An Analysis Of The Impact Of Regional Development On Human Development (Human Capital) In Gorontalo Province

ANALISIS DAMPAK OTONOMI DAERAH TERHADAP
PEMBANGUNAN MANUSIA (HUMAN CAPITAL)
DI PROVINSI GORONTALO

SYAFRYANTO ADAM

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

PERNYATAAN MENGENAI TESIS
DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul ANALISIS
DAMPAK OTONOMI DAERAH TERHADAP PEMBANGUNAN
MANUSIA (HUMAN CAPITAL) DI PROVINSI GORONTALO adalah karya
saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

tesis ini.

Bogor, Juli 2012
Syafryanto Adam
NIM H152080141

ABSTRACT

SYAFRYANTO ADAM, AN ANALYSIS OF THE IMPACT OF REGIONAL
DEVELOPMENT ON HUMAN DEVELOPMENT (HUMAN CAPITAL) IN
GORONTALO PROVINCE. Under the Supervision of ERNAN RUSTIADI and
BAMBANG JUANDA.
Every regional proliferation as an attempt in the implementation of
regional autonomy is essentially based on the Regional Autonomy Regulation
No.32/2004 with the goal to achieve the social welfare. However, this effort is not
without obstacles; various kinds of development problems are faced by all regions
in Indonesia. The main indicator in the realization of social welfare can be seen
from the extent of the role of local government in improving human development.
This was also the case with the experience of Gorontalo Province at the postregional autonomy period, marked by the proliferationn of Gorontalo from its
parent Province of North Sulawesi. The various human development issues as the

conclusions of this study are strongly influenced by the following various factors.
By using the panel data methods to determine the factors that affect Human
Development Index (HDI) before and after the regional autonomy, the study
obtained the result that the Human Development Index of Gorontalo Province was
affected by the high percentage of poor people, a factor that determined the low
level of HDI in the province. In addition, the poor health facilities such as
hospitals, maternity hospital, health centers and supporting health center, health
care workers such as doctors and medical personnel also influenced the HDI in
this "Corn" Province. Further, the educational facilities such as the buildings of
elementary schools, junior and senior high schools did not have an effect on HDI
in the Province of Gorontalo but other aspects such as the quality of teaching
staffs (teachers and lecturers) might well affect the level of HDI, whereas the
economic growth rate turned out to affect the HDI of Gorontalo Province. This
study also found that the literacy rate and the net participation rate did not affect
the level of HDI in the province, but the rough participation rate and the school
participation rate did. Then, the educational, health and economic budgets could
essential affect HDI, but in this study it was found that only the health budget had
a significant impact on the HDI of Gorontalo Province, whereas the educational
and economic budgets did not significantly do so.
Keywords: regional autonomy, human development and Gorontalo


RINGKASAN
SYAFRYANTO ADAM, ANALISIS DAMPAK OTONOMI DAERAH TERHADAP
PEMBANGUNAN MANUSIA (HUMAN CAPITAL) DI PROVINSI GORONTALO.
Di bawah bimbingan ERNAN RUSTIADI dan BAMBANG JUANDA.
Upaya mengimplementasikan otonomi daerah di setiap wilayah pemekaran
harus dilandaskan pada Undang-undang Otonomi Daerah Nomor 32 Tahun 2004 yang
pada dasarnya adalah untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakatnya. Namun upaya ini
menemui berbagai masalah, tidak terkecuali di Provinsi Gorontalo yang dimekarkan dari
Sulawesi Utara. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi
IPM di Provinsi Gorontalo sebelum dan sesudah otonomi daerah dengan menggunakan
data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik IPM di Kota Gorontalo dan
Kabupaten Gorontalo dari tahun 1995 sampai dengan tahun 2010. Metode analisis
ekonometrika yang dilakukan adalah dengan menggunakan regresi peubah bebas
kualitatif dengan 2 kategori (yang berinteraksi dengan peubah bebas lainnya) terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhi IPM di Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo.
IPM di Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo sangat signifikan dipengaruhi
oleh faktor-faktor berupa rasio tenaga kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa makin
bertambahnya tenaga kesehatan di Provinsi Gorontalo, sangat mempengaruhi IPM di
Provinsi Gorontalo.Demikian pula rasio atau banyaknya murid SMP terhadap sekolah

SMP sangat mempengaruhi membaiknya IPM di Provinsi Gorontalo. IPM sesudah
otonomi daerah lebih baik dibanding IPM sebelum otonomi daerah. Dummy kota
berinteraksi positif dengan laju pertumbuhan ekonomi, hal ini menunjukkan bahwa
pertumbuhan ekonomi di Kota Gorontalo sangat mempengaruhi meningkatnya IPM di
Kota Gorontalo. Demikian pula dummy kota yang berinteraksi dengan persentase
penduduk miskin, hal ini menunjukkan bahwa berkurangnya penduduk miskin di Provinsi
Gorontalo sangat mempengaruhi peningkatan IPM di Kota Gorontalo. IPM di Provinsi
Gorontalo yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti fasilitas sekolah, tenaga
kesehatan dan daya beli terus mengalami perbaikan setiap tahunnya, tetapi masih lebih
rendah bila dibandingkan dengan provinsi induknya Sulawesi Utara.

Kata kunci : Otonomi Daerah, Pembangunan Manusia dan Gorontalo

© Hak Cipta milik IPB, Tahun 2012
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya.Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya imliah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar IPB.

Dilarang mengumpulkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya Tulis
apapun tanpa izin IPB.

ANALISIS DAMPAK OTONOMI DAERAH TERHADAP
PEMBANGUNAN MANUSIA (HUMAN CAPITAL) DI
PROVINSI GORONTALO

SYAFRYANTO ADAM

Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Ilmu-ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr. Ir. Setia Hadi, MS


Judul Tesis

Nama
NIM

: ANALISIS DAMPAK OTONOMI DAERAH TERHADAP
PEMBANGUNAN MANUSIA (HUMAN CAPITAL) DI
PROVINSI GORONTALO
: Syafryanto Adam
: H152080141

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M.Agr.
Ketua

Prof. Dr. Ir. Bambang Juanda, MS
Anggota


Diketahui

Ketua Program Studi
Ilmu Perencanaan Pembangunan
Wilayah dan Perdesaan

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof. Dr. Ir. Bambang Juanda, MS

Dr. Ir. Dahrul Syah, MSc, M.Agr.

