Pengaruh Bukaan Mulut Beam Trawl terhadap Hasil Tangkapan Juvenil lkan di Padang Lamun Perairan Teluk Banten.

RINGKASAN
Ermasuri. C05496047. Pengaruh Bukaan Mulut Beam Trawl terhadap Hasil Tangkapan
Juvenil lkan d i Padang Lamun Perairan Teluk Banten. Dibimbing oleh Wisnu Gunarso,
Gondo Puspito dan Siti Nuraini,
Penggunaan beam trawl untuk penelitian pendugaan kelimpahan ikan masih jarang
dilakukan di Indonesia. Penelitian pendugaan stok ikan di lndonesia urnurnnya masih
menggunakan trawl ber-otter board Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi
hasil tangkapan serta cara pengoperasian beam trawl dengan bukaan mulut berbeda terutarna
pada ikan kerapu (Ephinephelus spp.) dan kakap (Lufianus spp.) di padang larnun.
Penelitian ini dilaksanakan antara bulan Maret - April 2000 di padang lamun Kepuh
Perairan Teluk Banten. Data primer diperoleh langsung dari operasi penangkapan ikan yang
dilakukan sebanyak dua trip dengan masing-masing 10 ulangan. Data primer utama rneliputi
hasil tangkapan yang terdiri atas berat dan ukuran hasil tangkapan ikan kerapu, kakap dan
total keduanya. Data primer tambahan terdiri atas kecepatan dan jarak towing, kecepatan
setting, hauling, penanganan ikan di atas kapal, suhu, kedalaman, kecerahan, ukuran alat
tangkap, kapal dan rnesin. Penjelasan secara deskriptif dilakukan untuk rnembandingkan
komposisi dan ukuran hasil tangkapan ikan kerapu, kakap dan total keduanya. Analisis data
dengan uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh bukaan mulut terhadap ukuran hasil
tangkapan ikan kerapu, kakap dan total keduanya yang tertangkap oleh beam trawl 1 dan 2 m.
Beam trawl yang digunakan dalam penelitian memiliki bukaan mulut 1 dan 2 m.
Konstruksi beam trawlterdiri atas jaring, tali ris atas dan bawah (head andground rope), rantai

penggugah (tickler chain), tali penarik (warp), bridle line, bingkai (beam ) dan pemberat
(sinker). Jaring trawl terdiri atas sayap pendek (lower wing), badan (body) dan kantong (cod
end). Mata jaring beam trawl 1 dan 2 rn mempunyai ukuran yang sarna, yaitu 1 crn.
Prinsip kerja beam trawl sama dengan trawl dasar yang rnengeruk dan menyaring
semua biota laut , terutama juvenil ikan dan udang yang terdapat di padang lamun sepanjang
daerah penyapuan pada saat penarikan (towing). Hasil tangkapan beam trawl 1 m terdiri atas
490 ekor ikan, 133 ekor udang dan 3 ekor kepiting. Jurnlah individu keseluruhan sebesar 626
ekor dengan berat 2.889,55 kg. Hasil tangkapan beam trawl 2 rn meliputi 776 ekor ikan, 187
ekor udang dan 10 ekor kepiting. Total individu yang tertangkap 973 ekor dengan berat
5.117,23 kg.
Melalui penggabungan sepuluh jenis ikan dominan dari beam trawl 1 dan 2 diketahui
bahwa jumlah yang paling banyak tertangkap adalah ikan serinding (Apogon
margaritophorvs). Selanjutnya diikuti oleh ikan beronang (Siganus canaliculatus), ikan Butis
melanosfigma, bulusan babi (Monacanfhus mylii), Butis butis, serinding (Apogon sp.), kerapu
(Ephinephelus coides), biji nangka karang (Upeneus tragula) dan kerong-kerong (Pelates
quadrilneatus). Selain itu, didapatkan pula sepuluh famili dominan yang tertangkap dari
penggabungan hasil tangkapan kedua alat tangkap tersebut, yaitu Apogonidae, Eleotridae,
Siganidae, Monacanthidae, Serranidae, Tetraodonthidae, Mullidae, Gobiidae, Teraponidae
dan Lethrinidae.