PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERINTEGRASI DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA.

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERINTEGRASI
DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO
VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Oleh:
Alfitri Yatmis
NIM 4122131001
Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

ii


ii

RIWAYAT HIDUP
Alfitri Yatmis dilahirkan di Simpang Balek Kabupaten Bener Meriah,
Aceh pada tanggal 20 Maret 1994. Ayah bernama Yatmis (alm), dan Ibu bernama
Sumarni. Penulis merupakan anak Terakhir dari 5 bersaudara. Pada tahun 1999,
penulis masuk TK Pantan Dalu Takengon dan lulus pada tahun 2000. Pada tahun
2000 penulis masuk SD Negeri 3 Wih Pesam dan lulus pada tahun 2006. Pada
tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Wih Pesam, dan lulus
pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 2
Timang Gajah, dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima
sebagai mahasiswi di Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Kimia, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

iii

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERINTEGRASI
DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO
VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

ALFITRI YATMIS (NIM 4122131001)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan nilai
kemampuan berpikir kritis siswa melalui penerapan model problem based
learning terintegrasi discovery learning dengan media audiovisual pada materi
titrasi asam dan basa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI
PMS SMA Negeri 1 Tanjung Tiram yang berjumlah empat kelas dengan total
jumlah siswa 143 siswa. Sampel yang digunakan pada penelitian ini diambil
dengan teknik random sampling sebanyak dua kelas, yakni kelas XI PMS 3
sebagai kelas eksperimen I dan XI PMS 1 sebagai kelas eksperimen II. Masing masing kelas terdiri atas 37 orang siswa. Data penelitian tentang hasil kemampuan
berpikir kritis dilakukan dengan observasi dan hasil belajar dikumpulkan dengan
menggunakan metode tes. Data hasil penelitian di Uji hipotesis dengan
menggunakan uji t-test uji pihak kanan. Untuk uji hipotesis hasil belajar siswa
diperoleh thitung = 2,076 sedangkan ttabel = 1,9994 untuk α = 0.05 dan dk = 62.
Untuk uji hipotesis kemampuan berpikir kritis siswa diperoleh thitung = 2,808
sedangkan ttabel = 1,9994 untuk α = 0.05 dan dk = 62. Dengan demikian thitung >
ttabel maka uji hipotesis hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa terima
Ha dan tolak Ho. Sehingga ditarik kesimpulan bahwa Peningkatan hasil belajar
kimia siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model problem based
learning terintegrasi Discovery Learning dengan media audiovisual lebih tinggi

dari peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan
model problem based learning terintegrasi discovery learning dan kemampuan
berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model problem
based learning terintegrasi Discovery Learning dengan media audio visual lebih
tinggi dari kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan
menggunakan model problem based learning terintegrasi discovery learning.
Kata Kunci : Problem Based Learning, Discovery Learning, Media Audio Visual,
Hasil belajar, Kemampuan Berpikir Kritis, Titrasi Asam Basa

iv

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahhirabbil A’lamin Puji dan syukur
penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya yang
memberikan nikmat dan kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga
penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik dan waktu yang telah direncanakan.
Skripsi berjudul “Penerapan Model Problem Based Learning Terintegrasi
Discovery

Learning


Menggunakan

Media

Audio

Visual

Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa”,
disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika
Dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: bapak
Alm Drs. Rahmat Nauli, M.Si, dan ibu Dra. Ani Sutiani, M.Si sebagai dosen
pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, saran, dan
motivasi kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan
skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada bapak Drs. P.M.
Silitonga, Ms, Ibu Dra. Gulmah Sugiharti, M.Pd, dan Bapak Dr. Marham Sitorus,

M.Si, yang telah memberikan masukan dan saran - saran demi perbaikan skripsi
ini mulai dari awal penelitian sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan
terimakasih disampaikan kepada Bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si, selaku dosen
penasehat akademik dan Seluruh bapak dan ibu Dosen beserta Staf Pegawai
Jurusan Kimia FMIPA Unimed yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan
membantu penulis selama perkuliahan.
Ucapan Terima kasih kepada guru-guru sekolah yang telah mendidik
penulis sehingga penulis dapat memperoleh gelar sarjana. Kepala Sekolah (Bapak
Witri Mirza Yuhanan, S.Pd, M.Si), dan Guru Kimia (Ibu Irmawati, S.Pd) dan
siswa/i kelas XI PMS-1 dan XI PMS-3 SMA Negeri 1 Tanjung Tiram yang telah
banyak membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.
Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada orang tua saya yaitu
Ayahanda Yatmis (Alm) dan Ibunda Sumarni yang sangat saya cintai dan sayangi
atas segala doa, dukungan dan harapan yang mengalir tanpa henti untuk menjalani

v

pendidikan yang setinggi-tingginya dan telah berjuang keras dalam mendidik dan
menyekolahkan saya sehingga saya dapat memperoleh gelar sarjana dan
menyelesaikan studi di UNIMED. Dan tak lupa terimakasih kepada kakak dan

