Sistem Informasi Pemetaan Profil Kriminalitas Berbasis Web (Studi Kasus: Kejahatan Konvensional Kota Bogor)

SISTEM INFORMASI PEMETAAN PROFIL KRIMINALITAS BERBASIS
WEB
(STUDI KASUS: KEJAHATAN KONVENSIONAL KOTA BOGOR)

Oleh :
RIZA MUHAMMAD NURMAN
G64102033

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

Judul Skripsi : Sistem Informasi Pemetaan Profil Kriminalitas Berbasis
Web (Studi Kasus : Kejahatan Konvensional Kota Bogor)
Nama
: Riza Muhammad Nurman
NRP
: G64102033

Menyetujui :

Pembimbing I,

Pembimbing II,

Ir. Meuthia Rachmaniah, M.Sc
NIP 131 414 854

Rindang Karyadin, ST., M.Komp
NIP 132 311 915

Mengetahui :

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor

Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS
NIP 131473999

Tanggal Lulus :


SISTEM INFORMASI PEMETAAN PROFIL KRIMINALITAS BERBASIS
WEB
(STUDI KASUS: KEJAHATAN KONVENSIONAL KOTA BOGOR)

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer
pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor

Oleh :
Riza Muhammad Nurman
G64102033

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

RINGKASAN
RIZA MUHAMMAD NURMAN. Sistem Informasi Pemetaan Profil Kriminalitas Berbasis Web.

Dibimbing oleh MEUTHIA RACHMANIAH dan RINDANG KARYADIN.
Penggunaan aplikasi dengan menggunakan teknologi informasi berbasis komputer yang tepat
guna akan memudahkan pengguna untuk menyimpan dan mengolah data serta memperoleh
informasi secara cepat dan aktual. Banyaknya kejahatan yang terjadi di berbagai tempat dan waktu
kejadian yang berbeda-beda menyebabkan kesulitan tersendiri dalam menentukan daerah-daerah
yang memiliki tingkat kerawanan tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sistem yang dapat
membantu pihak kepolisian dalam membandingkan kerawanan kejahatan antardaerah. Daerah
yang diambil dalam penelitian meliputi kecamatan dan kelurahan di Kotamadya Bogor.
Metode pengembangan sistem pada penelitian ini menggunakan prototipe Jenis I.
Pengembangan prototipe Jenis I digunakan karena masalah yang diambil tidak terstruktur dengan
baik serta persyaratan data yang tidak menentu. Selain itu, sistem yang dihasilkan tidak dijadikan
sebagai cetak biru bagi kepolisian di daerah lain melainkan khusus dipakai di Polresta Bogor.
Penelitian ini mencoba mengembangkan suatu sistem informasi yang mampu menampilkan
peta serta memetakan jumlah kejahatan yang terjadi di dalam peta tersebut dalam bentuk warna
yang beragam. Pewarnaan pada masing-masing daerah dikelompokkan dan diambil berdasarkan
ciri-ciri tertentu sehingga output yang dihasilkan diharapkan akan memudahkan pengguna dalam
membedakan tingkat kerawanan antara daerah satu dan lainnya. Selain itu, sistem mampu
menampilkan grafik dan perhitungan jumlah tindak pidana yang terjadi berikut penyelesaiannya
berdasarkan bulan dan tahun. Dengan menggunakan tampilan visual peta dan grafik, diharapkan
sistem akan membantu memudahkan Kepolisian Resort Kota Bogor dalam menganalisa tingkat

kerawanan setiap kecamatan, kelurahan, jenis kejahatan, pola waktu kejadian pada setiap bulan
dan tahunnya, serta mengolah data kriminalitas yang terbaru dan aktual.
Kata Kunci : Sistem Informasi, Pemetaan, Grafik, Prototipe

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 13 April 1984 sebagai anak pertama dari
pasangan Moch. Usman dan Nurhayati.
Penulis memulai pendidikan formal dengan bersekolah di SD Negeri Polisi I Bogor selama
enam tahun (1990-1996), SLTP Negeri 4 Bogor selama tiga tahun (1996-1999) dan SMU Negeri 5
Bogor selama tiga tahun (1999-2002). Penulis menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada
tahun 2002 (angkatan 39) melalui jalur USMI dan diterima di Departemen Ilmu Komputer,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Penulis pernah melakukan kerja praktik di PT SIERAD PRODUCE TBK sebagai System
Developer dengan membangun aplikasi Capital Expenditure Integrated System pada bulan Juni
sampai dengan bulan Agustus 2005.

PRAKATA
Alhamdulillahirabbil alamin, Puji dan Syukur penulis senantiasa panjatkan kepada Allah
SWT, karena atas rahmat dan petunjuk-Nya-lah penulis dapat menyelesaikan penelitian tugas
akhir ini. Tema yang dipilih dalam tugas akhir ini adalah sistem informasi pemetaan profil

kriminalitas berbasis web studi kasus kejahatan konvensional kota Bogor.
Keberhasilan dalam menyelesaikan suatu perkara tidak akan pernah bisa digapai tanpa ulur
tangan dan bantuan orang lain. Begitu pula halnya dengan penyusunan skripsi ini yang tidak
terlepas dari pihak-pihak yang telah banyak membantu. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu dan Bapak tercinta yang selalu memberikan
dukungan, doa, motivasi, dan kasih sayang yang tulus dan ikhlas selama ini, selanjutnya penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Ir. Meuthia Rachmaniah, M.Sc dan Bapak Rindang Karyadin, ST, M.Komp selaku
pembimbing yang senantiasa membimbing penulis dengan sabar dan selalu memberikan
saran-saran terbaik dalam penulisan skripsi ini.
2. Adikku tersayang : Rima Nurmayasari dan M. Rizki Nurmansyah atas kebersamaan,
keceriaan, dan dukungannya selama ini.
3. Sahabat-sahabatku : Musa, Lana, Adam, Mala, Dimas, Aris, Sylvi, dan Triani atas
kebersamaan dan dukungannya.
4. Kapolresta Bogor, Bu Harjanti, Bapak Baihaqi, Bapak Budi, Bapak Catur, Bapak Sunaryo,
dan Aa Mimid serta seluruh staf Bagian Operasional Polresta Bogor atas informasi, arahan
serta bantuannya selama ini.
5. Ilkomerz 39 atas dukungan dan semangatnya.
6. Seluruh staf pengajar dan pegawai Departemen Ilmu Komputer.
7. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bogor, Januari 2007

