Analisis Penerapan PSAK No.46 Atas Pajak Tangguhan Pada PT Wijaya Karya (Persero) Tbk

(1)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi

Oleh :

Budi Rahman Saputra 201210170311007 JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

ii

Pada PT Wijaya Karya (Persero) Tbk

Oleh :

Budi Rahman Saputra

201210170311007

Diterima dan disetujui

pada tanggal 01 April 2016

Pembimbing I,

Pembimbing II,

Dr. Ihyaul Ulum, S.E., M.Si., Ak., CA Dra. Siti Zubaidah, M.M., Ak., CA

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Ketua Jurusan,


(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Analisis Penerapan PSAK No.46 Atas Pajak Tangguhan Pada PT Wijaya Karya (Persero) Tbk

Yang disiapkan dan disusun oleh :

Nama : Budi Rahman Saputra NIM : 201210170311007 Jurusan : Akuntansi

Telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal... dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima sebagai kelengkapan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Muhammadiyah Malang. Susunan Tim Penguji :

Penguji I : Drs. Setu Setyawan, M.M. 1

Penguji II : A. Syaiful Hidayat A., M.Sc., Ak. 2 Penguji III : Dra. Siti Zubaidah, M.M., Ak., CA. 3 Penguji IV : Dr. Ihyaul Ulum, S.E., M.Si., Ak., CA. 4

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Ketua Jurusan,


(4)

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah diteliti atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Malang, 02 April 2016

Budi Rahman Saputra 201210170311007


(5)

vii

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah Allah SWT peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Penerapan PSAK No.46 Atas Pajak Tangguhan Pada PT Wijaya Karya (Persero) Tbk”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dalam Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Karena itu, dengan rasa hormat yang mendalam, penulis hendak mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Allah SWT atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Kepada kedua orang tua saya bapak Drs. Sukendro dan ibu Hj. Nurlela S.E yang tercinta atas jasanya yang tak terhingga, atas dukungan baik moril maupun materil, serta do’a yang dipanjatkan selama ini untuk keberhasilan penulis untuk mencapai apa yang dicita-citakan.

3. Bapak Dr. Ihyaul Ulum.,S.E.,M.Si.,Ak.,CA dan bapak Dhaniel Syam.,Drs.,M.M.,Ak.,CA selaku pembimbing dalam penelitian ini.

4. Bapak Dr. Nazaruddin Malik.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang

5. Ibu Dra. Siti Zubaidah, M.M.,Ak.,CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang

6. Bapak Ibu dosen Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang yang telah berkenan meluangkan waktu dan membagi ilmunya kepada kami.


(6)

viii

7. Terima kasih untuk Adik tercinta M.Ramadhani atas dukungan, do’a dan motivasi yang selalu diberikan kepada penulis

8. Terima kasih untuk Nur Ariana Dwi Novitasari yang selalu mengingatkan, memberi dukungan, do’a, motivasi serta membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Terima kasih kepada keluarga besar bapak/ibu kost sengkaling dan keluarga bapak/ibu Nur Ariana Dwi Novitasari atas semangat, motivasi dan bantuan-bantuan lainnya yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 10.Sahabat-sahabatku tercinta Abbdulah, Weny Joana, Noviar Kharisma wati,

Dika Prasetya agiora, Novan,Rendy,teman-teman kost sengkaling dan tante-tante aku. Terima kasih atas semangat dan motivasi yang diberikan kepada penulis.

11.Terima kasih untuk tim skripsi bimbingan Bapak Dr. Ihyaul Ulum.,S.E.,M.Si.,Ak.,CA yang telah banyak membantu dan saling berdiskusi terkait topik skripsi ini sehingga skripsi ini selesai sesuai target.

12.Kepada teman-teman kelas Akuntansi A yang sama-sama sedang berjuang menyelesaikan tugas akhir, semoga kita semua sukses amin.

