BAB 1 PENDAHULUAN ANALISIS PERENCANAAN PRODUKSI DI PT. KALBE FARMA JAKARTA.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
PT. Kalbe Farma merupakan perusahaan yang bergerak
dalam bidang farmasi. Perusahaan ini mengklasifikasikan
produk obatnya ke dalam 2 divisi, yaitu divisi obat
resep (ethical product) dan divisi obat bebas.
Produk
diproduksi
obat
PT.
resep
Kalbe
(ethical
Farma
yang
product)
antara
lain
Brainact,
Neurotam, Neuralgin RX, dan juga produk lisensi seperti
Cefspan,
Fixef,
Cravit,
Reskuin,
Paxus,
Alloclair.
Sedangkan produk obat bebas PT. Kalbe Farma antara lain
obat sakit maag, obat anti-diare, obat flu, dan obat
anti-jamur,
seperti
dengan
Promag,
merek
yang
Waisan,
telah
Woods,
dikenal
Komix,
luas
Procold,
Mixagrip, Mextril, Minigrip, Entrostop, dan Kalpanax.
Saat ini di Indonesia terdapat perusahaaan farmasi
lain yang menjadi pesaing bagi PT. Kalbe Farma, dimana
perusahaan farmasi tersebut juga memproduksi obat yang
mempunyai fungsi sama dengan obat yang diproduksi oleh
PT. Kalbe Farma. Oleh karena itu agar pelanggan tidak
mengkonsumsi
menjaga
produk
kepuasan
pesaing,
pelanggan
PT.
Kalbe
dengan
cara
Farma
selalu
selalu
dapat
menyediakan produk pada saat konsumen membutuhkan.
Sebagai
order
suatu
yang
perusahaan
Make
dipertimbangkan
To
dengan
Stock,
dalam
strategi
salah
membuat
satu
pemenuhan
faktor
keputusan
yang
mengenai
kuantitas dan jenis produk yang akan diproduksi oleh
1
PT. Kalbe Farma adalah dari hasil peramalan. Teknik
peramalan yang dipakai oleh PT. Kalbe Farma adalah Six
Month Rolling Forecast atau yang sering disebut dengan
istilah ROFO. Keputusan mengenai kuantitas dan jenis
produk
yang
dinyatakan
akan
diproduksi
dalam
oleh
perencanaan
PT.
produksi
Kalbe
yang
Farma
disebut
Rolling Production Plan (RPP). Saat ini faktor-faktor
yang dipertimbangkan dalam pembuatan RPP adalah ROFO,
stok akhir barang jadi, stok raw material, batch size
tiap jenis produk, dan kapasitas tiap line produksi.
Selain
itu
terdapat
dipertimbangkan,
yaitu
faktor
faktor
lain
yang
allowance.
juga
Idealnya
allowance dibuat untuk menghindari terjadinya stockout
pada saat permintaan meningkat, namun allowance yang
terlalu
yang
berlebihan
berlebih.
akan
Saat
ini
menyebabkan
penentuan
terjadinya
allowance
di
stok
PT.
