HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN JADWAL KONTROL PASCA KELUAR RUMAH SAKIT PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT DR. RADJIMAN WEDIODININGRAR LAWANG

(1)

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN

JADWAL KONTROL PASCA KELUAR RUMAH SAKIT PADA PASIEN

SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT DR. RADJIMAN

WEDIODININGRAR LAWANG

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh :

IRFAN HADIWIJAYA NIM. 08060048

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2013


(2)

(3)

(4)

iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Irfan Hadiwijaya NIM : 08060048

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul Skripsi : Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Jadwal Kontrol Pasca Keluar Rumah Sakit Pada Pasien Skizofrenia Hebefrenik di Klinik Kesehatan Jiwa Rumah Sakit dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 15 Januari 2013 Yang Membuat Pernyataan,

Irfan Hadiwijaya NIM.08060048


(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan bimbinganNya saya dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Jadwal Kontrol Pasca Keluar Rumah Sakit Pada Pasien Skizofrenia Hebefrenik Di Klinik Kesehatan Jiwa Rumah Sakit dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang“. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Bersamaan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan tulus kepada :

1. Tri Lestari Handayani, M.Kep., Sp.Mat selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Nurul Aini, S.Kep, Ns.,M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah.

3. Prof. dr. ir. Sujono, M.kes selaku pembimbing I sekaligus penguji I yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingannya dalam penyusunan penelitian ini.

4. Sri Widowati, S.Kep.,Ns selaku pembimbing II sekaligus penguji II yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingannya dalam penyusunan penelitian ini.

5. Nurul Aini, S.Kep, Ns.,M.Kep selaku penguji III dalam skripsi ini. Terima kasih atas saran yang telah diberikan guna menambah pengatahuan saya dalam penyelesaian penelitian ini. 6. Yoyok Bekti P, M.Kep.,Sp.Kom selaku penguji IV dalam skripsi ini. Terima kasih atas

masukan-masukannya dalam penyelesaian skripsi ini.

7. F. Titik Sunarsih, S.Kep selaku pembimbing di rumah sakit yang telah memberikan banyak informasi dan fasilitas dalam melakukan penelitian di klinik kesehatan jiwa rumah sakit dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang.

8. Ayah, Ibu dan saudara-saudaraku tercinta yang telah memberikan dukungan, nasehat, dan doa selama menempuh pendidikan ini.


(6)

vi

9. Semua dosen PSIK UMM yang telah memberikan ilmu, pendidikan serta bimbingan kepada saya selama menjadi mahasiswa di PSIK UMM.

10. Keluarga pasien skizofrenia hebefrenik yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

11. Temen-temen yang telah memberikan motivasi kepada saya dalam penyelesaian penelitian ini.

Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Mohon maaf atas segala kesalahan dan ketidaksopanan yang mungkin telah saya perbuat. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua. Amin.

Malang, 22 Oktober 2012


(7)

vii

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Jadwal Kontrol Pasca Keluar Rumah Sakit Pada Pasien Skizofrenia Hebefrenik Di Klinik Kesehatan Jiwa Rumah

Sakit Dr. Radjiman wediodiningrat lawang

Irfan Hadiwijaya1, Prof. Dr. Ir. Sujono2, Sri Widowati3

INTISARI

Latar Belakang: Keluarga merupakan unit yang paling dekat dengan penderita, dan merupakan orang yang menjadi perawat utama bagi penderita. Setelah pasien pulang dari rumah sakit, keluarga harus melanjutkan perawatan lagi dirumah, karena kondisi pasien yang masih belum sembuh total. Kekacauan dan dinamika keluarga memegang peranan penting dalam menimbulkan dan mempertahankan remisi. Peran keluarga dalam hal ini sebagai pemantau dan pengawas bagi klien dalam minum obat secara teratur

Metode Penelitian: Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Cross Sectional

yaitu mencari hubungan antara variable bebas (factor resiko) dengan variabel tergantung (efek) dengan malakukan pengukuran sesaat. Penelitian dilakukan Klinik Kesehatan Jiwa Rumah Sakit Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang. Subjek penelititian adalah keluarga pasien (n=88) diambil dengan metode nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling. Analisa data dilakukan dengan menggunakan sistem komputerisasi SPSS dengan uji Chi Square.

Hasil: Dari hasil penelitian, keluarga yang memberikan dukungan adalah sebanyak 69 keluarga dengan presentase sebesar 78,4 % dan keluarga yang tidak memberikan dukungan sebanyak 19 orang dengan presentase sebesar 21,6 %. Sedangkan pasien yang rutin melakukan kontrol kesehatan adalah sebanyak 56 pasien dengan presentase sebesar 63,6 % dan pasien yang tidak rutin melakukan melakukan kontrol kesehatan adalah sebanyak 32 pasien dengan presentase sebesar 36,4 %.