13.Pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki peneliti, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Malang, 02 April 2016


(7)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ... iv

ABSTRAKS ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

II. TINJAUN PUSTAKA ... 7

A. Review Penelitian Terdahulu ... 7

B. Tinjauan Pustaka ... 8

1. Pajak Penghasilan ... 8

2. Standar Akuntansi Keuangan ... 11

3. Peraturan Perpajakan Indonesia ... 13

4. Rekonsiliasi Laporan Keuangan ... 15

5. PSAK No. 46 Pajak Tangguhan ... 16

III. METODE PENELITIAN ... 20

A. Jenis Penelitian ... 20

B. Jenis Data dan Sumber Data ... 20

C. Teknik Pengumpulan Data ... 20


(8)

x

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 22

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 22

B. Penyajian Data ... 26

C. Analisis Data ... 31

D. Pembahasan ... 38

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 43

A. Simpulan ... 43

B. Saran ... 44

C. Keterbatasan Penelitian ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45 LAMPIRAN


(9)

xi

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1. Tabel 2.1 Penelitian-Penelitian Empiris Tentang Pajak tangguhan

7 2. Tabel 2.2 Tarif Umum Pajak Penghasilan Wajib

Pajak Orang Pribadi

9 3. Tabel 2.3 Tarif Umum Pajak Penghasilan Pajak

Badan

10 4. Tabel 4.1 Penerapan Identifikasi Akun 26

5. Tabel 4.2 Penerapan Pengakuan Akun 28

6. Tabel 4.3 Penerapan Pengukuran Akun 28

7. Tabel 4.4 Perbandingan PSAK No. 46 dengan Perusahaan atas Identifikasi Akun

31 8. Tabel 4.5 Perbandingan PSAK No. 46 dengan

Perusahaan atas Pengakuan Akun

33 9. Tabel 4.6 Perbndingan atas PSAK No. 46 dengan

Perusahaan atas Pengukuran Akun

35 10.Tabel 4.7 Perbandingan atas PSAK No. 46

dengan Perusahaan atas Penyajian Akun


(10)

xii

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

1. Gambar 4.1. Struktur Organisasi 25

2. Gambar 4.2. Penyajian Laporan Keuangan Neraca atas Aset Pajak Tangguhan

29 3. Gambar 4.3. Penyajian Laporan Laba Rugi

Komprehensif Konsolidasian


(11)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul

1 Laporan Keuangan Konsolidasian PT. WIKA (persero) Tbk.


(12)

45

DAFTAR PUSTAKA

Astika, I. B. P., Dan I. M. A. Suwandika. 2013. "Pengaruh Perbedaan Laba Akuntansi, Laba Fiskal, Tingkat Hutang Pada Persistensi Laba". E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 5, No. 1, Hlm: 196-214.

Dita, I. M. 2013. "Analisis Penerapan Laporan Rekonsiliasi Fiskal Terhadap Laporan Keuangan Komersial Pada Pt. Citra Karya Sejati Palembang". Vol 1., No.1, Hlm: 1-9.

Gamayuni, R. R. 2009. "Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia Menuju International Financial Reporting Standards". Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, Vol. 14, No. 2, Hlm: 153-166.

Gosal, A. R. 2013. "Analisa Perlakuan Akuntansi Pajak Penghasilan Pasal 21".

Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 1, No. 3, Hlm: 383-392.

Hastoni, H., R. P. Pardede, Dan Y. Astuti. 2012. "Pengaruh Rekonsiliasi Fiskal Terhadap Perhitungan Pph Terhutang Pada Pdam Tirta Pakuan Bogor".

Jurnal Ilmiah Ranggagading (Jir), Vol. 9, No. 1, Hlm: 34-37. Iai. 2011. Psak 46 Akuntansi Pajak Penghasilan.

Ikpi. 2015. Brevet Pajak A,B,C.

Johannes, A. E., Dan D. P. E. Saerang. 2014. "Evaluasi Penerapan Psak No. 46 Atas Pajak Penghasilan Badan Pada Pt. Bank Sulut (Persero) Tbk". Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 2, No. 2, Hlm: 1510-1520.

Kusmala, A. R., Dan Hastoni. 2014. "Pengaruh Penerapan Psak No. 46 Terhadap Laopran Laba Rugi Pada Tiga Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei.". Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol. 2, No. 1, Hlm: 31 - 46.

Mangoting, Y. 2004. "Pajak Penghasilan Dalam Sebuah Kebijaksanaan". Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, Vol. 3, No. 2, Hlm: Pp. 142-156.