Kalbe Farma hanya didasarkan pada intuisi di bagian
produksi, sehingga diperoleh fakta bahwa terjadi stok
yang
berlebih
pada
beberapa
periode,
seperti
yang
ditunjukkan dari perbandingan stok akhir barang jadi
dan actual sales pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Rasio Stok Akhir terhadap Actual Sales tahun 2009
Produk
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
Jan
37%
360%
275%
368%
227%
78%
11%
354%
187%
75%
28%
45%
Feb
72%
268%
83%
148%
198%
50%
155%
153%
160%
409%
87%
65%
Mar
107%
261%
195%
110%
164%
59%
182%
219%
318%
218%
64%
72%
Apr
42%
79%
151%
75%
137%
111%
40%
57%
192%
237%
62%
58%
May
14%
115%
422%
13%
154%
139%
106%
87%
95%
469%
123%
24%
Jun
462%
217%
221%
34%
152%
59%
103%
93%
121%
181%
85%
40%
2
Jul
338%
276%
252%
104%
186%
32%
130%
183%
127%
128%
190%
139%
Aug
225%
275%
23%
74%
157%
45%
100%
201%
124%
56%
106%
118%
Sep
295%
483%
59%
56%
170%
62%
108%
141%
149%
172%
108%
131%
Oct
202%
218%
230%
58%
125%
48%
56%
165%
217%
61%
143%
173%
Nov
431%
169%
142%
66%
227%
24%
139%
79%
170%
111%
153%
115%
Dec
573%
94%
191%
75%
227%
115%
150%
223%
167%
125%
46%
4%
Tabel 1.1. Lanjutan
Produk
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
Jan
283%
257%
58%
39%
117%
373%
97%
213%
301%
Pada
Feb
217%
194%
198%
228%
85%
253%
317%
107%
378%
Mar
313%
329%
84%
101%
118%
149%
205%
111%
273%
Tabel
Apr
211%
244%
90%
250%
124%
35%
170%
14%
182%
May
73%
142%
102%
170%
147%
80%
194%
43%
209%
1.1.
Jun
187%
313%
134%
56%
197%
95%
160%
154%
207%
dapat
Jul
89%
189%
101%
156%
91%
154%
56%
94%
131%
Aug
130%
94%
59%
34%
6%
272%
17%
17%
105%
diketahui
Sep
32%
374%
202%
182%
118%
133%
169%
105%
135%
Oct
301%
513%
345%
65%
114%
171%
178%
80%
171%
bahwa
Nov
192%
447%
223%
205%
185%
251%
152%
220%
204%
Dec
83%
289%
236%
271%
193%
135%
216%
120%
163%
misalnya
pada bulan Januari 2009, untuk produk B diperoleh rasio
stok akhir barang jadi terhadap actual sales sebesar
360%, artinya bahwa stok akhir barang jadi yang tersisa
masih
dapat
penjualan
digunakan
minimal
3
untuk
periode
memenuhi
ke
depan.
permintaan
Hal
tersebut
dapat mengakibatkan mengurangi umur produk yang beredar
di
masyarakat
khususnya
untuk
produk
obat
karena
memiliki masa kadaluarsa yang terbatas.
Oleh
karena
dilakukan
pertimbangan
itu,
analisa
pada
penelitian
penentuan
bahwa
ini
akan
allowance
dengan
tetap
dapat
perusahaan
mengantisipasi terjadinya stockout pada saat permintaan
meningkat namun stok akhir barang jadi yang diperoleh
juga tidak berlebihan.
Seperti
sebelumnya,
yang
sudah
bahwa
dijelaskan
kapasitas
tiap
pada
paragraf
line
produksi
merupakan salah satu faktor yang harus dipertimbangkan
dalam penyusunan RPP. Namun saat ini dalam merencanakan
kapasitas tiap line produksi, PT. Kalbe Farma belum
memperhatikan kapasitas tiap line yang dibutuhkan dalam
mengerjakan
proses
RPP,
dikarenakan
produksinya
mempunyai
3
PT.
Kalbe
kebiasaan
Farma
dalam
menetapkan
penggunaan kapasitas tiap line sebesar 2 shift selama 1
bulan.
Sehingga
melebihi
pada
kapasitas
akibatnya
prakteknya
tiap
seringkali
jika
yang
line
perusahaan
pengerjaan
ditetapkan,
mengalami
RPP
maka
kesusahan
dalam mencari/meminta tambahan kapasitas dari line lain
(selama ada sisa kapasitas dari line lain). Tetapi jika
tidak ada sisa kapasitas dari line lain maka alternatif
lain
adalah
subkontrak
perusahaan
ke
akan
perusahaan
mengadakan
lain
lembur
dengan
atau
konsekuensi
perusahaan akan mengeluarkan biaya yang lebih tinggi.