abang saya yang tercinta, Ilham Yatmis, Helmiyati, Salvina, dan yuni sahara serta
penyemangat saya adinda-adinda terkasih, Assyifatu Ramadhani, Cahya
Firandika, Yueza Septiana Fitri, Nazwa Syaqilla, dan Marsha Aurellia Zahra.
Terimakasih juga kepada sahabat-sahabat saya: Juni Novita Sari, Erra
Fazira, Fauziah Ulfa, Nursaniah Gultom, Indriati Aulia, Ucia Mahya Dewi,
Mesjuarni, Rahmadani Lubis, Rapita Hanum Hsb, Yulia Winta Sari serta temanteman Kost 11 B yang selalu memberikan motivasi, memberi saran, dan
menghibur penulis untuk menghilangkan kejenuhan dalam penyusunan skripsi.
Terimakasih juga penulis ucapkan pada teman seperjuangan Asmianur, Dina
Wahida, Ronaldyo A sirait yang banyak membantu dalam penyusunan proposal
sampai penyelesaian skripsi.
Ucapan terima kasih juga tak lupa kepada teman-teman seperjuangan
Kimia dik’A 12 yang memberi semangat dan sudah penulis anggap sebagai
keluarga terbaik selama studi 4 tahun di UNIMED.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik

yang

bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi

skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juni 2016
Penulis

Alfitri Yatmis

vi

DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan

Halaman
i

Riwayat Hidup

ii

Abstrak


iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Isi

vi

Daftar Gambar

ix

Daftar Tabel

x

Daftar Lampiran


xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah

1

1.2

Identifikasi Masalah

6

1.3

Batasan Masalah


6

1.4

Rumusan Masalah

7

1.5

Tujuan Penelitian

7

1.6

Manfaat Penelitian

8


1.7

Definisi Operasional

8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Kajian Teoritis

10

2.1.1 Hakikat Belajar Kimia

10

2.1.2 Hasil belajar Kimia

11

2.1.3 Kemampuan Berpikir Kritis

12

2.1.4 Model Pembelajaran problem based learning

16

2.1.5 Model Pembelajaran discovery learning

19

2.1.6 Problem based learning terintegrasi discovery learning

22

2.1.7 Media audiovisual

24

2.2

25

Deskripsi Materi titrasi asam basa

2.2.1 Analisis Kimia

25

vii

2.2.2 Indikator Asam Basa

26

2.2.3 Titrasi Asam Basa

26

2.3

Kerangka Berpikir

33

2.4

Hipotesis Penelitian

35

BAB III METODE PENELITIAN
3.1

Lokasi dan Waktu Penelitian

38

3.2

Populasi Dan Sampel Penelitian

38

3.3

Variabel Penelitian

39

3.4

Instrumen Penelitian

39

3.4.1 Instrumen Tes

39

3.4.2 Instrumen Non-tes

44

3.5

Rancangan Penelitian

44

3.6

Teknik Pengumpulan Data

45

3.7

Teknik Analisis Data

47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.

Hasil penelitian

52

4.1.1 Analisis data instrumen penelitian

52

4.1.2 Data hasil penelitian

55

4.2

55

Deskripsi data Hasil Penelitian

4.2.1 Peningkatan hasil belajar

56

4.2.2 Kemampuan Berpikir kritis siswa

57

4.3

59

Analisis data hasil penelitian

4.3.1 Uji normalitas

60

4.3.2 Uji homogenitas

61

4.3.3 Uji Hipotesis

62

4.4

64

Pembahasan

viii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1

Kesimpulan

68

5.2.

Saran

68

DAFTAR PUSTAKA

70

ix

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Teknik melakukan titrasi

27

Gambar 2.2 Kurva titrasi Asam Kuat dengan Basa Kuat

30

Gambar 2.3 Kurva titrasi Asam Lemah dengan Basa Kuat

32

Gambar 2.4 Kurva titrasi Basa Lemah dengan Asam Kuat

32

Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian

45

Gambar 4.1 Diagram Peningkatan Hasil Belajar

56

Gambar 4.2 Diagram Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kritis siswa kelas

58

eksperimen I dan eksperimen II setiap pertemuan
Gambar 4.3 Diagram perbedaan nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis
siswa kelas eksperimen I dan eksperimen II

59

x

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

13

Tabel 2.2 Tahapan model pembelajaran Problem Based Learning

18

Tabel 2.3 Sintaks model Problem based Learning Terintegrasi Discovery

22

Learning
Tabel 2.4 Titrasi asam kuat dengan Basa Kuat

29

Tabel 2.5 Titrasi Asam Lemah dengan Basa Kuat

31

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian

44

Tabel 3.2 Tabel penolong Uji Normalitas

49

Tabel 3.3 Uji hipotesis penelitian

50

Tabel 3.4 Uji peningkatan hasil belajar

51

Tabel 4.1 Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa

56

Tabel 4.2 Nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa

57

Tabel 4.3 Rangkuman Statistik Deskriptif Kemampuan Berpikir Kritis

58

Tabel 4.4 Kategori kemampuan berpikir kritis

59

Tabel 4.5 Uji Normalitas Data Gain

60

Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

61

Tabel 4.7 Uji Homogenitas Data Gain

61

Tabel 4.8 Uji Homogenitas Data Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

62

Tabel 4.9 Uji Hipotesis Data Hasil Belajar Siswa

63

Tabel 4.10 Uji Hipotesis Data Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

