Maryadi, 2014 Hubunga Tingkat Kecerdasan Intelektual IQ Dengan Keberhasilan Tendangan Penalti Pada
Permaian Sepak Bola Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
2. Jika bola terbaca tapi tidak tertepis atau terjangkau oleh penjaga
gawang maka nilainya 3 3.
Jika penjaga gawang berhasil membaca arah bola namun bola tetap masuk maka nilainya 2
4. Jika penjaga gawang berhasil menbaca bola dan bola tidak masuk
maka nilainya 1 5.
Jika bola tidak mengarah kegawang makanilainya 0
7,32 m
Gambar 3.2 Tes Tendangan Penalti Sumber: Peneliti
keterangan :
: Penjaga gawang
: Tiang gawang
E. Hasil Uji Coba Instrumen
Instrument penelitian adalah alat yang digunkana oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik.
Oleh karena itu, sebelum melakukan penelitian, peneliti mencari uji validitas dan uji realibilitas dalam melakukan penelitian pendahuluan atau uji coba instrumen
terlebih dahulu.
2, 4
m
Maryadi, 2014 Hubunga Tingkat Kecerdasan Intelektual IQ Dengan Keberhasilan Tendangan Penalti Pada
Permaian Sepak Bola Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Validitas berbicara mengenai bagaimana suatu alat ukur yang digunakan memang telah mengukur apa yang ingin di ukur Suherman, A. Rahayu, I.
2011, hlm. 155. Apabila data memang sudah benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, tetap akan sama. Validitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap
tes dengan analisis rasional atau
professional judgment
. Validitas isi merupakan validitas yang mana dapat dilakukan dengan meminta penilaian dari orang yang
kompeten pakar Suherman, A. Rahayu, I. 2011, hlm. 157. Reabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Menurut Suherman, A. Rahayu, I. 2011, hlm. 155
menjelaskan bahwa reabilitas membicarakan sejauh mana hasil pengukuran yang dilakukan tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran kembali pada orang yang
sama di waktu berbeda atau pada orang berbeda di waktu yang sama. Teknik yang digunakan dalam pengujian reabilitas dalam penelitian ini adalah
pendekatan uji ulang
test-retest
. Dalam teknik ini dilakukan penyajian instrument ukur pada suatu kelompok subjek dua kali dengan memberikan
tenggang waktu tertentu diantara dua penyajian tersebut. Menurut Nurhasan 2007, hlm. 42 untuk mengetahui besarnya derajat
keterandalan suatu alat pengukuran dapat dilakukan dengan dua kali pengukuran yaitu pengukuran pertama dan ulangnya. Pernyataan tersebut sejalan dengan
Sugiyono 2012, hlm. 130 “Reabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya, bila koefisien positif dan signifikan
maka instrument tersebut sudah dinyatakan reabel. Kemudian hasil pengukuran yang pertama dan kedua dikorelasikan denga
menggunakan bantuan
SPSS 16 for Windows
dengan menggunakan analisis Korelasi Pearson dan hasilnya menunjukkan kenyataan reabilitas alat pengukuran
tersebut. Berikut adalah table uji reabilitas tes tendangan penalti:
Maryadi, 2014 Hubunga Tingkat Kecerdasan Intelektual IQ Dengan Keberhasilan Tendangan Penalti Pada
Permaian Sepak Bola Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Maryadi, 2014 Hubunga Tingkat Kecerdasan Intelektual IQ Dengan Keberhasilan Tendangan Penalti Pada
Permaian Sepak Bola Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4 Hasil Reabilitas Tes Tendangan Penalti
Correlations
TES01 TES02
TES01 Pearson Correlation
1 .643
Sig. 2-tailed .045
N 10
10 TES02 Pearson
Correlation .643
1 Sig. 2-tailed
.045 N
10 10
. Correlation is significant at the 0.05 level 2- tailed.
Dari tebel diatas dapat dilihat nilai r=0,643 dan p=0,045 0,05. Hal itu berarti ada konsistensi hasil yang didapat pada tes I dan tes II. Adanya kestabilan
dari hasil yang didapat pada saat pertama kali dilakukan tes dengan hasil yang didapat ketika tes lagi untuk kedua kalinya, maka tes pengukuran tersebut dapat
dilanjutkan untuk tes penelitian.
F. Prosedur Penelitian