Sebaliknya
jika
pengerjaan
RPP
lebih
kecil
dari
kapasitas tiap line yang ditetapkan maka sisa kapasitas
dapat ditawarkan pada pihak/line lain, tetapi karena
perusahaan
kapasitas
belum
tiap
melakukan
line
yang
perhitungan
dibutuhkan
maka
mengenai
perusahaan
sulit mengetahui sisa kapasitas yang dihasilkan untuk
ditawarkan pada pihak/line lain. Selain itu, PT. Kalbe
Farma
mempunyai
kebijakan
jika
sisa
kapasitas
tidak
berhasil ditawarkan maka sisa kapasitas harus digunakan
untuk produksi produk itu sendiri, dan jika hal ini
terjadi
maka
dapat
meningkatkan
kemungkinan
untuk
terjadi overstock.
Oleh
karena
itu,
pada
penelitian
ini
akan
dilakukan analisa penentuan kapasitas tiap line agar
perusahaan dapat mengetahui kapasitas yang dibutuhkan
tiap line untuk menyelesaikan suatu rencana produksi.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang yang sudah
dijelaskan
penelitian
sebelumnya,
ini
adalah
maka
permasalahan
bagaimana
4
cara
pada
menentukan
yang
allowance
dibutuhkan
mengantisipasi
tiap-tiap
terjadinya
permintaan
produk
yang
untuk
meningkat
namun juga dapat mengurangi stok akhir barang jadi, dan
bagaimana cara melakukan analisa penentuan kapasitas
tiap line agar perusahaan dapat mengetahui kapasitas
yang
dibutuhkan
tiap
untuk
line
menyelesaikan
suatu
rencana produksi.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan
yang
ingin
dicapai
dalam
penelitian
ini
adalah menentukan allowance tiap produk dan mengetahui
kapasitas yang dibutuhkan tiap line untuk menyelesaikan
suatu rencana produksi.
1.4. Batasan Masalah
Batasan-batasan masalah pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a.
Produk
yang
diteliti
adalah
produk
yang
masuk
kategori obat bebas karena produk ini yang lebih
banyak terjadi kelebihan stok.
b.
Data penelitian yang diambil adalah data dari bulan
Januari 2009 sampai bulan Desember 2009.
c.
Line produksi yang diijinkan oleh PT. Kalbe Farma
untuk dilakukan penelitian hanya line 2, 3, dan 4.
d.
Tidak
ada
perubahan
fasilitas
baik
dari
jenis
mesin, kapasitas mesin, dan line produksi.
e.
Tidak
ada
perubahan
perencanaan produksi.
5
metode
peramalan
dan
1.5. Metodologi Penelitian
Tahapan
dalam
penelitian
ini
adalah
sebagai
berikut:
a.
Tahap persiapan
Pada tahap ini dilakukan tinjauan ke perusahaan dan
wawancara
untuk
dengan
mengetahui
manager
sistem
dan
karyawan
perusahaan
perusahaan
secara
detail
dan mengetahui masalah yang mungkin timbul.
b.
Studi pustaka
Pada
tahap
ini
dilakukan
studi
pustaka
untuk
mencari referensi yang berkaitan dengan penelitian
ini dan melihat kontribusi penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya.
c.
Tahap pengumpulan data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini didapatkan
langsung
Untuk
dari
manager
mendapatkan
perusahaan
informasi
dan
dan
karyawan.
data
tersebut,
menggunakan metode sebagai berikut.
1. Interview
Melakukan
tanya
jawab
secara
langsung
kepada
manager dan pekerja Kalbe Farma.
2. Dokumentasi perusahaan
Mengambil file dokumentasi perusahaan mengenai
data
Rolling
Forecast
(ROFO),
data
Rolling
Production Plan (RPP), data penjualan (actual
sales), data stok akhir, dan data waktu proses
untuk tiap produk. Data yang diambil adalah data
bulan Januari 2009 sampai Desember 2009.
d.