63

xi

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
76

Lampiran 1

Silabus

Lampiran 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

79

Lampiran 3

Lembar Kerja Siswa

108

Lampiran 4

Jawaban Lembar Kerja Siswa

115

Lampiran 5

Kisi-Kisi Instrumen Test

121

Lampiran 6

Lembar Kuesioner

130

Lampiran 7

Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Kritis

131

Lampiran 8

Lembar Instrument sebelum dan setelah divalidasi

132

Lampiran 9

Analisis Skor Validator

162

Lampiran 10 Surat Keterangan Validator

163

Lampiran 11 Perhitungan Validasi instrumen test

166

Lampiran 12 Tabel Validitas Isi Instrumen Tes

168

Lampiran 13 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes

169

Lampiran 14 Tabel Tingkat Kesukaran Tes

170

Lampiran 15 Perhitungan Daya Beda Tes

171

Lampiran 16 Tabel Daya Beda Tes

172

Lampiran 17 Perhitungan Distraktor

173

Lampiran 18 Tabel Distraktor

174

Lampiran 19 Perhitungan Reliabilitas

176

Lampiran 20 Tabel Reliabilitas

177

Lampiran 21 Tabel Kesimpulan Analisis Instrumen Tes

178

Lampiran 22 Instrumen Test Setelah Divalidasi

179

Lampiran 23 Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standar Deviasi gain

184

Lampiran 24 Tabulasi Data Nilai Pretes dan Postes Siswa Gain

185

Lampiran 25 Uji Normalitas Data Gain

186

Lampiran 26 Uji Homogenitas Data Gain

188

Lampiran 27 Pengujian Hipotesis Rumusan Masalah I

190

Lampiran 28 Peningkatan Hasil Belajar Siswa

192

xii

Lampiran 29 Data Nilai Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

193

Lampiran 30 Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standar Deviasi

205

Lampiran 31 Tabulasi Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

206

Lampiran 32 Uji Normalitas Data Kemampuan Berpikir Kritis

207

Lampiran 33 Uji Homogenitas Data Kemampuan Berpikir Kritis

209

Lampiran 34 Pengujian Hipotesis Rumusan Masalah II

211

Lampiran 35 Tabel Nilai – Nilai r-Product Moment

213

Lampiran 36 Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat

214

Lampiran 37 Tabel Nilai – Nilai Dalam Distribusi-t (Tabel t)

215

Lampiran 38 Tabel Uji f

216

Lampiran 39 Jadwal Penelitian

217

Lampiran 40 Media Audio Visual

218

Lampiran 41 Dokumentasi Penelitian

220

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu indikator dari kelemahan kegiatan pembelajaran berkaitan
dengan implementasi belajar, yaitu lemahnya proses pembelajaran yang
berlangsung. Proses pembelajaran yang selama ini berlangsung kurang
mendorong kegiatan siswa untuk dapat terlibat dan aktif mengembangkan
pengetahuan karena kegiatan masih sering didominasi guru (Wasonowati, 2014).
Kimia adalah salah satu mata pelajaran ilmu alam yang mempelajari
gejala-gejala alam, tetapi mengkhususkan diri di dalam mempelajari struktur,
susunan, sifat dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan
materi. Selain itu, Mata pelajaran kimia merupakan produk pengetahuan alam
yang berupa fakta, teori, prinsip, dan hukum dari proses kerja ilmiah. Karena itu
Mata pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit di
kalangan siswa SMA (Assriyanto, 2014). Kesulitan pembelajaran ini dapat diatasi
dengan cara pengelolaan pembelajaran kimia yang baik terutama dalam tahap
perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan proses pembelajaran sehingga siswa
dapat meningkatkan hasil belajar (Rusminiati, 2015).
Materi titrasi asam basa mempelajari tentang pengukuran jumlah larutan
yang dibutuhkan untuk bereaksi secara tetap dengan zat yang terdapat dalam
larutan lain. Materi ini memerlukan analisis yang tinggi yang berkaitan dengan
volume-volume larutan pereaksi yang disebut dengan analisis volumetri. Materi
titrasi asam basa adalah salah satu materi yang sulit dipahami oleh siswa jika
hanya diberikan secara teori saja, sehingga harus diimbangi dengan kegiatan
praktikum dan pemecahan masalah. Materi ini merupakan materi

yang

memerlukan analisis, konsep dan perhitungan yang teliti sehingga dalam
penyampaian materi harus dilakukan dengan tepat (Ernawati, 2014). Penggunaan
metode pembelajaran yang sesuai dan dilengkapi media penghantar pembelajaran
merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi masalah kegiatan belajar

2

mengajar pada materi ini. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat
mendorong

tumbuhnya

rasa

senang

peserta

didik

terhadap

pelajaran,

menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis terhadap pelajaran,
dan memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk memahami pelajaran
sehingga memungkinkan mereka mencapai hasil belajar yang lebih baik (Pratiwi,
2014). Pemilihan model pembelajaran juga harus sesuai dengan materi yang
disampaikan karena materi yang berbeda diperlukan model pembelajaran yang
berbeda pula agar pencapaian tujuan dan hasil belajar menjadi maksimal.
Pemilihan model pembelajaran juga dipengaruhi oleh karakteristik siswa
(Assriyanto, 2014).
Di SMA Negeri 1 Tanjung Tiram, Proses pembelajaran kimia khususnya
pada materi Titrasi Asam Basa masih menggunakan model pembelajaran yang
berpusat pada guru, materi hanya disampaikan dengan metode konvensional. Cara
penyampaian ini tidak sesuai dengan karakteristik materi Titrasi Asam-Basa.
Karena materi ini memerlukan analisis yang tinggi yang berkaitan dengan
volume-volume larutan pereaksi yang disebut dengan analisis volumetri. Materi
titrasi asam basa adalah salah satu materi yang sulit dipahami oleh siswa jika hanya
diberikan secara konvensional saja. Dalam hal ini peneliti menerapkan model

