ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN KEDELAI DI KEDIRI

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN KEDELAI DI KEDIRI
Oleh: ANA FACHRIANA ( 04720001 )
Agribisnis
Dibuat: 2008-04-23 , dengan 3 file(s).

Keywords: kedelai, permintaan dan penawaran.
Kebutuhan kedelai di Indonesia semakin meningkat seiring dengan naiknya permintaan kedelai
dalam negeri. Meningkatnya permintaan kedelai ini, selain disebabkan oleh semakin besarnya
jumlah konsumsi kedelai untuk bahan pangan sebagai akibat meningkatnya jumlah penduduk,
juga karena berkembangnya diversifikasi produk agroindustri yang membutuhkan bahan baku
kedelai.
Kediri merupakan daerah penghasil kedelai yang memiliki potensi dan peluang yang besar dalam
peningkatan produksi kedelai. Kediri selain penghasil kedelai juga merupakan daerah yang
memiliki banyak industri berbahan baku kedelai, misalnya industri kecap dan industri tahu.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui fluktuasi penawaran dan permintaan kedelai selama
1 tahun agar mengetahui terjadinya peningkatan (high season) dan penurunan (off season). (2)
Mengidentifikasi kapan penawaran dan permintaan berada pada kondisi berimbang
(equilibrium). (3) Mengetahui fluktuasi sisa penawaran untuk mengidentifikasi adanya excess
supply dan excess demand.
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: (1) Data sekunder diperoleh dari beberapa
instansi yaitu : Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Kediri, Biro Pusat Statistik (BPS), dan

Departemen Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan, dan Koperasi Kota Kediri. (2) Data
primer diperoleh langsung dari 2 responden untuk dijadikan sampel.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis
deskriptif kuantitatif yaitu untuk memperoleh gambaran yang lebih lengkap mengenai
permintaan dan penawaran kedelai.
Dari hasil penelitian dapat diketahui, bahwa jumlah penawaran kedelai mengalami peningkatan
(high season) pada bulan Juni yaitu sebesar 1652 kwintal. Sedangkan kondisi penurunan (off
season) jumlah penawaran terendah pada bulan Januari yaitu sebesar 57 kwintal. Jumlah
permintaan tertinggi pada bulan Juli yaitu 903.50 kwintal. Jumlah permintaan terendah pada
bulan Maret yaitu 468.70 kwintal. Kondisi excess demand terjadi pada bulan Oktober sampai
Mei karena memiliki tingkat produktivitas rendah serta kondisi alam yang kurang mendukung
untuk penanaman kedelai. Kondisi excess supply terjadi pada bulan Juni sampai September
dimana meskipun permintaan kedelai meningkat tinggi namun penawaran kedelai juga melimpah
sehingga tidak sampai terjadi kekurangan penawaran kedelai. Kondisi berimbang (equilibrium)
tidak terjadi selama periode penelitian ini, hal ini karena penawaran dan permintaan yang selalu
tidak menentu untuk setiap bulannya.
Implikasi hasil penelitian bahwa dalam kurun waktu setahun, harga eceran kedelai di pasaran
naik hingga tiga kali lipat. Tercatat pada awal 2007 harga eceran kedelai berkisar Rp. 3.500/Kg.
Tetapi, November 2007 harga eceran kedelai naik dua kali lipat menjadi Rp. 5.450/Kg. Laju
kenaikan kedelai meningkat dalam sebulan, Desember 2007 menjadi Rp. 6.950/Kg. Puncaknya

pada awal tahun 2008 harga kedelai telah menembus angka Rp 8.000 per kilogram.
Saran : (1) Produsen kedelai selalu memperhatikan permintaan pasar sehingga tidak terjadi
kondisi excess supply yang terlalu lama. (2) Produsen kecap dan tahu memproduksi sebanyakbanyaknya atau membeli kedelai yang banyak pada saat panen melimpah. (3) Pemerintah

seharusnya bisa memprediksi dan mengantisipasi kenaikan harga kedelai melalui kebijakan
peningkatan produksi kedelai dalam negeri dan sekaligus melindungi petani melalui instrumen
stabilisasi harga pascapanen dan sistem tata niaga yang sehat dan adil. (4) Pemerintahan Kediri
diharapkan mempunyai data tentang permintaan kedelai bagi industri di Kediri yang
membutuhkan bahan baku kedelai, sehingga pemerintah dapat mengetahui permintaan kedelai di
Kediri dan akan memudahkan menambah penawaran kedelai jika masih kurang.

The soybean needs at Indonesia is more increasing in a row with the increasing of soybean
demand country. The increasing of this soybean demands for food material, was caused by the
growths of population, and also by the growth of agroindustrial diversification product that needs
soybean material.
Kediri is soybean produces area that has a big potention and apportunity to increasing soybean
production. Kediri besides that soybean to increasing soybean produces, that’s also where area
has a lot of industrial based of soybean material, example soya souce industrial and tofu
industrial.
The objectives of this research are (1) To analyze the fluctuation of soybean supply and demand

for 1 year to know about the high season anf off season. (2) To indentification equilibrium, (3)
To know about the rest of the supply to indentification there are excess supply and excess
demand.
The data that’s use in this research are (1) Secondary data are obtains from some instation, that
are : Food Plant Official of Kabupaten Kediri, Statistik BPS, Kediri City Industrial, Trades,
Mines, and coorperation Departement. (2) Primary data are obtains from 2 responden that use to
be the sample.
The data analysis method are cuantitative descriptive analysis, that use to get more detail images
about soybean supply and demand.
From the research, the result show, the amount of soybean supply has high season on June that is
about 1652 kwintal. But the off season, the least supply on January that is about 57 kwintal. The
highest demands is on July that is about 903.50 kwintal. The least demand on March that is about
468.70 kwintal. Excess demand conditions on October until Mey because of the lowest
productivity and also the climate conditions that’s not supporting to plants soybean. Excess
supply condition happens on June until September when eventhough the soybean demand has a
high increasing but the soybean supplies is also harvest so there are not happens the soybean
supply deficiency. The equilibrium condition is not happen during this research period, that’s
because the supply and demand is indeterminate for every months.
Implication of research result during a year, retail price of soybean in the market increasing until
three times. Notes on early 2007 retail price of soybean around Rp.3.500/kg, on November 2007

retail price of soybean increase Rp.5.450/kg, then on December 2007 increase Rp.6.950/kg. The
top of price was on early 2008, retail price of soybean to be Rp.8.000/kg.
Suggestion: (1). Soybean producer always pay attention the market demand so that excess supply
condition was not occured too long. (2) Soybean curd producer should be produced or bought a
lot of soybean at the harvest. (3) Government sould be predicted and anticipated the increasing of
soybean price through decision of soybean produced increasing in domestic and protected the
farmers by price stabilization instrument post harvest and healthy and fair trade system. (4). The
local government of Kediri to be expected had data about soybean demand to industry party in

Kediri which was needed soybean material, so that the government able to know soybean
demand in Kediri and it would be easier to add offering soybean if it was still lack.