Tahap analisis data
Pada tahap ini dilakukan analisis dan pembahasan
terhadap data–data yang diperoleh.
6
e.
Tahap akhir
Tahap
ini
penarikan
adalah
akhir
kesimpulan
dari
dari
penelitian
permasalahan
dengan
yang
dihadapi.
Tahapan dalam penelitian tersebut jika dijabarkan
secara detail dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1. Flowchart Metodologi Penelitian
7
1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam laporan ini disusun
sebagai berikut.
Bab 1 : Pendahuluan
Bagian
ini
Masalah,
berisi
Tujuan
Metodologi
Latar
Belakang,
Penelitian,
Penelitian,
Perumusan
Batasan
dan
Masalah,
Sistematika
Penulisan.
Bab 2 : Tinjauan Pustaka
Bagian
ini
berisi
uraian
singkat
mengenai
penelitian-penelitian sebelumnya dan perbedaan
antara penelitian sebelumnya dengan penelitian
yang dilakukan sekarang.
Bab 3 : Landasan Teori
Bagian ini berisikan tentang definisi-definisi
dan teori-teori yang diperlukan sebagai dasar
untuk
mendukung
perencanaan
produksi
dalam
penelitian ini.
Bab 4 : Profil Perusahaan dan Data
Bagian
Farma
ini
dan
memuat
profil
data-data
singkat
yang
PT.
Kalbe
dibutuhkan
untuk
melakukan analisis dalam menyelesaikan masalah
perencanaan produksi.
Bab 5 : Analisis dan Pembahasan
Bagian
ini
menganalisis
berisi
data
mengenai
dan
hasil
cara-cara
yang
untuk
diperoleh
beserta pembahasan dari hasil yang diperoleh.
Bab 6 : Kesimpulan dan Saran
Bagian
ini
berisi
mengenai
kesimpulan
saran dari penelitian yang dilakukan.
8
dan
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
PT. Kalbe Farma merupakan perusahaan yang bergerak
dalam bidang farmasi. Perusahaan ini mengklasifikasikan
produk obatnya ke dalam 2 divisi, yaitu divisi obat
resep (ethical product) dan divisi obat bebas.
Produk
diproduksi
obat
PT.
resep
Kalbe
(ethical
Farma
yang
product)
antara
lain
Brainact,
Neurotam, Neuralgin RX, dan juga produk lisensi seperti
Cefspan,
Fixef,
Cravit,
Reskuin,
Paxus,
Alloclair.
Sedangkan produk obat bebas PT. Kalbe Farma antara lain
obat sakit maag, obat anti-diare, obat flu, dan obat
anti-jamur,
seperti
dengan
Promag,
merek
yang
Waisan,
telah
Woods,
dikenal
Komix,
luas
Procold,
Mixagrip, Mextril, Minigrip, Entrostop, dan Kalpanax.
Saat ini di Indonesia terdapat perusahaaan farmasi
lain yang menjadi pesaing bagi PT. Kalbe Farma, dimana
perusahaan farmasi tersebut juga memproduksi obat yang
mempunyai fungsi sama dengan obat yang diproduksi oleh
PT. Kalbe Farma. Oleh karena itu agar pelanggan tidak
mengkonsumsi
menjaga
produk
kepuasan
pesaing,
pelanggan
PT.
Kalbe
dengan
cara
Farma
selalu
selalu
dapat
menyediakan produk pada saat konsumen membutuhkan.