pembelajaran problem based learning terintegrasi discovery learning.
Model pembelajaran Problem Based Learning merupakan suatu
pembelajaran berbasis masalah dengan menghadapkan siswa pada permasalahanpermasalahan praktis sebagai pijakan dalam belajar atau dengan kata lain siswa
belajar melalui permasalahan-permasalahan (Aji Trihatmo, 2012). Model
pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) juga merupakan
model pengajaran yang berpusat pada siswa yang melibatkan pembelajaran
melalui pemecahan masalah melalui suatu keadaan yang nyata (Etherington,
2011). Model pembelajaran berbasis masalah membuat siswa dituntut untuk
belajar melalui pengalaman langsung berdasarkan masalah. Pembelajaran
Berbasis Masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam Problem
Based Learning kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasi melalui

3

proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat
memberdayakan,

mengasah,

menguji,

dan

mengembangkan

kemampuan

berpikirnya secara berkesinambungan (Magdalena, 2014).
Pembelajaran berbasis masalah mempunyai kelebihan dalam

hal

membantu mengembangkan berpikir kritis, komunikasi secara lisan dan tulisan
dan mengembangkan kerja kelompok (Awang, 2008). Selain itu model Problem
Based Learning juga dapat menimbulkan proses kognitif siswa menjadi lebih
baik dengan kebiasaan berpikiran baik (Chin dan Chia, 2005). Sehingga
pembelajaran berbasis masalah sangat cocok untuk pengantar ilmu karena
membantu siswa mengembangkan keterampilan dan kepercayaan untuk
menyelesaikan dan merumuskan masalah mereka yang belum pernah dilihat
sebelumnya.
Beberapa penelitian tentang penerapan model problem based learning
yang dilakukan oleh Nurhayati (2014) mengenai Penerapan Model Problem based
learning menggunakan Media Powerpoint terhadap hasil belajar siswa pada
pokok bahasan hidrokarbon diperoleh pengaruh sebesar 73,86%. Juga hasil
penelitian Pratiwi (2014) menunjukkan pembelajaran berbasis masalah efektif
diterapkan pada materi reaksi redoks kelas X SMA yang dilihat dari ketercapaian
pembelajaran yaitu 76,25% peserta didik memiliki aktivitas belajar tinggi; 81,25%
peserta didik mencapai KKM materi reaksi redoks; dan 90,63% peserta didik
memiliki sikap sangat baik melalui penilaian angket serta 82,29% peserta didik
memiliki sikap baik melalui penilaian observasi.
Selanjutnya, model pembelajaran penemuan atau

discovery learning

merupakan suatu metode pengajaran yang menitikberatkan pada aktifitas siswa
dalam belajar. Dalam proses pembelajaran dengan metode ini, guru hanya
bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk
menemukan konsep, dalil, prosedur, algoritma dan semacamnya (Jauwad, 2015).
Pembelajaran Discovery Learning dalam menemukan konsep, siswa melakukan
pengamatan,

menggolongkan,

membuat

dugaan,

menjelaskan,

menarik

kesimpulan dan sebagainya untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip

4

(Balım, 2009). Oleh karena itu dengan pembelajaran Dicovery Learning siswa
juga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai materi
pembelajaran, pengembangan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan inovatif,
serta membina daya kreativitas produktif (Rusminiati, 2015).
Pembelajaran

yang

menggunakan

discovery

learning

dapat

meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa karena siswa dilatih untuk
mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan melalui sintaks
nya seperti pada tahap stimulation siswa diajak untuk mengamati dan menanya,
tahap problem statement siswa diajak untuk menanya dan mengumpulkan
informasi, tahap data collection siswa diajak untuk mencoba dan mengamati,
tahap data processing siswa diajak untuk menalar dan menanya dan tahap terakhir
verification siswa diajak untuk menalar, dan mengkomunikasikan (Pratiwi, 2014).
Hasil penelitian yang dilakukan Titin Oktaviani Pamungkas (2009)
mengenai penerapan Discovery Learning diketahui dapat meningkatkan hasil
belajar siswa, nilai rata-rata kelas eksperimen (93,53) lebih besar dari pada nilai
rata-rata kelas kontrol (81,28). Ada pula hasil penelitian Hendri pratomo (2008)
yang mengindikasikan bahwa siswa memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam

mengenai

konsep–konsep

ilmiah

ketika

pembelajaran

yang

dilaksanakan dengan menggunakan Discovery Learning. Hasil belajar siswa
diperoleh nilai rata–rata 66,5 untuk nilai kelas kontrol dan 79,5 untuk nilai kelas
eksperimen.
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning terintegrasi model pembelajaran discovery learning merupakan salah
satu pola pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung kepada siswa,
sehingga siswa mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis, Hasil penelitian
kurniawan menyatakan bahwa penelitian dengan problem based learning dan
discovery learning sama-sama mampu meningkatkan hasil belajar siswa
(Kurniawan, 2015).

Selain model pembelajaran, media juga mempengaruhi

keberlangsungan proses pembelajaran dan hasil belajar.

