Kinerja subsektor perkebunan : evaluasi masa lalu (1994-1998) dan prospek pada era perdagangan bebas dunia (2003-2008)

KINERJA SUBSEKTOR PERKEBUNAN:
EVALUASI MASA LALU (1994-1998) DAN PROSPEK PADA
ERA PERDAGANGAN BEBAS DUNIA (2003-2008)

DISERTASI

Oleh:

BAMBANG DRADJAT TS

PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2003

ABSTRAK
BAMBANG DRADJAT. Kinerja Subsektor Perkebunan: Evaluasi Masa
Lalu (1 994-1 998) dan Prospek Pada Era Perdagangan Bebas Dunia (2003-2008)
(BUNASOR SANlM sebagai Ketua, BONAR M. SINAGA, ANNY
RATNAWATI dan SULTONl ARIFIN sebagai Anggota Komisi Pembimbing).
Subsektor perkebunan inerupakan salah satu subsektor yang berperan
penting dalam kaitannya dengan produk domestik bruto. serapan tenaga kerja.

perdagangan dan peneriinaan pemerintah. Perkembangan subsektor perkebunan
dari tahuii 1970-an hingga saat ini secara kuantitatif cukup memuaskan. tetapi
secara kualitatif niasih belum seperti yang diharapkan. Pada situasi krisis
ekonomi, kinerja subsektor perkebunan juga tidak mengalami boorti. Pada era
perdagangan bebas dunia. prospek kinerja subsektor perkebunan juga belum
diketahui.
Secara umum. penelitian ini bertu-juan untuk inengevaluasi kinerja subsektor
perkebunan inasa lalu dan ineramal kinerja subsektor perkebunan pada era
perdagangan bebas dunia. Secara khusus, penelitian ini bertu.jiiar1 u n t ~ ~ k
membangun model subsektor perkebunan, inengevaluasi dainpak perubahan
kebi-jakan prodilksi. tiskal (pajak impor, pajak ekspor. dan pa.jak pertambahan
nilai). upah tenaga kerja dan harga pupuk serta perubahan nilai tukar Rupiali
terliadap kinerja subsektor perkebunan periode tahun 1994- 1998: iiieranial kinerja
subsektor perkebunan pada era perdagangan bebas dunia periode tahun 2003-2008
dalam beberapa siti~asikebijakan produksi, fiskal (pajak impor. pa-jak ekspor, dan
pajak pertambahan nilai), upah tenaga kerja dan harga pupuk serta nilai tukar
Rupiah. menga.jukan rekoniendasi kebijakan uiituk iiieningkatkan kinerja
subsektor perkebunan dalain perekonoinian nasional pada era perdagangan bebas.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sistem persamaan silnultan
dari koiiioditas Litanla perkebunan (teh, kopi, kakao. karet dan minyak sawit).

Model subsektor perkebunan dan perdagangan ko~iioditasutaiiia perkebunan
dunia yang terdiri dari 181 persamaan telah berhasil dibangun. Model ini dapat
digunakan iintiik ti!juan si~iiulasimelalui berbagai skenario siiiiulasi historis dan
peramalan. I-lasil simulasi yang didapat keinudian dapat digunakan sebagai
landasan ii~itiik mengevaluasi dan inengajukan alternatif-alteriiatif kebi.jakali
pemerintah dalani rangka meningkatkan kinerja subsektor perkebunan.
Hasil sirnulasi menun.jukkan bahwa pada masa lalu (1 994- 1998) kineria
subsektor perkebunan sebenarnya masih dapat ditingkatkan melalui penerapan
kebi-jakan yang tepat. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa kebi-jakaii pembangunan
perkebunan. penurunan pa-jak pertainbahan nilai dan peniiigkatan upah sei-ta
depresiasi secara individual iiiaupun gabungan dapat meningkatkan sebagian
besar atau seluruh kineria subsektor perkebunan. Sedaiigkaii pemberlakuan
perdagangan bebas dan kenaikan harga pupuk berdainpak liegatif terliadap
sebagian atau seluruh kinerja subsektor perkebunan. Dainpak negatif ini dapat
diredam dengan peiierapan kebijakan pembangunan perkebunan atau penurunan
pa-jak pertambahan nilai dan terjadi depresiasi nilai tukar Rupiah.
Hasil silnulasi juga menun-jukkan bahwa kinerja subsektor perkebunan ke
depaii (2003-2008) ~iiasihdapat membaik. Dengan asuinsi perdagangan bebas

diberlakukan dan pada saat yang sama terjadi depresiasi nilai tukar Rupiah, maka

kebijakan kebi-jakan pembangunan perkebunan dapat meningkatkan kinerja
silbsektor perkebunan. termasuk meredam dampak negatif dari pemberlakuan
perdagangan bebas. Kebi-jakan lain yang dapat diterapkan adalah nienurunkan
pa-jak pertambahan nilai. Namun, jika pada saat yang sama diasumsikan tidak
teriadi depresiasi nilai tukar Rupiah, kebi-jakan lain yang dapat diterapkan adalali
menggabungkan kebi.jakan penerapan pembangunan perkebunan dengan
kebi.iakari penurunan pa.iak pertambalian nilai. Dengan ~sumsitidak terjadi
depresiasi dan jika disa~iipingberlakunya perdagangan bebas juga tet-jadi kenaikan
i~palidan liarga pi~pi~k,
ternyata sebagian besar kineria subsektor perkebuna~i
masill dapat membaik. Kenaikan upali ternyata lnalnpu meredam dampak negatif'
dari berlakunya perdagangan bebas dan kenaikan harga pupuk.
Iiasil penelitian di atas niengisyaratkan perlunya pemerintah menerapkan
kembali kebi-jakan pembangunan perkebunan secara serius untuk meningkatkan
kineria silbsektor perkebunan. Kebi.jakan tersebut harus disesuaikan dengan
perkembangan sosial ekonomi masyarakat. Alternatif laill yalig dapat dipilili
adalah menerapkan kebi-iakan penurunan pa-jak pertambahan nilai. Kebi-jakan ini
perlu didukung dengan ilpaya peningkatan konsumsi doliiestik koliioditas
perkebunan ~iielalui pengembangan industri liilir perkebunan. Selain itu.
kebijakan pe~iingkatan upali juga dapat di.iadikan alternatif lain. Naliiun.

kebi.iakari ini perlu didukung penciptaan lapangan kerja bagi tenaga keria sang
terlempar dari suhscktor perkebunan. I'enelitian ini juga merekomendasikan
penelitian la~i.jutanyalig masih pcrlu dilakukan. Dalam ha1 model. perilaku
in\lcstasi di industri keli~iiakomoditas perkebunan. perilaku produksi negarancgasa pesning Indonesia sclai~iperilaku konsumsi negara-negara pengimpor
perlu diperliitungkan. Dalam kaitann~radengan pcrdagangan bebas dunia. model
!,an? digunakan perlu memasukkan variabel-\lariabe1 hambatan teknis
perdagangan (~ccllrliccrlAnrric~rlo lrtrtl~)).