Pratiwi, A. A., J. J. Sondakh, Dan L. Kalangi. 2014. "Analisis Penerapan Sak Etap Pada Penyajian Laporan Keuangan Pt. Nichindo Manado Suisan". Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 2, No. 3, Hlm: 254-265.

Rahayu, S., Dan I. S. Lingga. 2012. "Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak". Maksi, Vol. 1, No. 2, Hlm:119-138.


(13)

46

Rori, H. 2013. "Analisis Penerapan Tax Planning Atas Pajak Penghasilan Badan".

Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 1, No. 3, Hlm: 410-418.

Setiyaji, G., Dan H. Amir. 2005. "Evaluasi Kinerja Sistem Perpajakan Indonesia".

Jurnal Ekonomi, Vol. 10, No. 2, Hlm: 1-13.

Widiariani, N. M. A., Dan I. Sukartha. 2015. "Pengaruh Aktiva Pajak Tangguhan Dan Beban Pajak Kini Dalam Mendeteksi Income Maximization". E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 10, No. 3, Hlm: 738-752.

Winerungan, O. L. 2013. "Sosialisasi Perpajakan, Pelayanan Fiskus Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wpop Di Kpp Manado Dan Kpp Bitung".

Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 1, No. 3, Hlm: 1-11.


(14)

1 A. Latar Belakang Masalah

Bidang usaha konstruksi merupakan salah satu sektor yang menjadi penggerak roda perekonomian Indonesia karena dapat menyerap banyak tenaga kerja dan menggairahkan sektor industri lain baik yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan sektor tersebut termasuk sektor informal. Penghasilan yang diperoleh perusahaan konstruksi menurut akuntansi komersial dikategorikan sebagai penghasilan. Sedangkan menurut ketentuan pajak pengahasilan yang diperoleh perusahaam kontruksi dikategorikan sebagai PPh yang bersifat final. Penghasilan ini dikenakan pajak tersendiri sehingga dipisahkan dengan penghasilan lainnya.

PSAK No.46 adalah standar yang mengatur pajak pengahasilan yang diberlakukan secara efektif mulai 1 januari 1999 bagi perusahaan publik dan tanggal 1 januari 2001 bagi perusahaan lainnya. Sebelum PSAK No.46 diberlakukan, pelaporan keuangan yang berkaitan dengan pajak penghasilan berpedoman pada PSAk No.16 paragraf 77, yang memberikan kebebasan kepada perusahaan untuk memilih dan menerapkan salah satu dari dua metode akuntansi. Selisih antara beban pajak penghasilan menurut laba akuntansi dengan utang pajak yang dihitung menurut laba fiskal sebagai akibat adanya perbedaan temporer. Pengakuan pendapatan dan beban ditampung dalam akun


(15)

“Pajak Penghasilan Ditangguhkan” dan dilaporkan dalam neraca untuk dialokasikan pada beban pajak penghasilan tahun-tahun mendatang.

Perbedaan antara Standar Akuntansi Keuangan dan peraturan perpajakan dikelompokkan menjadi dua, yaitu perbedaan waktu atau temporer dan perbedaan tetap atau permanen. Perbedaan waktu atau temporer adalah perbedaan yang bersifat sementara karena adanya ketidaksamaan waktu pengakuan penghasilan dan beban antara peraturan perpajakan dan PSAK. Perbedaan tetap atau permanen adalah perbedaan yang terjadi karena peraturan perpajakan menghitung laba fiskal berbeda dengan perhitungan laba menurut PSAK tanpa ada koreksi di kemudian hari. Standar Akuntansi Keuangan akan menghasilkan laporan laba rugi menurut akuntansi. Akan tetapi, untuk kepentingan pemerintah, khususnya untuk dasar pengenaan pajak, maka laporan laba rugi akuntansi perlu disesuaikan kembali menurut peraturan perpajakan yang berlaku atau disebut koreksi fikal, sehingga diperoleh laba menurut perpajakan atau fiskal.