5

Penggunaan suatu model pembelajaran akan lebih baik jika disertai
dengan media (Fadliana, 2013).

Media pembelajaran dapat membantu siswa

meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya,
memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi (Azhar Arsyad, 2009).
Salah satu media yang digunakan dalam pembelajaran, dan diyakini dapat lebih
meningkatkan minat belajar siswa adalah media audio visual, Media audio visual
juga merupakan salah satu sarana alternatif dalam melakukan proses pembelajaran
berbasis tekhnologi (Haryoko, 2009). Media audio visual yaitu jenis media selain
mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat,
misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara dan sebagainya.
Kemampuan ini dianggap lebih baik dan lebih menarik (Sanjaya, 2011).
Penggunaan audio visual dalam pembelajaran sain menguntungkan karena dapat
memberikan kesempatan yang luas kepada siswa dan guru untuk mengembnagkan
kemampuannya dalam investigasi dan analisis, sekaligus dapat membentuk
pengetahuan dan pemahaman yang baru dalam melihat suatu permasalahan, serta
mendapatkan cara pemecahan masalah dalam pembelajaran (Silitonga, 2006).
Penelitian yang dilakukan Mizan taufiqurrahman (2009) dibuktikan bahwa
ada hubungan

positif dan signifikan antara pemanfaatan media audio visual

dengan upaya meningkatkan kompetensi siswa, ditunjukkan dengan koefisien
korelasi rxy=0,662. Sehingga didapatkan pada taraf signifikan rt(0,05)=0,250 dan
taraf signifikansi rt(0,01)=0,325 karena r0>rt maka hasilnya signifikan. Sejalan
dengan itu dalam jurnal penelitian karya Sapto Haryoko(2009) hasil dari
penelitiannya terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar siswa dengan
menggunakan media audio visual.
Meskipun penelitian dengan menggunakan model problem based learning
dengan discovery learning sudah banyak dilakukan, tetapi penelitian dengan
pengintegrasian model problem based learning dengan discovery learning
menggunakan media audio visual belum banyak dilakukan. Oleh karna itu peneliti
mengajukan penelitian dengan judul “Penerapan model problem based learning
terintegrasi discovery learning menggunakan media audio visual untuk
meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa.”

6

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka
diidentifikasi permasalahannya sebagai berikut :
1. Bagaimanakah mengoptimalisasi pembelajaran kimia melalui penerapan
model problem based learning terhadap hasil belajar siswa
2. Bagaimanakah mengoptimalisasi pembelajaran kimia melalui penerapan
model discovery learning terhadap hasil belajar siswa
3. Bagaimanakah memaksimalkan hasil belajar dan kemampuan berpikir
kritis siswa melalui pengintegrasian model problem based learning
dengan discovery learning
4. Apakah dengan penggunaan media audio visual dalam pembelajaran
kimia dapat memaksimalkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis
siswa
5. Bagaimanakah memaksimalkan peningkatan hasil belajar kimia siswa
pada materi titrasi asam basa melalui pengintegrasian model problem
based learning dan discovery learning dengan media audiovisual

1.3.Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik dan terarah maka
masalah dalam penelitian ini dibatasi. Adapun batasan masalah dalam penelitian
ini adalah :
1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran problem based learning terintegrasi dengan

discovery

learning
2. Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah media
audiovisual
3. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI PMS SMA Negeri 1 Tanjung
Tiram.
4. Pokok bahasan yang disajikan kepada siswa dalam penelitian ini adalah
pokok bahasan titrasi asam basa

7

1.4. Rumusan Masalah
Untuk memberikan arahan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam
penelitian maka dibuat perumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model
Problem Based Learning terintegrasi Discovery Learning menggunakan
media audio visual lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang
dibelajarkan dengan model Problem Based Learning terintegrasi
Discovery Learning?
2. Apakah kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan
menggunakan model problem based learning terintegrasi discovery
learning menggunakan media audio visual lebih tinggi dibandingkan
dengan siswa yang dibelajarkan dengan model problem based learning
terintegrasi discovery learning?

1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar siswa yang
dibelajarkan dengan model Problem Based Learning terintegrasi
Discovery Learning menggunakan media audio visual lebih tinggi
dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan model Problem
Based Learning terintegrasi Discovery Learning.
2. Untuk mengetahui apakah kemampuan berpikir kritis siswa yang
dibelajarkan dengan

menggunakan model problem based learning

terintegrasi discovery learning menggunakan media audio visual lebih
tinggi dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan model
problem based learning terintegrasi discovery learning.

8

1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi Siswa, Melalui model Problem Based Learning terintregasi
Discovery Learning menggunakan media audio visual dapat membantu
siswa meningkatkan hasil belajar kimia pada materi titrasi asam basa.
2. Bagi Pendidik, dapat memperluas wawasan pengetahuan melalui model
dan metode pengajaran dalam membantu siswa guna meningkatkan hasil
belajar peserta didik
3. Bagi sekolah, menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan
inovasi pembelajaran kimia disekolah
4. Bagi Peneliti, Sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan pegangan
bagi peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon tenaga
pengajar di masa yang akan datang
5. Secara teoritis hasil penelitian sebagai referensi bagi peneliti lainnya
yang bermaksud mengadakan penelitian pada permasalahan yang sama
atau berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.