Riza Muhammad Nurman

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................................vi
PENDAHULUAN ..............................................................................................................1
Latar Belakang.............................................................................................................. 1
Tujuan ..........................................................................................................................1
Ruang Lingkup .............................................................................................................1
Manfaat Penelitian ........................................................................................................1
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................................2
Sistem Informasi ...........................................................................................................2
Sistem Informasi Geografis ...........................................................................................2
Peta dan Pemetaan ........................................................................................................2

Prototyping...................................................................................................................2
Basis Data.....................................................................................................................3
Sistem Manajemen Basis Data.......................................................................................3
Structured Query Languange (SQL) ..............................................................................3
PHP Hypertext Preprocessor (PHP) ..............................................................................3
Pengujian black box ......................................................................................................4
METODE PENELITIAN.....................................................................................................4
Mengidentifikasi Kebutuhan Pemakai............................................................................4
Mengembangkan Prototipe............................................................................................5
Menentukan Apakah Prototipe Dapat Diterima ..............................................................5
Menggunakan Prototipe.................................................................................................5
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................................5
Prototipe Tahap I...........................................................................................................5
Mengidentifikasi Kebutuhan Pemakai........................................................................5
Mengembangkan Prototipe ........................................................................................7
Menentukan Apakah Prototipe Dapat Diterima........................................................ 10
Prototipe Tahap II ....................................................................................................... 10
Mengidentifikasi Kebutuhan Pemakai...................................................................... 10
Mengembangkan Prototipe ...................................................................................... 10
Menentukan Apakah Prototipe Dapat Diterima ........................................................ 12

Prototipe Tahap III...................................................................................................... 12
Mengidentifikasi Kebutuhan Pemakai...................................................................... 12
Mengembangkan Prototipe ...................................................................................... 13
Menentukan Apakah Prototipe Dapat Diterima ........................................................ 14
Menggunakan Prototipe........................................................................................... 14
Fungsi-fungsi pada sistem operasional.................................................................. 15
Pengujian sistem .................................................................................................. 17
KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................................... 18
Kesimpulan................................................................................................................. 18
Saran .......................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 18
LAMPIRAN...................................................................................................................... 19

DAFTAR TABEL
Halaman
1 Nama dan tipe daerah peta kecamatan ...............................................................................7
2 Tambahan beberapa field pada tabel lap_harian ............................................................... 10
3 Pengujian black box ........................................................................................................ 17

DAFTAR GAMBAR

Halaman
1 Arsitektur aplikasi web....................................................................................................4
2 Pengujian black-box........................................................................................................4
3 Pengembangan Prototipe Jenis I ......................................................................................4
4 Skema Ilustrasi Perangkat Lunak.....................................................................................4
5 Diagram Konteks ............................................................................................................ 7
6 Peta rancangan pertama...................................................................................................8
7 Rancangan antarmuka sistem...........................................................................................8
8 Tampilan header pertama................................................................................................8
9 Tampilan navigasi pertama..............................................................................................8
10 Pencarian peta.................................................................................................................9
11 Navigasi administrator pertama .......................................................................................9
12 Form input pelapor..........................................................................................................9
13 Form input lap_harian .....................................................................................................9
14 Form input kejahatan.......................................................................................................9
15 Peta rancangan kedua.................................................................................................... 10
16 Tampilan header kedua................................................................................................. 11
17 Tampilan navigasi kedua............................................................................................... 11
18 Perubahan kedua form input lap_harian......................................................................... 11
19 Perubahan kedua form input pelapor.............................................................................. 12

20 Tampilan header ketiga................................................................................................. 13
21 Tampilan navigasi ketiga............................................................................................... 13
22 Form pencarian peta kedua............................................................................................ 14
23 Pewarnaan peta kota Bogor ........................................................................................... 15
24 Pewarnaan peta Bogor Barat ......................................................................................... 16
25 Informasi JTP dan PTP ................................................................................................. 17

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Nama dan tipe daerah peta kelurahan............................................................................. 20
2 Hubungan antara fungsi sistem dan kebutuhan pengguna ............................................... 21
3 Data Flow Diagram (DFD) Level 1 ............................................................................... 22
4 Flowchart SIPILAB halaman anggota kepolisian........................................................... 23
5 Daftar tabel dalam SIPILAB ......................................................................................... 27
6 Entity Relationship SIPILAB......................................................................................... 32
7 Diagram Entity Relationship (ERD) SIPILAB............................................................... 33
8 Tampilan login SIPILAB .............................................................................................. 34
9 Grafik Jumlah Kejahatan............................................................................................... 35
10 Pengujian dengan metode black box .............................................................................. 37
11 Pertanyaan Kuisioner .................................................................................................... 47

12 Hasil kuisioner.............................................................................................................. 49

vi

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam kehidupan, tindakan kriminal
sering terjadi tanpa mengenal waktu dan
tempat. Hal tersebut tentunya sangat
meresahkan keamanan dan kenyamanan
masyarakat dalam bersosialisasi. Jenis
kejahatan yang terjadi pun dapat berbedabeda. Apabila dikategorikan, jenis kejahatan
itu terbagi atas empat kategori yaitu kejahatan
konvensional seperti pembunuhan, kejahatan
transnasional
(narkoba),
kejahatan
berimplikasi kontijensi (kerawanan sosial),
dan kejahatan terhadap kekayaan negara
(korupsi).
Polres Kota Bogor merupakan instansi
yang diharapkan bisa memberikan keamanan
dan perlindungan bagi masyarakat khususnya
yang berada di kota Bogor. Apalagi
mengingat kondisi sekarang ini, dimana
kriminalitas semakin meningkat khususnya
yang berada pada daerah Polwil Bogor. Oleh
karena itu, dibutuhkan suatu sistem informasi
yang dapat menangani data secara cepat dan
aktual. Kriminalitas yang terjadi di berbagai
tempat inilah yang dapat dijadikan obyek
pemetaan. Pemetaan jumlah kriminalitas
dalam bentuk warna pada peta bisa dilakukan
dengan
menggunakan
script
tanpa
menggunakan teknologi SIG secara utuh.
Kota Bogor yang terdiri dari banyak
kecamatan dan kelurahan merupakan bahan
informasi yang cukup baik untuk dijadikan
sebagai bagian dari sistem informasi yang
akan dibangun. Dengan menggunakan sistem
ini, pihak kepolisian akan memperoleh peta
informasi mengenai daerah-daerah yang
merupakan
daerah
rawan
terjadinya
kriminalitas.
Pada karya tulis ini, penulis mencoba
untuk menerapkan sebagian konsep sistem
informasi yang berteknologi SIG berbasis web
intranet yang berisi informasi pola persebaran
kriminalitas yang terjadi di kota Bogor.
Bidang kajian kriminalitas yang diambil
adalah mengenai kejahatan konvensional di
kota Bogor. Kejahatan konvensional itu
sendiri adalah kejahatan yang dilakukan
dengan motivasi dan modus kejahatan umum.
Kejahatan konvensional terdiri atas tiga
bagian utama, yaitu:
1.