ABSTRACT
BAMBANG DRADJAT. Estate Crop Sub Sector Performance: Evaluation
in the Past (1994-1998) and Prospects in the Era o f World Trade Liberalization
(2003-2008) (BUNASOR SANIM as Chairman, BONAR M. SINAGA. ANNY
RATNAWATI and SULTONI ARlFIN as Members ofthe Advisory Committee).
The Estate crop sub sector i s one o f the important sub sectors in related with
gross domestic product, labors absorption, trade and government revenue. Tlie
estate crop sub sector development since 1970's up to now has shown
satisfactorily in ternis o f quantitative performance. Ho\tfever. its perforniance has
not been good as expected. During the econolnic crises. i t s performance also did
not experience booming. In the future era o f world trade liberalization. its
~>erformance

will also be questionable.
The general ob.jectives o f this research were to evaluate the performance o f
estate crop sub sector in the past and to forecast its performance in tlie era o f
\\/orld trade liberalization. Specifically, this research aimed to build o f estate crop
sub sector. to evaluate the effects o f production. export. import and added value
tax. wage and fertilizer price policies and non policy factor. namely depreciation
o f Rupiah. on tlie perforriiance o f estate crop sub sector ( 1994- 1998): to forecast
that perforniance (2003-2008) under various alternative production. espon. iniport
and added value tax. wage and fertilizer price policies as \\ell as depreciation of'
Rupiah escliange rates. and to propose policy recommendation to i~iiprovethe
peribrmance oi'estate crop sub sector in tlie era o f world trade liberalization.
The approach used was the system o f siniultaneoi~s ecli~atio~i
o f main
primary estate crop coriiniodities (tea, coffee. cocoa. natural rubber and palm oil).
The model o f estate crop sub sector and world trade of' estate crop maill
co~ii~iiodities
containing o f 18 1 equations has been built. This riiodel could be
used l'or simulation ob-jective through various es-post and es-ante scenario
si~iiulations.Tlie results o f these simulations in turn coilld be used as a basis to
evaluate and propose governnient policy alternativtts thr improving the

perfbrmance ofestatc crop sub sector.
The result of' simi~latio~i
showed that in the previous !ears ( 100.1-1098) the
performance o f estate crop sub sector eventually could be impro\~edthrough a
proper policy iniple~nentation.Tlie results o f the model si~iiulationsslio\\~edthat
each o f the policy options, i.e., estate crop development. reduction o f added value
tas. increase o f labor wage and depreciation was able to increase most or over all
performance o f estate crop sub sector. Whereas tlie iniplementation o f trade
liberalization and the increase o f fertilizer price caused negative impacts to most
or overall tlie performance o f estate crop sub sector. These negative impacts
coi~ldoffset by in~plementingestate crop developliient polic! and at the same tinie
the depreciation would be likely to occur.
Simi~lation results also sliowed that in tlie f i ~ t i ~ r e
(2003-2008) the
performance o f estate crop sub sector could be likely to improve. Based on tlie
assumption that trade liberalization would be implemented and at the sanie time it
woi~ldbe depreciation o f Rupiah, the implementation o f estate crop de\lelopment

pol icy could be able to improve the performance including offsetting the negative
impacts of the implementation of trade liberalization. Other policy that could be

implemented would be the value added tax policy. However, if at tlie same time
tlie depreciation would not prevai I, other policies that could be implemented
would be to join the policy of estate crop development with tlie added value tax
reduction policies. With absence of depreciation and there woilld be free trade and
increase fertilizer price and labor wage. ~iiostperformance of the estate crop sub
sector would still be improving. Tlie increase of labor \isage in fact \\!as able to
offset the negative iliipacts of trade liberalization and tlie increase price of
fertilizer.
The results above give signs to the goverrilnent for the governnient to reimplement tlie estate crop development policy seriously by taking into account the
social and economic developnient of society. Tlie alternative policy ~vouldbe tlie
reduction of added value tax policy. This policy should be supported with the
effort to increase doriiestic policy of estate crop comliiodities tliroi~gli the
development of estate crop down-stream industry. In addition. tlie illcrease labor
\\age policy could also be recommended as an alternative policy. However. this
policy should also be supported with the expansion of job opportunities in order to
provide jobs for labors displaced from the sub sector. This research also came out
\\ itli recolii~nendationfor further research. In terms of modeling, other aspects
related with the sub sector need to be incorporated in tlie model. Those \vould be
invest~~ient
behavior of those five comniodities. production behavior ol'those live

conin~oditiesin the conipeting country producers as \\fell as consulnption behavior
of those five comn~odities in importing countries. In terms of \vorld trade
liberalization. tlie model needs to incorporate variables of teclinical barriers to
trade.

KINERJA SUBSEKTOR PERKEBUNAN :
EVALUASI MASA LALU (1994-1998) DAN PROSPEK PADA
ERA PERDAGANGAN BEBAS DUNIA (2003-2008)

DISERTASI

Oleh:

BAMBANG DRADJAT TS

Disertasi sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar
Doktor
pada
Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian


PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2003

Judul Disertasi

: Kinerja Subsektor Perkebunan: Evaluasi Masa Lalu (1 994-

1998) dan Prospek Pada Era Perdagangan Bebas Dunia
(2003-2008)
Nama Mahasiswa : Bambang Dradjat TS
Nomor Pokok

: 96 501 1

Program Studi

: llmu Ekonomi Pertanian


Menyetujui,
1 . Komisi Pembimbing

b

Prof. Dr. unasor Sanim, M.Sc
Ketua

Dr. Bonar M. Sinaga, M.A
Anggota

Dr. Anny Ratnawati. M.S
Anggota

Dr. Sultoni Arifin. MSc
Anggota

Mengetahui,
2. Ketua Program Studi
1l~nuEkonomi Pertanian


Dr. Bonar M. Sinaga, M.A
Tanggal Lulus: 29 September 2003

SURAT PERNYATAAN

Saya nienyatakari dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalani
disertasi saya yang beqjudui :

KJNERJA SUBSEKTOR PERKEBUNAN:
EVALUASI MASA LALU (1994-1998) DAN PROSPEK PADA
ERA PERDAGANGAN BEBAS DUNIA (2003-2008)

merupakan gagasan atau hasil penelitian disertasi saya sendiri. dengan bimbingan
Koniisi Pembimhing. kecuali yang dengan jelas ditunjukkan r~!jukannya.
Disertasi ini bclum pcrnah diqjukan i~ntilkmempcroleh gelar pada program scjenis

.

.

di puguri~ant111gg1lain.

Semua data dan inf'or~iiasi!ang digunakan tclah

din! ntnkan sccara .iel:is dan daprrt diperiksa kcbenarann!,a.

Bambanr! Dradiat
Nrp. 96501 I

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 14 September 1460. sebagai anak
kcsebelas dari tiga belas bersaudara. (Alm) pasangn Kol. CKh R. Soerjo Sedyono dan
Rr. Siti Toyibah.

Pendidikan sajana ditempuh di Program Studi llmu-ilmu Sosial

L:konomi Pertanian. I:akultas Pemnian IPB. lulus tallun 1983. Pada tahun 1988. ~ n u l i s
diterima di kpanmcnt of Agricultunl Economics. Faculty of Economic Studies. the

Ihiversity of Nen England. Australia dan nienamatkannya tahun I99 1. Ke~mpatan
untuk melaniutkan program doktor p d a f'rogram Studi ll111u Ekonomi I'cmnian.
pada ~ahun1996.
I'mgram Paxasarjana IPB d i ~ m l e h

I'enulis ~nenikahdengan Dra. Azlinda Sri Kahayu Azahari. putri ketu.ii~hdari
scpu tu11 bemudara. pasangan Kol. CZI ( Alm) t i . Amliari dan 1 !i. I4asimah. p d a t a h ~ n
1 O X 0 dali saat ini dikaruniai dua pu~ri.Kr. liasdt3 i Agrippina I)rad,jat dan Kr. Febina
'1-31itha

Dradiat.

Sqjak tahun 1095. pnulis kkerja sebagai peneliti &ngan jen-iang iungsionat
I'enelit i Madya di Lenibaga Riset Pekebunan Indonesia (1-RPI). Bogor. suatu le~i~baga
rise! prkebunan >ring dihent~kole11 Awsiasi Ilneli~iauILrhebunan Indonesia (AI'I'I )

d;ln d i baivali koclrdinasi program Badati I'enel itian dan l'c~igc~llba~lgan
ILrtanian.
Ikpartelnen f'ertanian.

Uidang penelitiat~y m g rneqiadi unggung ja\f1ahpeneliti ialah

analisis keb~iakanprduksi dan perdagangan.
Selama mengikuti Program S3. penulis teiap aktif sebagai peneliti dan anggota
Pengurus Seksi PengaMian Masyarakat pada PerllimpunanEkono~niPertanian Indonesia

(PERHEPI). Penulis juga aktif dalam krbagai fon~mpertelnuan dm inenjadi anggota

beberapa T i n LRPI. Badan Litbang Pertanian dan Direktorat Jenderal Bina Produksi

Perkebunan. Dua keanggotaan dalaln Tiln yang melnpunyai nilai kontribusi tersendiri
adalali anggota Tim Privatisasi Badan Usaha Milik Negara Departemen Pertanian, Titi1
Teknis Penyusunan Rancangan Undang-undang I'erkebunan dan Tim Asistensi
I'enyusuna~iB U ~ kalya
L I Dr. Agus Pakpahan berjudul " T o ~ t w"iu.s/~ir~crl~le
d
Ag~ic~rl/ur-c~:
/~?crecr.sir~,q
11'/1~1jn'oj)/e
Cun do und cun he".

Selain itu. Pen~llisselnpat nienghasilkan beberapa kalya ilmiah selamrt mcngikuti
I'rogwni S3 dan diterbitkan di junial illniah dan surat kabar. Salah satu karya ilmiah
belj udu l "the lrrll,rrc./.so/' E~orio~~iic
Crisis on /lie De~elol)nwn/of' 111eL.s/tr/oC'rr)l)S~rh-

". I'enulis sebagai penul is kedua, telah diterbitkan pada buku beriudul 111clol1e~icr
:\.
.Ji~.ror
G~olronric~
C 'I-isis:l;fff;.c./.s
o11 A~qricul/lrr-eurlcl Policy lie.sj~ortse.s. K a y i lm iah lain

bcrjudul "Analisis I'rospek dall Sirategi I'engelnbangan lndustri I-lilir I'crkebunan: Kasus
Kakao". Penulis sebngai penulis ~ltania,juga telah dibukukan.

PRAKATA
I'qii dan syukur ILnulis pnjatkan kepada Allah SWT atas scgalrt brunist-Nya
st.hin:gga kaiya illr~iahini berhasii diselesaikan, 'Itma yang dipilih dafain pmelitian ini
ndalah kir~erja subwktar perkebunan. dengan judui Kineria Subektor Perkebunnn:

Eiralrtasi M a s Laltl I1994-1998) dan Prospek Pada Era Perdagangan Bchas Dunia

(2003-2008).
~I'eI-imakasiIi 1'c.ntrlis ~icapkankepda Uapak I'rof: DL Bi~nasol-Sanim. Bapak
Ilr.Uw~arM. Sinaga M.A. Ibu Dr. Anny Ka~nawati.MS dan Bapak Dr. S~~ltoni
Arifin.

MSc wlakti ptnbirnbing p n g telah banyak mernkri bimbinpn &a11saran. Selain itir.

~-rcnghorg;~ani'tnulis satllpaikarr kepda Saudam Ir. Wahyu Uian. M.M yang telah
manhantu pcngtmpulan dan peijgolalmn data, Ungkapan terimakasilr ,jug3 disampikatl
kcpada Saudara I Ir. C;utrawatl dan Ir. Wayan li Susila. Mtk Jiln tcrnan-iemnn
sclwrj t~;lngailain 313sIxrbagai masukan pada bcrbapi kuwmparnt~diskusi.

t lmpatl teriinnknsih kliusus !%nutis sampaikan ktpada t i p kakak ipnr Dr. liig, 14.
I4asruI Laksr~lanaAzahari. MmetE. Dr. ir. Hj. Delima Aahari Oarmawan dar~U1s. 1.1. 5.
i4;ic1lardiyang telalr ban!ak metnbantu secara moral darl materiai. I-inl strLrpr1 ilenul is

sn~rrpikat~
kupadn
CLh.

iltlggora

keluarga k s a r (Aim) fiol. CZI. I4. t1;l;lhari

diul ( A i1n1KoI.

K. Swrjo Sdyoiio yatlg laitl. 'Pak Ittpa, I'cl~utis sampaikan jugs

tusil~lakasih

kepada istri tercinra. IJra. Azlinda A. Dradjat. dan anak-anak ~clx~ya,;lng.
14axievi

Agi4ippinaDradjat dan 1-ebina Talitha Dradjat. abs kesabamn dail darongani~yadetlgazan
paluh b s i h sayang sehingga karya i tlniall ini dapat diseIesnikan.

Akhimya, semoga karya ilrtliah ini kmlanfkat.

Boga; 20 Sepember 2003

Hambang Dl-ad-jatTS

DAFTAR ISI

IIAI-'l*Aii 1'A:3E1.....................................................................................
svii

IIAFTAR LAMIII R A N ............................................................................
ssi
I . t . I.star fktakang ...........................................................................................

1.7.
1.3.
1 .4.
1.5.
I ..
1 .7.

1

I)C~~IIIIL~S;IZIMasalah ...................................................................................
6

'I't!iuan ILi~c.lilian.......................................................................................
X
Kegtulaan I'unelit iail .................................................................................. 0
. .
Indikator K i n u p ...................................................................................... I0
Rclcvn~isiI'enggunaan dan Ketcrbatasan MrKlc.1 .....................................
If
..
R i~angI .ingkup dan Keterbatnsan Rnel tt tan ...........................................
If

11. ( i A M I 3 A I i A N SllBSEKTOR PERICEBUNAN OAt.AM
I'f'.REKONOM IAN NASIONAI, ..............................................................

i5

3. I . i-kspot' ~1;in Inlpar Kornod irns Iltama I'crktbu~lai~
..................................
;S
3 . 2 . 1 131-g;~
Iicm~odil;isl l t ; i ~ if'erkebt~i~ai~
~~
Duniit ...................... .
.
.
. . . . . .40
..
',
.>..I.
Pela i'cr.J3g3tigacln I ch .............................................................................. 42
3 . . I'eta i'c~.d:igatigat~Kopi ....................
.
.
...............................................
44
- I'cta i'~t.rti~gnng-,7
3. I 0. i3et.sett!iuanl'utaran Uruguay Teiltang Karnad iras I~erkehunan.............. 5 ;
1

....
1

I V . 'TlN.IAOAN I'IlS-['AKA...........................................................................

Sh

4.1 . Penel itia~iLkono~niMikro Subsektor Perkehunan .................................. 56
4.2. i'tnel it ian Ekotlo~lliMakro Su bsektor I'erkebunan .................................07
4.3. Penelitiati C?abtt~~ganEkot~orl~iMikro dan Makrct Suhsektor
l~erkcbunati...............................................................................................70
4.4. Rarigktr~~~n~l
.............................................................................................
74

VI1 . PROSEDUR ESTIMASI DAN SIMULASI ........................................1 19
7.1. ldentifikasi Model ..................................................................................119
7.2. Metode Estimasi................................................................................. 120
7.3. Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 122
..
7.4. Pengullan Statistik.................................................................................. 122
7.5. Validasi Model ....................................................................................... 122
7.6. Simulasi Model ...................................................................................... 123
7.6. 1 . Si~iiulasiHistoris (1 994-1998) ............................................ 124
7.6.2. Si~iiulasiPeramaian (2003-2008) ........................................ 124
7.7. Skenario Simulasi Historis ( 1994-1998) dan Peramalan (20032008) 125
V l l l . HASIL DAN PEMBAHASAN ESTlMASl MODEL .............................. 131

8.1. Hasi! U~iiulnEstimasi Model ................................................................. I31
8.1.1. Blok Produksi dan Konsumsi .............................................. 133
8.1.2. Blok Tenaga Kerja ............................................................. 171
8.1.3. Blok Perdagangan ............................................................... 186
8.1.4. Blok Keuangan ................................................................... 210
8.1.5. BlokHarga .........................................................................211
8.1.6. Blok lndikator Kinerja Makro Ekonomi ..............................227
8.2. Iiasil Validasi Model .............................................................................229

IX . ANALISIS KINERJA SUBSEKTOR PERKEBUNAN........................... 230
0.I . Mekanisnie Pengaruh Perubahan Kebijakan danlatau No11
Kebijakan Terhadap Kinerja Subsektor Perkebunan .............................230
9.2. Dampak Berbagai Skenario Kebijakan dan Non Kebijakan
Terliadap lndikator Kinerja Subsektor Perkebunan: Simulasi
Iiistoris ( 1994-1998) .............................................................................233
9.2.1 . Skenario 1 : Pemerintah Menerapkan Kebi-iakari
I'embangunan Perkebunan (D 1=I) ......................................235
9.2.2. Skenario 2 : Pemerintah lnenurunkan pajak pertambahan
11i lai komoditas utama perkebunan sebesar 50 persen
(PPNTE. PPNCO. PPNCA. PPNRU dan PPNCPO=S
persen) ................................................................................239
9.2.3. Skenario 3 : Perdagangan bebas dunia untuk komoditas
perkebunan diberlakukan (tarif impor dan pajak ekspor
ko~noditasperkebunan negara berkembang turun sebesar
24 persen dan tarif impor komoditas perkebuna~inegara
ma-ju turun sebesar 40 persen) .............................................244
Pemerintah menerapkan kebi-jakan
9.2.4. Skeriario 4 :
l~embangunan perkebunan,
menurunkan
pajak
pertambahan nilai 50 persen dan memberlaki~kari
perdagangan bebas (Gabungan Skenario I , 2 dari 3) ............ 249
9.2.5. Skenario 5 : Nilai tukar Rupiah terhadap US$ mengalami
depresiasi sebesar 10 persen ................................................254
3 9

xiv

9.2.6. Skenario 6 :
Pemerintah menerapkan kebijakan
pembangunan perkebunan, memberlakukan perdagangan
bebas dan terjadi depresiasi nilai tukar Rupiah (Gabungan
Skenario 1, 3 dan 5) ............................................................ 259
9.2.7. Skenario 7 : Pemerintah menurunkan pajak pertambahan
~iilai50 persen, mernberlakukan perdagangan bebas dan
terjadi depresiasi nilai tukar Rupiah (Gabungan Skenario
2.3 dan 5) ............................................................................264
9.2.8. Skenario 8 : Upah tenaga kerja di perkebunan naik
sebesar 10 persen ................................................................269
9.2.9. Skenario 9 : Harga pupuk naik sebesar I0 persen ..............274
9.2.10. Skenario 10 : Pemerintah memberlakukan perdagangan
hebas dan terjadi kenaikan upah dan harga pupuk sebesar
10 persen (Gabungan S3, S8 dan S9) ..................................278
9.3. Evaluasi Daliipak Berbagai Skenario Kebijakan dan Nor1 Kebi-jakan
l'erliadap Kinerja Subsektor Perkebunan: Simulasi Historis ( 19941998) .................................................................................................. 283
9.4. Da~iipak Berbagai Skenario Kebi-jakan dan Nor1 Kebi.jakari
Terhadap Kinerja Subsektor Perkebunan: Siliiu lasi I'eramalan
(2003-2008) .......................................................................................... 289
9.3.1. Skenario I I : Pemerintah Menerapkan Kebi.jakari
I'embangunan Perkebunan .................................................. 289
0.3.2. Skenario 12 : Pemerintali menurunkan pa-jak pertambahan
nilai sebesar 50 persen (PPN=5 persen) .............................. 294
9.3.3. Skenario 13 : Perdagangan bebas dunia irritirk komoditas
perkebunan diberlakukan (tarif impor dan pa.jak ekspor
komoditas perkebunan negara berkembang turun sebesar
24 persen dan tarif irnpor koliioditas perkebunan negara
maju turun sebesar 40 persen) ............................................. 298
0.3.4. Skenario 14 :
Pemerintali menerapkan kebi-jakan
pembangunan
perkebunan,
menurunkan
pajak
pertambahan nilai 50 persen dari memberlakirkan
perdagangan bebas (Gabungan Skenario 1 1. 12 dan 13)...... -303
9.3.5. Skenario 15 : Nilai tukar Rupiah terhadap US$
niengalami depresiasi sebesar 1 0 persen .............................. 307
0.3.6. Skenario 16 :
Peliierintah menerapkan kebi.jaka11
pembangunan perkebunan, memberlakukan perdagangan
bebas dan terjadi depresiasi nilai tukar Rupiah (Gabungan
Skenario 1 1, 13 dan 15) ...................................................... 3 1 1
9.3.7. Skenario 17 :
Pemerintah rneriirrun kali pa.jak
pertambahan
nilai
50 persen,
~iiemberlakukari
perdagangan bebas dan terjadi depresiasi nilai tukar
Rupiah (Gabungan Skenario 12,13 dan 15) .........................3 15
9.3.8. Skenario 18 : Upah tenaga kerja di perkebunan naik
sebesar 1 0 persen ................................................................3 1 9

9.3.9. Skenario 19 : Harga pupuk naik sebesar 10 persen ............ 322
9.3.10. Skenario 20 : Pemerintah memberlakukan perdagangan
hebas dan terjadi kenaikan upah dan harga pupuk sebesar
I 0 persen (Gabungan S3, S8 dan S9) .................................. 326
9.5. Prospek Berbagai Skenario Kebijakan dan Non Kebijakan Terhadap
Kineria Subsektor Perkebunan: Simulasi Peramalan (2003-2008) ........ 331
9.6. Faktor-faktor Kunci Perubalian Kinerja Subsektor Perkebunan............ 336
9.6.1. .Kebi-iakan Pelnbangunan Perkebunan .................................337
9.6.2. Pa.iak Perta~iibahan
Nilai .....................................................338
9.6.3. I'a-iak Ekspor dan Impor ...................................................... 229
9.6.4. IJpah Teliaga K e ~ j .............................................................
a
340
0.6.5. 1)epresiasi Nilai Ti~karRupiah ............................................ 340
7

-

X . KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................
342
10.1. Kesirilpulan ............................................................................................
342
10.2. Saran ...................................................................................................
344
10.2.1. Kcbi-jakan......................................................................... 344
10.2.3. I'cnelitian Lali.iiltan ............................................................. 346

xvi

DAFTAR TABEL

I . 1,ilas Areal Tanam (ha) dan La-ill Pertumbillian Luas Areal l'analii
(Yoltal~un)Komoditas I'erkebunan Utama. 1969 - 2000 .......................... 17
2. I'roduksi (ton) dall I'ertumbul~an Produksi (%/taIii~n)Komoditas
I'erkebunnn litama. 1 O(39 - 3000 ........................................................... I0

3 . Nilai Tainhah ( R p j ~ l t a ) dan I'el-tumbuhan Nilni 1-ambah
Subsektor I'crkebunan. 1069-3000 ........................................................3 I
4. Serapan l'enaga Kerja (orang) dan I'ertumbuhan Serapan 'l'enaga
Kerja (%/tal~tln)Subsektor I'erkebunan. 1969-2000 ...............................34

5 . Volume (ton). N ilai ((IS$; 000) dan l'ertumbul~an (%Itahun)
-.
Izkspor Kn~noditasI'crkebunan litama I ahun 1069 - 3000 (ton)............. 30
0. Volulne (ton). Nilai (IJSS; 000) dan l'ertun~hulian (%/tnIiun)
Ilnpor Komoditas I'crkehunan Iltamn .l'ahun 1060 - 3000 ....................... 2S

7. I'enerimaan I'r1,iak Suhscktor l'erkehunan ( l i p .luta) dan
I'crtumbul~an I'cneri~nann I'ajak .l'crlindap I'cnerimaan I>omcstik
('HI) '1-nhun 1000-2000 ............................................................................

30

8. Kine~:jaSuhscktor I'crkehiinan dalam I'erekonomiall nahional ('!/(I)
'I':1l11111 I~~OO-2000
...................................................................................

I

0 . I:I\s~ordali Impor (000 ton) d;in I'crti~rnl~t~lian
I-,l\hp,)rclan Impor
(%/taIiiln) Ko~noditaslitalna I)crl\chunan Iltlnia .................................... 3')

10. Iinrga dan I'cruhalian I larga ('Yoitalirin) Komoditas I'crkchunan
I!lama di I'asar I)ilnia .............................................................................

42

I I . Ikspor (ton) clan I'nngsn Iikspor ('YO) 'l'cil I>unia..................................... 4.;
13. Im~xw(10"

)

d a n I'nngsa 11npor('YO) '1 ch 1)i11iia........................................ 43

13. lil;spor (toll) dnn I'angsa I:lis17or
1-4.

I ~ n p o r( t o n ) clan I'angsa Inipor

('50)

('Yo)

Kepi

I ) i l l ~ i ; t ...................................

J-l

Kepi Ililnia ...................................... -45

IS. Ill\spor (ton) dan I'angsa likspor (%I) Knkno L1uni;k ................................. 40
I .

lmlxw (1011) dan I'angsa Impor (%) Kakao Dunin .................................... 46

17. I'kspor (ton) clan I'angsa Ekspor (%) Karet Dunin .................................. 47
18. Impor (ton) dan I'angsa Ilnpor ('%) Karet 1)unia ..................................... 47
0

I:kspor (ton) dan I'angsa likspor (%) MinjnakSn\\ it Dunia .....................-lX

20. Inipor (ton) dan Pangsa Impor (%) Millyak Sa\\ it Dunia ........................ 49
2 1 . Stl-i~I.;tilrModel Ekononietrika Subsektor Perkebunan ........................... I I4
22. I-lasil Estimasi Sub-Blok Produktivitas l'eh .......................................... 1-36
23. Hasil Estimasi Sub-Blok Luas Areal Menghasilkan Tell ....................... I38

Hasil Estilnasi Sub-Blok Produktivitas Kopi ........................................ 14 1
Hasil Estilnasi Sub-Blok Luas Areal Menghasilkan Kopi ..................... 145
Hasil Esti~nasiSub-Blok Produksi Kakao ............................................. 148
Hasil Estimasi Sub-Blok Luas Areal Menghasilkan .............................. 151
Hasil Estimasi Sub-Blok Produktivitas Karet ....................................... 153
Hasil Estimasi Sub-Blok Luas Areal Menghasilkan Karet ....................156
Hasil Estimasi Sub-Blok Produktivitas Minyak Kelapa Sawit .............. 158
Hasil Estimasi Sub-Blok Luas Areal Menghasilkan Kelapa Sawit ........ 162
Persamaan ldentitas Sub-Blok Produksi. Nilai Talnbah dan
Pendapatan Nasional ............................................................................164
Hasil Estitnasi Sub-Blok Nilai Tambah ................................................ 165
Iiasil Estiniasi Sub Blok Konsu~nsi...................................................... 168
Iiasil Estimasi Sub-Blok Tenaga Kerja di Perkebunan Tell ................... 173
I-lasil Estiliiasi Sub-Blok Tenaga Kerja di Perkebunan Kopi ................. 175
t-lasiI Estimasi Sub-Blok Tenaga Kerja di Perkebunan Kakao............... 177
IHasil Estimasi Sub-Blok Tenaga Kerja di Perkebunan Karet ................ 181
I-lasil Estimasi Sub-Blok Tenaga Kerja di Perkebunan Kelapa
Sa~arit
...........................................................................................

185

Iiasil Estiniasi Sub-Blok Ekspor Indonesia........................................... 188
Persalnaan Identitas Sub-Blok Penerilnaan Ekspor ............................... 101
Hasil Estimasi Sub-Blok Ilnpor ............................................................ 102
Persatnaan Identitas Sub-Blok Peneri~naanl~npor................................ 194
liasil Estimasi Sub-Blok Ekspor Negara Lain ...................................... I96
Hasil Estimasi Sub-Blok llnpor lnggris dan Eropa Barat ...................... 200
Hasil Esti~iiasiSub-Blok Impor Alnerika Serikat .................................. 203
Hasil Estimasi Sub-Blok llnpor Asia Ti~nurdan Jepang ....................... 205
Hasil Estiniasi Sub-Blok Ilnpor Negara Lain ........................................ 208
Persalnaali ldentitas BIok Perdagangan ................................................ 209
Persa~naanldentitas Blok Keuangan ..................................................... 211
Hasil Estimasi Sub-Blok Harga Dolnestik ............................................ 212
Hasi l Estinlasi Sub-Blok Harga Ekspor ................................................ 214
Hasil Estimasi Sub-Blok Harga Impor .................................................. 217
Hasil Estiniasi Sub-Blok Harga Dunia .................................................. 220
Hasil Estimasi Sub-Blok Harga Lainnya ........................................224

56. Persamaan ldentitas Harga ...................................................................226

57. Persa~naarildentitas lndikator Kinerja .................................................. 228
58. Dampak Berbagai Skenario Si~nulasiTerhadap Kinerja Subsektor
Perkebunan: Si~iiulasiHistoris (1 994-1 998) .........................................234
59. Urutan Skenario Terbaik Hasil Si~nulasiHistoris (1994-1998) ............. 284
60. Uraian Dampak Skenario 6 Terhadap Kinerja Subsektor
Perkebunan ( 1994- 1998) ......................................................................288
6 1.

D a ~ n p a kBerbagai Skenario Si~nulasiTerhada Kinerja Subsektor
Perkebunan: Simulasi Pera~nalan(2003-2008) .....................................290

62. U r i ~ t a nSkenario Terhaik Hasil Simulasi Perarnalan (2003-2008) ......... 332
63. Uraian Da~iipak Skenario I 6
Terhadap Kineria Subsektor
Perkebunan (2003-2008) ......................................................................

7

DAFTAR GAMBAR
Nomor

I-lala~iian

1 . Perkembaliga~il-larga Dunia untuk Kolnoditas Utama Perkebunan ............ 4 1
2. Dampak Subsidi Terbatas terliadap Perdagangan..................................... 104

3. Dampak Tarif' Impor (konstan), Kasus Negara Kecil ............................... 105
4. I>ampak Pa.@ Ekspor Pada Perekononiian Minyak Sawit ....................... 107
5. Dnnipak Implcmentasi Pa-jak Pertamballan Nilai pada Perekononiian Komoditas I'erkebunan ...................................................................

1 08

6 . Ilampak pcruhnlian nilai ti~karpada perdagangan komoditas nntar
tiga ncgara ...........................................................................................

1 10

7. Kerangka Scdcrliana Model Ekonometrika Subsektor I'crkebunan
Dalnm Perckonoliiian Nasional .............................................................. I I 2

DAFTAR LAMPIRAN

Luas Areal (ha) dan Laju Pertumbuhan Luas Areal (%/tahun)
Komoditas Perkebunan Utania Sesuai Bentuk Pengusahaan.
1969-2000............................................................................................
352
Produksi (ton) dan Pertumbuhan Produksi (%/tahun) Komoditas
Perkebunan Utama Sesuai Bentuk Pengusahaan. 1969 - 2000 .............. 353
Struktur Model Ekonometrika Subsektor Perkebunan...........................354
Hasil Estimasi Model ........................................................................... 38 l
Hasil Validasi Model............................................................................
4 19
Hasil S i ~ n ~ ~ lHistoris
asi
( 1994-1998).....................................................422
Simulasi Historis ( 1994-1998): Dampak Depresiasi Nilai T ~ ~ k a r
Rupiah (Skenario 5) terhadap Kitierja Subsektor Perkebunan ............... 435
S i ~ i i i ~ l a sHistoris
i
(1994- 1998): Dampak Depresiasi Nilai tukar
(Skenario 5) terliadap Nilai Tambah Komoditas Perkebunan ................ 4-36
Sirnulasi Iiistoris ( 1994-1998): Dampak Depresiasi Nilai Tukar
(Skenario 5) terhadap Serapan Tenaga Keria ........................................ 430
Simulasi Iiistoris ( 1994- 1998): Danipak Depresiasi Nilai I'ukar
(Skenario 5) terliadap Nilai Ekspor....................................................... 437
Simi~lasiIiistoris (1994- 1998): Dampak Depresiasi Nilai l'ukar
(Skenario 5) terliadap Penerimaan I'aiak ........................................ 437
Hasil Simi~lasiPeramalan (2003-2008) ................................................
436
S i ~ i i i ~ l aPeramalan
si
(2003-2008): Danipak Penerapan Kebi-jakan
Pe~iibangi~nanPerkebunan. Perdagangan Bebas Duriia dan
Depresiasi Nilai Tukar Rupiah (Skenario 16) terliadap Kineria
Subsektor I'erkebunan .......................................................................... 450
Simulasi I'eramalan (2003-2008): Dampak Penerapan Kebi.jakan
I'embangunan Perkebunan. I'erdagangan Behas Dunia dan
Depresiasi Nilai T~lkar(Skenario 16) terliadap Nilai Tambali
Komoditas I'erkebunan ........................................................................ 45 1
Siliiillasi Peramalan (2003-2008): Dampak Penerapan Kebi-jakan
Pembangunan Perkebunan, Perdagangan Bebas Dunia dan
Depresiasi Nilai Tukar (Skenario 16) terhadap Serapan Tenaga
Keria
........................................................................................... 45 I
Simulasi Peramalan (2003-2008): Da~iipakPenerapan Kebi.iakan
Pembangilnan Perkebunan, Perdagangan Bebas D ~ ~ l i i dan
a
Depresiasi Nilai Tukar (Skenario 16) terliadap Penerimaan
........................................................................................... 452
Ekspor
S i ~ n ~ ~ lPeranlaIan
asi
(2003-2008): Dampak Penerapan Kebi-jakan
Penibangunan Perkebunan, Perdagangan Bebas Dunia dan
Depresiasi Nilai Tukar (Skenario 16) terhadap Peneri~naanPajak.........452

-.

I

I.
1.1.

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dalani perekononiian Indonesia, subsektor perkebunan ~iier~lpakan
salali sat11

subsektor yang berperan penting. Sejak periode awal tahun 1970-an liingga pertengalian
tali~~n
1990-an subsektor perkebunan berkembang cukup pesat. Perkembangan pesat ini
tidak terlepas dari peranan pemerintah. yaitu meniberikan insentif bagi para pelakc~usalia,
ridak terkecuali piliak asing. untuk niasuk dan ~iiengembangkanperkebunan. I'otensi
besar prig dikandung subsektor perkebunan tnerupakati laktor peridorc>ng bagi
pemerintah untuk nie~igenibangkanperkebunan.
Seiak a\val taliun 1 970-all subsektor perkebuna~idi pacu perti~nibuhanny mclal ui
berbagai kebi.jakan produksi. investasi. ekspor, dan berbagai kebiiaka~ilainnya. Hal ini
dilakukan untuk rneningkatka~i kinerja subsektor perkebunan dalam pcrekonomian
nasional.

Arali kcbiiakari pemerintah tersebut memang beralasan karcna dengan

suniberdaya doniestik yang dikandungnya subsektor perkebunan dinilai memiliki kei~nggulankomparatif di pasar do~nestikdan internasional. Beberapa peneliti telah mcmbuktikan adanya keunggulan koniparatif subsektor perkebunan. seperti ditunjukkan oleli
(I 992) dan Susila ( 1998) ~lntuh:minyak
Supriliatini (.I (11. ( 1996) untuk teh, Sima~i~juntak
sa\\/it, dan Susila ( 1099) ~ ~ n t ukopi.
k
Iiasil pembangunan perkebunan nienun.jukkan kinerja subsektor perkebunan seca1-a
kuantitatif cukup berkernbang. Peranan subsektor perkebunan dalani sumbangannya
terliadap Produk Doniestik Bruto dalain periode tahun 1970- 1996 cender~~ng
nieningkat.
Data dari Badan Pusat Statistik, berdasarkan harga yang berlaku. ~iienu~i.iukkan
bahwa
Produk Do~nestikBruto (PDB) subsektor perkebunan tahun 1970 sebesar Rp. 6 756juta

dan tahun 1996 sebesar Rp. 50 528juta. Angka di atas menujukkan adanya pertumbuhan
PDB sebesar 8.38 persen per tahun.
Peranan subsektor perkebunan berdasarkan PDB tersebut erat kaitannya dengan
perkembangan produksi komoditas perkebunan, terutama yang berasal dari linia
ko~noditasilta~naperkebunan yaitu teh, kopi, kakao, karet dan kelapa sawit. Selama
periode tahun 1970-1996, data dari Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan
~iienu~i.iukkan
bahwa produksi untuk keli~nako~noditasutama perkebunan di atas tumbuh
sekitar 7.26 persen per tahun. Produksi keli~nako~noditasperkebunan tersebut berasal
dari Perkebunan Rakyat (PR). Perkebunan Besar Milik Negara (PBN) dan Perkebunan
Swasta (PBS).
Lebili lan.jut dapat disampaikan baliwa perkembangan produksi di atas ditentukan
teriltania oleli perkemhangan luas areal. disa~npingproduktivitas. Dala~iiperiode tahun
1970-1996. perkembangan luas areal PR, PBN dan PBS ilntuk li~iiako~noditasutaliia
perkebunan meningkat 3.3 persen per tahun.

Sedangkan pada sisi produktivitas.

peningkatan produkti\litasjuga berlangsung. Sebagai contoh. produktivitas karet di PR
pada tahun 1970 sekitar 0.53 tonlha dan pada tahun 1996 mencapai 0.64 tonlha.
Peranan penting lain dari subsektor perkebunan adalah dalani penyerapan tenaga
kerja. Kinerja subsektor perkebunan dala~npenyerapan tenaga kerja diperkirakan selalu
mengalami peningkatan se-jalan dengan perkembangan luas areal perkebunan. Dengan
menggunakan pendekatan indeks serapan tenaga kerja di perkebunan (on,fa~enl),jumlah
serapan tenaga kerja di perkebunan untuk kelima komoditas utalna perkebunan tahun
1970 sekitar 950 ribu orang. sedangkan pada tahun 1996 sekitar 3.9 juta orang. Hal ini
berarti serapan tenaga kerja untuk kelilna ko~noditasutarna perkebunan di atas meningkat
sekitar 5.9 persen per tahun. Untuk subsektor perkebunan secara keseluruhan, Pakpahan

(2000) ~nenya~npaikan
bahwa pada tahun 1994 ju~nlahtenaga kerja yang terserap
mencapai 16.2 juta orang. Mereka terlibat di subsektor perkebunansebagai pekerjafburuh
perusaham I'BN dan PBS serta petani PR.
Subsektor lxrkebunan secara tradisional menghasilkan berbagai konloditas
termas~lkkelinla komoditas utalna di atas yang diperdagangkan secara internasional.
Dengan de~iiikiansilbsektor perkeburianjuga berperan penting sebagai lxnghasil devisa.
Pada pcriode tahun 1070-1996. penerin~aanekspor kelima koinoditas utama perkebunan
senantiasa ~iicnitigkat. Pada tahun 1970. perinlaan ekspor dari kelima kolnoditas
utama pcrkcbunan di atas tercatat US$308 juts dan pada ialiun I996 ~ncningkatmen.iadi

IJS$ 3.8 ~iiil!,rir. Angka telsebut menun.jukkan bah\va pcneri~iiaanekspor selama periode
1 970- 1996 nicningkat sckitar 10.6 persen I x r taliun.

Subsektor pcrlicbunan juga tcrcatat schagai srilali satu si~~iibcr
jxnerimaan
pcmerintali mclalui pcncrimaan pajak. I)cmcl.intali anrarri lain 1iicncral7krtnpaiak in~por.
ekspor dan paiak ~x~~ambalian
nilai pada Ixlxrapa komcxiitas ~x.rkcbunan.tcrmasuk
koniditas primer utama. yaitu tell. kopi. kakao. karet dan min>.aksawit. Khusus tentang
paink ckspor. xiat ini pcnerimaan pajak ekspor han!.a twrsi~nilxrdari ekspor minyak
kclapasa\i;it.
tirisis ckono~iii!.ang dialami Indonesia scjak pe~~engalian
taliun 1097 mcncuatkan
harapan akan prospek subsektor perkebunan. Salagih ( 1998) tkrltrrii Dwd-iat c~ (11. (eds)
bali\va subsektor perkebunan !.ang berbasis pada sumberdaya
(1999) ~i~enyatakan
don~estikdan menggunakan input ~ltalnaberupa i i i ~ 7~imltrl~le
,quod~sepel-ti lahan. tenaga
kerja dan agroklimat diperkirakan mengalami hooiiiiiig karena dengan terdepresiasinya
rupiah liingga 500-700 persen maka harga produk-produk perkebunan Indonesia di pasar
inten~asionalmenjadi "lebih murah".