1.7. Defenisi operasional
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dalam memahami setiap
variabel yang ada pada penelitian ini, maka perlu diberi definisi operasional untuk
mengklarifikasi hal tersebut. Adapun definisi operasional dari penelitian adalah :
1.

Model Problem Based Learning adalah suatu model pembelajaran yang
melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap
metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang
berhubungan

dengan

masalah

tersebut

dan

sekaligus

memiliki

ketrampilan untuk memecahkan masalah
2.

Model discovery learning merupakan suatu model pembelajaran yang
menitikberatkan pada aktifitas siswa dalam belajar. Dalam proses
pembelajaran dengan metode ini, guru hanya bertindak sebagai
pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan
konsep, dalil, prosedur, algoritma dan semacamnya

9

3.

Media audio visual yaitu jenis media yang selain mengandung unsur
suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya
rekaman video, film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media
ini dianggap lebih baik dan menarik dalam proses pembelajaran kimia
khususnya titrasi asam dan basa.

4.

Hasil Belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam
diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar.

5.

Berpikir kritis adalah sebuah proses aktif yang meliputi cara berpikir
teratur atau sistematis untuk memahami informasi lebih mendalam,
sehingga membentuk sebuah keyakinan kebenaran informasi yang
didapat atau pendapat yang disampaikan. Proses aktif menunjukkan
keinginan atau motivasi untuk mpenemukan jawaban dan mencapai
pemahaman. Dalam penelitian ini kemampuan berpikir kritis siswa
diukur melalui lembar observasi kemampuan berpikir kritis.

6.

Titrasi Asam-Basa merupakan analisis kuantitatif untuk menentukan
molaritas larutan asam atau basa. Zat yang akan ditentukan molaritasnya
dititrasi oleh larutan yang molaritasnya diketahui (larutan baku atau
larutan standar) dengan tepat dan disertai penambahan indikator.

68

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil

kesimpulan yaitu :
1. Peningkatan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan
model problem based learning terintegrasi Discovery Learning menggunakan
media audiovisual lebih tinggi dari peningkatan hasil belajar siswa yang
dibelajarkan dengan menggunakan model problem based learning terintegrasi
discovery learning. Pada kelas eksperimen I peningkatan hasil belajar siswa
sebesar 71 % dan kelas eksperimen I peningkatan sebesar 55 %.
2. Kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan
model problem based learning terintegrasi Discovery Learning menggunakan
media audiovisual lebih tinggi dari kemampuan berpikir kritis siswa yang
dibelajarkan dengan menggunakan model problem based learning terintegrasi
discovery learning. Nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa dikelas
eksperimen I sebesar 41 dan dikelas eksperimen II sebesar 32.

5.2.

Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas

maka penulis menyarankan hal - hal berikut
1.

Bagi guru dan calon guru dapat menerapkan model problem based learning
terintegrasi discovery learning menggunakan media audiovisual sehingga
dapat

mempermudah

pencapaian

tujuan

instruksional

dan

dapat

meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa, khususnya pada mata
pelajaran kimia.
2.

Mahasiswa yang lain dapat mengadakan penelitian lanjutan tentang model
pembelajaran problem based learning terintegrasi discovery learning dan
diharapkan menggunakan dua kelas dengan sekolah yang berbeda sebagai
studi pembandingan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan perbedaan

69

peningkatan hasil belajar yang lebih signifikan dan juga dengan media yang
berbeda.
3.

Untuk kesempurnaan penelitian ini, disarankan mengadakan penelitian
lanjutan dengan melibatkan variabel-variabel afektif lainnya, seperti gaya
belajar, intelegensia, kinerja ilmiah, maupun variabel-variabel afektif lainnya.

4.

Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai model
pembelajaran problem based learning terintegrasi discovery learning
menggunakan media audiovisual, sebaiknya memperhatikan kelemahan kelemahan dalam menerapkan model dan media dalam pembelajaran ini agar
diperoleh hasil yang lebih baik.

70

DAFTAR PUSTAKA
Ariyanti, P., Martini,K.S., dan Agustina,W.,(2015), Penerapan Problem Based
Learning (PBL) Dengan Penilaian Portofolio Untuk Meningkatkan
Keaktifan dan Prestasi Belajar Pada Materi Stoikiometri Di SMAN 2
Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 4(3)
: 1 – 9.
Arsyad, A., (2009), Media Pembelajaran, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Assriyanto, K.E., Sukardjo, J.S., Saputro, S., (2014), Pengaruh Model
Pembelajaran Berbasis Masalah Melalui Metode Eksperimen Dan Inkuiri
Terbimbing Ditinjau Dari Kreativitas Siswa Pada Materi Larutan
Penyangga Di Sma N 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2013/2014, Jurnal
Pendidikan Kimia, 3 (3) : 89-97
Awang, H., and Ramly, I., (2008), Creative Thingking Skill Approach Through
Problem-Based Learning: Pedagogy and Practice in the Engineering
Classroom, International Journal of Human Sciences.
Balım, A., G. (2009), The Effects of Discovery Learning on Students’ Success
and Inquiry Learning Skills, gitim Arastirmalari-Eurasian Journal of
Educational Research, 35 : 1-20.
Brady, j.e., (1994), kimia universitas asas dan struktur, erlangga, jakarta.
BNSP, 2006, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah, Jakarta: BNSP
Chin, C., dan Chia, L., (2005), Problem- Based Learning: Using Ill-Structured
Problems in Biology Project Work, Wiley InterScience.
Kemendikbud, (2013), model pembelajaran penemuan (Discovery Learning) ,
web : https://docs.google.com/document [akses 17 desember 2015]
Devi, A., Mulyani, S., dan Haryono., (2014), perbedaan implementasi
pembelajaran kimia model problem based learning (PBL) materi
stoikhiometri kelas X mia SMA Negeri di kota Surakarta tahun ajaran
2013/2014, Jurnal pendidikan kimia, 3 (4) : 126-135
Djamarah, S.B.,dan Zain,A,. (2010), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta,
Jakarta.