Kejahatan terhadap manusia seperti
pembunuhan,
penganiayaan
dengan
menggunakan
alat
berat
(anirat),

2.

3.

penganiayaan tanpa menggunakan alat
berat (aniring), culik, peras/ancaman,
pencurian dengan kekerasan (curas),
perkosaan, zinah, pencemaran nama
baik/penghinaan, dll.
Kejahatan terhadap harta benda seperti
penipuan penggelapan, pencurian dengan
menggunakan alat berat (curat), pencurian
tanpa menggunakan alat berat (curing),
sengketa rumah/tanah, palsu atentik,
asuransi, pencurian kendaraan bermotor
roda dua (curanmor r2), pencurian
kendaraan
bermotor
roda
empat
(curanmor r4), dll.
Kejahatan terhadap masyarakat seperti
judi, pelacuran, ketertiban, pengrusakan,
dll.

Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah
membangun sebuah sistem informasi dengan
memetakan jumlah kejahatan dalam bentuk
warna di setiap daerah ke dalam peta
geografis berbasis web intranet untuk
menampilkan informasi mengenai pola
kriminalitas yang berada di kota Bogor.
Informasi tersebut berupa teks, peta dan
grafik.
Ruang Lingkup
Dalam penelitian ini penulis hanya
menjadikan daerah kriminalitas pada Polres
Kota Bogor sebagai bidang yang akan dikaji.
Walaupun
demikian diharapkan hasil
penelitian ini dapat berguna baik bagi diri
sendiri,
pembaca
maupun
kepolisian
khususnya yang berada dalam ruang lingkup
kota Bogor. Selain itu, sistem yang dibuat
memiliki ruang lingkup sebagai berikut:
1.
2.
3.

Batasan daerah terjadinya kriminalitas
hanya daerah yang berada di kota Bogor.
Bidang yang dikaji adalah mengenai
kejahatan konvensional.
Model proses pengembangan perangkat
lunak menggunakan metode prototipe
Jenis I.

Manfaat Penelitian
1.

2.

3.

Menjadikan bahan acuan bagi kepolisian
dalam memprediksi jadwal patroli polisi
serta penugasan polisi ke berbagai daerah.
Melihat
pola
kriminalitas
yang
ditampilkan dalam bentuk geografis dan
grafik.
Membantu kepolisian khususnya Polresta
Bogor melakukan pengelolaan data

2

kriminalitas yang disimpan di dalam basis
data.
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem yang
menerima sumber data sebagai input
kemudian diproses menjadi suatu sistem
informasi berupa output yang terdiri dari
sumber daya perangkat keras (mesin dan
media), perangkat lunak (program dan
prosedur), dan sumber daya manusia (spesialis
dan end user). Pengelolaan sumber daya
informasi dilakukan melalui proses aktivitas
sistem informasi yaitu pemasukan data
(input), pengolahan data (processing),
penyimpanan (storage), pengeluaran (output),
dan pengendalian (control activities) (O’Brien
1999).
Sistem Informasi Geografis
Menurut Siar dan Estes (1990) dalam
Barus dan Wiradisastra (2000), Sistem
Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem
informasi yang dirancang untuk bekerja
dengan data bereferensi spasial atau
berkoordinat geografi. Dengan kata lain, suatu
SIG adalah suatu sistem basis data dengan
kemampuan khusus untuk data yang
bereferensi spasial bersamaan dengan
seperangkat operasi kerja.
Komponen utama dalam SIG dapat dibagi
menjadi empat kelompok yaitu perangkat
keras,
perangkat
lunak,
organisasi
(manajemen), dan pemakai. Porsi masingmasing komponen tersebut berbeda-beda dari
satu sistem ke sistem lainnya, tergantung
tujuan dari dibuatnya SIG tersebut.
Berdasarkan operasinya SIG dapat dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu:
1.

2.

SIG secara manual, yang beroperasi
memanfaatkan
peta
cetak
(kertas/transparan) atau bersifat data
analog.
SIG secara terkomputer atau lebih sering
disebut SIG otomatis (prinsip kerjanya
sudah dengan menggunakan komputer
sehingga datanya merupakan data dijital).

Peta dan Pemetaan
Peta merupakan penyajian secara grafis
dari kumpulan data maupun informasi sesuai
lokasinya secara dua dimensi. Ditinjau dari
perannya peta adalah bentuk penyajian

informasi spasial tentang permukaan bumi
untuk dapat dipakai dalam pengambilan
keputusan. Sedangkan pemetaan adalah semua
kegiatan untuk menghasilkan tampilan
informasi tersebut secara keruangan (spasial).
Pemetaan adalah suatu bentuk komunikasi
secara grafis antara pembuat dan pemakai peta
yang telah lama dikenal orang (Barus &
Wiradisastra 2000).
Data utama dalam SIG adalah data
berbentuk sebaran spasial obyek yaitu peta.
Dalam hal ini terdapat tiga cara dasar dalam
penyajian data spasial, yaitu dalam bentuk
titik, garis, dan area. Titik merupakan cara
penyajian yang tidak berdimensi, dan hanya
menyajikan lokasi dalam bentuk koordinat.
Penyajian cara ini lebih menekankan pada
lokasi obyek, yang tidak berkait dengan
ukuran panjang maupun luas dari obyek. Garis
merupakan deretan titik yang sambung
menyambung, berdimensi satu seperti jalan,
sungai, akan tetapi sudah mempunyai sifat
tambahan yaitu mempunyai arah dan ukuran
panjang, akan tetapi tidak mempunyai luasan.
Area dinyatakan dalam bentuk poligon,
merupakan cara penyajian dasar yang
berdimensi
dua,
sehingga
dapat
menggambarkan luas area.
Prototyping
Prototipe memberikan ide bagi pembuat
maupun pemakai potensial tentang cara sistem
berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Proses
menghasilkan sebuah prototipe disebut
prototyping (McLeod 2001).
Menurut McLeod (2001) terdapat dua
jenis prototipe. Prototipe Jenis I merupakan
suatu model yang akan berkembang menjadi
sistem operasional. Prototipe Jenis II
merupakan suatu model yang dapat dibuang
yang berfungsi sebagai cetak biru bagi sistem
operasional. Pendekatan pada prototipe Jenis I
hanya mungkin jika peralatan prototyping
memungkinkan prototipe memuat semua
elemen penting dari sistem baru. Sedangkan
pendekatan prototipe Jenis II dilakukan jika
prototipe tersebut hanya dimaksudkan untuk
tampilan seperti sistem operasional dan tidak
dimaksudkan untuk memuat semua elemen
penting.
Langkah-langkah yang terdapat pada
pengembangan prototipe Jenis I adalah
sebagai berikut.
1.