Koreksi fiskal dilakukan oleh pihak fiskus dan hanya bertujuan untuk mencari laba fiskal. Sedangkan dalam akuntansi, perbedaan pajak yang dihitung dari laba akuntansi dan dari laba fiskal harus dicatat sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pencatatan konsekuensi pajak yang telah diakui sebelum dilakukan koreksi fiskal. Untuk menjembatani peraturan perpajakan dengan ketentuan akuntansi, maka Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menerbitkan PSAK No. 46 tentang akuntansi pajak penghasilan yang mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan pajak penghasilan


(16)

perusahaan. Dengan PSAK No. 46, perusahaan mempertanggungjawabkan konsekuensi pajak tidak hanya pada periode berjalan, tetapi juga pada periode mendatang, yaitu dengan mengakui adanya asset atau kewajiban pajak tangguhan (IAI, 2011).

Evaluasi Penerapan PSAK No. 46 Atas Pajak Penghasilan Badan Pada PT. Bank Sulut (Persero) Tbk oleh (Johannes dan Saerang, 2014) di Manado. Hasilnya Perbedaan temporer dan perbedaan permanen yang timbul mengharuskan perusahaan mengakui adanya aset pajak tangguhan. Secara keseluruhan, hasil penelitian PT. Bank Sulut telah menerapkan PSAK No. 46 atas pajak penghasilan tahun buku 2011 karena mempertanggungjawabkan konsekuensi pajak masa kini dan masa mendatang dengan mengakui adanya aset/liabilitas pajak tangguhan yang timbul dari perbedaan temporer dan permanen antara penerapan metode akuntansi perusahaan dan ketentuan perpajakan yang diatur dalam undang-undang perpajakan serta telah menerapkan pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan sesuai dengan yang diatur dalam PSAK 46.

Kusmala dan Hastoni (2014) mengunakan model Desain penelitian dengan kerangka kerja yang menetapkan jenis informasi yang harus dikumpulkan, sumber data dan prosedur pengumpulan data. Analisis pengaruh penerapan PSAK No. 46 dilakukan dengan metode penelitian deskriptif asosiatif dengan mengumpulkan data, disusun, diinterpretasikan, dan dianalisis dari tiga perusahaan manukfaktur yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam laporan posisi keuangan PT. Astra Internasional


(17)

Tbk, PT. Mustika Ratu Tbk, PT Mayora Indah Tbk, terdapat akun Aset Pajak Tangguhan yang timbul dari perbedaan temporer yang ada PSAK 46 and Income. Pada bagian laporan laba rugi PT. Astra Internasional Tbk, PT. Mustika Ratu Tbk, PT Mayora Indah Tbk, adanya beban pajak penghasilan yang timbul dari hasil beban pajak kini ditambahkan dengan beban pajak tangguhan.

Penelitian ini mengukur Pengakuan konsekuensi pajak yang bersifat wajib bagi perusahaan. sering kali tidak diterapkan oleh perusahaan dalam laporan keuangan. Permasalahan ini seringkali timbul akibat kurangnya sosialisasi dan pembinaan terhadap perusahaan mengenai penerapan standar ini, terutama dalam perhitungan berapa besar pajak tangguhan yang harus diakui oleh perusahaan. Oleh karena itu, beberapa perusahaan lebih memilih untuk tidak menerapkan standar ini pada laporan keuangannya. Perusahaan berpandangan bahwa jika kewajiban perusahaan terhadap negara yang berupa pajak ini terjadi, maka setelah diakui sebagai biaya, maka pajak tidak lagi mempengaruhi bagian laporan keuangan lainnya. Perusahaan ini kemudian menghitung besaran biaya pajak berdasarkan laba menurut akuntansi, sedangkan jumlah yang harus dibayarkan perusahaan kepada negara, yaitu hutang pajak, dihitung berdasarkan laba menurut ketentuan undang-undang. Dengan demikian tidak perlu diadakan pengakuan konsekuensi yang akan menambah ataupun mengurangi DPP di masa yang akan datang. Dengan demikian Permasalahan yang terjadi dibeberapa perusahaan yang bergerak di bidang kontruksi khusus nya di BUMN mengenai penerapan pajak


(18)

tangguhannya. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Analisis Penerapan PSAK No.46 Tentang Pajak Tangguhan Pada PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimana perlakuan kebijakan akuntansi pajak tangguhan pada PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.?