Kesimpulan: Terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan pasien kontrol pasca keluar rumah sakit pada pasien skizofrenia hebefrenik. Dengan nilai signifikansi sebesar 0.001, nilai tersebut lebih kecil dari α= 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.

.

Kata Kunci : dukungan keluarga, kepatuhan jadwal kontrol, pasien skizofrenia hebefrenik 1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas

Muhammadiyah Malang.

2. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.


(8)

viii

Relationships With Family Support Post Exit Control Compliance Schedule Hospital Hebefrenik Schizophrenia Patients In Hospital Mental Health Clinic Dr. Radjiman

Wediodiningrat Lawang

Irfan Hadiwijaya1, Prof. Dr. Ir. Sujono2, Sri Widowati3

ABSTRACT

Background: The family unit closest to the patient, and is the person who is the primary caregivers for patients. After the patient's discharge from the hospital, the family must continue treatment at home anymore, because the patient's condition is still not fully recovered. Chaos and family dynamics play an important role in creating and maintaining remission. The role of the family in this case as monitoring and oversight for clients in taking medication on a regular basis

Methods: The study design used in this study is cross-sectional which is looking for a relationship between independent variables (risk factors) and the dependent variable (effect) with perform instantaneous measurement. Research conducted Hospital Mental Health Clinic Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang. Subject Research is a family of patients (n = 88) taken with nonprobability sampling method with purposive sampling technique. The data analysis using SPSS computerized system with Chi Square test.

Results: From the research, families are supported by 69 families with percentages of 78.4% and families that do not provide much support for 19 people with a percentage of 21.6%. While patients are routinely healthy controls as many as 56 patients with a percentage of 63.6%, and patients who do not routinely perform a total of 32 healthy controls were patients with a percentage of 36.4%.

Conclusion: There is a relationship between family support with control patients after hospital discharge in patients with schizophrenia hebefrenik. With a significance value of 0.001, the value is less than α = 0.05 so H0 is rejected and H1 accepted.

.

Keywords: family support, compliance schedule control, schizophrenic patients hebefrenik

1. Student Nursing Science Program, Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah Malang.

2. Lecturer in Nursing Science Program, Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah Malang.

3. Lecturer in Nursing Science Program, Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah Malang.


(9)

ix DAFTAR ISI

Hal

Halaman judul... i

Lembar persetujuan... ii

Lembar pengesahan... iii

Surat pernyataan keaslian penulisan... iv

Lembar persembahan... v

Kata pengantar... vi

Abstrak... vii

Daftar Isi... ... ix

Daftar Tabel……….... ... xv

Daftar Gambar………...…. ... xvi

Daftar Lampiran………...…………... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………... 1

1.2 Rumusan Masalah………... 6

1.3 Tujuan Penelitian………... 6

1.3.1 Tujuan Umum.………... 6

1.3.2 Tujuan Khusus………... 6


(10)

x

1.5 Keaslian Penelitian………... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep keluarga..………...…………...……….... 10

2.1.1 Pengertian Keluarga…...…..………... 10

2.1.1 Dukungan Keluarga……...………... 16

2.2 Kepatuhan Kontrol Kesehatan..………...…. 23

2.3 Skizofrenia……....………... 28

2.3.1 Pengertian skizofrenia………...………... 28

2.3.2 Jenis-jenis Skizofrenia……….…………... 28

2.3.3 Etiologi Skizofrenia………... 30

2.3.4 Gejala Skizofrenia……….………...……. 32

2.3.5 Dampak gangguan Skizofrenia……….……...….. 34

2.3.6 Pengobatan skizofrenia………...….. 35

2.3.6.1 terapi psikososial………... 35

2.3.6.2 terapi psikofarmakologis………….…………...…... 38

2.4 Hubungan dukungan keluarga dengan rutinitas kontrol kesehatan………...………... 40

2.5 Peran Perawat………..…. 42

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep……….. 44


(11)

xi

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian……….. 47

4.2 Populasi, Teknik Sampling, dan Sampel ………... 47

4.2.1 Populasi……….... 47

4.2.2 Sampel………... 48

4.2.2.1 kriteria inklusi………... 48

4.2.2.2 kriteria eksklusi……….…. 48

4.2.3 Teknik Sampling………. 49

4.3 Variabel Penelitian……….. 50

4.3.1 variabel independen……… 50

4.3.2 variabel dependen……….………... 50

4.4 Definisi Operasional………,………….……….. 51

4.5 Waktu dan Tempat Penelitian……..……… 51

4.6 Instrumen Penelitian……….... 52

4.7 Prosedur Pegumpulan Data………. 53

4.7.1 pengumpulan data……….………... 53

4.7.2 analisa data……….. 55

4.7.2.1 univariat……… 56

4.7.2.2 bivariat……….. 56

4.8 Etika Penelitian………... 56

4.8.1 lembar persetujuan penelitian……….. 56


(12)

xii

4.8.3 kerahasiaan (confidentiality)……… 57

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA 5.1 Karakteristik Responde... 58