Tanggal Ujian : 20 Juli 2012

Tanggal Lulus :

PRAKATA
Segala Puji Bagi Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan keberkahanNYA yang telah diturunkan ke bumi kepada seluruh ummat manusia sehingga
karya ilmiah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Shalawat dan salam

semoga selalu tersampaikan kepada Nabiyullah Muhammad SAW atas segala
pedoman dan teladan kejujuran dalam menulis karya ilmiah ini.
Karya tulis berjudulANALISIS DAMPAK OTONOMI DAERAH
TERHADAP PEMBANGUNAN MANUSIA (HUMAN CAPITAL) DI
PROVINSI GORONTALO dibuat dalam rangka memenuhi tugas akhir Tesis,
sebagai syarat dalam memenuhi gelar Magister Sainspada Program Studi
Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan, Sekolah Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor. Penelitian dilaksanakan di Provinsi Gorontalo pada bulan
Desember 2010 sampai dengan September 2011.
Pada kesempatan ini, Penulis juga berterima kasih kepada beberapa pihak
yang berjasa selama proses penulisan tesis, yakni :
1. Ketua Komisi Pembimbing,Bapak Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M.Agr, atas
bimbingan, saran dan arahan selama proses pembuatan karya tulis ini.
2. Prof. Dr. Ir. Bambang Juanda, M.S., sebagai Anggota Komisi Pembimbing
yang telah memberikan banyak saran yang membangun sehingga penulisan
tesis menjadi lebih baik.
3. Dr. Ir. Setia Hadi, MS, Sebagai Penguji Luar komisi yang juga telah
memberikan banyak masukan demi kesempurnaan Tesis.
4. Dr. Ir. Eka Intan Kumala Puteri, Msi, Sebagai Sekretaris Program Studi PWD.
5. Gubernur Provinsi Gorontalo yang telah memberikan beasiwa kepada kami.

6. Walikota Gorontalo, yang

telah memberikan izin belajar kepada kami

sehingga dapat menyelesaikan magister di IPB.
7. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Provinsi Gorontalo yang
telah memberikan beasiwa kepada kami.
8. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kota Gorontalo yang telah
memberikan suport sehingga kami dapat menyelesaikan studi.

9. Drs. Wenny Liputo, MM selaku mantan Kadis Dikpora Propinsi Gorontalo
(Sekarang Asisten Gubernur Gorontalo) yang telah membantu memberikan
Beasiswa kepada kami.
10. Ketua Yayasan Muhammadiyah Cabang Gorontalo.
11. KepalaSekolah, Guru dan Staf di SMA Muhammadiyah Kota Gorontalo.
12. Ibunda Rasina Hasan, serta kakak adikku yang selalu membantu dalam hal
moril dan materil. Makasih atas segala bantuan dan doanya.
13. My Beloved Wife, Ani Noviyanti, makasih atas segala kesabaran, perhatian,
bantuan dan juga senyumannya, sehingga Abi bisa menyelesaikan tesis ini.
14. Alifah Aunatullah S.Adam, Putri pertamaku tersayang dan Muhammad Faruq

Abubakrin S.Adam, Putraku tersayang, semoga kamu bisa mengikuti jejak
Abi&Ummi, menjadi Da’i/Da’iyah, Alim/Alimah, Hafidz/Hafidzoh, Mujahid
/Mujahidah yang sholehah, cerdas, pengertian, perhatian dan kharismatik.
15. Mbak Elva, Mba Nisa, Mba Lisa, Bu Odah (PWD)dan Mbak Dian (PWL)
yang sudah sering direpotkan khususnya dalam hal jadwal bimbingan dan
administrasi di PWD dan PWL.
16. Kawan-kawan PWD 2006 : Pak Yunus, Pak Bambang, Bu Alan; PWD 2007 :
Pak Bambang, Pak Amir Halid, 2008 :Pak Rudi, Pak Adit, Pak Asep, Pak
Hanan, Bu Rika, Bu Andi, Pak Budi, Pak Arief, Pak Arafat, Pak Adriyanus,
Bu Nina, PWD 2009 : Pak Alex, Pak Untung, Pak Enirwan, Bu Luh Putu, Bu
Linda, Pak Fiman, Pak Puji, Pak Masril, Pak Wawanudin, Pak Dede, Pak
Endang, Pak Tabrani dan seluruh angkatan yang telah memberikan support
dan banyak berbagi pengalaman.
17. Teman-teman Asrama Mahasiswa Gorontalo di Bogor (RMGB)
18. Wartawan sekaligus kontributor, sdr. Ali Mobili’u, atas bantuan dalam
pengumpulan data di Gorontalo
Penyusunan karya tulis ini diakui masih terdapat banyak kekurangan baik
dalam penulisan, substansi isi maupun etika tata bahasa. Akhirnya, semoga karya
tulis ini dapat bermanfaat bagi bangsa Indonesia dan peradaban dunia.
Bogor, Juli 2012


Syafryanto Adam

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Gorontalo pada tanggal 31Maret 1973 sebagai putra
keenam dari delapan bersaudara pasangan Hi.Abdurrahman Adam dan Hj. Rasina
Hasan. Penulis memiliki empat orang kakak dari Bapak dan lima orang kakak dan
dua orang adik dari Ibu dan Bapak. Pada tahun 2005 menikah dengan dokter Ani
Noviyanti dan Alhamdulillah dikaruniai dua orang mutiara hati yang pertama
seorang putri bernama Alifah Aunatullah Adam yang sekarang ini berusia 5 tahun,
dan si kecil Muhammad Faruq Abubakrin Adam berusia 2 tahun.
Pada tahun 1982 penulis memulai studinya di SD Negeri 3 Ayula,
Kecamatan Tapa Kabupaten Gorontalo.Padatahun 1987. Penulis melanjutkan
pendidikan menengah di SLTP Negeri TapaKabupaten Gorontalo lulus pada tahun
1989. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 3Gorontalo pada tahun
1991. Setelah menamatkan Diploma Satu (D1) General Managerial and Bussiness
of Administration (GMBA) di Bandung tahun 1993, Penulis sembari bekerja di
Kantor Konsultan Pajak Drs. Hussein Kartasasmita, pada tahun 2002 melanjutkan
kuliah di UNJ dan pada tahun 2005lulus sebagai Sarjana Pendidikan Ekonomi
diUniversitas Negeri Jakarta pada Fakultas Ekonomi, Program Studi Ekonomi dan
Tata Niaga.
Ditahun yang sama yaitu diakhir tahun 2005 setelah menamatkan studi di
Universitas Negeri Jakarta, penulis kembali ke kampung halaman Gorontalo.
Diawal tahun 2006 penulis diterima menjadi Pegawai Negeri Sipil Daerah Kota
Gorontalo dan ditempatkan di SMA Muhammadiyah Kota Gorontalo. Dua tahun
setelah menjalani tugas mulia sebagai seorang guru yaitu pada tahun 2008,
Penulis kembali melanjutkan studi pada Magister Sains Program Studi Ilmu
Ekonomi, namun karena kecelakaan yang menimpa Penulis sehingga Penulis
tidak mampu memaksimalkan studinya di Ilmu Ekonomi, maka pada tahun 2009,
Penulis pindah program Studi pada Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan
Perdesaan (PWD), Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xxi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xxiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xxvii
I.

PENDAHULUAN ........................................................................
1.1. Latar Belakang .......................................................................
1.2. Perumusan Masalah ..............................................................
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................
1.5. Ruang Lingkup Penelitian .....................................................

1
1
8
10
10
11

II.

TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................
2.1. Paradigma Pembangunan Pasaca Otonomi Daerah ..............
2.2. Devinisi Otonom Daerah .......................................................
2.3. Prinsip Otonomi Daerah .......................................................
2.4. Desentralisasi .........................................................................
2.5. Pertumbuhan Ekonomi Wilayah &Pembangunan Manusia ..
2.6. Indikator Pembangunan. ........................................................
2.7. Peran Sentral Human Capitaldalam Pembangunan Ekonomi.
2.8.Konsep Global Pembangunan Manusia ....................................
2.9.Indeks Pembangunan Manusia .................................................
2.10. Penyusunan Indeks ................................................................
2.11. Peran Alokasi Anggaran dalam Peningkatan IPM ................
2.12. Pendidikan &Kesehatan sebagai modal investasi manusia ...
2.13. TeoriPendidikan sebagai pendekatan modal manusia ...........
2.14. Partisipasi Masyarakat Dalam Pendidikan ............................
2.15. Teori Todaro tentang Pengaruh Pendidikan & Kesehatan ....
2.13. Hasil Penelitian Terdahulu ...................................................

13
13
15
15
16
17
19
21
22
23
28
29
30
30
32
34
36

III.

METODE PENELITIAN ..........................................................
3.1. Kerangka Pemikiran ..............................................................
3.2. Hipotesis Pene litian .............................................................
3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................
3.4. Jenis dan Sumber Data .........................................................
3.5. Analisis terhadap Faktor-faktor yang mempengaruhi IPM di
Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo ...........................
3.6. Pengujian Model dan Hipotesis..............................................
3.6.1. Uji F ...........................................................................
3.6.2. Uji t ............................................................................
3.6.3. Uji Statistik R2 ...........................................................
3.6.4. Multikolineritas .........................................................
3.6.5. Hetoreskedastis ..........................................................

39
39
43
43
44
45
47
47
49
49
50
51

3.8.6. Autokorelasi .............................................................
IV.

V.

VI.

PROFIL PROVINSI GORONTALO, KOTA GORONTALO
DAN KABUPATEN GORONTALO ........................................
4.1. Profil Provinsi Gorontalo ......................................................
4.1.1 . Letak Geografis dan Luas Wilayah ..........................
4.1.2. Demografi ................................................................
4.1.3. Kondisi Sosial Budaya ..............................................
4.1.4. Kondisi Pemerintahan ...............................................
4.1.5. Kondisi Tenaga Kerja & Pengangguran ..................
4.1.6. Kondisi Pendidikan ...................................................
4.1.7. Kondisi Kesehatan ....................................................
4.1.8. Agama .......................................................................
4.1.9. Kondisi Pertanian ......................................................
4.1.10. Industri Listrik & Air Minum ...................................
4.1.11. Perdagangan, Hotel & Pariwisata .............................
4.2. Profil KotaGorontalo ............................................................
4.2.1. Transportasi ...............................................................
4.2.2. Air Bersih ..................................................................
4.2.3. Telekomunikasi .........................................................
4.2.4. Listrik .......................................................................
4.2.5. Perumahan .................................................................
4.2.6. Pendidikan .................................................................
4.2.7. Alokasi Ruang ...........................................................
4.3.Profil Kabupaten Gorontalo...................................................
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IPM DI
KOTA GORONTALO ................................................................
5.1 Perkembangan Pembangunan Manusia di Kota Gorontalo ..
5.2 Tinjauan Faktor-faktor yang Mempengaruhi IPM di Kota
Gorontalo ..............................................................................
5.2.1. Persentase Penduduk Miskin di Kota Gorontalo ......
5.2.2. Fasilitas Puskesmas di Kota Gorontalo. ....................
5.2.3. Fasilitas Pustu di Kota Gorontalo .............................
5.2.4. Rasio Dokter di Kota Gorontalo ..............................
5.2.5. RasioTenaga Kesehatan di Kota Gorontalo ..............
5.2.6. Rasio Bangunan SD Terhadap Jumlah Murid SD di
Kota Gorontalo ..........................................................
5.2.7. Rasio Bangunan SMP Terhadap Jumlah Murid SMP
di Kota Gorontalo......................................................
5.2.8. Rasio Bangunan SMATerhadap Jumlah Murid SMA
di Kota Gorontalo......................................................
5.2.7 Laju Pertumbuhan Ekonomi di Kota Gorontalo .......
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IPM DI
KABUPATEN GORONTALO ...................................................
6.1 Perkembangan Pembangunan Manusia di Kabupaten
Gorontalo ..............................................................................

51

53
53
53
56
58
59
60
60
60
61
61
61
62
63
64
64
64
65
65
66
66
67
69
69
70
71
72
73
74
76
77
78
79
80

81
81

6.2

Tinjauan Faktor-faktor yang Mempengaruhi IPMdi
Kabupaten Gorontalo .............................................................
6.2.1 Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Gorontalo
6.2.2 Fasilitas Puskesmas di Kabupaten Gorontalo. ...........
6.2.3 Fasilitas Pustu di Kabupaten Gorontalo ....................
6.2.4 Rasio Dokter di Kabupaten Gorontalo .....................
6.2.5 RasioTenaga Kesehatan di Kabupaten Gorontalo .....
6.2.6 Rasio Bangunan SD Terhadap Jumlah Murid SD di
Kabupaten Gorontalo .................................................
6.2.7 Rasio Bangunan SMP Terhadap Jumlah Murid SMP
di Kabupaten Gorontalo.............................................
6.2.8 Rasio Bangunan SMA Terhadap Jumlah Murid SMA
di Kabupaten Gorontalo.............................................
6.2.7 Laju Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Gorontalo

82
83
84
84
85
86
87
88
89
90

VII.