2. Apakah perlakuan kebijakan akuntansi pajak tangguhan Pada PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tbk telah sesuai dengan PSAK 46 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk Menganalisis Bagaimana Perlakuan kebijakan Akuntansi Pajak Tangguhan Pada PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

2. Untuk Menganalisis Apakah Perlakuan kebijakan Akuntansi Pajak Tangguhan Pada PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Telah Sesuai Dengan PSAK 46.


(19)

D. Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan dapat menjadi masukkan dan pertimbangan bagi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atas kesusaian pajak tangguhannya dalam PSAK No.46

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak lain dan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.


(1)

A. Latar Belakang Masalah

Bidang usaha konstruksi merupakan salah satu sektor yang menjadi penggerak roda perekonomian Indonesia karena dapat menyerap banyak tenaga kerja dan menggairahkan sektor industri lain baik yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan sektor tersebut termasuk sektor informal. Penghasilan yang diperoleh perusahaan konstruksi menurut akuntansi komersial dikategorikan sebagai penghasilan. Sedangkan menurut ketentuan pajak pengahasilan yang diperoleh perusahaam kontruksi dikategorikan sebagai PPh yang bersifat final. Penghasilan ini dikenakan pajak tersendiri sehingga dipisahkan dengan penghasilan lainnya.

PSAK No.46 adalah standar yang mengatur pajak pengahasilan yang diberlakukan secara efektif mulai 1 januari 1999 bagi perusahaan publik dan tanggal 1 januari 2001 bagi perusahaan lainnya. Sebelum PSAK No.46 diberlakukan, pelaporan keuangan yang berkaitan dengan pajak penghasilan berpedoman pada PSAk No.16 paragraf 77, yang memberikan kebebasan kepada perusahaan untuk memilih dan menerapkan salah satu dari dua metode akuntansi. Selisih antara beban pajak penghasilan menurut laba akuntansi dengan utang pajak yang dihitung menurut laba fiskal sebagai akibat adanya perbedaan temporer. Pengakuan pendapatan dan beban ditampung dalam akun


(2)

“Pajak Penghasilan Ditangguhkan” dan dilaporkan dalam neraca untuk

dialokasikan pada beban pajak penghasilan tahun-tahun mendatang.

Perbedaan antara Standar Akuntansi Keuangan dan peraturan perpajakan dikelompokkan menjadi dua, yaitu perbedaan waktu atau temporer dan perbedaan tetap atau permanen. Perbedaan waktu atau temporer adalah perbedaan yang bersifat sementara karena adanya ketidaksamaan waktu pengakuan penghasilan dan beban antara peraturan perpajakan dan PSAK. Perbedaan tetap atau permanen adalah perbedaan yang terjadi karena peraturan perpajakan menghitung laba fiskal berbeda dengan perhitungan laba menurut PSAK tanpa ada koreksi di kemudian hari. Standar Akuntansi Keuangan akan menghasilkan laporan laba rugi menurut akuntansi. Akan tetapi, untuk kepentingan pemerintah, khususnya untuk dasar pengenaan pajak, maka laporan laba rugi akuntansi perlu disesuaikan kembali menurut peraturan perpajakan yang berlaku atau disebut koreksi fikal, sehingga diperoleh laba menurut perpajakan atau fiskal.

Koreksi fiskal dilakukan oleh pihak fiskus dan hanya bertujuan untuk mencari laba fiskal. Sedangkan dalam akuntansi, perbedaan pajak yang dihitung dari laba akuntansi dan dari laba fiskal harus dicatat sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pencatatan konsekuensi pajak yang telah diakui sebelum dilakukan koreksi fiskal. Untuk menjembatani peraturan perpajakan dengan ketentuan akuntansi, maka Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menerbitkan PSAK No. 46 tentang akuntansi pajak penghasilan yang mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan pajak penghasilan


(3)

perusahaan. Dengan PSAK No. 46, perusahaan mempertanggungjawabkan konsekuensi pajak tidak hanya pada periode berjalan, tetapi juga pada periode mendatang, yaitu dengan mengakui adanya asset atau kewajiban pajak tangguhan (IAI, 2011).

