1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang keruangan, lingkungan dan kompleks
wilayah untuk kepentingan, proses dan keberhasilan pembangunan Bintarto dan Surastopo Hadisumarno. Salah satu cabang dari ilmu geografi adalah
klimatologi. Klimatologi didefinisikan sebagai ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim dan kaitannya iklim dengan aktivitas mausia. Selain
itu dapat juga didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari jenis iklim di muka bumi dan faktor penyebabnya Tjasyono, 2004. Salah satu obyek kajian
klimatologi adalah pencemaran udara. Kota Surakarta merupakan salah satu wilayah perkotaan yang sekarang
ini mengalami perkembangan yang pesat. Perkembangan Kota Surakarta dapat dilihat dari sektor perdagangan, industri, jasa, permukiman, pendidikan,
maupun transportasi yang ditunjukkan dari tingkat kepadatan lalu lintasnya. Dengan seiring perkembangan wilayah tersebut memicu tingginya tingkat
pertumbuhan penduduk dan terjadinya alih fungsi lahan tidak terbangun menjadi daerah terbangun seperti untuk permukiman, perkantoran, perhotelan,
mall, sekolah, dan lain-lain. Dengan meningkatnya kepadatan penduduk dan kepadatan permukiman disertai dengan dampak aktivitas penduduk itu sendiri
tanpa disadari menyebabkan timbulnya kerusakan lingkungan. Salah satu permasalahan lingkungan yang sering terjadi di daerah perkotaan yaitu
padatnya penduduk serta kegiatan transportasi dan industri yang menjadi pemicu terjadinya pencemaran udara.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya pencemaran udara karbon dioksida CO
2
bisa secara alamiah natural sources maupun buatan atau kegiatan manusia anthroponic sources. Faktor secara alamiah berasal dari
letusan gunung api, respirasi, dekomposisi bahan organik, dan sumber lainnya. Sementara faktor buatan dari kegiatan manusia yaitu transportasi, industri,
2
penggundulan dan pembakaran hutan, pembakaran sampah dan lainnya. Darsono 1995 menyebutkan bahwa pada tahun 1987 jumlah karbon dioksida
CO
2
yang berasal dari pembakaran hutan mencapai 33,0. Negara maju yang berjumlah 24 buah dengan jumlah penduduk 15,6 menghasilkan 45 karbon
dioksida CO
2
. Sementara di Indonesia dengan penduduk 3,5 penduduk dunia menghasilkan 0,6 karbon dioksida dunia. Besarnya karbondioksida
CO
2
yang dihasilkan oleh negara maju menunjukkan besarnya sumberdaya alam yang diperlukan oleh negara tersebut.
Pencemaran udara karbon dioksida CO
2
di Kota Surakarta dihasilkan terutama dari kegiatan transportasi. Hal ini ditunjukkan dari tingginya
pengguna kendaraan bermotor roda dua maupun roda empat dan tingkat kemacetan di jalan. Berdasarkan Data Sarana Angkutan Umum dan Pribadi di
Kota Surakarta dari tahun 2008 – 2012 hampir semua jenis kendaraan bermotor mengalami peningkatan terutama kendaraan pribadi yaitu jenis kendaraan roda
dua dan roda empat. Untuk jenis kendaraan mobil barang dan mobil bus bukan umum ini juga mengalami peningkatan. Sedangkan untuk jenis kendaraan
mobil bus umum mengalami penurunan di tahun 2009, 2010, dan 2011, sementara di tahun 2012 mulai mengalami kenaikan dengan adanya program
pemerintah yang mengganti bus kota dengan memperbanyak armada BST Batik Solo Trans. Jadi dalam kurun waktu lima tahun jumlah kendaraan
bermotor di Kota Surakarta meningkat hampir dua kali lipat yaitu di tahun 2008 sebesar 240.041 unit dan di tahun 2012 sebesar 502.169 unit.
3
Tabel 1.1 Data Sarana Angkutan Umum dan Pribadi di Kota Surakarta
No Jenis
Kendaraan Tahun
2008 unit
2009 unit
2010 unit
2011 unit
2012 unit
1. Sepeda Motor E 192.498 208.309 223.683 269.760 426.571
2. Mobil Penumpang
A1 31.911
33.535 36.903
43.158 52.513
3. Mobil Barang C1
C2 13.778
14.049 15.081
18.013 20.826
4. Mobil Bus -
Umum B2 737
720 713
629 729
- Bukan Umum
B1 338
362 346
432 503
5. Kendaraan Khusus
D 24
25 24
5 4
6. Mobil Penumpang
Umum A2 755
753 894
948 1.023
JUMLAH 240.041 257.753 277.644 332.945 502.169
Sumber: Kantor Bersama Samsat Surakarta UP3AD Kota Surakarta, 2013 Penggunaan badan jalan sebagai lahan parkir kendaraan membuat lebar
jalan menjadi sempit, sehingga laju kendaran lambat. Banyaknya persimpangan jalan dan lampu pengatur lalu lintas menyebabkan kemacetan dan
menimbulkan pencemaran karbon dioksida CO
2
ditambah pertumbuhan penduduk yang cepat mempengaruhi tingkat kebutuhan ekonomi sehingga
4
memicu banyaknya lahan terbangun dan mengurangi adanya lahan terbuka hijau. Dengan tingginya konsentrasi karbon dioksida CO
2
bisa menjadi salah satu penyumbang gas rumah kaca yang berpengaruh terhadap naiknya suhu
udara bumi karena panas matahari tidak dapat dipantulkan kembali keluar atmosfer dan dalam waktu jangka panjang menyebabkan adanya pemanasan
global dan perubahan iklim. Saat ini, pemanasan global telah menjadi isu global yg semakin penting
di dunia dan diketahui telah menyebabkan beberapa dampak negatif bagi kehidupan manusia. Sejauh ini, berbagai upaya telah mulai dilakukan oleh
manusia untuk mengurangi dampak pemanasan global, seperti program penanaman kembali reboisasi, penghematan energi, penggunaan energi baru
dan terbarukan, dan pemanfaat berbagai teknologi carbon capture and storage CCS. Salah satu cara untuk mereduksi kadar karbon dioksida CO
2
yang berlebihan adalah melakukan penghijauan dengan cara membuat hutantaman
kota. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti bermaksud mengadakan
penelitian. Adapun judul yang dipilih adalah “Kajian Pencemaran Udara CO
2
di Kota Surakarta Studi Kasus di Jalan Adi Soemarmo, Jalan Slamet Riyadi dan Jalan DR. Radjiman”.
1.2 Rumusan Masalah