ANALISIS EKONOMETRIKA TERHADAP FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIADI KOTA DAN KABUPATENGORONTALO ............................................................................................. 93
7.1. Model terhadapFaktor-faktoryang mempengaruhi IPM
di Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo ........................ 93
7.2. Hasil Estimasi Faktor-faktor yang mempengaruhiIPM
di Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo. .............................. 94

VIII.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IPM DI
PROVINSI GORONTALO ......................................................... 99
8.1. Perkembangan Pembangunan Manusia di Provinsi
Gorontalo ............................................................................... 99
8.2. Komponen Pembentuk IPM di Provinsi Gorontalo ............... 101
8.2.1. Angka Harapan Hidup di Provinsi Gorontalo ................ 103
8.2.2. Angka Melek Huruf di Provinsi Gorontalo.. ................. 104
8.2.3. Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Gorontalo ................. 105
8.2.4. Pengeluaran Riil Perkapita di Provinsi Gorontalo .......... 107
8.3. Perbandingan IPM ................................................................. 108
8.4. Reduksi Shortfalldi Provinsi Gorontalo ................................ 109
8.5. Tinjauan Faktor-faktor yang Mempengaruhi IPMdi
Provinsi Gorontalo ................................................................. 110
8.2.1. Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Gorontalo . 111
8.2.2. Fasilitas Puskesmas di Provinsi Gorontalo................ 112
8.2.3. Fasilitas Pustu di Provinsi Gorontalo ........................ 114
8.2.4. Status Dokter Umum di Provinsi Gorontalo ............. 116
8.2.5. Status Tenaga Kesehatan di Provinsi Gorontalo ....... 118
8.2.6. Rasio Bangunan SD Terhadap Jumlah Murid SD di
Provinsi Gorontalo ..................................................... 119
8.2.7. Rasio Bangunan SMP Terhadap Jumlah Murid SMP
di Provinsi Gorontalo................................................. 121
8.2.8. Rasio Bangunan SMA Terhadap Jumlah Murid SMA
di Provinsi Gorontalo................................................. 122

8.2.7. Laju Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Gorontalo.. 124
IX.

KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 127
9.1. Kesimpulan .......................................................................... 127
9.2. Saran ..................................................................................... 127

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 129
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Nomor
1

Halaman
Perbandingan IPM Antar Provinsi di Sulawesidan Indonesia
Tahun2002-2009……………………………………………….

3

Angka Partisipasi Sekolah (APS) beberapa Provinsi di Indonesia
menurut usia sekolahJenis kelamin dan provinsi tahun 2008….

6

3

Perbandingan Jumlah Penduduk Miskin Indonesia dalam Juta …

7

4

Indikator-indikator Pembangunan Wilayah berdasarkan
basis/pendekatan pengelompokannya……………………………

20

5

Dimensi dan Indikator IPM……………………………………..

24

6

Nilai Maksimun dan Minimum dari setiap Komponen IPM ……

28

7

Matrik tujuan, metode, data dan sumber data dalam penelitian...

45

8

Luas wilayah Kabupaten Kota di Provinsi Gorontalo …………..

54

9

Jumlah Penduduk Provinsi Gorontalo menurut Kabupaten/kota
tahun 1999 – 2009 ………………………………………………

57

Jumlah Penduduk Provinsi Gorontalo Menurut Jenis Kelamin
Tahun 2009…………………………………………………….

58

Hasil Estimasi Faktor-faktor Yang Mempengaruhi IPM di Kota
Gorontalodan Kabupaten Gorontalo ……………………………

96

Perbandingan IPM Provinsi Gorontalo, Nasional &
Kabupaten/Kota..………………………………………………..

101

13

Komponen Pembentuk IPM Provinsi Gorontalo ………………..

102

14

Angka Harapan Hidup Provinsi Gorontalo Tahun 1999-2009…

103

15

Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Gorontalo Tahun 19992009..............................................................................................

106

Perbandingan Peringkat IPM Antar Provinsi di Sulawesi,dan
Indonesia Tahun 2002-2009 ……………………………………

108

2

10

11

12

16

17

18

19

20

21

22

Fasilitas PuskesmasMenurut Kabupaten-Kota di Provinsi
Gorontalo………………………………………………………..

112

Puskesmas Pembantu Menurut Kab-Kota di Provinsi
Gorontalo………………………………………………………..

115

Perkembangan SD, Jumlah Murid SD dan Rasio Bangunan SD
terhadap
Murid
SD,
Tahun
1995-2010
Provinsi
Gorontalo.………………………………………………………..

119

Perkembangan SMP, Jumlah Murid SMP dan Rasio Bangunan
SMP terhadap Murid SMP, Tahun 1995-2010 Provinsi
Gorontalo.………………………………………

121

Perkembangan SMA, Jumlah Murid SMA dan Rasio Bangunan
SMA terhadap Murid SMA, Tahun 1995-2010 Provinsi
Gorontalo.……………………………………….........................

122

Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo tahun 19952010…………………………………………………...................

125

DAFTAR GAMBAR

Nomor
1

Halaman

Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Nasional & Provinsi
Gorontalo..............................................................................................

2

Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)Antara Provinsi
Sulawesi Utara, Provinsi Gorontalo, dan IndonesiaTahun 2002 –
2009......................................................................................................

4

Perkembangan Jumlah Kasus Gizi Buruk 4 Provinsi Tahun 20052009 .....................................................................................................

5

4

IPM dan Peringkat IPM Kabupaten dan Kota di Provinsi Gorontalo...

8

5

Pertumbuhan Ekonomi Dengan Pembangunan Manusia......................

18

6

Pengaruh Pendidikan Terhadap IPM ....................................................

27

7

Biaya Manfaat Sosial Pendidikan Vs Biaya,Manfaat Individu ............

35

8

Kerangka Pemikiran .............................................................................

41

9

Kerangka Alur Penelitian .....................................................................

42

10

Peta Lokasi Penelitian...........................................................................

43

11

Peta Provinsi Gorontalo.......................................................................

55

12

IPM Kota Gorontalo Tahun 1995 – 2010..............................................

70

13

Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Gorontalo Tahun 1995-2010

72

14

Rasio Puskesmas Dengan Jumlah Penduduk Kota Gorontalo Tahun
1995-2010.............................................................................................

73

Perkembangan Rasio Puskesmas Pembantu (Pustu) terhadap
Penduduk Tahun 1995 – 2010 .............................................................

74

Rasio Dokter per seratus ribu penduduk di Kota Gorontalo 3 Tahun
terakhir (2008-2010) ............................................................................