Mengidentifikasi kebutuhan pemakai.
Analis sistem mewawancarai pemakai

3

2.

3.

4.

untuk mendapatkan gagasan dari apa
yang diinginkan pemakai terhadap sistem.
Mengembangkan
Prototipe.
Analis
sistem, mungkin bekerjasama dengan
spesialis informasi lain, menggunakan
satu atau lebih peralatan prototyping
untuk mengembangkan sebuah prototipe.
Contoh dari peralatan prototyping adalah
integrated application generator dan
prototyping
toolkits.
Integrated
application generator adalah sistem
perangkat lunak jadi yang mampu
menghasilkan semua tampilan yang
diinginkan dalam sistem baru seperti
menu, laporan, layar, basis data, dan
sebagainya.
Prototyping
toolkits
mencakup sistem-sistem perangkat lunak
yang terpisah, yang masing-masing
mampu menghasilkan sebagian tampilan
sistem yang diinginkan.
Menentukan apakah prototipe dapat
diterima. Analis mendidik pemakai untuk
menggunakan prototipe dan memberi
kesempatan kepada mereka untuk
membiasakan diri dengan sistem.
Pemakai memberi masukan kepada analis
apakah prototipe memuaskan. Jika ya,
langkah 4 akan diambil; jika tidak,
prototipe direvisi dengan mengulangi
langkah 1, 2, dan 3 dengan pengertian
yang lebih baik mengenai kebutuhan
pemakai.
Menggunakan Prototipe. Prototipe ini
menjadi sistem operasional.

2.

3.

Basis data relasional adalah kumpulan
tabel-tabel yang berelasi, yang sesamanya
dapat dikaitkan dengan kunci (keys). Sistem
relasional dicirikan oleh kesederhanaan
struktur, dimana semua data disimpan dalam
tabel (relasi) yang terdiri dari baris dan kolom.
Sistem
ini
berhasil
menanggulangi
permasalahan semantik, konsistensi dan
redundansi yang dipecahkan melalui konsep
normalisasi (Barus & Wiradisastra 2000).
Structured Query Language (SQL)
Structured Query Language merupakan
bahasa query standar yang digunakan untuk
mengakses basis data relasional (Connolly &
Begg 2002). Sebuah ekspresi SQL dasar
hanya terdiri atas tiga klausa, yaitu: SELECT,
FROM, dan WHERE:


Basis Data
Basis data adalah sekumpulan data yang
saling berhubungan, yang dirancang agar
dapat memenuhi kebutuhan informasi dari
suatu organisasi (Connolly & Begg 2002).
Basis data digunakan untuk menangani
sekumpulan data dalam suatu sistem
organisasi dalam hal pengolahan data seperti
penyimpanan
data,
mengubah
data,
menampilkan data, dan menghapus data.

menspesifikasi tipe dan struktur data serta
menyimpan data di dalam basis data
secara leluasa.
Membantu pengguna untuk memasukkan,
memperbaharui,
menghapus,
dan
mendapatkan kembali data dari basis
data.
Menyediakan akses kontrol pada basis
data, seperti:
a. Sistem keamanan,
b. Sistem yang terintegrasi,
c. Sistem concurrency control,
d. Sistem kontrol recovery,
e. Katalog yang berisi deskripsi data di
dalam database.





Klausa SELECT digunakan untuk
menetapkan daftar atribut (field) yang
diinginkan sebagai hasil query.
Klausa
FROM
digunakan
untuk
menetapkan tabel (atau gabungan tabel)
yang akan ditelusuri selama query data
dilakukan.
Klausa WHERE yang sifatnya opsional,
digunakan sebagai predikat (kriteria)
yang harus dipenuhi dalam memperoleh
hasil query.

Sistem Manajemen Basis Data

PHP Hypertext Preprocessor (PHP)

Menurut Connolly dan Begg (2002) sistem
manajemen basis data adalah sebuah sistem
perangkat lunak yang memudahkan pengguna
untuk mendefinisikan, membuat, memelihara,
dan mengontrol akses terhadap basis data.
Secara lebih spesifik, sistem manajemen basis
data menyediakan fasilitas sebagai berikut:

Menurut Prihatna (2005) PHP merupakan
pemrograman berbasis web yang dijalankan
pada sisi server. PHP bersifat open source.
Script PHP ditulis menyatu dengan tag-tag
HTML atau bisa juga sendiri. PHP digunakan
untuk membuat halaman web menjadi
dinamis, berinteraksi dengan pengguna, dan
menyimpan informasi. Tujuan dari bahasa
scripting ini adalah untuk membuat aplikasiaplikasi yang dijalankan pada teknologi web.

1.

Membantu
mendefinisikan

pengguna
basis data,

untuk
seperti

4

Gambar 1
aplikasi web.

merepresentasikan

arsitektur

Relational Database
( MySQL, Oracle, MS SQL

Web Server
(Apache,IIS)

Middleware
PHP, ColdFusion,
ASP, JSP
Internet

Sistem
Informasi
Pemetaan
profIl
kriminaLitas berbAsis weB (SIPILAB).
1

Mengidentifikasi
Kebutuhan Pemakai

2

Mengembangkan
Prototipe

Tidak

3

Web Browser
(Internet
Explorer,Netscape)

Apakah Prototipe
Dapat Diterima

Ya

Gambar 1 Arsitektur aplikasi web (Greenspan
& Bulger 2001).
Pengujian black-box
Pengujian
black-box
adalah
suatu
pendekatan ke arah pengujian di mana hasil
uji diperoleh dari program atau spesifikasi
komponen. Dalam hal ini, pengujian blackbox lebih berfokus pada persyaratan
fungsional perangkat lunak dan bukan dari
implementasinya. Gambar 2 menggambarkan
model suatu sistem yang diuji dengan
menggunakan
pengujian
black-box
(Sommerville, 2001).