Evaluasi Penerapan PSAK No. 46 Atas Pajak Penghasilan Badan Pada PT. Bank Sulut (Persero) Tbk oleh (Johannes dan Saerang, 2014) di Manado. Hasilnya Perbedaan temporer dan perbedaan permanen yang timbul mengharuskan perusahaan mengakui adanya aset pajak tangguhan. Secara keseluruhan, hasil penelitian PT. Bank Sulut telah menerapkan PSAK No. 46 atas pajak penghasilan tahun buku 2011 karena mempertanggungjawabkan konsekuensi pajak masa kini dan masa mendatang dengan mengakui adanya aset/liabilitas pajak tangguhan yang timbul dari perbedaan temporer dan permanen antara penerapan metode akuntansi perusahaan dan ketentuan perpajakan yang diatur dalam undang-undang perpajakan serta telah menerapkan pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan sesuai dengan yang diatur dalam PSAK 46.

Kusmala dan Hastoni (2014) mengunakan model Desain penelitian dengan kerangka kerja yang menetapkan jenis informasi yang harus dikumpulkan, sumber data dan prosedur pengumpulan data. Analisis pengaruh penerapan PSAK No. 46 dilakukan dengan metode penelitian deskriptif asosiatif dengan mengumpulkan data, disusun, diinterpretasikan, dan dianalisis dari tiga perusahaan manukfaktur yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam laporan posisi keuangan PT. Astra Internasional


(4)

Tbk, PT. Mustika Ratu Tbk, PT Mayora Indah Tbk, terdapat akun Aset Pajak

Tangguhan yang timbul dari perbedaan temporer yang ada PSAK 46 and

Income. Pada bagian laporan laba rugi PT. Astra Internasional Tbk, PT. Mustika Ratu Tbk, PT Mayora Indah Tbk, adanya beban pajak penghasilan yang timbul dari hasil beban pajak kini ditambahkan dengan beban pajak tangguhan.

Penelitian ini mengukur Pengakuan konsekuensi pajak yang bersifat wajib bagi perusahaan. sering kali tidak diterapkan oleh perusahaan dalam laporan keuangan. Permasalahan ini seringkali timbul akibat kurangnya sosialisasi dan pembinaan terhadap perusahaan mengenai penerapan standar ini, terutama dalam perhitungan berapa besar pajak tangguhan yang harus diakui oleh perusahaan. Oleh karena itu, beberapa perusahaan lebih memilih untuk tidak menerapkan standar ini pada laporan keuangannya. Perusahaan berpandangan bahwa jika kewajiban perusahaan terhadap negara yang berupa pajak ini terjadi, maka setelah diakui sebagai biaya, maka pajak tidak lagi mempengaruhi bagian laporan keuangan lainnya. Perusahaan ini kemudian menghitung besaran biaya pajak berdasarkan laba menurut akuntansi, sedangkan jumlah yang harus dibayarkan perusahaan kepada negara, yaitu hutang pajak, dihitung berdasarkan laba menurut ketentuan undang-undang. Dengan demikian tidak perlu diadakan pengakuan konsekuensi yang akan menambah ataupun mengurangi DPP di masa yang akan datang. Dengan demikian Permasalahan yang terjadi dibeberapa perusahaan yang bergerak di bidang kontruksi khusus nya di BUMN mengenai penerapan pajak


(5)

tangguhannya. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Analisis Penerapan PSAK No.46 Tentang Pajak Tangguhan Pada PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimana perlakuan kebijakan akuntansi pajak tangguhan pada PT

Wijaya Karya (Persero) Tbk.?

2. Apakah perlakuan kebijakan akuntansi pajak tangguhan Pada PT Wijaya

Karya (Persero) Tbk. Tbk telah sesuai dengan PSAK 46 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk Menganalisis Bagaimana Perlakuan kebijakan Akuntansi Pajak

Tangguhan Pada PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

2. Untuk Menganalisis Apakah Perlakuan kebijakan Akuntansi Pajak

Tangguhan Pada PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Telah Sesuai Dengan PSAK 46.


(6)

D. Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan dapat menjadi

masukkan dan pertimbangan bagi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atas kesusaian pajak tangguhannya dalam PSAK No.46

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada