196)
diikuti sore (2802) dan paling rendah kelompok pengambilan siang (2663), namun
perbedaan ini secara statistik tidak nyata. Dengan analisis regresi terdapat korelasi
yang positif antara jumlah cacing betina dewasa dengan ttgt kumulatif dan antara
jumlah cacing betina dewasa dengan produksi telur (output). Fekunditas cacing H.
contortzrs diperoleh 4658,25 telurlcacing betina dewasal hari dengan perbandingan
cacing betina dan cacing jantan yaitu 1,08 : 1.
FLUKTUASI PRODUKSI TELUR CACING DAN FEKUNDITAS
CACING Hnemoncl~zlscontortzls (Rudolphi, 1803)
PADA DOMBA LOKAL
Skripsi ini
Diajukan sebagai salall satti syarat
Untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan
Pada Fakultas Kedokteran Hewan
Institut Pertanian Bogor
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2000
Judul :
Fluktuasi
Produksi
Telur
Cacing
dan
Fekunditas
Cacing
Haemonchus contortus (Rudolphi, 1803) pada Domba Lokal
Nama :
Nani Hendrayani
NRP :
B01496105
Telah diperiksa dan disetujui oleh :
Doseu Pembimbing :
Pembimbing II
Pembimbing I
drh. Yusuf Ridwan. M.Si
NIP : 132 042 529
n IFKH-IPB
Tanggal Pengesahan :
'14 SEP 2008
Penulis dilahirkan di Bandung, pada tanggal 7 Mei 1978 sebagai anak pertama
dari dua bersaudara dari keluarga Bapak Odang Hidayat dan Ibunda St. Komariyah.
Tahun 1990 penulis lulus dari SDN Cikijing 2. Pada tahun 1993 penulis lulus
dari SMPN 1 Ujung Berung Bandung. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di
SMAN 10 Bandung dan menyelesaikannya pada tahun 1996.
Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada tahun 1996
melalui Undangan Seleksi Masuk P B (USMI) sebagai mahasiswa Fakultas
Icedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.
FLUKTUASI
CAC
UKSI TELUR.CAC1
EKUNDITAS
Oleh
NAN1 HENDRAYANI
B01496105
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2000
RNGKASAN
Nani Hendrayani. B01496105. Fluktuasi Produksi Telnr dan Pekunditas
Cacing Hnentonclt~~scontortus (Rudolphi, 1803) pada Domba Lokal.
Pembimbing drh. Fadjar Satrijs, M.Sc, Ph.D dan drh Yusuf Ridwan, MS.
Penelitian telah dilakukan untuk mengetahui fluktuasi produksi telur cacing
dan fekunditas cacing Haemo?~chuscontortus pada domba lokal. Hewan percobaan
yang digunakan adalah domba jantan lokal sebanyak 4 ekor yang berumur antara 6
sampai 8 bulan dengan berat badan berkisar 12-18 kg. Hewan percobaan
dibebascacingkan dengan diberi obat cacing Ivermectin, kemudian diinfeksi dengan
10.000 larva infektif Haemonchus contortus. Larva infektif yang digunakan untuk
menginfeksi hewan percobaan disiapkan dari pupukan tinja hewan donor. Larva hasil
pemupukan dipanen dengan menggunakan metoda Baerman, kemudian disimpan
dalam aquades pada suhu 4 - 5 ' ~sampai pada saat digunakan. Dosis infeksi dihitung
menjelang infeksi dengan cara menghitung larva yang memiliki motilitas yang cukup
tinggi, kemudian larva dimasukkan dalam kapsul gelatin.
Sampel tinja diambil pada minggu ke-5 selama tujuh hari sebelum nekropsi
untuk pemeriksaan jumlah ttgt. Pengambilan sampel tinja tiga hari sebelum nekropsi
dilakukan tiga kali sehari untuk pemeriksaan ttgt yaitu pada pagi (06.00-07.00). siang
(12.00-13.00) dan sore hari (17.00-18.00). Selain itu dilakukan pengambilan dan
penimbangan total tinja yang dikeluarkan domba pada pagi (06.00) dan sore (18.00).
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan ttgt kumulatif Pada akhir minggu ke-5 setelah
infeksi hewan dipotong dan jumlah Lq serta cacing dewasa yang ada di abomasum
dihitung.
Fekunditas cacing H. contortus dihitung dengan perkalian antara rata-rata
berat tinja dalam satu hari dengan rata-rata jumlah ttgt campuran dibagi dengan ratarata jumlah cacing betina dewasa yang dihitung setelah pemotongan.
Rataan jumlah ttgt tertinggi terdapat pada kelompok pengambilan pagi (3 196)
diikuti sore (2802) dan paling rendah kelompok pengambilan siang (2663), namun
perbedaan ini secara statistik tidak nyata. Dengan analisis regresi terdapat korelasi
yang positif antara jumlah cacing betina dewasa dengan ttgt kumulatif dan antara
jumlah cacing betina dewasa dengan produksi telur (output). Fekunditas cacing H.
contortzrs diperoleh 4658,25 telurlcacing betina dewasal hari dengan perbandingan
cacing betina dan cacing jantan yaitu 1,08 : 1.
FLUKTUASI PRODUKSI TELUR CACING DAN FEKUNDITAS
CACING Hnemoncl~zlscontortzls (Rudolphi, 1803)
PADA DOMBA LOKAL
Skripsi ini
Diajukan sebagai salall satti syarat
Untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan
Pada Fakultas Kedokteran Hewan
Institut Pertanian Bogor
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2000
Judul :
Fluktuasi
Produksi
Telur
Cacing
dan
Fekunditas
Cacing
Haemonchus contortus (Rudolphi, 1803) pada Domba Lokal
Nama :
Nani Hendrayani
NRP :
B01496105
Telah diperiksa dan disetujui oleh :
Doseu Pembimbing :
Pembimbing II
Pembimbing I
drh. Yusuf Ridwan. M.Si
NIP : 132 042 529
n IFKH-IPB
Tanggal Pengesahan :
'14 SEP 2008
Penulis dilahirkan di Bandung, pada tanggal 7 Mei 1978 sebagai anak pertama
dari dua bersaudara dari keluarga Bapak Odang Hidayat dan Ibunda St. Komariyah.
Tahun 1990 penulis lulus dari SDN Cikijing 2. Pada tahun 1993 penulis lulus
dari SMPN 1 Ujung Berung Bandung. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di
SMAN 10 Bandung dan menyelesaikannya pada tahun 1996.
Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada tahun 1996
melalui Undangan Seleksi Masuk P B (USMI) sebagai mahasiswa Fakultas
Icedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.