4

Menggunakan
Prototipe

Gambar 3 Pengembangan Prototipe Jenis I
(McLeod 2001).
Perangkat lunak yang digunakan dalam
membangun sistem operasional SIPILAB
ialah MySQL yang berfungsi sebagai server
data, ArcView GIS 3.3, Adobe Photoshop 7.0,
dan SWISHmax sebagai perancangan peta dan
antarmuka sistem, Mecromedia Dreamweaver
MX
2004
sebagai
editor
bahasa
pemrograman, dan Apache sebagai server
web. Skema ilustrasi perangkat lunak tersebut
dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 2 Pengujian black-box
(Sommerville 2001).
METODE PENELITIAN
Metode pengembangan sistem yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
pengembangan prototipe jenis I. Gambar 3
menunjukkan langkah-langkah yang terdapat
pada metode pengembangan perangkat lunak

Gambar 4 Skema Ilustrasi Perangkat Lunak.
1. Mengidentifikasi Kebutuhan Pemakai
Pada tahap ini pengembang dan
pengguna bertemu dan mendefinisikan
secara objektif keseluruhan dari perangkat

5

lunak serta mengidentifikasi segala
kebutuhan dan garis besar cakupan
mengenai sistem. Analisis kebutuhan
informasi dilakukan dengan berdiskusi
bersama pengguna yaitu polisi di Bagian
Operasional dan Reskrim Polresta Bogor
sehingga pada tahap ini akan diperoleh hasil
yang sesuai dengan keinginan pengguna.
2. Mengembangkan Prototipe
Dalam
implementasi
dari
pengembangan suatu prototipe dibutuhkan
beberapa perangkat lunak yang mendukung.
Spesifikasi perangkat lunak yang digunakan
dalam pengembangan prototipe sistem
tersebut antara lain:
a. MySQL sebagai pengolah basis data
b. PHP sebagai bahasa pemrograman
c. ArcView GIS 3.3 untuk mendesain peta
d. Adobe Photoshop 7.0 untuk mendesain
tampilan grafis antar muka
e. SWISHmax untuk mendesain tampilan
grafis antarmuka
f. Macromedia Dreamweaver MX2004
sebagai editor bahasa pemrograman
g. Internet Explorer 6.0 sebagai browser
Prototipe
dikembangkan
beberapa tahap yaitu:
a.
b.
c.
d.

melalui

Perancangan basis data
Perancangan peta
Perancangan antarmuka situs
Perancangan menu

Pada tahap ini SIPILAB menggunakan
MySQL sebagai penyedia akses dan
manajemen data, ArcView GIS 3.3
digunakan untuk membangun peta buta
kecamatan dan kelurahan kota Bogor.
Tampilan antarmuka situs yang terdiri dari
menu, layar, dan animasi diolah dengan
menggunakan Adobe Photoshop 7.0 dan
SWISHmax.
3. Menentukan Apakah Prototipe Dapat
Diterima
Prototipe yang dihasilkan dijelaskan
setiap fungsinya kepada pengguna. Jika
prototipe yang dikembangkan memuaskan
pengguna maka dilanjutkan ke langkah 4
yaitu menggunakan prototipe. Jika tidak
maka prototipe akan direvisi dengan
mengulangi langkah 1,2, dan 3 (Gambar 3)
dengan tambahan masukan atau saran dan
pemahaman mengenai sistem yang lebih
baik dari pengguna. Pengulangan yang
dilakukan dibatasi hanya dua kali.

4. Menggunakan Prototipe
Prototipe yang telah dikembangkan akan
digunakan sebagai dasar untuk pengkodean
sistem operasional SIPILAB. PHP dan
HTML merupakan bahasa pemrograman
yang digunakan dalam mengkodekan
fungsi-fungsi SIPILAB dan membangun
koordinat-koordinat peta kota Bogor pada
web. Fungsi-fungsi dalam SIPILAB antara
lain fungsi untuk memasukkan, mengubah,
dan menghapus data pada basis data, fungsi
pencarian, dan fungsi untuk menampilkan
data, peta, dan grafik.
Evaluasi sistem operasional SIPILAB
diuji dan dipakai untuk menyaring
kebutuhan pengembangan perangkat lunak.
Pengujian sistem yang akan digunakan
adalah pengujian dengan metode black-box.
Sistem diuji dimulai dari fungsi-fungsi yang
terkait seperti fungsi pencarian, input, dan
output. Sebelum sistem operasional
SIPILAB yang telah selesai diuji diberikan,
terlebih dahulu dilakukan survei ke sepuluh
orang staf Polresta Bogor. Setelah survei
dilakukan, SIPILAB yang akan ditempatkan
pada kantor Polresta Bogor bagian
operasional agar data kriminalitas yang
masuk dapat ditangani dengan cepat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Metode pengembangan sistem yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
prototipe Jenis I. Pengulangan pada prototipe
yang dibangun dilakukan sebanyak dua kali
yaitu pada langkah 1, 2, dan 3. Dengan adanya
pengulangan tersebut, maka pengembangan
sistem dibagi menjadi tiga tahap antara lain
Prototipe Tahap I yang merupakan tahap kali
pertama prototipe dibangun, Prototipe Tahap
II, dan Prototipe Tahap III yang merupakan
perbaikan pada setiap prototipe dari tahap
sebelumnya.
Prototipe Tahap 1
1. Mengidentifikasi Kebutuhan Pemakai
Aplikasi web dibangun dengan tujuan
untuk menyediakan informasi kejahatan
konvensional yang terjadi di kota Bogor.
Informasi yang disajikan berupa teks yang
berisikan data kejahatan, bentuk grafis
berupa peta yang terdiri dari peta kecamatan
dan peta kelurahan kota Bogor, dan
diagram. Setiap kebutuhan informasi dalam
aplikasi tersebut diperoleh melalui diskusi
dengan pengguna. Aplikasi web yang

6

dibangun diberi nama Sistem Informasi
Pemetaan profIl kriminaLitas berbAsis weB
(SIPILAB).
Berdasarkan hasil diskusi terdapat
beberapa kebutuhan informasi dari aplikasi
SIPILAB, yaitu:
a. Informasi kepolisian secara umum.
Seluruh informasi ini berupa teks yang
berisi segala sesuatu yang berhubungan
dengan profil kepolisian. Informasi ini
berisi profil mengenai kejahatan dan visi
misi.
b. Informasi kejahatan yang ditampilkan
dapat berisikan data seluruh kejahatan
ataupun data tertentu hasil pencarian yang
berada dalam basis data Data hasil
pencarian
diperoleh
dengan
cara
memasukkan potongan teks sebagai kata
kunci ke dalam textfield di dalam form
yang tersedia, kemudian tombol cari
diklik.
c. Informasi data kejahatan yang dipetakan
dalam bentuk grafis berupa peta
kecamatan
dan
peta
kelurahan.
Pewarnaan pada kedua peta itu
merepresentasikan banyaknya kejahatan
yang terjadi berdasarkan pola waktu,
kejahatan umum, kejahatan spesifik,
bulan, dan tahun kejadian. Masingmasing daerah yang terdapat dalam peta
menyimpan informasi data kejahatan di
daerah tersebut. Dasar pewarnaan
penentuan kejahatan diambil antara 0 s.d.
20 sebagai acuan jumlah kejahatan yang
terjadi. Dasar pewarnaan diperoleh
setelah berdiskusi dengan pengguna
untuk membedakan setiap daerahnya.
Pewarnaan pada peta ini dibagi menjadi
tiga kelompok antara lain:
• RGB (252, 0, 0)
Daerah kecamatan dan kelurahaan yang
menampilkan
warna ini berarti
banyaknya kejahatan di daerah tersebut
berada diatas dua puluh.
• RGB (250, 216, 216)
Warna RGB (250, 216, 216) pada
kecamatan atau kelurahan tertentu
merepresentasikan banyak kejahatan di
daerah tersebut berada diantara sebelas
sampai dengan dua puluh.
• RGB (250, 213, 213)
Banyaknya kejahatan di daerah
kecamatan atau kelurahan syang
ditampilkan dengan menggunakan
warna ini berada di bawah sebelas.

Peta kecamatan dan kelurahan dalam
bentuk digital dapat ditampilkan dengan
berbagai cara, diantaranya adalah dengan
menggunakan
perangkat
lunak
MapServer. Perangkat lunak ini tidak
digunakan karena efisiensi dalam
pengembangan
sistem.
Penggunaan
MapServer akan lebih banyak bermanfaat
pada aplikasi SIG yang menggunakan
banyak layer baik yang berupa titik, garis,
maupun area atau poligon. Sedangkan
SIPILAB
yang
dibangun
hanya
menampilkan peta kecamatan dan
kelurahan yang berbentuk poligon.
Berdasarkan
pengamatan,
hasil
pengembangan pada SIPILAB dengan
menggunakan MapServer ataupun tidak
diperkirakan akan menampilkan output
harapan yang sama yaitu menampilkan
informasi data apabila daerah tertentu
pada peta diklik. Selain itu server yang
menggunakan MapServer harus memiliki
java runtime environment (jre) untuk
mendukung
user
interface
yang
menggunakan java applet. Pengembangan
aplikasi
SIPILAB
ini
dapat
dimaksimalkan dengan menampilkan
pewarnaan peta yang dinamis.
d. Informasi data kejahatan disajikan dalam
bentuk grafik. Grafik pada SIPILAB
ditampilkan dalam bentuk grafik diagram
batang
yang
merepresentasikan
banyaknya kejahatan setiap bulannya
dalam satu tahun, serta jumlah kejahatan
per
kelurahan,
kejahatan
umum,
kejahatan spesifik, dan pola waktu
berdasarkan bulan dan tahun kejadian.
e. Simulasi perhitungan Jumlah Tindak
Pidana (JTP) dan Penyelesaian Tindak
Pidana (PTP). Pada simulasi perhitungan
ini, aplikasi hanya akan menampilkan
output berupa jumlah tindak pidana yang
terjadi berikut jumlah penyelesaiannya
untuk setiap jenis kejahatan berdasarkan
bulan dan tahun kejadian. Output tersebut
tidak akan disimpan ke dalam basis data.
f. Informasi tambahan lainnya meliputi
agenda kegiatan kepolisian, komentar,dan
buku tamu sebagai sarana komunikasi
antar anggota polisi.
Pengguna SIPILAB ini terdiri atas dua
kategori pengguna yaitu anggota kepolisian
dan administrator. Anggota kepolisian yaitu
semua polisi di Polresta Bogor yang dapat
mengakses data umum yang diberikan oleh
SIPILAB, sedangkan administrator adalah

7

Gambar 5 Diagram Konteks.
anggota kepolisian Polresta Bogor pada
bagian operasional yang berperan dalam
mengelola dan memelihara data pada
sistem.
Proses yang terjadi pada penggunaan
SIPILAB berupa pencarian data, pemasukan
data, pengeditan data, dan penghapusan
data. Pemasukan data terdiri dari data
umum dan data admin. Pengeditan data dan
penghapusan data dilakukan pada data yang
sama.
Data umum adalah data yang dapat
dimasukkan oleh pengguna umum, seperti
data komentar dan buku tamu, sedangkan
data admin adalah data yang hanya bisa
diisi, diakses dan dimanipulasi oleh
administrator sistem, seperti data agenda,
buku tamu, komentar, laporan harian, dan
user. Aliran data pada SIPILAB
digambarkan melalui diagram konteks
(Gambar 5).
2. Mengembangkan Prototipe
Prototipe
dikembangkan
dengan
menggunakan
perangkat
lunak dan
perangkat keras komputer. Perangkat keras
yang digunakan dalam pengembangan
SIPILAB adalah Personal Computer (PC)
dengan spesifikasi sebagai berikut:
a. Prosessor Intel Celeron 1,7 GHZ
b. Memori 228 MB
c. Hard disk 40GB
d. Resolusi monitor 1024x768 pixels
Prototipe yang dikembangkan terdiri
dari perancangan basis data, peta, tampilan
antarmuka situs, dan menu.

a. Perancangan basis data
Basis data yang digunakan untuk
menyimpan dan memberikan informasi data
merupakan
implementasi
dari hasil
identifikasi kebutuhan antara analis sistem
dengan pengguna. Data yang digunakan
dalam membangun SIPILAB adalah data
umum dan data admin yang terbagi atas
beberapa tabel yang saling berelasi. Data
laporan harian merupakan data utama pada
SIPILAB.
b. Perancangan peta
Peta yang dirancang adalah peta lengkap
kota Bogor dalam bentuk file. Peta tersebut
kemudian diolah dengan menggunakan
perangkat lunak ArcView GIS 3.3 untuk
membuat peta buta kecamatan dan
kelurahan kota Bogor. Peta tersebut terdiri
atas enam kecamatan dan enam puluh
delapan kelurahan. Nama dan tipe masingmasing daerah kecamatan dan kelurahan
dapat dilihat pada Tabel 1 dan Lampiran 1.
Tabel 1 Nama dan tipe daerah peta
kecamatan
No
1
2
3
4
5
6

Kecamatan
Bogor Utara
Bogor Timur
Bogor Selatan
Bogor Barat
Bogor Tengah
Tanah Sareal

Tipe
Poligon
Poligon
Poligon
Poligon
Poligon
Poligon

Adobe Photoshop 7.0 digunakan untuk
mengolah peta buta kecamatan dan
kelurahan dan membuatnya dalam format
PNG. Pewarnaan pada peta ditampilkan
dalam bentuk rectangle. Masing-masing

8

warna pada rectangle mencirikan tingkat
kejahatan masing-masing daerah. Tampilan
peta kelurahan rancangan pertama dapat
dilihat pada Gambar 6.

