4 Gambar 2. Langkah kompresi motor bakar 4 langkah.
1.1 Performa Motor Bakar 4 Langkah
a. Torsi T Torsimerupakan gaya putar yang dihasilkan oleh poros mesin. Besarnya torsi T
biasa dinyatakan dalam bentuk Nm Newton Meter .
T = F. r 1
Dimana T = torsi Nm F = gaya N
r = jari jari m b. Daya P
Daya merupakan besarnya usaha yang dilakukan mesin per satuan waktu. Besarnya daya dinyatakan dalam Hp Horse Power .
P = T . 2
Dimana : P = daya mesin HP = kecepatan sudut rads
T = Torsi Nm
c. Konsumsi Bahan Bakar Spesifik KBBS Konsumsi bahan bakar spesifik merupakan jumlah bahan bakar yang dibutuhkan untuk
melakukan pembakaran per satuan waktu jam untuk menghasilkan satu satuan daya Horse Power .
KBBS = 3
Dimana : KBBS = konsumsi bahan bakar spesifik kgjamhp kbb = konsumsi bahan bakar ccmenit
ρ
b
= massa jenis bahan bakar kgm
3
P = daya Hp
5
1.2 Sistem Pengapian
a. Sistem Pengapian Konvensional platina Platina merupakan salah satu komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk
memutus dan menghubungkan arus listrik yang mengalir menuju koil. Platina bekerja sebagai saklaryang menyalurkan listrik dari kumparan primer koil ke massa dan
memutuskan aliran listrik tersebut untuk menghasilkan induksi tegangan tinggi. Pembukaan dan penutupan platina digerakkan oleh cam nok pada interval waktu yang
telah ditentukan.
Gambar 3. Skema cara kerja sistem pengapian platina b. Sistem Pengapian Elektronik CDI
Sistem pengapian CDI Capacitor Discharge Ignition pada motor bensin terdapat dua jenis, yaitu sistem pengapian CDI AC dan sistem pengapian CDI DC. Sistem
pengapian CDI AC merupakan sistem pengapian yang bersumber dari motor listrik yang mengalirkan listrik secara berurutan mulai dari CDI, koil kemudian ke busi.
Sedangkan sistem pengapian DC adalah sebuah sistem pengapian yang bersumber dari baterai yang dialirkan menuju CDI. Fungsi dari CDI adalah sebagai pemutus arus yang
diterima dari baterai kemudian disalurkan ke koil.
Gambar 4.Skema cara kerja sistem pengapian CDI c. Koil Pengapian
Koil difungsikan sebagai pengubah arus tegangan rendah menjadi tegangan tinggi. Secara fisik koil dikontruksi mirip dengan trafo. Koil dibedakan menjadi beberapa
jenis, yaitu :
6 i. Jenis Canister
Koil jenis ini biasanya digunakan pada kendaraan yang masih menggunakan platina, memiliki inti besi yang dililit kumparan sekunder sementara kumparan primer berada
pada sisi luar kumparan sekunder
Gambar 5. Koil Jenis Canister ii. Jenis Moulded
Jenis Moulded merupakan jenis koil yang banyak dipakai pada kendaraan saat ini. Susunan kumparan koil jenis ini kebalikan dari susunan kumparan koil jenis
Canister.
Gambar 6. Koil Jenis Moulded iii. Jenis Batang
Pada koil jenis ini, koil menyatu dengan tutup busi sehingga tidak terdapat kabel busi dalam rangkaiannya. Hal tersebut memungkinkan hambatan yang terjadi
menjadi lebih rendah.
Gambar 7. Koil jenis batang
1.3Hukum Ohm
Pada dasarnya, sebuah rangkaian listrik terjadi ketika penghantar mampu dialiri elektron bebas secara terus menerus. Aliran tersebut yang disebut sebagai arus.Sama seperti aliran
air dalam pipa, dibutuhkan gaya untuk mendorong elektron supaya dapat mengalir dalam sebuah rangkaian. Gaya tersebut yang disebut sebagai tegangan yang merupakan nilai
dari potensial energi dari elektron yang bergerak dari titik yang satu ke titik yang lainnya. Elektron yang bergerak melalui konduktor mengalami gersekan atau gerak berlawanan
sehingga menimbulkan hambatan.
7 I I
R V
Gambar 8. Rangkaian Hukum Ohm Hukum Ohm, “Kuat arus lirtrik dalam suatu beban listrik berbanding lurus dengan
teganagan dan berbanding terbalik dengan hambatan”.
4
dimana : V = tegangan volt I = kuat arus Ampere
R = hambatan Ohm
5
Dimana ρ
k
= hambatan jenis kawat penghantar Ωm
l = panjang kawat penghantar m
A = luas penampang kawat penghantar m
2
2. METODE PENELITIAN