71

Etherington, M. B. (2011), Investigative Primary Science: A Problem-based
Learning Approach, Australian Journal of Teacher Education, 36 (9),
36-57
Ernawati, D.W., Yulia, (2014), Pengembangan lembar kerja siswa berbasis
laboratorium materi titrasi asam-basa untuk siswa kelas XI SMA negeri 3
kota Jambi, Jurnal ind. Integ. Chem, 6 : 41-50
Fadliana, H.N., Redjeki, T., dan Nurhayati, N.D., (2013), Studi Komparasi
Penggunaan Metode PBL (Problem Based Learning) Dilengkapi Dengan
Macromedia Flash dan LKS (Lembar Kerja Siswa) Terhadap Prestasi
Belajar Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Materi Asam Basa dan
Garam Kelas VII SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar Tahun Pelajaran
2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 2(3) : 158 – 165.
Fakhriyah, F., (2014), penerapan problem based learning dalam upaya
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa, jurnal
pendidikan ipa indonesia, 3 : 95-101.
Hartono, Oktafianto, W.R., (2014), kefektifan pembelajaran praktikum ipa
berbantu lks Discovery untuk mengembangkan keterampilan proses
Sains, Unnes Physics Journal, 3 (1) : 16-22
Haryoko, S., (2009), Efektivitas pemanfaatan media audio-visual sebagai
alternatif optimalisasi model pembelajaran, Jurnal edukasi elektro, 5 (1) :
1-10
Isna., (2011), Pengaruh Pengembangan Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran
Melalui Bahan Ajar Kelarutan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Man 2 Model Medan Kelas XI Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012,
http://digilib.unimed.ac.id/ -22486.html.
Jauwad, H., Supriyono, (2015), Penerapan model guided discovery pada materi
kalor kelas x untuk meningkatkan hasil belajar siswa sma al-mahadul
islami, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF), 4 (3) : 50-54
Joyce, B., Weil,M., dan Calhoun,E.,(2011), Models of Teaching, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Kurniawan, W., Mardiyana, Slamet, I., (2015),
Eksperimentasi model
pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op, discovery learning dan
problem based learning dengan pendekatan saintifik siswa kelas viii smp
negeri se-kabupaten ngawi pada materi bangun ruang sisi datar ditinjau

72

dari kreativitas Belajar matematika, jurnal elektronik pembelajaran
matematika, 3 (8) : 868-881
Lestari, T., (2009), Pembelajaran kimia dengan inkuiri terbimbing melalui metode
eksperimen dan demonstrasi ditinjau dari kemampuan awal dan sikap
ilmiah siswa , Skripsi, Pendidikan Sains, Program Pasca Sarjana
Universitas 11 Maret, Surakarta.
Liu, M., (2005) , Motivating Students Through Problem Based Learning
University Of Texas : Austin. Web
:http://corporate.sullivan.edu
/hr/training/Training%20Presentations/Problem%20Based%20Learning_
Motivating%20Students%20through%20ProblemBased%20Learning.pdf
[Akses 18 desember 2015]
Magdalena, O., Mulyani, S., Susanti, E., (2014), Pengaruh Pembelajaran Model
Problem Based Learning Dan Inquiry Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Ditinjau Dari Kreativitas Verbal Pada Materi Hukum Dasar Kimia
Kelas X Sman 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014, jurnal pendidikan
kimia, 3 (4) : 162 – 169
Muharoma,Y.P., dan Wulandari., (2014), Penerapan Model Problem Based
Learning Dengan Media Powerpoint Untuk Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran IPA, Joyful Learning Journal 3(2) : 33 – 40.
Novita, R., (2015), Pengembangan model Problem Based Learning (PBL)
terintegrasi Model Discovery Learning (DL) dengan menggunakan
Kombinasi Media Audio Visual dan Laboratorium Real pada Materi
Titrasi Asam-Basa di SMA Dharmawangsa, Skripsi, Universitas Negeri
Medan
Nurhayati, (2014), Penerapan Model Problem based learning Menggunakan
Media Powerpoint Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan
Hidrokarbon, Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.
Pamungkas, T.O., (2009), Penerapan Discovery Learning Pada Mata Pelajaran
Akuntansi untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa
Kelas X AK SMK Shalahuddin Malang, Skripsi, Malang, UNM.
Pratiwi, Y., Redjeki, T., Masykur, M., (2014), Pelaksanaan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) pada materi Redoks kelas X SMA N 5
Surakarta tahun pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia 3 : 40-48