Gambar 8 Tampilan header pertama.
d. Perancangan menu
Perancangan menu atau navigasi sistem
dilakukan untuk memberi gambaran mengenai
setiap informasi yang akan ditampilkan dan
sebagai kerangka kerja dalam pembuatan
sistem informasi (Gambar 9). Rancangan
navigasi sistem merupakan pegangan dalam
pembuatan halaman-halaman web beserta
semua link yang diperlukan.

Gambar 9 Tampilan navigasi pertama.

Gambar 6 Peta rancangan pertama.
c. Perancangan antarmuka situs
Tampilan antarmuka situs SIPILAB
dibangun dengan menggunakan Adobe
Photoshop 7.0. Tampilan antarmuka
SIPILAB terdiri dari tiga bagian utama
yaitu area header terdiri dari logo
Kepolisian dan Jawa Barat yang digunakan
sebagai ciri khas sistem untuk Polresta
Bogor yang berada di daerah Jawa Barat
dan di bawah Kepolisian Republik
Indonesia serta nama sistem, menu navigasi
baik untuk anggota kepolisian maupun
administrator terdapat di sebelah kiri, dan
isi yang berada pada tengah halaman.
Tampilan rancangan antarmuka sistem
dapat dilihat pada Gambar 7 dan area
header SIPILAB (Gambar 8).
Header
Menu
Isi

Footer
Gambar 7 Rancangan antarmuka sistem.

Adapun deskripsi navigasi SIPILAB
ialah sebagai berikut :
• Depan
Halaman ini merupakan indeks atau
halaman
awal
SIPILAB
yang
menampilkan informasi mengenai arti
kejahatan konvensional yang menjadi
fokus utama dalam sistem, informasi
agenda atau kegiatan yang diadakan pada
waktu saat ini, dan input data komentar
serta tampilan komentar para pengguna
sistem.
• Informasi Profil
Informasi profil yang ditampilkan pada
sistem adalah visi dan misi Kepolisian
Republik Indonesia.
• Buku Tamu
Halaman buku tamu berisi informasi
pelapor kejahatan dimana fasilitas input
data informasi tersebut diisi oleh
pengguna SIPILAB.
• Agenda
Halaman ini berisi informasi seluruh
agenda kegiatan Polresta Bogor.
• Analisis
Halaman ini merupakan menu terpenting
sistem yang berisi analisis berbagai
kejahatan konvensional yang selama ini
terjadi di kota Bogor. Analisis ini
disajikan dalam bentuk tampilan peta
yaitu peta kecamatan dan peta kelurahan,
teks, dan grafik.
Selain menu navigasi SIPILAB di atas,
fasilitas yang disediakan SIPILAB adalah
fasilitas pencarian yang terdapat pada menu
administrator dan navigasi Analisis.
Pencarian pada menu administrator terdiri
atas pencarian data agenda, komentar,

9

Gambar 10. Pencarian peta
bukutamu, user, dan laporan harian
kejahatan. Pada navigasi Analisis, form
pencarian ditujukan untuk melihat informasi
jumlah penyelesaian tindak pidana serta
grafik kejahatan berdasarkan bulan dan
tahun serta untuk melihat pewarnaan pada
peta yang diambil berdasarkan lima kategori
yaitu pola waktu, kejahatan umum,
kejahatan spesifik, bulan, dan tahun
(Gambar
10),
informasi
jumlah
penyelesaian tindak pidana serta grafik
kejahatan berdasarkan bulan dan tahun.
Selain itu, fasilitas yang disediakan adalah
fasilitas
pengolahan
data
untuk
administrator yang terdiri atas input, edit,
dan hapus.

kejahatan yang dilakukan oleh pelaku. Form
menu input pelapor, lap_harian, dan
kejahatan dapat dilihat Gambar 12, 13, dan
14.

Gambar 12 Form input pelapor.

Gambar 11 Navigasi administrator pertama.
Menu laporan harian yang terdapat pada
navigasi administrator (Gambar 11)
merupakan menu utama dalam pengolahan
data pada SIPILAB. Menu input laporan
harian terdiri dari lap_harian, kejahatan,
pelapor, korban, dan pelaku. Identitas
pelapor, korban, dan pelaku dimasukkan
melalui form pelapor, korban, dan pelaku.
Di sisi lain, form input lap_harian terdiri
atas Nomor Polisi (Nopol), tanggal dan jam
kejadian kejahatan terjadi, tanggal dan jam
laporan pelapor kepada pihak kepolisian,
Tempat Kejadian Perkara (TKP), kelurahan,
Modus Operandi (MO) yaitu cara yang
dilakukan oleh pelaku pada saat melakukan
kejahatan, status laporan yang berarti status
mengenai penyelidikan kejahatan yang
terjadi, dan uraian singkat kejadian. Pada
form input kejahatan terdiri dari Nopol dan

Gambar 13 Form input lap_harian.

Gambar 14 Form input kejahatan.

10

3. Menentukan Apakah Prototipe Dapat
Diterima
Prototipe
yang
telah
selesai
dikembangkan dijelaskan setiap fungsinya
kepada pengguna. Dari hasil penjelasan,
sistem kemudian dicek oleh pengguna.
Berdasarkan hasil evaluasi bersama
pengguna,
maka
terdapat
beberapa
perubahan pada sistem. Perubahan ini
terjadi karena prototipe kurang sesuai
dengan keinginan pengguna serta adanya
penambahan informasi. Perubahan yang
terjadi diantaranya adalah penambahan
informasi umum mengenai kepolisian,
perubahan basis data, peta untuk hasil
analisis dan antarmuka SIPILAB. Setiap
kali perubahan, maka langkah dalam
pengembangan SIPILAB kembali ke
langkah 1 dan 2. Hasil perubahan yang
terjadi dibahas pada Prototipe Tahap II.

seperti nama, umur, jenis kelamin,
pekerjaan, agama, warga negara, alamat,
dan keterangan. Sedangkan perubahan pada
tabel lap_harian adalah penambahan
beberapa field seperti ditunjukkan pada
Tabel 2.
Tabel 2 Tambahan beberapa field pada tabel
lap_harian
No
1

