2.1.5 Pengungkapan Emisi Gas Rumah Kaca
Dalam menghadapi persaingan, kini transparansi merupakan sebuah hal hal yang penting pada perusahaan. Masyarakat tidak hanya menuntut kualitas
pada kuantitas tertentu, akan tetapi peran perusahaan terhadap aktivitas sosial dan lingkungan dan bagaimana pengungkapan dilakukan.
Praktik pengungkapan sosial lingkungan makin meningkat beberapa tahun terakhir. Praktik pengungkapan sosial lingkungan dapat dipandang sebagai wujud
akuntabilitas perusahaan kepada publik untuk menjelaskan berbagai dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkan oleh perusahaan baik pengaruh yang baik
maupun buruk Ghozali dan Chariri, 2007. Salah satu regulasi yang dibuat oleh oleh IAI yang tertuang dalam PSAK
No. 1 revisi 2009 paragraf dua belas yaitu: “Entitas dapat pula menyajikan, terpisah dari laporan keuangan, laporan
mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah value added statement, khususnya bagi industri dimana faktor lingkungan hidup
memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap karyawan sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting.
Laporan tambahan tersebut di luar ruang lingkup Standar Akuntansi
Keuangan”.
Pengungkapan emisi gas rumah kaca merupakan salah satu contoh dari pengungkapan lingkungan, bagian dari laporan tambahan yang telah dinyatakan
dalam PSAK tersebut.
2.1.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Emisi Gas Rumah
Kaca
Adapun faktor-faktor yang akan diuji pada penelitian ini yang mempengaruhi pengungkapan emisi gas rumah kaca pada lapoan tahunan
perusahaan di Indonesia. Seperti klasifikasi PROPER, ukuran perusahaan,
profitabilitas perusahaan, leverage perusahaan serta media.
2.1.6.1 Klasifikasi PROPER
Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan PROPER merupakan salah satu upaya Kementrian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia
untuk mendorong penataan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui instrumen informasi. Dilakukan melalui berbagai kegiatan yang diarahkan
untuk: i mendorong perusahaan untuk menaati peraturan perundang-undangan melalui insentif dan disinsentif reputasi, dan ii mendorong perusahaan yang
sudah baik kinerja lingkungannya untuk menerapkan cleaner production menlh.go.id.
2.1.6.2 Ukuran Perusahaan
Perusahaan yang besar akan mendapat perhatian yang lebih dibandingkan perusahaan kecil. Dengan demikian akan melakukan pengungkapan informasi
secara detail Al-Shammari, 2005. Menurut Galani et al 2011, perusahaan yang lebih besar mungkin
memiliki sumber daya yang cukup untuk membayar biaya produksi informasi mengumpulkan dan menghasilkan informasi bagi pengguna laporan tahunan.
Selain itu, perusahaan-perusahaan ini mungkin mempublikasikan informasi lebih lanjut dalam laporan mereka untuk menyediakan informasi yang relevan kepada
pengguna yang berbeda. perusahaan yang lebih besar mungkin cenderung untuk mengungkapkan informasi lebih dari perusahaan-perusahaan kecil dalam laporan
tahunan mereka karena keunggulan biaya kompetitif mereka. Oleh karena itu, perusahaan kecil mengungkapkan informasi kurang dari perusahaan besar.
2.1.6.3 Profitabilitas Perusahaan
Profitabilitas merupakan
kemampuan suatu
perusahaan untuk
mendapatkan laba keuntungan dalam suatu periode tertentu. Pengertian yang sama disampaikan oleh Husnan 2001 bahwa profitabilitas adalah kemampuan
suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan profit pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Sedangkan Menurut Michelle Megawati
2005, profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba profit yang akan menjadi dasar pembagian dividen perusahaan. Prolitabilitas
menggambarkan kemampuan badan usaha untuk menghasilkan laba dengan menggunakan seluruh modal yang dimiliki.
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dan mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat
efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan
rasio ini menunjukkkan efisiensi perusahaan. Menurut Kasmir 2008 : 199 jenis- jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan adalah :
1. Profit margin profit margin on sales
2. Return on Assets ROA
3. Return on Equity ROE
4. Laba per lembar saham
Pada penelitian ini penulis menggunakan ROA untuk mengukur profitabilitas perusahaan.
2.1.6.4 Leverage
Pengertian leverage menurut Van Horne dan Wachowitcz 1995 :434 adalah
“Leverage refers to the use of fixed costs in an attempt to increase or lever up profitability
”. Sedangkan menurut Riyanto 2001: 375 “Leverage dapat didefenisikan sebagai penggunaan aktiva atau dana, dimana untuk penggunaan
tersebut perusahaan harus menutup biaya tetap atau membayar beban tetap”. Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa leverage adalah
penggunaan sejumlah aset atau dana oleh perusahaan dimana dalam penggunaan aset atau dana tersebut perusahaan harus mengeluarkan biaya tetap. Penggunaan
aset pada akhirnya dimaksudkan untuk meningkatkan keuntungan potensial bagi pemegang saham. Tingginya tingkat leverage akan berdampak pada tingginya
biaya-biaya, dengan pengungkapan informasi megenai lingkungan akan menekan peningkatan tersebut.
2.1.6.5 Media
Media merupakan sarana pendukung yang sangat efektif dan efisien dalam hal pengembangan perusahaan, namun dapat berdampak sebaliknya. Jannah
2014 menyatakan, terdapatnya media di suatu negara sebagai pengontrol aktivitas perusahaan, maka perusahaan perlu mempertimbangkan keberadaan
media tersebut. Jika terdapat isu negatif mengenai perusahaan, maka masyarakat mungkin akan mengecam aktivitas perusahaan dan menurunkan nilai perusahaan
tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian McCombs dan Shaw 1972 dalam Dawkins dan Fraas 2011 media mempengaruhi apa yang masyarakat pikirkan
mengenai jumlah dan jenis berbagai kejadian yang diberikan.
2.2 Penelitian Terdahulu