5.1.1 Data distribusi frekuensi karakteristik responden... 58

5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur………... 59

5.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan………... 59

5.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Hubungan Keluarga………... 60

5.2 Hasil Penelitian………... 61

5.2.1 Dukungan Keluarga………... 61

5.2.2 Kepatuhan Jadwal Kontrol………... 62

5.3 Analisis Data………... 62

5.3.1 Analisis Data Dengan Chi Square…..... 62

BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Interpretasi Dan Diskusi Hasil………... 65

6.1.1 Dukungan Keluarga………... 65

6.1.2 Kepatuhan jadwal Kontrol Kesehatan…... 69

6.1.3 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Jadwal Kontrol Pasca Keluar Rumah Sakit Pada Pasien Skizofrenia Hebefrenik………. 70


(13)

xiii

6.3 Implikasi Keperawatan………... 73

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan ... 75 7.2 Saran ... 75 DAFTAR PUSTAKA ... 77


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Definisi Operasional ... 51

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden... 58

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Umur Responden... 59

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden... 60

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Status Hubungan Responden... 60

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga... 61

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Jadwal Kontrol Pada Pasien Skizofrenia Hebefrenik... 62

Tabel 5.7 Hasil Uji Chi Square Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Jadwal Kontrol Pasca Keluar Rumah Sakit Pada Pasien Skizofrenia Hebefrenik…... 63

Tabel 5.8 Hasil Uji Chi Square Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Jadwal Kontrol Pasca Keluar Rumah Sakit Pada Pasien SkizofrenikHebefrenik……... 63


(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitan Hubungan Dukungan Keluarga dengan

Kepatuhan Jadwal Kontrol Pasca Keluar Rumah Sakit Pada Pasien


(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar persetujuan menjadi responden... 79

Lampiran 2 Petunjuk menggunakan kuesioner... 80

Lampiran 3 Lembar kuesioner... 81

Lampiran 4 Lembar observasi penelitian kepatuhan jadwal kontrol... 83

Lampiran 5 Tabel distribusi data dukungan keluarga... 84

Lampiran 6 Tabel distribusi data kepatuhan jadwal kontrol... 86

Lampiran 7 Tabulasi Data Demografi Dan Variabel Yang Diukur... 88

Lampiran 8 Data statistik hasil penelitian menggunakan SPSS... 90

Lampiran 9 Permohonan Ijin Pendahuluan Dan Penelitian... 91

Lampiran 10 Surat Keterangan Selesai Melakukan Penelitian... 92


(17)

xvii

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rhineka Cipta

Benhard, R.S. 2007. Skizofrenia dan Diagnosi Banding. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Corpenito., Linda, Jual. 2006. Diagnose Keperawatan (Handbook Of Nursing Diagnosis) Edisi 10. Jakarta : EGC

Friedman, M. 1998. Teori dan Praktek Keperawatan keluarga (Family Nursing : Theory and Practice) Edisi 3. Jakarta : EGC

Hawari. 2001. Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Hawari, Dadang. 2002. Stress, Depresi dan Cemas. Jakarta : EGC

Hawari, Dadang. 2007. Pendekatan Holistik Pada gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Isaacs, ann. 2005. Panduan Belajar Keperawatan Keselamatan JIwa dan Psikiatrik. Jakarta : EGC

Iyus, Yosep. 2009. Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama

Jhonson, R. 2010. Konsep Keluarga. Jogjakarta : Nusa Medika


(18)

xviii

Maramis, Willy F., Albert A. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2. Surabaya : Airlannga University Press

Maslim, Rusdi. 2001. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Jiwa Rujukan Ringkas Dari PPDGJ – III. Jakarta : FK – Unika Atmajaya

Nursalam. 2003. Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan Edisi I. Jakarta : Salemba Medika

Nursalam.2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Sudiharto. 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan Keperawatan Transkultural. Jakarta : EGC

Sugiyono. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & B. Bandung : CV. Alfabeta

Suliswati., Tijie, A.P., dkk. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC

Sastroasmoro, Sudigdo., Ismail, Sofyan. 2011. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi ke- 4. Jakarta : CV. Agung Seto


(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Skizofrenia merupakan sekelompok reaksi psikotik yang mempengaruhi berbagai area fungsi individu, termasuk fungsi berfikir dan berkomunikasi, menerima dan menginterpretasikan realitas, merasakan dan menunjukkan emosi dan berperilaku yang tidak dapat diterima secara rasional (Isaacs, 2005). Gangguan ini ditandai dengan gejala-gejala positif yaitu bertambahnya kemunculan tingkah laku yang berlebihan dan menunjukkan penyimpangan dari fungsi psikologis seperti pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi, dan gangguan kognitif dan persepsi. Dijelaskan oleh Hawari (2007), gejala negatife yaitu penurunan kemunculan suatu tingkah laku atau penyimpangan fungsi psikologis dari yang normal seperti, berkurangannya keinginan bicara, malas merawat diri, afek datar dan terganggunya relasi personal.

Skizofrenia dialami oleh 1 dari 100 orang penduduk dunia mengalami skizofrenia, tanpa memerhatikan ras, kelompok etnik, atau gender. Tiga dari empat pasien mulai mengalami skizofenia pada usia 17-25 tahun. Pasien skizofrenia sebanyak 95 % menderita gangguan ini sepanjang hidupnya. Skizofrenia menduduki peringkat ke-4 dari 10 besar penyakit yang membebankan di seluruh dunia. Posisi tiga teratas diduduki oleh depresi unipolar, pengguna alkohol, dan gangguan bipolar. Sekitar 20-50 % pasien skizofrenia berupaya melakukan bunuh diri dan 10 % berhasil melakukannya.


(20)

2

Ganguan jiwa psikosa terbanyak adalah skizofrenia. Studi epidemologi menyebutkan bahwa diperkirakan angka prevalensi skizofrenia secara umum berkisar antara 0,2 – 2,0 %. Di Indonesia angka prevalensi skizofrenia yang tercatat Departemen Kesehatan berdasarkan survei pada tahun 2011 di Rumah Sakit antara 0.5-0.15% (Hawari, 2002).

Prevalensi penderita skizofrenia di Indonesia 0,3 - 1 %, artinya apabila penduduk di Indonesia berjumlah 200 juta maka diperkirakan sekitar 2 juta jiwa menderita skizofrenia, dimana sekitar 99 % penderita skizofrenia di rawat di RSJ. Salah satu masalah dalam penanganan skizofrenia adalah kembali kambuhnya suatu penyakit setelah nampaknya mereda. Kekambuhan yang terjadi pada satu tahun setelah terdiagnosa skizofrenia dialami oleh 60 – 70 % pasien yang tidak mendapatkan terapi pengobatan, 40 % pasien yang tidak mendapatkan pengobatan, sebanyak 15,7 % pasien mendapat kombinasi terapi pengobatan dan mendapat dukungan dari tenaga kesehatan, keluarga dan masyarakat (Stuart & Laraia, 2005).

Data tahun 2002 di Rumah Sakit Dr. Radjiman Wediodiningrat terdapat 4006 kasus dan 329 kasus pada tahun 2009. Di RSJ Dr Radjiman Wediodiningrat Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, terjadi peningkatan jumlah pasien gangguan jiwa sekitar 2%-3% selama tiga tahun terakhir. Saat ini sebanyak 650 pasien dirawat di Rumah Sakit Jiwa Dr Radjiman Wediodiningrat Lawang meningkat 20 orang dari tahun sebelumnya. Sedangkan untuk pasien skizofrenia hebefrenik yang datang kontrol di klinik kesehatan jiwa Rumah Sakit Dr Radjiman Wediodiningrat Lawang pada 4 bulan terakhir yaitu pada bulan April 664 pasien, pada bulan Mei 801 pasien, Juni sebanyak 673 pasien dan pada bulan Juli sebanyak 741 pasien. Hal ini


(21)

3

dapat dilihat bahwa terjadi jumlah pasien yang datang kontrol yang tidak menentu setiap bulannya. Ini dikarenakan ketidakpatuhan pasien untuk datang kontrol sesuai jadwal yang sudah ditentukan. Mereka beranggapan bahwa setelah pertama kali mereka melakukan kontrol keadaan mereka akan terus membaik sehingga mereka tidak perlu melakukan kontrol lagi. Hal ini didukung dengan penanganan pada penderita skizofrenia yang masih belum memuaskan. Ini disebabkan karena ketidaktahuan keluarga maupun masyarakat terhadap jenis gangguan jiwa ini, diantaranya adalah masih adanya pandangan yang negative. Sekitar 20.000 penderita gangguan jiwa berat (skizofrenia) di Indonesia hidup dalam pasungan. Ketidaktahuan tentang penyakit jiwa, kendala ekonomi, serta pengobatan yang mahal dan jauhnya akses kesehatan menyebabkan hanya sedikit penderita gangguan jiwa berat yang mendapat perawatan, Anna Keliat (2005).