Sebagai
order
suatu
yang
perusahaan
Make
dipertimbangkan
To
dengan
Stock,
dalam
strategi
salah
membuat
satu
pemenuhan
faktor
keputusan
yang
mengenai
kuantitas dan jenis produk yang akan diproduksi oleh
1
PT. Kalbe Farma adalah dari hasil peramalan. Teknik
peramalan yang dipakai oleh PT. Kalbe Farma adalah Six
Month Rolling Forecast atau yang sering disebut dengan
istilah ROFO. Keputusan mengenai kuantitas dan jenis
produk
yang
dinyatakan
akan
diproduksi
dalam
oleh
perencanaan
PT.
produksi
Kalbe
yang
Farma
disebut
Rolling Production Plan (RPP). Saat ini faktor-faktor
yang dipertimbangkan dalam pembuatan RPP adalah ROFO,
stok akhir barang jadi, stok raw material, batch size
tiap jenis produk, dan kapasitas tiap line produksi.
Selain
itu
terdapat
dipertimbangkan,
yaitu
faktor
faktor
lain
yang
allowance.
juga
Idealnya
allowance dibuat untuk menghindari terjadinya stockout
pada saat permintaan meningkat, namun allowance yang
terlalu
yang
berlebihan
berlebih.
akan
Saat
ini
menyebabkan
penentuan
terjadinya
allowance
di
stok
PT.
Kalbe Farma hanya didasarkan pada intuisi di bagian
produksi, sehingga diperoleh fakta bahwa terjadi stok
yang
berlebih
pada
beberapa
periode,
seperti
yang
ditunjukkan dari perbandingan stok akhir barang jadi
dan actual sales pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Rasio Stok Akhir terhadap Actual Sales tahun 2009
Produk
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
Jan
37%
360%
275%
368%
227%
78%
11%
354%
187%
75%
28%
45%
Feb
72%
268%
83%
148%
198%
50%
155%
153%
160%
409%
87%
65%
Mar
107%
261%
195%
110%
164%
59%
182%
219%
318%
218%
64%
72%
Apr
42%
79%
151%
75%
137%
111%
40%
57%
192%
237%
62%
58%
May
14%
115%
422%
13%
154%
139%
106%
87%
95%
469%
123%
24%
Jun
462%
217%
221%
34%
152%
59%
103%
93%
121%
181%
85%
40%
2
Jul
338%
276%
252%
104%
186%
32%
130%
183%
127%
128%
190%
139%
Aug
225%
275%
23%
74%
157%
45%
100%
201%
124%
56%
106%
118%
Sep
295%
483%
59%
56%
170%
62%
108%
141%
149%
172%
108%
131%
Oct
202%
218%
230%
58%
125%
48%
56%
165%
217%
61%
143%
173%
Nov
431%
169%
142%
66%
227%
24%
139%
79%
170%
111%
153%
115%
Dec
573%
94%
191%
75%
227%
115%
150%
223%
167%
125%
46%
4%
Tabel 1.1. Lanjutan
Produk
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
Jan
283%
257%
58%
39%
117%
373%
97%
213%
301%
Pada
Feb
217%
194%
198%
228%
85%
253%
317%
107%
378%
Mar
313%
329%
84%
101%
118%
149%
205%
111%
273%
Tabel
Apr
211%
244%
90%
250%
124%
35%
170%
14%
182%
May
73%
142%
102%
170%
147%
80%
194%
43%
209%
1.1.
Jun
187%
313%
134%
56%
197%
95%
160%
154%
207%
dapat
Jul
89%
189%
101%
156%
91%
154%
56%
94%
131%
Aug
130%
94%
59%
34%
6%
272%
17%
17%
105%
diketahui
Sep
32%
374%
202%
182%
118%
133%
169%
105%
135%
Oct
301%
513%
345%
65%
114%
171%
178%
80%
171%
bahwa
Nov
192%
447%
223%
205%
185%
251%
152%
220%
204%
Dec
83%
289%
236%
271%
193%
135%
216%
120%
163%
misalnya
pada bulan Januari 2009, untuk produk B diperoleh rasio
stok akhir barang jadi terhadap actual sales sebesar
360%, artinya bahwa stok akhir barang jadi yang tersisa
masih
dapat
penjualan
digunakan
minimal
3
untuk
periode
memenuhi
ke
depan.
permintaan
Hal
tersebut
dapat mengakibatkan mengurangi umur produk yang beredar
di
masyarakat
khususnya
untuk
produk
obat
karena
memiliki masa kadaluarsa yang terbatas.