75

Rasio Tenaga Kesehatan Kota Gorontalo Tahun 1995-2010 ...............

76

2

3

15

16

17

18.
19.

20

Rasio Bangunan SD terhadap Jumlah Murid SD di Kota Gorontalo
Tahun 1995-2010.................................................................................
Rasio Bangunan SMP terhadap Jumlah Murid SMP di Kota
Gorontalo Tahun 1995-2010................................................................

77
78

Rasio Bangunan SMA terhadap Jumlah Murid SMA di Kota
Gorontalo Tahun 1995-2010.................................................................

79

21

Laju Pertumbuhan Ekonomi di Kota Gorontalo Tahun 1995-2010......

80

22

IPM Kabupaten Gorontalo Tahun 1995 – 2010 ...................................

81

23

Persentase Kemiskinan Kabupaten Gorontalo Tahun 1995 – 2010 .....

83

24

Rasio Puskesmas Kabupaten Gorontalo Tahun 1995 – 2010 ..............

84

25

Rasio Puskesmas Pembantu Kabupaten Gorontalo Tahun 1995 –
2010.....................................................................................................

85

26

Rasio Dokter di Kabupaten Gorontalo Tahun 1995 – 2010 .................

86

27

Rasio Tenaga Kesehatan Kabupaten Gorontalo Tahun 1995 – 2010....

87

28

Rasio Bangunan SD terhadap Murid SD di Kabupaten Gorontalo
Tahun 1995 – 2010..............................................................................

88

Rasio Bangunan SMP per Murid SMP di Kabupaten Gorontalo Thn
1995 – 2010..........................................................................................

89

Rasio Bangunan SMA per Murid SMA di Kabupaten Gorontalo Thn
1995 – 2010..........................................................................................

90

31

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Gorontalo Thn 1995 – 2010..

91

32

Durbin Watson Tes pada Model Faktor-faktor yang Mempengaruhi
IPM di di Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo...........................

97

33

IPM Provinsi Gorontalo Tahun 1995 – 2010 .......................................

100

34

Angka Melek Huruf Provinsi Gorontalo Tahun 1999-2009.................

105

35

Pengeluaran Riil Perkapita Provinsi Gorontalo Tahun 1999-2009.......

107

36

Persentase Penduduk Miskin Menurut Provinsi-provinsi di Pulau
SulawesiTahun 2010.................................................................

111

Rasio Puskesmas Dengan Jumlah Penduduk Provinsi Gorontalo
Tahun 1995-2010......................................................................

114

29

30

37

38

39

40

41

42

43

44

Perkembangan Rasio Puskesmas Pembantu (Pustu) terhadap
Penduduk Tahun 1995 – 2010. ...................................................

116

Perkembangan Jumlah Dokter di Provinsi Gorontalo 3 Tahun
terakhir (2008-2010)............................................................................

117

Perkembangan Jumlah Tenaga Kesehatan di Provinsi Gorontalo 3
Tahun Terakhir (2008-2009)..............................................................

118

Rasio Bangunan SD terhadap Jumlah Murid SD di Provinsi
Gorontalo Tahun 1995-2010 ................................................................

120

Rasio Bangunan SMP terhadap Jumlah Murid SMP di Provinsi
Gorontalo Tahun 1995-2010................................................................

121

Rasio Bangunan SMA terhadap Jumlah Murid SMA di Provinsi
Gorontalo Tahun 1995-2010................................................................

123

Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi & PDRB Perkapita Provinsi
Gorontalo Dan Pertumbuhan Ekonomi Nasional Thn 2002-2010........

125

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor
1

Halaman

Hasil Olah Data Faktor-faktor Yang Mempengaruhi IPM di Kota
Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo.....................................................

133

2

Data aktor-faktor yang Mempengaruhi IPM di Kota Gorontalo ..........

134

3

Data faktor-faktor yang Mempengaruhi IPM di Kabupaten Gorontalo… 135

4

Data Panel Faktor-faktor yang Mempengaruhi IPM di Kota Gorontalo
dan Kabupaten Gorontalo …………….................................................. 136

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.
Merebaknya tuntutan daerah untuk memekarkan diri merupakan bentuk
dari adanya kekuatan (power) sebagai akibat dari ketidakpuasan daerah terhadap
tata pemerintahan yang sentralistik. Sistem pemerintahan sentralistik di zaman
orde baru dianggap sebagai pemerintahan yang hanya menjadikan daerah sebagai
objek pembangunan pemerintah pusat tanpa keterlibatan rakyat secara langsung
didalam proses perencanaan dan pengelolaan daerahnya.
Menurut Rustiadi et al. (2009), ada dua hal penting yang harus dilakukan
untuk mewujudkan penyelenggaraan daerah yang berbasis rakyat, yaitu yang
pertama penguatan capacity building ditingkat komunitas dan pemberian otonomi
yang cukup bagi masyarakat untuk melaksanakan pembangunan secara mandiri.
Menurutnya, pemberian otonomi perlu untuk menyelesaikan suatu masalah
ditingkat lokal, namun karena tidak diberikan kewenangan, atau karena
kewenangannya hanya ditangan institusi pemerintah sehingga terjadi inefisiensi
dalam pembangunan karena terlalu luasnya kapasitas pemerintah hingga
menyelesaikan masalah-masalah berskala kecil.
Menurut Juanda (2007), bahwa keadaan dimana terjadi kesenjangan akibat
tidak meratanya pembangunan dapat memicu peluang bagi provinsi, kabupaten
dan kota untuk melakukan pemekaran sebagai dampak dari kebijakan otonomi
daerah. Hal ini tercermin dari perkembangan jumlah daerah yang dimekarkan
sejak tahun 1999 sampai dengan tahun 2007 mencapai 33 propinsi yang semula di
era Orde Baru hanya ada 27 provinsi, dan jumlah wilayah kabupaten kota
sebanyak 459 di era reformasi yang sebelumnya hanya 246 kabupaten dan kota.
Dimekarkannya provinsi Gorontalo dari induknya Provinsi Sulawesi Utara
sebagai provinsi ke-32 adalah wujud dari semangat otonomi daerah dalam upaya
mengatur dan mengelola wilayahnya semaksimal mungkin sesuai dengan
potensidan tujuan pembentukan Provinsi Gorontalo yakni memajukan daerah,

membangun kesejahteraan rakyat, memudahkan pelayanan dan memobilisasi
pembangunan bagi terciptanya kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo Tahun 2012

Gambar 1 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Nasional & Provinsi Gorontalo

Dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi provinsi Gorontalo di atas
rata-rata pertumbuhan nasional, sebagaimana Gambar 1 berada, sejatinya
dibarengi dengan peningkatan pembangunan manusia seutuhnya.Sebagaimana
pendapat Rustiadi et al. (2009) bahwa otonomi daerah mengisyaratkan perlunya
peningkatkan kualitas hidup penduduk yang lebih baik secara fisik, mental
maupun secara spiritual. Bahkan secara eksplisit disebutkan bahwa pembangunan
sumberdaya manusia secara fisik dan mental mengandung makna peningkatan
kapasitas dasar penduduk yang kemudian akan memperbesar kesempatan untuk
dapat berpartisipasi dalam proses pembangunan yang berkelanjutan, yang pada
akhirnya bermuara kepada Indeks Pembangunan Manusia.
Meski mencatat peningkatan dalam pertumbuhan ekonomi dan kemajuan
dalam berbagai pembangunan daerah, Provinsi Gorontalo ternyata menghadapi
masalah diberbagai hal, utamanya dalam pembangunan manusia.Beberapa
persoalan pembangunan manusia yang dihadapi Provinsi Gorontalo seperti,

tingginya angka kematian bayi dan gizi buruk, rendahnya angka partisipasi
sekolah serta kecilnya pendapatan per kapita.
Secara umum status pembangunan manusia di Provinisi Gorontalo masih
berada pada tingkat yang relatif rendah. Data time seriesyang dikeluarkan BPS
berturut-turut mulai tahun 2002 sampai dengan 2009 menunjukkan tingkat Indeks
Pembangunan Manusia di Provinsi Gorontalo yang berada di bawah rata-rata IPM
nasional. Dalam peringkat secara nasional (33 propinsi) Gorontalo menduduki
peringkat ke 24 pada tahun 2002, kemudian mengalami penurunan peringkat pada
tahun 2004 yaitu pada peringkat 28, naik kembali pada peringkat 25 di tahun 2005
selanjutnya pada 3 tahun berturut-turut tidak mengalami perubahan dalam
peringkatnya yaitu tetap bertahan di peringkat ke 24 sebagaimana tabel 1 di
bawah ini.
Tabel 1 Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Antar Provinsi di
Sulawesi dan Indonesia Tahun 2002-2009
2002
IPM Ran

2004
IPM Ran

2005
IPM Ran

2006
IPM Ran

2007
IPM Ran

2008
IPM Ran

2009
IPM Ran

Sulawesi
Utara
Sulawesi
Tengah
Sulawesi
Selatan

71.3

2

73.4

2

74.2

2

74.3

2

74.6

2

75.1

2

75.6

2

64.4

22

67.3

22

66.4

21

66.3

22

68.3

22

70.0

22

70.7

22

65.3

21

67.8

21

68.0

23

68.8

23

69.6

21

70.2

21

70.9

20

Sulawesi
Tenggara
Gorontalo
Sulawesi
Barat

64.1

26

66.7

25

67.5

24

67.8

25

68.3

25

69.0

25

69.5

25

64.1
-

24
-

65.4
64.4

28
29

67.4
66.7

25
29

68.0
67.6

24
29

68.8
67.7

24
28

69.2
68.5

24
27

69.7
69.1

24
27

Indonesia

65.8

Provinsi

68.7

69.5

70.1

70.5

71.1

71.7

Ran = Ranking
Sumber : BPS Tahun 2010

Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia antara Provinsi Gorontalo,
Sulawesi Utara, dan Indonesia, menunjukkan meski Provinsi Gorontalo
mengalami peningkatan dalam pencapaian Indeks Pembangunan Manusia untuk
setiap tahunnya namun kondisi tersebut masih jauh bila dibandingkan dengan
Provinsi induknya yaitu Sulawesi Utara. Pada tabel di atas, terlihat bahwa
Sulawesi Utara mampu melampaui Indeks Pembangunan Manusia Indonesia atau
berada di urutan peringkat ke-2 setelah DKI Jakarta.Sedangkan Indeks

Pembangunan Manusia Provinsi Gorontalo berada di bawah rata-rata Indeks
Pembangunan Manusia Indonesia. Namun demikian IPM Provinsi Gorontalo, bila
dibandingkan dengan Provinsi Sulawesi Barat masih lebih tinggi dibandingkan
dengan IPM di Provinsi Sulawesi Barat, Kondisi ini dapat dilihat lebih jelas dalam
Gambar 2 Perbandingan IPM antara Provinsi Sulawesi Utara, Gorontalo dan
Indonesia berikut.

Sumber BPS Tahun 2010

Gambar 2 Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)Antara Provinsi
Sulawesi Utara, Provinsi Gorontalo, dan IndonesiaTahun 2002–2009

Kondisi kesehatan Provinsi Gorontalo belum menunjukkan perbaikan
yang signifikan, hal ini diwarnai dengan masih tingginya angka kematian bayi
(Infant Mortality Rate) dan gizi buruk di Provinsi Gorontalo sebagaimana hasil
pemantauan Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Kementerian Kesehatan, selama
tahun 2005 sampai dengan 2009, yang mengemukakan bahwa jumlah temuan
kasus balita gizi buruk terbesar terdapat di empat provinsi yaitu Jawa Tengah,
Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur dan Gorontalo. Keempat provinsi ini selalu
hadir berturut-turut dari 2005-2009. Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun
2005, 2007 dan 2008, menduduki posisi teratas sedangkan tahun 2006 dan 2009

masing-masing ditempati Jawa Tengah dan Jawa Timur dan Gorontalo. Keempat
provinsi ini selama 5 tahun berturut-turut (2005-2009) masuk ke dalam kategori
10 provinsi dengan kasus gizi buruk tertinggi, sebagaimana gambar 3:

13569
12422
1782

12507
30933
9610
NTT
Jateng
Jatim
GTO

6391
1435

2497

2005

1334

2006

2007
TAHUN
N

2008

2009

Sumber :Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Kementerian Kesehatan, tahun 2009