Keluarga merupakan unit yang paling dekat dengan penderita, dan merupakan orang yang menjadi perawat utama bagi penderita. Setelah pasien pulang dari rumah sakit, keluarga harus melanjutkan perawatan lagi dirumah, karena kondisi pasien yang masih belum sembuh total. Kekacauan dan dinamika keluarga memegang peranan penting dalam menimbulkan dan mempertahankan remisi. Peran keluarga dalam hal ini sebagai pemantau dan pengawas bagi klien dalam minum obat secara teratur. Klien dengan skizofrenia memerlukan perawatan yang berkelanjutan. Dalam hal ini klien yang sudah sembuh dan sudah diijinkan pulang ke rumah akan memiliki gejala sisa dari skizofrenia di rumah. Pentingnya dukungan keluarga dalam perawatan klien gangguan jiwa dapat dipandang dari berbagai segi. Keluarga merupakan tempat dimana individu memulai hubungan interpersonal dengan


(22)

4

lingkungannnya. Keluarga adalah institusi pendidikan utama bagi individu untuk belajar dan mengembangkan nilai, keyakinan, sikap, dan perilaku. Individu menguji coba perilakunya di dalam keluarga, dan umpan balik keluarga mempengaruhi individu dalam mengadopsi perilaku tertentu.

Pasien yang telah dipulangkan ke rumah lebih cenderung kambuh pada tahun berikutnya. Pasien yang berisiko kambuh adalah pasien yang barasal dari keluarga dengan suasana penuh permusuhan, keluarga yang memperlihatkan kecemasan yang berlebihan, terlalu protektif terhadap pasien. Pada pasien skizofrenia biasanya sering dikekang oleh keluarganya. Factor yang menyebabkan kekambuhan adalah lebih banyak diakibatkan oleh putus obat, tidak adanya anggota keluarga yang mengingatkan dalam minum obat (lupa) dan kurangnya dukungan keluarga. Tidak adanya dukungan yang diberikan oleh keluarga maka resiko untuk kambuh akan lebih besar, karena pasien yang telah pulang mereka menganggap diri mereka telah sembuh, sehingga pasien akan cenderung mengabaikan untuk minum obat secara teratur. Ini dikarenakan tidak ada yang mengontrol perilaku pasien saat di rumah. Oleh karena itu dukungan keluarga sangat penting dan diharapkan anggota keluarga bisa melakukan perannya masing-masing dalam keluarga.

Kekambuhan yang terjadi pada klien menimbulkan masalah bagi keluarga, klien dan rumah sakit. Bagi keluarga menambah beban keluarga dalam hal biaya pengobatan selama di rumah sakit selain itu mungkin beberapa anggota keluarga merasa malu atau ketakutan terhadap prilaku klien yang aneh atau mengancam. Beban emosi keluarga dalam bentuk keletihan secara emosional dan bagi klien sulit diterima di dalam lingkungan atau masyarakat sekitar. Beban rumah sakit bertambah berat dan akan terjadi


(23)

5

penumpukan jumlah pasien sehingga pemberian keperawatan yang dilakukan tim medis di rumah sakit tidak dapat dilakukan secara optimal karena terbatasnya jumlah tenaga. Tujuan dukungan keluarga adalah agar penderita menyadari kalau keadaannya masih belum sembuh dan mau untuk datang kontrol apabila obatnya sudah mulai habis atau sudah ada tanda-tanda kekambuhan. Apabila dengan rutin pasien datang kontrol ke rumah sakit sesuai dengan yang telah dianjurkan oleh dokter maka pasien akan dengan cepat akan mendapatkan kesehatannya. Kerena pada saat kontrol dokter akan melihat tingkat perkembangan kesehatan pasien bisa dinyatakan sembuh atau belum. Tapi pada kenyataannya pasien banyak yang tidak patuh melakukan kontrol. Faktor yang menyebabkan pasien tidak patuh melakukan kontrol adalah karena jauhnya jarak antara rumah pasien dengan tempat pelayanan kesehatan. Selain itu faktor ekonomi juga berpengaruh, dimana dengan jarak yang jauh maka biaya yang dikeluarkan oleh keluarga akan lebih besar. Hal ini yang menjadi pertimbangan bagi keluarga dan pasien untuk datang kontrol sesuai jadwal. Sehingga resiko terjadi kekambuhan pada pasien skizofrenia lebih besar. Seperti dalam teori Kaplan dan Sadok, menguraikan bahwa perilaku kepatuhan pada pasien skizofrenia terdiri dari kepatuhan melakukan kontrol setelah perawatan, kepatuhan mengkonsumsi obat secara tepat dan kepatuhan mengikuti anjuran tenaga kesehatan berupa perubahan pola hidup (cara mengatasi masalah) sesuai dengan psikoterapi yang diberikan.