Oleh
karena
dilakukan
pertimbangan
itu,
analisa
pada
penelitian
penentuan
bahwa
ini
akan
allowance
dengan
tetap
dapat
perusahaan
mengantisipasi terjadinya stockout pada saat permintaan
meningkat namun stok akhir barang jadi yang diperoleh
juga tidak berlebihan.
Seperti
sebelumnya,
yang
sudah
bahwa
dijelaskan
kapasitas
tiap
pada
paragraf
line
produksi
merupakan salah satu faktor yang harus dipertimbangkan
dalam penyusunan RPP. Namun saat ini dalam merencanakan
kapasitas tiap line produksi, PT. Kalbe Farma belum
memperhatikan kapasitas tiap line yang dibutuhkan dalam
mengerjakan
proses
RPP,
dikarenakan
produksinya
mempunyai
3
PT.
Kalbe
kebiasaan
Farma
dalam
menetapkan
penggunaan kapasitas tiap line sebesar 2 shift selama 1
bulan.
Sehingga
melebihi
pada
kapasitas
akibatnya
prakteknya
tiap
seringkali
jika
yang
line
perusahaan
pengerjaan
ditetapkan,
mengalami
RPP
maka
kesusahan
dalam mencari/meminta tambahan kapasitas dari line lain
(selama ada sisa kapasitas dari line lain). Tetapi jika
tidak ada sisa kapasitas dari line lain maka alternatif
lain
adalah
subkontrak
perusahaan
ke
akan
perusahaan
mengadakan
lain
lembur
dengan
atau
konsekuensi
perusahaan akan mengeluarkan biaya yang lebih tinggi.
Sebaliknya
jika
pengerjaan
RPP
lebih
kecil
dari
kapasitas tiap line yang ditetapkan maka sisa kapasitas
dapat ditawarkan pada pihak/line lain, tetapi karena
perusahaan
kapasitas
belum
tiap
melakukan
line
yang
perhitungan
dibutuhkan
maka
mengenai
perusahaan
sulit mengetahui sisa kapasitas yang dihasilkan untuk
ditawarkan pada pihak/line lain. Selain itu, PT. Kalbe
Farma
mempunyai
kebijakan
jika
sisa
kapasitas
tidak
berhasil ditawarkan maka sisa kapasitas harus digunakan
untuk produksi produk itu sendiri, dan jika hal ini
terjadi
maka
dapat
meningkatkan
kemungkinan
untuk
terjadi overstock.
Oleh
karena
itu,
pada
penelitian
ini
akan
dilakukan analisa penentuan kapasitas tiap line agar
perusahaan dapat mengetahui kapasitas yang dibutuhkan
tiap line untuk menyelesaikan suatu rencana produksi.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang yang sudah
dijelaskan
penelitian
sebelumnya,
ini
adalah
maka
permasalahan
bagaimana
4
cara
pada
menentukan
yang
allowance
dibutuhkan
mengantisipasi
tiap-tiap
terjadinya
permintaan
produk
yang
untuk
meningkat
namun juga dapat mengurangi stok akhir barang jadi, dan
bagaimana cara melakukan analisa penentuan kapasitas
tiap line agar perusahaan dapat mengetahui kapasitas
yang
dibutuhkan
tiap
untuk
line
menyelesaikan
suatu
rencana produksi.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan
yang
ingin
dicapai
dalam
penelitian
ini
adalah menentukan allowance tiap produk dan mengetahui
kapasitas yang dibutuhkan tiap line untuk menyelesaikan
suatu rencana produksi.
1.4. Batasan Masalah
Batasan-batasan masalah pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a.