Gambar 3 Perkembangan Jumlah Kasus Gizi Buruk 4 Provinsi Tahun 20052009.
Dibidang pendidikan, data Susenas yang diolah tahun 2008 menyebutkan
berdasarkan distribusi wilayah provinsi kondisi Angka Partisipasi Sekolah pada
kelompok umur 13-15 tahunyang terendah berada di provinsi Gorontalo.
Sedangkan kelompok umur 16-18 tahun beberapa provinsi yang pencapaiannya
dibawah 50 adalah Kepulauan Bangka Belitung, Jawa Barat, NTT, Kalimantan
Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Gorontalo dan
Sulawesi Barat.
Perbandingan ini memperlihatkan bahwa distribusi Angka Partisipasi
Sekolah di Provinsi Gorontalo masih perlu mendapatkan perhatian khusus dari
Pemerintah, utamanya terkait dengan rendahnya Angka Partisipasi Sekolah untuk
kelompok umur 13-15 tahun dan Kelompok Umur 16-18 Tahun. Tabel 2 di bawah

ini memperlihatkan Angka Partisipasi Sekolah di beberapa Provinsi di Indonesia
menurut usia sekolah, jenis kelamin dan provinsi pada tahun 2008.
Tabel 2. Angka Partisipasi Sekolah (APS) beberapa Provinsi di Indonesia menurut
usia sekolahJenis kelamin dan provinsi tahun 2010
PROVINSI

LAKI-LAKI
7-12

13-15

PEREMPUAN
16-18

7-12

13-15

16-18

Bangka Belitung

96.04

78.49

42.87

97.46

79.94

48.55

Jawa Barat

97.94

80.64

46.77

98.42

79.57

46.18

Timur

93.66

76.44

47.65

93.78

78.42

47.48

Kalimantan Barat

96.80

84.49

48.52

97.36

83.12

49.80

Kalimantan Selatan

97.72

78.99

49.15

97.24

78.33

48.66

Sulawesi Utara

97.48

86.90

52.07

98.22

89.05

61.16

Sulawesi Tengah

97.39

79.03

47.78

96.92

82.47

50.14

Sulawesi Selatan

95.31

77.16

49.98

95.95

79.89

53.06

Sulawesi Tenggara

97.28

84.30

54.76

98.00

86.47

61.90

Gorontalo

93.57

69.92

41.97

94.46

83.10

54.16

Sulawesi Barat

93.62

72.16

41.45

95.26

77.21

44.88

Indonesia

97.68

84.13

54.81

97.98

84.69

54.59

Nusa Tengara

Sumber : Diolah dari Susenas, 2011

Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa Angka Partisipasi Sekolah laki-laki lebih
rendah dibanding Angka Partisipasi Perempuan.Ini menunjukkan bahwa
perempuan mempunyai keinginan untuk memperbaiki tingkat pendidikan yang
lebih baik lagi dibanding laki-laki.Hal ini perlu mendapatkan perhatian, karena
sebagai calon kepala rumah tangga, sedianya laki-laki lebih mempunyai peran
penting dalam rangka meningkatkan taraf hidup rumah tangganya dengan
memperbaiki tingkat pendidikannya. Angka Partisipasi Sekolah tersebut,
menunjukkan persentase penduduk dengan berbagai kelompok usia baik laki-laki
dan perempuan dalam upaya meningkatkan tingkat partisipasinya dalam
pendidikan.Demikian pula dalam hal pendapatan per kapita masyarakat di
Provinsi Gorontalo, meskipun mangalami kenaikan dalam Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB), namun jumlah penduduk miskin di provinsi Gorontalo

terus bertambah, sebagaimana perbandingan penduduk miskin antar propinsi pada
tabel 3.

Tabel 3 Perbandingan Jumlah Penduduk Miskin Indonesia dalam ribu Tahun 2009
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Provinsi
Nangroe Aceh Darussalam
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
DKI Jakarta
Kepulauan Riau
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Irian Jaya Barat
Papua
Indonesia

Perkotaan

Perdesaan

195.9
761.7
127.3
245.1
120.1
514.7
131.8
365.6
36.5
379.6
69.2
2617.4
2556.4
324.2
2310.6
371
115.1
560.4
119.3
127.5
45.3
81.1
110.4
72.7
60.9
150.8
27.2
27.5
48.3
44.7
9
9.5
31.6
12786.5

763.9
852.1
349.9
321.6
140.2
734.9
220.2
1226
50.2
0
67.1
2705
3633.2
292.1
4340.6
445.7
100.7
520.2
979.1
381.3
154.6
137.8
176.1
150.9
463.8
880.9
408.7
194.1
122.8
346.7
96
237
701.5
22194.8

Perkotaan +
Perdesaan
959.8
1613.8
477.2
566.7
260.3
1249.6
352
1591.6
86.7
379.6
136.3
5322.4
6189.6
616.3
6651.2
816.7
215.8
1080.6
1098.4
508.8
199.9
218.9
286.5
223.6
524.7
1031.7
435.9
221.6
171.1
391.4
105
246.5
733.1
34963.3

Sumber : Data Dan Informasi Kemiskinan BPS, Tahun 2010

Pertumbuhan ekonomi Gorontalo di atas ternyata tidak disertai pemerataan
pembagian pendapatan, bahkan kesenjangan semakin melebar antarkelompok
pendapatan.Pembangunan yang mengejar laju pertumbuhan ekonomi dan
sentralistik justru menimbulkan ketimpangan ekonomi dan kemiskinan di

beberapa

wilayah.

Pembangunan

yang

tidak

memperhatikan

interaksi

antarwilayah atau interaksi antara wilayah lemah akan menjadi awal munculnya
ketimpangan. Ketimpangan yang terus berlanjut akan memperbesar jumlah
kemiskinan.

Kemiskinan

dengan

sendirinya

akan

menurunkan

tingkat

pembangunan manusiasebagaimana diungkapkan oleh Todaro(2000).

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, Tahun 2011

Gambar 4. IPM Kabupaten dan Kota di Provinsi Gorontalo
Mencermati ketimpangan atas pertumbuhan ekonomi dan tingkat
kesejahteraan manusia di Provinsi Gorontalo baik dalam hal pendapatan,
kecukupan pangan, kesehatan, usia harapan hidup, pendidikan dan kesempatan
kerja atau perumahan yang merupakan indikator komponen kebutuhan dasar
manusia yang dapat diagregatkan ke dalam ukuran Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) menunjukkan kinerja yang kurang menggembirakan sebagaimana Gambar
4 yang menunjukkan peringkat IPM per kabupaten/kota di Provinsi Gorontalo
masih jauh dari harapan.