Berdasarkan data diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan jadwal kontrol

pasca keluar rumah sakit pada pasien skizofrenia hebefrenik di klinik kesehatan jiwa rumah sakit dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang”. Hal ini


(24)

6

menurut peneliti dukungan keluarga sangat penting untuk menunjang proses kesembuhan pasien. Apalagi sampai saat ini masih banyak masalah yang sering muncul kaitannya dengan perawatan pasien Skizofrenia hebefrenik baik sebelum dan sesudah perawatan di rumah sakit.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan kesenjangan dan fakta yang diungkapkan dalam fakta dan harapan yang diungkap dalam latar belakang diatas maka peneliti

merumuskan masalah yaitu “bagaimana hubungan dukungan keluarga dengan

kepatuhan jadwal kontrol pasca keluar rumah sakit pada pasien skizofrenia hebefrenik di klinik kesehatan jiwa Rumah Sakit Dr. Radjiman

Wediodiningrat Lawang”.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan jadwal kontrol pasca keluar rumah sakit pada pasien skizofrenia hebefrenik di klinik kesehatan jiwa Rumah Sakit Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengidentifikasi dukungan keluarga di klinik kesehatan jiwa.

2. Mengidentifikasi aktivitas kontrol pada penderita skizofrenia hebefrenik. 3. Mengidentifikasi hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan jadwal

kontrol pasca keluar rumah sakit pada pasien skizofrenia hebefrenik di klinik kesehatan jiwa Rumah Sakit Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang.


(25)

7

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Teoritis

Merupakan wadah untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam rangka penerapan teori yang sudah ada dan sekaligus membuktikan hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan jadwal kontrol pasca keluar rumah sakit pada pasien skizofrenia hebefrenik.

1.4.2 Bidang Keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat diimplementasikan di bidang kesehatan jiwa agar dapat membantu pasien dan keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan. Khususnya bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan jiwa pada pasien skizofrenia hebefrenik.

1.4.3 Bidang Pendidikan Keperawatan

Pustaka penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan dan sumber data untuk penelitian berikutnya serta dapat memotifasi para mahasiswa, dosen, dan para pemerhati pendidikan agar dapat mengembangkan penelitian ini untuk mengevaluasi seberapa jauh dukungan keluarga dengan kepatuhan jadwal kontrol pasca keluar rumah sakit pada pasien skizofrenia hebefrenik. Selain itu juga bisa digunakan oleh mahasiswa atau dosen untuk menjadikan acuan meneliti kasus-kasus jiwa yang lain.

1.4.4 Bagi keluarga dan penderita skizofrenia hebefrenik

Menambah pengetahuan penderita dan keluarga agar pasien patuh dan rutin datang kontrol ke rumah sakit. Hal ini juga dapat mempererat


(26)

8

hubungan interpersonal antara pasien dan keluarga demi kelancaran proses terapi di rumah sakit, mengingat hubungan yang baik antara keluarga dan klien akan membantu mempercepat proses kesembuhan pasien skizofrenia hebefrenik.

1.4.5 Bagi Peneliti

Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan jadwal kontrol pasca keluar rumah sakit pada pasien skizofrenia hebefrenik di klinik kesehatan jiwa Rumah Sakit Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang.

1.4.6 Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan acuan dan informasi bagi peneliti berikutnya dalam melakukan penelitian.

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang sudah ada, namun dari segi variable penelitian ini benar-benar asli dan belum pernah diteliti sebelumnya.

1. Penelitian serupa pernah diteliti oleh Prinda Kartika Mayang Ambari

dengan judul “hubungan antara dukungan keluarga dengan

keberfungsian sosial pada pasien skizofrenia pasca perawatan di rumah


(27)

9

yang sangat signifikan antara variabel dukungan keluarga dengan keberfungsian social.

2. Penelitian lain yang di teliti oleh Muhammad Akbar dengan judul

“hubungan dukungan social keluarga terhadap tingkat kekambuhan penderita skizofrenia”. Berdasakan dari penelitian ini, maka didapatkan hasil hubungan dukungan social keluarga terhadap tingkat kekambuhan penderita skizofrenia adalah signifikan.


