1 Berdasarkan kepemilikan, terdiri atas rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta
yang terdiri dari rumah sakit hak milik dan nirlaba 2
Berdasarkan jenis pelayanan, terdiri atas rumah sakit umum dan khusus 3
Berdasarkan afiliasi pendidikan, terdiri atas rumah sakit pendidikan dan non pendidikan
2.1.3.2 Klasifikasi Rumah Sakit Umum
Berdasarkan UU RI nomor 44 tahun 2009 pasal 24 tentang rumah sakit, dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara berjenjang dan fungsi rujukan, rumah sakit umum
diklasifikasikan berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan rumah sakit: 1
Rumah sakit umum kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 empat spesialis dasar, 5 lima spesialis
penunjang medik, 12 dua belas spesialis lain dan 13 tiga belas subspesialis. 2
Rumah sakit umum kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 empat spesialis dasar, 4 empat spesialis
penunjang medik, 8 delapan spesialis lain dan 2 dua subspesialis dasar. 3
Rumah sakit umum kelas C adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 empat spesialis dasar dan 4 empat
spesialis penunjang medik. 4
Rumah sakit umum kelas D adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2 dua spesialis dasar.
2.1.4 Struktur Organisasi Rumah Sakit
Berdasarkan UU RI nomor 44 tahun 2009 pasal 33 tentang rumah sakit, setiap rumah sakit harus memiliki organisasi yang efektif, efisien, dan akuntabel. Organisasi Rumah Sakit paling
sedikit terdiri atas Kepala Rumah Sakit atau Direktur Rumah Sakit, unsur pelayanan medis, unsur keperawatan, unsur penunjang medis, komite medis, satuan pemeriksaan internal, serta
administrasi umum dan keuangan. Kepala Rumah Sakit harus seorang tenaga medis yang mempunyai kemampuan dan keahlian di bidang perumahsakitan.
2.2 Panitia Farmasi dan Terapi
Panitia farmasi dan terapi adalah organisasi yang mewakili hubungan komunikasi antara para staf medis dengan staf farmasi, sehingga anggotanya terdiri dari dokter yang mewakili
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
spesialisasi-spesialisasi yang ada di rumah sakit dan apoteker wakil dari farmasi rumah sakit, serta tenaga kesehatan lainnya.
Menurut kepmenkes nomor 1197MenkesSKX2004 tanggal 19 Oktober 2004, fungsi dan ruang lingkup PFT adalah sebagai berikut:
a. Mengembangkan formularium di rumah sakit dan merevisinya. b. Panitia farmasi dan terapi harus mengevaluasi untuk menyetujui atau menolak produk obat
baru atau dosis obat yang diusulkan oleh anggota staf medis. c. Menetapkan pengelolaan obat yang digunakan di rumah sakit dan yang termasuk dalam
kategori khusus. d. Membantu instalasi farmasi dalam mengembangkan tinjauan terhadap kebijakan-kebijakan dan
peraturan-peraturan mengenai penggunaan obat di rumah sakit sesuai peraturan yang berlaku secara lokal maupun nasional.
e. Melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat di rumah sakit dengan mengkaji medical record dibandingkan dengan standar diagnosis dan terapi.
f. Mengumpulkan dan meninjau laporan mengenai efek samping obat. g. Menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang menyangkut obat kepada staf medis dan perawat.
2.3 Formularium Rumah Sakit
Berdasarkan Kepmenkes No. 1197MENKESSKX2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, formularium adalah himpunan obat yang diterimadisetujui oleh Komite
Farmasi dan Terapi untuk digunakan di rumah sakit dan dapat direvisi pada setiap batas waktu yang ditentukan.
Sistem yang dipakai adalah suatu sistem dimana prosesnya tetap berjalan terus, dalam arti kata bahwa sementara formularium digunakan oleh staf medis, di lain pihak panitia farmasi dan
terapi mengadakan evaluasi dan menentukan pilihan terhadap produk obat yang ada di pasaran dengan lebih mempertimbangkan kesehatan pasien.
2.4 Instalasi Farmasi Rumah Sakit IFRS