Tabel 2.2 Penentuan Nilai Koefisien Kontraksi dan Ekspansi
Subcritical Flow Contraction and Expansion Coefficients
Contraction Expansion
No transition loss computed Gradual
Transition Typical bridge
sections Abrupt 0.1
0.3 0.6
0.3 0.5
0.8 Sumber: HEC-RAS Reference Manual 2010
Menurut HEC-RAS Reference Manual, terdapat beberapa kategori penyesuaian koefisien kontraksi dan ekspansi, yaitu :
Dimana perubahan penampang sungai kecil, dan alirannya bertahap, maka nilai
koefisien kontraksi dan ekspansi adalah 0.1 dan 0.3.
Ketika perubahan pada penampang efektif adalah tiba-tiba misalnya aliran pada jembatan, maka nilai koefisien kontraksi dan ekspansi adalah 0.3 dan 0.5.
Ketika perubahan penampang terjadi tiba-tiba dan bentuk penampang gorong-
gorong maka nilai koefisien kontraksi dan ekspansi adalah 0.6 dan 0.8.
2.3 Sedimentasi
Sedimen secara umum merupakan tanah atau bagian-bagian tanah yang terangkut oleh air dari suatu tempat yang mengalami erosi pada suatu daerah aliran sungai DAS
dan masuk kedalam suatu badan air. Proses terjadinya sedimentasi yaitu pengendapan sedimen hasil erosi yang terbawa oleh aliran air pada suatu tempat yang kecepatan
alirannya melambat Arsyad, 2000. Kecepatan angkutan sedimen merupakan fungsi dari kecepatan aliran sungai dan
ukuran partikel sedimen. Ada tiga cara pengangkutan partikel sedimen di dalam aliran sungai, yaitu terlarut wash load, melompat, dan dengan cara merayap atau
menggelinding. Terlarut wash load merupakan pengangkutan partikel sedimen dalam
aliran air yang berukuran kecil seperti tanah liat dan debu. Melompat merupakan pengangkutan partikel sedimen yang berukuran lebih besar, seperti pasir.
Pengangkutan yang terakhir yaitu dengan cara merayap atau menggelinding di dasar sungai. Partikel sedimen yang bergerak dengan cara merayap di dasar sungai memiliki
ukuran partikel yang lebih besar dari pasir, seperti kerikil gravel. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya ukuran partikel sedimen yang terangkut aliran air seperti :
ukuran sedimen yang masuk ke badan sungaisaluran air, karakteristik saluran, debit dan karakteristik fisik partikel sedimen. Asdak, 2010.
2.3.1 Angkutan Sedimen Ada tiga macam angkutan sedimen yang terjadi di dalam alur sungai Mulyanto,
2007 yaitu: a.
Wash load atau sedimen cuci terdiri dari partikel lanau dan debu yang terbawa masuk ke dalam sungai dan tetap tinggal melayang sampai mencapai laut, atau
genangan air lainnya. Sedimen jenis ini hampir tidak mempengaruhi sifat-sifat sungai meskipun jumlahnya yang terbanyak dibanding jenis-jenis lainnya
terutama pada saat-saat permulaan musim hujan datang. Sedimen ini berasal dari proses pelapukan Daerah Aliran Sungai yang terutama terjadi pada musim
kemarau sebelumnya. b.
Suspended load atau sedimen layang terutama terdiri dari pasir halus yang melayang di dalam aliran karena tersangga oleh turbulensi aliran air. Pengaruh
sedimen ini terhadap sifat-sifat sungai tidak begitu besar. Tetapi bila terjadi perubahan kecepatan aliran, jenis ini dapat berubah menjadi angkutan jenis
ketiga. Gaya gerak bagi angkutan jenis ini adalah turbulensi aliran dan kecepatan aliran itu sendiri. Dalam hal ini dikenal kecepatan pungut atau “pick up velocity”.
Untuk besar butiran tertentu bila kecepatan pungutnya dilampaui, material akan melayang. Sebaliknya, bila kecepatan aliran yang mengangkutnya mengecil di
bawah kecepatan pungutnya, material akan tenggelam ke dasar aliran.