Selain berkaitan dengan krisis ekonomi di atas, subsektor perkebunan juga
dihadapkan pada siti~asiperdagangan bebas dunia. Seperti telah diketahui. perdagangan
bebas disepakati untuk dlialankan paling lambat tahun 2001 bagi negara ~naju
dan tahun
2006 bagi negara berkernbang. Perdagangan internasional ko~noditasperkebunan. sesuai
persetu-iuan Pi~taranUnrguay (PU) tahun 1993, akan terbebas dari adanya hambatan
berbagai kebiiakan intervensi. selain kebiiakan tarifikasi. Sebagai contoli. koniitmen yang
telah disepakati olch negara-negara maju yang lnengimpor minyak nabati adalah
nienurunkan tarif impor komoditas tersebut sebesar 36 persen hingga tahun 2000
( Pasquali, 1995). Sehubungan dengan perubahan tersebut. perkembangan subsektor per-

kebunan pada masa mendatangdiperkirakan akan ~nengalanii
penlbahan karcna sebasian
besar konioditas perkebunan meri~pakankonioditas ekspor.
Kineria subsektor perkebunan sejak tahun 1970-an hingga tahun 1090. masa krisis
ekonomi dan pada masa perdagangan bebas di atas nampakn~,aperlu dic\~aluasidan
diramal. Seiauh mana berbagai kebiiakan dan non kebiiakan Jtangterjadi di tingkat
nasional dan inteniasional berpengaruh terhadap kinerja subsektor perkebunan belum
ballyak diungkapkan. IJntuk itu. penelitian yang bertu.juari untuk mengetahui petigaruli
herbagai kebijakan dan non kebiiakan yang teriadi di tingkat nasional dan inteniasional
terhadap kineria si~bsektorperkebunan perlu dilakukan. Dengan e\faluasidan pcranialan
kineria subsektor perkebunan ini diharapkan akan lebili memudalikan bagi pemegang
kebi.jakan dan pelaku usalia perkebunan untuk belajar dari rnasa lalu dan riiengaritisipasi
perubahan yang mungkin timbul di lnasa mendatang. Evaluasi dan pera~iialankineria ini
diharapkan juga bermanfaat dalam rangka penerapan dan pengembangan i11iii1
pengetaliuan.

Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan evaluasi dan peramalan kineria subsektor perkebunan pada umumnya menggunakan model pendekatan ekonometrika yang
berorientasi ~nikroekonomi(model komoditas) dan yang berorientasi makroekono~iii
sa-ja, walaupun telah ada yang menggabungkan keduanya. Na~iiunpenelitian-penelitian
di~iiaksudtidak manganalisis subsektor perkebunan secara rinci walaupun beberapa
penelitian telah mengaitkan dengan situasi perdagangan bebas dunia.
I'enelitian yang benvawasari ekonomi ~iiikroatau berorientasi ko~iioditasperkeburlan tertentu antara lain dilakukan oleh Suryana (1986). Susilo\wti ( 1 989). Si~iianiuntak
( 1992). Manurung ( 1993). Limbong ( 1 994). Susila, el crl. ( 1994 dan 1995). Drad-iat.

Dereinda. dan Abbas ( 1995), Sihotang ( 1996), Marks, Larson. dan Pomeroy ( 1998). dan
Zulki tli (2000). Sedangkan penelitian yang benvawasan ekonom i makro diantaranya
dilakukan oleh Boediono ( 1979). C'erilrrrl Blri-eou ofJitr/i.sric:s
(9

( 1984). dan

Ratna\vati

9 ) . SeIari.iutnya. ~xnelitianyang berorientasi gabungan diantaranya dilakirkan oleli

Waliyudi ( 1 996). Hanani (2000), dan Wid-ja-ia(2000).
Dalam penelitan ini, kinerja subsektor perkebunan tersebut akan diperdalam dan
mencakup aspek ekonomi ~nikrodan makro. Oleh karena itu. sintesa peniikiran dari kcselurulian peiielitian tersebut di atas ditaniball fenomena lain !rang relevan aka11diiadika~i
acuan dalam penelitian ini. terutama dalam pe~iibentukanmodel. Dengan adanya hubungan yang kompleks antara kebijakan peliierintah da~ifaktor no11kebi.jakan dengari
kineria subsektor perkebunan di atas menyebabkan upaJVauntuk ~iiemfonnulasikeputusan yang tepat di subsektor perkebunan ~iien-jadi
tidak mudah. Seliubungan dengan lial
tersebut. peniegang kebijakan perlu untuk mengetahui infonnasi sifat liubunfan antar
variabel-variabel untuk nienentukan arah kebijakan di subsektor perkebunan pada masa
mendatang.

I .2.

Perurnusan Masalah
Kinerja subsektor perkebunan seperti diuraikan di latar belakang ternyata liiasih

mengandung kelemahan apabila dinilai secara kualitatif. Perkebunan lndonesia telah
te~tinggaldari perkebunan negara tetangga, khususnya Thailand dan Malaysia. Sebagai
contoh, produktivitas karet PR adalah 0.6 tonihaltahun masili lebili rendall dibandingkan
produktivitas karet I'B yang niencapai 1.1 tonlhdtahun. Namun. produktivitas karet
Indonesia ini masili lebili rendah dibandingkan produktivitas karet Thailand yang
lnencapai 1.5-2.0 tonhdtaliun.

Produktivitas kelapa sawit PR adalali 2.5 ton

CPOAia/tahun lebili rendall dibandingkan produktivitas kelapa sawit PB yang niencapai
3.2-4.6 ton CPOAidtaIii~n.Seperti halnya karet, produktivitas kelapa sawit Indonesia ini
masih rendah dibandingkan produktivitas kelapa sawit negara lain (Malaysia) yang
mencapai 6-7 tori CI'O/lia/taliun (Pakpahan. 2000). Selain itu. tingkat produktivitasyang
dicapai perkebunan di Indonesia masih berada di bawali potensi produktivitas masingniasingjenis komoditas. Sebagai infonnasi, potensi produktivitas tell. kopi. kakao. karet
dan niinyak sawit masing-masing adalah 2.1 ton/ha/tahun, 1.2 tonAidtaIiun. 1.5
to~i/lia/taliun.1.6 ton/lia/taliu~i.dan 7-8 tonlhaltahun.
Kliusus dalani perolelian nilai tambah, Pakpahan (2000) menilai adanya
keterbatasan perolelian nilai tanibali oleli PBN dan PBS. Hal ini tercennin dari produk
yang dillasilkan dari PBN lnaupun PBS yang masih bersifat produk-produk prinier
perkebunan. Dala~nkonteks pembangunan, ha1 ini menun-jukkanbahwa lndonesia lnasili
niewarisi seiarah sebagai pasar bahan baku bagi industri hilir perkebunan yang
diusaliakan di negara-negara ma-ju.
Dalam lial serapan tenaga kerja, peningkatan jumlah serapan tenaga kerja di
silbsektor perkebunan nalnpaknya tidak diikuti dengan peningkatan pangsa serapan

tenaga kerja. Hal ini tercennin dari pangsa serapan tenaga kerja subsektor perkebunan
terhadap jumlah serapan tenaga kerja nasional yang cenderung stabil sekitar 4 persen.
Dalani l~al penerinlaan ekspor, sejalan dengan penurunan harga-harga ko~noditas
perkebiman di pasar internasionat se-jak akhir tahun 1980-an. pangsa nilai ekspor lima
konloditas utalna perkebunan terhadap nilai ekspor tion niigas tilnln dari sekitar 3.73
persen pada talirln I970 men-jadi 0.36 persen pada taliun