73

Pratiwi, F.A., (2014), pengaruh penggunaan model discovery Learning dengan
pendekatan saintifik terhadap Keterampilan berpikir kritis siswa sma,
Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan
Pratomo, H., (2008), Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Discovery
Learning Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kalor
Kelas VII Di SMP Bina Bangsa Surabaya, Skripsi, Surabaya : Unesa.
Purnamawati, H., Ashadi., dan Susilowati, E., (2014), Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Dengan
Media Kartu dan Ular Tangga Ditinjau Dari Kemampuan Analisis Siswa
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Reaksi Redoks
Kelas X Semester 2 SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar Tahun
Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 3(4) : 100 -108.
Purwanto C.E., Nugroho, S.E., Wiyanto, (2012), Penerapan Model Pembelajaran
Guided Discovery pada Materi Pemantulan Cahaya Untuk meningkatkan
berfikir Kritis, Unnes Physics Education Journal, 1 (1) : 26-32
Rahayu, P., Mardiyana, Saputro, D.S., (2015), eksperimentasi model problem
based learning dan discovery learning pada materi perbandingan dan
skala ditinjau dari sikap peserta terhadap matematika didik kelas VII
SMP kabupaten klaten tahun pelajaran 2013/2014, jurnal elektronik
pembelajaran, 3 (3) : 243- 256
Rahmi, K.F., Sahputra, R., Sartika R.P., (2015) pengaruh model guided discovery
learning pada Larutan penyangga (buffer) terhadap Pemahaman konsep
siswa SMA, Jurnal Pendidikan Kimia : 1-12
Redhana, I.W., (2003), Meningkatkan keterampilan berfikir kritis siswa melalui
pembelajaran kooperatif dengan strategi pemecahan masalah, Jurnal
pendidikan dan pengajaran 36 (2) : 1-16
Rizky, I., (2014), Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Dengan
Menggunakan Media Pembelajaran (Video) Pada Materi Minyak Bumi,
Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta
Rusminiati, N.N., Karyasa, I.W., Suardana, I.N., (2015), Komparasi peningkatan
pemahaman konsep kimia dan keterampilan berpikir kritis siswa antara
yang dibelajarkan dengan model pembelajaran project based learning
dan discovery learning, e- Journal Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha, 5: 1-11

74

Sanjaya, W., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Penerbit Kencana prenada media group, jakarta.
Silitonga, L.L., Situmorang, S., (2006), efektifitas mdia audio visual terhadap
peningkatan prestasi belajar siswa pada pengajaran sistem koloid, laporan
hasil penelitian : 1-9
Silitonga, P. M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA,
Universitas Negeri Medan, Medan.
Simamora, E.Nora., (2011), Pembelajaran Inkuiri Sebagai Upaya Peningkatan
Berpikir Kritis dan Komunikasi Matetmatis Siswa Sekolah Menengah
Pertama, Tesis, Unimed, Medan.
Siswanto, J., dan Mustofa, A.W., (2012), Pengaruh Penggunaan Model
Pembelajaran Kontekstual Dengan Media Audio-Visual Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Siswa, Jurnal pendidikan fisika
2 : 1-12
Sudjana, (2004), Penilaian hasil proses belajar mengajar, Remaja Rosda Karya,
Bandung.
Sugiharti,G., (2014),Evaluasi dan Penilaian Hasil Belajar Kimia,Unimed Press,
Medan.
Supriyono, H.J., (2015), Penerapan Model Guided Discovery Pada Materi Kalor
Kelas X Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Al-Mahadul
Islami, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) 04 (03) : 50-54.
Suseno, B., (2009), Pembelajaran Biologi Berbasis Masalah Melalui Inkuiri
Terbimbing dan Bebas Termodifikasi Ditinjau Dari Minat dan
Kreativitas Siswa., Tesis, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas
Maret, Surakarta.
Susriyati, M., Susiningrum, suyanto, (2007), Penerapan pembelajaran berdasarkan
masalah dengan strategi kooperatif model STAD pada mata pelajaran
sains untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis peserta didik kelas
V Mi jenderal sudirman Malang, Jurnal penelitian pendidikan, 17 (1) :
45-52
Syahrianda, M. 2014. Perbedaan Hasil Belajar, Berpikir Kritis, dan Kerja Sama
Siswa yang Dibelajarkan Menggunakan Model Pembelajaran Problem

75

Based Learning (PBL) dan Kooperatif Tipe Student Team Achivement
Pada Pokok Bahasan Stoikiometri, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Syukri, S., (1999), Kimia Dasar 2, ITB, bandung.
Taufiqurrahman, M., (2009) , pengaruh pemanfaatan media audio visual terhadap
kompetensi siswa pada mata pelajaran Fiqih di MI, Skripsi, Fakultas
Tarbiyah, IAIN Wali Songo, Semarang.
Trianto, (2009), Mendisain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana,
Jakarta.
Trihatmo, A., Soeprodjo, Widodo, A.T., (2012), Penggunaan Model Pembelajaran
Problem Based Learning pada Materi Larutan Penyangga dan Hidrolisis,
Chemistry In Education, 1 (1) : 7-13
Wasonowati, R., Redjeki, T., dan Ariani, S., (2014), Penerapan Model Problem
Based Learning (PBL) pada Pembelajaran Hukum - Hukum Dasar Kimia
Ditinjau dari Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas X IPA SMA
Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan
Kimia, 3 (3) : 66-75
Widyaningsih, S.Y., Haryono., dan Saputro,S., (2012), Model MFI dan Pogil
Ditinjau Dari Aktivitas Belajar dan Kreativitas Siswa Terhadap Hasil
Belajar, Jurnal Inkuiri 1(3) : 266 – 275.

.