Anton Tirta Suganda, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Brain Based Learninguntuk Meningkatkan
Kemampuan Prosedural Dan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas X Madrasah Aliyah
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
3.4.2 Validitas, Reliabilitas, Tingkat kesukaran, daya Pembeda Hasil Ujicoba I
nstrumen
a. Validitas Instrumen
Suatu soal atau set soal dikatakan valid bila soal-soal itu mengukur apa yang semestinya harus diukur Ruseffendi, 1991. Perhitungan validitas butir soal
akan dilakukan dengan rumus korelasi
Product Moment
Ruseffendi, 1991 yaitu :
} }{
{
2 2
2 2
Y Y
N X
X N
Y X
XY N
r
Keterangan: r = koefisien korelasi antara variabel dan variabel
� = banyaknya sampel = nilai hasil uji coba
= nilai harian Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi menurut Arikunto
2002 seperti pada Tabel di bawah ini:
Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi Validitas
Koefisien Korelasi Interpretasi
00 ,
1 80
,
xy
r Sangat tinggi
80 ,
60 ,
xy
r Tinggi
60 ,
40 ,
xy
r Cukup
40 ,
20 ,
xy
r Rendah
20 ,
xy
r Kurang
Anton Tirta Suganda, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Brain Based Learninguntuk Meningkatkan
Kemampuan Prosedural Dan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas X Madrasah Aliyah
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Butir soal dinyatakan signifikan apabila t
hitung
t
tabel .
Berdasarkan hasil uji coba pada siswa kelas XII IPA di Madrasah Aliyah Persis 99 rancabango , maka
dilakukan uji validitas dengan bantuan Program Anates 4.0, hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.3. Hasil uji validitas ini dapat
dinterpretasikan dalam rangkuman yang disajikan pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Uji Validitas Tes Kemampuan Prosedural
Nomor Soal Korelasi Interpretasi
Validitas Signifikansi
1 0,838
Sangat tinggi Sangat signifikan
2 0,890
Sangat tinggi Sangat signifikan
3 0,862
Sangat tinggi Sangat Signifikan
4 0,747
Tinggi Sangat signifikan
5 0,602
Tinggi Signifikan
Dari lima butir soal yang digunakan untuk menguji kemampuan prosedural tersebut berdasarkan kriteria validitas tes, dari kelima butir soal tersebut, dua soal
memiliki validitas yang tinggi soal no.4 dan soal no.5, dan sisanya memiliki validitas yang sangat tinggi soal no.1, soal no.2 dan soal no.3.
Selanjutnya melalui uji validitas dengan Anates 4.0, diperoleh hasil uji validitas tes kemampuan Pemahaman konsep matematis yang dapat
dinterpretasikan dalam rangkuman yang disajikan pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Uji Validitas Tes Pemahaman Konsep Matematis
Nomor Soal
Korelasi Interpretasi
Validitas Signifikansi
1 0,897
Sangat tinggi Sangat Signifikan
Anton Tirta Suganda, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Brain Based Learninguntuk Meningkatkan
Kemampuan Prosedural Dan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas X Madrasah Aliyah
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
2 0,797
Tinggi Sangat Signifikan
3 0,655
Tinggi Signifikan
4 0,808
Sangat tinggi Sangat Signifikan
5 0,744
Tinggi Sangat Signifikan
6 0,764
Tinggi Sangat Signifikan
Dari enam butir soal yang digunakan untuk menguji kemampuan
pemahaman konsep matematis tersebut berdasarkan kriteria validitas tes, diperoleh dua soal soal nomor 1 dan 4 yang mempunyai validitas sangat tinggi,
dan empat soal sisanya mempunyai validitas tinggi. Reliabilitas merupakan derajat konsistensi atau keajegan data dalam
interval waktu tertentu. Menurut Arifin 2009 suatu tes dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada waktu dan kesempatan
yang berbeda. Reliabel soal merupakan ukuran yang menyatakan tingkat keajegan suatu soal tes. Untuk mengukurnya digunakan perhitungan reabilitas menurut
Arikunto 2010.
Rumus yang
digunakan dinyatakan
dengan
2 2
11
1 1
t i
n n
r
Keterangan :
11
= reliabilitas instrumen = banyak butir soal
2
i
= jumlah variansi skor tiap butir itemsoal
2 t
= variansi total dengan
�
2
=
2
−
2
� �
Anton Tirta Suganda, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Brain Based Learninguntuk Meningkatkan
Kemampuan Prosedural Dan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas X Madrasah Aliyah
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
�
2
=
2
−
2
� �
Keterangan :
2
= jumlah kuadrat dari jawaban yang benar = jumlah jawaban benar
N
= jumlah subjek
2
= kuadrat jumlah total dari skor = jumlah total dari skor
Untuk menginterpretasikan koefisien reliabilitas yang menyatakan derajat keandalan alat evaluasi dapat digunakan tolak ukur yang ditetapkan oleh
J.P. Guilford Suherman, 2003 seperti pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Interpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Interpretasi
0,90 ≤ r
11
≤ 1,00 Sangat tinggi
0,70 ≤r
11
0,90 Tinggi
0,40 ≤r
11
0,70 Sedang
0,20 ≤r
11
0,40 Rendah
r
11
0,20 Sangat rendah
Berdasarkan hasil uji coba reliabilitas butir soal secara keseluruhan untuk t untuk tes kemampuan prosedural diperoleh nilai tingkat reliabilitas sebesar 0,83,
sehingga dapat diinterpretasikan bahwa soal tes kemampuan prosedural
Anton Tirta Suganda, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Brain Based Learninguntuk Meningkatkan
Kemampuan Prosedural Dan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas X Madrasah Aliyah
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
mempunyai reliabilitas yang stinggi sedangkan untuk tes pemahaman konsep matematis diperoleh nilai tingkat reliabilitas sebesar 0,81, sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa soal tes pemahaman konsep matematis mempunyai reliabilitas yang tinggi.
b. Analisis Tingkat Kesukaran
Kita perlu menganalisis butir soal pada instrumen untuk mengetahui tingkat kesukaran dalam butir soal yang kita buat. Arikunto 2002: 207
mengungkapkan bahwa soal tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir soal yang baik, apabila butir-butir soal tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula
terlalu mudah. Dengan kata lain tingkat kesukarannya sedang atau cukup. Tingkat kesukaran pada masing-masing butir soal dihitung dengan menggunakan rumus:
B A
B A
J J
S S
IK
keterangan:
IK
= indeks tingkat kesukaran
A
S
= jumlah skor kelompok atas
B
S
= jumlah skor kelompok bawah
A
J
= jumlah skor ideal kelompok atas
B
J
= jumlah skor ideal kelompok bawah Kriteria penafsiran harga Indeks Kesukaran suatu butir soal menurut
Suherman dan Sukjaya 1990 : 213 adalah seperti pada Tabel.3.8 berikut:
Tabel 3.8 Kriteria Tingkat Kesukaran
Tingkat Kesukaran Interpretasi
Anton Tirta Suganda, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Brain Based Learninguntuk Meningkatkan
Kemampuan Prosedural Dan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas X Madrasah Aliyah
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
0 - 15 Sangat sukar
16 - 30 Sukar
31 - 70 Sedang
71 - 85 Mudah
86 - 100 Sangat mudah
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Anates Versi 4.0. diperoleh tingkat kesukaran tiap butir soal tes kemampuan prosedural dan pemahaman
konsep matematis yang terangkum dalam Tabel 3.9.
Tabel 3.9 Tingkat Kesukaran Butir Tes
Kemampuan Pemahaman Konsep matematis dan Kemampuan Prosedural
Tes Nomor Soal
Tingkat Kesukaran Interpretasi
Kemampuan Pemahaman
Konsep Matematis
1 79,17
Mudah 2
66,67 Sedang
3 50,00
Sedang 4
50,00 Sedang
5 37, 50
Sedang 6
16,67 Sukar
Kemampuan Prosedural
1 66,67
Sedang 2
54,17 Sedang
3 79, 17
Mudah
4 25, 00
Sukar 5
37,50 Sedang
Dari Tabel 3.9 dapat dilihat bahwa untuk soal tes pemahaman konsep matematis yang terdiri dari enam butir soal, terdapat satu buah soal dengan tingkat
kesukaran yang mudah, yaitu soal nomor.1 dan empat buah soal yang memiliki tingkat kesukaran sedang, serta satu soal yang memiliki tingkat kesukaran sukar
yaitu soal nomor 6. Sedangkan untuk soal tes kemampuan prosedural matematis
Anton Tirta Suganda, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Brain Based Learninguntuk Meningkatkan
Kemampuan Prosedural Dan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas X Madrasah Aliyah
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
yang terdiri dari lima butir soal, terdapat tiga buah soal dengan tingkat kesukaran sedang yaitu soal nomor 1, nomor 2, dan soal nomor 5, satu butir soal dengan
tingkat kesukaran mudah yaitu soal nomor 3 dan satu butir soal dengan tingkat kesukaran sukar yaitu nomor 4.
c. Analisis Daya pembeda
Menurut Ruseffendi 1991 daya pembeda adalah korelasi antara skor jawaban terhadap sebuah butiran soal dengan skor jawaban seluruh soal. Daya
pembeda tiap item tes pada penelitian ini diukur menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Ruseffendi 1991 sebagai berikut :
�� = � − �
1 4�
Keterangan :
B
a
= jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar
B
b
= jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar
N
= jumlah skor keseluruhan
Adapun klasifikasi indeks daya pembeda suatu soal pada penelitian ini, diinterpretasikan dengan mengikuti pedoman yang dikemukakan oleh
Suherman dan Sukjaya 1990 sebagai berikut:
Tabel 3.10. Klasifikasi Daya Pembeda
Daya Pembeda Evaluasi Butiran Soal
0,70 DP 1,00
Sangat baik
Anton Tirta Suganda, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Brain Based Learninguntuk Meningkatkan
Kemampuan Prosedural Dan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas X Madrasah Aliyah
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
0,40 DP 0,70
Baik 0,20 DP
0,40 Cukup
0,00 DP 0,20
Jelek DP
0,00 Sangat buruk
Daya pembeda menunjukkan kemampuan soal tersebut membedakan antara siswa yang pandai termasuk dalam kelompok unggul dengan siswa yang
kurang pandai termasuk kelompok asor. Suatu perangkat alat tes yang baik harus bisa membedakan antara siswa yang pandai, rata-rata, dan yang kurang pandai
karena dalam suatu kelas biasanya terdiri dari tiga kelompok tersebut. Sehingga hasil evaluasinya tidak baik semua atau sebaliknya buruk semua, tetapi haruslah
berdistribusi normal, maksudnya siswa yang mendapat nilai baik dan siswa yang mendapat nilai buruk ada terwakili meskipun sedikit, bagian terbesar berada
pada hasil cukup. Proses penentuan kelompok unggul dan kelompok asor ini adalah
dengan cara terlebih dahulu mengurutkan skor total setiap siswa mulai dari skor tertinggi sampai dengan skor terendah menggunakan Anates Versi 4.0. Hasil
perhitungan daya pembeda untuk tes kemampuan prosedural dan pemahaman konsep matematis disajikan dalam Tabel 3.11.
Tabel 3.11 Daya Pembeda Tes Kemampuan Pemahaman konsep Matematis dan
Kemampuan Prosedural
Tes Nomor Soal
Indeks Daya Pembeda Interpretasi
Kemampuan Pemahaman
Matematis 1
41,67 Baik
2 33,33
Cukup 3
33,33 Cukup
Anton Tirta Suganda, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Brain Based Learninguntuk Meningkatkan
Kemampuan Prosedural Dan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas X Madrasah Aliyah
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
4 33,33
Cukup 5
41,67 Cukup
6 33,33
Cukup
Kemampuan Prosedural
1 33,33
Cukup 2
41,67 Baik
3 41,67
Baik 4
33,33 Cukup
5 25,00
Cukup Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk soal tes pemahaman konsep
matematis yang terdiri dari enam butir soal, terdapat satu butir soal yang daya pembedanya baik yaitu soal nomor 1, sedangkan soal nomor 2, 3, 4, 5, 6 daya
pembedanya cukup. Selanjutnya, untuk soal tes kemampuan prosedural terdapat dua butir soal yang daya pembedanya baik yaitu soal nomor 2 dan soal nomor 3,
sedangkan soal nomor 1, 4, dan 5 masing-masing daya pembedanya cukup.
3.4.3 Instrumen Skala Sikap