1.2. Perumusan Masalah
Memahami keadaan tersebut dan melihat kondisi Provinsi Gorontalo,
menjadi sangat berarti untuk mencermati kembali sejauh mana dampak otonomi
daerah di provinsi ini dilihat dari aspek pembangunan manusia.Sekalipun

pembangunan di Provinsi Gorontalo selama satu dasawarsa (10 tahun) pasca
dimekarkan dari Provinsi Sulawesi Utara diwarnai dengan perkembangan
pembangunan ekonomi yang begitu pesat, namun nampak pembangunan manusia
di wilayah ini masih terjadi ketimpangan dilihat dari angka maupun peringkatnya.
Laju pertumbuhan ekonomi yang mencapai 7,29 persen pada tahun 2008
dan

PDRB riil perkapita yang mencapai 2.44 (juta Rupiah) ternyata tidak

dibarengi perkembangan pembangunan manusianya dimana IPM Provinsi
Gorontalo sejak memisahkan diri dengan provinsi Sulawesi Utara, sampai dengan
saat ini masih berada di posisi ke-24. Bahkanpada tahun 2004 dan 2005
mengalami penurunan peringkat yaitu pada posisi 28 pada tahun 2004, dan urutan
ke 25 pada tahun 2005.
Pembangunan manusia di Provinsi Gorontalo, tidak dapat dilepaskan dari
kondisi geografis dan warisan budaya Provinsi Gorontalo secara turun temurun
sejak Gorontalo masih bergabung dengan Provinsi Sulawesi Utara. Kondisi
geografis dimana Gorontalo sebelumnya adalah bagian dari Sulawesi Utara yang
ketika itu hanya ada Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo menjadikannya
kuat dari segala bentuk ronrongan adat dan budaya. Dimana adat dan budaya
Gorontalo berasaskan pada falsafah adat bersendikan sara dan sara bersendikan
kitabullah. Hal ini memberikan gambaran bahwa pembangunan manusia di
Provinsi Gorontalo tidak lepas dari nilai-nilai luhur agama islam yang
menyertainya, yang secara tidak langsung mempengaruhi tingkat pendidikan. Dan
kualitas pendidikan adalah proksi dari pembangunan manusia.
Oleh karena itu, untuk melihat sejauh mana perkembangan pembangunan
manusia di Povinsi Gorontalo, perlu kiranya dilihat perkembanganya secara
geografis, dimana akan dilihat perkembangan pembangunan manusia di Provinsi
Gorontalo sebelum dimekarkan dari Sulawesi Utara dan setelah dimekarkan yang
digambarkan oleh pembangunan manusia di Kabupaten Gorontalo. Untuk melihat
sejauhmana perkembangan IPM setelah otonomi daerah digambarkan oleh Kota
Gorontalo. Dan untuk melihat sejauhmana perkembangan pembangunan manusia
sebelum dan sesudah otonomi daerah akan dilihat di Provinsi Gorontalo.

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka dapat dirumuskan
pokok permasalahan sebagai berikut:
1.

Faktor-faktor apa yang mempengaruhi tingkat keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan pembangunan

sumberdaya

manusia baik

dalam hal

pendidikan, kesehatan dan daya beli masyarakat di Kota Gorontalo
sebelum dan sesudah Otonomi Daerah ?
2.

Faktor-faktor apa yang mempengaruhi tingkat keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan

pembangunan

sumberdayamanusia

baik

dalam

hal

pendidikan, kesehatan dan daya beli masyarakat di Kabupaten Gorontalo
sebelum dan sesudah Pemekaran Wilayah ?
3.

Faktor-faktor apa yang mempengaruhi tingkat keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan

pembangunan

sumberdayamanusia

baik

dalam

hal

pendidikan, kesehatan dan daya beli masyarakat di Provinsi Gorontalo
sebelum dan sesudah Otonomi Daerah ?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak otonomi daerah dan
Pemekaran Wilayah terhadap kesejahteraan masyarakat di Provinsi Gorontalo.
Secara rinci tujuannya adalah sebagai berikut :
1.

Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi IPMsebelum dan sesudah
Otonomi Daerah di Kota Gorontalo.

2.

Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi IPM sebelum dan sesudah
Otonomi Daerah di Kabupaten Gorontalo;

3.

Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi IPM di Provinsi
Gorontalo.

1.4. Manfaat Penelitian
1.

Bagi Pemerintah Daerah, diharapkan penelitian ini menjadi bahan
masukan
penelitian.

bagi

penyelenggaraan

pembangunan

manusia

diwilayah

2.

Memperoleh alternatif instrumen analisis pembangunan manusia di
Provinsi Gorontalo.

3.

Memberikan gambaran tentang model pembangunan manusia di Provinsi
Gorontalo.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian
1)

Penelitian akan dilakukan terhadap enam kabupaten/kota yakni Kabupaten
Gorontalo, Kabupaten Boalemo, Kabupaten Pohuwato, Kabupaten Bone
Bolango dan Kabupaten Gorontalo Utara serta satu kota yaitu Kota Gorontalo
yang menjadi unit analisis sedangkan Provinsi Gorontalo menjadi wilayah
referensi.

2)

Ruang lingkup penelitian difokuskan pada analisis data pencapaian Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), berupa pendidikan yang tercermin pada Angka
Partisipasi Sekolah dan Angka Melek Huruf, kesehatan yang tercermin pada
Angka Harapan Hidup dan Angka Status Kesehatan) dan kehidupan yang
layak yang dicerminkan dengan pengeluaran perkapita riil yang disesuaikan
serta melihat faktor-faktor yang mempangaruhi Indeks Pembangunan
Manusia

dengan

menganalisis

Tingkat

Pertumbuhan Ekonomi, dan

Ketimpangan Pembangunan yang menyebabkan perbedaan pada Indeks
Pembangunan Manusia berupa PDRB per kapita, dan Rasio Belanja
Infrastruktur.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Paradigma Pembangunan Pasca Otonomi Daerah.
Perkembangan

beberapa

tahun

terakhir

ini

menunjukkan

bahwa

masyarakat menuntut hasil pembangunan yang lebih merata dan mengharapkan
agar potensi yang dimiliki daerah dimanfaatkan secara maksimal. Untuk
merespon keinginan tersebut, pemerintah di era reformasi ini mengeluarkan
Undang-undang nomor 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dan Undangundang Nomor 25 Tahun 1999, tentang perimbangan keuangan antara pusat dan
pemerintah daerah. Melalui Undang-undang nomor 22 tahun 1999 yang
diperbarui dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, berdasarkan prinsipprinsip otonomi, daerah diberikan wewenang yang luas dalam penyelenggaraan
pemerintahan.
Menurut Rustiadi et al. (2009), otonomi daerah mengisyaratkan
pentingnya pendekatan pembangunan berbasis pengembangan wilayah dibanding
pendekatan sektoral.Menurutnya pembangunan berbasis pengembangan wilayah
dan lokal memandang pentingnya keterpaduan antarsektoral, antarspasial
(keruangan), serta antarpelaku pembangunan di dalam dan antardaerah.Sehingga
setiap program-program pembangunan sektoral dapat d