Metode Crossover Algoritma Genetika

c. Elitisme Dalam metode elitisme, sebuah kromosom yang paling tinggi nilai fitness pada generasi sebelumnya akan dipertahankan untuk populasi generasi berikutnya. Sisa kromosom pada generasi berikutnya akan diperoleh dengan cara reproduksi biasa. [SYA14] d. Seleksi Tournament Dalam metode ini, kromosom-kromosom dalam suatu populasi dibagi menjadi beberapa grup secara acak. Setiap grup akan beranggotakan minimal dua kromosom. Seleksi dilakukan dengan mempertahankan kromosom yang memiliki nilai fitness tertinggi pada setiap grup. [ZUK13]

2.3.5.2 Metode Crossover

Crossover adalah proses pembentukan kromosom turunan offspring dengan menggabungkan elemen dari kromosom induk yang terpilih parent. Crossover bertujuan menambah keanekaragaman string dalam populasi dan mendapatkan kromosom baru dengan solusi yang lebih baik. Proses crossover dipengaruhi salah satu parameter algoritma genetika, yaitu probabilitas crossover P c . Probabilitas crossover menunjukkan persentase kemungkinan persilangan terjadi antara 2 kromosom. Probabilitas crossover dari suatu individu biasanya dipilih cukup besar, persis seperti kejadian sebenarnya dalam kehidupan alamiah dengan tujuan mempercepat terbentuknya generasi baru. Interval nilai probabilitas crossover berkisar 0 hingga 100. Artinya, jika P c = 0, maka keturunan akan sama persis dengan kromosom induk. Jika P c =100 maka semuanya keturunan dihasilkan adalah keturunan hasil crossover. Pada proses algoritma genetika dikenal beberapa metode crossover yang umum digunakan. Metode crossover tersebut adalah sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara a. Penyilangan Satu Titik One-point Crossover Penyilangan satu titik adalah metode crossover yang paling sering. Metode ini bekerja dengan memisahkan suatu string menjadi dua bagian dan selanjutnya salah satu bagian dipertukarkan dengan salah satu bagian dari string yang lain yang telah dipisahkan dengan cara sama untuk menghasilkan offspring. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penyilangan satu titik sebagai operator crossover. Sebagai contoh, dapat dilihat pada Gambar 2.7. Gambar 2.7 Penyilangan satu titik b. Penyilangan Dua Titik Two-point Crossover Metode ini dimulai dengan memilih dua titik crossover. Kromosom keturunan kemudian dibentuk dengan barisan bit dari awal kromosom sampai titik crossover pertama disalin dari orang tua pertama, bagian dari titik crossover pertama dan kedua disalin dari orang tua kedua, kemudian selebihnya disalin dari orang tua pertama lagi. Sebagai contoh, dapat dilihat pada gambar 2.8. Gambar 2.8 Penyilangan dua titik Parent1 Parent2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Offspring1 Offspring2 Posisi penyilangan Parent1 Parent2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Offspring1 Offspring2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Penyilangan 1 Penyilangan 2 Universitas Sumatera Utara c. Partial Mapped Crossover PMX Metode ini biasanya digunakan untuk melakukan crossover pada persoalan yang menggunakan representasi permutasi. Metode ini merupakan perkembangan dari metode Penyilangan Dua Titik Two-point Crossover. Sebagai contoh, dapat dilihat pada gambar 2.9. Gambar 2.9 Penyilangan PMX d. Order Crossover OX Metode ini diperkenalkan oleh Syswerda [SYA14]. Pada prinsipnya metode ini sangat mirip dengan metode PMX. Perbedaannya hanya terletak pada prosedur perbaikan, yaitu proses pengisian gen selain substring dilakukan secara silang dan dilakukan secara berurutan dari kiri ke kanan. Sebagai contoh, dapat dilihat pada gambar 2.10. Gambar 2.10 Penyilangan OX Parent1 Parent2 1 7 2 3 4 6 5 8 4 6 3 5 7 1 8 2 Offspring1 Offspring2 1 4 3 5 7 6 2 8 7 6 2 3 4 1 8 5 Parent1 Parent2 1 7 2 3 4 6 5 8 4 6 3 5 7 1 8 2 Offspring1 Offspring2 4 6 2 3 7 1 5 8 1 7 3 4 6 5 8 2 Universitas Sumatera Utara

2.3.5.3 Metode Mutasi