Preservasi dan Kriopreservasi Semen Babi dalam Pengencer BTS dan MIII yang Disuplementasi dengan dan Tanpa Trehalosa

PRESERVASI DAN KRIOPRESERVASI SEMEN BABI
DALAM PENGENCER BTS DAN MIII YANG
DISUPLEMENTASI DENGAN DAN TANPA TREHALOSA

RENI RATNI DAPAWOLE

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Preservasi dan
Kriopreservasi Semen Babi dalam Pengencer BTS dan MIII yang Disuplementasi
dengan dan Tanpa Trehalosa adalah karya saya dengan arahan dari Komisi
Pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2014

Reni Ratni Dapawole
NIM B352110011

RINGKASAN
RENI RATNI DAPAWOLE. Preservasi dan Kriopreservasi Semen Babi dalam
Pengencer BTS dan MIII yang Disuplementasi dengan dan Tanpa Trehalosa.
Dibimbing oleh R IIS ARIFIANTINI, TUTY LASWARDI YUSUF dan
WILMIENTJE MARLENE NALLEY.
Teknologi IB menggunakan semen beku pada ternak babi masih kurang
diaplikasikan secara luas, hal ini disebabkan oleh komposisi membran plasma
spermatozoa babi mudah mengalami cold shock. Trehalosa dilaporkan dapat
meningkatkan fluiditas (kelenturan) dari membran plasma agar tidak mudah rusak
pada saat pembekuan ataupun saat thawing. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan komposisi bahan pengencer yang dapat mempertahankan kualitas
spermatozoa dalam semen cair maupun semen beku babi.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap: 1) Preservasi semen cair
terdiri dari dua bagian yaitu pengaruh holding time (HT) dalam pengencer BTS®,

dan menentukan konsentrasi trehalosa terbaik dalam pengencer BTS® dan BTSM
(BTS Modifikasi) dalam mempertahankan semen cair babi 2) Kriopreservasi
semen babi menggunakan pengencer BTS® dan BTS®-Trehalosa (BTS®-T) serta
MIII® dan MIII®-Trehalosa (MIII®-T)
Pada tahap pertama bagian 1, semen dikoleksi dari tiga (3) ekor babi jantan
bangsa Landrace berumur 2-3 tahun satu minggu dua kali menggunakan glove
hand method. Semen dievaluasi secara makroskopis dan mikroskopis kemudian
semen dibagi dalam tiga bagian dan diencerkan dengan menggunakan pengencer
BTS® dan dilakukan HT selama 0, 1 dan 3 jam. Semen yang telah mengalami HT
0, 1 dan 3 dibagi masing-masing ke dalam dua tabung disimpan pada suhu 18°C
dan 5°C. Pengamatan terhadap persentase motilitas dan viabilitas spermatozoa
setiap tiga jam (18°C) dan setiap satu jam (5°C).
Pada tahap pertama bagian 2, koleksi dan evaluasi semen dilakukan sama
dengan pada bagian 1. Semen segar dibagi menjadi delapan tabung, empat
tabung pertama diencerkan menggunakan pengencer BTS® yang disuplementasi
trehalosa 0 mM (BTS®-T0), 50 mM (BTS®-T50), 100 mM (BTS®-T100) dan 150
mM (BTS®-T150) dan empat tabung kedua masing-masing diencerkan dengan BTS
modifikasi (BTSM) yang disuplementasi dengan trehalosa 0 mM (BTSM-T0), 50
mM (BTSM-T50), 100 mM (BTSM-T100) dan 150 mM (BTSM-T150). Masingmasing pengencer dibagi dua tabung dan disimpan pada suhu 18°C dan 5°C.
Pengamatan terhadap persentase motilitas dan viabilitas spermatozoa dilakukan

setiap tiga jam (18°C) dan setiap satu jam (5°C).
Tahap kedua, semen dikoleksi dari sembilan (9) ekor babi jantan dari breed
Duroc dan Landrace, berumur 5-6 tahun. Teknik koleksi dan evaluasi semen
sama dengan yang dilakukan pada tahap I. Semen yang mempunyai motilitas
>70% dengan konsentrasi spermatozoa >200x106 sel/ml dibagi dalam empat
tabung, dua tabung diencerkan menggunakan pengencer BTS® dan dua lainnya
dengan pengencer MIII®, campuran tersebut disimpan pada suhu ruang (2022oC) selama 2 jam (holding time). Semen disentrifugasi dengan kecepatan 2000
RPM selama 15 menit, supernatan dibuang dan pellet spermatozoa diencerkan
kembali, dua tabung pertama menggunakan pengencer BTS® yang

disuplementasi trehalosa 0 mM (BTS®-T0) dan 100 mM (BTS®-T100) dua tabung
lainnya menggunakan MIII® yang disuplementasi trehalosa 0 mM (MIII®-T0) dan
100 mM ( MIII®-T100) keempat pengencer ditambahkan dengan gliserol 4%.
Larutan lalu dikemas ke dalam macrotube 5 ml, diekuilibrasi pada suhu 5oC
selama dua jam, dibekukan dalam uap nitrogen cair dan disimpan dalam
kontainer nitrogen cair untuk pengujian lebih lanjut. Pengujian kualitas semen
beku diawali dengan thawing macrotube pada suhu 52oC selama 45 detik.
Keberhasilan pembekuan diuji dari persentase
motilitas dan viabilitas
spermatozoa.

Semen segar yang dihasilkan pada tahap I dan II menunjukkan kualitas
yang baik dengan volume semen 242.86±34.50 ml dan 225.71±58.84 ml, pH
6.74±0.11 dan 6.79±0.15, berwarna putih keruh dengan konsistensi encer. Secara
mikroskopis motilitas spermatozoa 73.57±3.78% dan 74.29±4.50%, konsentrasi
spermatozoa 278.57±81.33x106 sel/ml dan 214.86±42.49x106 sel/ml, viabilitas
spermatozoa 86.91±1.89% dan 86.74±6.45% dengan abnormalitas spermatozoa
hanya 7.18±0.91% dan 7.15±1.42%.
Hasil penelitian menunjukkan motilitas dan viabilitas spermatozoa dengan
HT 0 jam lebih baik (P