Produk
yang
diteliti
adalah
produk
yang
masuk
kategori obat bebas karena produk ini yang lebih
banyak terjadi kelebihan stok.
b.
Data penelitian yang diambil adalah data dari bulan
Januari 2009 sampai bulan Desember 2009.
c.
Line produksi yang diijinkan oleh PT. Kalbe Farma
untuk dilakukan penelitian hanya line 2, 3, dan 4.
d.
Tidak
ada
perubahan
fasilitas
baik
dari
jenis
mesin, kapasitas mesin, dan line produksi.
e.
Tidak
ada
perubahan
perencanaan produksi.
5
metode
peramalan
dan
1.5. Metodologi Penelitian
Tahapan
dalam
penelitian
ini
adalah
sebagai
berikut:
a.
Tahap persiapan
Pada tahap ini dilakukan tinjauan ke perusahaan dan
wawancara
untuk
dengan
mengetahui
manager
sistem
dan
karyawan
perusahaan
perusahaan
secara
detail
dan mengetahui masalah yang mungkin timbul.
b.
Studi pustaka
Pada
tahap
ini
dilakukan
studi
pustaka
untuk
mencari referensi yang berkaitan dengan penelitian
ini dan melihat kontribusi penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya.
c.
Tahap pengumpulan data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini didapatkan
langsung
Untuk
dari
manager
mendapatkan
perusahaan
informasi
dan
dan
karyawan.
data
tersebut,
menggunakan metode sebagai berikut.
1. Interview
Melakukan
tanya
jawab
secara
langsung
kepada
manager dan pekerja Kalbe Farma.
2. Dokumentasi perusahaan
Mengambil file dokumentasi perusahaan mengenai
data
Rolling
Forecast
(ROFO),
data
Rolling
Production Plan (RPP), data penjualan (actual
sales), data stok akhir, dan data waktu proses
untuk tiap produk. Data yang diambil adalah data
bulan Januari 2009 sampai Desember 2009.
d.
Tahap analisis data
Pada tahap ini dilakukan analisis dan pembahasan
terhadap data–data yang diperoleh.
6
e.
Tahap akhir
Tahap
ini
penarikan
adalah
akhir
kesimpulan
dari
dari
penelitian
permasalahan
dengan
yang
dihadapi.
Tahapan dalam penelitian tersebut jika dijabarkan
secara detail dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1. Flowchart Metodologi Penelitian
7
1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam laporan ini disusun
sebagai berikut.
Bab 1 : Pendahuluan
Bagian
ini
Masalah,
berisi
Tujuan
Metodologi
Latar
Belakang,
Penelitian,
Penelitian,
Perumusan
Batasan
dan
Masalah,
Sistematika
Penulisan.
Bab 2 : Tinjauan Pustaka
Bagian
ini
berisi
uraian
singkat
mengenai
penelitian-penelitian sebelumnya dan perbedaan
antara penelitian sebelumnya dengan penelitian
yang dilakukan sekarang.
Bab 3 : Landasan Teori
Bagian ini berisikan tentang definisi-definisi
dan teori-teori yang diperlukan sebagai dasar
untuk
mendukung
perencanaan
produksi
dalam
penelitian ini.
Bab 4 : Profil Perusahaan dan Data
Bagian
Farma
ini
dan
memuat
profil
data-data
singkat
yang
PT.
Kalbe
dibutuhkan
untuk
melakukan analisis dalam menyelesaikan masalah
perencanaan produksi.
Bab 5 : Analisis dan Pembahasan
Bagian
ini
menganalisis
berisi
data
mengenai
dan
hasil
cara-cara
yang
untuk
diperoleh
beserta pembahasan dari hasil yang diperoleh.
Bab 6 : Kesimpulan dan Saran
Bagian
ini
berisi
mengenai
kesimpulan
saran dari penelitian yang dilakukan.
8
dan