Nama field
ApaYgTerjadi

2

BgmnTerjadi

3
4
5

Pasal
BarangBukti
Tindakan

Deskripsi
Mendeskripsikan
tindak kejahatan apa
yang sedang terjadi
Tentang bagaimana
kejahatan itu terjadi
Pasal yang dilanggar
Barang bukti kejahatan
Tindakan yang
dilakukan polisi

b. Perancangan peta

Prototipe Tahap II
4. Mengidentifikasi Kebutuhan Pemakai
Pada tahap ini, setiap tambahan dan
perubahan kebutuhan informasi dalam
aplikasi didiskusikan kembali dengan
pengguna. Hasil perubahan yang diperoleh
antara lain:
a. Informasi kepolisian secara umum.
Tambahan informasi pada modul ini
adalah adanya halaman kode etik, tugas
polisi pada bagian operasional, Tri Brata
dan Catur Prasetya, dan Struktur atau
bagan Polresta Bogor.
b. Perubahan pada basis data. Perubahan
yang
dilakukan
adalah
dengan
memperinci keterangan pelapor, pelaku,
korban, menambah tabel saksi dan
beberapa field pada tabel lap_harian.
c. Perubahan tampilan SIPILAB. Tampilan
ini meliputi peta kejahatan, antarmuka
situs dan menu.
2. Mengembangkan Prototipe
Prototipe yang dikembangkan sebagai
tindak lanjut dari respon pengguna
mencakup perancangan basis data, peta,
tampilan antarmuka situs, dan menu.
a. Perancangan basis data
Tabel-tabel yang mengalami perubahan
adalah tabel pelapor, pelaku, korban, dan
lap_harian.
Tabel-tabel tersebut pada
awalnya hanya berisi dua field yaitu berupa
nama dan keterangan. Setelah perubahan,
tabel-tabel tersebut memiliki beberapa field

Gambar 15 Peta rancangan kedua.
Perubahan perancangan peta yang
terjadi adalah perubahan penempatan
pewarnaan sebagai representasi dari
banyaknya
kejahatan
yang
terjadi.
Pewarnaan yang pada peta tahap pertama
ditampilkan dalam bentuk rectangle diubah
dengan
menampilkan
warna
sesuai
koordinat masing-masing daerah. Hal ini
dilakukan karena tampilan warna yang
menggunakan
bentuk
rectangle
menyulitkan
pengguna
dalam
mengidentifikasi kesesuaiannya dengan
daerah yang disimbolkan dengan warna
tersebut. Oleh karena itu, dibuatlah
rancangan peta kedua seperti yang
ditampilkan pada Gambar 15. Label atau

11

nama masing-masing daerah pada peta ini
ditampilkan dengan menggunakan kode
pemrograman PHP.
c. Perancangan antarmuka situs
Rancangan kedua ini dibuat karena
tampilan pertama yang menggambarkan
warna gelap dianggap kurang baik karena
terlihat monoton dan tidak sesuai antara
warna menu dan header. Area header ini
dibangun kembali dan disesuaikan dengan
warna menu sistem. Tampilan header kedua
antarmuka SIPILAB dapat dilihat pada
Gambar 16.

Gambar 16 Tampilan header kedua.
d. Perancangan menu
Pada tahap ini dilakukan evaluasi
perubahan menu navigasi. Perbedaan paling
mendasar terjadi pada menu Profil. Menu
tersebut dibagi menjadi lima bagian, yaitu
Visi & Misi, Kode Etik, Tri Brata dan Catur
Prasetya yang disingkat menjadi TBCP,
Struktur, dan Bag Ops sehingga tampilan
navigasi utama sistem terbagi menjadi
sembilan bagian ditambah Depan, Buku
Tamu, Agenda, dan Analisis. Perubahan
pada menu navigasi dapat dilihat pada
Gambar 17.

Gambar 17. Tampilan navigasi kedua
Adapun deskripsi tambahan
SIPILAB ialah sebagai berikut :

navigasi

saksi juga mengalami perubahan. Perubahan
pada form lap_harian terdapat penghapusan
input kerugian karena input tersebut telah
termasuk pada input Uraian Singkat
Kejadian sehingga tidak perlu disebutkan
kembali serta adanya beberapa penambahan
input yaitu:
• Apa yang terjadi
Input ini mendeskripsikan
tindak
kejahatan apa yang dilakukan oleh pelaku
di lokasi kejadian.
• Bagaimana terjadi
Input ini berisi tentang bagaimana
kejahatan itu terjadi.
• Pasal yang dilanggar
Pasal yang dilanggar oleh pelaku diisi
pada input ini.
• Barang bukti
Input ini berisi barang bukti kejahatan
yang diperoleh pihak kepolisian.
• Tindakan yang diambil
Tindakan yang diambil oleh pihak
kepolisian setelah menerima laporan dari
pelapor diisi pada input ini.
Pada form input pelapor, korban, dan
pelaku
terjadi
perubahan
dengan
menambahkan field umur, jenis kelamin,
pekerjaan, warga negara, agama, alamat,
dan keterangan lainnya pada masing-masing
form. Keterangan setiap field pada form
input tersebut berlaku pula pada tabel saksi.
Semua field yang disebutkan merupakan
identitas dari setiap pelapor, korban, pelaku,
dan saksi kejahatan. Pemasukan data
pelapor, korban, pelaku, dan saksi terbagi
atas dua cara, antara lain dengan
memasukan data secara langsung berurutan
setelah data lap_harian dimasukan atau
dengan memasukan data secara terpisah.
Tampilan perubahan form input pelapor dan
lap_harian dapat dilihat pada Gambar 18
dan 19.

• Kode Etik
Halaman ini berisi informasi mengenai
kode etik Kepolisian Republik Indonesia.
• Struktur
Bagan umum struktur Polresta Bogor
terdapat pada halaman ini.
• Bag Ops
Halaman ini berisi informasi mengenai
tugas-tugas kepolisian yang berada di
bagian operasional Polresta Bogor.
Selain navigasi di atas, form input
lap_harian, pelapor, korban, pelaku, dan

Gambar 18 Perubahan kedua form input
pelapor.

12

Gambar 19 Perubahan kedua form input lap_harian.
3. Menentukan Apakah Prototipe Dapat
Diterima
Setiap prototipe yang telah diubah
diperlihatkan
dan
dijelaskan
setiap
fungsinya kepada pengguna. Setelah dicek,
terjadi perubahan kembali yaitu pada bagian
basis data, antarmuka situs, penambahan
halaman web dalam bentuk format laporan
polisi, tampilan peta untuk hasil analisis,
serta penghapusan modul-modul tertentu.
Hasil perubahan yang terjadi dibahas pada
Prototipe Tahap III.
Prototipe Tahap III
1. Mengidentifikasi Kebutuhan Pemakai
Proses yang diban