(1)

lingkungannnya. Keluarga adalah institusi pendidikan utama bagi individu untuk belajar dan mengembangkan nilai, keyakinan, sikap, dan perilaku. Individu menguji coba perilakunya di dalam keluarga, dan umpan balik keluarga mempengaruhi individu dalam mengadopsi perilaku tertentu.

Pasien yang telah dipulangkan ke rumah lebih cenderung kambuh pada tahun berikutnya. Pasien yang berisiko kambuh adalah pasien yang barasal dari keluarga dengan suasana penuh permusuhan, keluarga yang memperlihatkan kecemasan yang berlebihan, terlalu protektif terhadap pasien. Pada pasien skizofrenia biasanya sering dikekang oleh keluarganya. Factor yang menyebabkan kekambuhan adalah lebih banyak diakibatkan oleh putus obat, tidak adanya anggota keluarga yang mengingatkan dalam minum obat (lupa) dan kurangnya dukungan keluarga. Tidak adanya dukungan yang diberikan oleh keluarga maka resiko untuk kambuh akan lebih besar, karena pasien yang telah pulang mereka menganggap diri mereka telah sembuh, sehingga pasien akan cenderung mengabaikan untuk minum obat secara teratur. Ini dikarenakan tidak ada yang mengontrol perilaku pasien saat di rumah. Oleh karena itu dukungan keluarga sangat penting dan diharapkan anggota keluarga bisa melakukan perannya masing-masing dalam keluarga.

Kekambuhan yang terjadi pada klien menimbulkan masalah bagi keluarga, klien dan rumah sakit. Bagi keluarga menambah beban keluarga dalam hal biaya pengobatan selama di rumah sakit selain itu mungkin beberapa anggota keluarga merasa malu atau ketakutan terhadap prilaku klien yang aneh atau mengancam. Beban emosi keluarga dalam bentuk keletihan secara emosional dan bagi klien sulit diterima di dalam lingkungan atau masyarakat sekitar. Beban rumah sakit bertambah berat dan akan terjadi


(2)

penumpukan jumlah pasien sehingga pemberian keperawatan yang dilakukan tim medis di rumah sakit tidak dapat dilakukan secara optimal karena terbatasnya jumlah tenaga. Tujuan dukungan keluarga adalah agar penderita menyadari kalau keadaannya masih belum sembuh dan mau untuk datang kontrol apabila obatnya sudah mulai habis atau sudah ada tanda-tanda kekambuhan. Apabila dengan rutin pasien datang kontrol ke rumah sakit sesuai dengan yang telah dianjurkan oleh dokter maka pasien akan dengan cepat akan mendapatkan kesehatannya. Kerena pada saat kontrol dokter akan melihat tingkat perkembangan kesehatan pasien bisa dinyatakan sembuh atau belum. Tapi pada kenyataannya pasien banyak yang tidak patuh melakukan kontrol. Faktor yang menyebabkan pasien tidak patuh melakukan kontrol adalah karena jauhnya jarak antara rumah pasien dengan tempat pelayanan kesehatan. Selain itu faktor ekonomi juga berpengaruh, dimana dengan jarak yang jauh maka biaya yang dikeluarkan oleh keluarga akan lebih besar. Hal ini yang menjadi pertimbangan bagi keluarga dan pasien untuk datang kontrol sesuai jadwal. Sehingga resiko terjadi kekambuhan pada pasien skizofrenia lebih besar. Seperti dalam teori Kaplan dan Sadok, menguraikan bahwa perilaku kepatuhan pada pasien skizofrenia terdiri dari kepatuhan melakukan kontrol setelah perawatan, kepatuhan mengkonsumsi obat secara tepat dan kepatuhan mengikuti anjuran tenaga kesehatan berupa perubahan pola hidup (cara mengatasi masalah) sesuai dengan psikoterapi yang diberikan.

Berdasarkan data diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan jadwal kontrol pasca keluar rumah sakit pada pasien skizofrenia hebefrenik di klinik kesehatan jiwa rumah sakit dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang”. Hal ini


(3)

menurut peneliti dukungan keluarga sangat penting untuk menunjang proses kesembuhan pasien. Apalagi sampai saat ini masih banyak masalah yang sering muncul kaitannya dengan perawatan pasien Skizofrenia hebefrenik baik sebelum dan sesudah perawatan di rumah sakit.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan kesenjangan dan fakta yang diungkapkan dalam fakta dan harapan yang diungkap dalam latar belakang diatas maka peneliti merumuskan masalah yaitu “bagaimana hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan jadwal kontrol pasca keluar rumah sakit pada pasien skizofrenia hebefrenik di klinik kesehatan jiwa Rumah Sakit Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan jadwal kontrol pasca keluar rumah sakit pada pasien skizofrenia hebefrenik di klinik kesehatan jiwa Rumah Sakit Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengidentifikasi dukungan keluarga di klinik kesehatan jiwa.

2. Mengidentifikasi aktivitas kontrol pada penderita skizofrenia hebefrenik. 3. Mengidentifikasi hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan jadwal

kontrol pasca keluar rumah sakit pada pasien skizofrenia hebefrenik di klinik kesehatan jiwa Rumah Sakit Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang.


(4)

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Teoritis

Merupakan wadah untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam rangka penerapan teori yang sudah ada dan sekaligus membuktikan hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan jadwal kontrol pasca keluar rumah sakit pada pasien skizofrenia hebefrenik.

1.4.2 Bidang Keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat diimplementasikan di bidang kesehatan jiwa agar dapat membantu pasien dan keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan. Khususnya bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan jiwa pada pasien skizofrenia hebefrenik.

1.4.3 Bidang Pendidikan Keperawatan

Pustaka penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan dan sumber data untuk penelitian berikutnya serta dapat memotifasi para mahasiswa, dosen, dan para pemerhati pendidikan agar dapat mengembangkan penelitian ini untuk mengevaluasi seberapa jauh dukungan keluarga dengan kepatuhan jadwal kontrol pasca keluar rumah sakit pada pasien skizofrenia hebefrenik. Selain itu juga bisa digunakan oleh mahasiswa atau dosen untuk menjadikan acuan meneliti kasus-kasus jiwa yang lain.

1.4.4 Bagi keluarga dan penderita skizofrenia hebefrenik

Menambah pengetahuan penderita dan keluarga agar pasien patuh dan rutin datang kontrol ke rumah sakit. Hal ini juga dapat mempererat


(5)

hubungan interpersonal antara pasien dan keluarga demi kelancaran proses terapi di rumah sakit, mengingat hubungan yang baik antara keluarga dan klien akan membantu mempercepat proses kesembuhan pasien skizofrenia hebefrenik.

1.4.5 Bagi Peneliti

Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan jadwal kontrol pasca keluar rumah sakit pada pasien skizofrenia hebefrenik di klinik kesehatan jiwa Rumah Sakit Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang.

1.4.6 Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan acuan dan informasi bagi peneliti berikutnya dalam melakukan penelitian.

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang sudah ada, namun dari segi variable penelitian ini benar-benar asli dan belum pernah diteliti sebelumnya.

1. Penelitian serupa pernah diteliti oleh Prinda Kartika Mayang Ambari dengan judul “hubungan antara dukungan keluarga dengan keberfungsian sosial pada pasien skizofrenia pasca perawatan di rumah sakit”. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan


(6)

yang sangat signifikan antara variabel dukungan keluarga dengan keberfungsian social.

2. Penelitian lain yang di teliti oleh Muhammad Akbar dengan judul “hubungan dukungan social keluarga terhadap tingkat kekambuhan penderita skizofrenia”. Berdasakan dari penelitian ini, maka didapatkan hasil hubungan dukungan social keluarga terhadap tingkat kekambuhan penderita skizofrenia adalah signifikan.


Dokumen yang terkait

PROSES KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPADA PASIEN SKIZOFRENIA DENGAN HALUSINASI DENGAR ( Studi di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang)

0 19 28

Faktor Predisposisi Relaps Pada Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiingrat, Lawang, Malang;

0 4 15

Faktor Predisposisi Relaps Pada Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiingrat, Lawang, Malang

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT EKSPRESI EMOSI KELUARGA DENGAN KEKAMBUHAN PENDERITA SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DR. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

0 5 39

Hubungan antara Tingkat Ekspresi Emosi Keluarga dengan Kekambuhan Penderita Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang; Tika Yulia E.W., 062310101048

1 17 39

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN PASIEN Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Pasien Low Back Pain (Lbp) Dalam Jadwal Terapi Akupunktur Di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.

0 6 15

HUBUNGAN DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DENGAN LAMA RAWAT INAP PASIEN SKIZOFRENIA Hubungan Dukungan Psikososial Keluarga Dengan Lama Rawat Inap Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

0 3 11

Desain Interior Rumah Sakit Jiwa Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang Malang

0 4 6

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI POLIKLINIK RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA DIY NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kekambuhan pada Pasien Skizofrenia di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Grhasia

0 0 15

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI UNTUK SEMBUH PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI UNTUK SEMBUH PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA YOGYAKART

0 0 10